Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“MARKETING RESEARCH DESIGN”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. ELIMAWATY ROMBE, SE.,MSi

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :

Putri Zalsabilla Irni C20122137


Kerina Masda C20122138
Catur Dinda Dewi C20122078
Juri Felix Tonde C20122301

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Qualitative Research ".
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Riset Pemasaran Program Studi S1 Ekonomi Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Elimawaty Rombe SE.,MSi selaku dosen
pengampu mata kuliah Riset Pemasaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menjadi
ilmu baru sesuai dengan bidang ilmu yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepda semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami perlukan demi kesempurnaan makalah
ini.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR............................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan penulisan maakalah ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................................... 2
2.1 What Is Qualitative Research? ............................................................................................................ 2
2.2 Uses Of Qualitative Research ..................................................................................................... 2
2.3 Quantitative Versus Quantitative Research.................................................................................... 4
2.4 Qualitative Research Orientations .................................................................................................... 5
2.5 ANALISYNG QUANTITATIVE RESPONSES .............................................. 6
2.6 COMMON TECHNIQUES USED IN QUALITATIVE RESEARCH ........... 6
2.7 WARNING ABOUT QUALITATIVE RESEARCH………………………..…7

BAB III PENUTUP .................................................................................................................................................... 9


3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian kualitatif ini didasarkan pada kebutuhan mendalamnya pemahaman terhadap
aspek-aspek kompleks dalam kehidupan manusia. Fenomena sosial, psikologis, atau budaya
sering tidak dapat dijelaskan sepenuhnya dengan angka atau statistik. Oleh karena itu,
penelitian kualitatif menjadi relevan untuk menggali makna dan konteks dibalik berbagai
pengalaman manusia yang sulit terukur secara kuantitatif.
Penelitian ini muncul sebagai respons terhadap kekosongan pengetahuan dalam literatur, di
mana masih terdapat aspek-aspek yang belum terungkap atau dipahami dengan memadai.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, diharapkan dapat memberikan gambaran yang
lebih mendalam, kompleks, dan kontekstual terhadap fenomena yang menjadi fokus
penelitian.
Dalam latar belakang ini, juga perlu ditekankan bagaimana penelitian kualitatif memiliki
potensi untuk memberikan wawasan baru, merinci perbedaan individual, dan menggali
perspektif yang mungkin terabaikan dalam penelitian kuantitatif. Keseluruhan, penelitian ini
diarahkan untuk memperkaya pemahaman kita terhadap berbagai dinamika kehidupan
manusia dengan cara yang lebih holistik dan mendalam.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa perbedaan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif ?
1.2.2 Bagaimana penggunaan penelitian kualitatif dalam desain penelitian eksploratif ?
1.2.3 Bagaimana orientasi dasar penelitian kualitatif ?
1.2.4 Bagaimana kemajuan teknologi dalam penerapan pendekatan penelitian kualitatif ?
1.2.5 Bagaimana peran penelitian kualitatif dalam pengambilan keputusan manajemen ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk membandingkan dan membedakan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
1.3.2 Untuk memahami penggunaan penelitian kualitatif dalam desain penelitian eksploratif.
1.3.3 Untuk menggambarkan orientasi dasar penelitian kualitatif.
1.3.4 Mengetahui kemajuan teknologi dalam penerapan pendekatan penelitian kualitatif.
1.3.5 Mengetahui peran penelitian kualitatif dalam pengambilan keputusan manajemen.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 What Is Qualitative Research?


