Anda di halaman 1dari 175

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH CUSTOMER ENGAGEMENT TERHADAP BRAND


LOYALTY PADA MEDIA SOSIAL AKOMODASI PENYEDIA LAYANAN
PARIWISATA

(Studi Kasus: Pengguna Platform Sosial Media Pariwisata di Pulau Jawa,


Indonesia)

Anggota :

Taruna Sandy P. 1806226241


Nelson Fernando 1806226600
Eki Fadhilah M.R 1806226310
Khemal Rianda 1806143983
Gagah Budi Prakasa 1806226090

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


DEPOK
2021
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan terlampir adalah murni
hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.

Materi ini belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata
ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan
menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Judul Tugas : Laporan Tugas Akhir Praktikum Riset Pemasaran: “Pengaruh


Customer Engagement terhadap Brand Loyalty pada Media Sosial
Akomodasi Penyedia Layanan Pariwisata (Studi Kasus Pengguna
Platform Sosial Media Pariwisata di Pulau Jawa, Indonesia)
Mata Kuliah : Praktikum Riset Pemasaran
Dosen : 1. Dr. Karto Adiwijaya, SE, MM
2. Imam Salehudin, SE, M.Si., Ph.D.
Tahun : 2021

Nama NPM Tanda Tangan

Khemal Rianda 1806143983

Taruna Sandy Pradhana 1806226241

Eki Fadhilah Mohammad R 1806226310

Nelson Fernando 1806226600

Gagah Budi Prakasa 1806226090

2
DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP 2

DAFTAR ISI 3

ABSTRAK 5

BAB 1
PENDAHULUAN 6
1.1. Latar Belakang 6
1.2. Rumusan Masalah 11
1.3. Pertanyaan Penelitian 12
1.4. Tujuan Penelitian 12
1.5. Manfaat Penelitian 12
1.5.1. Manfaat bagi Perusahaan 12
1.5.2. Manfaat bagi Penelitian Selanjutnya 12
1.6. Cakupan Penelitian 13
1.6.1. Responden Penelitian 13
1.6.2. Masa Waktu Penelitian 13
1.7. Sistematika Penulisan Penelitian 14

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 16
2.1. Customer Engagement dan Brand Loyalty 16
2.2. Peran Mediasi Brand Attachment 18
2.3. Peran Mediasi Customer Trust 20
2.4. Penelitian Terdahulu 20

BAB III
METODOLOGI 24
3.1. Desain Penelitian 24
3.2. Populasi dan Sampel 24
3.2.1. Populasi Penelitian 24
3.2.2. Sampel Penelitian 24
3.2.3. Ruang Lingkup Penelitian 25
3.3. Metode Pengumpulan Data 25
3.3.1. Analisis Kuesioner Awal 25
3.3.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 25
3.3.3. Analisis Deskriptif 26
3.3.4. Uji Multikolinearitas 26
3.3.5. Uji Normalitas 26
3.4. Model Penelitian 28
3.5. Operasionalisasi Variabel 30
3.6. Desain & Sistematika Kuesioner 39
3.6.1. Perkenalan 39
3.6.2. Pertanyaan Penyaring 39

3
3.6.3. Pertanyaan Inti 40
3.7. Hipotesis Penelitian 40

BAB IV 42

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 42


4.1. Pelaksanaan Penelitian 42
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Pre Test 42
4.3. Analisis Profil Responden 45
4.3.1. Usia 46
4.3.2. Jenis Kelamin 46
4.3.3. Tingkat Pendidikan 47
4.3.4. Pekerjaan 47
4.4. Analisis Perilaku Responden 47
4.4.1. Platform Pemesanan Akomodasi Pariwisata yang Digunakan 48
4.4.2 Platform Pemesanan Akomodasi Pariwisata yang Pernah Dikunjungi Media Sosialnya48
4.5. Analisis Deskriptif 48
4.5.1 Analisis Deskriptif Variabel Customer Engagement (CE) 49
4.5.2 Analisis Deskriptif Variabel Brand Attachment (BA) 50
4.5.3 Analisis Deskriptif Variabel Customer Trust (CT) 52
4.5.4 Analisis Deskriptif Variabel Brand Loyalty (BL) 52
4.6 Uji Asumsi Klasik 53
4.6.1. Uji Linearitas 53
4.6.2 Uji Normalitas 55
4.6.3. Uji Homoskedasitas 56
4.6.4. Uji Multikolinearitas 56
4.6.5 Uji Autokorelasi 57
4.7 Analisis Validitas & Reliabilitas Main Test 58
4.8 Analisis Hipotesis 60

BAB 5 64

KESIMPULAN DAN SARAN 64


5.1. Kesimpulan 64
5.2. Implikasi Manajerial 65
5.3. Keterbatasan Penelitian 66
5.4. Saran untuk Penelitian Selanjutnya 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 77

4
ABSTRAK

Customer engagement telah diakui sebagai penentu yang esensial bagi brand loyalty. Namun,
mekanisme psikologis dari customer engagement jarang sekali mendapat kajian penuh dari
peneliti, terutama di bidang sosial media pariwisata. Dengan demikian, penelitian ini mengisi
kesenjangan penelitian ini dengan mengeksplorasi bagaimana brand attachment dan
customer trust mempengaruhi hubungan brand loyalty-customer engagement pada 4 Platform
Tourism Social Media yakni Traveloka, Tiket.com, Pegipegi, dan Agoda. Data dari 100
responden di Pulau Jawa, Indonesia, mengungkapkan bahwa customer engagement tidak
berpengaruh secara langsung terhadap brand loyalty. Brand attachment dan customer trust
sepenuhnya memediasi pengaruh customer engagement terhadap brand loyalty. Penelitian ini
memperkuat penelitian terdahulu dari jurnal Li et al. (2020) yang mengeksplorasi hubungan
antara keterlibatan pelanggan, keterikatan merek, kepercayaan pelanggan, dan loyalitas
merek dalam konteks media sosial pariwisata. Peran brand attachment dan customer trust
tidak dapat diabaikan ketika meningkatkan brand loyalty melalui customer engagement.

Kata Kunci: Customer engagement, Brand attachment, Customer trust, dan Brand loyalty

5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada tahun 2020 hingga 2021, Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling
terdampak akibat munculnya pandemi COVID-19. Menurut Badan Pusat Statistik
(2021), Jumlah wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara mengalami penurunan
drastis. Terutama di kancah mancanegara yang pada januari di tahun 2020 mencapai 1,2
juta turun hingga 150 ribu pada bulan april di tahun yang sama. Hingga tahun 2021
tepatnya bulan juli, jumlah wisatawan masih berada di angka rata-rata 130 ribu. Maka
dari itu untuk membalikan keadaan, peran teknologi sangat dibutuhkan dalam bagian
strategi pariwisata kedepannya.

Kemudian, kemajuan teknologi mendorong berbagai macam pertumbuhan di berbagai


aspek kehidupan manusia. Adanya teknologi ini juga mempermudah masyarakat dalam
melakukan aktivitas ataupun mendapatkan informasi. Salah satu media yang digunakan
untuk mendapatkan informasi tersebut adalah media sosial. Belakangan ini, penggunaan
media sosial terbilang cukup meningkat. Terlihat dari banyaknya akses pengguna yang
aktif tiap harinya menggunakan media sosial tersebut. Hal ini didasari adanya kebutuhan
dari pengguna media sosial tersebut dalam mendapatkan informasi atau melakukan
aktivitas lainnya yang dapat dipermudah dengan adanya media sosial. Pengguna media
sosial di Indonesia sendiri terbilang naik secara signifikan pada 5 tahun terakhir.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, peningkatan telekomunikasi mencapai 63,53
persen terhitung pada tahun 2019. Pertumbuhan ini dilihat dari berbagai aspek seperti
pertumbuhan kepemilikan komputer dan kepemilikan akses internet dalam rumah tangga
yang mencapai angka 18,78 persen untuk kepemilikan komputer dan 73,75 persen untuk
kepemilikan akses internet dalam rumah tangga. Ketersediaan sumber daya inilah yang
membuat akses menjadi lebih mudah, sehingga mendorong terjadinya peningkatan
penggunaan media sosial seperti yang terjadi pada saat ini. Diharapkan peran teknologi
terutama sosial media ini menjadi pengaruh yang signifikan terhadap sektor pariwisata di
Indonesia, terlebih pada pulau jawa yang merupakan pulau dengan tempat wisata
terbanyak di indonesia. (Adika, Rina, & Desri, 2018)

6
Kemudian, peran teknologi juga mengakibatkan maraknya lalu lintas (traffic) pada situs
dan media sosial dari agen perjalanan online atau online travel agent (OTA). Pengertian
Online Travel Agent menurut Malla (2016) adalah agen perjalanan yang berperan
sebagai media promosi dan penjualan secara online melalui website. Website online
travel agent adalah website yang dikelola oleh OTA yang mendistribusikan dan
memfasilitasi pemesanan ke pihak penyedia usaha pariwisata. Setiap hari, setidaknya
sebelum pandemi Covid-19, jutaan wisatawan di seluruh dunia menggunakan OTA untuk
merencanakan perjalanan liburan dan bisnis.

OTA menyediakan akses ke calon wisatawan terkait lokasi dan volume destinasi wisata.
Selain itu, OTA memberikan wawasan para calon wisatawan serta alat untuk
menargetkan wisatawan, mengamankan, memproses pemesanan, berkomunikasi dengan
calon wisatawan, dan mengelola ulasan-ulasan terkait destinasi wisata maupun
akomodasi wisata yang akan digunakan. Dilansir dari similarweb.com per September
2021, situs OTA yang paling padat traffic-nya di Indonesia adalah Traveloka, Tiket.com,
Pegi-Pegi, & Agoda.

Berdasarkan data yang dirilis BPS pada tahun 2020, jumlah wisatawan nusantara usia
15-34 tahun mencapai 29,24% yang mencakup hampir seluruh jumlah wisatawan
nusantara. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkirakan pada 2030,
wisatawan domestik berusia 15-34 tahun akan mencapai 50% dari total jumlah
wisatawan domestik. Pada posisi ini, Generasi Z menjadi incaran objek wisata sebagai
konsumen.

Media sosial juga semakin kreatif dalam mengembangkan fitur. fitur ini memaksa
pengguna untuk menampilkan sesuatu. Instagram, yang pertama hanya memposting foto
diam, sedang mengembangkan aplikasinya untuk menampilkan video yang lebih
panjang, seperti IG Stories, IG TV, dan berkembang menjadi gulungan. Youtube sendiri
tidak mau kalah dengan Instagram, YouTube telah mengembangkan aplikasi video
pendek yang diberi nama short video. Whatsapp memang seperti itu, mereka bisa
menampilkan status dalam bentuk video yang bisa dinikmati oleh kontak yang tersimpan
satu sama lain. Perkembangan video change dimulai dari sebuah aplikasi dari China
bernama Tiktok, aplikasi video pendek pertama di dunia yang sangat populer di kalangan
Generasi Z.

7
Tidak jarang orang sebelum bepergian mencari informasi tentang destinasi wisatanya
melalui internet, termasuk di media sosial. Dengan banyaknya pengguna media sosial di
Indonesia, sangat memungkinkan untuk membantu perkembangan pariwisata di
Indonesia. Generasi Z, Media Sosial dan Pariwisata akan menjadi kerjasama yang baik
dan efektif dalam membangun dunia pariwisata domestik dalam menarik wisatawan
mancanegara dan wisatawan domestik.

Pertumbuhan teknologi media sosial merupakan fenomena global pada generasi saat ini
(Itani, Kassar, & Loureiro, 2019; Loureiro & Lopes, 2019). Konsumen juga secara
spontan terlibat dalam platform media sosial dan mengembangkan hubungan dengan
merek (So, King, Sparks, & Wang, 2016a). Oleh karena itu, aplikasi media sosial ini
memiliki implikasi pemasaran yang penting (Leung, Law, van Hoof, & Buhalis, 2013).
Literatur media sosial pariwisata yang mengkaji perilaku pelanggan telah mendapat
perhatian yang cukup besar (Barreda, Nusair, Wang, Okumus, & Bilgihan, 2020; Bravo,
Catalán, & Pina, 2020; Harrigan, Evers, Miles, & Daly, 2018; Mellinas & Reino , 2019).

Konsep engagement telah diterapkan di berbagai bidang, seperti pemasaran, layanan, dan
perhotelan (Itani et al., 2019; Meire, Hewett, Ballings, Kumar, & Van den Poel, 2019).
Keterlibatan pelanggan mengacu pada "koneksi pribadi pelanggan ke merek seperti yang
dimanifestasikan dalam tindakan kognitif, afektif, dan perilaku di luar situasi pembelian"
(So et al., 2014, hlm. 310-311). Keterlibatan pelanggan adalah pemicu penting yang
meningkatkan penciptaan nilai, yang merupakan strategi pemasaran penting dalam
industri pariwisata (Chathoth, Altinay, Harrington, Okumus, & Chan, 2013). Internet
memungkinkan perusahaan pariwisata untuk secara ekstensif menggunakan strategi
keterlibatan pelanggan untuk mengembangkan hubungan merek pelanggan (Aluri, Price,
& McIntyre, 2019). Misalnya, perusahaan pariwisata dapat meningkatkan interaksi
mereka dengan pelanggan dengan mendorong pelanggan untuk memilih dan berkomentar
secara online atau berbagi pengalaman pariwisata mereka di saluran media sosial
(misalnya Facebook, Twitter, dan Instagram) (Touni, Kim, Choi, & Ali, 2020).
Keterlibatan pelanggan juga meningkatkan upaya ulasan pelanggan, niat penggunaan
merek, dan kesejahteraan subjektif (Bilro, Loureiro, & Guerreiro, 2019; Prentice &
Loureiro, 2018). Namun, penelitian keterlibatan pelanggan empiris dalam domain media
sosial pariwisata relatif baru dan langka (Loureiro & Lopes, 2019).

8
Studi telah mengeksplorasi faktor-faktor yang meningkatkan (Rather, Hollebeek, &
Islam, 2019; Yen, Teng, & Tzeng, 2020) atau menghambat (Chathoth et al., 2014)
pengembangan keterlibatan pelanggan. Mengenai hasil dari keterlibatan pelanggan,
penelitian telah memperhatikan bahwa keterlibatan pelanggan secara positif
mempengaruhi loyalitas merek (Bergel, Frank, & Brock, 2019; Harrigan, Evers, Miles, &
Daly, 2017). Namun, efek langsung dari keterlibatan pelanggan pada loyalitas tidak
mendapat dukungan penuh dalam studi Steinhoff, Witt, dan Eggert (2018). Oleh karena
itu, hubungan antara keterlibatan pelanggan dan loyalitas merek masih belum jelas, dan
variabel lain perlu dieksplorasi untuk menjelaskan hubungan ini.

Keterikatan merek dan kepercayaan pelanggan merupakan faktor penting dalam


mengembangkan hubungan merek-konsumen, terutama dalam pengaturan pariwisata dan
media sosial (Filieri, Alguezaui, & McLeay, 2015; Jain, Kamboj, Kumar, & Rahman,
2018). Keterikatan merek menunjukkan kedekatan hubungan antara pelanggan dan
merek (Hwang & Lee, 2019). Dengan pesatnya pertumbuhan internet, pelanggan dapat
mengembangkan keterikatan emosional terhadap media sosial (Barreda et al., 2020).
Konsumen yang terikat secara emosional dapat mencerminkan diri mereka sendiri
melalui merek yang disukai dan menunjukkan kesadaran dan daya tanggap yang
menonjol tentang merek tersebut (Park, MacInnis, Priester, Eisingerich, & Iacobucci,
2010). Keterlibatan pelanggan meningkatkan koleksi merek diri (dimensi keterikatan
merek) (Park et al., 2010) dan ikatan emosional antara pelanggan dan penyedia layanan
(Brodie, Ilic, Juric, & Hollebeek, 2013), menyiratkan bahwa pelanggan yang terlibat
terikat ke sebuah merek. Selain itu, pelanggan dengan keterikatan emosional pada suatu
merek menunjukkan loyalitas merek yang cukup besar (Schmalz & Orth, 2012). Dengan
demikian, keterlibatan pelanggan dapat mempengaruhi loyalitas merek melalui
keterikatan merek.

Kepercayaan pelanggan mengacu pada ikatan komitmen dan pribadi antara pelanggan
dan merek (Hes & Story, 2005). Peran penting kepercayaan pelanggan di pasar
pariwisata telah menerima banyak perhatian akademis dan praktis (Brun, Rajaobelina,
Ricard, & Amiot, 2020; Agak et al., 2019). Ketika pelanggan mengalami keterlibatan
yang tinggi dengan merek, mereka mengembangkan tingkat kepercayaan pelanggan yang
tinggi (So, King, Sparks, & Wang, 2016b; Wei, Miao, & Huang, 2013). Selain itu,
kepercayaan pelanggan berpengaruh positif terhadap loyalitas merek (Huang, 2017;

9
Veloutsou, 2015). Dengan demikian, keterlibatan pelanggan dapat mempengaruhi
loyalitas merek melalui kepercayaan pelanggan.

Para peneliti telah mengeksplorasi hubungan customer engagement-mediatoroutcomes


(Bergel et al., 2019; So et al., 2016a). Namun, sepengetahuan penulis, tidak ada
penelitian yang mengeksplorasi hubungan antara keterlibatan pelanggan, keterikatan
merek, kepercayaan pelanggan, dan loyalitas dalam kerangka yang sama. Oleh karena
itu, penelitian ini terinspirasi oleh pertanyaan penelitian apakah keterikatan merek dan
kepercayaan pelanggan memediasi hubungan antara keterlibatan pelanggan dan loyalitas
merek. Untuk menjawab hal tersebut, tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengisi
kesenjangan literatur dengan mempertimbangkan efek dari keterikatan merek dan
kepercayaan pelanggan pada hubungan loyalitas merek-keterlibatan pelanggan dalam
konteks media sosial pariwisata.

Dari sudut pandang teoritis, para sarjana telah menyarankan bahwa studi masa depan
perlu memeriksa konsep keterlibatan pelanggan (Creevey, Kidney, & Mehta, 2019;
Harrigan et al., 2018), terutama untuk media sosial pariwisata. Dengan demikian,
penelitian ini menanggapi panggilan mereka dengan menyelidiki hasil keterlibatan
pelanggan, termasuk keterikatan merek, kepercayaan pelanggan, dan loyalitas merek.
Temuan ini dapat melengkapi penelitian sebelumnya (Bergel et al., 2019; So et al.,
2016b) yang telah menyelidiki proses psikologis yang mendasari bagaimana keterlibatan
pelanggan mempengaruhi loyalitas merek. Penelitian ini berkontribusi pada basis
pengetahuan yang ada dengan mengungkapkan mediator potensial lainnya dalam
hubungan antara keterlibatan pelanggan dan loyalitas merek.

Dari perspektif manajerial, kami mengusulkan kerangka kerja baru yang


mengintegrasikan faktor-faktor ini dan berusaha memahami mengapa pelanggan setia
lebih suka menggunakan media sosial tertentu. Temuan penelitian saat ini memberikan
jenis layanan informasi baru dan berfungsi sebagai referensi bagi manajer dalam
merancang platform media sosial pariwisata dan mengembangkan strategi pemasaran
untuk produk dan layanan perusahaan.

10
1.2. Rumusan Masalah
Keterlibatan pelanggan telah diakui sebagai penentu penting dari loyalitas merek.
Namun, mekanisme psikologis dari customer engagement jarang mendapat kajian penuh,
terutama di bidang media sosial pariwisata. Dengan demikian, penelitian ini mengisi
kesenjangan penelitian ini dengan mengeksplorasi bagaimana keterikatan merek dan
kepercayaan pelanggan mempengaruhi hubungan loyalitas merek-keterlibatan pelanggan.
Keterikatan merek dan kepercayaan pelanggan sepenuhnya memediasi pengaruh
keterlibatan pelanggan terhadap loyalitas merek. Secara khusus, hubungan customer
engagement-brand attachment-brand loyalty lebih dekat daripada hubungan customer
engagement-customer trust-brand loyalty.

Sepengetahuan kami, penelitian ini adalah yang pertama untuk mengeksplorasi hubungan
antara keterlibatan pelanggan, keterikatan merek, kepercayaan pelanggan, dan loyalitas
merek dalam konteks media sosial pariwisata. Peran keterikatan merek dan kepercayaan
pelanggan tidak dapat diabaikan ketika meningkatkan loyalitas merek melalui
keterlibatan pelanggan. Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana brand
engagement mempengaruhi brand loyalty pelanggan melalui media sosial pariwisata.

