Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH STUDI KEBIJAKAN KESEHATAN

“ MERANGKUM METODOLOGi PENELITIAN KEBIJAKAN (SINTESIS


TERFOKUS ANALISIS DATA SEKUNDER, EKSPERIMEN LAPANGAN)“

OLEH : KELOMPOK 5

1. Aprilianisa Putri (1711211028)

2. Annisa Fitri (1711212020)

3. Adellia Ramadhanti (1711212024)

4. Mike Rasyadi (1711212044)

5. Ria Mayerlina (1811216025)

6. Elsy Agusneli (1711211032)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Merangkum
Metodologi Penelitian Kebijakan (Sintesis Terfokus Analisis Data Sekunder,
Eksperimen Lapangan“.

Penyusunaan makalah ini ditujukan kepada Fakultas Kesehatan Masyarakat sebagai


pemenuhan syarat untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Studi Kebijakan
Kesehatan. Penyusunan makalah ini dilaksanakan atas kerja sama antar anggota kelompok
serta bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah ini. Serta kami juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan materi dalam pembelajaran
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan masih jauh dari
katan sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,
agar kelompok dapat mengoreksi kekurangan tersebut. Demikianlah makalah ini kami buat
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Padang, 17 September 2019

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................... 4
1.2 RUMJUSAN MASALAH............................................................................................................. 4
1.3 TUJUAN PENULISAN ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 5
2.1 PENGERTIAN PENELITIAN KEBIJAKAN ..................................................................................... 5
2.2 URGENSI DAN FOKUS PENELITIAN KEBIJAKAN ....................................................................... 6
2.3 KARAKTERISTIK PENELITIAN KEBIJAKAN ................................................................................. 8
2.4 METODOLOGI PENELITIAN KEBIJAKAN ................................................................................. 10
2.4.1 Sintesis Terfokus ........................................................................................................... 10
2.4.2 Analisis data sekunder .................................................................................................. 12
2.4.3 Eksperimen Lapangan ................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 16
3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................................... 16
3.2 SARAN ................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 17

3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang

Dalam kehidupan kita tentu tidak lepas dari masalah kesehatan. Masalah kesehatan
yang dihadapi tentunya harus memiliki manajemen yang baik. Dan dalam hal ini, pemerintah
turut campur tangan di bawahi oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes). Sebagai suatu
lembaga yang mengatur jalannya sistem kesehatan di Indonesia, Kementrian Kesehatan
sangat bertanggung jawab akan hal ini. Kemenkes selaku pembuat kebijakan kesehatan juga
perlu melakukan analisis terhadap setiap kebijakan kesehatan yang dibuat supaya derajat
kesehatan di Indonesia lebih terarah untuk mencapai Indonesia Sehat.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika
perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi
atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang
perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative tindakan yang
terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk
mengerjakan sesuatu di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa
yang akan datang.

Rumjusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan penelitian kebijakan ?


Bagaimana urgensi dan fokus dalam penelitian kebijakan ?
Bagaimana karakteristik penelitian kebijakan ?
Bagaimana metodologi penelitian kebijakan ?

Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dan memahami defenisi dari penelitian kebijakan


Untuk mengetahui dan memahami urgensi dan fokus dalam penelitian kebijakan
Untuk mengetahui dan memahami karakteristik penelitian kebijakan
Untuk mengetahui dan memahami metodologi dalam penelitian kebijakan