Penelitian kualitatif adalah metodologi yang membahas tujuan penelitian melalui teknik yang
memungkinkan peneliti memberikan interpretasi yang rumit terhadap fenomena yang diminati
tanpa bergantung pada pengukuran numerik. Penelitian kualitatif kurang terstruktur dibandingkan
pendekatan kuantitatif seperti eksperimen dan survei. Fokusnya adalah pada pemahaman dan
wawasan yang mendalam, bukan pada temuan-temuan yang lebih umum terkait dengan penelitian
kuantitatif. Oleh karena itu, penelitian kualitatif sering kali digunakan untuk mendefinisikan isu-isu
kunci dalam penelitian kuantitatif berdasarkan sampel yang lebih rinci dan lebih besar, seperti yang
ditunjukkan dalam sketsa pembuka bab ini.
Penelitian kualitatif lebih mengandalkan keterampilan peneliti, karena ia harus mengekstraksi
makna yang dapat ditindaklanjuti dari tanggapan tidak terstruktur seperti teks, rekaman wawancara,
cerita dari konsumen, log web, rekaman video, dan transkrip. Peneliti kemudian merangkum dan
mengekstrak makna dari data mentah ini dan mengubahnya menjadi informasi seperti laporan
penelitian atau presentasi untuk ditindaklanjuti oleh klien. Klien umumnya lebih akrab dengan
temuan kualitatif dibandingkan temuan statistik dari penelitian kuantitatif; bahkan mereka bisa
hadir saat wawancara berlangsung, misalnya dalam kelompok fokus. Karena alasan ini, penelitian
kualitatif adalah salah satu pendekatan penelitian paling populer dalam pemasaran komersial dan
penelitian sosial saat ini.

2.2 Uses Of Qualitative Research


Tujuan penelitian kualitatif berkaitan dengan kebutuhan akan pernyataan yang jelas dan tepat
mengenai masalah yang diketahui. Peneliti melakukan penelitian kualitatif untuk tiga tujuan yang
saling terkait:

1. Diagnosing a situation
Penelitian kualitatif membantu mendiagnosis dimensi permasalahan, sehingga proyek
penelitian selanjutnya akan tepat sasaran; ini membantu menetapkan prioritas untuk
penelitian. Dalam beberapa kasus, penelitian eksplorasi membantu mengarahkan
manajemen dengan mengumpulkan informasi mengenai topik yang belum diketahui.
Sebuah proyek penelitian mungkin belum direncanakan, namun informasi tentang suatu
isu akan dibutuhkan sebelum strategi pemasaran dapat dikembangkan. Misalnya,
penelitian kelompok terfokus untuk Strategi Narkoba Nasional di Australia menunjukkan
bahwa terdapat perubahan signifikan yang terjadi dalam 'lanskap narkoba'. Hal ini
termasuk 'melihat narkoba di mana-mana', dalam budaya populer melalui film, acara TV,
musik, dan di lingkungan online

2
2. Screening alternative
Riset kualitatif dapat membantu mengungkap ide produk baru mana yang terbaik untuk
diwujudkan. Banyak produk bagus tidak dipasarkan karena perusahaan memilih untuk
memasarkan sesuatu yang lebih baik. Pandangan eksplorasi terhadap data pasar (ukuran,
jumlah, dan sebagainya) mungkin menggambarkan alternatif produk sebagai tidak layak
karena pasar pembeli terlalu kecil, sementara penelitian kualitatif juga dapat menunjukkan
bahwa tidak banyak minat atau dukungan terhadap produk baru ini. Pengujian konsep
sering menjadi alasan untuk melakukan penelitian kualitatif. Pengujian konsep adalah
istilah umum untuk banyak prosedur penelitian yang berbeda, yang semuanya memiliki
tujuan yang sama: untuk menguji beberapa jenis stimulus sebagai proksi untuk produk,
layanan, atau strategi yang baru, direvisi, atau diposisikan ulang. Pengujian konsep adalah
sarana mengevaluasi ide-ide dengan memberikan gambaran manfaatnya sebelum
komitmen terhadap penelitian dan pengembangan, manufaktur, atau sumber daya
perusahaan lainnya. Dalam bidang donasi organ yang bermasalah, disarankan bahwa
penelitian kualitatif dapat berguna dalam memutuskan bagaimana pemerintah memasarkan
kegiatan ini. Pengujian konsep menggambarkan fungsi, kegunaan, dan kemungkinan
penerapan barang atau jasa yang diusulkan. Misalnya, pemasar membatalkan konsep
sampo pria yang diklaim menawarkan manfaat khusus pada rambut rusak akibat paparan
sinar matahari berlebihan, panas dari pengering rambut, atau keringat berlebih, setelah
penelitian eksplorasi menunjukkan bahwa konsumen menganggap produk tersebut adalah
ide yang bagus.