Dengan memperbarui desain dari penelitian terdahulu oleh M.-W. Li, et al (2020) dan
riset terkait media sosial pariwisata di Indonesia, kami melakukan penelitian kepada para
pengguna aktif sosial media Instagram yang berusia antara 18 sampai 40 tahun, berjenis
kelamin pria dan wanita, berdomisili di Pulau Jawa, dan pengguna aktif media sosial
yang dalam 3 bulan terakhir berkunjung ke sosial media pariwisata.

1.3. Pertanyaan Penelitian


1. Apakah customer engagement berpengaruh secara signifikan terhadap brand loyalty
dalam platform media sosial pariwisata bagi masyarakat di Pulau Jawa?
2. Apakah brand attachment memediasi hubungan antara customer engagement dan
brand loyalty dalam platform media sosial pariwisata bagi masyarakat di Pulau Jawa?
3. Apakah customer trust memediasi hubungan antara customer engagement dan brand
loyalty dalam platform media sosial pariwisata bagi masyarakat di Pulau Jawa?

1.4. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh customer engagement terhadap brand loyalty dalam
platform media sosial pariwisata bagi masyarakat di Pulau Jawa.

11
2. Untuk mengetahui pengaruh brand attachment yang memediasi hubungan antara
customer engagement dan brand loyalty dalam platform media sosial pariwisata bagi
masyarakat di Pulau Jawa.
3. Untuk mengetahui pengaruh customer trust yang memediasi hubungan antara
customer engagement dan brand loyalty dalam platform media sosial pariwisata bagi
masyarakat di Pulau Jawa.

1.5. Manfaat Penelitian


Berikut merupakan manfaat penelitian yang kami lakukan baik bagi perusahaan dan
penelitian selanjutnya.

1.5.1. Manfaat bagi Perusahaan


Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan perusahaan mampu mengetahui dan
memahami bagaimana customer engagement, brand loyalty, dan customer trust
mempengaruhi brand loyalty pelanggan pada platform media sosial pariwisata
dimana hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam merumuskan
strategi pemasaran perusahaan yang dapat menuntun pelanggan untuk memiliki
brand loyalty yang tinggi pada platform media sosial pariwisata.

1.5.2. Manfaat bagi Penelitian Selanjutnya


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi peneliti selanjutnya dan
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya
serta diharapkan dapat dikembangkan menjadi lebih sempurna.

12
1.6. Cakupan Penelitian
Cakupan penelitian terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1.6.1. Responden Penelitian


Berdasarkan unit analisis penelitian, Peneliti menargetkan responden yang berusia
18 tahun hingga 40 tahun (gen z & gen y) baik laki-laki ataupun perempuan
berdomisili di pulau jawa, serta menggunakan media sosial dengan mengunjungi
konten pariwisata selama tiga bulan terakhir dan familiar dengan penggunaan
online travel agency. Responden nantinya akan diminta untuk mengisi kuesioner
mengenai keterikatan, loyalitas, dan kepercayaan mereka terhadap brand pariwisata
melalui media sosialnya.

1.6.2. Masa Waktu Penelitian


Waktu penelitian akan dilakukan dalam jangka waktu empat bulan, dari bulan
September sampai Desember 2021. Pada bulan September, peneliti akan menyusun
persiapan proposal. Persiapan tersebut dilakukan dalam bentuk pengumpulan data
sekunder dan penyusunan kerangka penelitian. Lalu, kuesioner utama akan
dikeluarkan pada bulan Oktober, dan pemrosesan serta analisis hasil kuesioner
utama akan dilanjutkan pada bulan yang sama. Terakhir, pada bulan November
hingga Desember, peneliti akan menyelesaikan laporan dan menyerahkan laporan
penelitian.

Tabel 1. 1 Tabel Kegiatan Penelitian

Kegiatan September Oktober November Desember

Penyusunan proposal

Pengumpulan bahan studi literatur

Penyusunan kuisioner

Penyebaran kuisioner

Pengolahan data kuisioner

Analisis dan interpretasi hasil

13
penelitian

Pembuatan laporan akhir penelitian

1.7. Sistematika Penulisan Penelitian


Untuk memudahkan dalam melihat dan membuat pembahasan yang ada pada penelitian
secara menyeluruh, maka perlu dikemukakan sistematika yang merupakan kerangka dan
pedoman penulisan penelitian. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

1.7.1. Bagian Awal Penelitian


Bagian awal memuat halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan
dosen pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan,
halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel, halaman daftar
gambar, dan halaman daftar lampiran.

1.7.2. Bagian Utama Penelitian


Bagian Utama terbagi atas bab dan sub bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, cakupan penelitian, dan sistematika penulisan
penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab tinjauan pustaka ini meliputi: A. Landasan teori yang berisi tentang
pembahasan pengertian Brand Loyalty, Customer Engagement, Instagram Ads,
Brand Attachment, dan Customer Trust.

BAB III METODE PENELITIAN


Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang metode penelitian yang dilakukan
oleh penulis dalam melihat hubungan antara brand loyalty dengan customer
engagement di media sosial pariwisata Pulau Jawa Indonesia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini terdiri dari gambaran hasil penelitian dan analisa. Baik secara kualitatif,
kuantitatif dan statistik, dan pembahasan hasil penelitian. Supaya tersusun dengan
baik hasil dan pembahasan diklasifikasikan ke dalam :

14
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari seluruh penelitian yang telah dilakukan.

1.7.3. Bagian Akhir Penelitian


Bagian akhir dari penelitian berisi tentang daftar pustaka dan daftar lampiran.

15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Customer Engagement dan Brand Loyalty


Hollebeek pada tahun 2011 mengatakan bahwasanya teori pertukaran sosial
mengindikasikan keterlibatan konsumen yang meliputi interaksi timbal balik antara
konsumen dan merek atau brand. Keterlibatan konsumen tidak sama dengan keterlibatan
serta partisipasi konsumen, karena melibatkan interaksi dan juga pengalaman konsumen
dengan fokus pada merek (Brodie et al., 2013). Interaksi emosional ini tidak hanya
meliputi interaksi pembelian (Van Doorn et al., 2010) ataupun transaksi tradisional (Wei
et al., 2013); interaksi emosional ini juga mendorong konsumen untuk menjadi
pendukung brand.

Dalam studi pariwisata atau tourisme, peneliti memposisikan keterlibatan pelanggan


menjadi variabel multidimensi (Harrigan et al., 2017), Meskipun begitu, variabel
multidimensi tidak menawarkan keterlibatan pelanggan yang konsisten dan bagaimana
hal tersebut harus diukur (Hollebeek, 2011; Zhang, Gordon, Buhalis, & Ding, 2018).
Menurut So et al pada tahun 2014, absorpsi, interaksi, perhatian, dan identifikasi
merupakan lima sub dimensi customer engagement dalam domain pariwisata. Harrigan
pada tahun 2017 mengusulkan skala keterlibatan pelanggan yang hemat dengan tiga
dimensi, yaitu, identification, absorption, dan interaction. Identifikasi berfokus pada
sejauh mana konsumen merasakan kepemilikan mereka terhadap suatu brand.
Penyerapan atau absorption mengacu pada kondisi yang menyenangkan bahwa
pelanggan dengan sukarela berfokus untuk terlibat dengan brand. Interaksi menunjukkan
bahwa pelanggan berpartisipasi dalam aktivitas brand baik online maupun offline serta
menghubungkan konsumen lain di luar transaksi pembelian.

Dalam studi ini, peneliti juga mengadopsi konseptualisasi Harrigan et al. (2017), yang
artinya dari dimensi-dimensi ini, Keterlibatan konsumen pada penelitian ini
menunjukkan tingginya frekuensi transaksi antara konsumen dengan media sosial brand
pariwisata yang bersangkutan sehingga meningkatkan afektif pelanggan (identification),
kognitif (absorption), dan investasi perilaku (interaction) terhadap merek atau brand.

Brand Loyalty menunjukkan bahwa konsumen memiliki sikap positif terhadap merek
tertentu dan cenderung untuk secara teratur membeli merek ini (Fullerton, 2003). Brand
Loyalty juga sangat penting untuk keberhasilan dan pencapaian strategi pemasaran dan

16
penelitian terkait (Chaudhuri & Holbrook, 2001). Brand Loyalty memiliki komponen
perilaku dan sikap (Jacoby & Kyner, 1973). Loyalitas perilaku mengacu pada pembelian
merek secara berulang.

Loyalitas sikap berarti bahwa sikap konsumen terhadap suatu merek lebih disukai
(Cossío-Silva, Revilla-Camacho, Vega-Vázquez, & Palacios-Florencio, 2015).
Konsumen dengan loyalitas sikap yang tinggi cenderung merekomendasikan merek ini
kepada orang lain atau teman.

Dibandingkan dengan pelanggan dengan tingkat loyalitas yang rendah, pelanggan yang
setia memiliki hubungan yang kuat dengan merek dan menunjukkan kecenderungan
menunjukkan pengulangan purchase behaviours (Kandampully, Zhang, & Bilgihan,
2015; erić & Praničevi, 2018). Selanjutnya, mereka menjadi advokator dan duta merek.
Loyalitas merek juga penting dalam meningkatkan pangsa pasar dan keberlanjutan
perusahaan dalam industri pariwisata (Yoo & Bai, 2012). Oleh karena itu, banyak
pemasar merencanakan dan menerapkan program loyalitas untuk mendapatkan
pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama mereka. Meningkatkan loyalitas
merek pelanggan sangat penting untuk pengembangan dan keberlanjutan merek
perusahaan.

Penelitian sebelumnya telah difokuskan pada pengaruh keterlibatan pelanggan pada


loyalitas merek. Konsumen yang memiliki keterlibatan tinggi dalam komunitas merek
media sosial cenderung mempersepsikan loyalitas merek yang kuat (Brodie et al., 2013).
Jadi dkk. (2016a) membuktikan bahwa pelanggan yang terlibat setia pada merek
pariwisata. Seperti yang dikemukakan oleh Dwivedi (2015), konsumen dengan tingkat
keterlibatan yang tinggi memperoleh loyalitas merek pariwisata yang cukup besar. Saat
ini, keterlibatan pelanggan adalah pendorong positif loyalitas merek (Harrigan et al.,
2017). Studi-studi tersebut di atas telah mengeksplorasi hubungan customer
engagement-brand loyalty (Harrigan et al., 2017; So et al., 2016a) atau menggunakan
desain kualitatif (Brodie et al., 2013). Dibandingkan dengan penelitian kami, Dwivedi
(2015) mengadopsi dimensi keterlibatan pelanggan yang berbeda. Platform media sosial
pariwisata memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan perjalanan dan
meningkatkan nilai bersama antara pelanggan dan pemasar (Dewnarain, Ramkissoon, &
Mavondo, 2019).

17
Oleh karena itu, memahami apakah konsumen yang terlibat dengan merek media sosial
pariwisata cenderung memiliki tingkat loyalitas merek yang tinggi sangat penting.
Namun, sepengetahuan kami, hanya satu studi kuantitatif (Harrigan et al., 2017) yang
meneliti hubungan loyalitas merek-keterlibatan pelanggan dalam domain media sosial
pariwisata, menunjukkan bahwa studi masa depan dapat mengeksplorasi hubungan
semacam itu di negara lain.

2.2. Peran Mediasi Brand Attachment


Keterikatan merek (brand attachment), yang di dalamnya terdiri dari koneksi merek-diri
seseorang (brand-self connection) dan keunggulan merek (brand prominence) (Park et
al., 2010), memiliki arti bahwa pelanggan terikat pada suatu produk atau merek secara
emosional (Jahn, Gaus, & Kiessling, 2012) dan memainkan peran penting dalam
membangun hubungan antara merek dan pelanggan (Loureiro, Sarmento, & Le Bellego,
2017; Veloutsou, 2015). Koneksi merek-diri seseorang menunjukkan bahwa seseorang
menghubungkan suatu merek secara kognitif dan emosional (Escalas & Bettman, 2003).
Keunggulan merek adalah intensitas ikatan antara merek dan pelanggan (Park et al.,
2010). pelanggan mengembangkan keterikatan emosional dengan objek di industri
pariwisata, seperti agen pariwisata dan pemimpin tur (Yen, Chen, Cheng, & Teng, 2018).
Dengan kata lain, pelanggan dapat membentuk keterikatan pada merek di media sosial
ini. Namun keterikatan merek melalui media sosial kurang mendapat perhatian (Wang,
Yeh, Yen, & Sandoya, 2016), terutama mengenai brand media sosial pariwisata. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini, keterikatan merek berarti bahwa pelanggan secara
psikologis terikat pada merek media sosial dalam pariwisata.

Studi sebelumnya telah meneliti mekanisme psikologis mengenai apakah keterlibatan


pelanggan (customer engagement) mempengaruhi loyalitas (loyalty). Misalnya, Bergel et
al. (2019) meneliti peran sikap afektif dalam hubungan antara keterlibatan pelanggan dan
loyalitas. Mereka menemukan bahwa sikap afektif memediasi hubungan
loyalitas-keterlibatan pelanggan dalam beberapa sampel (misalnya pelanggan jaringan
hotel dan pengunjung taman hutan nasional). Jadi Bergel et al. (2016b) menemukan
bahwa keterlibatan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas merek melalui kualitas
hubungan merek dengan merek layanan ritel. Jahn dan Kunz (2014) melaporkan bahwa
keterikatan merek memediasi hubungan antara keterlibatan pelanggan (yaitu partisipasi
pelanggan) dan loyalitas merek dalam sampel halaman penggemar Facebook. Oleh

18
karena itu, penelitian sebelumnya belum mencapai kesimpulan tentang mekanisme
keterlibatan pelanggan mempengaruhi loyalitas merek.

Keterlibatan pelanggan bertujuan untuk membangun ikatan emosional antara penyedia


layanan dan pelanggan dapat mengubah pelanggan menjadi pendukung bagi penjual
(Sashi, 2012). Pelanggan yang terlibat dalam komunitas merek online mengembangkan
ikatan emosional yang kuat dengan merek (Brodie et al., 2013; Hollebeek, Glynn, &
Brodie, 2014). Keterlibatan pelanggan meningkatkan koleksi ikatan antara merek dengan
diri sendiri (yaitu dimensi keterikatan merek) (Harrigan et al., 2018; Park et al., 2010).
Dengan demikian, temuan yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa pelanggan yang
terlibat dalam komunitas media sosial online cenderung mengembangkan hubungan
mental dengan merek/komunitas. Artinya, keterlibatan pelanggan meningkatkan
keterikatan merek (brand attachment).

Teori keterikatan emosional (emotional attachment) mengungkapkan bahwa keterikatan


emosional pada objek tertentu dapat mempengaruhi cara orang berinteraksi dengan objek
tersebut (Belaid & Behi, 2011). Seseorang dengan keterikatan yang kuat pada suatu
objek akan mengembangkan ingatan yang lebih positif terhadap objek tersebut daripada
orang dengan keterikatan emosional yang lemah (Collins, 1996). Keterikatan merek yang
tinggi menghasilkan pengalaman konsumsi yang menyenangkan, yang akibatnya
mendorong evaluasi merek (brand evaluation) yang positif (Belaid & Behi, 2011) dan
memotivasi untuk membangun ikatan merek (Mikulincer, Hirschberger, Nachmias, &
Gillath, 2001). Kenangan dan partisipasi positif membangkitkan sikap positif konsumen
terhadap merek. Oleh karena itu, keterikatan merek berkontribusi pada peningkatan
komitmen perilaku, yang merupakan indikator loyalitas merek (Levy & Hino, 2016).
Oleh karena itu, keterikatan merek mengintensifkan loyalitas merek (Jahn & Kunz,
2014).

Dengan demikian, keterlibatan pelanggan meningkatkan keterikatan merek dan dengan


demikian memperkuat loyalitas merek (brand loyalty). Selain itu, peran mediasi
keterikatan merek telah dibuktikan dalam penelitian sebelumnya (Li, Lu, Bogicevic, &
Bujisic, 2019; Zhang, Zhou, Su, & Zhou, 2013).

19
2.3. Peran Mediasi Customer Trust
Customer Trust memiliki peran yang esensial di dalam mendorong ikatan antara
penyedia jasa dengan customer. Hasil dari trust customer secara konstan akan
berkomitmen menjaga hubungan dengan brand (So et al., 2016). Customer dengan
kepercayaan yang tinggi akan terus membangun hubungan yang kuat dengan perusahaan.
Social Exchange Theory menjelaskan bahwa customers lebih senang dalam berinteraksi
dengan prosedur jasa yang sudah mereka percayai (Cheng, Chen, Yen, & Teng, 2017).

Customer Engagement menambah hubungan timbal balik yang positif diantara customer
dan penyedia jasa, dimana menambah hubungan kepercayaan mereka (Sashi, 2012).
Customer Engagement dapat meningkatkan customer trust (Brodie et al, 2013).
Customer dengan engagement yang tinggi cenderung untuk mempertahankan ikatan
kepercayaan dengan penjual (Vivek, Beatty, & Morgan, 2012). Oleh karena itu, customer
engagement secara positif meningkatkan customer trust (So et al, 2014). Artinya,
Customer yang terlibat dengan media sosial pariwisata memiliki kecenderungan yang
tinggi untuk membangun hubungan kepercayaan dengan media sosial pariwisata.

Peneliti sudah mengeksplorasi hubungan antara customer trust dengan brand loyalty.
Veloutsou (2015) menjelaskan bahwa customer trust secara positif dapat meningkatkan
brand loyalty. Huang (2017) juga menjelaskan bahwa customer yang percaya terhadap
brand cenderung untuk membangun brand loyalty yang lebih tinggi. Customer Trust
secara positif terasosiasi dengan loyalty (Palacios-Florencio, del Junco,
Castellanos-Verdugo, & Rosa-Díaz, 2018). Jadi, melalui temuan diatas dapat diketahui
bahwa customer trust memperkuat brand loyalty. Oleh karena itu, customer engagement
meningkatkan customer trust dan pada akhirnya akan meningkatkan brand loyalty. Selain
itu, dampak mediasi dari customer trust terhadap hubungan hasil customer-brands telah
dibuktikan (Huang, 2017; Palacios-Florencio et al., 2018).

2.4. Penelitian Terdahulu


Berikut merupakan ringkasan dari hasil penelitian terdahulu terkait relationship between
brand loyalty and customer engagement.

20
Tabel 2.1: Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Konteks Variable Hasil Penelitian

Ming-Way Lia, Brand loyalty, Hasilnya


Hubungan antara
Hsiu-Yu Teng, dan customer menunjukan bahwa
brand loyalty dengan
Chien-Yu Chena engagement, brand bahwa customer
customer engagement
(2020) attachment, dan engagement tidak
di media sosial
customer trust berpengaruh
pariwisata : peran
terhadap brand
brand attachment dan
loyalty. brand
customer trust
attachment dan
(taiwan)
customer trust
sepenuhnya
memediasi pengaruh
customer
engagement
terhadap brand
loyalty.

Goetz Greve (2014) Efek moderasi dari Brand Image, Untuk hubungan
keterlibatan Brand Loyalty, antara motif
pelanggan terhadap Engagement keterlibatan dan
hubungan brand Activity, aktivitas keterlibatan
image - brand loyalty Engagement serta antara aktivitas
Motives keterlibatan dan
loyalitas merek,
hipotesis 2 dan 3
didukung. Namun,
pengaruh citra merek
terhadap aktivitas
keterlibatan tidak
signifikan.
Sebaliknya,

21
pengaruh citra merek
pada loyalitas merek
didukung serta efek
interaksi negatif dari
aktivitas keterlibatan
pada citra merek -
hubungan loyalitas
merek.

Ruixia Chen, Zhimin Dampak dari Destination Brand Temuan


Zhou, Ge Zhan, Nan destinasi brand Authenticity, menunjukkan bahwa
Zhou (2020) authenticity dan Destination Brand destinasi brand
destinasi brand Self-Congruence, authenticity dan
self-congruence Destination Brand destinasi brand
terhadap loyalitas Engagement self-congruence
turis: Peran mediasi secara positif
dari destinasi brand mempengaruhi
engagement destinasi brand
engagement, niat
mengunjungi
kembali, dan niat
rekomendasi dan
bahwa destinasi
brand engagement
memediasi
hubungan ini.
Destinasi Brand
Authenticity secara
langsung
mempengaruhi niat
rekomendasi tetapi
secara tidak
langsung

22
mempengaruhi niat
kunjungan kembali.
Kesesuaian diri
merek destinasi
memiliki efek
langsung pada niat
berkunjung kembali
tetapi berpengaruh
tidak langsung pada
niat rekomendasi.

