OLEH : KELOMPOK 5
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Merangkum
Metodologi Penelitian Kebijakan (Sintesis Terfokus Analisis Data Sekunder,
Eksperimen Lapangan“.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan masih jauh dari
katan sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,
agar kelompok dapat mengoreksi kekurangan tersebut. Demikianlah makalah ini kami buat
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................... 4
1.2 RUMJUSAN MASALAH............................................................................................................. 4
1.3 TUJUAN PENULISAN ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 5
2.1 PENGERTIAN PENELITIAN KEBIJAKAN ..................................................................................... 5
2.2 URGENSI DAN FOKUS PENELITIAN KEBIJAKAN ....................................................................... 6
2.3 KARAKTERISTIK PENELITIAN KEBIJAKAN ................................................................................. 8
2.4 METODOLOGI PENELITIAN KEBIJAKAN ................................................................................. 10
2.4.1 Sintesis Terfokus ........................................................................................................... 10
2.4.2 Analisis data sekunder .................................................................................................. 12
2.4.3 Eksperimen Lapangan ................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 16
3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................................... 16
3.2 SARAN ................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 17
3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan kita tentu tidak lepas dari masalah kesehatan. Masalah kesehatan
yang dihadapi tentunya harus memiliki manajemen yang baik. Dan dalam hal ini, pemerintah
turut campur tangan di bawahi oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes). Sebagai suatu
lembaga yang mengatur jalannya sistem kesehatan di Indonesia, Kementrian Kesehatan
sangat bertanggung jawab akan hal ini. Kemenkes selaku pembuat kebijakan kesehatan juga
perlu melakukan analisis terhadap setiap kebijakan kesehatan yang dibuat supaya derajat
kesehatan di Indonesia lebih terarah untuk mencapai Indonesia Sehat.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika
perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi
atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang
perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative tindakan yang
terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk
mengerjakan sesuatu di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa
yang akan datang.
Rumjusan Masalah
Tujuan Penulisan
4
BAB II PEMBAHASAN
Istilah lain dari penelitian adalah riset. Riset berasal dari bahasa Inggris research,
research yang berasal dari kata re (kembali) dan search (mencari). Secara etimologi
penelitian berarti "mencari kembali" yaitu mencari fakta-fakta baru yang kemudian
dikembangkan menjadi sebuah teori untuk memperdalam dan memperluas ilmu tertentu.
Setiap ilmuwan baik eksakta maupun sosial dalam melakukan penelitian harus didasari
dengan adanya rasa keingintahuan. Rasa ingin tahu itu dapat menimbulkan keinginan mereka
dalam melakukan penelitian untuk memperdalam dan memperluas ilmu yang ditekuni.
Kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy yang berasal dari bahasa Inggris.
Kata policy diartikan sebagai sebuah rencana kegiatan atau pernyataan mengenai tujuan-
tujuan, yang diajukan atau diadopsi oleh suatu pemerintahan, partai politik, dan lain-lain.
Kebijakan juga diartikan sebagai pernyataan-pernyataan mengenai kontrak penjaminan atau
pernyataan tertulis. Dengan demikian, kebijakan merupakan suatu ketetapan yang memuat
prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan
konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.
Ann Majchrzak (1984) mendefinisikan penelitian kebijakan sebagai proses
penyelenggaraan penelitian untuk mendukung kebijakan atau analisis terhadap masalah-
masalah sosial yang bersifat fundamental secara teratur untuk membantu pengambil
kebijakan memecahkan dengan jalan menyediakan rekomendasi yang berorientasi pada
tindakan atau tingkah laku pragmatik. Oleh karena sifatnya berorientasi kepada tingkah laku
pragmatik, maka yang perlu dihasilkan oleh peneliti kebijakan adalah bukan terletak pada
hingga mana bobot ilmiah sebuah hasil penelitian, namun hingga mana hasil penelitian punya
aplikabilitas atau kemamputerapan dalam rangka memecahkan masalah sosial.
Robert P. Meyer dan Ernest Greenwood mengartikan penelitian kebijakan adalah
penelitian empirik yang dilakukan untuk memverifikasi proposisi-proposisi mengenai
beberapa aspek hubungan antara-tujuan dalam perbuatan kebijakan. Penelitian kebijakan
dapat dipikirkan sebagai penelitian sosial terapan karena penelitian kebijakan memiliki fokus
utama yang sama dengan penelitian sosial terapa yaitu dalam pemecahan masalah praktis.