3. Discovering new ideas


Pemasar sering melakukan penelitian kualitatif untuk menghasilkan ide produk baru,
salinan iklan, dan sebagainya. Misalnya, pemasar mobil meminta konsumen merancang
mobil impian mereka menggunakan sistem desain terkomputerisasi yang serupa dengan
yang digunakan oleh desainer otomotif. Penelitian kualitatif ini mungkin menghasilkan
ide-ide yang tidak pernah terpikirkan oleh para desainer perusahaan itu sendiri. Ketika
penelitian harus menentukan jenis produk apa yang akan dibeli orang, ada perbedaan
antara menanyakan apa yang mereka inginkan atau butuhkan dan menanyakan masalah
mereka.

2.3 Qualitative Versus Quantitative Research


Penelitian kuantitatif menjawab pertanyaan tentang fakta yang diperlukan untuk menentukan
suatu tindakan. Penelitian kualitatif, sebaliknya, tidak pernah memiliki tujuan tersebut. Biasanya,
penelitian kualitatif memberikan pemahaman yang lebih baik tentang suatu konsep atau
mengkristalkan suatu masalah daripada memberikan pengukuran atau kuantifikasi yang tepat.
Fokus penelitian kualitatif bukan pada angka-angka tetapi pada kata-kata dan observasi: cerita,
gambaran visual, penokohan yang bermakna, interpretasi dan deskripsi ekspresif lainnya.
Sebaliknya, tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk mengetahui kuantitas atau luasnya suatu
fenomena dalam bentuk angka. Kebanyakan penelitian kualitatif tidak bersifat kuantitatif.
Penelitian kualitatif dapat berupa penyelidikan tunggal atau serangkaian penelitian informal yang
dimaksudkan untuk memberikan informasi latar belakang. Peneliti harus kreatif dalam memilih
sumber informasi yang akan diteliti. Mereka harus cukup fleksibel untuk menyelidiki semua
sumber murah yang mungkin memberikan informasi untuk membantu manajer memahami suatu
masalah. Fleksibilitas ini tidak berarti bahwa peneliti tidak perlu berhati-hati dan sistematis ketika
3
merancang penelitian kualitatif. Sebagian besar teknik yang dibahas dalam bab ini memiliki
keterbatasan.

2.4 Qualitative Research Orientations


Ada banyak cara untuk melakukan penelitian kualitatif. Empat aliran pemikiran utama saat ini
mempengaruhi pilihan suatu teknik:
1. Phenomenology
Fenomenologi adalah sebuah filosofi sekaligus metodologi dan digunakan untuk
mengembangkan pemahaman terhadap isuisu kompleks yang tidak tampak dalam respons
langsung. Peneliti fenomenologis berfokus pada bagaimana konsumen Perilaku dibentuk
oleh hubungan yang dimilikinya dengan lingkungan fisik, objek, orang, dan situasi.
Penyelidikan fenomenologis berupaya mendeskripsikan, merefleksikan, dan menafsirkan
pengalaman Peneliti yang menggunakan pendekatan ini mengandalkan alat wawancara
percakapan, yang juga sering direkam dalam bentuk audio dan/atau video. Pewawancara
fenomenologis tidak berusaha mengajukan pertanyaan langsung, namun hanya membuat
responden cukup nyaman untuk menceritakan kisahnya. Untuk mendapatkan kepercayaan
tersebut, peneliti dapat menjadi anggota kelompok sejawat responden (misalnya, menjadi
peserta olahraga ekstrem) atau dengan meminta orang tersebut mengungkapkan nama
aslinya (yang bertentangan langsung dengan etika penelitian Australian Market and
Lembaga Penelitian Sosial). Namun hal ini mungkin menjadi masalah ketika menangani
isu-isu sensitif, seperti pengutilan, penggunaan narkoba, atau perilaku seksual.