Kevin Kam Fung Memahami Behavioral Loyalty Hasilnya


Soa, Wei Wei, dan keterlibatan dan Customer menunjukkan bahwa
Drew Martinc (2020) pelanggan dan Engagement customer
aktivitas media sosial Activities engagement
dalam pariwisata activities
(USA) berhubungan
signifikan dengan
behavioral loyalty
dan hubungan
antara customer
engagement
activities yang tinggi
tidak signifikan
terhadap aktivitas
pelanggan di media
sosial. Sebaliknya,
signifikan terhadap
kegiatan offline
tradisional.

23
BAB III
METODOLOGI

3.1. Desain Penelitian


Menurut Silaen (2018:23), Desain penelitian adalah desain mengenai keseluruhan proses
yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini,
pengambilan data menggunakan single cross-sectional karena penelitian terdiri dari
pengumpulan informasi mengenai sampel dari elemen populasi yang hanya satu kali.
Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan non-probability sampling dimana
peneliti mengambil sampel tidak dipilih secara acak. Unsur populasi yang terpilih
menjadi sampel disebabkan karena kebetulan atau faktor lain yang sudah direncanakan
oleh peneliti. Kemudian, untuk metode yang digunakan adalah purposive sampling yang
dimana sampling dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk
memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi Penelitian


Cooper dan Schindler (2013) mendefinisikan populasi sebagai orang, peristiwa,
atau catatan yang berisi informasi yang dibutuhkan peneliti dan mampu menjawab
pertanyaan pengukuran. Populasi target survei ini adalah seseorang yang telah
menggunakan setidaknya satu platform pemesanan akomodasi wisata dan telah
mengakses media sosial dari platform reservasi akomodasi wisata tersebut di
Indonesia.

3.2.2. Sampel Penelitian


Cooper dan Schindler (2013) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi
target yang dipilih dengan cermat untuk mewakili populasi. Penelitian ini diambil
sampelnya dengan menggunakan teknik pengambilan sampel non-probability
sampling, yaitu teknik yang tidak memberikan semua anggota populasi kesempatan
yang sama untuk menjadi responden, dengan metode purposive-judgment
sampling sesuai kriteria informasi yang diperlukan.

Sampel penelitian ini adalah seseorang yang telah menggunakan setidaknya satu
platform pemesanan akomodasi wisata dan telah mengakses media sosial dari

24
platform reservasi akomodasi wisata tersebut di Indonesia. Sampel yang diambil
adalah 100 responden.

3.2.3. Ruang Lingkup Penelitian

a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seseorang yang telah menggunakan setidaknya
satu platform pemesanan akomodasi wisata dan telah mengakses media
sosial dari platform reservasi akomodasi wisata tersebut di Indonesia.
Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk mengisi
kuesioner yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu customer
engagement, brand attachment, customer trust, dan brand loyalty.

b. Cakupan Geografis
Berdasarkan pada sampel yang akan diamati dalam penelitian, cakupan
geografis pengumpulan data penelitian hanya terbatas di dalam Pulau Jawa.
Penelitian ini berfokus untuk merepresentasikan wilayah di Pulau Jawa
karena untuk membatasi jumlah sampling.

3.3. Metode Pengumpulan Data

3.3.1. Analisis Kuesioner Awal


Peneliti melakukan wording test dari pertanyaan kuesioner kepada seluruh lima
orang responden untuk menanyakan apakah mereka mengerti atau tidak terhadap
pertanyaan penelitian. Berbagai masukan dan kritik terhadap pertanyaan penelitian
pada kuesioner akan diterima dan menjadi masukan dalam kuesioner baru yang
peneliti buat selanjutnya.

3.3.2. Uji Validitas dan Reliabilitas


Pre Test Pre-test telah dilakukan kepada 30 orang untuk kuesioner yang peneliti
siapkan untuk mengetahui kelayakan kuesioner penelitian sebelum disebarkan pada
main-test dengan software SPSS. Peneliti menggunakan software SPSS untuk
melakukan uji validitas dan reliabilitas. Software SPSS sesuai digunakan pada
penelitian ini karena variabel independen berhubungan dengan ilmu sosial dan
perilaku. Indikator yang peneliti gunakan untuk melihat validitas dari item
pertanyaan adalah skewness dan kurtosis value dengan nilai kurang dari 2 untuk
menguji apakah data memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan indikator

25
reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha dengan nilai diatas 0.6 untuk
menyatakan bahwa variabel alat yang digunakan dapat dipercaya.

3.3.3. Analisis Deskriptif


Dalam penelitian akan dilakukan statistik deskriptif terhadap data penelitian dan
responden. Deskripsi data penelitian terdiri dari deskripsi variabel dan indikator.
Kemudian, deskripsi data responden meliputi usia, jenis kelamin, domisili,
pendapatan per bulan, pengeluaran per bulan, pengguna media sosial, intensitas
wisata dalam satu tahun, intensitas menggunakan platform tourism, tujuan wisata,
hal yang diperhatikan dalam berwisata, dan kendala yang dihadapi dalam
berwisata.

3.3.4. Uji Multikolinearitas


Menurut Hair et al. (2019), multikolinearitas terjadi apabila indikator yang terlibat
lebih dari dua. Uji ini dapat membuktikan adanya problematika dari sudut pandang
metodologi dan interpretasi. Hal ini dikarenakan adanya kolinearitas dapat
meningkatkan standard errors sehingga mengakibatkan weight menjadi salah ketika
diestimasi dan arahnya dapat menjadi terbalik. Oleh karena itu, tingkat kolinearitas
yang tinggi antara indikator formatif merupakan masalah krusial karena dapat
berdampak pada estimasi weight dan signifikansi statistiknya. Untuk melihat
bahwa tidak adanya hubungan antara independent variables, berdasarkan Hair et
al. (2019), sebuah konstruk tidak dinyatakan terdapat multikolinearitas apabila
angka toleransi berada di atas 0.10 nilai VIF berada di bawah 10. Sehingga
semakin kecil angka yang didapatkan maka akan semakin baik.

3.3.5. Uji Normalitas


Mooi dan Sarstedt (2014) menjelaskan bahwa uji normalitas dapat dilakukan
dengan melakukan tes Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk dengan
membandingkan data dan distribusi normal dengan mean dan standar deviasi yang
sama pada sampel penelitian. Kedua pengujian digunakan untuk menunjukkan
apakah hipotesis nol dari data berdistribusi normal harus ditolak atau tidak. Sebuah
data dapat dinyatakan berdistribusi normal apabila memiliki signifikansi > 0.05.

26
1. Analisis Model Pengukuran
Menurut J.F.F.Hair et al. (2019), model pengukuran dapat menunjukkan
seberapa baik item yang diukur merepresentasikan sebuah konstruk. Model
ini terdiri atas tiga analisis yakni analisis validitas, analisis reliabilitas, dan
analisis kecocokan.

Dalam analisis validitas, peneliti dapat melihat seberapa akurat sebuah


indikator dalam mengukur variabel yang dilakukan dengan mengacu pada
nilai SLF dan t-value. Nilai validitas dikatakan baik apabila menunjukkan
angka ≥ 0.50 (SLF) dan ≥ 1.645 (t-value). Kemudian, uji validitas ini terbagi
menjadi dua, yaitu validitas konvergen dan validitas diskriminan. Sedangkan,
validitas konvergen merupakan alat ukur yang terbagi dengan proporsi
varians tinggi dan berkorelasi secara positif dengan tahapan-tahapan
alternatif dari konstruk yang sama (J. F. F. Hair et al., 2019).

Selanjutnya, validitas diskriminan adalah indikator dalam pengukuran


konstruk variabel dengan melihat seberapa jauh berbeda dengan konstruk
lain. Cara mengukurnya dengan melihat nilai outer loadings indikator suatu
variabel harus lebih besar daripada variabel lainnya (Hair et.al, 2019).

Kemudian, menurut Wijayanto (2015) pengujian reliabilitas dalam SEM


dilakukan dengan memeriksa nilai Composite Reliability (CR) dan nilai
Variance Extracted (VE). Untuk menguji apakah suatu konstruk tersebut
dinyatakan reliabel atau tidak apabila memiliki nilai CR ≥ 0.70 dan VE ≥ 50.

Mulaik et. al (2019) mengatakan jika uji kecocokan model menggunakan


tingkat kecocokan Goodness-of-Fit index (GoF) merupakan suatu tolak ukur
kecocokan antara model dengan data penelitian. Terdapat tiga kelompok
utama ukuran GoF, yakni Absolute Fit Measures dengan kriteria nilai GFI
≥0.90 DAN rmsea ≥ 0.08. Kedua, Incremental Fit Measures, dengan kriteria
nilai NNFI, AGFI, RFI, CFI, dan IFI ≥ 0.90. Ketiga, Parsimonious Fit
Measures yang mempertimbangkan fit relative terhadap kompleksitas (J.F.F.
Hair et al; 2019).

27
2. Analisis Model Struktural
Hubungan antar konstruk diukur dan diuji menggunakan analisis model
struktural. Terdapat dua jenis pengujian dalam model struktural, yakni
menguji kecocokan keseluruhan model yang dilakukan dengan mengamati
nilai-nilai ukuran GoF. Jika nilai-nilai tersebut dikategorikan sebagai good fit
atau marginal fit, maka menandakan telah memenuhi kriteria kecocokan.

Kedua yaitu uji hubungan kausal dengan nilai R² dan t-value. Analisis
hubungan sebab akibat dilakukan dengan meliat t-value dari suatu hubungan
antar variabel laten. Hipotesis dapat diterima apabila memiliki t-value ≥ 1.645
atau ≥ -1.645, sehingga bersifat satu arah (one tail). Selain itu, analisis juga
bisa menggunakan evaluasi R² (Koefisien Determinasi) yang menunjukan
seberapa besar variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh kombinasi
variabel independennya.

3. Uji Mediasi
Variabel mediasi adalah variabel yang mengakibatkan timbulnya mediasi
antara variabel dependen dan variabel independen (Baron & Kenny, 1986).
Menurut J. F. F. Hair et al. (2019), efek mediasi terjadi ketika variabel
mediator ketiga mengintervensi antara dua konstruksi terkait lainnya. Pada
korelasi ini, perubahan dalam konstruk eksogen menyebabkan perubahan
dalam variabel mediator yang akan menghasilkan perubahan juga pada
konstruk endogen. Sehingga, variabel mediator mengatur hubungan antara dua
konstruksi. Dalam menguji multiple mediation, konstruksi eksogen
menggunakan pengaruhnya melalui lebih dari satu variabel mediasi.

3.4. Model Penelitian


Alur model penelitian ini dipilih peneliti untuk menanggapi penelitian sebelumnya dalam
menyelidiki pengaruh customer engagement pada brand loyalty terhadap media sosial
pariwisata yang dimana customer engagement meningkatkan brand loyalty (Brodie et al.,
2013). Untuk meningkatkan brand loyalty pada perusahaan media sosial pariwisata,
hanya mempertimbangkan customer engagement saja tidak cukup. Penting untuk
membangun hubungan yang lebih dalam antara pelanggan dan merek serta memperkuat
brand attachment dan customer trust terhadap merek (Levy., 2014). Brand attachment
dan customer trust tidak dapat diabaikan saat menjelaskan bahwa customer engagement

28
mempengaruhi brand loyalty. Beberapa temuan sebelumnya menunjukkan bahwa brand
attachment dan customer trust sepenuhnya memediasi bagaimana customer engagement
terhubung dengan brand loyalty. Oleh karena itu, brand attachment dan customer trust
dapat diperlakukan sebagai jembatan yang menghubungkan hubungan antara customer
engagement dan brand loyalty dalam media sosial pariwisata (Huang, 2017; Li et al.,
2020; Palacios-Florencio dkk., 2018; Zhang et al., 2013).

(Diagram 3.1: Model Penelitian)

(Sumber: Jurnal Li et al., 2020)

Model penelitian pada penelitian ini merupakan model yang diadopsi dari artikel jurnal
acuan utama yakni oleh Li et al. (2020) yang berjudul “Unlocking the customer
engagement-brand loyalty relationship in tourism social media: The roles of brand
attachment and customer trust” di Taiwan. Penelitian ini memperbarui desain penelitian
dari Li et al. (2020). Saat ini, media sosial telah menjadi platform yang paling banyak
melibatkan konsumen utama (Harrigan et al., 2017). Maskapai penerbangan dan hotel
merupakan kategori utama dalam pengalaman perjalanan (So et al., 2016a). Misalnya,
pengguna akan mengunjungi TripAdvisor untuk mendapatkan informasi perjalanan yang
relevan (Bilro et al., 2019). Situs lokal seperti Traveloka juga merupakan platform
pariwisata media sosial yang kian populer. Traveloka menjadi platform yang
menyalurkan informasi dan peringkat perjalanan yang relevan kepada wisatawan. Oleh
karena itu, popularitas platform ini dikaitkan dengan kemampuan pelanggan untuk

29
meninjau, berkomentar, berbagi, dan bahkan menunjukkan kepuasan pada platform ini,
yang kemudian muncul di hasil mesin pencari.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis H1 bagaimana pengaruh Customer


Engagement terhadap Brand Loyalty di ekuitas merek yang dimediasi oleh H2 Hubungan
antara keterlibatan pelanggan (customer engagement) dan loyalitas merek (brand loyalty)
dimediasi oleh keterikatan merek (brand attachment) dan H3. Hubungan antara
keterlibatan pelanggan (customer engagement) dan loyalitas merek (brand loyalty)
dimediasi oleh kepercayaan pelanggan.

3.5. Operasionalisasi Variabel


Partisipan selaku pengisi kuisioner akan dipaparkan beberapa pertanyaan kuesioner inti
sebanyak 28 item. Pertanyaan terbentuk dari variabel mediasi dan variabel dependen
yang ada pada model penelitian. Variabel diadopsi dari jurnal acuan (Li et al., 2020).
Responden diberikan pilihan untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner berskala likert
satu sampai tujuh. Skala likert sendiri adalah metode skala bipolar yang mengukur baik
tanggapan positif maupun negatif terhadap suatu pernyataan. Tabel 3.1 menunjukkan
operasional kuesioner peneliti.

(Tabel 3.1: Operasionalisasi Variabel)

Variable (s) Definitions Kode Bunyi Item Scales

Customer Customer CE 1 Ketika Skala likert


Engagement Engagement seseorang (1-7)
mencakup mengkritik
interaksi timbal platform
balik antara pemesanan
pelanggan dan akomodasi
merek pariwisata ini,
(Hollebeek, rasanya seperti
2011). penghinaan
pribadi.

CE 2 Ketika saya
berbicara

30
tentang
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata ini,
saya biasanya
menyatakan
dengan 'kami'
daripada
'mereka'.

CE 3 Ketika
seseorang
memuji
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata ini,
rasanya seperti
pujian pribadi.

CE 4 Saya sangat
tertarik dengan
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata ini.

CE 5 Saya merasa
senang dengan
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata ini.

31
CE 6 Segala sesuatu
yang
berhubungan
dengan platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata ini
menarik
perhatian saya.

CE 7 Ketika saya
berinteraksi
dengan platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata, saya
melupakan
hal-hal lain di
sekitar saya.

CE 8 Dalam interaksi
saya dengan
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata, saya
menikmatinya.

CE 9 Secara umum,
saya suka
terlibat dalam
sebuah diskusi
komunitas
platform

32
pemesanan
akomodasi
pariwisata.

CE 10 Saya adalah
seseorang yang
senang
berinteraksi
dengan orang
lain yang
berpikiran sama
di komunitas
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata.

CE 11 Saya sering
mengikuti
kegiatan
komunitas
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata.

Brand Brand BA 1 Sejauh mana Skala likert


Attachment Attachment platform (1-7)
mencakup pemesanan
keterikatan akomodasi
pelanggan pada pariwisata yang
suatu produk anda minati itu
atau merek berarti buat
secara anda?

33
emosional BA 2 Sejauh mana
(Jahn, Gaus, & anda merasa
Kiessling, 2012) terhubung
secara pribadi
dengan platform
penyedia
akomodasi
pariwisata
tersebut?

BA 3 Sejauh mana
anda merasa
terikat secara
emosional
dengan platform
penyedia
akomodasi
pariwisata
tersebut?

BA 4 Sejauh mana
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata ini
menjadi bagian
dari anda?

BA 5 Seberapa sering
pikiran dan
perasaan anda
terhadap
platform
pemesanan

34
akomodasi
pariwisata ini
otomatis
muncul sendiri
di benak anda?

BA 6 Seberapa sering
pikiran dan
perasaan anda
terhadap
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata ini
muncul di
benak anda
secara alami
dan instan?

BA 7 Seberapa sering
pikiran dan
perasaan anda
terhadap
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata ini
muncul di
benak anda
secara alami
dan instan
sehingga anda
tidak memiliki
banyak kendali

35
terhadapnya?

BA 8 Sejauh mana
kata platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata
tersebut secara
otomatis
membangkitkan
banyak pikiran
baik tentang
masa lalu, masa
kini, dan masa
depan?

BA 9 Sejauh mana
Anda memiliki
banyak
pemikiran
tentang
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata
tersebut?

Customer Trust Kepercayaan CT 1 Saya percaya Skala likert


pelanggan bahwa platform (1-7)
mengacu pada pemesanan
ikatan akomodasi
komitmen dan pariwisata
pribadi antara tersebut
pelanggan dan memperhatikan

36
merek (Hes & minat saya.
Story, 2005).
CT 2 Saya merasa
bahwa platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata
tersebut dapat
dipercaya.

CT 3 Saya memiliki
keyakinan
terhadap produk
dan layanan
platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata
tersebut.

CT 4 Saya merasa
bahwa platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata
tersebut
memiliki
kemampuan
untuk
menyediakan
produk dan
layanan yang
baik.

37
Brand Loyalty Brand Loyalty BL 1 Saya akan Skala likert
menunjukkan mengatakan (1-7)
bahwa hal-hal positif
konsumen tentang
memiliki sikap platform
positif terhadap pemesanan
merek tertentu akomodasi
dan cenderung pariwisata ini
untuk secara kepada orang
teratur membeli lain.
merek ini
BL 2 Saya akan
(Fullerton,
merekomendasi
2003).
kan platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata ini
kepada
seseorang yang
meminta saran
ke saya.

BL 3 Saya akan
mendorong
teman dan
kerabat untuk
berbisnis
dengan platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata ini.

BL 4 Saya akan
melakukan

38
lebih banyak
kegiatan bisnis
dengan platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata ini
dalam beberapa
tahun ke depan.

.
3.6. Desain & Sistematika Kuesioner

3.6.1. Perkenalan
Bagian pertama dari kuesioner penelitian merupakan perkenalan. Pada bagian ini,
peneliti memperkenalan diri, memaparkan penjelasan secara singkat mengenai
penelitian, tujuan diadakannya penelitian ini, dan ucapan terima kasih kepada
responden yang bersedia untuk berpartisipasi.

3.6.2. Pertanyaan Penyaring


Pada bagian kedua kuesioner, peneliti akan mengajukan pertanyaan penyaring atau
screening question untuk melabeli apakah responden merupakan responden yang
sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh penelitian. Langkah ini bertujuan untuk
menghindari responden yang tidak sesuai kriteria penelitian. Pertanyaan dikotomi
digunakan sebagai pertanyaan penyaring dengan pilihan jawaban “ya” atau “tidak”.
Adapun yang menjadi pertanyaan penyaring pada penelitian ini, diantaranya:

1. Saya menyatakan secara sukarela untuk menjadi responden kuesioner ini


2. Apakah Anda berusia antara 18 - 40 tahun?
3. Jenis kelamin
4. Apakah Anda berdomisili di Pulau Jawa, Indonesia?
5. Apakah Anda menggunakan media sosial dalam 3 bulan terakhir?
6. Apakah kamu pernah berkunjung ke salah satu akun media sosial dari salah
satu platform tourism selama 3 bulan terakhir (traveloka)?

39
3.6.3. Pertanyaan Inti
Pertanyaan inti akan diajukan oleh peneliti pada bagian akhir kuesioner. Beberapa
pertanyaan yang diajukan terkait dengan variabel-variabel yang diteliti dalam
penelitian sekarang. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan replikasi
dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ming-Way Lia, Hsiu-Yu Teng,
Chien-Yu Chena (2020). Peneliti melakukan sedikit modifikasi pertanyaan yang
disesuaikan dengan objek penelitian. Terdapat empat variabel yang kami gunakan,
yaitu Customer Engagement, Brand Attachment, Customer Trust, dan Brand
Loyalty. Adapun pada bagian ini terdiri dari 7 indikator pertanyaan. Indikator
pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 7 dimana 1 sangat
tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 cukup tidak setuju, 4 Netral, 5 cukup setuju, 6 setuju,
7 Sangat setuju.