4
BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Penelitian Kebijakan

Istilah lain dari penelitian adalah riset. Riset berasal dari bahasa Inggris research,
research yang berasal dari kata re (kembali) dan search (mencari). Secara etimologi
penelitian berarti "mencari kembali" yaitu mencari fakta-fakta baru yang kemudian
dikembangkan menjadi sebuah teori untuk memperdalam dan memperluas ilmu tertentu.
Setiap ilmuwan baik eksakta maupun sosial dalam melakukan penelitian harus didasari
dengan adanya rasa keingintahuan. Rasa ingin tahu itu dapat menimbulkan keinginan mereka
dalam melakukan penelitian untuk memperdalam dan memperluas ilmu yang ditekuni.
Kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy yang berasal dari bahasa Inggris.
Kata policy diartikan sebagai sebuah rencana kegiatan atau pernyataan mengenai tujuan-
tujuan, yang diajukan atau diadopsi oleh suatu pemerintahan, partai politik, dan lain-lain.
Kebijakan juga diartikan sebagai pernyataan-pernyataan mengenai kontrak penjaminan atau
pernyataan tertulis. Dengan demikian, kebijakan merupakan suatu ketetapan yang memuat
prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan
konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.
Ann Majchrzak (1984) mendefinisikan penelitian kebijakan sebagai proses
penyelenggaraan penelitian untuk mendukung kebijakan atau analisis terhadap masalah-
masalah sosial yang bersifat fundamental secara teratur untuk membantu pengambil
kebijakan memecahkan dengan jalan menyediakan rekomendasi yang berorientasi pada
tindakan atau tingkah laku pragmatik. Oleh karena sifatnya berorientasi kepada tingkah laku
pragmatik, maka yang perlu dihasilkan oleh peneliti kebijakan adalah bukan terletak pada
hingga mana bobot ilmiah sebuah hasil penelitian, namun hingga mana hasil penelitian punya
aplikabilitas atau kemamputerapan dalam rangka memecahkan masalah sosial.
Robert P. Meyer dan Ernest Greenwood mengartikan penelitian kebijakan adalah
penelitian empirik yang dilakukan untuk memverifikasi proposisi-proposisi mengenai
beberapa aspek hubungan antara-tujuan dalam perbuatan kebijakan. Penelitian kebijakan
dapat dipikirkan sebagai penelitian sosial terapan karena penelitian kebijakan memiliki fokus
utama yang sama dengan penelitian sosial terapa yaitu dalam pemecahan masalah praktis.
Sudarwan Danim mendefinisikan penelitian kebijakan sebagi penelitian yang
dimaksudkan untuk membuat kebijakan dalam rangka pemecahan masalah sosial. Penelitian
kebijakan juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan untuk
mendukung kebijakan. Kekhasan penelitian kebijakan terletak pada fokusnya, yaitu

5
berorientasi kepada tindakan untuk memecahkan masalah sosial yang unik, yang jika tidak
segera dipecahkan akan memberikan efek negatif yang sangat luas.
Dengan demikian, bahwa penelitian kebijakan merupakan salah satu jenis penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Suharsimi Arikunto
dalam bukunya Manajemen Penelitian memberikan batasan pengertian tentang penelitian
deskriptif, yaitu penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,
tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variable, gejala atau keadaan.
Memang ada kalanya dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu
lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis. Jadi Secara sederhana penelitian kebijakan didefinisikan sebagai kegiatan
penelitian yang dilakukan untuk mendukung kebijakan. Oleh karena sifatnya mendukung
kebijakan, maka penelitian ini bersifat khas, namun tidak berarti mengada-ada.

Urgensi Dan Fokus Penelitian Kebijakan

Para perumus kebijakan merumuskan kebijakan atas dasar prioritas yang paling urgen,
khususnya yang berkenaan dengan pemecahan masalah sosial atau pun masalah publik.
Semakin kompleks dan luas tugas-tugas keorganisasiannya, maka semakin banyak pula
masalah yang dihadapi, sehingga tidak dapat dipecahkan sendiri tanpa pendapat atau
informasi yang memadai, baik kuantitatif maupun kualitatif.

Kegiatan penelitian kebijakan diawali dengan pemahaman yang menyeluruh terhadap


masalah publik, seperti kekurangan nutrisi, kemiskinan, ledakan penduduk, urbanisasi,
inflasi, kerawanan sosial dan lain-lain, dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian untuk
mencari alternatif pemecahan masalah. Kegiatan akhir dari penelitian kebijakan adalah
merumuskan rekomendasi pemecahan masalah untuk disampaikan kepada pembuat
kebijakan. Tapi, kebanyakan hanya membuat kebijakan tanpa memberi solusi untuk dapat
mengatasi dari permasalahan dari kebijakan tersebut.

Sebagaimana yang dipaparkan Sudarwan Danim, Penelitian kebijakan (policy research)


secara spesifik ditujukan untuk membantu pembuat kebijakan (policymaker) dalam
menyusun rencana kebijakan, dengan jalan memberikan pendapat atau informasi yang
mereka perlukan untuk memecahkan masalah yang kita hadapi sehari-hari. Dengan demikian,
penelitian kebijakan merupakan rangkaian aktifitas yang diawali dengan persiapan peneliti

6
untuk mengadakan penelitian atau kajian, pelaksanaan penelitian, dan diakhiri dengan
penyusunan rekomendasi.

