Anda di halaman 1dari 63

UNIVERSITAS INDONESIA

Analisis Pengaruh Influencer Marketing Terhadap Keputusan Pembelian


Gen Z di Jabodetabek pada Brand Makarizo

PENELITIAN
METODE RISET BISNIS

Arthur Ferdinand Anondo 2006583236


Kristine Natalia 2006525993
Muhammad Azka Husani Lavail 2006583204
Muhammad Fikar 2006526245

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
DEPOK
2022

1
DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP 4

KATA PENGANTAR 6

BAB I PENDAHULUAN 7
1.1 Latar Belakang 7
1.2 Rumusan Masalah 9
1.3 Tujuan Penelitian 10
1.4 Manfaat Penelitian 10
1.4.1. Bagi Peneliti 10
1.4.2 Bagi Akademisi 10
1.4.3. Bagi Perusahaan 10
1.4.4 Bagi Masyarakat 11
1.5 Ruang Lingkup Penelitian 11
1.5.1 Unit Analisis 11
1.5.2 Objek Penelitian 11
1.5.3 Cakupan Geografis 11
1.5.4 Periode Penelitian 11
1.6 Sistematika Penelitian 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13


2.1 Media Sosial 13
2.2 Pemasaran Media Sosial 13
2.3 Source Credibility Model 15
2.3.1 Attractiveness 15
2.3.2 Trustworthiness 15
2.3.3 Expertise 16
2.4 Pemasaran Influencer 16
2.5 Generation Z 17
2.6 Purchase Intention 17
2.7 Penelitian Terdahulu 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23


3.1 Desain Penelitian 23
3.2 Metode Pengumpulan Data 23
3.3 Metode Pengambilan Sampel 23
3.4 Model Penelitian 24
3.5 Hipotesis Penelitian 24
3.6 Operasionalisasi Variabel 26
3.7 Sistematika Kuesioner 28
3.7.1 Screening 28

2
3.7.2 Variabel Inti 29
3.7.3 Data Demografis Responden 29
3.8 Metode Analisis Data 29
3.8.1 Analisis Kuesioner Awal 29
3.8.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 30
3.8.3 Analisis Regresi 30

DAFTAR PUSTAKA 61

3
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas ini adalah murni hasil
pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.
Materi ini belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Nama NPM Tanda Tangan

Arthur Ferdinand Anondo 2006583236

Kristine Natalia 2006525993

Muhammad Azka Husani Lavail 2006583204

Muhammad Fikar 2006526245

Judul : Analisis Pengaruh Influencer Marketing terhadap Keputusan Pembelian Gen Z


di Jabodetabek pada Brand Makarizo
Tanggal : 14 September 2022

4
Nama Dosen : 1. Dr. Karto Adiwijaya, S.E., M.M.
2. Ir. Akhir Matua Harahap, M.E.

5
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
kami karunia dan kemudahan, khususnya dalam penyusunan makalah ini. Kelancaran dalam
penyusunan makalah yang berjudul Keterkaitan antara Elemen Sosial Media Marketing Brand
Sepatu Lokal terhadap Consumer-Brand Engagement dan Brand Knowledge pada Kalangan
Mahasiswa, merupakan suatu rahmat dan karunia dari-Nya.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami tujukan kepada Bapak Dr. Karto
Adiwijaya, S.E., M.M. dan Bapak Ir. Akhir Matua Harahap, M.E selaku dosen pengampu mata
kuliah Metode Riset Bisnis kelas D kami selama satu semester ini. Ilmu serta bimbingan yang
beliau berikan adalah dua hal yang sangat membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Rasa terima kasih juga tidak lupa kami utarakan kepada narasumber yang senantiasa
menyediakan informasi untuk menjadi referensi dari makalah ini. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Metode Riset Bisnis.
Namun, makalah ini mungkin juga dapat menjadi tambahan wawasan bagi para pembaca
ataupun penyusun sendiri.
Kami menyadari bahwa makalah ini tentu tidak dapat terlepas dari segala bentuk
kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang berkaitan
dengan makalah ini.

Depok, 14 September 2022

Penyusun,
Kelompok 1

6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era digital, proses pemasaran mengalami perubahan yang sangat signifikan karena
adanya kemajuan pada bidang teknologi. Kondisi lingkungan juga membuat proses
pemasaran dimana biasanya dimulai dengan pemasukan input dan diproses sehingga
menghasilkan suatu output, tetapi sekarang tidak demikian. Dengan berkembangnya
teknologi, proses pemasaran lebih banyak dilakukan secara digital dimana antara pihak
pemasar dan calon konsumen tidak perlu bertemu secara langsung untuk memasarkan suatu
produk.
Munculnya sosial media juga membuat proses pemasaran dapat dilakukan semakin
mudah karena semua orang dapat menemukan aktivitas pemasaran hanya dengan
menggunakan akun sosial media pribadinya. Terlebih lagi karena adanya pandemi Covid-
19 yang menghambat aktivitas fisik kebanyakan orang sehingga harus membuat mereka
menghabiskan waktunya di rumah, salah satunya dengan bersosial media.
Influencer marketing merupakan hal yang sedang ramai menjadi pembahasan publik
lantaran memiliki pengaruh dalam sosial media yang sangat besar, seperti di Facebook,
Instagram, Youtube, Tiktok, dan Twitter. Influencer marketing juga menjadi cara
pemasaran yang paling efisien dan dipercaya karena berasal dari keluarga, teman, atau
orang yang dipercaya. Faktanya, 92% konsumen di seluruh dunia lebih mempercayai
rekomendasi individu daripada iklan tradisional (Nielsen, 2015).
Menurut Hariyanti & Wirapraja, influencer adalah seseorang atau figur dalam media
sosial yang memiliki jumlah pengikut yang banyak atau signifikan, dan hal yang mereka
sampaikan dapat mempengaruhi perilaku dari pengikutnya (Hariyanti & Wirapraja, 2018:
141). Untuk mempromosikan suatu produk, influencer menjadi pilihan populer di antara
banyak bisnis. Dalam kehidupan media sosial kita sehari-hari, influencer memainkan
berbagai peran, termasuk duta merek, booster berbayar, dan endorser. Influencer tidak
diragukan lagi memiliki ciri dan materi tersendiri sejak awal. Sebenarnya tidak ada yang
tidak pantas ketika merek menggunakan konten ini untuk tujuan bisnis.
Adanya trend influencer marketing dapat membuat saluran pemasaran baru bagi para
marketer untuk bisa terhubung dengan konsumen yang lebih luas. Seorang influencer
dinilai berdasarkan tiga faktor, Reach, yang menampilkan jumlah pengikut yang dimiliki

7
seorang influencer. Resonansi menampilkan tingkat interaksi antara pengikut dan materi
yang ditampilkan oleh influencer, termasuk seberapa sering pengikut membagikan konten
tersebut. Aspek terakhir adalah relevansi, yang menunjukkan seberapa dekat citra merek
suatu produk dan nilai-nilai yang dirasakan oleh influencer. Kemiripan juga terlihat pada
materi yang diunggah oleh influencer dengan memperhatikan nilai, budaya, dan demografi
yang sama dengan target pasar perusahaan (Solis 2012).

E Commerce Jumlah Pengunjung (%)

Shopee 11,2

Bukalapak 8,4

Lazada 6,7

Tokopedia 4,3

Traveloka 2,3

Lainnya 13,2

Tidak membuka E Commerce 53,4

Tabel E Commerce yang paling sering digunakan untuk pembelian secara online tahun 2018

Berdasarkan data survey yang dilakukan oleh APJII (2018), salah satu e-commerce
yang kerap menggunakan influencer sebagai marketer nya dan mempromosikan perusahaanya
meningkatkan minat penjualan pelanggan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari influencer
mulai dari micro influencer sampai dengan macro influencer. Hasil yang diberikan oleh
influencer meningkat secara signifikan selama promosi berlangsung dengan kenaikan jumlah
transaksi hingga 3,22 persen.

8
Gambar 1 : Efektifitas penggunaan influencer marketing dalam mencapai
Tujuan bisnis (Sociobooks 2018)

Influencer merupakan salah satu faktor yang penting dalam sebuah bisnis. Semakin
banyak influencer yang digunakan atau produk yang dipasarkan oleh influencer, maka semakin
banyak pula konsumen yang bisa terpengaruh untuk melakukan pembelian terhadap produk
tersebut. Menurut survei yang dilakukan oleh Socio Books (2018). Namun dalam
mempromosikan sebuah brand, kita tetap harus memilih influencer yang sesuai dengan
segmentasi pasarnya.
Sebagai bagian dari Generasi Z, kami kerap kali terpengaruh oleh influencer saat
mereka mempromosikan suatu produk maupun brand. Generasi Z juga merupakan generasi
yang paling banyak berinteraksi dengan berbagai teknologi dan media sosial. Dengan ini, bisa
disimpulkan bahwa Generasi Z memiliki basis aktivitas yang tinggi di platform digital. Maka
dari itu, pada penelitian ini kami sebagai penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai
pengaruh influencer terhadap keputusan pembelian Gen Z terhadap produk kecantikan,
Makarizo.

1.2 Rumusan Masalah


Jika ditinjau berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan permasalahan yang perlu dijawab dalam melakukan penelitian ini, seperti:
a. Apakah influencer marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
gen z?

9
b. Cost-benefit apa yang muncul dari melakukan strategi marketing menggunakan
influencer marketing?
c. Bagaimana tanggapan atau reaksi dari masyarakat terhadap promotional messages yang
disampaikan oleh influencer marketing?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh influencer marketing terhadap keputusan
pembelian konsumen gen z.
2. Untuk mengetahui cost-benefit dari melakukan strategi marketing menggunakan
influencer marketing.
3. Untuk mengetahui apa tanggapan atau reaksi dari masyarakat apabila promotional
messages yang disampaikan dilakukan oleh influencer marketing.

1.4 Manfaat Penelitian


Dari penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat bagi peneliti,
akademisi, perusahaan, dan masyarakat. Untuk rincian dari manfaat tersebut adalah sebagai
berikut.
1.4.1. Bagi Peneliti
Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu peneliti di
dunia, khususnya mengenai pengaruh influencer marketing terhadap keputusan
pembelian gen z pada brand makarizo yang dapat diaplikasikan secara nyata.
1.4.2 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi akademisi lainnya baik
sebagai sumber ilmu dan wawasan mengenai pengaruh influencer marketing terhadap
keputusan pembelian gen z pada brand makarizo maupun sebagai referensi untuk
penelitian-penelitian berikutnya.
1.4.3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan-perusahaan,
khususnya yang ingin mencari influencer yang tepat bagi strategi promosi mereka
supaya sampai kepada konsumen mereka yaitu gen z. Sehingga kedepannya mereka

10
lebih memikirkan lagi apakah sepadan return-on-advertising yang dihasilkan dari biaya
yang dikeluarkan untuk membayar influencer a, b, atau c.
1.4.4 Bagi Masyarakat
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat mengikuti
campaign dan memahami promotional messages suatu brand apabila dilakukan oleh
influencer-influencer yang mereka kenal. Sehingga pesan yang ingin disampaikan
brand dapat dengan mudah dimengerti oleh masyarakat terutama kalangan gen z.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


1.5.1 Unit Analisis
Penulis melakukan pembatasan terhadap unit yang dianalisis, yaitu para generasi
z yang menjadi konsumen dari brand Makarizo yang dipromosikan melewati Influencer.
Pembatasan terhadap unit yang dianalisis oleh penulis dilakukan dengan tujuan
memudahkan penulis dalam mengumpulkan data, mengolah data, serta mendapatkan
responden.
1.5.2 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan fokus kepada pencarian hubungan antara
variabel dengan unit penelitian. Variabel tersebut didapatkan berdasarkan salah satu
jurnal penelitian pada tahun 2022 yakni oleh Cuong Nguyen yang menjadi acuan
penulis. Variabel dependen dari penelitian ini adalah Keputusan pembelian serta
variabel Independen dari penelitian ini adalah Influencer. Variabel lainnya adalah Social
media/EWOM, content, marketing, dan entertainment.
1.5.3 Cakupan Geografis
Sampel data yang dikumpulkan berada dalam lingkup wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Pendistribusian kuesioner dilakukan
secara daring menggunakan platform google form dan media sosial lainnya, seperti
Line, dan Instagram.
1.5.4 Periode Penelitian
Tahapan penelitian dimulai dengan penentuan topik penelitian, pencairan
literatur hingga pengolahan data yang akan disajikan dalam laporan akhir. Periode
penelitian ini diperkirakan akan berlangsung mulai dari September 2022 Hingga
Desember 2022.