3.7. Hipotesis Penelitian

H1. Pelanggan yang terlibat (engaged) setia (loyal) kepada brand media sosial
pariwisata.

Praktisi mendefinisikan Customer Engagement dari perspektif organisasi sebagai


aktivitas yang memfasilitasi "interaksi berulang yang memperkuat investasi emosional,
psikologis atau fisik yang dimiliki pelanggan dalam suatu merek" (Sedley 2010, p. 7).
Customer Engagement meliputi interaksi timbal balik antara pelanggan dan merek
(Hollebeek, 2011). Pelanggan yang terhubung secara terikat dengan media sosial
pariwisata secara tidak langsung menghubungkan kognitif dan emosional konsumen
terhadap objek industri pariwisata.
Brand Loyalty melihat bahwa adanya sikap positif yang dimiliki konsumen terhadap
merek tertentu dan cenderung untuk secara teratur membeli merek ini (Fullerton, 2003).
Brand Loyalty sangat penting untuk keberhasilan dan pencapaian strategi pemasaran dan
penelitian terkait (Chaudhuri & Holbrook, 2001).

H2. Hubungan antara keterlibatan pelanggan (customer engagement) dan loyalitas


merek (brand loyalty) dimediasi oleh keterikatan merek (brand attachment).

Brand Attachment menjadi perantara antara customer engagement dengan brand loyalty
yang mempengaruhi kuat lemahnya hubungan antara keduanya. Brand Attachment
membuktikan kedekatan hubungan antara pelanggan dan merek (Hwang & Lee, 2019).

40
Pelanggan dapat meningkatkan ketertarikan emosional terhadap media sosial dengan
pesatnya pertumbuhan internet (Barreda et al., 2020).

H3. Hubungan antara keterlibatan pelanggan (customer engagement) dan loyalitas


merek (brand loyalty) dimediasi oleh kepercayaan pelanggan (customer trust).

Kepercayaan pelanggan (Customer Trust) mempengaruhi kuat lemahnya hubungan


antara keterlibatan pelanggan dengan loyalitas merek. Customer Trust mengarah kepada
ikatan pribadi dan komitmen antara merek dan pelanggan (Hes & Story, 2005). Customer
Trust memiliki peran penting di pasar pariwisata dan telah menerima banyak perhatian
akademis dan praktisi (Brun, Rajaobelina, Ricard, & Amiot, 2020; Agak et al., 2019).

41
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Penelitian


Terkait dengan pelaksanaan penelitiannya sendiri dilakukan dalam dua tahapan, yang
dimana dilakukan secara berurutan, yaitu pada tahap pre-test dan pada tahap main-test.
Pada tahap pre-test adalah tahapan awal dari pelaksanaan penelitian dengan memastikan
bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini telah akurat, valid, dan reliabel.
Pre-test juga dilaksanakan untuk memastikan bahwa tidak ada pertanyaan-pertanyaan di
dalam kuesioner yang tidak sesuai dengan tujuan dari penelitian ini ataupun sulit untuk
dipahami oleh responden. Dalam penelitian ini, tahap pre-test dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner online secara langsung kepada 30 orang responden yang
merupakan penduduk domisili pulau jawa di Indonesia yang dimana merupakan
mahasiswa yang memiliki rentang usia 18-40 tahun, dan menggunakan media sosial
dalam 3 bulan terakhir (Instagram, Twitter, Facebook, dll) serta pernah berkunjung ke
salah satu akun media sosial dari salah satu platform pemesanan akomodasi pariwisata
selama tiga bulan terakhir.

Pengisian kuesioner dilakukan dengan menggunakan Google Form yang berisikan


pertanyaan beserta pilihan jawaban yang telah tersedia. Pelaksanaan pre-test ditujukan
untuk menguji variabel yang digunakan pada penelitian dan untuk mengeliminasi
permasalahan yang mungkin timbul di dalam kuesioner penelitian. Setelah data
terkumpul, data-data tersebut kemudian diolah dengan software SPSS untuk dilakukan
uji validitas dan reliabilitas dari setiap item pertanyaan yang ada.

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Pre Test


Peneliti memperbaiki kuesioner sesudah tahap wording test yang dimana peneliti
menerima masukan dari beberapa responden. Lalu berikutnya peneliti melakukan uji
validitas dan reliabilitas untuk setiap indikator yang terdapat pada kuesioner dengan
menggunakan software SPSS 26. Pada kuesioner penelitian, peneliti telah memberikan
pertanyaan penyaring di awal kuesioner untuk memastikan bahwa responden yang
mengisi kuesioner sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

42
Pada uji validitas, Peneliti menggunakan software SPSS 23. Disini peneliti menganalisis
nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan signifikansi Bartlett's Test of Sphericity. Peneliti
memastikan setiap variabel memiliki nilai KMO lebih dari atau sama dengan 0.5 dan
Bartlett's Test of Sphericity kurang dari atau sama dengan 0.05 (Malhotra et al, 2012).
Menurut hasil uji validitas pada tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa setiap item pada
masing-masing variabel memiliki tingkat validitas serta memenuhi standar validitas yang
baik.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pre-test

Variable Indikator KMO Bartlett’s Factor Validitas


Test Sig. Leading

Customer CE 1 0.742 0.000 0.702 VALID


Engagement

CE 2 0.848 VALID

CE 3 0.691 VALID

CE 4 0.768 VALID

CE 5 0.655 VALID

CE 6 0.830 VALID

CE 7 0.697 VALID

CE 8 0.822 VALID

CE 9 0.724 VALID

CE 10 0.697 VALID

CE 11 0.738 VALID

Brand Attachment BA 1 0.826 0.000 0.845 VALID

BA 2 0.829 VALID

BA 3 0.827 VALID

43
BA 4 0.876 VALID

BA 5 0.817 VALID

BA 6 0.892 VALID

BA 7 0.814 VALID

BA 8 0.631 VALID

BA 9 0.785 VALID

Customer Trust CT 1 0.755 0.000 0.791 VALID

CT 2 0.747 VALID

CT 3 0.928 VALID

CT 4 0.673 VALID

Brand Loyalty BL 1 0.670 0.000 0.656 VALID

BL 2 0.614 VALID

BL 3 0.685 VALID

BL 4 0.732 VALID

Berikutnya pada pengujian reliabilitas pre-test, Peneliti juga menggunakan software SPSS 23.
Peneliti mengidentifikasi nilai Cronbach’s Alpha yang nilai variabelnya diatas 0.6 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel tersebut reliabel. Tabel 4.1 menunjukan bahwa keempat variabel
laten memiliki nilai Cronbach Alpha diatas 0.60 sehingga variabel pada penelitian ini dapat
dikatakan reliabel.
Tabel 4.2 Hasil Uji Realibilitas Data Pre-Test

Variabel Laten Cronbach's Alpha Reliabilitas

Customer Engagement 0.873 RELIABLE

44
Brand Attachment 0.918 RELIABLE

Customer Trust 0.855 RELIABLE

Brand Loyalty 0.788 RELIABLE

Sumber : Hasil olahan data penelitian dengan SPSS

4.3. Analisis Profil Responden


Dalam bagian ini, peneliti akan menyajikan dan membahas mengenai profil responden
yang telah ikut berpartisipasi dalam mengisi pertanyaan kuesioner yang telah peneliti
berikan. Jumlah responden yang mengisi kuesioner yang dibagikan peneliti sendiri
berjumlah 103 orang. Namun yang memenuhi syarat berjumlah 100 orang. Di mana
profil responden dibagi dalam beberapa kategori, meliputi jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan. Berikut ini adalah profil responden dalam penelitian ini yang
disajikan dalam bentuk tabel dan diagram yang berisi pengelompokkan, jumlah per
kelompok, dan persentase per kelompok.

Tabel 4.3 Profil Responden

Kategori Kelompok Jumlah Persentase

Usia 18-20 tahun 20 20%

21-25 tahun 67 67%

26-30 tahun 6 6%

31-35 tahun 5 5%

36-40 tahun 2 2%

Jenis Kelamin Perempuan 50 50%

Laki-laki 50 50%

Pendidikan SLTA Sederajat 16 16%

D3 8 8%

45
S1 74 74%

S2 2 2%

Pekerjaan Mahasiswa 80 80%

Karyawan 11 11%

Wiraswasta 6 6%

Ibu Rumah Tangga 2 2%

Freelance 1 1%

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

4.3.1. Usia
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, usia responden
dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yakni 18 hingga 20 tahun, 21 hingga 25
tahun, 26 hingga 30 tahun, 31 hingga 35 tahun, dan 36 hingga 40 tahun.
Gambar diatas menunjukkan bahwa kelompok usia 18 hingga 20 tahun memiliki
jumlah responden 20 (20%) responden. Kelompok usia 21 hingga 25 tahun
memiliki jumlah responden 67 (67%), kelompok usia 26 hingga 30 tahun
memiliki jumlah responden 6 (6%), kelompok usia 31 hingga 35 tahun memiliki
jumlah responden 5 (5%), dan kelompok 36 hingga 40 tahun memiliki jumlah
responden 2 (2%).

4.3.2. Jenis Kelamin


Berdasarkan data yang telah peneliti kumpulkan, jenis kelamin responden
dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perempuan dan laki-laki.
Gambar diatas menunjukkan bahwa kelompok perempuan memiliki jumlah
responden 50%, sedangkan kelompok laki-laki memiliki jumlah responden
50%.

46
4.3.3. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, tingkat pendidikan
responden dikelompokkan menjadi lima kelompok, yakni SMA/SMK/SLTA
Sederajat, D1, D3, S1, dan S2. Dimana mayoritas responden memiliki tingkat
pendidikan S1 dengan 74 responden (74%). Kelompok SMA/SMK/SLTA
Sederajat memiliki jumlah responden 16 (16%). Kelompok D3 memiliki jumlah
responden 8 (8%), kelompok S2 memiliki jumlah responden 2 (2%), dan
terakhir responden tidak ada yang berpendidikan D1.

4.3.4. Pekerjaan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, jenis pekerjaan
responden dikelompokkan menjadi lima kelompok. Yakni Mahasiswa,
Karyawan, Wiraswasta, Ibu rumah tangga, dan freelance. Dimana mayoritas
responden masih berstatus mahasiswa dengan 80 responden (80%). Kelompok
karyawan memiliki jumlah responden 11 (11%), Kelompok wiraswasta
memiliki jumlah responden 6 (6%), Kelompok ibu rumah tangga memiliki
jumlah responden 2 (2%), dan terakhir kelompok freelance memiliki jumlah
responden 1 (1%).

4.4. Analisis Perilaku Responden


Pada bagian ini, kami menyajikan dan membahas perilaku responden yang turut
berpartisipasi dalam penelitian yang telah dibuat oleh peneliti. Total jumlah responden
yang mengisi kuesioner penelitian ini yakni 103 orang, namun yang memenuhi syarat
berjumlah 100 orang. Perilaku responden ditinjau berdasarkan dua kategori utama, yaitu
platform pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan dan platform pemesanan
akomodasi pariwisata yang pernah dikunjungi media sosialnya.
Tabel 4.4 Analisis Perilaku Responden

Nama Platform Travel Jumlah Persentase


Agent

Traveloka 93 93%

Tiket.com 60 60%

Agoda 16 16%

47
Pegi-pegi 22 22%

Travelio 3 3%

Booking.com 2 2%

4.4.1. Platform Pemesanan Akomodasi Pariwisata yang Digunakan


Berdasarkan data diatas, responden dapat mengisi lebih dari satu mengenai opsi
platform pemesanan akomodasi pariwisata yang mereka gunakan. Mayoritas
responden sendiri menggunakan brand Traveloka sebagai platform pemesanan
akomodasi pariwisata yang berjumlah 93 responden (93%). Brand Tiket.com
digunakan oleh 11 (11%) responden, brand Agoda digunakan oleh 16 (16%)
responden, brand Pegipegi digunakan oleh 22 (22%) responden, brand Travelio
digunakan oleh 3 (3%) responden, dan brand Booking.com digunakan oleh 2
(2%) responden.

4.4.2 Platform Pemesanan Akomodasi Pariwisata yang Pernah Dikunjungi


Media Sosialnya
Berdasarkan data diatas, responden dapat mengisi lebih dari satu mengenai opsi
platform pemesanan akomodasi pariwisata yang mereka gunakan. Mayoritas
responden sendiri mengunjungi media sosial brand Traveloka sebagai platform
pemesanan akomodasi pariwisata yang berjumlah 80 responden (80%). Media
sosial brand Tiket.com pernah dikunjungi oleh 47 (47%) responden, Media
sosial brand Agoda pernah dikunjungi oleh 9 (9%) responden, Media sosial
brand Pegipegi pernah dikunjungi oleh 5 (5%) responden, Media sosial brand
Booking.com pernah dikunjungi oleh 1(1%) responden, dan terakhir tiga
responden tidak pernah mengunjungi media sosial dari brand platform
pemesanan akomodasi pariwisata.

4.5. Analisis Deskriptif


Statistik deskriptif adalah cara mengumpulkan, meringkas, dan menyajikan data untuk
memberikan informasi yang berguna dan mengatur data dalam format yang siap untuk
dianalisis. Analisis statistik deskriptif ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
(penjelasan) atas jawaban yang diterima dari responden. Statistik deskriptif

48
menggambarkan berbagai karakteristik data seperti mean (mean), mean keseluruhan
(overall average), minimum, dan maksimum.

4.5.1 Analisis Deskriptif Variabel Customer Engagement (CE)

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel CE

Nilai Nilai
Jumlah Nilai Terkecil
Indikator Terbesar Mean Rata-Rata
Responden (Minimum)
(Maksimum) Total

CE1 100 1 7 4.35 4.81

CE2 100 1 7 4.44

CE3 100 1 7 4.44

CE4 100 1 7 5.66

CE5 100 1 7 5.86

CE6 100 1 7 5.35

CE7 100 1 7 4.91

CE8 100 1 7 5.48

CE9 100 1 7 4.19

CE10 100 1 7 4.18

CE11 100 1 7 4.14

(sumber: Hasil Olahan Peneliti Menggunakan Software SPSS)

Meninjau hasil analisis deskriptif yang dilakukan pada variabel Customer


Engagement, diketahui bahwa 100 responden memiliki nilai rata-rata total sebesar
4.81. Secara lebih lanjut dijelaskan bahwa angka 1 merupakan nilai terkecil pada item
CE1, CE2, CE3, CE4, CE5, CE6, CE7, CE8, CE9, CE10, & CE11. Pada item CE1
yang meneliti pengaruh kritik seseorang terhadap suatu merek akan mempengaruhi
interaksi timbal balik antara pelanggan dan merek memiliki nilai rata-rata sebesar
4.35. Kemudian pada item CE2 yang meneliti preferensi responden terkait
menggantikan subjek ‘mereka’ menjadi ‘kami’ ketika berbicara mengenai platform
pemesanan akomodasi memiliki nilai rata-rata sebesar 4.44. Pada item CE3 yang
meneliti terkait perasaan responden yang menganggap pujian kepada platform
penyedia akomodasi pariwisata seperti pujian pada pribadi responden memiliki nilai
rata-rata sebesar 4.44. Item CE4 yang meneliti ketertarikan responden dengan

49
platform pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan memiliki nilai rata-rata
5.66. Pada item CE5 yang meneliti apakah responden senang dengan platform
pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan memiliki nilai rata-rata sebesar
5.86. Lalu, pada item CE6 yang meneliti sesuatu yang berhubungan dengan platform
pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan responden menarik perhatian
responden memiliki rata-rata sebesar 5.35. Pada item CE7 yang meneliti tentang
ketika responden berinteraksi dengan platform pemesanan akomodasi pariwisata,
responden melupakan hal-hal lain di sekitar responden memiliki rata-rata sebesar
4.91. Pada item CE8 yang meneliti tentang seberapa menikmatinya responden ketika
responden berinteraksi dengan platform pemesanan akomodasi pariwisata memiliki
rata-rata sebesar 5.48. Pada item CE9 yang meneliti tentang seberapa sukanya
responden ketika terlibat dalam sebuah diskusi komunitas platform pemesanan
akomodasi pariwisata memiliki rata-rata sebesar 4.19. Pada item CE10 yang meneliti
tentang seberapa senang responden berinteraksi dengan orang lain yang berpikiran
sama di komunitas platform pemesanan akomodasi pariwisata. memiliki rata-rata
sebesar 4.18. Terakhir, pada item CE11 yang meneliti tentang seberapa sering
responden mengikuti kegiatan komunitas platform pemesanan akomodasi pariwisata.
memiliki rata-rata sebesar 4.14.

4.5.2 Analisis Deskriptif Variabel Brand Attachment (BA)

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel BA

Nilai Nilai
Jumlah Nilai Terkecil
Indikator Terbesar Mean Rata-Rata
Responden (Minimum)
(Maksimum) Total

BA1 100 1 7 5.22 4.81

BA2 100 1 7 5.15

BA3 100 1 7 4.67

BA4 100 1 7 5.12

BA5 100 1 7 4.68

BA6 100 1 7 4.55

BA7 100 1 7 4.52

BA8 100 1 7 4.75

50
BA9 100 1 7 4.65

(sumber: Hasil Olahan Peneliti Menggunakan Software SPSS)

Meninjau hasil analisis deskriptif yang dilakukan pada variabel Brand Attachment,
diketahui bahwa 100 responden memiliki nilai rata-rata total sebesar 4.81. Secara
lebih lanjut dijelaskan bahwa angka 1 merupakan nilai terkecil dan 7 merupakan nilai
terbesar pada item BA1, BA2, BA3, BA4, BA5, BA6, BA7, BA8, & BA9. Pada item
BA1 yang meneliti sejauh mana platform pemesanan akomodasi pariwisata yang
responden minati itu berarti buat responden tersebut memiliki nilai rata-rata sebesar
5.22. Pada item BA2 yang meneliti sejauh mana responden merasa terhubung secara
pribadi dengan platform pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan memiliki
nilai rata-rata sebesar 5.15. Pada item BA3 yang meneliti sejauh mana responden
merasa terikat secara emosional dengan platform penyedia akomodasi pariwisata yang
digunakan memiliki nilai rata-rata sebesar 4.67. Pada item BA4 yang meneliti sejauh
mana platform pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan responden menjadi
bagian dari responden memiliki nilai rata-rata sebesar 5.12. Pada item BA5 yang
meneliti seberapa sering pikiran dan perasaan responden terhadap platform
pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan responden otomatis muncul sendiri
di benak responden memiliki nilai rata-rata sebesar 4.68. Pada item BA6 yang
meneliti seberapa sering pikiran dan perasaan responden terhadap platform
pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan responden muncul di benak
responden secara alami dan instan memiliki nilai rata-rata sebesar 4.55. Pada item
BA7 yang meneliti seberapa sering pikiran dan perasaan responden terhadap platform
pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan responden muncul di benak
responden secara alami dan instan sehingga responden tidak memiliki banyak kendali
terhadapnya memiliki nilai rata-rata sebesar 4.52. Pada item BA8 yang meneliti
sejauh mana kata platform pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan
responden secara otomatis membangkitkan banyak pikiran baik tentang masa lalu,
masa kini, dan masa depan memiliki nilai rata-rata sebesar 4.75. Terakhir, pada item
BA9 meneliti sejauh mana responden memiliki banyak pemikiran tentang platform
pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan responden memiliki nilai rata-rata
sebesar 4.65.

51
4.5.3 Analisis Deskriptif Variabel Customer Trust (CT)

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel CT

Nilai Nilai
Jumlah Nilai Terkecil
Indikator Terbesar Mean Rata-Rata
Responden (Minimum)
(Maksimum) Total

CT1 100 1 7 5.7 5.66

CT2 100 1 7 5.68

CT3 100 1 7 5.61

CT4 100 1 7 5.66

(sumber: Hasil Olahan Peneliti Menggunakan Software SPSS)

Meninjau hasil analisis deskriptif yang dilakukan pada variabel Customer Trust,
diketahui bahwa 100 responden memiliki nilai rata-rata total sebesar 5.66. Secara
lebih lanjut dijelaskan bahwa angka 1 merupakan nilai terkecil dan 7 merupakan nilai
terbesar pada item CT1, CT2, CT3, & CT4. Pada item CT1 yang meneliti seberapa
percaya responden bahwa platform pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan
responden memperhatikan minat responden memiliki nilai rata-rata sebesar 5.7. Lalu,
pada item CT2 yang meneliti seberapa besar responden merasa bahwa platform
pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan responden dapat dipercaya
memiliki nilai rata-rata sebesar 5.68. Kemudian, pada item CT3 yang meneliti
seberapa besar keyakinan responden terhadap produk dan layanan platform
pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan responden memiliki nilai rata-rata
sebesar 5.61. Terakhir, pada item CT4 yang meneliti seberapa besar responden merasa
bahwa platform pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan responden
memiliki kemampuan untuk menyediakan produk dan layanan yang baik memiliki
nilai rata-rata sebesar 5.66.