Selain itu penelitian kebijakan juga dipersepsikan sebagai:

a. Basic social research; yakni penelitian kebijakan harus dilaksanakan secara sesuai
prosedur kerja ilmiah.
b. Technical social researh; yakni bahwa penelitian kebijakan harus mampu merumuskan
kebijakan-kebijakan strategis yang dapat dikembangkan instrumen-instrumen teknisnya.
c. Policy research harus menghasilkan kebijakan publik.

Berdasarkan paparan di atas dapat dinyatakan bahwa penelitian kebijakan harus


dipersepsi dari sisi kemanfaatannya. Walaupun sebuah penelitian semestinya bernuansa
ilmiah, namun penelitian kebijakan kiranya belum perlu dipersepsikan sebagai kajian ilmiah
atau tidak, melainkan harus dilihat dari kemanfaatannya bagi pemecahan masalah sosial atau
masalah publik. Tentu saja jika rekomendasai yang dihasilkan oleh peneliti kebijakan dapat
diimplementasikan oleh pembuat kebijakan dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
luas.

Penelitian kebijakan memiliki sifat yang sangat khas. Kekhasan penelitian ini terletak
pada fokusnya. Sudarwan Danim menjelaskan fokus penelitian kebijakan secara umum
adalah: berorientasi kepada tindakan untuk memecahkan masalah sosial yang unik, yang jika
tidak dipecahkan akan memberi efek negatif yang sangat luas. Tidak ada ukuran pasti
mengenai luas atau sempitnya suatu masalah sosial. Sebagai contoh tentang analisis
kebijakan yaitu, rendahnya kualitas pendidikan dapat dipersepsi dari banyak sisi yang
menyebabkan rendahnya kualitas itu, seperti: Kualitas guru, Kualitas proses belajar mengajar,
Kualitas kurikulum, Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan serta sumber belajar,
Kualitas raw input lembaga pendidikan, Kondisi lingkungan sosial budaya dan ekonomi.
Nehru Meha menyebutkan kekhasan penelitian kebijakan antara lain adalah rendahnya
ketertiban ilmiah akibat kuatnya pengaruh lingkungan sosio-politik (sociopolitical
environtment) dan kemauan pembuat kebijakan (user) hasil penelitian, serta lebih
menekankan kepada sintesis terfokus dan data sekunder. Arah penelitian kebijakan, diwarnai
oleh political will pembuat kebijakan. Sehingga pengaruh lingkungan sosio-politik mewarnai
proses perumusan hasil penelitian kebijakan sangat ditentukan oleh budaya politik suatu
negara.

7
Oleh karena penelitian kebijakan berorientasi kepada fokus, maka pengkajian atau
penelitian mengenai rendahnya kualitas pendidikan, misalnya, akan dititikberatkan kepada
fokus mana kualitas guru, kualitas proses belajar mengajar dan sebagainya. Jika penelitian
kebijakan difokuskan kepada kualitas proses belajar mengajar, misalnya, maka fokus kajian
dapat menyangkut masalah yang luas, seperti: Intensitas proses belajar siswa di kelas,
Intensitas proses belajar siswa di luar kelas, Kualitas guru dalam mengajar, Kualitas interaksi
guru dengan siswa, Kualitas jaringan-jaringan belajar, Kualitas menu sajian dalam proses
belajar mengajar, Kualitas kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung kegiatan inti di lembaga
pendidikan.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa fokus penelitian kebijakan pada dasarnya
adalah beorientasi pada solusi dari permasalahan yang muncul akibat diterapkannya sebuah
kebijakan.

Karakteristik Penelitian Kebijakan

Setiap jenis penelitian tentu memiliki karakteristik masing-masing. Demikian juga


dengan penelitian kebijakan. Kekhususan karakteristik penelitian kebijakan terlihat pada
proses kerjanya. Menurut Ann Majchrzak sebagaimana yang dikutip Sudarwan Danim dalam
bukunya Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, karakteristik penelitian kebijakan adalah
sebagai berikut:

a. Fokus penelitian bersifat multidimensional atau banyak dimensi


Maksudnya yang dalam terminologi penelitian tradisional sering disebut pendekatan
antar lintas bidang. Kebijakan publik secara tipikal dimaksudkan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial yang kompleks yang munculnya disebabkan banyak dimensi faktor,
efek dan peristiwa. Sebagai contoh mobilitas pembangunan sekolah dasar inpres tidak dapat
di pelajari dari satu sisi saja misalnya, dari sisi calon siswa mobilitas ini harus dikaji dari
banyak focus, seperti : Calon siswa dan penyebarannya, Sarana transportasi, Keamanan,
Kesehatan dan kenyamaan (dilihat dari segi bahaya becana alam, pencemaran, dll.), Jumlah
kebutuhan guru dan persyaratannya, Sarana pendukung lain seperti sarana kesehatan dan
olahraga serta sarana ibadah, Tempat hunian guru dari luar daerah. Fokus multidimensional
ini sangat bermanfaat bagi pengkajian terhadap masalah yang kompleks. Artinya, masalah-
masalah sosial yang kompleks itu dipersepsi dari banyak sisi.

b. Orientasi penelitian bersifat empiris-induktif

8
Maksudnya penelitian ini diawali dengan pemahaman terhadap masalah-masalah sosial
dan usaha-usaha empiris untuk menyusun konsep dari teori-teori kausal sebagai kajian dari
perkembangan masalah-masalah sosial. Alasan induktif adalah cara berfikir untuk memberi
alasan yang dimulai dengan pernyataan-pernyataan efektif yang spesifik untuyk menyusun
suatu argumentasi yang bersifat umum. Alasan secara induktif banyak digunakan untuk
menjajaki aturan-aturan alamiah dari suatu fenomena misalnya dari pengamatan bahwa ikan
ada mulut, kodok ada mulut, kuda ada mulut, burung ada mulut maka ditarik kesimpulan
binatang ada mulut.

c. Berfokus pada variabel-variabel lunak


Maksudnya untuk mewujudkan penelitian kebijakan yang benar-benar menghasilkan
orientasi tindakan dan rekomendasi-rekomendasi yang dapat implementasikan, penelitian
harus terfokus pada aspek-aspek masalah sosial yang terbuka untuk mempengaruhi dan
menginterprensi. Variabel-variabel yang terbuka untuk mempengaruhi dan menginterfrensi
disebut variabel lunak. Tidak ada cara yang pasti untuk menentukan apakah sebuah variabel
tentu bersifat lunak atau tidak. Cara yang paling mungkin adalah dengan Tendensi focus
primernya. contohnya penelitian kebijakan tentang mobilitas pembangunan pemukiman
mempunyai tendensi focus primer kepindahan segera atau alasan-alasan mengapa keluarga
memutuskan untuk pindah. Penelitian kebijakan yang berfokus pada variabel-variabel lunak
memberikan sumbangan yang lebih besar bagi dihasilkannya produk penelitian yang berguna
dan rekomendasi-rekomendasi yang dapat di implementasikan, kerja penelitian kebijakan
hanyalah pekerjaan yang sia-sia.

d. Berorientasi kepada pemakai hasil studi


Penelitian kebijakan dimaksudkan untuk merespon kebutuhan calon pemakai hasil studi.
Karakteristik kritis penelitian kebijakan adalah mengidentifikasi dan mengenal calon pemakai
hasil studi (study user), hal ini merupakan fase tersendiri dalam keseluruhan proses kerja
penelitian kebijakan. Pemakai hasil studi kebijakan banyak dan bervariasi, bisa dalam bentuk
individu/kelompok dan bisa juga dalam bentuk lembaga/organisasi. Oleh karena itu, beberapa
hal yang harus di identifikasi atau dikenal oleh peneliti kebijakan berkenaan dengan study
user adalah : a) Status lembaga pemakai, b) Peran yang ditampilkan oleh lembaga pemakai,
c) Harapan-harapan lembaga pemakai mengenai hasil akhir studi (biasanya diketahui melalui
diskusi awal untuk merumuskan masalah penelitian, d) Karektiristik individu/kelompok
pemakai, kepribadian dan asumsi-asumsi individu/kelompok pemakai, disposisi kebutuhan
individu/kelompok pemakai, e) Masyaratkan kerja sama.

9
Berdasarkan paparan di atas, maka langkah-langkah penelitian kebijakan menurut Ann
Mjchrzak (1984), bahwa lima langkah penelitian kebijakan sebagai berikut: a) Persiapan, b)
Konseptualisasi studi, c) Analisis teknikal, d) Perumusan rekomendasi, e)
Mengkomunikasikan hasil studi.