11
1.6 Sistematika Penelitian
Dalam menyusun penelitian ini, struktur dan sistematika yang digunakan peneliti adalah
sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang pemilihan topik oleh peneliti, rumusan masalah
yang diteliti beserta tujuan penelitian dan juga sistematika penulisan penelitian.
Bab II: Tinjauan Pustaka
Bab ini memuat tinjauan pustaka dari sumber-sumber sekunder seperti jurnal
yang terkait. Hasil tinjauan pustaka diharapkan dapat mengemukakan knowledge gap
yang terdapat dari hasil-hasil penelitian sebelumnya dan dapat dijadikan sebagai acuan
ilmu bagi penelitian ini.
Bab III: Metodologi Penelitian
Bab ini memuat pemaparan lengkap mengenai desain struktur penelitian,
metode pengumpulan data, metode pengambilan sampel, metode penelitian, hipotesis
penelitian, operasionalisasi variabel penelitian, sistematika kuesioner sebagai metode
pengambilan data, serta metode analisis data.
Bab IV: Analisis dan Pembahasan
Bab ini memuat analisis data yang diperoleh dari bab sebelumnya dan diolah
menggunakan metode yang telah ditentukan. Harapannya pembahasan dari analisis data
dapat memecahkan rumusan masalah yang ditentukan di awal sehingga peneliti dapat
mengambil keputusan dan membuat saran.
Bab V: Kesimpulan dan Saran
Bab ini akan membuat rangkuman dari proses dan hasil penelitian yang
dilakukan, yang juga disertai dengan saran dari peneliti untuk penelitian serupa ke
depannya dan implikasi manajerial yang dapat diimplementasi berdasarkan hasil
penelitian.

12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Sosial
Media sosial merupakan sebuah medium atau perantara di internet yang memungkinkan
konsumennya merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerjasama, berbagi data,
berkomunikasi dengan konsumen lainnya serta membentuk ikatan sosial secara daring atau
virtual (Nasrullah, 2015). Media sosial juga dijadikan sebagai alat bantu untuk memberikan
informasi kepada seseorang / penggunanya / kelompok demi mencapai suatu tujuannya.
Media sosial juga merupakan salah satu platform yang muncul dari media virtual, maka
dari itu, media sosial yang ada tidak jauh berbeda dengan yang dimiliki oleh media virtual.
Dari berbagai definisi, Media sosial juga bisa dikatakan sebagai platform media yang
memfokuskan kepada eksistensi dari pada penggunanya, serta dapat memfasilitasi mereka
dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Maka dari itu, media sosial dapat dilihat sebagai
“fasilitator” secara online atau virtual yang dapat menguatkan hubungan antara individu
atau kelompok dengan individu atau kelompok lainnya.
Seperti yang dikemukakan juga oleh Henderi, bahwa pengertian media sosial adalah
situs jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi setiap individu untuk
membangun profil publik ataupun semi public dalam sistem terbatasi, daftar pengguna lain
dengan siapa mereka terhubung, dan melihat serta menjelajahi daftar koneksi mereka yang
dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem (Henderi, 2007: 3).
Sementara itu, menurut Philip Kotler dan Kevin Keller media sosial adalah sarana bagi
konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, video dan audio dengan satu sama lain
dan dengan perusahaan dan sebaliknya (Kotler, Keller 2012: 568).

2.2 Pemasaran Media Sosial


Penggunaan media sosial dan jejaring sosial untuk memasarkan produk dan layanan
perusahaan. Social media marketing memberi perusahaan cara untuk terlibat dengan
pelanggan yang sudah ada dan menjangkau pelanggan baru sambil memungkinkan mereka
untuk mempromosikan budaya, misi, atau nada tonal yang diinginkan (Adam Hayes,
2021). Social media marketing memiliki alat analisis data yang dibuat khusus yang
memungkinkan para pemasar mencatat dan melaporkan hasil dari upaya pemasaran
mereka.

13
Situs web media sosial memungkinkan para pemasar untuk menggunakan berbagai
taktik dan strategi untuk mempromosikan konten dan membuat orang terlibat dengan
konten tersebut. Banyak jejaring sosial yang memungkinkan pengguna untuk memberikan
informasi geografis, demografis, dan pribadi yang terperinci, sehingga hal tersebut
memungkinkan pemasar untuk menyesuaikan pesan mereka dengan apa yang paling
mungkin dapat diterima terbaik oleh pengguna. (Buffer, 2019).
Kampanye SMM tentu dapat memiliki keuntungan menarik bagi masyarakat luas.
Contoh, kampanye tersebut dapat menarik pelanggan, sumber daya manusia, influencer
media sosial, media massa, masyarakat umum, bahkan pemangku kepentingan saat ini dan
calon pelanggan, seperti peninjau pihak ketiga atau kelompok perdagangan. Namun
kampanye ini juga mungkin dapat menciptakan hambatan yang mungkin tidak harus
dihadapi perusahaan jika tidak. Misalnya, apabila terdapat video viral yang mengklaim
bahwa produk perusahaan tidak baik bagi konsumen maka hal ini harus ditangani oleh
perusahaan, terlepas dari apakah klaim itu benar atau salah. Bahkan jika sebuah perusahaan
dapat meluruskan pesan, konsumen mungkin cenderung tidak membeli dari perusahaan di
masa depan karena adanya hal tersebut (Adam Hayes, 2021).
Dalam masa kini para pemasar mengenali keunggulan SMM apabila dibandingkan
dengan metode kampanye pemasaran tradisional dalam membangun nama sebuah merek
(Abzari et al., 2014; Knoll, 2016; Weinberg dan Pehlivan, 2011). Walaupun begitu, SMM
juga dipandang sebagai alat pemasaran yang cenderung baru sehingga belum dapat dikenali
secara penuh bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi perilaku konsumen dalam
kehidupan sehari-harinya (Ashley dan Tuten, 2015; Dessart et al., 2015; Rohm et al.,
2013).
Tantangan yang sekarang dialami oleh para pemasar adalah bagaimana cara mereka
dapat membangun sebuah struktur SMM yang kokoh dan bisa mengikutsertakan para
pelanggan mereka dan meningkatkan pengalaman konsumen secara positif (Schultz dan
Peltier, 2013).

14
2.3 Source Credibility Model
Influencer perlu menjadi orang yang dapat dipercaya oleh banyak orang agar bisa
menyampaikan pesan secara luas. Dalam hal ini, source credibility menjadi hal yang sangat
penting untuk dimiliki oleh para influencer agar memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penerima pesan. Influencer juga dapat memanfaatkan kepopuleran dirinya dalam
menyampaikan informasi yang dapat mempengaruhi keyakinan, pendapat, sikap, dan
perilaku penerima pesan terhadap proses pembentukan source credibility model ini.
Menurut Ohanian (1991) kredibilitas seorang influencer dapat diukur dengan tiga
komponen utama, yaitu attractiveness, trustworthiness, dan expertise.
2.3.1 Attractiveness
Daya tarik tidak selalu memiliki arti menarik secara fisik, tetapi memiliki
kelebihan lain yang dapat menarik minat, seperti kecerdasan emosional, intelektual,
kepribadian, sifat, dan sebagainya. Hal ini penting bagi seorang influencer yang tidak
lepas dengan pekerjaannya untuk mempengaruhi orang lain. Menurut Ohanian (1990),
ada lima hal yang dapat digunakan sebagai indikator penilaian tingkat attractiveness
seorang influencer, yaitu:
a. Menarik - Tidak Menarik
b. Berkelas - Tidak Berkelas
c. Cantik/Tampan - Tidak Cantik/Tampan
d. Elegan - Tidak Elegan
e. Seksi - Tidak Seksi
2.3.2 Trustworthiness
Selain memiliki daya tarik atau attractiveness, seorang influencer juga perlu
memiliki sifat ini yaitu trustworthiness atau dapat dipercaya. Kepercayaan khalayak
umum kepada seorang influencer sangatlah penting guna meningkatkan kredibilitas
baik influencer tersebut maupun juga produk yang mereka promosikan. Kepercayaan
dicirikan sebagai keinginan yang jelas dari sumber pemberi pengaruh untuk membuat
pernyataan yang sah dalam perspektif konsumen atau pengikut dan memberikan
informasi yang jujur dan jujur tentang suatu produk (Ohanian, 1990; McCracken,
1989).

15
2.3.3 Expertise
Keahlian seorang influencer memiliki peranan penting guna meningkatkan
keberhasilan dalam mempromosikan suatu produk yang mereka tawarkan. Keahlian
ini mencakup kemampuan dalam memberikan informasi terkait produk melalui cara
penyampaian, deskripsi serta kreatifitas dalam mengolah kata-kata yang bersifat
persuasif. Seorang endorser/influencer yang lebih kuat ditemukan memiliki tingkat
keterampilan yang lebih tinggi (Bardia et al., 2011; Aaker dan Myers, 1987) dan akan
mempengaruhi niat pembelian yang lebih besar (Chan et al., 2013; Erdogan, 1999;
Ohanian 1991).

2.4 Pemasaran Influencer


Influencer secara harfiah artinya adalah pemberi pengaruh. Seperti sebutannya,
influencer merujuk kepada tokoh atau figur di masyarakat yang memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi masyarakat lain secara luas, umumnya melalui platform virtual
seperti media sosial daring. Dengan ini, pemasaran influencer sebuah teknik pemasaran
yang menggunakan orang atau figur yang dianggap memiliki pengaruh di antara
masyarakat atau segmen target konsumen yang akan dituju dan dirasa dapat menjadi
sasaran promosi dari merek tersebut (Hariyanti & Wirapraja, 2018). Harapannya, melalui
pengaruh yang diberikan oleh influencer tersebut, target konsumen bisa mendapat dampak
positif atau bahkan tergerak untuk membeli produk/jasa yang dipromosikan.
Dengan semakin berkembangnya intensitas penggunaan media sosial di berbagai
kalangan masyarakat, semakin banyak influencer baru yang hadir di tengah masyarakat.
Penggunaan influencer untuk pemasaran merek memang sudah sangat lumrah digunakan
dewasa ini. Akan tetapi, tidak berarti bahwa penggunaan influencer dapat memastikan hasil
yang optimal. Dalam memilih influencer, beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan
misalnya, seperti engagement media sosial influencer yang dapat dilihat dari jumlah views,
likes, comment, dan share. Hal ini penting untuk mengenali outreach dari influencer
tersebut, biasanya, semakin bagus engagement-nya, maka semakin mahal pula biaya
promosi yang dikeluarkan. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan audience dari
influencer tersebut, mulai dari umur, gender, demografis, jumlah pengeluaran rata-rata per
bulan, serta persona dari audience tersebut. Hal tersebut penting untuk memastikan

16
kesesuaian target pasar merek dan target audience influencer untuk hasil promosi yang
lebih optimal.

2.5 Generation Z
Generation Z atau yang biasa dikenal sebagai gen z adalah seluruh generasi yang lahir
mulai tahun 1996 hingga 2012. Artinya, Gen z adalah generasi setelah milenial. Jadi, pada
tahun 2022 ini, anak-anak yang berusia 9-26 tahun termasuk ke dalam gen z. Mereka yang
lahir berkisar tahun 1996-2012 ini memiliki ketertarikan dan pemahaman yang berbeda
dengan generasi sebelum mereka, terkhusus pada kehadiran influencer marketing. Generasi
sebelum mereka seperti baby boomers maupun generasi millenials kurang memperhatikan
pemasaran yang mengandalkan tokoh-tokoh sebagai pelopor promosi produk atau jasa
tertentu berbeda dengan generasi Z saat ini yang memiliki kecenderungan untuk tertarik
menggunakan suatu produk atau jasa bergantung kepada ‘siapa’ yang mempromosikan
atau menawarkannya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh era sosial media yang kerap kali
menunjukkan berbagai produk atau jasa dengan KOL (key opinion leader) yang sangat
dikenal dan diikuti oleh kalangan gen z terutama di Indonesia dengan cepat mampu
menyebarkan informasi pemasaran secara luas, didukung juga dengan tidak ada batasan
komunikasi antara perusahaan dengan konsumen mereka sehingga terjadi bentuk
pertukaran informasi secara dua arah, meminimalkan terjadinya noise pada pesan yang
ingin disampaikan, serangkaian alur tadi melengkapi keberhasilan teknik influencer
marketing (Beregovskaya T.A., Grishaeva S.A, 2020).
Terlepas dari segala bentuk perubahan dari pemasaran tradisional menuju influencer
marketing yang digerakan oleh KOL (key opinion leader), pemasaran melalui strategi ini
sangat diuntungkan dengan kehadiran generasi z. Mereka cenderung lebih antusias, lebih
kritis, dan lebih tertarik terhadap pemasaran yang memiliki sosok atau tokoh sebagai icon
dari suatu produk atau merek dagang. Hubungan yang erat antara brand dengan influencer
ini mampu memobilisasi pengikut dari influencer tersebut untuk mempelajari atau bahkan
menggunakan produk yang ia tawarkan dengan lebih mudah ketimbang hanya melakukan
pemasaran sederhana.
2.6 Purchase Intention
Influencer marketing telah terbukti mampu mempengaruhi keputusan pembelian atau
purchase intention konsumen secara positif (Hermanda, et al, 2019). Audience dari

17
influencer biasanya memang tertarik untuk menonton konten publikasi influencer di sosial
media karena faktor-faktor tertentu, di antaranya adalah trustworthiness, attractiveness,
serta expertise. Semakin baik dan semakin dapat dipercaya seorang influencer, maka
semakin besar pula pengaruh dari kontennya terhadap audience-nya.