Nama lain analisis teks dalam cerita responden adalah hermeneutika. Tujuan hermeneutika
adalah menemukan tema, pola, atau arketipe kunci dalam cerita responden; ini sering
disebut unit hermeneutik. Cerita atau masukan dalam hermeneutika dapat menggambarkan
tokoh, lokasi, dan peristiwa; mereka tidak melibatkan opini semata atau sekadar fakta.
Stories13 dapat dikumpulkan oleh:
 Lingkaran anekdot – tempat Anda mengundang sekelompok orang untuk berkumpul
dan meminta mereka menceritakan pengalaman mereka tentang topik tertentu
 Pewawancara yang naif – tempat mereka mengumpulkan cerita untuk Anda: ini
sangat berguna jika mewawancarai anak-anak; karena anak-anak suka
mengumpulkan cerita, Anda dapat meminta mereka mengumpulkan cerita untuk
Anda
 Pengambilan narasi massal – di mana orang-orang menyumbangkan cerita secara
online. Informasi yang dikumpulkan melalui cerita kemudian dapat dianalisis oleh
para ahli, mesin (perangkat lunak kualitatif) atau oleh peserta sendiri.

Pendekatan fenomenologis atau berbasis cerita tampaknya paling cocok untuk memahami
situasi yang kompleks dan ambigu, atau ketika pertanyaan langsung mungkin
kontraproduktif; misalnya, situasi dengan komponen emosional atau budaya.

2. Ethography
Etnografi adalah pendekatan penelitian dari antropologi yang mempelajari budaya melalui
observasi partisipan. Penelitian etnografi, misalnya, mungkin sangat berguna ketika
4
mempelajari anak-anak, karena tidak melibatkan bahasa dan menghindari bias dalam tanya
jawab langsung dari responden yang mungkin ingin menyenangkan pewawancara.
Sebaliknya peneliti cukup menjadi bagian dari lingkungan dan mengamati apa yang
dilakukan anak-anak (misalnya saat bermain) dan mencatat perilaku mereka.
Seperti banyak pendekatan kualitatif lainnya, etnografi bergantung pada interpretasi
peneliti. Oleh karena itu, temuan-temuan dalam studi etnografi harus diperiksa (triangulasi)
dengan sejumlah ahli dan diperiksa dengan responden untuk melihat apakah makna yang
benar telah diberikan pada perilaku mereka. Bidang etnografi baru yang muncul adalah
netnografi, yang merupakan studi tentang postingan online dalam kelompok diskusi dan
komunitas online.

3. Grounded theory
Dengan teori dasar, peneliti mengajukan pertanyaan tentang informasi yang diperoleh dari
catatan sejarah; misalnya, riwayat perjalanan keluarga. Peneliti mengajukan pertanyaan
kepada dirinya sendiri dan berulang kali mempertanyakan tanggapannya untuk
mendapatkan penjelasan yang lebih dalam. Teori dasar sangat berguna untuk situasi yang
sangat dinamis yang melibatkan perubahan yang cepat dan signifikan; misalnya, keputusan
finansial dan perjalanan yang diakibatkan oleh perubahan karier atau pensiun, atau
peristiwa penting dalam hidup seperti kelahiran anak pertama. Dua pertanyaan kunci yang
diajukan oleh grounded theory adalah: 'Apa yang terjadi di sini?' dan 'Apa bedanya?'
Karakteristik yang menentukan dari grounded theory adalah bahwa teori ini tidak dimulai
dengan suatu teori, melainkan mengambil suatu teori dari apa pun yang muncul dari bidang
penyelidikan. Meskipun hal ini berarti bahwa teori dasar merupakan pendekatan yang
sangat fleksibel terhadap penelitian kualitatif, permasalahan masih tetap ada; misalnya,
penyelidikan dapat berlanjut ke berbagai arah selain tujuan penelitian yang dinyatakan,
karena adanya pencarian penjelasan yang bermakna.