Sudarwan Danim mendefinisikan penelitian kebijakan sebagi penelitian yang
dimaksudkan untuk membuat kebijakan dalam rangka pemecahan masalah sosial. Penelitian
kebijakan juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan untuk
mendukung kebijakan. Kekhasan penelitian kebijakan terletak pada fokusnya, yaitu
5
berorientasi kepada tindakan untuk memecahkan masalah sosial yang unik, yang jika tidak
segera dipecahkan akan memberikan efek negatif yang sangat luas.
Dengan demikian, bahwa penelitian kebijakan merupakan salah satu jenis penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Suharsimi Arikunto
dalam bukunya Manajemen Penelitian memberikan batasan pengertian tentang penelitian
deskriptif, yaitu penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,
tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variable, gejala atau keadaan.
Memang ada kalanya dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu
lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis. Jadi Secara sederhana penelitian kebijakan didefinisikan sebagai kegiatan
penelitian yang dilakukan untuk mendukung kebijakan. Oleh karena sifatnya mendukung
kebijakan, maka penelitian ini bersifat khas, namun tidak berarti mengada-ada.
Para perumus kebijakan merumuskan kebijakan atas dasar prioritas yang paling urgen,
khususnya yang berkenaan dengan pemecahan masalah sosial atau pun masalah publik.
Semakin kompleks dan luas tugas-tugas keorganisasiannya, maka semakin banyak pula
masalah yang dihadapi, sehingga tidak dapat dipecahkan sendiri tanpa pendapat atau
informasi yang memadai, baik kuantitatif maupun kualitatif.
6
untuk mengadakan penelitian atau kajian, pelaksanaan penelitian, dan diakhiri dengan
penyusunan rekomendasi.
a. Basic social research; yakni penelitian kebijakan harus dilaksanakan secara sesuai
prosedur kerja ilmiah.
b. Technical social researh; yakni bahwa penelitian kebijakan harus mampu merumuskan
kebijakan-kebijakan strategis yang dapat dikembangkan instrumen-instrumen teknisnya.
c. Policy research harus menghasilkan kebijakan publik.
Penelitian kebijakan memiliki sifat yang sangat khas. Kekhasan penelitian ini terletak
pada fokusnya. Sudarwan Danim menjelaskan fokus penelitian kebijakan secara umum
adalah: berorientasi kepada tindakan untuk memecahkan masalah sosial yang unik, yang jika
tidak dipecahkan akan memberi efek negatif yang sangat luas. Tidak ada ukuran pasti
mengenai luas atau sempitnya suatu masalah sosial. Sebagai contoh tentang analisis
kebijakan yaitu, rendahnya kualitas pendidikan dapat dipersepsi dari banyak sisi yang
menyebabkan rendahnya kualitas itu, seperti: Kualitas guru, Kualitas proses belajar mengajar,
Kualitas kurikulum, Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan serta sumber belajar,
Kualitas raw input lembaga pendidikan, Kondisi lingkungan sosial budaya dan ekonomi.
Nehru Meha menyebutkan kekhasan penelitian kebijakan antara lain adalah rendahnya
ketertiban ilmiah akibat kuatnya pengaruh lingkungan sosio-politik (sociopolitical
environtment) dan kemauan pembuat kebijakan (user) hasil penelitian, serta lebih
menekankan kepada sintesis terfokus dan data sekunder. Arah penelitian kebijakan, diwarnai
oleh political will pembuat kebijakan. Sehingga pengaruh lingkungan sosio-politik mewarnai
proses perumusan hasil penelitian kebijakan sangat ditentukan oleh budaya politik suatu
negara.
7
Oleh karena penelitian kebijakan berorientasi kepada fokus, maka pengkajian atau
penelitian mengenai rendahnya kualitas pendidikan, misalnya, akan dititikberatkan kepada
fokus mana kualitas guru, kualitas proses belajar mengajar dan sebagainya. Jika penelitian
kebijakan difokuskan kepada kualitas proses belajar mengajar, misalnya, maka fokus kajian
dapat menyangkut masalah yang luas, seperti: Intensitas proses belajar siswa di kelas,
Intensitas proses belajar siswa di luar kelas, Kualitas guru dalam mengajar, Kualitas interaksi
guru dengan siswa, Kualitas jaringan-jaringan belajar, Kualitas menu sajian dalam proses
belajar mengajar, Kualitas kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung kegiatan inti di lembaga
pendidikan.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa fokus penelitian kebijakan pada dasarnya
adalah beorientasi pada solusi dari permasalahan yang muncul akibat diterapkannya sebuah
kebijakan.