Kelima langkah ini sangat esensial dalam usaha mewujudkan penelitian kebijakan yang
berhasil. Informasi yang diperlukan untuk persiapan studi, berupa kondisi lingkungan sosio-
politik harus diidentifikasi, demikian juga masalah-masalah sosial lokal yang bersifat khas.
Pendekatan harus dirancang secara baik, rekomendasi yang dibuat harus dianalisis ulang
untuk kemungkinan dimodifikasi, hasil penelitian harus dikomunukasikan secara tepat. Dan
dapat dinyatakan bahwa nilai special karakteristik penelitian kebijakan adalah pada
penekanan-penekanan khusus dari masing-masing karakteristik tersebut serta kepaduannya.

Metodologi Penelitian Kebijakan

Penelitian kebijakan adalah sebagai bahan penawaran dan kompromi terutama antara
peneliti dengan klien/stakeholder. Penelitian kebijakan lebih mengamanatkan ambisi pembuat
kebijakan daripada kemauan peneliti sebagai akademikus, dalam prosesnya kerjanya,peneliti
kebijakan umumnya menempatkan diri pada format metodologi penelitian ilmu-imu sosial.

Beberapa sampel metode-metode penelitian yang relevan dengan penelitian kebijakan


akan disajikan secara singkat,berikut penjelasannya :

Sintesis Terfokus

Satu metode penelitian kebijakan diferensikan sebagai sistesis terfokus (Doty 1982)
contoh sintesis terfokus adalah studi lembaga pembagunan internasional tentang masalah
penyediaan air di pedesaan di negara-negara berkembang.usaha penelitian kebijakan ini
menurut burton dilakukan dengan cara:

a. Mengkaji sumber-sumber pustaka mutakhir yang tersedia dan relevan dengan pokok
masalah atau fokus penelitian.
b. Menuangkan pengalamannya di lapangan selama lima tahun terakhir di afrika dan
amerika latin
c. Mengadakan diskusi-diskusi dengan individu-individu.

10
Telaah Pustaka
Diskusi dengan Rekomendasi untuk
subjek yang pemecahan masalah
kompeten sosial

Pengalaman Peneliti
peneliti

Dengan demikian sisntesis terfokus mengaitkan tiga hal pokok yaitu sumber
pustaka mutakhir yang relevan,pengalaman penelitian dan hasil diskusi.
Berdasarkan temuan temuan dari sintesis terhadap sumber informasi itu dihasilkan
beberapa rekomendasi yang akan digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk
memecahkan masalah sosial.

Sintesis terfokus agaknya terlalu berhubungan dengan reviu literatur


tradisional dengan melibatkan reviu scara selektif terhadap material tertulis dan
penemuan-penemuan penelitian yang relevan untuk merumuskan pertanyaan
penelitian. Bagaimanapun juga sintesis terfokus berbeda dengan reviue literatur dalam
penelitian tradisional. Review literatur dalam penelitian tradisional semata-mata
mengandalkan hasil telaah pustaka atau artikel yang dipublikasikan.Sintesis terfokus
memberi titik tekan pada upaya mendiskusikan informasi yang diperoleh dengan
variasi sumber,pengalaman masa lampau peneliti,dukumen-dokumen yang tidak
dipublikasikan,dll.

Sintesis terfokus kalaupun banyak banyak bertumpu pada reviu literatur


tradisional,namun tujuannya bersifat khas.Reviu literatur cenderung dangkal dalam
menjelaskan set studi penelitian dan mengidentifikasi kesenjangan atau area
penelitian yang sesungguhnya. Adakalanya sintesis itu sendiri digarap secara kurang
formal, dengan menggunakan penalaran deduktif,sepanjang sintesis terfokus
dimaksudkan untuk membuat penjelasan umum dan sumber-sumber itu,sumber-
sumber informasi hanya digunakan pada tingkat dimana informasi itu secara langsung
menyumbang kepada sintesis secara menyeluruh.