4. Case Studies
Tujuan dari metode studi kasus adalah untuk memperoleh informasi dari satu atau beberapa
situasi yang mirip dengan situasi permasalahan peneliti. Misalnya, sebuah bank di New
South Wales mungkin secara intensif menyelidiki aktivitas pemasaran sebuah bank inovatif
di Selandia Baru. Produsen kaos yang tertarik untuk melakukan survei terhadap pengecer
mungkin terlebih dahulu akan melihat beberapa toko ritel untuk mengidentifikasi sifat
masalah atau topik yang perlu diselidiki melalui penelitian yang lebih besar. Wawancara
klinis terhadap konsumen individu juga dapat mewakili studi kasus. Ini mungkin berfokus
pada pengalaman mereka dengan merek atau produk tertentuBidang etnografi baru yang
muncul adalah netnografi, yang merupakan studi tentang postingan online dalam kelompok
diskusi dan komunitas online. Peneliti mengamati percakapan berbasis teks selama jangka
waktu tertentu, mengumpulkan postingan dan thread serta menganalisis diskusi, dan
kemudian melaporkan temuannya.15 Netnografi telah berhasil digunakan untuk menguji
penciptaan nilai bersama di forum kesehatan16 Studi kasus kemudian dianalisis untuk
menemukan tema-tema penting.
Contoh penelitian studi kasus terjadi baru-baru ini ketika sebuah agen komunikasi
Australia, Naked,19 mempekerjakan mantan psikolog Big Brother , Simon Thatcher, untuk
memahami bidang teori psikologis apa yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Keuntungan utama dari studi kasus adalah bahwa keseluruhan organisasi atau entitas dapat
5
diselidiki secara mendalam dengan perhatian yang cermat terhadap detail. Perhatian yang
sangat terfokus ini memungkinkan peneliti untuk mempelajari dengan cermat urutan
peristiwa yang terjadi atau berkonsentrasi pada mengidentifikasi hubungan antar fungsi,
individu, atau entitas. Melakukan studi kasus seringkali memerlukan kerjasama pihak yang
sejarahnya diteliti. Penerima waralaba yang sukses mungkin bersedia mengizinkan pemilik
waralaba mengakses catatan dan laporan.

2.5 ANALISYNG QUANTITATIVE RESPONSES


Seperti dalam analisis kuantitatif, informasi kualitatif (tanggapan verbal, analisis isi, blog,
SMS, video dan audio) dapat disusun menjadi temuan yang diringkas. Hal ini terutama terjadi
mengingat meluasnya penggunaan media sosial dan interaksi online serta pengembangan paket
perangkat lunak seperti NVivo dan Leximancer. Kedua paket tersebut menggunakan analisis
tematik, suatu teknik yang menggabungkan frasa atau konsep berdasarkan kejadian yang terjadi
bersamaan di seluruh responden, peristiwa, dan waktu. Pendekatan enam langkah
direkomendasikan.