4.5.4 Analisis Deskriptif Variabel Brand Loyalty (BL)

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Variabel BL

Nilai Nilai
Jumlah Nilai Terkecil
Indikator Terbesar Mean Rata-Rata
Responden (Minimum)
(Maksimum) Total

52
BL1 100 1 7 5.49 5.28

BL2 100 1 7 5.53

BL3 100 1 7 5.11

BL4 100 1 7 5.02

(sumber: Hasil Olahan Peneliti Menggunakan Software SPSS)

Meninjau hasil analisis deskriptif yang dilakukan pada variabel Brand Loyalty,
diketahui bahwa 100 responden memiliki nilai rata-rata total sebesar 5.28. Secara
lebih lanjut dijelaskan bahwa angka 1 merupakan nilai terkecil dan 7 merupakan nilai
terbesar pada item BL1, BL2, BL3, & BL4. Pada item BL1 yang meneliti seberapa
besar responden akan mengatakan hal-hal positif tentang platform pemesanan
akomodasi pariwisata yang digunakan responden kepada orang lain memiliki nilai
rata-rata sebesar 5.49. Lalu, pada item BL2 yang meneliti seberapa besar responden
akan merekomendasikan platform pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan
responden kepada seseorang yang meminta saran ke responden tersebut memiliki nilai
rata-rata sebesar 5.53. Kemudian, pada item BL3 yang meneliti seberapa besar
responden akan mendorong teman dan kerabat responden untuk berbisnis dengan
platform pemesanan akomodasi pariwisata yang digunakan responden memiliki nilai
rata-rata sebesar 5.11. Terakhir, pada item BL4 yang meneliti seberapa besar
responden akan melakukan lebih banyak kegiatan bisnis dengan platform pemesanan
akomodasi pariwisata yang digunakan responden dalam beberapa tahun ke depan
memiliki nilai rata-rata sebesar 5.02.

4.6 Uji Asumsi Klasik

4.6.1. Uji Linearitas


Pengujian Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah di antara independent
variable dan dependent variable memiliki hubungan linear yang signifikan atau
tidak. Adanya hubungan yang baik dapat ditunjukan dengan hubungan yang linear
antar variabel. Apabila nilai deviation from linearity significant lebih dari 0,05
maka terdapat hubungan yang linear secara signifikan antara independent variable
dengan dependent variable.

53
A. Customer Engagement
Pada variabel Customer Engagement diketahui bahwa nilai deviation from linearity
significant kurang dari 0,05, maka terdapat hubungan yang linear secara signifikan
antara variabel Customer Engagement dengan Brand Loyalty pada media sosial
pariwisata di Indonesia

B. Brand Attachment
Pada variabel Brand Attachment diketahui bahwa nilai deviation from linearity
significant kurang dari 0,05, maka terdapat hubungan yang linear secara signifikan
antara variabel Brand Attachment dengan Brand Loyalty pada media sosial pariwisata
di Indonesia

54
C. Customer Trust
Pada variabel Customer Trust diketahui bahwa nilai deviation from linearity
significant kurang dari 0,05, maka terdapat hubungan yang linear secara signifikan
antara variabel Customer Trust dengan Brand Loyalty pada media sosial pariwisata di
Indonesia

4.6.2 Uji Normalitas


Pengujian Normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data terdistribusi
secara normal. Dalam melakukan uji normalitas, peneliti menggunakan one
sample Kolmogorov-Smirnov yang dimana apabila hasil uji menunjukan nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Hasil analisis
menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,121 yang berarti bahwa data
penelitian ini terdistribusi normal.

55
4.6.3. Uji Homoskedasitas
Pengujian Homoskedasitas digunakan dalam menguji error dalam model
statistik untuk melihat apakah varians atau keragaman dari error terpengaruh
oleh faktor lain atau tidak. Dalam hal ini, peneliti menggunakan tabel
coefficients untuk mengetahui apakah terjadi gejala heteroskedasitas dalam
model regresi atau tidak. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka
tidak terjadi gejala heteroskedasitas dalam model regresi. Hasil analisis
menunjukan bahwa nilai signifikansi menunjukan nilai 0,158 pada Brand Trust
dan 0,450 pada Customer Trust yang berarti tidak terjadi gejala
heteroskedasitas dalam model regresi pada penelitian ini. Namun, nilai
signifikansi pada Customer Trust menunjukan nilai 0.036 dan Brand
Attachment 0.002 sehingga syarat tidak terpenuhi sehingga menunjukan
terdapat gejala pada heteroskedasitas

4.6.4. Uji Multikolinearitas


Uji Multikolinearitas adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel atau tidak
dalam model regresi. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilakukan dengan
melihat Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor. Apabila nilai Tolerance
lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas dalam regresi.
Kemudian, apabila diketahui nilai Variance Inflation Factor kurang dari 10,00,

56
maka artinya tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi. Hasil analisis
menunjukan bahwa nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai Variance Inflation
Factor kurang dari 10 yang menunjukan bahwa dalam model penelitian ini
tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel.

4.6.5 Uji Autokorelasi


Pengujian Autokolerasi bertujuan untuk melihat apakah terjadi kolerasi antara
suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Dalam hal ini, peneliti
menggunakan Durbin Watson sebagai indikator untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1).
Apabila d (durbin watson) lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka
hipotesis akan ditolak yang berarti terdapat autokolerasi. Berdasarkan hasil
analisis yang sudah dilakukan, diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1.98 yang

dimana nilai Durbin-Watson akan menjadi nilai d.

Selanjutnya dilakukan perbandingan antara nilai d dengan nilai batas bawah (dl)
dan batas atas (du) yang diperoleh melalui Durbin Watson Statistic :
Significance Point For dl and du AT 0,05 Level of Significance dengan
menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 100 (n) dan jumlah variabel

57
independen 1 (k=1), maka diperoleh nilai batas atas (du) sebesar 1.74. Merujuk
pada dasar pengambilan keputusan pada uji autokolerasi du < d < 4 - du, maka
nilai d 1.98 lebih besar dari batas atas (du) 1.74 dan kurang dari 4 - 1.81 (du)
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi baik positif
maupun negatif.

4.7 Analisis Validitas & Reliabilitas Main Test


Dari pengujian validitas data main test yang telah kami lakukan, kami menggunakan nilai
KMO (Kayser Meyer Olkin) dengan nilai signifikansi Bartlett’s Test of Sphericity dan
factor leading sebagai indikator penilaian. Sebagai indikator penilaian. Apabila variabel
yang diuji memiliki nilai KMO (Kayser Meyer Olkin) dan factor leading lebih besar atau
sama dengan 0.5 dan nilai signifikansi Bartlett nya kurang dari 0.05, maka variabel
tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya, apabila nilai KMO (Kayser Meyer Olkin) dan
factor leading lebih kecil dari 0.5 dan nilai signifikansi Bartlett nya kurang dari 0.05,
maka variabel tersebut dinyatakan tidak valid.

Tabel 4.7.1 Hasil Uji Validitas Main Test

Variable Indikator KMO Bartlett’s Factor Validitas


Test Sig. Leading

Customer CE 1 0.848 0.000 0.814 VALID


Engagement

CE 2 0.838 VALID

CE 3 0.868 VALID

CE 4 0.817 VALID

CE 5 0.731 VALID

CE 6 0.915 VALID

CE 7 0.916 VALID

CE 8 0.882 VALID

58
CE 9 0.837 VALID

CE 10 0.845 VALID

CE 11 0.823 VALID

Brand Attachment BA 1 0.909 0.000 0.899 VALID

BA 2 0.935 VALID

BA 3 0.923 VALID

BA 4 0.925 VALID

BA 5 0.887 VALID

BA 6 0.908 VALID

BA 7 0.936 VALID

BA 8 0.892 VALID

BA 9 0.887 VALID

Customer Trust CT 1 0.785 0.000 0.855 VALID

CT 2 0.835 VALID

CT 3 0.733 VALID

CT 4 0.768 VALID

Brand Loyalty BL 1 0.686 0.000 0.821 VALID

BL 2 0.821 VALID

BL 3 0.632 VALID

BL 4 0.630 VALID

Sumber : Hasil olahan data penelitian dengan SPSS

59
Kemudian, pada pengujian reliabilitas yang telah kami lakukan dengan menggunakan
Cronbach’s Alpha sebagai indikator penilaian. Apabila variabel yang diuji memiliki nilai
Cronbach’s Alpha ≥ 0.6, maka variabel tersebut reliable. Sedangkan, jika nilai Cronbach
Alpha lebih kecil dari 0.6, maka menunjukkan bahwa variabel yang diuji tidak reliable.

Tabel 4.7.2 Hasil Uji Validitas Main Test

Variabel Laten Cronbach's Alpha Reliabilitas

Customer Engagement 0.888 RELIABLE

Brand Attachment 0.933 RELIABLE

Customer Trust 0.821 RELIABLE

Brand Loyalty 0.794 RELIABLE

Sumber : Hasil olahan data penelitian dengan SPSS

4.8 Analisis Hipotesis


Tabel dibawah ini menunjukkan rangkuman hasil pengujian hipotesis dan perbedaaan
dengan hasil uji hipotesis yang dilakukan dalam jurnal acuan dari Li et al. (2020)

Tabel 4.8.1 Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis Pernyataan Hipotesis Sig T-value Hasil Hasil Penelitian


value Penelitian Ini Li et al. (2020)
Mendukung/ Mendukung/
Menolak Menolak
Hipotesis Hipotesis

H1 Pelanggan yang terlibat 0,506 -0,667 Menolak Menolak


setia kepada brand
media sosial pariwisata.

H2 Hubungan antara 0,000 5.401 Mendukung Mendukung


Customer Engagement
dan brand loyalty

60
dimediasi oleh brand
attachment.

H3 Hubungan antara 0,000 4.050 Mendukung Mendukung


Customer Engagement
dan Brand Loyalty
dimediasi oleh
Customer Trust.

H1: Pelanggan yang terlibat setia kepada brand media sosial pariwisata.

Berdasarkan tabel uji hipotesis 4.8.1, dapat dilihat hasil analisis regresi berganda yang
dilakukan peneliti pada variabel mediasi Customer Engagement (CE) memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,506 yang menandakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari CE
sebagai variabel independen dengan variabel dan Brand Loyalty (BL) sebagai variabel
dependennya. Hal ini berarti hubungan antara Customer Engagement dan Brand Loyalty tidak
berpengaruh secara langsung. Kemudian, angka konstan dari Unstandardized Coefficient
sebesar 16.056 yang memiliki arti bahwa jika tidak ada Customer Engagement (CE) maka
nilai konsisten Brand Loyalty (BL) adalah sebesar 16.056.

Dalam penelitian sebelumnya dari Pedeliento et al (2016), menyatakan bahwa Customer


Engagement tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Loyalty. Dengan demikian
variabel customer engagement ini tidak dapat secara langsung memperkuat brand loyalty.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh (Afifah et al, 2020) dan (Thakur, 2016)
menunjukkan hasil dimana customer engagement tidak berpengaruh signifikan terhadap
brand loyalty. Hal ini diperkuat juga dengan pengaruh langsung dari customer engagement
terhadap brand loyalty tidak terbukti penuh dalam penelitian ini. Oleh karena itu, diperlukan
variabel lain untuk memperkuat hubungan antara customer engagement dan brand loyalty
(Steinhoff et al, 2018).

61
H2: Hubungan antara Customer Engagement dan Brand Loyalty dimediasi oleh Brand
Attachment.

Berdasarkan tabel uji hipotesis 4.8.1, dapat dilihat hasil analisis regresi berganda yang
dilakukan peneliti pada variabel mediasi Brand Attachment (BA) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0.000 yang menandakan terdapat pengaruh yang signifikan dari BA sebagai variabel
mediasi yang mempengaruhi hubungan antara CE dan BL. Hal ini berarti hubungan antara
Customer Engagement dan Brand Loyalty yang dimediasi Brand Attachment berkorelasi
positif secara tidak langsung. Kemudian, angka konstan dari Unstandardized Coefficient
sebesar 6.242 yang memiliki arti bahwa jika tidak ada Customer Engagement (CE) maka nilai
konsisten Brand Loyalty (BL) adalah sebesar 6.242. Selain itu, angka koefisien regresi dari
Brand Attachment (BA) bernilai 0.179 yang berarti setiap penambahan 1% tingkat Brand
Attachment (BA), maka Brand Loyalty (BL) akan meningkat sebesar 0.179. Dikarenakan
nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif secara tidak langsung antara Customer Engagement dan Brand Loyalty yang
dimediasi oleh Brand Attachment.

Dalam penelitian sebelumnya dari Pedeliento et al (2016), menyatakan bahwa Brand


Attachment berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty. Dengan demikian variabel brand
attachment ini dapat memperkuat brand loyalty. Selain itu, variabel mediasi dari brand
attachment telah dibuktikan dalam penelitian sebelumnya (Li et al, 2020). Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh (Afifah et al, 2020) dan (Thakur, 2016) menunjukkan hasil
dimana customer engagement berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty. Disisi lain,
pengaruh langsung dari customer engagement terhadap brand loyalty tidak terbukti penuh
dalam penelitian ini. Oleh karena itu, diperlukan variabel lain untuk memperkuat hubungan
antara customer engagement dan brand loyalty (Steinhoff et al, 2018).

Pada kasus penelitian dari Teguh et al (2021) terhadap traveloka dengan variabel yang sama
menunjukkan bahwa Customer Engagement berkorelasi positif dan signifikan terhadap Brand
Attachment, yang berarti jika pelanggan Traveloka berpersepsi bahwa upaya Traveloka
melibatkan pelanggan di sosial media mampu meningkatkan keterikatan merek Traveloka.
Dengan adanya hubungan tidak langsung maka dapat disimpulkan bahwa brand attachment
memediasi hubungan antara pengaruh customer engagement dan brand loyalty.

62
H3: Hubungan antara Customer Engagement dan Brand Loyalty dimediasi oleh
Customer Trust.

Dengan meninjau hasil analisis regresi berganda yang dilakukan peneliti pada variabel
Customer Trust (CT), diketahui bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti
lebih kecil dari probabilitas 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara
Customer Engagement (CE) dan Brand Loyalty (BL) yang dimediasi oleh Customer Trust
(CT) berkorelasi positif secara tidak langsung. Selain itu, angka konstan dari Unstandardized
Coefficients sebesar 6.242 yang berarti jika tidak terdapat Customer Engagement (CE) maka
nilai konsisten Brand Loyalty (BL) sebesar 6.242. Kemudian, angka koefisien regresi dari
Customer Trust (CT) memiliki nilai 0.359 yang berarti setiap penambahan 1% tingkat
Customer Trust (CT) maka Brand Loyalty (BL) akan meningkat sebesar 0.359. Oleh karena
itu, karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat hubungan yang positif secara tidak langsung antara Customer Engagement
(CE) dan Brand Loyalty (BL) yang dimediasi oleh Customer Trust (CT).

Dalam mendorong ikatan antar merek dan pelanggan Customer Trust memiliki peran yang
sangat penting. Kepercayaan pelanggan yang tinggi cenderung dapat mengembangkan
hubungan yang kuat, pelanggan cenderung akan melakukan interaksi dengan merk yang
dipercayai oleh pelanggan (Cheng et al, 2017). Kemudian, dalam penelitian lain dilakukan
eksplorasi hubungan antara Customer Engagement, Brand Attachment, Customer Trust, dan
Brand Loyalty dalam kerangka yang sama. Melalui penelitian tersebut dapat diketahui bahwa
Customer Engagement tidak dipengaruhi oleh Brand Loyalty secara langsung melainkan
pengaruh Customer Engagement terhadap Brand Loyalty dimediasi oleh Brand Attachment
dan Customer Trust (Li et al, 2020).

Apabila mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Teguh et al (2021) dalam kasus
Traveloka dengan variabel yang sama menunjukan bahwa Customer Engagement berkorelasi
positif secara signifikan terhadap Customer Trust yang berarti upaya Traveloka dalam
melakukan upaya Customer Engagement melalui media sosial dapat memberikan dampak
kepercayaan kepada para pelanggan Traveloka. Selain itu, terdapat juga hasil penelitian
hubungan pengaruh tidak langsung yang menyatakan bahwa Customer Engagement
berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap Customer Trust.

63
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian yang penulis lakukan mereplikasi dari model penelitian Li et al (2020), yang
kemudian dimodifikasi peneliti dengan merubah populasi penelitian dari tourism social
media yang sebelumnya dilakukan kepada responden di Taiwan menjadi di Indonesia,
khususnya Pulau Jawa. Kami memilih 4 platform berbeda yakni Traveloka, Tiket.com,
Pegipegi, dan Agoda. Selain itu metode yang digunakan adalah kuesioner melalui google
form yang mana responden harus menggunakan sosial media minimal dalam 3 bulan
terakhir dan juga pernah berkunjung ke situs platform tourism.

Modifikasi ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana pelanggan yang terlibat (customer
engagement) dalam suatu brand akan meningkatkan loyalitas merek (brand loyalty)
dengan dimediasi oleh variabel mediasi kepercayaan pelanggan (customer trust) dan
keterikatan merek (brand attachment). Hasil dari penelitian ini, ditemukan bahwa
terdapat kesamaan dari penelitian sebelumnya dari jurnal acuan yang dipilih dari Li et al
(2020). Setelah melakukan pengolahan data dan analisis hasil, peneliti membuat rumusan
kesimpulan dari seluruh pengujian hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Customer Engagement tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Loyalty


pada brand media sosial platform akomodasi pariwisata. Hal ini menunjukan bahwa
Customer Engagement tidak berpengaruh secara signifikan dalam membuat hubungan
yang positif antara Customer Engagement dengan Brand Loyalty pada brand media
sosial pariwisata Pulau Jawa Indonesia.
2. Customer Engagement berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Loyalty yang
dimediasi oleh Brand Attachment. Hal ini menunjukan bahwa Brand Attachment
memiliki pengaruh secara tidak langsung dalam membuat hubungan yang positif
antara Customer Engagement dengan Brand Loyalty pada brand media sosial
pariwisata Pulau Jawa Indonesia
3. Customer Engagement Berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Loyalty yang
dimediasi oleh Customer Trust. Hal ini menunjukan bahwa Customer Trust memiliki
pengaruh secara tidak langsung dalam membuat hubungan yang positif antara
Customer Engagement dengan Brand Loyalty pada brand media sosial pariwisata
Pulau Jawa Indonesia.

64
5.2. Implikasi Manajerial
Setelah melakukan analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, ada beberapa temuan
yang dihasilkan. Terdapat beberapa implikasi manajerial yang dapat peneliti berikan
kepada pihak brand akomodasi pariwisata terkait untuk mengimplementasikan strategi
platform akomodasi pariwisata mereka di sosial media. Yaitu Customer Engagement
memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty yang dimediasi
oleh Brand Attachment serta Customer Engagement memiliki hubungan yang positif dan
signifikan terhadap Brand Loyalty yang dimediasi oleh Customer Trust :
1. Untuk meningkatkan brand loyalty, aktivitas customer engagement pada media sosial
platform akomodasi pariwisata dapat ditingkatkan pula dengan cara strategi fast
response 24 jam. Media sosial platform akomodasi pariwisata dengan ini akan
membuat brand attachment konsumen meningkat karena mereka merasa platform
tersebut sangat memperhatikan perasaan konsumen yang ingin selalu cepat di respon.
Hal ini tentunya juga akan mempengaruhi psikologis konsumen yang berujung
bertahanya brand loyalty.
2. Platform akomodasi pariwisata dapat meningkatkan jumlah KOL (key opinion leader)
relevan pada brand mereka untuk dijadikan brand ambassador. KOL juga dapat
memberikan testimoni untuk meningkatkan customer trust dari audiens. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan aktivitas customer engagement di media sosial KOL
juga, selain di media sosial platform akomodasi pariwisata. Yang dimana para KOL
tersebut juga memiliki banyak follower sehingga potensi adanya aktivitas customer
engagement yang berhubungan dengan brand meningkat.
3. Peningkatan jumlah aktivitas social media ads yang sudah dipersonalisasi pada
platform akomodasi pariwisata serta menampilkan rating pada iklan tersebut. Semakin
tinggi rating suatu brand maka semakin tinggi pula customer trust yang mereka
dapatkan. Dalam melakukan blast, iklan dapat diatur sesuai kriteria seperti berusia
diatas 17 tahun, karena pengguna platform akomodasi pariwisata tentunya sudah
memiliki kartu tanda penduduk (KTP) serta audiens yang dituju sering mengunjungi
situs travel dan pariwisata dll. Dari kegiatan tersebut, aktivitas customer engagement
juga akan meningkat karena potensi akan audiens untuk mengklik iklan dan bereaksi
pada sosial media platform tersebut menjadi lebih besar.
4. Brand platform akomodasi pariwisata dapat meningkatkan kegiatan social media
campaign di media sosial dengan strategi interaktif. Pembaharuan kampanye memiliki
tujuan utama untuk meningkatkan customer engagement pada platform akomodasi

65
pariwisata dengan strategi pemasaran yang lebih personal, interaktif, dan tepat sasaran
dengan target pasar yang dituju. Interaktif bisa berupa menyapa konsumen yang
sedang berulang tahun, membuat konten story instagram berupa kuis, pertanyaan,
agree/disagree dll. Sehingga mendorong audiens untuk dapat berinteraksi langsung
pada platform yang bersangkutan. Hal ini dapat meningkatkan brand attachment
karena secara psikologis audiens senang jika mereka disediakan tempat untuk
berinteraksi. Melalui kampanye tersebut, diharapkan dapat terjadi pembelian yang
membuat potensi brand loyalty juga meningkat.