8
Maksudnya penelitian ini diawali dengan pemahaman terhadap masalah-masalah sosial
dan usaha-usaha empiris untuk menyusun konsep dari teori-teori kausal sebagai kajian dari
perkembangan masalah-masalah sosial. Alasan induktif adalah cara berfikir untuk memberi
alasan yang dimulai dengan pernyataan-pernyataan efektif yang spesifik untuyk menyusun
suatu argumentasi yang bersifat umum. Alasan secara induktif banyak digunakan untuk
menjajaki aturan-aturan alamiah dari suatu fenomena misalnya dari pengamatan bahwa ikan
ada mulut, kodok ada mulut, kuda ada mulut, burung ada mulut maka ditarik kesimpulan
binatang ada mulut.
9
Berdasarkan paparan di atas, maka langkah-langkah penelitian kebijakan menurut Ann
Mjchrzak (1984), bahwa lima langkah penelitian kebijakan sebagai berikut: a) Persiapan, b)
Konseptualisasi studi, c) Analisis teknikal, d) Perumusan rekomendasi, e)
Mengkomunikasikan hasil studi.
Kelima langkah ini sangat esensial dalam usaha mewujudkan penelitian kebijakan yang
berhasil. Informasi yang diperlukan untuk persiapan studi, berupa kondisi lingkungan sosio-
politik harus diidentifikasi, demikian juga masalah-masalah sosial lokal yang bersifat khas.
Pendekatan harus dirancang secara baik, rekomendasi yang dibuat harus dianalisis ulang
untuk kemungkinan dimodifikasi, hasil penelitian harus dikomunukasikan secara tepat. Dan
dapat dinyatakan bahwa nilai special karakteristik penelitian kebijakan adalah pada
penekanan-penekanan khusus dari masing-masing karakteristik tersebut serta kepaduannya.
Penelitian kebijakan adalah sebagai bahan penawaran dan kompromi terutama antara
peneliti dengan klien/stakeholder. Penelitian kebijakan lebih mengamanatkan ambisi pembuat
kebijakan daripada kemauan peneliti sebagai akademikus, dalam prosesnya kerjanya,peneliti
kebijakan umumnya menempatkan diri pada format metodologi penelitian ilmu-imu sosial.
Sintesis Terfokus
Satu metode penelitian kebijakan diferensikan sebagai sistesis terfokus (Doty 1982)
contoh sintesis terfokus adalah studi lembaga pembagunan internasional tentang masalah
penyediaan air di pedesaan di negara-negara berkembang.usaha penelitian kebijakan ini
menurut burton dilakukan dengan cara:
a. Mengkaji sumber-sumber pustaka mutakhir yang tersedia dan relevan dengan pokok
masalah atau fokus penelitian.
b. Menuangkan pengalamannya di lapangan selama lima tahun terakhir di afrika dan
amerika latin
c. Mengadakan diskusi-diskusi dengan individu-individu.
10
Telaah Pustaka
Diskusi dengan Rekomendasi untuk
subjek yang pemecahan masalah
kompeten sosial
Pengalaman Peneliti
peneliti
Dengan demikian sisntesis terfokus mengaitkan tiga hal pokok yaitu sumber
pustaka mutakhir yang relevan,pengalaman penelitian dan hasil diskusi.
Berdasarkan temuan temuan dari sintesis terhadap sumber informasi itu dihasilkan
beberapa rekomendasi yang akan digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk
memecahkan masalah sosial.
11
Sintesis terfokus berbeda dengan reviu literatur dalam makna tradisonal
terutama dilihat dari keluasannya. Kebanyakan reviu literatur tradisional digunakan
sebagai pendahuluan atau latar belakang masalah untuk sebuah
penelitian,kesenjangan,diidentifikasi melalui reviu diisi dengan serangkain usaha
pengumpulan data, jelasnya sintesis terfokus cenderung cenderung digunakan hanya
dalam analisis teknikal. Hasil-hasil sintesis adalah hasil usaha penelitian kebijakan,
yaitu rekomendasi yang aplikatif,rekomendasi yang disajikan disusun secara ekslusif
atas dasar sintesis informasi,dengan tanpa mengumpulkan data primer ,oleh karena
rekomendasi disusun semata-mata didasrkan atas informasi yang digunakan dalam
sintesis terfokus,usaha penelitian kebijakan biasanya dibatasi oleh tersedianya
informasi yang cukup dan tepat dilihat dari dimensi waktu,namun demikian sintesis
terfokus cenderung lebih tepat dan menguntungkan daripada metode lainnya,oleh
karena dapt dilakukan secara efisien dan efektif.