2.6 COMMON TECHNIQUES USED IN QUALITATIVE RESEARCH


Ada banyak teknik yang terus berkembang dalam penelitian kualitatif. Teknik-teknik ini dapat
digunakan untuk sejumlah pendekatan penelitian yang telah dibahas sebelumnya, meskipun
masing-masing kategori pendekatan kualitatif akan mempunyai preferensi terhadap teknik tertentu.
Penting juga untuk diingat bahwa berbagai pendekatan dan teknik terkait mungkin paling sesuai
untuk jenis masalah atau tujuan penelitian tertentu, sejalan dengan keputusan manajemen. Tidak
ada satu desain penelitian yang sempurna yang dapat memenuhi semua tujuan penelitian.
1. Focus group interviews
wawancara kelompok terfokus adalah wawancara yang tidak terstruktur dan mengalir bebas
dengan sekelompok kecil orang. Ini bukan sesi tanya jawab yang dibangun secara kaku
namun merupakan format fleksibel yang mendorong diskusi tentang merek, iklan, atau
konsep produk baru. Kelompok tersebut bertemu di lokasi pusat pada waktu yang
ditentukan; biasanya terdiri dari moderator atau pewawancara dan enam hingga 10 peserta
2. Depth interviews
Peneliti motivasi yang ingin menemukan alasan perilaku konsumen dapat menggunakan
wawancara yang relatif tidak terstruktur dan ekstensif selama tahap utama proses penelitian.
Wawancara mendalam mirip dengan wawancara klien yang dilakukan oleh psikolog klinis
atau psikiater. Peneliti mengajukan banyak pertanyaan dan penyelidikan untuk penjelasan
tambahan setelah subjek menjawab. Dalam wawancara mendalam, berbeda dengan teknik
proyektif, pokok bahasan umumnya tidak disamarkan.
3. Projective techniques
Teknik proyektif adalah cara bertanya tidak langsung yang memungkinkan responden
memproyeksikan keyakinan dan perasaan kepada pihak ketiga, benda mati, atau situasi
tugas. Asumsi yang mendasari metode ini terletak pada pengamatan Oscar Wilde:
'Seseorang menjadi dirinya sendiri ketika ia berbicara dalam dirinya sendiri. Beri dia
topeng, dan dia akan mengatakan yang sebenarnya.' Dengan kata lain, pendukung teknik
proyektif berasumsi bahwa ketika ditanya secara langsung, responden tidak
mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya karena mereka malu dengan jawaban
yang mencerminkan konsep diri mereka secara negatif; mereka ingin menyenangkan
6
pewawancara dengan jawaban yang 'benar'; atau mereka tidak dapat mengungkapkan
perasaan bawah sadar yang tidak mereka sadari. Namun, jika responden diberikan
rangsangan yang tidak terstruktur dan ambigu, seperti kartun atau noda tinta, dan diberi
kebebasan untuk merespons, mereka akan mengungkapkan perasaan mereka yang
sebenarnya.
4. Modern technology and qualitative research
Kemajuan teknologi telah sangat meningkatkan kemampuan peneliti untuk mengumpulkan
dan menganalisis data kualitatif dengan cepat. Internet telah memungkinkan penelitian
kualitatif dilakukan secara global dan penggunaan paket perangkat lunak telah sangat
membantu peneliti dalam menemukan pola, tema, dan arketipe dalam data kualitatif, baik
berupa teks, suara, atau video.
2.7 WARNING ABOUT QUALITATIVE RESEARCH
Penelitian kualitatif tidak dapat menggantikan penelitian kuantitatif yang lebih dapat
digeneralisasikan. Namun demikian, perusahaan sering kali menggunakan studi kualitatif dan
eksploratif sebagai proyek penelitian final dan konklusif. Hal ini dapat menyebabkan keputusan
yang salah. Hal yang paling penting untuk diingat tentang teknik penelitian kualitatif adalah bahwa
teknik tersebut mempunyai keterbatasan. Kebanyakan dari mereka memberikan informasi
subjektif, dan interpretasi temuan biasanya bersifat menghakimi. Misalnya, temuan dari teknik
proyektif bisa jadi tidak jelas. Teknik proyektif dan wawancara mendalam sering digunakan
beberapa dekade yang lalu oleh para praktisi yang mengkategorikan diri mereka sebagai peneliti
motivasi.