5.3. Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Profil responden yang didapatkan dalam penelitian tidak merata. Peneliti memperoleh
100 responden dengan didominasi oleh orang-orang berusia 21-25 tahun sebesar 67
persen. Kemudian, untuk tingkat pendidikan didominasi oleh orang-orang yang
sedang menempuh pendidikan sarjana dengan proporsi sebesar 74% dan saat ini
berprofesi sebagai mahasiswa. Hal ini menyebabkan kurang beragamnya temuan yang
didapatkan dalam penelitian karena mayoritas memiliki latar belakang yang sama.
Kendala ini membuat temuan penelitian kurang dapat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya.
2. Peneliti tidak dapat memberikan kuesioner secara langsung kepada responden dan
mendampingi responden dalam mengisi kuesioner. Hal ini disebabkan oleh situasi dan
kondisi pandemi Covid-19 sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk bertemu
langsung dengan responden. Kendala ini menyebabkan tidak dapat diketahui apakah
responden benar-benar mengisi kuesioner dengan baik.
3. Jumlah responden yang hanya 100 orang responden. Hal ini disebabkan susahnya
peneliti mendapatkan respon dari masyarakat meskipun sudah melalui pendekatan
personal chat kepada responden. Tentunya jumlah responden ini masih kurang untuk
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
4. Platform media sosial pariwisata Indonesia yang diteliti lebih dari satu. Hal ini
membuat peneliti kesulitan dalam melakukan analisis perilaku responden karena
masing-masing media sosial pariwisata Indonesia memiliki target pasar yang
berbeda-beda. Selain itu, media sosial pariwisata Indonesia yang pernah dikunjungi
oleh masing-masing responden berbeda sehingga hasil kuisioner tidak dapat mewakili
seluruh platform media sosial pariwisata yang diteliti.

66
5.4. Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Berdasarkan hasil dan keterbatasan penelitian yang muncul selama penelitian, maka
peneliti dapat memberikan saran dalam konteks manajerial dan penelitian yang akan
datang.
1. Menyebarkan kuisioner penelitian pada calon responden yang lebih terdiversifikasi.
Peneliti yang saat ini sedang menempuh pendidikan sarjana menyebabkan mayoritas
responden dalam penelitian juga merupakan mahasiswa tingkat sarjana. Oleh karena
itu kedepannya perlu untuk meminta tolong teman, keluarga, dan kerabat untuk
membantu menyebarkan kuisioner penelitian.
2. Peneliti perlu menanyakan secara berkala apakah calon responden yang ingin diteliti
sudah mengisi kuisioner atau belum. Dengan menanyakan secara berkala seperti
setiap satu hari sekali untuk memastikan apakah responden sudah mengisi kuisioner
atau belum maka peneliti akan lebih mudah memastikan bahwa kuisioner sudah diisi
oleh calon responden.
3. Peneliti perlu menyebarkan kuisioner secara lebih massif untuk mendapatkan data
yang lebih banyak. Selain itu, peneliti juga dapat meminta tolong kepada teman,
keluarga dan kolega untuk membantu menyebarkan kuisioner penelitian.
4. Platform media sosial pariwisata yang diteliti fokus pada satu platform saja. Hal ini
tentu akan memberikan hasil penelitian yang lebih komprehensif dan valid karena
data yang diperoleh dalam melakukan penelitian dapat mewakili platform media
sosial pariwisata yang diteliti secara utuh.

67
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, L., Chan, A., & Nirmalasari, H. 2020. Pengaruh Customer Engagement Media Sosial
Terhadap Brand Loyalty Indosat Ooredoo. Ekonomi Bisnis, 25. https://do i.or
g/10.17977/ um042 v25 i1p38 - 52
Li, M. W., Teng, H. Y., & Chen, C. Y. 2020. Unlocking the customer engagement- brand
loyalty relationship in tourism social media: The roles of brand attachment and
customer trust. Journal of Hospitality and Tourism Management, 44(June), 184–192.
https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2020.06.015
Aluri, A., Price, B. S., & McIntyre, N. H. (2019). Using machine learning to cocreate value
through dynamic customer engagement in a brand loyalty program. Journal of
Hospitality & Tourism Research, 43(1), 78–100. https://doi.org/10.1177/
1096348017753521.
Barreda, A. A., Nusair, K., Wang, Y., Okumus, F., & Bilgihan, A. (2020). The impact of
social media activities on brand image and emotional attachment: A case in the travel
context. Journal of Hospitality and Tourism Technology, 11(1), 109–135. https://doi.
org/10.1108/JHTT-02-2018-0016.
Belaid, S., & Behi, A. T. (2011). The role of attachment in building consumer-brand re-
lationships: An empirical investigation in utilitarian consumption context. The Journal
of Product and Brand Management, 20(1), 37–47. https://doi.org/10.1108/
10610421111108003.
Bergel, M., Frank, P., & Brock, C. (2019). The role of customer engagement facets on the
formation of attitude, loyalty and price perception. Journal of Services Marketing,
33(7), 890–903. https://doi.org/10.1108/JSM-01-2019-0024.
Bilro, R. G., Loureiro, M. C., & Guerreiro, J. (2019). Exploring online customer engage-
ment with hospitality products and its relationship with involvement, emotional states,
experience and brand advocacy. Journal of Hospitality Marketing & Management,
28(2), 147–171. https://doi.org/10.1080/19368623.2018.1506375.
Bravo, R., Catalán, S., & Pina, J. M. (2020). Intergenerational differences in customer
engagement behaviours: An analysis of social tourism websites. International Journal
of Tourism Research, 22(2), 182–191. https://doi.org/10.1002/jtr.2327.

68
Brodie, R. J., Ilic, A., Juric, B., & Hollebeek, L. D. (2013). Consumer engagement in a virtual
brand community: An exploratory analysis. Journal of Business Research, 66(1),
105–114. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2011.07.029.
Brun, I., Rajaobelina, L., Ricard, L., & Amiot, T. (2020). Examining the influence of the
social dimension of customer experience on trust towards travel agencies: The role of
experiential predisposition in a multichannel context. Tourism Management
Perspectives, 34, 100668. https://doi.org/10.1016/j.tmp.2020.100668.
Chathoth, P., Altinay, L., Harrington, R. J., Okumus, F., & Chan, E. S. W. (2013). Co-
production versus co-creation: A process based continuum in the hotel service con-
text. International Journal of Hospitality Management, 32, 11–20. https://doi.org/10.
1016/j.ijhm.2012.03.009.
mar ma n.2015.06.007
Steinhoff, L., Witt, C., & Eggert, A. 2018. Mixed effects of company-initiated customer
engagement on customer loyalty: The contingency role of service category
involvement. Journal of Service Management Research, 2 (2).
Thakur, R. 2016. Understanding Customer Engagement and Loyalty: A Case of Mobile
Devices for Shopping. Journal of Retailing and Consumer Services, 32, 151–163.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2016.06.004
Chathoth, P. K., Ungson, G. R., Altinay, L., Chan, E. S. W., Harrington, R., & Okumus, F.
(2014). Barriers affecting organizational adoption of higher order customer engage-
ment in tourism service interactions. Tourism Management, 42, 181–193. https://doi.
org/10.1016/j.tourman.2013.12.002.
Chaudhuri, A., & Holbrook, M. B. (2001). The chain of effects from brand trust and brand
affect to brand performance: The role of brand loyalty. Journal of Marketing, 65(2),
81–93. https://doi.org/10.1509/jmkg.65.2.81.18255.
Cheng, J. C., Chen, C. Y., Yen, C. H., & Teng, H. Y. (2017). Building customer satisfaction
with tour leaders: The roles of customer trust, justice perception, and cooperation in
group package tours. Asia Pacific Journal of Tourism Research, 22(4), 395–407.
https://doi.org/10.1080/10941665.2016.1271816.
Collins, N. L. (1996). Working models of attachment: Implications for explanation, emotion,
and behavior. Journal of Personality and Social Psychology, 71(4), 810–832.
https://doi.org/10.1037/0022-3514.71.4.810.

69
Cossío-Silva, F. J., Revilla-Camacho, M.Á., Vega-Vázquez, M., & Palacios-Florencio, B.
(2015). Value co-creation and customer loyalty. Journal of Business Research, 69(5),
1621–1625. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2015.10.028.
Creevey, D., Kidney, E., & Mehta, G. (2019). From dreaming to believing: A review of
consumer engagement behaviors with brands' social media content across the holiday
travel process. Journal of Travel & Tourism Marketing, 36(6), 679–691.
https://doi.org/10.1080/10548408.2019.1624242.
Dewnarain, S., Ramkissoon, H., & Mavondo, F. (2019). Social customer relationship
management: An integrated conceptual framework. Journal of Hospitality Marketing &
Management, 28(2), 172–188. https://doi.org/10.1080/19368623.2018.1516588.
Dwivedi, A. (2015). A higher-order model of consumer brand engagement and its impact on
loyalty intentions. Journal of Retailing and Consumer Services, 24, 100–109. https://
doi.org/10.1016/j.jretconser.2015.02.007.
Escalas, J. E., & Bettman, J. R. (2003). You are what they eat: The influence of reference
groups on consumers' connections to brands. Journal of Consumer Psychology, 13(3),
339–348. https://doi.org/10.1207/S15327663JCP1303_14.
Euromonitor International (2017). Passport - economies and consumers. Retrieved from
https://www.euromonitor.com/.
Filieri, R., Alguezaui, S., & McLeay, F. (2015). Why do travelers trust TripAdvisor?
Antecedents of trust towards consumer-generated media and its influence on re-
commendation adoption and word of mouth. Tourism Management, 51, 174–185.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2015.05.007.
Fullerton, G. (2003). When does commitment lead to loyalty? Journal of Service Research,
5(4), 333–344. https://doi.org/10.1177/1094670503005004005.
Gorsuch, R. L. (1983). Factor analysis (2nd ed.). Hillsdale, NJ: Erlbaum.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2010). Multivariate data
analysis (7th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall Inc.
Harrigan, P., Evers, U., Miles, M., & Daly, T. (2017). Customer engagement with tourism
social media brands. Tourism Management, 59, 597–609. https://doi.org/10.1016/j.
tourman.2016.09.015.
Harrigan, P., Evers, U., Miles, M., & Daly, T. (2018). Customer engagement and the
relationship between involvement, engagement, self-brand connection and brand usage

70
intent. Journal of Business Research, 88, 388–396. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.
2017.11.046.
Hes, J., & Story, J. (2005). Trust-based commitment: Multidimensional consumer-brand
relationships. Journal of Consumer Marketing, 22(6), 313–322. https://doi.org/10.
1108/07363760510623902.
Hollebeek, L. D. (2011). Demystifying customer brand engagement: Exploring the loyalty
nexus. Journal of Marketing Management, 27(7/8), 1–23. https://doi.org/10.1080/
0267257X.2010.500132.
Hollebeek, L. D., Glynn, M. S., & Brodie, R. J. (2014). Consumer brand engagement in
social media: Conceptualization, scale development and validation. Journal of
Interactive Marketing, 28, 149–165.
Huang, C. C. (2017). The impacts of brand experiences on brand loyalty: Mediators of brand
love and trust. Management Decision, 55(5), 915–934. https://doi.org/10.1108/
MD-10-2015-0465.
Hwang, J., & Lee, J. (2019). A strategy for enhancing senior tourists' well-being per- ception:
Focusing on the experience economy. Journal of Travel & Tourism Marketing, 36(3),
314–329. https://doi.org/10.1080/10548408.2018.1541776.
Itani, O. S., Kassar, A. N., & Loureiro, S. M. C. (2019). Value get, value give: The re-
lationships among perceived value, relationship quality, customer engagement, and
value consciousness. International Journal of Hospitality Management, 80, 78–90.
https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2019.01.014.
Jacoby, J., & Kyner, D. B. (1973). Brand loyalty vs. repeat purchasing behavior. Journal of
Marketing Research, 10(1), 1–9. https://doi.org/10.1177/002224377301000101.
Jahn, S., Gaus, H., & Kiessling, T. (2012). Trust, commitment, and older women: Exploring
brand attachment differences in the elderly segment. Psychology and Marketing, 29(6),
445–457. https://doi.org/10.1002/mar.20533.
Jahn, B., & Kunz, W. H. (2014). A brand like a friend-The influence of customer en-
gagement with social media brand pages on brand relationships and loyalty inten- tions.
Available at: https://doi.org/10.2139/ssrn.2413909.
Jain, N. K., Kamboj, S., Kumar, V., & Rahman, Z. (2018). Examining consumer-brand
relationships on social media platforms. Marketing Intelligence & Planning, 36(1),
63–78. https://doi.org/10.1108/MIP-05-2017-0088.

71
Kandampully, J., Zhang, T., & Bilgihan, A. (2015). Customer loyalty: A review and future
directions with a special focus on the hospitality industry. International Journal of
Contemporary Hospitality Management, 27(3), 379–414. https://doi.org/10.1108/
IJCHM-03-2014-0151.
Kim, H. Y. (2013). Statistics notes for clinical researchers: Assessing normal distribution
using skewness and kurtosis. Restorative Dentistry & Endodontics, 38(1), 52–54.
https://doi.org/10.5395/rde.2012.37.4.245.
Lee, C. M., Xuan, Y., & Wan, W. L. (2018). The study of key factors affecting cross-strait
consumers' selection of online travel agent. Soochow Journal of Economics and
Business, 97, 63–102.
Leung, D., Law, R., van Hoof, H., & Buhalis, D. (2013). Social media in tourism and
hospitality: A literature review. Journal of Travel & Tourism Marketing, 30(1–2), 3–22.
https://doi.org/10.1080/10548408.2013.750919.
Levy, S. (2014). Does usage level of online services matter to customers' bank loyalty?
Journal of Services Marketing, 28(4), 292–299.
https://doi.org/10.1108/JSM-09-2012-0162.
Levy, S., & Hino, H. (2016). Emotional brand attachment: A factor in customer-bank
relationships. International Journal of Bank Marketing, 34(2), 136–150.
https://doi.org/10.1108/IJBM-06-2015-0092.
Li, Y., Lu, C., Bogicevic, V., & Bujisic, M. (2019). The effect of nostalgia on hotel brand
attachment. International Journal of Contemporary Hospitality Management,
31(2),691–717. https://doi.org/10.1108/IJCHM-12-2017-0797.
Loo, P. T. (2020). Exploring airline companies' engagement with their passengers through
social network: An investigation from their Facebook pages. Tourism Management
Perspectives, 34, 100657. https://doi.org/10.1016/j.tmp.2020.100657.
Loureiro, S. M. C., & Lopes, J. (2019). How corporate social responsibility initiatives in
social media affect awareness and customer engagement. Journal of
PromotionManagement, 25(3), 419–438.
https://doi.org/10.1080/10496491.2019.1557819. Loureiro, S. M. C., Sarmento, E. M.,
& Le Bellego, G. (2017). The effect of corporate brand reputation on brand attachment

72
and brand loyalty: Automobile sector. Cogent Business & Management, 4(1), 1–10.
https://doi.org/10.1080/23311975.2017. 1360031.
Malär, L., Krohmer, H., Hoyer, W. D., & Nyffenegger, B. (2011). Emotional brand at-
tachment and brand personality: The relative importance of the actual and the ideal self.
Journal of Marketing, 75(4), 35–52. https://doi.org/10.1509/jmkg.75.4.35.
Meire, M., Hewett, K., Ballings, M., Kumar, V., & Van den Poel, D. (2019). The role of
marketer-generated content in customer engagement marketing. Journal of Marketing,
83(6), 21–42. https://doi.org/10.1177/0022242919873903.
Mellinas, J. P., & Reino, S. (2019). Average scores integration in official star rating scheme.
Journal of Hospitality and Tourism Technology, 10(3), 339–350. https://doi.
org/10.1108/JHTT-07-2017-0050.
Mikulincer, M., Hirschberger, G., Nachmias, O., & Gillath, O. (2001). The affective
component of the secure base schema: Affective priming with representations of at-
tachment security. Journal of Personality and Social Psychology, 81(2), 305–321.
https://doi.org/10.1037/0022-3514.81.2.305.
Nunnally, J. (1978). Psychometric theory (2nd ed.). New York, NY: McGraw-Hill.
Palacios-Florencio, B., del Junco, J. G., Castellanos-Verdugo, M., & Rosa-Díaz, I. M.
(2018). Trust as mediator of corporate social responsibility, image and loyalty in the hotel
sector. Journal of Sustainable Tourism, 26(7), 1273–1289. https://doi.org/10.
1080/09669582.2018.1447944.
Park, C. W., MacInnis, D. J., Priester, J., Eisingerich, A. B., & Iacobucci, D. (2010). Brand
attachment and brand attitude strength: Conceptual and empirical differentiation of two
critical brand equity drivers. Journal of Marketing, 74(6), 1–17. https://doi.org/
10.1509/jmkg.74.6.1.
Pedeliento, G., Andreini, D., Bergamaschi, M., & Salo, J. 2016. Brand and product
attachment in an industrial context: The effects on brand loyalty. Industrial Marketing
Management, 53, 194–206. https://do i.or g/10.1016/ j. indAlalwan, A. A., Rana, N. P.,
Dwivedi, Y. K., & Algharabat, R. (2017). Social media in marketing: A review and
analysis of the existing literature. Telematics and Informatics, 34(7), 1177–1190.
https://doi.org/10.1016/j.tele.2017.05.008.

73
Prentice, C., & Loureiro, S. M. C. (2018). Consumer-based approach to customer en-
gagement – the case of luxury brands. Journal of Retailing and Consumer Services, 43,
325–332. https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2018.05.003.
Rather, R. A., Hollebeek, L. D., & Islam, J. U. (2019). Tourism-based customer engage-
ment: The construct, antecedents, and consequences. Service Industries Journal,
39(7–8), 519–540. https://doi.org/10.1080/02642069.2019.1570154.
Samala, N., Singh, S., Nukhu, R., & Khetarpal, M. (2019). Investigating the role of par-
ticipation and customer-engagement with tourism brands (CETB) on social media.
Academy of Marketing Studies Journal, 23(1), 1–16.
Sashi, C. M. (2012). Customer engagement, buyer-seller relationships, and social media.
Management Decision, 50(2), 253–272. https://doi.org/10.1108/ 00251741211203551.
Schmalz, S., & Orth, U. R. (2012). Brand attachment and consumer emotional response to
unethical firm behavior. Psychology and Marketing, 29(11), 869–884. https://doi.org/
10.1002/mar.20570.
Šerić, M., & Praničević, D. G. (2018). Consumer-generated reviews on social media and
brand relationship outcomes in the fast-food chain industry. Journal of Hospitality
Marketing & Management, 27(2), 218–238. https://doi.org/10.1080/19368623.2017.
1340219.
So, K. K. F., King, C., & Sparks, B. A. (2014). Customer engagement with tourism bands:
Scale development and validation. Journal of Hospitality & Tourism Research, 38(3),
304–329. https://doi.org/10.1177/1096348012451456.
So, K. K. F., King, C., Sparks, B. A., & Wang, Y. (2016a). The role of customer engagement
in building consumer loyalty to tourism brands. Journal of Travel Research, 55(1),
64–78. https://doi.org/10.1177/0047287514541008.
So, K. K. F., King, C., Sparks, B. A., & Wang, Y. (2016b). Enhancing customer relationships
with retail service brands: The role of customer engagement. Journal of Service
Management, 27(2), 170–193. https://doi.org/10.1108/JOSM-05-2015-0176.
Steinhoff, L., Witt, C., & Eggert, A. (2018). Mixed effects of company-initiated customer
engagement on customer loyalty: The contingency role of service category involve-
ment. Journal of Service Management Research, 2(2), 22–35. https://doi.org/10.
15358/2511-8676-2018-2-22.