2.7 Penelitian Terdahulu

Pemetaan dari Penelitian Terdahulu

Nguyen, C., Nguyen, T., & Luu, V. (2022, April 1). RELATIONSHIP BETWEEN INFLUENCER MARKETING AND
PURCHASE INTENTION: FOCUSING ON VIETNAMESE GEN Z CONSUMERS. Independent Journal of Management &
Production, 13(2), 810–828.

Latar Belakang Penelitian

Masalah Tujuan Cakupan dan Pembatasan

Pemasaran influencer tumbuh dan Penelitian ini bertujuan Responden penelitian ini terbatas pada seluruh gender yang
mempopulerkan sebagai serangkaian untuk mengetahui berdomisili di negara Vietnam yang termasuk ke dalam
merek yang terhubung dan berinteraksi bagaimana influencer generasi z dan menyadari dampak pemasaran influencer pada
dengan lebih banyak segmentasi marketing akan niat pembelian mereka serta terkena pemasaran influencer di
pelanggan. Fakta ini juga yang menjadi mempengaruhi niat beli media sosial dan memiliki pengalaman dengan belanja online.
alasan penulis ingin meneliti influencer konsumen Gen Z Vietnam.
marketing. Gen Z mencakup 25% tenaga Yang diteliti secara
kerja Vietnam di masa depan, menurut qualitative dan
Nielsen (2015), setara dengan sekitar 15 menggunakan exploratory
juta konsumen potensial. Gen Z akan factor analysis.
menjadi pelanggan paling potensial
menggantikan generasi Milenial di masa
depan karena pada tahun 2020, 30% dari
total populasi global dimiliki oleh generasi
ini (Sparks & Honey marketing agency,
2019).
Namun, hanya ada beberapa jenis
penelitian tentang pengaruh influencer
marketing terhadap niat beli gen Z di
Vietnam. Kantar (2020) melaporkan bahwa
75% responden ingin mengetahui aktivitas
brand tersebut di media di masa pandemi
Covid-19. Oleh karena itu, semua
perusahaan harus mengembangkan solusi
pemasaran yang secara efektif dapat
memotong biaya pemasaran dan mendekati
pelanggan.

Desain Penelitian dan Metodologi

Metode Sampel/Variabel yang Diteliti Temuan

18
Penelitian ini menggunakan Sampel terdiri dari 250 responden dengan Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa 4
pendekatan kuantitatif dengan ketentuan: (1) merupakan generasi z; (2) dari 5 faktor telah mempengaruhi niat beli Gen Z:
teknik non-probability sampling seluruh gender; (3) berdomisili di Vietnam; (4) persepsi kredibilitas influencer, nilai hiburan konten
dengan jenis purposive sampling. responden menyadari dampak pemasaran influencer, persepsi keahlian influencer, dan ulasan
influencer pada niat beli mereka; (5) responden dan rekomendasi rekan kerja. Tidak ada bukti
nya adalah statistik untuk menyimpulkan bahwa relevansi
terkena pemasaran influencer di media sosial antara produk dan pelanggan (RE) berdampak pada
dan memiliki pengalaman dengan belanja niat beli konsumen Generasi Z Vietnam. Hebatnya,
online. ulasan dan rekomendasi sejawat (PEER) adalah
Variabel yang diteliti adalah: faktor paling vital yang mempengaruhi niat beli
- Variabel dependen (Y): keputusan konsumen Gen Z Vietnam. Rekomendasi manajerial
pembelian diberikan untuk meningkatkan efektivitas
- Variabel independen (X): hubungan pemasaran influencer pada niat beli di antara
antara pemasaran influencer konsumen Gen Z Vietnam.

Diskusi

Penulis menyimpulkan bahwa influencer marketing akan mempengaruhi Gen Z Vietnam untuk membeli melalui 4 faktor: kredibilitas
influencer yang dirasakan, nilai hiburan dari konten influencer, keahlian yang dirasakan dari influencer dan ulasan serta rek omendasi
rekan.

Trivedi, J., & Sama, R. (2019, December 14). The Effect of Influencer Marketing on Consumers’ Brand Admiration and Online
Purchase Intentions: An Emerging Market Perspective. Journal of Internet Commerce, 19(1), 103–124.

Latar Belakang Penelitian

Masalah Tujuan Cakupan dan Pembatasan

Penelitian ini mengamati efek komparatif Penelitian ini bertujuan Responden yang diteliti terbatas hanya pada seluruh gender
dari seorang ahli media sosial influencer untuk mengobservasi efek berumur 23-28 tahun yang berdomisili di India perkotaan dan
vis-a-vis' dukungan selebriti influencer komparatif dari influencer yang menggunakan produk elektronik seperti ponsel, laptop
yang menarik pada sikap merek konsumen celebrity dan influencer dan lainnya.
milenial, yang selanjutnya menghasilkan experts terhadap pengaruh
kekaguman merek, akhirnya mengarah ke keputusan orang untuk
niat pembelian online. Peran moderasi dari membeli barang online.
keterlibatan proses pesan antara dukungan
influencer dan sikap merek diamati. Peran
mediasi yang dimainkan oleh sikap merek
dan kekaguman merek antara dukungan
influencer dan niat beli juga diamati.
Studi ini difokuskan pada produk
elektronik konsumen karena pemasar
dalam kategori ini menghabiskan sejumlah
besar anggaran mereka untuk pemasaran
influencer (Hallanan, 2018). Selanjutnya,
karena ketersediaan berbagai teknologi
terbaru di segmen elektronik konsumen,
sulit bagi konsumen untuk memilih produk
yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka
(Heitmann & Herrmann, 2007). Kesulitan
ini menyebabkan ketergantungan mereka

19
pada influencer media sosial untuk saran
yang disesuaikan.

Desain Penelitian dan Metodologi

Metode Sampel/Variabel yang Diteliti Temuan

Peneliti menggunakan desain Sampel terdiri dari 438 responden dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika
penelitian descriptive research ketentuan: (1) tinggal di India perkotaan; (2) merencanakan komunikasi pemasaran untuk produk
dengan melakukan survey online seluruh gender; (3) pengguna produk elektronik elektronik konsumen, lebih baik memilih influencer
melalui Google Form dan seperti ponsel, laptop dan lainnya; (4) berumur ahli daripada influencer selebriti yang menarik.
memberikannya kepada 23-28 tahun (Gen Y).
responden melalui platform sosial Variabel yang diteliti adalah:
media seperti Facebook. - Variable dependen (Y):
keputusan pembelian online
- Variabel independen (X): efek dari
influencer marketing

Diskusi

Para peneliti mengamati dampak influencer ahli vis-à-vis selebriti influencer yang menarik pada sikap merek (AB), yang selanjutnya
mempengaruhi kekaguman merek (BA) dan akhirnya menghasilkan niat pembelian online. Baik EI (influencer ahli) dan ACI (influencer
selebriti yang menarik) menunjukkan dampak yang signifikan pada AB, sehingga mengarah pada penerimaan H1 dan H2. Hasil ini mirip
dengan Trivedi (2018) dan Lim et al. (2017). Namun, kedua studi ini tidak fokus mengamati dampak pemasaran influencer dari konteks
industri elektronik konsumen, sehingga hasil saat ini menjadi kontribusi yang unik.

Masuda, H., Han, S. H., & Lee, J. (2022). Impacts of influencer attributes on purchase intentions in social media influencer
marketing: Mediating roles of characterizations. Technological Forecasting and Social Change, 174, 121246.

Latar Belakang Penelitian

Masalah Tujuan Cakupan dan Pembatasan

Saat konten buatan pengguna Penelitian ini bertujuan untuk Responden yang diteliti terbatas hanya pada seluruh
berkembang biak di media sosial, mengembangkan model penelitian gender berumur 20-69 tahun yang berdomisili di Korea
pengguna dapat menjadi pembuat konten berdasarkan teori persuasi, yang Selatan dan yang merupakan pengguna YouTube secara
terkemuka dengan secara aktif dibangun untuk menyelidiki bobot berkala, pernah melakukan pembelian yang dilakukan
memproduksi dan mengunggah cerita relatif dari PSR. Studi ini setelah menonton Video YouTube, serta berlangganan
pribadi serta ulasan produk dan layanan. mempertimbangkan tiga atribut pada salah satu kanal YouTube.
Pengguna ini disebut sebagai “influencer pribadi (sikap homofili, daya tarik
media sosial” (Freberg et al., 2011; fisik, dan daya tarik sosial) dan
Khamis et al., 2017; Lim et al., 2017). tiga karakterisasi (kepercayaan,
Influencer media sosial telah menarik keahlian yang dirasakan, dan PSR)
banyak perhatian dari perusahaan dan sebagai anteseden niat beli.
merek, tidak hanya sebagai saluran
pemasaran potensial tetapi juga sebagai
aset hubungan sosial yang dapat mereka
ajak berkolaborasi. Hal ini dapat
mengarah pada hubungan yang

20
berkelanjutan berdasarkan pemasaran dan
penjualan (Augustine, 2019).
Menurut Business Insider, investasi
bisnis tahunan dalam pemasaran
influencer akan mencapai $15 miliar pada
tahun 2022 (Schomer, 2019). Semakin
banyak merek yang mengenali peluang
baru ini untuk menjangkau target pasar
mereka berkolaborasi dengan influencer
media sosial. Peran yang mereka mainkan
dalam mendorong perilaku pembelian
konsumen sangat penting dan lebih besar
daripada peran yang dimainkan melalui
saluran pemasaran tradisional. Jumlah
studi terkait pemasaran influencer telah
meningkat baru-baru ini (Kim dan Song,
2016; Ferchaud et al., 2018; Hwang dan
Zhang, 2018; de B´erail et al., 2019;
Munnukka et al., 2019).

Desain Penelitian dan Metodologi

Metode Sampel/Variabel yang Diteliti Temuan

Penelitian ini merupakan penelitian Sampel terdiri dari 313 Studi ini menemukan bahwa PSR memiliki dampak
cross-sectional dengan metode survei responden dengan ketentuan: (1) positif yang signifikan terhadap niat pembelian relatif
untuk mengumpulkan data dari Korea tinggal di Korea Selatan; (2) terhadap karakterisasi lain dan PSR secara signifikan
Selatan. Variabel yang digunakan dalam seluruh gender; (3) Pengguna terkait dengan tiga atribut pribadi. Selain itu,
penelitian model dioperasionalkan dengan YouTube secara berkala; (4) pembentukan PSR secara signifikan dipengaruhi oleh
mengadaptasi langkah-langkah yang Pernah membeli produk atau jasa tipe influencer yang dirasakan konsumen. Survei
dikembangkan dalam studi media sosial setelah menonton video dari menunjukkan bahwa strategi pemasaran influencer
sebelumnya. Survei terdiri dari YouTube; (5) serta berlangganan media sosial perlu disesuaikan berdasarkan atribut
pertanyaan tertutup yang diukur pada pada salah salah satu kanal pribadi, karakterisasi, dan tipe influencer.
skala Likert 5 poin. YouTube.
Variabel yang diteliti adalah:
- Variable dependen (Y):
keputusan pembelian
- Variabel independen (X):
perceived
characterizations serta
influencer attributes

Diskusi

Dengan fokus pada PSR, penelitian ini menguji model penelitian berdasarkan teori persuasi tentang bagaimana atribut influencer dan
karakteristik yang dirasakan mempengaruhi niat perilaku konsumen yang membeli produk/jasa setelah menonton video pemasaran.
Hasilnya menunjukkan bahwa niat beli yang diinduksi oleh influencer melalui iklan video dipengaruhi oleh kepercayaan, keahlia n yang
dirasakan, dan PSR, dengan pengaruh kuat yang diberikan oleh PSR. Selain itu, PSR dipengaruhi oleh sikap homofili, daya tarik fisik, dan
daya tarik sosial, dengan pengaruh yang sangat kuat diberikan oleh daya tarik sosial. Perbandingan berdasarkan informasi demo grafis
menemukan bahwa pembentukan PSR dipengaruhi oleh bagaimana konsumen memandang setiap jenis influencer (misalnya, YouTuber
profesional, selebriti/pakar).