2.8 STUDY CASE


GETTING A GRIP: FOCUS GROUPS AND BEAUREPAIRES TYRES
Pada tahun 2007, mantan kepala Angus dan Robertson Bookworld Judith Swales diberi tugas
untuk merestrukturisasi usaha patungan antara Ansell Australia dan Goodyear dan Dunlop dalam
bisnis manufaktur dan ritel ban di Australia dan Selandia Baru. Usaha patungan ini memiliki lebih
dari 700 toko – the Responden ditanyai serangkaian pertanyaan. Hal ini mencakup kenyamanan
responden dalam penerbangan, pencegahan jet lag Beaurepaires milik perusahaan, Goodyear
Autocare waralaba, dan dealer Dunlop berlisensi. Swales merangkum pendekatannya dalam tiga
judul: menyederhanakan, melibatkan, berinovasi. “Kami harus beralih dari organisasi manufaktur
menjadi bertanya apa yang diinginkan konsumen,” katanya.
Perusahaan menyumbang satu dari setiap empat ban yang terjual. Ketika Swales bergabung,
pangsa pasarnya anjlok. Yang dibutuhkan adalah lebih sedikit 'dorongan' manufaktur dan lebih
banyak 'tarikan' konsumen. semua orang melakukannya, pergilah ke sana dan lihatlah baik-baik.
'Saya sedang melihat-lihat toko Beaurepaires dan sejujurnya mereka mungkin juga mengatakan
"khusus pria". Mereka dicat biru, ada konter tinggi yang biasa digunakan oleh manajer toko untuk
bersembunyi dan ketika Anda masuk mereka akan berkata, “Selamat hari kasih sayang”. Itu bukan
tempat yang bagus untuk berbelanja.'
Dia menemukan separuh pelanggan tunai perusahaan itu adalah perempuan. Kami memiliki
toko-toko yang jika Anda masuk dan melihat ke meja, Anda akan menemukan majalah truk terbaru
dan Top Gear, tapi tidak ada alasan mengapa seorang wanita ingin menghabiskan setengah jam
menunggu bannya, di toko yang – kebetulan – sedang menunggu bannya. penuh ban. Berapa kali
Anda mengunjungi dan melihat-lihat rak ban?

7
Mereka mengganti nama toko Beaurepaires, memberi mereka lapisan cat dan memperbaruinya
dengan tampilan yang lebih hidup dan ramah perempuan. Ban sudah habis, kecuali beberapa ban
yang dapat diperiksa oleh pelanggan, dan masuklah tampilan bersih berisi informasi edukasi untuk
membantu menginformasikan pelanggan tentang kemungkinan masalah: 'Hal ini dilakukan agar
orang dapat merasa lebih yakin bahwa hal-hal yang diberitahukan kepada mereka benar-benar
benar. dan mereka tidak ditipu.' Swales mengatakan ban juga memiliki banyak akronim. Itu
berubah. Sekarang nama ban memberikan indikasi tentang apa yang dapat Anda harapkan;
misalnya Bahan Bakar Maks

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penelitian kualitatif dapat dilakukan untuk mendiagnosis suatu situasi, menyaring alternatif
atau menemukan ide-ide baru. Ini adalah desain yang sangat fleksibel yang memberikan analisis
yang lebih mendalam daripada penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif khususnya berguna ketika
masalah penelitian tidak jelas atau isu-isu penting penelitian tidak jelas. Hal ini juga berguna untuk
memahami situasi kompleks dan masalah penelitian. Kebanyakan perusahaan saat ini
menggunakan studi penelitian kualitatif awal untuk tujuan diagnosis ini, kemudian diikuti dengan
studi kuantitatif yang lebih umum untuk memberikan saran yang lebih obyektif kepada manajemen.

9
DAFTAR PUSTAKA

William Zikmund, Steven D’Alessandro, Ben lowe, Hume Winzar, Barry J. Babin. –
Marketing Research-Cengage Learning Australia Pty Limited (2017)

10

Anda mungkin juga menyukai