Permasalahan yang timbul dari penelitian terfokus ini adalah dari diri sendiri
si peneliti,pengalaman peneliti yang serba sekilas tentu tidak resepretantiif untuk
dikombinasikan dengan hasil revie literatur dan pengalaman peneliti yang seba sekilas
tidak memadai untuk dijadikan bekal mengamodasikan hasil diskusi dengan pihak
yang kompeten,pengalaman yang diperlukan peneliti adalah pengalaman praktis
bukan pengalaman teoritis diluar lokasi studi,khusus untuk pengalaman yang
diperoleh dari luar lokasi studi,berarti peneliti harus melakukan proses transfer
penglaman dan memodifikasikan sesuai dengan lingkungan sosio kultural dan sosio
politik setempat.
Seringkali banyak orang yang meragukan akan Data sekunder dan juga seringnya
memberda-bedakan dengan data primer,dalam kondisi seperti ini maka perlu diantisipasi
kemungkinan akan data yang “termuat” pada sumber-sumber primer dengan data yang
“termuat” pada sumber-sumber sekunder. Untuk memudahkan pemahaman mengenai
perbedaan antara data primer dengan data sekunder dpat dijelaskan bahwa setiap data yang
bukan diperoleh dari sumber utamanya disebut dengan data sekunder, sebagai contoh
seorang peneliti ingin menhetahui “jumlah peserta program keluarga berencana aktif
disebuah desa” dia dapat mencari data langsung dengan mengadakan wawancara atau
menyebarkan angket kepada seluruh kepala keluarga (KK) disebuah desa tersebut. Data yang
12
diperoleh langsung dari masyrakat ini disebut dengan data primer. Nmaun demikian peneliti
dapat saja mencari mengenai jumlah peserta program keluarga berencana aktif disebuah desa
dengan mempelajari dokumen statistik yang ada dikantor kepala desa,kantor camat
kecamatan atau kantor lainnya yang sudah tertuang dalam bentuk dokumen atau
statistik,dikarenakan akan adanya perbedaan terhadap data yang ada pada disetiap jenjangnya
maka penelitih harus melakukan cross check untuk menemukan kecocokan data.
Analisis data sekunder mengacu kepada analisis atau analisis ulang terhadap data
dasar yang ada, analisis semacam ini melibatkan variasi prosedur statistik secara tepat,
terutama “statistik untuk ilmu-ilmu sosial”
Eksperimen Lapangan
Satu metode untuk mengumpulkan data primer tentang masalah sosial adalah dengan
jalan melakukan eksperimen lapangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab dan akibat dengan cara pengeksposan satu atau lebih
kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan, sebagai
metode penelitian empiris,
13
1. Penelitian mengenai pengaruh dua metode mengajar terhadap belajar siswa sebgai
fungsi ukuran kelas )besar atau kecil) dan taraf intelegnsi siswa dengan menempatkan
gurusecara random berdasarkan tingkat intelegensi siswa,metode mengajr, dan ukuran
kelas tersebut.
2. Penelitian untuk menyelidiki dampak pemberian makanan tamnahan disekolah bagi
anak=anak sekolah dasar di wilayah tertentu dengan memperhatikan tingkat sosial
ekonomi orang tua dan intelegensi siswa.
a. Wawancara pribadi
b. Praktek kerja pembangunan tim
c. Konseling
d. Konsultasi proses
e. Pelatihan keterampilan manajemen.
14
5. Semua variabel penting umumnya bersifat konstan, kecuali variabel yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan dimanipulasi
6. Kebanyakan kurang efektif diterapkan pada kondisi kehidupan soisal,karen ahsilnya
kurang aplikatif bagi proses pemecahan masalah yang sesungguhnya.
15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian kebijakan merupakan salah satu jenis penelitian deskriptif yang bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Secara sederhana penelitian kebijakan
didefinisikan sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mendukung kebijakan. Oleh
karena sifatnya mendukung kebijakan, maka penelitian ini bersifat khas, namun tidak berarti
mengada-ada. Penelitian kebijakan (policy research) secara spesifik ditujukan untuk
membantu pembuat kebijakan (policymaker) dalam menyusun rencana kebijakan, dengan
jalan memberikan pendapat atau informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan
masalah yang kita hadapi sehari-hari.
Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Tilaar, HAR, dan Riant Nugroho. 2016. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
17