21
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Representasi terhadap Influencer Marketing dan Keputusan pembelian pelanggan terhadap
brand skincare Makarizo dipilih menyesuaikan dengan subjek dan objek penelitian yang
ada dan memilih profil individu yang memiliki ketertarikan terhadap brand skincare
Makarizo dan mengikuti perkembangan pasar skincare yang ada.
Pendekatan kualitatif memiliki karakteristik alami (natural surfing) sebagai sumber data
langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan daripada hasil. Analisis dalam penelitian
kualitatif cenderung dilakukan secara analisis induktif dan makna makna merupakan hal
yang esensial (Lexy Moleong, 2006: 04). Commented [1]: tambahin metode pengambilan data
(cross sectional ato yg lain)

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang akan kami terapkan adalah survey dengan
menggunakan kuesioner. Pengambilan data akan dilakukan secara cross sectional, atau
pada satu periode waktu saja. Kami melihat bahwa pengumpulan data melalui teknik
kuesioner ini adalah salah satu metode yang sangat menghemat waktu karena
memungkinkan untuk mendapat responden yang banyak dalam waktu singkat.

3.3 Metode Pengambilan Sampel


Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki
(Sugiyono, 2008). Sampel yang diambil adalah gen z berdomisili di Jabodetabek dan
diteliti berdasar karakteristik preferensi konsumen terhadap brand skincare. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode sampling, yang
dimana dalam suatu populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dalam sampel.
Penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Target sampel yang diperlukan untuk
penelitian ini adalah 80 orang. Peneliti menggunakan metode pengumpulan sampel Non-
Probability Sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang dipilih secara tidak
acak, dengan menggunakan teknik Purposive Judgement yaitu teknik pengambilan sampel

23
sumber data dengan pertimbangan informasi yang dibutuhkan tersedia atau sesuai kriteria
(Sekaran, 2003).

3.4 Model Penelitian


Berdasarkan semua hipotesis di atas dan model penelitian yang dilakukan oleh Nam dan
Dan (2018), Chetioui dkk. (2019) dan Lou and Yuan (2019), model penelitian penelitian ini
sebagai berikut :

Gambar 2 : Model Penelitian keputusan pembelian konsumen

3.5 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kajian pustaka yang telah peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa
influencer dengan indikator tertentu mempengaruhi keputusan membeli konsumen secara
positif. Indikator pertama adalah pengaruh dari influencer terhadap segmen kontennya
yang mendukung persepsi validitas di mata konsumen. Indikator kedua merupakan
attractiveness yang dapat dilihat dari visual konten yang dibuat oleh influencer karena
semakin menarik konten, maka semakin berpengaruh pula terhadap konsumen Indikator
terakhir adalah trustworthiness yang dapat dilihat dari cara yang digunakan oleh influencer

24
untuk berkomunikasi dan aktivitas pendukung lainnya yang terdapat di dalam konten. Dan
berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai hipotesis kami :
● H1: Pengaruh dari pemasaran Influencer dengan menggunakan Media Sosial
Social media marketing memberi perusahaan cara untuk terlibat dengan pelanggan yang
sudah ada dan menjangkau pelanggan baru sambil memungkinkan mereka untuk
mempromosikan budaya, misi, atau nada tonal yang diinginkan (Adam Hayes, 2021).
Pemasaran yang dilakukan oleh Influencer terhadap suatu produk di media sosial tentunya
akan memberikan dampak positif terhadap brand tersebut. Terutama apabila seorang
influencer bisa mempengaruhi followers / pengikutnya untuk ikut membeli produk yang
dipromosikan. Namun, produk yang dipromosikan juga harus berhubungan dengan
lifestyle, personality traits, dan preference of behavior dari sang influencer, dimana
kredibilitasnya akan mempengaruhi yang dijelaskan pada bagian H2.
● H2: Pemasaran Influencer dari segi entertainment dan value terhadap keputusan
pembelian Gen Z.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dao et al. (2014), salah satu dari tiga faktor penentu
nilai iklan dan niat pembelian pelanggan selanjutnya adalah value entertainment. value
entertainment akan berdampak positif pada niat pembelian online melalui konten
influencer di media sosial.
● H3: Kredibilitas Influencer dalam mempengaruhi Gen Z dalam pembelian (SCM)
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa kesesuaian antara merek dan influencer yang
dipilih untuk produk dan layanan khusus merek dapat berdampak positif pada kepercayaan
merek dan meningkatkan niat beli (Choi & Rifon, 2012; Liengpradit et al., 2014; Zietek,
2016; Nam & Dan, 2018). Xu dan Pratt (2018) menjelaskan bahwa pelanggan cenderung
mengikuti influencer yang memiliki gaya hidup, ciri kepribadian, dan preferensi perilaku
yang sama, yang merupakan tahap awal menciptakan hubungan antara influencer dan
pengikut.

25
3.6 Operasionalisasi Variabel
Peneliti menggunakan 4 variabel dalam penelitian ini, yaitu:

Variabel Definisi Kode Indikator

Pemasaran Media Bentuk digital dari proses PMS Pemakaian media sosial
Sosial pemasaran yang 1 sebagai aktivitas sehari-hari
menggunakan media sosial
PMS Dasar pengambilan
sebagai sarana melakukan
2 keputusan yang dipengaruhi
pemasaran barang atau jasa.
oleh Influencer social media

PMS Pengaruh Konten promosi


3 berbasis video di sosial
media terhadap keputusan
pembelian

PMS Platform media sosial yang


4 paling sering digunakan

PMS lama waktu penggunaan


5 media sosial dalam satu hari

Source Credibility Salah satu parameter yang SCM Influencer dipercaya dalam
Model dapat digunakan untuk 1 melakukan review produk
mengukur pengaruh Makarizo
signifikan seorang influencer.
SCM Frekuensi eksposur brand
2 Makarizo di sosial media

SCM Kualitas iklan Influencer


3 Makarizo dalam
menyampaikan efektifitas
dan kegunaan produk

SCM Kualitas iklan Influencer


4 Makarizo dalam

26
menyampaikan komposisi
produk

SCM Kredibilitas ulasan dari


5 influencer brand Makarizo

SCM Influencer memiliki nilai


6 yang sama dengan Makarizo

SCM Influencer memberikan


7 interaksi dalam memberikan
informasi pemasaran

Pemasaran Proses pemasaran yang PIF 1 Influencer dapat dipercaya


Influencer menggunakan Influencer kata-katanya untuk
sebagai pihak yang memberikan informasi
menginformasikan pesan pemasaran
pemasaran.
PIF 2 Influencer dapat dipercaya
kemampuannya dalam
memberikan informasi
pemasaran

PIF 3 Influencer memiliki daya


tarik untuk mempengaruhi
orang lain

PIF4 Influencer memiliki keahlian


untuk mempengaruhi orang
lain

PIF 5 Influencer memiliki


kredibilitas untuk
mempengaruhi orang lain

27
Purchase Kecenderungan konsumen PIT 1 Konsumen memiliki
Intention untuk membeli atau kecenderungan untuk
menggunakan sebuah membeli suatu barang/jasa
barang/jasa. karena dipengaruhi oleh
orang lain

PIT 2 Konsumen cenderung untuk


membeli suatu barang/jasa
karena terpapar informasi
dari media sosial

PIT 3 Konsumen mencari


informasi mengenai
produk/jasa yang akan dibeli

PIT 4 Konsumen cenderung


membeli produk yang telah
diketahui informasinya

PIT 5 Konsumen melakukan


evaluasi pembelian terhadap
produk/jasa yang digunakan

PIT 6 Konsumen cenderung


membeli produk dan
merekomendasikan kepada
orang lain

3.7 Sistematika Kuesioner


Para peneliti menggunakan kuesioner yang terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
screening, variabel inti (pertanyaan inti), dan data demografis.
3.7.1 Screening
Pada bagian ini, responden diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan
pengalaman mereka sendiri. Bagian berfungsi untuk mengidentifikasi apakah responden
susah sesuai dengan kriteria yang termasuk dengan jenis populasi yang diharapkan. Selain

28
itu, pada bagian screening juga dapat memberikan validitas atas jawaban yang akan
diberikan responden karena kriteria dan indikator penilaian dapat sesuai dengan hal yang
ingin diteliti.
3.7.2 Variabel Inti
Bagian kedua dari kuesioner adalah variabel inti yang merupakan sekumpulan
pertanyaan mengenai variabel yang ingin diteliti, dalam hal ini adalah expertise,
trustworthiness, dan attractiveness yang merupakan variabel independen serta purchasing
intention sebagai variabel dependen nya. Pada bagian ini, responden diminta untuk
memberikan jawaban seakurat mungkin berdasarkan pengalaman pribadinya sesuai dengan
jenis pertanyaannya yang diajukan.
3.7.3 Data Demografis Responden
Bagian terakhir ini merupakan bagian pengumpulan data umum responden, seperti usia,
jenis kelamin, instansi/institusi, status perkawinan, pendidikan terakhir, dan sebagainya.
Data ini diperlukan sebagai salah satu indikator dalam proses analisis hasil pengolahan
data.
3.8 Metode Analisis Data
Para peneliti menggunakan teknik analisis hipotesis regresi untuk menganalisis dan
menginterpretasi hasil dari data penelitian untuk mengukur ada tidaknya pengaruh antara
variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah expertise, trustworthiness, dan attractiveness sedangkan
variabel dependen nya adalah purchase intention.
3.8.1 Analisis Kuesioner Awal
Pada tahap ini, Analisis kuesioner awal dilakukan oleh peneliti untuk memastikan
bahwa pertanyaan tidak terdapat ambiguitas yang akan memungkinkan terjadinya
misinterpretasi oleh para responden. Kemudian peneliti mempersilakan responden untuk
melakukan wording testing melihat apakah dari pertanyaan-pertanyaan yang akan
diberikan responden mendapati kesulitan dalam memahami pertanyaanya. Setelah itu
peneliti akan membantu memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang kurang dapat dipahami
oleh responden sebelum menanyakan hal yang lebih dalam lagi. Terakhir melakukan
adjustment pada pertanyaan yang dirasa sulit dipahami oleh responden untuk kebutuhan
penelitian selanjutnya.

29
3.8.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk menguji validitas dan reliabilitas disini, kami peneliti menggunakan skala likert
sebagai alat untuk mengukur sifat dan pendapat dari responden penelitian. Adapun contoh
yang kami gunakan dari penilaian skala likert ini adalah berupa 1: sangat jarang, 2: jarang,
3: netral, 4: sering, 5: sangat sering). Melalui skala likert, desain kuesioner survey akan
disusun sebagai berikut:
1. Bagian pertama kuesioner digunakan untuk memastikan kesesuaian responden
dengan target responden yang ditentukan, apabila responden sesuai, maka
responden akan lanjut untuk mengisi bagian kedua.
2. Bagian kedua akan digunakan untuk uji validitas konstruksi dengan mengukur
kesamaan persepsi responden terhadap orang yang disebut influencer serta
intensitas melihat konten influencer Makarizo, nilai yang harus dicapai untuk
dianggap valid minimal sejumlah 70% dari total skala.
3. Bagian ketiga akan digunakan untuk memahami perilaku dan pandangan
responden terhadap variabel yang diuji dengan memastikan pertanyaan dibuat
sedemikian rupa untuk mencakup respon yang mungkin dapat diterima dengan
tujuan kuesioner memiliki validitas konten dan kriteria, juga, beberapa
pertanyaan akan diulang dengan interval dan penulisan yang dirangkai ulang
untuk memastikan reliabilitas dari respon yang diterima. Respon dianggap
reliabel apabila skor konsistensi respon mencapai minimal 95% dari total skala.
3.8.3 Analisis Regresi Commented [2]: analisis regresi linear sederhana
bukan berganda
Pada penelitian ini, peneliti menganalisis data hasil penelitian dengan menggunakan
analisis regresi linear yang mengukur tingkat korelasi antara dua atau lebih variabel.
Analisis regresi linear sederhana merupakan teknik statistik untuk pemodelan hubungan
antara satu variabel dan satu variabel independen. Analisis regresi linear sederhana
berupaya menjelaskan variasi dari variabel independen dalam variabel dependen secara
sinkron.