74
Sun, P. C., & Lin, C. M. (2010). Building customer trust and loyalty: An empirical study in a
retailing context. Service Industries Journal, 30(9), 1439–1455. https://doi.org/10.
1080/02642060802621478.
Taiwan Travel Map (2017). Retrieved from https://www.designstyle.com.tw/archives/ 9728.
Taiwan Trend Research (2019). Market research: 2018 tourist behavior in online booking.
Taipei: Taiwan Tread Research.
Touni, R., Kim, W. G., Choi, H. M., & Ali, M. A. (2020). Antecedents and an outcome of
customer engagement with hotel brand community on Facebook. Journal of Hospitality
& Tourism Research, 44(2), 278–299. https://doi.org/10.1177/ 1096348019895555.
Van Doorn, J., Lemom, K. E., Mittal, V., Naβ, S., Pick, D., Pirner, P., et al. (2010). Customer
engagement behaviour: Theoretical foundations and research directions. Journal of
Service Research, 13(3), 253–266. https://doi.org/10.1177/ 1094670510375599.
Veloutsou, C. (2015). Brand evaluation, satisfaction and trust as predictors of brand loyalty:
The mediator-moderator effect of brand relationships. Journal of Consumer Marketing,
32(6), 405–421. https://doi.org/10.1108/JCM-02-2014-0878.
Vivek, S. D., Beatty, S. E., & Morgan, R. M. (2012). Customer engagement: Exploring
customer relationships beyond purchase. Journal of Marketing Theory and Practice,
20(2), 122–146. https://doi.org/10.2753/MTP1069-6679200201.
Wang, T., Yeh, R. K. J., Yen, D. C., & Sandoya, M. G. (2016). Antecedents of emotional
attachment of social media users. Service Industries Journal, 36(9–10), 438–451.
https://doi.org/10.1080/02642069.2016.1248419.
Wei, W., Miao, L., & Huang, Z. J. (2013). Customer engagement behaviors and hotel
responses. International Journal of Hospitality Management, 33, 316–330. https://doi.
org/10.1016/j.ijhm.2012.10.002.
Wilson, J. (2010). Essentials of business research: A guide to doing your research project.
London: Sage.
Yen, C. H., Chen, C. Y., Cheng, J. C., & Teng, H. Y. (2018). Brand attachment, tour leader
attachment, and behavioral intentions of tourists. Journal of Hospitality & Tourism
Research, 42(3), 365–391. https://doi.org/10.1177/1096348015584438.
Yen, C. H., Teng, H. Y., & Tzeng, J. C. (2020). Innovativeness and customer value cocreation
behaviors: Mediating role of customer engagement. International Journal of Hospitality
Management, 88, 102514. https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2020.102514.

75
Yoo, M., & Bai, B. (2012). Customer loyalty marketing research: A comparative approach
between hospitality and business journals. International Journal of Hospitality
Management, 33, 166–177. https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2012.07.009.
Zeithaml, V., Berry, L., & Parasuraman, A. (1996). The behavioral consequences of service
quality. Journal of Marketing, 60(2), 31–46. https://doi.org/10.1177/
002224299606000203.
Zhang, H., Gordon, S., Buhalis, D., & Ding, X. (2018). Experience value co creation on
destination online platforms. Journal of Travel Research, 57(8), 1093–1107. https://
doi.org/10.1177/0047287517733557.
Zhang, N., Zhou, Z. M., Su, C. T., & Zhou, N. (2013). How do different types of community
commitment influence brand commitment? The mediation of brand attachment.
Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 16(11), 836–842. https://doi.org/
10.1089/cyber.2012.0456.
Zillifro, T., & Morais, D. B. (2004). Building customer trust and relationship commitment
to a nature-based tourism provider: The role of information investments. Journal of
Hospitality & Leisure Marketing, 11(2–3), 159–172.
https://doi.org/10.1300/J150v11n02_11

76
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kusioner Penelitian

77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
Lampiran 2. Hasil Wording Test

Nama/Inisial Jenis Kelamin Usia Domisili Saran

Muhammad Try Pria 21 Bekasi Sudah tidak ada


Nurrahman revisi

Bunga Wanita 21 Bekasi Pada pertanyaan


Amellinda CE 3, frasa
Sannia “rasanya seperti
pujian pribadi”
diganti dengan
“rasanya juga
seperti pujian
pribadi”.

Jessica joanne Wanita 21 Jakarta Sudah tidak ada


mahardhika revisi

Ayu Sabtani Wanita 22 Bogor Pada pertanyaan


CE 1, frasa
“kalimat
"penghinaan
pribadi" rasanya
terlalu baku
atau translete.
Kemudian
pertanyaan CE
3, frasa “Pujian
pribadi" Terasa
sangat baku
atau translete
tapi masih bisa
dimengerti

88
maksudnya.

Adi Pria 21 Jakarta Sudah tidak ada


revisi

Haris Izzuddin Pria 19 Jakarta Sudah tidak ada


Abdurrahman revisi

Muhammad Pria 20 Tangerang Sudah tidak ada


Albin Wellyanto Selatan revisi

Muhammad Pria 19 Jakarta Pada pertanyaan


Fikar CE 7, frasa
“Ketika saya
berinteraksi
dengan platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata, saya
melupakan
hal-hal lain di
sekitar saya.”
diganti menjadi
“Ketika saya
menggunakan
platform
pemesanan
akomodasi
pariwasata ini
saya melupakan
hal-hal lain
disekitar saya.”

Pada pertanyaan

89
CT 1, frasa
“Saya percaya
bahwa platform
pemesanan
akomodasi
pariwisata
tersebut
memperhatikan
minat saya.”
kalimat
memperhatikan
diganti menjadi
“memerhatikan”

Raditya Pria 21 Bekasi Sudah tidak ada


Chavvah revisi
Dyandra

Krisna Yuda Pria 21 Bogor Sudah tidak ada


revisi

Lampiran 3. Output SPSS Hasil Uji Pre Test


(UJI VALIDITAS) PRE TEST

Variabel Customer Engagement


KMO and Bartlett's Test

90
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .742

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 206.043


Sphericity
df 55

Sig. .000

Anti-image Matrices

CE CE CE CE CE CE
01 02 03 04 05 06

Anti-imag CE .46 .10 -.16 -.01 .04 -.01


e 01 3 1 0 9 4 6
Covarianc
e CE .10 .34 -.15 -.03 .00 -.00
02 1 1 0 4 4 9

CE -.16 -.15 .30 -.03 -.02 -.01


03 0 0 3 2 6 2

CE -.01 -.03 -.03 .31 -.15 -.10


04 9 4 2 3 8 4

CE .04 .00 -.02 -.15 .37 -.02


05 4 4 6 8 8 4

CE -.01 -.00 -.01 -.10 -.02 .30


06 6 9 2 4 4 6

CE -.06 -.02 .02 .04 -.08 -.08


07 1 8 7 4 2 4

CE .15 .05 -.04 -.11 .00 -.07


08 0 8 0 3 9 3

91
CE -.06 -.07 .08 -.00 .07 -.01
09 6 1 4 9 4 0

CE .04 .011 -.11 .04 -.06 -.03


10 8 7 0 7 0

CE -.03 -.02 -.02 -.02 .09 .09


11 7 5 4 9 6 5

Anti-imag CE .70 .25 -.42 -.05 .10 -.04


a
e 01 2 5 7 1 6 3
Correlatio
n CE .25 .84 -.46 -.10 .01 -.02
a
02 5 8 8 4 2 8

CE -.42 -.46 .69 -.10 -.07 -.03


a
03 7 8 1 4 8 9

CE -.05 -.10 -.10 .76 -.45 -.33


a
04 1 4 4 8 9 6

CE .10 .01 -.07 -.45 .65 -.07


a
05 6 2 8 9 5 2

CE -.04 -.02 -.03 -.33 -.07 .83


06 3 8 9 6 2 0a

CE -.20 -.11 .114 .18 -.30 -.34


07 8 3 0 9 8

CE .36 .16 -.11 -.33 .02 -.21


08 1 2 9 0 4 6

CE -.25 -.31 .39 -.04 .311 -.04


09 0 3 0 0 7

CE .15 .04 -.47 .16 -.24 -.12


10 8 4 5 1 6 3

92
CE -.11 -.09 -.08 -.10 .32 .35
11 1 0 8 7 3 6

Anti-image Matrices

CE07 CE08 CE09 CE10 CE11

Anti-image CE01 -.061 .150 -.066 .048 -.037


Covariance
CE02 -.028 .058 -.071 .011 -.025

CE03 .027 -.040 .084 -.117 -.024

CE04 .044 -.113 -.009 .040 -.029

CE05 -.082 .009 .074 -.067 .096

CE06 -.084 -.073 -.010 -.030 .095

CE07 .188 -.048 -.069 .078 -.130

CE08 -.048 .372 -.046 -.003 .008

CE09 -.069 -.046 .151 -.117 .022

CE10 .078 -.003 -.117 .199 -.075

CE11 -.130 .008 .022 -.075 .234

Anti-image CE01 -.208 .361 -.250 .158 -.111


Correlation
CE02 -.113 .162 -.313 .044 -.090

CE03 .114 -.119 .390 -.475 -.088

CE04 .180 -.330 -.040 .161 -.107

CE05 -.309 .024 .311 -.246 .323

CE06 -.348 -.216 -.047 -.123 .356

CE07 .697a -.182 -.411 .405 -.621

CE08 -.182 .822a -.194 -.011 .026

93
CE09 -.411 -.194 .724a -.671 .116

CE10 .405 -.011 -.671 .697a -.347

CE11 -.621 .026 .116 -.347 .738a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

CE01 1.000 .529

CE02 1.000 .666

CE03 1.000 .489

CE04 1.000 .801

CE05 1.000 .724

CE06 1.000 .751

CE07 1.000 .662

CE08 1.000 .665

CE09 1.000 .788

CE10 1.000 .679

CE11 1.000 .792

Extraction Method: Principal


Component Analysis.

94
Total Variance Explained

Extraction Sums of
Initial Eigenvalues Squared Loadings

Componen % of Cumulative % of
t Total Variance % Total Variance

1 4.998 45.437 45.437 4.998 45.437

2 2.547 23.158 68.596 2.547 23.158

3 .959 8.716 77.312

4 .706 6.419 83.732

5 .418 3.797 87.529

6 .357 3.245 90.774

7 .346 3.144 93.918

8 .251 2.283 96.201

9 .222 2.019 98.220

95
10 .123 1.114 99.333

11 .073 .667 100.000

Total Variance Explained

Extraction Sums of Squared Loadings

Component Cumulative %

1 45.437

2 68.596

96
10

11

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

1 2

CE01 .500 -.529

CE02 .809 -.109

CE03 .699 .006

CE04 .513 .734

CE05 .247 .814

CE06 .671 .548

CE07 .792 -.186

CE08 .626 .522

97
CE09 .838 -.293

CE10 .805 -.176

CE11 .679 -.575

Variabel Brand Attachment

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .826

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 208.599


Sphericity
df 36

Sig. .000

Anti-image Matrices

BA0 BA0 BA0 BA0


BA01 2 3 4 5 BA06

Anti-image BA .313 -.043 -.021 -.072 .035 .031


Covariance 01

BA -.043 .270 -.057 -.005 -.102 -.016


02

BA -.021 -.057 .411 -.170 -.016 -.009


03

BA -.072 -.005 -.170 .231 -.006 -.019


04

98
BA .035 -.102 -.016 -.006 .112 -.020
05

BA .031 -.016 -.009 -.019 -.020 .225


06

BA -.020 -.003 .049 -.055 -.033 -.112


07

BA .003 .097 -.031 -.028 -.075 -.042


08

BA -.134 .062 .042 .011 -.074 -.004


09

Anti-image BA .845a -.148 -.059 -.266 .188 .117


Correlation 01

BA -.148 .829a -.170 -.020 -.588 -.063


02

BA -.059 -.170 .827a -.551 -.075 -.029


03

BA -.266 -.020 -.551 .876a -.036 -.085


04

BA .188 -.588 -.075 -.036 .817a -.124


05

BA .117 -.063 -.029 -.085 -.124 .892a


06

BA -.087 -.012 .182 -.277 -.236 -.569


07

BA .008 .286 -.073 -.089 -.345 -.134


08

99
BA -.576 .289 .158 .056 -.533 -.020
09

Anti-image Matrices

BA07 BA08 BA09

Anti-image Covariance BA01 -.020 .003 -.134

BA02 -.003 .097 .062

BA03 .049 -.031 .042

BA04 -.055 -.028 .011

BA05 -.033 -.075 -.074

BA06 -.112 -.042 -.004

BA07 .174 .125 -.009

BA08 .125 .429 -.071

BA09 -.009 -.071 .173

Anti-image Correlation BA01 -.087 .008 -.576

BA02 -.012 .286 .289

BA03 .182 -.073 .158

BA04 -.277 -.089 .056

BA05 -.236 -.345 -.533

BA06 -.569 -.134 -.020

BA07 .814a .458 -.050

BA08 .458 .631a -.260

BA09 -.050 -.260 .785a

100
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

BA01 1.000 .683

BA02 1.000 .753

BA03 1.000 .481

BA04 1.000 .777

BA05 1.000 .869

BA06 1.000 .772

BA07 1.000 .819

BA08 1.000 .844

BA09 1.000 .845

Extraction Method: Principal


Component Analysis.

Total Variance Explained

Extraction Sums of
Initial Eigenvalues Squared Loadings

Componen
t

101
% of Cumulative % of
Total Variance % Total Variance

1 5.557 61.745 61.745 5.557 61.745

2 1.286 14.292 76.038 1.286 14.292

3 .759 8.430 84.468

4 .494 5.486 89.953

5 .363 4.032 93.986

6 .189 2.095 96.081

7 .167 1.856 97.937

8 .113 1.256 99.193

9 .073 .807 100.000

Total Variance Explained

Extraction Sums of Squared Loadings

Component Cumulative %

102
1 61.745

2 76.038

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

1 2

103
BA01 .784 .260

BA02 .794 -.350

BA03 .677 -.152

BA04 .871 -.135

BA05 .928 .087

BA06 .851 -.220

BA07 .834 -.351

BA08 .408 .823

BA09 .804 .446

Variabel Customer Trust

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .755

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 62.360


Sphericity
df 6

Sig. .000

Anti-image Matrices

CT01 CT02 CT03 CT04

Anti-image Covariance CT01 .421 .019 -.057 -.165

CT02 .019 .341 -.043 -.176

104
CT03 -.057 -.043 .666 -.079

CT04 -.165 -.176 -.079 .219

Anti-image Correlation CT01 .791a .049 -.108 -.542

CT02 .049 .747a -.090 -.646

CT03 -.108 -.090 .928a -.208

CT04 -.542 -.646 -.208 .673a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

CT01 1.000 .711

CT02 1.000 .753

CT03 1.000 .536

CT04 1.000 .876

Extraction Method: Principal


Component Analysis.

105
Total Variance Explained

Extraction Sums of
Initial Eigenvalues Squared Loadings

Componen % of Cumulative % of
t Total Variance % Total Variance

1 2.876 71.893 71.893 2.876 71.893

2 .572 14.302 86.194

3 .405 10.137 96.332

4 .147 3.668 100.000

Total Variance Explained

Extraction Sums of Squared Loadings

Component Cumulative %

1 71.893

106
Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

CT01 .843

CT02 .868

CT03 .732

CT04 .936

Variabel Brand Loyalty

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .670

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 40.898


Sphericity
df 6

Sig. .000

Anti-image Matrices

107
BL01 BL02 BL03 BL04

Anti-image Covariance BL01 .406 -.291 -.132 -.108

BL02 -.291 .531 .066 -.020

BL03 -.132 .066 .564 -.270

BL04 -.108 -.020 -.270 .548

Anti-image Correlation BL01 .656a -.628 -.275 -.228

BL02 -.628 .614a .121 -.037

BL03 -.275 .121 .685a -.486

BL04 -.228 -.037 -.486 .732a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

BL01 1.000 .758

BL02 1.000 .518

BL03 1.000 .574

BL04 1.000 .635

108
Extraction Method: Principal
Component Analysis.

Total Variance Explained

Extraction Sums of
Initial Eigenvalues Squared Loadings

Componen % of Cumulative % of
t Total Variance % Total Variance

1 2.484 62.111 62.111 2.484 62.111

2 .872 21.808 83.919

3 .376 9.397 93.315

4 .267 6.685 100.000

Total Variance Explained

Extraction Sums of Squared Loadings

Component Cumulative %

1 62.111

109
3

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

BL01 .871

BL02 .720

BL03 .757

BL04 .797

LAMPIRAN UJI RELIABILITAS PRE TEST


Reliabel Customer Engagement

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

110
Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.873 11

Item-Total Statistics

Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

CE1 47.63 116.930 .433 .873

CE2 47.17 104.902 .739 .849

CE3 47.07 113.168 .628 .858

CE4 45.40 125.007 .400 .872

CE5 45.23 133.357 .152 .882

CE6 45.87 119.637 .564 .863

CE7 47.03 107.137 .732 .850

CE8 45.63 125.482 .517 .867

CE9 46.90 103.541 .773 .846

111
CE10 46.53 109.154 .739 .850

CE11 47.53 109.292 .609 .860

Reliabel Brand Attachment

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.918 9

Item-Total Statistics

112
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

BA01 36.8000 108.786 .723 .909

BA02 37.5000 104.259 .722 .908

BA03 37.2333 106.116 .600 .915

BA04 37.7667 97.151 .823 .900

BA05 37.6000 93.490 .902 .894

BA06 38.2000 99.131 .794 .902

BA07 38.2000 97.752 .755 .905

BA08 37.3000 116.010 .337 .930

BA09 37.2667 102.202 .749 .906

Reliable Customer Trust

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 31 100.0

Excludeda 0 .0

Total 31 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

113
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.855 4

Item-Total Statistics

Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

CT1 17.26 9.865 .698 .816

CT2 16.94 10.529 .730 .804

CT3 17.42 10.052 .573 .880

CT4 17.00 10.400 .851 .765

Reliabel Brand Loyalty

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 29 100.0

Excludeda 0 .0

Total 29 100.0

114
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.788 4

Item-Total Statistics

Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

BL1 16.03 7.749 .724 .681

BL2 16.14 8.480 .491 .786

BL3 16.69 7.436 .570 .753

BL4 16.62 7.315 .627 .721

LAMPIRAN 4. Output SPSS Hasil Uji Main-Test


(UJI VALIDITAS) MAIN TEST
Validitas Customer Engagement

KMO and Bartlett's Test

115
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .848

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 879.931

df 55

Sig. .000

Anti-image Matrices

CE CE CE CE CE CE
01 02 03 04 05 06

Anti-image CE .19 -.11 -.08 .01 .04 -.01


Covarianc 01 4 7 9 6 6 9
e

CE -.11 .23 -.05 -.05 .02 .00


02 7 1 9 4 4 6

CE -.08 -.05 .20 .011 -.05 -.05


03 9 9 1 2 0

CE .01 -.05 .011 .50 -.27 -.09


04 6 4 0 1 1

CE .04 .02 -.05 -.27 .56 -.02


05 6 4 2 1 0 7

CE -.01 .00 -.05 -.09 -.02 .42


06 9 6 0 1 7 0

CE .01 -.00 -.09 -.05 .07 -.03


07 6 4 9 6 9 1

CE -.02 .03 -.01 -.02 -.07 -.14


08 2 3 2 3 8 3

116
CE .00 .011 -.00 -.01 -.00 -.03
09 1 3 4 7 7

CE .011 -.02 .01 .01 .00 -.02


10 7 5 5 4 5

CE -.00 .00 -.00 .00 -.00 .03


11 6 7 8 3 2 4

Anti-image CE .81 -.55 -.44 .05 .13 -.06


a
Correlation 01 4 2 8 2 9 6

CE -.55 .83 -.27 -.15 .06 .02


a
02 2 8 5 9 6 0

CE -.44 -.27 .86 .03 -.15 -.17


a
03 8 5 8 4 6 0

CE .05 -.15 .03 .81 -.51 -.19


a
04 2 9 4 7 3 8

CE .13 .06 -.15 -.51 .73 -.05


a
05 9 6 6 3 1 6

CE -.06 .02 -.17 -.19 -.05 .91


06 6 0 0 8 6 5a

CE .05 -.01 -.29 -.10 .14 -.06


07 0 2 9 8 4 6

CE -.07 .09 -.03 -.04 -.14 -.31


08 0 6 7 7 7 1

CE .00 .06 -.01 -.05 -.02 -.16


09 3 5 8 9 9 4

CE .06 -.14 .08 .05 .01 -.10


10 3 8 7 7 3 1

117
CE -.03 .04 -.05 .01 -.00 .15
11 9 3 1 2 9 5

Anti-image Matrices

CE07 CE08 CE09 CE10 CE11

Anti-image Covariance CE01 .016 -.022 .001 .011 -.006

CE02 -.004 .033 .011 -.027 .007

CE03 -.099 -.012 -.003 .015 -.008

CE04 -.056 -.023 -.014 .015 .003

CE05 .079 -.078 -.007 .004 -.002

CE06 -.031 -.143 -.037 -.025 .034

CE07 .540 -.076 .024 -.012 -.030

CE08 -.076 .505 .011 .046 -.064

CE09 .024 .011 .120 -.056 -.063

CE10 -.012 .046 -.056 .146 -.056

CE11 -.030 -.064 -.063 -.056 .113

Anti-image Correlation CE01 .050 -.070 .003 .063 -.039

CE02 -.012 .096 .065 -.148 .043

CE03 -.299 -.037 -.018 .087 -.051

CE04 -.108 -.047 -.059 .057 .012

CE05 .144 -.147 -.029 .013 -.009

CE06 -.066 -.311 -.164 -.101 .155

CE07 .916a -.146 .096 -.042 -.121

CE08 -.146 .882a .043 .171 -.270

118
CE09 .096 .043 .837a -.423 -.541

CE10 -.042 .171 -.423 .845a -.437

CE11 -.121 -.270 -.541 -.437 .823a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

CE01 1.000 .875

CE02 1.000 .830

CE03 1.000 .874

CE04 1.000 .745

CE05 1.000 .789

CE06 1.000 .660

CE07 1.000 .531

CE08 1.000 .548

CE09 1.000 .933

CE10 1.000 .919

CE11 1.000 .937

Extraction Method: Principal


Component Analysis.