30
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa minggu dan melalui dua tahapan, yaitu pre-test
dan main-test. Pre-test berfungsi sebagai tahap pertama dimana pre-test dilakukan dengan 30
responden yang termasuk kriteria, yaitu Gen Z yang menggunakan produk dari brand Makarizo
dan berada di Jabodetabek. Proses penyebaran kuesioner pre-test berlangsung selama dua hari,
yaitu pada hari Kamis dan Jumat, 24-25 November 2022 dan telah mendapatkan responden dari
teman, kerabat, dan keluarga dari peneliti melalui media persebaran secara online.
Pada tahapan main-test, kami berhasil mendapatkan 85 responden. Akan tetapi, terdapat
7 responden yang tidak memenuhi kriteria sehingga hanya 78 data yang dilanjutkan untuk
diolah. Responden tersebut tidak memenuhi kriteria dikarenakan tidak mengetahui brand
makarizo. Uji validitas pada main-test diukur dengan metode pengukuran statistik Kaiser-
Meyer-Olkin (KMO) dengan tiga parameter, yaitu nilai KMO, nilai anti-image, dan nilai
component matrix. Seluruh nilai untuk masing-masing variabel penelitian di atas 0,5 sehingga
penelitian valid. Sementara itu, uji reliabilitas dilakukan dengan metode parameter cronbach’s
alpha. Nilai seluruh variabel yang didapat lebih besar dari 0,6 sehingga dinyatakan reliabel.

4.2 Analisis Kuesioner


Pertanyaan terstruktur dan tidak terstruktur dimasukkan dalam kuesioner yang
digunakan untuk penyelidikan ini. Survei berbasis Google Form disebarluaskan melalui
obrolan individu dan grup, komunitas online, dan situs media sosial seperti Twitter dan
Instagram. Peneliti memperkenalkan dirinya sebelum membagikan kuesioner dan menyatakan
tujuan penelitian. Untuk mengurangi jumlah tanggapan yang tidak memenuhi persyaratan,
peneliti juga memasukkannya ke dalam kuesioner. Persyaratan tersebut antara lain tergolong
Generasi Z, berdomisili di wilayah Jabodetabek, familiar dengan brand Makarizo, dan
memanfaatkan situs jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan lainnya.
Kuesioner terdiri dari tujuh bagian. Bagian pertama dan kedua terdiri dari pertanyaan
screening untuk memastikan bahwa responden telah melihat iklan influencer mempromosikan
produk brand Makarizo di media sosial (contoh: Instagram, Tiktok, Twitter, Facebook, dsb.).
Bagian kedua dan ketiga berisikan pertanyaan profil responden, mulai dari nama, jenis kelamin,
usia, domisili, dan pengetahuan individu tersebut mengenai Makarizo. Sementara itu, bagian

31
keempat hingga bagian ke-7 dan memiliki total 23 pertanyaan sesuai dengan variabel
penelitian. Bagian ketujuh merupakan bagian penutup yang mengucapkan terima kasih pada
responden atas partisipasi dan waktu yang diluangkan untuk mengisi kuesioner. Berikut adalah
pertanyaan yang diberikan yang telah disesuaikan dengan variabel :
1. Bagian keempat : 5 pertanyaan mengenai pemasaran media sosial
2. Bagian kelima : 5 pertanyaan mengenai pemasaran influencer
3. Bagian keenam : 7 pertanyaan mengenai source credibility model
4. Bagian ketujuh : 6 pertanyaan mengenai purchase intention

4.3 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Pre Test


Uji validitas merupakan uji indeks yang menunjukkan seberapa baik alat ukur yang
dipilih benar-benar mengukur hal yang perlu diukur. Uji validitas perlu dilakukan untuk
memastikan bahwa jawaban atas pertanyaan terbuka tidak berbeda dengan gambaran variabel
penelitian. Uji reliabilitas, di sisi lain, adalah tes indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
ukur dapat diandalkan, atau, dengan kata lain, sejauh mana temuan pengukuran tetap konsisten
ketika diulang beberapa kali dengan alat ukur yang sama. Ketika alat pengukur menghasilkan
temuan yang sama setelah beberapa kali pengukuran, maka dianggap dapat diandalkan (L
Amanda, 2019).
4.3.1. Uji Validitas Pre Test
Untuk mengetahui apakah setiap soal yang akan dijadikan sebagai alat ukur utama
dalam penelitian dapat diandalkan untuk menghasilkan temuan yang konsisten dan reliabel,
perlu dilakukan penilaian validitas dan reliabilitas pre-test. Keakuratan temuan penelitian juga
dapat ditentukan oleh validitas tes dan reliabilitas pre test. Jumlah minimal responden, atau 30,
digunakan dalam data untuk pre-test, sehingga dapat dikatakan mendekati distribusi yang
diharapkan dengan asumsi normal. Commented [3]: TAMBAHIN TABEL PRETEST

Kaiser-Mayer-Olkin (KMO) dan Cronbach alpha merupakan indikator evaluasi yang


peneliti gunakan untuk mengecek validitas dan reliabilitas masing-masing variabel. Persyaratan
untuk beberapa indikator evaluasi yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut hasil pengukuran
uji validitas data pre test penelitian: Commented [4]: TAMBAHIN TABEL PRETEST

Variable Indicator Component Anti- KMO Result


Matrix Image

32
PMS PMS1 0.830 0.769 0.707 Valid

PMS2 0.660 0.690 Valid

PMS3 0.865 0.678 Valid

PMS4 0.774 0.709 Valid

PMS5 0.722 0.690 Valid

PIF PIF1 0,862 0.864 0.855 Valid

PIF2 0.910 0.907 Valid

PIF3 0.920 0.813 Valid

PIF4 0.931 0.835 Valid

PIF5 0.913 0.865 Valid

SCM SCM1 0.744 0.756 0.799 Valid

SCM2 0.919 0.806 Valid

SCM3 0.764 0.854 Valid

SCM4 0.732 0.755 Valid

SCM5 0.852 0.873 Valid

SCM6 0.859 0.806 Valid

SCM7 0.765 0.707 Valid

PIT PIT1 0.534 0.179 0.771 Valid

PIT2 0.742 0.686 Valid

PIT3 0.893 0.854 Valid

33
PIT4 0.832 0.795 Valid

PIT5 0.607 0.857 Valid

PIT6 0.806 0.684 Valid

Berdasarkan tabel di atas dimuat hasil kalkulasi dari pengujian terhadap 30 responden, hasil
akhir akumulasi perolehan nilai setiap indikator menunjukkan bahwa data terbukti lolos uji
validitas karena semua data memperoleh nilai diatas 0,6 pada parameter KMO dan anti-image,
dan component matrix.

4.3.2. Uji Reliabilitas Pre Test

Variable Indicator Cronbach’s Result


Alpha

PMS PMS1 0.950 Reliabel

PMS2 0.950 Reliabel

PMS3 0.949 Reliabel

PMS4 0.952 Reliabel

PMS5 0.953 Reliabel

PIF PIF1 0.948 Reliabel

PIF2 0.948 Reliabel

PIF3 0.948 Reliabel

PIF4 0.948 Reliabel

PIF5 0.948 Reliabel

SCM SCM1 0.949 Reliabel

34
SCM2 0.948 Reliabel

SCM3 0.949 Reliabel

SCM4 0.951 Reliabel

SCM5 0.950 Reliabel

SCM6 0.950 Reliabel

SCM7 0.950 Reliabel

PIT PIT1 0.955 Reliabel

PIT2 0.950 Reliabel

PIT3 0.951 Reliabel

PIT4 0.951 Reliabel

PIT5 0.951 Reliabel

PIT6 0.949 Reliabel

Untuk mengukur reliabilitas data, peneliti menggunakan pengukuran cronbach’s alpha


sebagai indikator parameter uji reliabilitas. Reliabilitas terbukti apabila nilai parameter
mencapai minimum 0,6. Berikut hasil pengukuran uji reliabilitas data pre test penelitian:

Pada tabel diatas yang dimana diujikan kepada 30 responden, menunjukan bahwa
seluruh variabel yang diujikan memiliki nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,6. Maka demikian
berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan parameter cronbach’s alpha, variabel
Pemasaran Media Sosial,Source Credibility Model,Pemasaran Influencer dan Purchase
Intention beserta seluruh indikator - indikatornya merupakan alat ukur yang reliabel

4.4 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Main Test

35
Setelah uji validitas dan reliabilitas pre test berhasil dilakukan, peneliti lanjut mengumpulkan
responden hingga mencapai 88 responden kuesioner. Dari 88 responden, 80 di antaranya lolos
skrining kesesuaian target responden dan dinyatakan eligible untuk pengolahan data.

4.4.1. Uji Validitas Main Test


Untuk menguji validitas data main test, peneliti menggunakan metode pengukuran yang
sama yang dilakukan pada uji validitas data pre test, yaitu menggunakan pengukuran Kaiser-
Meyer-Olkin, anti image, serta component matrix sebagai indikator parameter uji validitas.
Untuk setiap indikator, validitas terbukti apabila nilainya mencapai minimum 0,5. Berikut hasil
pengukuran uji validitas data main test penelitian:

Variable Indicator Component Anti- KMO Result


Matrix Image

PMS PMS1 0.444 0.860 0.632 Valid

PMS2 0.689 0.880 Valid

PMS3 0.745 0.864 Valid

PMS4 0.465 0.758 Valid

PMS5 0.388 0.603 Valid

PIF PIF1 0.722 0.874 0.835 Valid

PIF2 0.713 0.895 Valid

PIF3 0.839 0.883 Valid

PIF4 0.823 0.917 Valid

PIF5 0.737 0.892 Valid

SCM SCM1 0.785 0.878 0.737 Valid

36
SCM2 0.817 0.880 Valid

SCM3 0.719 0.867 Valid

SCM4 0.645 0.857 Valid

SCM5 0.665 0.818 Valid

SCM6 0.799 0.818 Valid

SCM7 0.811 0.781 Valid

PIT PIT1 0.419 0.806 0.783 Valid

PIT2 0.626 0.870 Valid

PIT3 0.644 0.865 Valid

PIT4 0.713 0.860 Valid

PIT5 0.696 0.910 Valid

PIT6 0.677 0.896 Valid

Berdasarkan tabel di atas, hasil akhir akumulasi perolehan nilai setiap indikator
menunjukkan bahwa data terbukti lolos uji validitas. Walaupun beberapa indikator variabel
mendapatkan nilai kurang dari 0,5 pada parameter component matrix, semua data memperoleh
nilai diatas 0,6 pada parameter KMO dan anti-image, sehingga data masih bisa dianggap valid.

4.4.2. Uji Reliabilitas Main Test


Untuk menguji reliabilitas data main test, peneliti menggunakan metode pengukuran
yang sama yang dilakukan pada uji validitas data pre test, yaitu menggunakan pengukuran
cronbach’s alpha sebagai indikator parameter uji reliabilitas. Reliabilitas terbukti apabila nilai
parameter mencapai minimum 0,6. Berikut hasil pengukuran uji reliabilitas data main test
penelitian:

37
Variable Indicator Cronbach’s Alpha Result

PMS PMS1 0.945 Reliabel

PMS2 0.942 Reliabel

PMS3 0.941 Reliabel

PMS4 0.946 Reliabel

PMS5 0.946 Reliabel

PIF PIF1 0.942 Reliabel

PIF2 0.942 Reliabel

PIF3 0.940 Reliabel

PIF4 0.940 Reliabel

PIF5 0.941 Reliabel

SCM SCM1 0.941 Reliabel

SCM2 0.941 Reliabel

vSCM3 0.942 Reliabel

SCM4 0.943 Reliabel

SCM5 0.942 Reliabel

SCM6 0.940 Reliabel

SCM7 0.940 Reliabel

PIT PIT1 0.945 Reliabel

PIT2 0.943 Reliabel

PIT3 0.943 Reliabel

38
PIT4 0.942 Reliabel

PIT5 0.942 Reliabel

PIT6 0.942 Reliabel

Berdasarkan tabel diatas, seluruh indikator variabel memperoleh nilai di atas 0,6 dalam uji
reliabilitas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data main test lolos uji reliabilitas.

4.5 Analisis Profil Responden


Analisis profil responden merupakan analisis yang menjelaskan profil dari responden
pada data main test. Penelitian ini berhasil mengumpulkan 88 responden. Profil responden yang
akan dianalisis adalah jenis kelamin, rentang usia, domisili atau wilayah tempat tinggal, dan
pengetahuannya dengan brand Makarizo.

4.5.1 Jenis Kelamin


Pada penelitian ini, peneliti membagi kategori jenis kelamin responden menjadi
dua bagian, laki laki dan perempuan Kedua jenis kelamin tersebut diberikan sebagai
informasi profil responden pemenuhan kriteria pengisian kuesioner, dan pada hasilnya,
responden penelitian terdiri dari 45 orang laki laki (51,1%) dan 43 orang perempuan
(48,9%).

Gambar 4.1 Jenis Kelamin Responden


Sumber : Hasil olahan peneliti (2022)

39
4.5.2 Usia
Pada penelitian ini, peneliti membagi kategori usia responden menjadi dua
bagian, usia 16 - 20 tahun dan 21 - 26 tahun. Kedua rentang usia tersebut diberikan
sebagai syarat pemenuhan kriteria pengisian kuesioner. Setelah melihat hasil data
responden, diketahui bahwa kategori usia responden terbanyak berada pada kategori
responden yang berusia 16 - 20 tahun dengan jumlah 52 responden atau 59,8% dari total
seluruh responden. Selanjutnya hanya terdapat 35 responden atau sebanyak 40,2%
dengan usia 21 - 26 tahun dan tidak ada responden yang memiliki usia lebih dari 26
tahun karena sudah dianggap tidak valid.

Gambar 4.2 Usia Responden


Sumber : Hasil olahan peneliti (2022)

4.5.3 Wilayah Tempat Tinggal


Pada penelitian ini, peneliti membagi wilayah tempat tinggal responden menjadi
dua, yaitu responden yang tinggal pada wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi) dan juga yang diluar Jabodetabek. Dari total 87 responden,
sebanyak 82 responden atau 94,3% dari total seluruh responden tinggal di wilayah
Jabodetabek. Sedangkan sisanya sebanyak 5 responden atau 5.7% dari seluruh
responden tinggal di wilayah diluar Jabodetabek. Dan untuk responden yang berada di
luar wilayah Jabodetabek tidak memenuhi kriteria responden yang telah ditetapkan
sebelumnya maka dianggap tidak valid.

40
Gambar 4.2 Wilayah tempat tinggal
Sumber : Hasil olahan peneliti (2022)

4.5.4 Mengetahui produk & brand Makarizo


Pada penelitian ini, peneliti membagi responden menjadi dua bagian, antara
responden yang mengetahui brand Makarizo dan yang tidak mengetahui brand Makarizo. Dari
total 88 responden, terdapat 83 responden atau 94.3% yang mengetahui Makarizo dan berhasil
memenuhi kriteria penelitian. Sedangkan terdapat 5 responden atau 5,7% yang tidak
mengetahui produk brand Makarizo sehingga tidak memenuhi kriteria dan dianggap tidak valid.

Gambar 4.3 Mengetahui produk & brand Makarizo


Sumber : Hasil olahan peneliti (2022)
4.6 Analisis Statistik Deskriptif
Penulis menggunakan analisis statistik deskriptif untuk memberikan ringkasan yang
komprehensif dari informasi yang dikumpulkan dari responden. Ukuran nilai total (N), nilai
minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi digunakan dalam penelitian
ini. Peneliti mengklasifikasikan rata-rata (mean) dari data yang diperoleh dengan menggunakan

41
skor interval pengelompokan, yang menjelaskan rentang nilai antar kategori data. Menemukan
perbedaan antara skala batas atas dan bawah dan membaginya dengan jumlah skala Likert yang
digunakan menghasilkan interval skor.
Tabel 4.1 Skor Interval

Tabel 4.1 Skor Interval


Sumber : Hasil pengolahan data oleh Peneliti (2022)

Variabel Indikator N Minimum Maximum Mean

Indikator Variable

Pemasaran PM1 80 3 5 4.525 4.1875


Media Sosial
(X1) PM2 1 5 3.8625

PM3 2 5 4.125

PM4 1 5 4.025

PM5 2 5 4.4

Source SM1 80 1 5 3.65 3.875


Credibility
Model (X2) SM2 2 5 3.925

SM3 2 5 3.95

SM4 2 5 3.9375

42
SM5 1 5 3.9125

Pemasaran PR1 80 1 5 3.9875 4.1089285


Influencer (X3) 71
PR2 2 5 4.025

PR3 2 5 4.125

PR4 2 5 4.2875

PR5 2 5 4.125

PR6 1 5 4.0625

PR7 1 5 4.15

Purchase PN1 80 2 5 4.4125 4.20625


Intention (Y)
PN2 1 5 4.25

PN3 3 5 4.225

PN4 2 5 4.2375

PN5 1 5 4.0125

PN6 1 5 4.1

Valid N (listwise) 80

Tabel 4.6 Hasil Statistik Deskriptif dengan Mean


Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2022)

Variabel Indikator N Minimum Maximum Mean

Indikator Variable

Pemasaran PM1 80 3 5 0.5271129 4.1875


Media Sosial 872

43
(X1) PM2 1 5 0.9512649
806

PM3 2 5 0.7356216
694

PM4 1 5 1.1248065
94

PM5 2 5 0.8206203
273

Source SM1 80 1 5 1.1484717 3.875


Credibility 42
Model (X2)
SM2 2 5 0.9109044
052

SM3 2 5 0.9126397
933

SM4 2 5 0.9187739
491

SM5 1 5 0.9439179
057

Pemasaran PR1 80 1 5 0.8189797 4.1089285


Influencer (X3) 605 71

PR2 2 5 0.7287061
536

PR3 2 5 0.6438609
804

PR4 2 5 0.6970779
881

PR5 2 5 0.7692672
825

PR6 1 5 0.8010080
674

PR7 1 5 0.8128711
421

Purchase PN1 80 2 5 0.7060991 4.20625


Intention (Y) 073

44
PN2 1 5 0.8787217
414

PN3 3 5 0.6392445
233

PN4 2 5 0.6412754
301

PN5 1 5 0.9742735
041

PN6 1 5 0.8509116
481

Valid N (listwise) 80

Tabel 4.7Hasil Statistik Deskriptif dengan Standard Deviation


Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2022)

4.6.1 Analisis Deskriptif Variabel Pemasaran Media Sosial (X1)


Berdasarkan hasil perhitungan tabel analisis statistik deskriptif, total rata-rata pada
variabel pemasaran media sosial (X1) sebesar 4,1875 sehingga dapat dikatakan masuk ke dalam
kategori setuju.
Nilai X1.1 sebanyak 4,530 menunjukkan rata-rata responden setuju bahwa sosial media
merupakan salah satu sarana terbesar mengetahui produk dari sebuah brand. Nilai X1.2
sejumlah 3,870 yang berarti rata-rata responden netral terhadap pengambilan keputusan mereka
didasari oleh rekomendasi influencer di sosial media. Nilai X1.3 sejumlah 4,140 menunjukkan
rata-rata responden setuju bahwa konten promosi berbasis video di sosial media mempengaruhi
keputusan pembelian mereka secara signifikan. Nilai X1.4 sejumlah 4,010 menunjukkan rata-
rata responden setuju bahwa tiktok adalah sosial media yang mereka sering gunakan saat ini.
Nilai X1.5 sejumlah 4,400 menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju bahwa mereka
menghabiskan waktu lebih dari 2 jam sehari pada social media.
Nilai standard deviation pada variabel Pemasaran Media Sosial (X1) senilai 0,8406
yang di mana nilai tersebut lebih kecil daripada nilai rata-rata, yaitu 4,190. Hal ini menunjukkan
bahwa data tidak terlalu bervariasi.

45
4.6.2 Analisis Deskriptif Variabel Pemasaran Influencer (X2)
Berdasarkan hasil perhitungan tabel analisis statistik deskriptif, total rata-rata pada
variabel pemasaran influencer (X2) sebesar 3,888 sehingga dapat dikatakan masuk ke dalam
kategori netral.
Nilai X2.1 sebanyak 3,680 menunjukkan rata-rata responden netral bahwa mereka
mengetahui produk Makarizo dari iklan influencer. Nilai X2.2 sejumlah 3,920 menunjukkan
rata-rata responden netral bahwa mereka sering melihat brand Makarizo dipromosikan oleh
influencer. Nilai X2.3 sejumlah 3,950 menunjukkan rata-rata responden netral bahwa menurut
mereka iklan influencer brand Makarizo informatif dalam menyampaikan efek & kegunaan
produk. Nilai X2.4 sejumlah 3,950 menunjukkan rata-rata responden netral bahwa menurut
mereka iklan influencer brand Makarizo informatif dalam menyampaikan kandungan atau
komposisi dalam produk. Nilai X2.5 sejumlah 3,940 menunjukkan rata-rata responden netral
bahwa menurut mereka influencer jujur dalam menginformasikan testimoni penggunaan
produk brand Makarizo (tidak dilebih-lebihkan atau dibuat-buat).
Nilai standard deviation pada variabel pemasaran influencer (X2) senilai 0,9682 yang
di mana nilai tersebut lebih kecil daripada nilai rata-rata, yaitu 3,888. Hal ini menunjukkan
bahwa data tidak terlalu bervariasi.

4.6.3 Analisis Deskriptif Variabel Source Credibility Model (X3)


Berdasarkan hasil perhitungan tabel analisis statistik deskriptif, total rata-rata pada
variabel source credibility model (X3) sebesar 4,11714 sehingga dapat dikatakan masuk ke
dalam kategori setuju.
Nilai X3.1 sejumlah 4,000 menunjukkan rata-rata responden setuju bahwa seorang
influencer dapat diandalkan dalam mempromosikan suatu brand skincare. Nilai X3.2 sejumlah
4,030 menunjukkan rata-rata responden setuju bahwa mereka mempercayai brand Makarizo
yang diiklankan oleh influencer. Nilai X3.3 sejumlah 4,130 menunjukkan rata-rata responden
setuju bahwa pesan-pesan yang disampaikan oleh influencer pada saat mereview produk brand
Makarizo dapat tersampaikan dengan jelas. Nilai X3.4 sejumlah 4,290 menunjukkan rata-rata
responden setuju bahwa pengalaman yang dimiliki influencer mempengaruhi kejelasan
informasi pada saat mereview suatu produk. Nilai X3.5 sejumlah 4,120 menunjukkan rata-rata
responden setuju bahwa mereka lebih mempercayai influencer dalam mempromosikan suatu

46
produk dibandingkan iklan biasa. Nilai X3.6 sejumlah 4,080 menunjukkan rata-rata responden
setuju bahwa seorang influencer yang me-review produk Makarizo membuat mereka yakin
tentang kualitas produk yang dimiliki oleh brand Makarizo. Nilai X3.7 sejumlah 4,170
menunjukkan rata-rata responden setuju bahwa influencer memiliki pengaruh terhadap mereka
untuk mencoba salah satu produk yang dijual oleh Makarizo.
Nilai standard deviation pada variabel pemasaran influencer (X3) senilai 0,75457 yang
di mana nilai tersebut lebih kecil daripada nilai rata-rata, yaitu 4,11714. Hal ini menunjukkan
bahwa data tidak terlalu bervariasi.

4.6.4 Analisis Deskriptif Variabel Purchase Intention (Y)


Berdasarkan hasil perhitungan tabel analisis statistik deskriptif, total rata-rata pada
variabel purchase intention (Y) sebesar 4,22333 sehingga dapat dikatakan masuk ke dalam
kategori setuju.
Nilai Y.1 sejumlah 4,400 menunjukkan rata-rata responden setuju bahwa sebelum
membeli produk Makarizo, mereka terlebih dahulu mencari tahu informasi terkait produk
tersebut. Nilai Y.2 sejumlah 4,260 menunjukkan rata-rata responden setuju bahwa kebanyakan
dari informasi terkait produk Makarizo yang mereka dapatkan berasal dari sosial media. Nilai
Y.3 sejumlah 4,290 menunjukkan rata-rata responden setuju bahwa mereka mengumpulkan
informasi mengenai produk Hair Care dari brand Makarizo dari sumber yang paling dipercaya.
Nilai Y.4 sejumlah 4,230 menunjukkan rata-rata responden setuju bahwa berbagai informasi
mengenai produk Makarizo di sosial media mempengaruhi mereka dalam melakukan
pembelian. Nilai Y.5 sejumlah 4,030 menunjukkan rata-rata responden setuju bahwa mereka
lebih memilih produk Hair Care dari brand Makarizo dibandingkan produk lainnya. Nilai Y.6
sejumlah 4,130 menunjukkan rata-rata responden setuju bahwa mereka merekomendasikan
produk Hair Care dari brand Makarizo kepada orang lain.
Nilai standard deviation pada variabel purchase intention (Y) senilai 0,78233 yang di
mana nilai tersebut lebih kecil daripada nilai rata-rata, yaitu 4,22333. Hal ini menunjukkan
bahwa data tidak terlalu bervariasi.