119
Total Variance Explained

Extraction Sums of
Initial Eigenvalues Squared Loadings

% of Cumulative % of
Component Total Variance % Total Variance

1 5.375 48.867 48.867 5.375 48.867

2 1.916 17.415 66.282 1.916 17.415

3 1.350 12.277 78.559 1.350 12.277

4 .659 5.994 84.553

5 .506 4.601 89.154

6 .395 3.590 92.745

7 .337 3.060 95.805

8 .167 1.521 97.326

9 .127 1.152 98.478

120
10 .094 .851 99.329

11 .074 .671 100.000

Total Variance Explained

Extraction Sums of Squared Loadings

Component Cumulative %

1 48.867

2 66.282

3 78.559

121
10

11

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

1 2 3

CE01 .701 -.583 -.211

CE02 .698 -.554 -.190

CE03 .790 -.493 -.083

CE04 .602 .016 .618

CE05 .443 .204 .742

CE06 .790 -.041 .184

CE07 .689 -.218 -.097

CE08 .697 .055 .243

CE09 .738 .576 -.239

CE10 .706 .564 -.319

CE11 .766 .530 -.263

Validitas Brand Attachment

122
KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .909

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 645.490

df 36

Sig. .000

Anti-image Matrices

BA01 BA02 BA03 BA04 BA05 BA06

Anti-image BA .518 -.022 -.013 -.150 .087 -.078


Covariance 01

BA -.022 .422 -.164 -.053 -.044 .013


02

BA -.013 -.164 .482 .002 .010 -.051


03

BA -.150 -.053 .002 .419 -.063 -.036


04

BA .087 -.044 .010 -.063 .275 -.108


05

BA -.078 .013 -.051 -.036 -.108 .213


06

BA -.038 -.015 -.033 .009 -.089 -.069


07

123
BA -.057 -.040 -.067 .039 -.032 -.026
08

BA .009 -.045 .035 -.079 .019 -.018


09

Anti-image BA .899a -.047 -.026 -.322 .231 -.236


Correlation 01

BA -.047 .935a -.364 -.126 -.131 .043


02

BA -.026 -.364 .923a .005 .028 -.160


03

BA -.322 -.126 .005 .925a -.185 -.122


04

BA .231 -.131 .028 -.185 .887a -.448


05

BA -.236 .043 -.160 -.122 -.448 .908a


06

BA -.093 -.042 -.084 .025 -.304 -.267


07

BA -.142 -.111 -.175 .108 -.110 -.101


08

BA .023 -.127 .092 -.222 .067 -.072


09

Anti-image Matrices

BA07 BA08 BA09

124
Anti-image Covariance BA01 -.038 -.057 .009

BA02 -.015 -.040 -.045

BA03 -.033 -.067 .035

BA04 .009 .039 -.079

BA05 -.089 -.032 .019

BA06 -.069 -.026 -.018

BA07 .315 .019 -.062

BA08 .019 .306 -.162

BA09 -.062 -.162 .300

Anti-image Correlation BA01 -.093 -.142 .023

BA02 -.042 -.111 -.127

BA03 -.084 -.175 .092

BA04 .025 .108 -.222

BA05 -.304 -.110 .067

BA06 -.267 -.101 -.072

BA07 .936a .060 -.202

BA08 .060 .892a -.536

BA09 -.202 -.536 .887a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

125
Initial Extraction

BA01 1.000 .489

BA02 1.000 .628

BA03 1.000 .547

BA04 1.000 .621

BA05 1.000 .699

BA06 1.000 .804

BA07 1.000 .711

BA08 1.000 .692

BA09 1.000 .696

Extraction Method: Principal


Component Analysis.

Total Variance Explained

Extraction Sums of
Initial Eigenvalues Squared Loadings

% of Cumulative % of
Component Total Variance % Total Variance

1 5.888 65.417 65.417 5.888 65.417

2 .664 7.383 72.800

126
3 .608 6.761 79.560

4 .526 5.849 85.409

5 .407 4.527 89.936

6 .316 3.512 93.448

7 .261 2.897 96.344

8 .175 1.949 98.294

9 .154 1.706 100.000

Total Variance Explained

Extraction Sums of Squared Loadings

Component Cumulative %

1 65.417

127
4

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

BA01 .700

BA02 .792

BA03 .740

BA04 .788

128
BA05 .836

BA06 .896

BA07 .843

BA08 .832

BA09 .834

Validitas Customer Trust

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .785

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 144.547

df 6

Sig. .000

Anti-image Matrices

CT01 CT02 CT03 CT04

Anti-image Covariance CT01 .700 -.042 -.160 -.078

CT02 -.042 .608 -.155 -.134

CT03 -.160 -.155 .425 -.213

CT04 -.078 -.134 -.213 .482

Anti-image Correlation CT01 .855a -.065 -.293 -.134

CT02 -.065 .835a -.305 -.247

CT03 -.293 -.305 .733a -.471

129
CT04 -.134 -.247 -.471 .768a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

CT01 1.000 .510

CT02 1.000 .610

CT03 1.000 .775

CT04 1.000 .720

Extraction Method: Principal


Component Analysis.

Total Variance Explained

Extraction Sums of
Initial Eigenvalues Squared Loadings

% of Cumulative % of
Component Total Variance % Total Variance

130
1 2.614 65.358 65.358 2.614 65.358

2 .635 15.878 81.236

3 .449 11.231 92.467

4 .301 7.533 100.000

Total Variance Explained

Extraction Sums of Squared Loadings

Component Cumulative %

1 65.358

Extraction Method: Principal Component Analysis.

131
Component Matrixa

Component

CT01 .714

CT02 .781

CT03 .880

CT04 .848

Validitas Brand Loyalty

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .686

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 151.940

Df 6

Sig. .000

Anti-image Matrices

BL01 BL02 BL03 BL04

132
Anti-image Covariance BL01 .720 -.204 -.020 -.104

BL02 -.204 .755 -.089 -.015

BL03 -.020 -.089 .340 -.250

BL04 -.104 -.015 -.250 .335

Anti-image Correlation BL01 .821a -.277 -.040 -.211

BL02 -.277 .821a -.177 -.030

BL03 -.040 -.177 .632a -.740

BL04 -.211 -.030 -.740 .630a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

BL01 1.000 .504

BL02 1.000 .455

BL03 1.000 .755

BL04 1.000 .761

Extraction Method: Principal


Component Analysis.

133
Total Variance Explained

Extraction Sums of
Initial Eigenvalues Squared Loadings

% of Cumulative % of
Component Total Variance % Total Variance

1 2.476 61.901 61.901 2.476 61.901

2 .747 18.667 80.568

3 .585 14.616 95.184

4 .193 4.816 100.000

Total Variance Explained

Extraction Sums of Squared Loadings

Component Cumulative %

1 61.901

134
4

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

BL01 .710

BL02 .675

BL03 .869

BL04 .872

Reliabilitas Customer Engagement

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

135
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.888 11

Reliabilitas Brand Attachment

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

136
.933 9

Reliabilitas Customer Trust

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.821 4

Reliabilitas Brand Loyalty

Case Processing Summary

137
N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.794 4

138
Regresi Linear CE terhadap BL

Lampiran 5. Output SPSS Hasil Uji Analisis Deskriptif

139
140
141
142
143
Lampiran 6. Output SPSS Hasil Uji Asumsi Klasik

Means

Notes

Output Created 26-NOV-2021 14:54:45

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 100


File

Missing Value Handling Definition of Missing For each dependent variable in a table,
user-defined missing values for the
dependent and all grouping variables
are treated as missing.

Cases Used Cases used for each table have no


missing values in any independent
variable, and not all dependent
variables have missing values.

Syntax MEANS TABLES=BL BY CT BA CE


/CELLS=MEAN COUNT STDDEV
/STATISTICS LINEARITY.

Resources Processor Time 00:00:00,05

Elapsed Time 00:00:00,02

[DataSet0]

144
Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

BL * CT 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

BL * BA 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

BL * CE 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

BL * CT

Report

BL

CT Mean N Std. Deviation

12 21.00 1 .

14 15.00 1 .

15 16.00 1 .

17 13.25 4 2.217

19 21.00 2 1.414

20 19.67 9 3.428

21 21.77 13 1.363

22 20.52 23 2.761

145
23 21.17 6 3.920

24 22.65 17 2.893

25 21.43 7 2.760

26 20.50 2 4.950

27 23.50 6 2.258

28 24.00 8 2.878

Total 21.15 100 3.409

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square

BL * Between (Combined) 485.523 13 37.348


CT Groups

Linearity 289.802 1 289.802

Deviation from 195.721 12 16.310


Linearity

Within Groups 665.227 86 7.735

Total 1150.750 99

ANOVA Table

146
F Sig.

BL * CT Between Groups (Combined) 4.828 .000

Linearity 37.465 .000

Deviation from Linearity 2.109 .024

Within Groups

Total

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

BL * CT .502 .252 .650 .422

BL * BA

Report

BL

BA Mean N Std. Deviation

15 14.00 1 .

18 15.00 2 .000

147
23 17.00 1 .

24 17.50 2 .707

25 22.00 1 .

27 10.00 1 .

28 19.50 2 6.364

29 19.00 4 4.397

30 21.00 1 .

31 20.50 2 .707

33 21.00 1 .

34 16.00 2 4.243

35 14.00 1 .

36 21.50 2 2.121

37 20.00 3 3.606

38 22.75 4 3.594

40 17.00 1 .

41 19.00 4 3.559

42 23.00 2 4.243

44 21.00 2 1.414

45 21.33 6 .816

46 21.17 6 1.941

47 19.86 7 3.237

48 22.40 5 1.817

49 22.78 9 1.787

50 23.22 9 1.481

51 22.50 2 .707

52 22.67 3 3.786

148
53 22.67 3 3.786

54 23.75 4 .500

56 24.00 3 2.000

57 25.00 1 .

59 24.00 1 .

60 24.00 1 .

63 27.00 1 .

Total 21.15 100 3.409

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square

BL * Between (Combined) 698.082 34 20.532


BA Groups

Linearity 424.084 1 424.084

Deviation from 273.998 33 8.303


Linearity

Within Groups 452.668 65 6.964

Total 1150.750 99

149
ANOVA Table

F Sig.

BL * BA Between Groups (Combined) 2.948 .000

Linearity 60.895 .000

Deviation from Linearity 1.192 .269

Within Groups

Total

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

BL * BA .607 .369 .779 .607

BL * CE

Report

BL

CE Mean N Std. Deviation

25 18.00 1 .

150
27 16.00 2 1.414

29 14.00 1 .

30 20.00 1 .

31 15.00 1 .

32 14.00 1 .

33 15.00 1 .

34 19.50 2 .707

35 21.00 1 .

38 19.00 1 .

39 22.33 3 2.082

40 24.00 1 .

42 23.00 2 1.414

43 21.00 1 .

44 18.00 2 2.828

45 21.50 2 2.121

46 19.50 2 3.536

47 21.60 5 1.342

48 19.00 2 2.828

49 18.00 2 5.657

50 21.00 1 .

51 18.50 2 7.778

52 24.17 6 2.483

53 21.50 6 2.074

54 21.33 3 1.155

55 21.17 6 .753

56 21.75 4 3.775

151
57 25.00 2 1.414

59 21.50 2 .707

60 21.33 3 1.528

61 21.40 5 3.209

62 22.67 3 1.528

63 23.57 7 2.760

65 21.00 2 5.657

66 25.00 2 1.414

67 20.33 3 5.508

68 23.67 3 3.512

70 19.50 2 3.536

71 23.00 2 1.414

74 24.00 1 .

77 10.00 1 .

Total 21.15 100 3.409

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square

BL * Between (Combined) 671.719 40 16.793


CE Groups

Linearity 123.021 1 123.021

152
Deviation from 548.698 39 14.069
Linearity

Within Groups 479.031 59 8.119

Total 1150.750 99

ANOVA Table

F Sig.

BL * CE Between Groups (Combined) 2.068 .005

Linearity 15.152 .000

Deviation from Linearity 1.733 .028

Within Groups

Total

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

BL * CE .327 .107 .764 .584

153
NPar Tests

Notes

Output Created 26-NOV-2021 14:58:46

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 100


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all


cases with valid data for the variable(s)
used in that test.

Syntax NPAR TESTS


/K-S(NORMAL)=RES_1
/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,01

Number of Cases Allowed a 786432

154
a. Based on availability of workspace memory.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.49991109

Most Extreme Differences Absolute .079

Positive .059

Negative -.079

Test Statistic .079

Asymp. Sig. (2-tailed) .121c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Regression

155
Notes

Output Created 26-NOV-2021 15:02:35

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 100


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no


missing values for any variable used.

Syntax REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Abs_RES
/METHOD=ENTER CE BA CT.

Resources Processor Time 00:00:00,03

Elapsed Time 00:00:00,02

Memory Required 3536 bytes

Additional Memory Required 0 bytes


for Residual Plots

156
Variables Entered/Removeda

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 CT, CE, BAb . Enter

a. Dependent Variable: Abs_RES

b. All requested variables entered.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .308a .095 .067 1.58803

a. Predictors: (Constant), CT, CE, BA

ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 25.456 3 8.485 3.365 .022b

Residual 242.097 96 2.522

157
Total 267.553 99

a. Dependent Variable: Abs_RES

b. Predictors: (Constant), CT, CE, BA

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.808 1.272 1.421 .158

CE .037 .017 .258 2.131 .036

BA -.065 .021 -.398 -3.148 .002

CT .042 .055 .079 .758 .450

a. Dependent Variable: Abs_RES

Regression

158
Notes

Output Created 26-NOV-2021 15:05:11

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 100


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no


missing values for any variable used.

Syntax REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS BCOV R
ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT BL
/METHOD=ENTER CE BA CT.

Resources Processor Time 00:00:00,03

Elapsed Time 00:00:00,02

Memory Required 3536 bytes

159
Additional Memory Required 0 bytes
for Residual Plots

Variables Entered/Removeda

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 CT, CE, BAb . Enter

a. Dependent Variable: BL

b. All requested variables entered.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .680a .462 .446 2.539

a. Predictors: (Constant), CT, CE, BA

ANOVAa

160
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 532.044 3 177.348 27.518 .000b

Residual 618.706 96 6.445

Total 1150.750 99

a. Dependent Variable: BL

b. Predictors: (Constant), CT, CE, BA

Coefficientsa

Standardiz
Unstandardized ed
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constan 6.242 2.033 3.070 .003


t)

CE -.018 .027 -.062 -.667 .506

BA .179 .033 .526 5.401 .000

161
CT .359 .089 .325 4.050 .000

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

CE .643 1.555

BA .590 1.695

CT .868 1.152

a. Dependent Variable: BL

Coefficient Correlationsa

Model CT CE BA

1 Correlations CT 1.000 -.019 -.288

CE -.019 1.000 -.566

BA -.288 -.566 1.000

Covariances CT .008 -4.560E-5 -.001

CE -4.560E-5 .001 -.001

BA -.001 -.001 .001

162
a. Dependent Variable: BL

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions
Condition
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) CE BA CT

1 1 3.937 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .034 10.711 .11 .20 .23 .11

3 .020 14.113 .01 .73 .70 .02

4 .009 21.356 .87 .07 .07 .87

a. Dependent Variable: BL

Lampiran 7. Output SPSS Hasil Uji Hipotesis

Regression

Notes

Output Created 28-NOV-2021 07:46:25

163
Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 100


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no


missing values for any variable used.

Syntax REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT X2
/METHOD=ENTER X1.

Resources Processor Time 00:00:00,03

Elapsed Time 00:00:00,03

Memory Required 3600 bytes

Additional Memory Required 0 bytes


for Residual Plots

Variables Entered/Removeda

164
Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Customer . Enter
b
Engagement

a. Dependent Variable: Brand Attachment

b. All requested variables entered.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .597a .356 .350 8.08773

a. Predictors: (Constant), Customer Engagement

ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3551.068 1 3551.068 54.288 .000b

Residual 6410.322 98 65.411

165
Total 9961.390 99

a. Dependent Variable: Brand Attachment

b. Predictors: (Constant), Customer Engagement

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t

1 (Constant) 15.942 3.801 4.194

Customer .516 .070 .597 7.368


Engagement

Coefficientsa

Model Sig.

1 (Constant) .000

166
Customer Engagement .000

a. Dependent Variable: Brand Attachment

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT X3

/METHOD=ENTER X1.

Regression

Notes

167
Output Created 28-NOV-2021 07:46:37

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 100


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no


missing values for any variable used.

Syntax REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT X3
/METHOD=ENTER X1.

Resources Processor Time 00:00:00,03

Elapsed Time 00:00:00,01

Memory Required 3600 bytes

Additional Memory Required 0 bytes


for Residual Plots

Variables Entered/Removeda

168
Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Customer . Enter
b
Engagement

a. Dependent Variable: Customer Trust

b. All requested variables entered.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .231a .053 .044 3.02120

a. Predictors: (Constant), Customer Engagement

ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 50.242 1 50.242 5.504 .021b

Residual 894.508 98 9.128

169
Total 944.750 99

a. Dependent Variable: Customer Trust

b. Predictors: (Constant), Customer Engagement

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t

1 (Constant) 19.395 1.420 13.658

Customer .061 .026 .231 2.346


Engagement

Coefficientsa

Model Sig.

1 (Constant) .000

170
Customer Engagement .021

a. Dependent Variable: Customer Trust

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT Y

/METHOD=ENTER X1 X2 X3.

Regression

Notes

171
Output Created 28-NOV-2021 07:47:13

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 100


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no


missing values for any variable used.

Syntax REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3.

Resources Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,01

Memory Required 4576 bytes

Additional Memory Required 0 bytes


for Residual Plots

Variables Entered/Removeda

172
Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Customer Trust, . Enter


Customer
Engagement,
Brand
Attachmentb

a. Dependent Variable: Brand Loyalty

b. All requested variables entered.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .680a .462 .446 2.53867

a. Predictors: (Constant), Customer Trust, Customer Engagement,


Brand Attachment

ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 532.044 3 177.348 27.518 .000b

173
Residual 618.706 96 6.445

Total 1150.750 99

a. Dependent Variable: Brand Loyalty

b. Predictors: (Constant), Customer Trust, Customer Engagement, Brand Attachment

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t

1 (Constant) 6.242 2.033 3.070

Customer -.018 .027 -.062 -.667


Engagement

Brand Attachment .179 .033 .526 5.401

Customer Trust .359 .089 .325 4.050

174
Coefficientsa

Model Sig.

1 (Constant) .003

Customer Engagement .506

Brand Attachment .000

Customer Trust .000

a. Dependent Variable: Brand Loyalty

175

Anda mungkin juga menyukai