4.7 Analisis Uji Regresi


Pada penelitian ini, digunakan metode regresi linear sederhana untuk menguji tingkat
signifikansi dari tiga variabel independen yang dicari oleh peneliti, yaitu Pemasaran Media

47
Sosial, Pemasaran Influencer, dan Source Credibility Model terhadap satu variabel dependen,
yaitu Purchase Intention konsumen terhadap brand Makarizo melalui aplikasi Statistical
Program for Social Science (SPSS) 25. Melalui pengolahan data ini, peneliti mendapatkan hasil
berupa tabel Coefficient, ANOVA, dan Model Summary yang dapat dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut.
4.7.1 Interpretasi Coefficients
Berdasarkan hasil yang peneliti dapatkan dari olahan data menggunakan SPSS 25, hasil
berupa tabel Coefficients sebagai berikut.

Tabel … Tabel Coefficients


Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2022)
Dari data tersebut, peneliti memperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = 6.350 + 0,015𝑋1 + 0,067𝑋2 + 0,506𝑋3
Persamaan tersebut menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai constanta sebesar 6,350. Hal ini mengandung arti bahwa nilai konsisten dari
variabel dependen (Purchase Intention) adalah sebesar 6,350 sehingga jika tidak ada
perubahan pada pemasaran media sosial, pemasaran influencers, dan source credibility
model (variabel independen), maka purchase intention (variabel dependen) pada produk
dari brand Makarizo pada Gen Z di Jabodetabek adalah sebesar 6,350.
2. Nilai coefficient regresi PMS (Pemasaran Media Sosial) sebesar 0,015 menyatakan
bahwa setiap adanya penambahan 1% pada nilai Pemasaran Media Sosial, maka nilai
Purchase Intention bertambah sebesar 0,015. Selain itu, Nilai Standardized Coefficient

48
Beta variabel PMS adalah sebesar 0,015 juga yang menyatakan bahwa pengaruh
Pemasaran Media Sosial terhadap Purchase Intention produk brand Makarizo pada Gen
Z di Jabodetabek sebesar 1,5%.
3. Nilai coefficient regresi PIF (Pemasaran Influencer) sebesar 0,067 menyatakan bahwa
setiap adanya penambahan 1% pada nilai Pemasaran Influencer, maka nilai Purchase
Intention bertambah sebesar 0,067. Selain itu, Nilai Standardized Coefficient Beta
variabel PIF adalah sebesar 0,098 yang menyatakan bahwa pengaruh Pemasaran
Influencers terhadap Purchase Intention produk brand Makarizo pada Gen Z di
Jabodetabek sebesar 9,8%.
4. Nilai coefficient regresi SCM (Source Credibility Model) sebesar 0,506 menyatakan
bahwa setiap adanya penambahan 1% pada nilai Source Credibility Model, maka nilai
Purchase Intention bertambah sebesar 0,506. Selain itu, Nilai Standardized Coefficient
Beta variabel SCM adalah sebesar 0,714 yang menyatakan bahwa pengaruh Pemasaran
Influencers terhadap Purchase Intention produk brand Makarizo pada Gen Z di
Jabodetabek sebesar 71,4%hi

Hasil olah data dari tabel coefficient juga dapat menentukan hasil uji t-tabel dan
interpretasinya, sebagai berikut:
1. Untuk mencari 𝐻 1 dapat diukur melalui 𝑡tabel berikut:

𝑎
𝑡tabel = 𝑡 ( ; 𝑛 − 𝑘 − 𝑙 )
2

0,05
𝑡tabel = 𝑡 ( ; 80 − 3 − 1)
2

𝑡tabel = (0,025 ; 76)

𝑡tabel = 1,995
Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diartikan bahwa nilai (0,025 ; 76) memiliki nilai
sebesar 1,995 berdasarkan tabel distribusi t. Pada tabel coefficient, dapat dilihat bahwa
nilai thitung adalah sebesar 0,151 maka 𝑡hitung lebih kecil dari 𝑡tabel dimana 0,151 < 1,995.
Dengan demikian, 𝐻 0 dapat diterima dan 𝐻 1 ditolak sehingga 𝐻 1 yang menyatakan
bahwa “Pengaruh dari pemasaran Influencer dengan menggunakan Media Sosial
berpengaruh terhadap Purchase Intention Gen Z di Jabodetabek pada brand Makarizo”
secara parsial ditolak.

49
2. Untuk mencari 𝐻 2 dapat diukur melalui 𝑡tabel berikut:

𝑎
𝑡tabel = 𝑡 ( 2 ; 𝑛 − 𝑘 − 𝑙 )

0,05
𝑡tabel = 𝑡 ( ; 80 − 3 − 1)
2

𝑡tabel = (0,025 ; 76)

𝑡tabel = 1,995
Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diartikan bahwa nilai (0,025 ; 76) memiliki nilai
sebesar 1,995 berdasarkan tabel distribusi t. Pada tabel coefficient, dapat dilihat bahwa
nilai thitung adalah sebesar 0,892 maka 𝑡hitung lebih kecil dari 𝑡tabel dimana 0,892 < 1,995.
Dengan demikian, 𝐻 0 dapat diterima dan 𝐻 2 ditolak sehingga 𝐻 2 yang menyatakan
bahwa “Pemasaran Influencer dari segi entertainment dan value berpengaruh terhadap
Purchase Intention Gen Z di Jabodetabek pada brand Makarizo” secara parsial ditolak.
3. Untuk mencari 𝐻 3 dapat diukur melalui 𝑡tabel berikut:

𝑎
𝑡tabel = 𝑡 ( 2 ; 𝑛 − 𝑘 − 𝑙 )

0,05
𝑡tabel = 𝑡 ( 2
; 80 − 3 − 1)

𝑡tabel = (0,025 ; 76)

𝑡tabel = 1,995
Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diartikan bahwa nilai (0,025 ; 76) memiliki nilai
sebesar 1,995 berdasarkan tabel distribusi t. Pada tabel coefficient, dapat dilihat bahwa
nilai t hitung adalah sebesar 5,796 maka 𝑡hitung lebih besar dari 𝑡tabel dimana 5,796 >
1,995. Dengan demikian, 𝐻 0 dapat ditolak dan 𝐻 3 diterima sehingga 𝐻 1 yang
menyatakan bahwa “Kredibilitas Influencer berpengaruh terhadap Purchase Intention
Gen Z di Jabodetabek pada brand Makarizo” secara parsial diterima.
4.7.2 Interpretasi ANOVA
Berdasarkan hasil yang peneliti dapatkan dari olahan data menggunakan SPSS 25, hasil
berupa tabel ANOVA sebagai berikut.

50
Tabel … Tabel ANOVA
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2022)
Berdasarkan data pada tabel ANOVA, diperoleh bahwa nilai 𝐹 hitung adalah sebesar
46.839 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dari data, dapat disimpulkan bahwa model
regresi yang digunakan sudah tepat karena dengan tingkat kesalahan 5% nilai signifikansi
menjadi 0,000 < 0.05. UJi F dan signifikansi ini ditujukan untuk mengukur apakah setiap
variabel yang digunakan dalam penelitian memiliki pengaruh terhadap variabel lainnya atau
tidak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel independen Pemasaran Media Sosial
(𝑋1), Pemasaran Influencer (𝑋2), dan Source Credibility Model (𝑋3) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependennya, yaitu Purchase Intention Gen Z di Jabodetabek pada
brand Makarizo.
4.7.3 Interpretasi Model Summary
Berdasarkan hasil yang peneliti dapatkan dari olahan data menggunakan SPSS 25, hasil
berupa tabel Model Summary sebagai berikut.

Tabel … Tabel Model Summary


Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2022)

51
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa besarnya nilai hubungan (R) antara
variabel adalah sebesar 0,806. Selain itu, dari tabel tersebut juga diperoleh koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0,649 yang menjelaskan bahwa kemampuan variabel
independen dalam mendefinisikan variabel dependen adalah sebesar 64.9%. Angka tersebut
juga memberikan arti bahwa pengaruh variabel bebas, yaitu Pemasaran Media Sosial,
Pemasaran Influencer, dan Source Credibility Model terhadap variabel terikatnya, yaitu
Purchase Intention adalah sebesar 64,9%.

4.8 Analisis Deteksi Penyimpangan Uji Klasik


Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji analisis regresi berganda yang memiliki beberapa
asumsi dalam uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Hasilnya adalah
sebagai berikut;

4.8.1 Deteksi Normalitas


Metode grafik yang digunakan untuk menguji deteksi normalitas dalam penelitian ini
adalah dengan melihat normal probability plot. Normal probability plot adalah suatu deteksi
probabilitas yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Keputusan yang
diambil dari hasil analisis ini adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal sebagai
representasi pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

52
Gambar 4.8.1 Uji Normalitas
Sumber: Hasil Olahan Data Penulis, 2022
Pada gambar di atas, terlihat persebaran data pada plot garis diagonal, titik-titik
menyebar di sepanjang garis diagonal yang menunjukkan bahwa data ini merepresentasikan
pola distribusi normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.8.2 Deteksi Multikolinearitas


Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di dalam
sebuah model regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel bebas. Cara mengujinya
adalah dengan memperhatikan nilai VIF dan Tolerance. Jika nilai VIF yang ditunjukkan di
dalam tabel kurang dari 10 dan atau nilai Tolerance lebih dari 0,10 maka dapat ditarik
kesimpulan dengan tegas bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas.

Gambar 4.8.2 Uji Normalitas


Sumber: Hasil Olahan Data Penulis, 2022

53
Terlihat pada tabel di atas, untuk X1 yaitu PMS (Pemasaran Media Sosial), memiliki
nilai Tolerance 0,464 dan nilai VIF 2.156, X2 yaitu PIF (Pemasaran Influencer), memiliki nilai
Tolerance 0,346 dan nilai VIF 2.888 serta X3 yaitu SCM (Source Credibility Model), memiliki
nilai Tolerance 0,302 dan nilai VIF 3.111. Data-data berikut memiliki nilai VIF < 10 dan
Tolerance > 0,10 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data tersebut tidak mengalami
multikolinearitas.

4.8.3 Deteksi Heteroskedastisitas


Uji Heteroskedastisitas adalah metode uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Metode ini dilakukan
dengan menggunakan grafik scatter plot untuk mengetahui nilai standardized predicted value
(ZPRED) dan studentized residual (SRESID). Suatu model dikatakan tidak memiliki masalah
heteroskedastisitas apabila titik-titik pada scatterplot ini menyebar di sekitar angka nol di
bagian atas dan bawah serta tidak membentuk pola apapun.

Gambar 4.8.3 Uji Heteroskedastisitas


Sumber: Hasil Olahan Data Penulis, 2022

54
Pada pengujian data yang kami lakukan di atas, scatter plot menunjukkan bahwa titik-
titik pada plot tersebar di sekitar angka nol dan tidak berpola. Hal ini membuktikan bahwa tidak
ada masalah terhadap heteroskedastisitas pada data yang kami gunakan.

4.9 Analisis Uji Hipotesis


Berdasarkan hasil analisis regresi terhadap variabel dan pengujian - pengujian di atas,
berikut adalah hasil uji hipotesis penelitian :

Hipotesis Pernyataan Kesimpulan Hasil penelitian


Hipotesis terdahulu

H1 Influencer dan media H1 : Diterima Pemasaran yang


sosial memiliki Influencer dan juga dilakukan oleh
pengaruh terhadap media sosial Influencer terhadap
keputusan pembelian memiliki pengaruh suatu produk di
yang cukup media sosial tentunya
signifikan terhadap akan memberikan
keputusan pembelian dampak positif
Gen Z terhadap terhadap brand
produk Makarizo tersebut. Terutama
apabila seorang
influencer bisa
mempengaruhi
followers /
pengikutnya untuk
ikut membeli produk
yang dipromosikan.

H2 Pemasaran influencer H2 : Diterima Dalam penelitian


dari segi Marketing atau yang dilakukan oleh
entertainment dan pemasaran dari Dao et al. (2014),
value memiliki seorang influencer salah satu dari tiga
pengaruh terhadap dinilai juga dari segi faktor penentu nilai
keputusan pembelian entertainment dan iklan dan niat

55
Gen Z value serta memiliki pembelian pelanggan
pengaruh terhadap selanjutnya adalah
keputusan pembelian value entertainment.
Gen Z value entertainment
akan berdampak
positif pada niat
pembelian online
melalui konten
influencer di media
sosial.

H3 Kredibilitas H3 : Diterima kesesuaian antara


Influencer dapat Kredibilitas seorang merek dan influencer
mempengaruhi influencer dapat yang dipilih untuk
keputusan pembelian memiliki pengaruh produk dan layanan
Gen Z terhadap keputusan khusus merek dapat
pembelian gen Z berdampak positif
terutama terhadap pada kepercayaan
brand Makarizo merek dan
meningkatkan niat
beli (Choi & Rifon,
2012; Liengpradit et
al., 2014; Zietek,
2016; Nam & Dan,
2018). Xu dan Pratt
(2018) menjelaskan
bahwa pelanggan
cenderung mengikuti
influencer yang
memiliki gaya hidup,
ciri kepribadian, dan
preferensi perilaku

56
yang sama, yang
merupakan tahap
awal menciptakan
hubungan antara
influencer dan
pengikut.

4.9.1 Pengaruh Pemasaran Media Sosial terhadap Purchase Intention


H1 : Pengaruh dari pemasaran Influencer dengan menggunakan media sosial
Berdasarkan hasil uji regresi, penulis menyatakan bahwa variabel Pemasaran Media
Sosial memiliki hubungan yang negatif terhadap variabel Purchase Intention dengan nilai Beta
sebesar 0,015 sehingga menunjukkan tidak adanya faktor penggunaan media sosial yang
mempengaruhi konsumen dalam mengonsumsi produk dari brand Makarizo. Nilai t hitung dari
variabel Pemasaran Media Sosial adalah sebesar 0.151 menunjukkan H1 ditolak karena
variabel tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependennya.

4.9.2 Pengaruh Pemasaran Influencer terhadap Purchase Intention


H2 : Pemasaran Influencer dari segi entertainment dan value terhadap keputusan pembelian
Gen Z
Berdasarkan hasil uji regresi, penulis menyatakan bahwa variabel Pemasaran Influencer
memiliki hubungan yang negatif terhadap variabel Purchase Intention dengan nilai Beta
sebesar 0,067 sehingga menunjukkan tidak adanya faktor penggunaan influencers dalam
melakukan pemasaran yang mempengaruhi konsumen dalam mengonsumsi produk dari brand
Makarizo. Nilai t hitung dari variabel Pemasaran Media Sosial adalah sebesar 0.829
menunjukkan H2 ditolak karena variabel tidak memiliki pengaruh terhadap variabel
dependennya.

4.9.3 Pengaruh Source Credibility Model terhadap Purchase Intention


H3 : Kredibilitas Influencer dalam mempengaruhi Gen Z dalam pembelian (SCM)

57
Berdasarkan hasil uji regresi, penulis menyatakan bahwa variabel Source Credibility
Model memiliki hubungan yang positif terhadap variabel Purchase Intention dengan nilai Beta
sebesar 0,506 sehingga menunjukkan adanya faktor kredibilitas seorang influencer dalam
melakukan pemasaran yang mempengaruhi konsumen dalam mengonsumsi produk dari brand
Makarizo. Nilai t hitung dari variabel Pemasaran Media Sosial adalah sebesar 5.796 dengan
nilai signifikan sebesar 0,000 dimana menunjukkan H3 diterima karena variabel memiliki
pengaruh terhadap variabel dependennya.

58
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh influencer marketing terhadap
keputusan pembelian produk Makarizo pada Gen-Z di Jabodetabek. Dalam mengkonstruksi
penelitian, terdapat 3 jurnal yang digunakan sebagai acuan dengan modifikasi. Jurnal tersebut
merupakan hasil penelitian dari Nguyen C, Nguyen, T, & Luu, V (2022) untuk variabel
influencer dan Trivedi J, & Sama, R (2019) untuk purchase intention serta Masuda, H., Han, S.
H., & Lee, J. (2022) untuk pemasaran media sosial . Hasil dari penelitian ini dapat membantu
brand kecantikan dalam strategi influencer marketing dalam upaya meningkatkan keputusan
pembelian konsumen.
Data untuk penelitian ini didapat dari 88 responden, kemudian diolah dengan IBM SPSS
Statistics. Hasil olah data tersebut mendapat temuan sebagai berikut:
1. Variabel pemasaran media sosial tidak memiliki hubungan signifikan dengan keputusan
pembelian.
2. Variabel source credibility model memiliki hubungan signifikan dengan keputusan
pembelian.
3. Variabel influencer marketing memiliki hubungan signifikan dengan keputusan
pembelian.

Berdasarkan hasil yang sudah disimpulkan, dapat diketahui bahwa tujuan penelitian
telah tercapai. Namun, terdapat ketidakselarasan antara hasil penelitian ini dengan penelitian
acuan atau teori. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan karakteristik sampel dan perbedaan
objek dalam penelitian, di mana produk kecantikan seperti skincare dan make up membutuhkan
faktor lain dalam pembuatan keputusan, yaitu kebutuhan dan tipe kulit konsumen.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang peneliti miliki yang akan
dijabarkan sebagai berikut :
5.2.1 Keterbatasan Kriteria Sampel
Peneliti menyebarkan kuesioner melalui berbagai channel seperti social media,
private chat, grup, dan lain lain. Setelah data kami kumpulkan melalui penyebaran kuesioner,
kami mendapatkan data bahwa terdapat beberapa data yang tidak valid. Seperti 6.4% responden

59
berasal dari luar Jabodetabek dan tidak mengetahui brand Makarizo. Sehingga keterbatasan ini
terbukti bahwa peneliti tidak bisa membataskan dan membagikan kuesioner sesuai dengan
domisili dan pengetahuannya terhadap brand Makarizo
5.2.2 Keterbatasan Pengambilan Sampel
Untuk menguji hubungan antara dua variabel dalam suatu populasi,
pengambilan sampel hanya dilakukan satu kali atau menggunakan metode cross-sectional
tunggal. Namun, penelitian ini tidak menguraikan hubungan kausal antara dua periode waktu
yang berbeda.

5.3 Saran
5.3.1 Saran untuk Implikasi Manajerial
Tim manajemen di Makarizo dapat membuat rencana anggaran yang sesuai.
Tindakan promosi yang harus dilakukan sejalan dengan informasi yang diungkapkan dan
diberikan oleh manajemen sebelumnya untuk menghindari kerugian. Selain itu, Makarizo harus
terus mengamati perubahan perilaku konsumen secara berkala untuk mengumpulkan data yang
lebih akurat, memenuhi tujuan perusahaan, dan mengembangkan strategi pemasaran yang lebih
efektif.

5.3.2 Saran untuk Implikasi Masyarakat


Sektor yang digeluti oleh perusahaan seperti Makarizo yang merupakan brand skincare
kini berkembang pesat, dengan beberapa merek menyediakan barang-barang tersebut. Oleh
karena itu, orang harus ekstra hati-hati saat memilih barang dan membuat penilaian atas
pembelian. Masyarakat umum dapat memilih lebih hati-hati dengan memperhatikan materi
pemasaran suatu merek, seperti informasi produk, keunggulannya, bahan-bahannya, dan cara
pemanfaatannya. Masyarakat umum juga dianjurkan untuk memastikan keakuratan informasi
yang mereka dapatkan dari brand ambassador, content marketing, sponsored advertising, dan
influencer. Masyarakat juga harus mempertimbangkan unsur-unsur selain pemasaran media
sosial saat membeli produk kecantikan, seperti jenis dan kebutuhan masing-masing jenis kulit.
Akibatnya, pelanggan dapat melakukan pembelian yang bijak yang menguntungkan keduanya.

60
5.3.3 Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Peneliti mendapati beberapa kesulitan serta kendala yang diakibatkan oleh beberapa
faktor, maka daripada itu, untuk penelitian selanjutnya saran yang dapat diperhatikan baik
sebelum maupun saat memulai penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan sampel responden hanya mencakup pengguna produk Makarizo di
daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi karena kesulitan dalam
menjangkau responden dari daerah-daerah lainnya. Penelitian selanjutnya dapat
melibatkan lebih banyak lagi responden dari luar daerah tersebut sehingga
meningkatkan persentase keakuratan data yang diperoleh.
2. Analisis yang kami teliti pada makalah ini terbatas hanya pada influencer
marketing, pemasaran sosial media, serta purchase intention. Untuk penelitian
selanjutnya dapat menggali lebih luas lagi selain ketiga variabel di atas seperti
digital advertising atau mungkin e-commerce.
3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan jurnal acuan serta referensi yang
lebih banyak lagi sebagai arahan dalam melakukan penelitian serta
memperdalam topik yang ingin dibahas, pada makalah ini yaitu Analisis
Pengaruh Influencer Marketing terhadap Keputusan Pembelian Gen Z di
Jabodetabek pada Brand Makarizo.

61
DAFTAR PUSTAKA

Алешин. (2019, October 20). НИГЕРИЯ В УСЛОВИЯХ МЕЖДУНАРОДНОЙ


КОНКУРЕНЦИИ: ЭКОНОМИЧЕСКИЕ ПРОБЛЕМЫ И ПЕРСПЕКТИВЫ.
Современная Экономика: Проблемы И Решения, 9, 37–44.
https://doi.org/10.17308/meps.2019.9/2200

Chekima, B., Chekima, F. Z., & Adis, A. A. A. (2020, December 30). Social Media Influencer
in Advertising: The Role of Attractiveness, Expertise and Trustworthiness. Journal
of Economics and Business, 3(4). https://doi.org/10.31014/aior.1992.03.04.298

Gabriela, E., & Nugroho, A. (2021, December). Analisis Pengaruh Source Credibility dan
Endorser Nationality Terhadap Minat Beli Produk Maybelline. Jurnal Transaksi,
13(2), 32-52. https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/transaksi/article/view/3403

Iqbal, M., Jahan, A., & Rashid, M. (2021, January). Influencer Marketing on Instagram: Effects
of Promotional Posts on Purchasing Behavior of Consumers. Journal of Political
Studies, 28(1), 119-132. https://www.proquest.com/docview/2568311387?pq-
origsite=gscholar&fromopenview=true

Kucza, G., & Seiler, R. (2017). Source Credibility Model, Source Attractiveness Model and
Match-up-Hypothesis - An Integrated Model. Journal of International Scientific
Publications, 11, 1-15.
https://www.researchgate.net/publication/319448379_Source_Credibility_Model_S
ource_Attractiveness_Model_And_Match-Up-Hypothesis-An_Integrated_Model

Laheba, T. R. (2020, November 30). Analisis Pengaruh Atribut Influencer Marketing Produk
Elektronik pada Platform Youtube terhadap Customer Purchase Intention. Jurnal
Bisnis Dan Manajemen, 7(2). https://doi.org/10.26905/jbm.v7i2.4571

Lee, S., & Kim, E. (2020, June 15). Influencer marketing on Instagram: How sponsorship
disclosure, influencer credibility, and brand credibility impact the effectiveness of
Instagram promotional posts. Journal of Global Fashion Marketing, 11(3), 232–249.
https://doi.org/10.1080/20932685.2020.1752766

62
Nguyen, C., Nguyen, T., & Luu, V. (2022, April 1). RELATIONSHIP BETWEEN
INFLUENCER MARKETING AND PURCHASE INTENTION: FOCUSING ON
VIETNAMESE GEN Z CONSUMERS. Independent Journal of Management &
Production, 13(2), 810–828. https://doi.org/10.14807/ijmp.v13i2.1603

Pranita Sari, D. (2017, October 10). PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN


PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI
PRODUK (Studi Kasus pada produk DR. RICKS DENIM). Jurnal STEI Ekonomi,
25(2), 23–33. https://doi.org/10.36406/jemi.v25i2.98

Trivedi, J., & Sama, R. (2019, December 14). The Effect of Influencer Marketing on
Consumers’ Brand Admiration and Online Purchase Intentions: An Emerging
Market Perspective. Journal of Internet Commerce, 19(1), 103–124.
https://doi.org/10.1080/15332861.2019.1700741

Masuda, H., Han, S. H., & Lee, J. (2022). Impacts of influencer attributes on purchase
intentions in social media influencer marketing: Mediating roles of characterizations.
Technological Forecasting and Social Change, 174, 121246.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.techfore.2021.121246

63

Anda mungkin juga menyukai