11
Sintesis terfokus berbeda dengan reviu literatur dalam makna tradisonal
terutama dilihat dari keluasannya. Kebanyakan reviu literatur tradisional digunakan
sebagai pendahuluan atau latar belakang masalah untuk sebuah
penelitian,kesenjangan,diidentifikasi melalui reviu diisi dengan serangkain usaha
pengumpulan data, jelasnya sintesis terfokus cenderung cenderung digunakan hanya
dalam analisis teknikal. Hasil-hasil sintesis adalah hasil usaha penelitian kebijakan,
yaitu rekomendasi yang aplikatif,rekomendasi yang disajikan disusun secara ekslusif
atas dasar sintesis informasi,dengan tanpa mengumpulkan data primer ,oleh karena
rekomendasi disusun semata-mata didasrkan atas informasi yang digunakan dalam
sintesis terfokus,usaha penelitian kebijakan biasanya dibatasi oleh tersedianya
informasi yang cukup dan tepat dilihat dari dimensi waktu,namun demikian sintesis
terfokus cenderung lebih tepat dan menguntungkan daripada metode lainnya,oleh
karena dapt dilakukan secara efisien dan efektif.

Permasalahan yang timbul dari penelitian terfokus ini adalah dari diri sendiri
si peneliti,pengalaman peneliti yang serba sekilas tentu tidak resepretantiif untuk
dikombinasikan dengan hasil revie literatur dan pengalaman peneliti yang seba sekilas
tidak memadai untuk dijadikan bekal mengamodasikan hasil diskusi dengan pihak
yang kompeten,pengalaman yang diperlukan peneliti adalah pengalaman praktis
bukan pengalaman teoritis diluar lokasi studi,khusus untuk pengalaman yang
diperoleh dari luar lokasi studi,berarti peneliti harus melakukan proses transfer
penglaman dan memodifikasikan sesuai dengan lingkungan sosio kultural dan sosio
politik setempat.

Analisis data sekunder

Seringkali banyak orang yang meragukan akan Data sekunder dan juga seringnya
memberda-bedakan dengan data primer,dalam kondisi seperti ini maka perlu diantisipasi
kemungkinan akan data yang “termuat” pada sumber-sumber primer dengan data yang
“termuat” pada sumber-sumber sekunder. Untuk memudahkan pemahaman mengenai
perbedaan antara data primer dengan data sekunder dpat dijelaskan bahwa setiap data yang
bukan diperoleh dari sumber utamanya disebut dengan data sekunder, sebagai contoh
seorang peneliti ingin menhetahui “jumlah peserta program keluarga berencana aktif
disebuah desa” dia dapat mencari data langsung dengan mengadakan wawancara atau
menyebarkan angket kepada seluruh kepala keluarga (KK) disebuah desa tersebut. Data yang

12
diperoleh langsung dari masyrakat ini disebut dengan data primer. Nmaun demikian peneliti
dapat saja mencari mengenai jumlah peserta program keluarga berencana aktif disebuah desa
dengan mempelajari dokumen statistik yang ada dikantor kepala desa,kantor camat
kecamatan atau kantor lainnya yang sudah tertuang dalam bentuk dokumen atau
statistik,dikarenakan akan adanya perbedaan terhadap data yang ada pada disetiap jenjangnya
maka penelitih harus melakukan cross check untuk menemukan kecocokan data.

Analisis data sekunder mengacu kepada analisis atau analisis ulang terhadap data
dasar yang ada, analisis semacam ini melibatkan variasi prosedur statistik secara tepat,
terutama “statistik untuk ilmu-ilmu sosial”

Aplikasi metode analisis data sekunder mensyaratkan kemampuan peneliti,baik


perorangan maupun tim untuk menguasai berbagai prosedur statistik. Variasi prosedur
statistik merentang dari asismen hubungan antara dua variabel yang sangat sederhana ke
penataan model perilaku komleks yang diproyeksikan ke depan. Analisis data sekunder hanya
mungkin dilakukan jika data dasar yang diinginkan diperoleh secara mencukupi.data dasar
yang layak barangkali akan sulit diperoleh jika masalah sosial baru diakui secara kekinian
(seperti bahay hujan sam) jika masalah ini sangat sulit diterima oleh masyarakat (seperti
perkawinan antar saudara) masalahnya terlalu kompleks ( seperti penghindaran pajak) dan
lain-lain. Pada situasi semacam ini hanya mungkin dilakukan analisis data sekunder dengan
membangun data dasar baru yang diseleksi dari kombinasi data dasar yang berbeda jika data
dasar tidak tersedia,peneliti harus memakai metode lain.

Eksperimen Lapangan

Satu metode untuk mengumpulkan data primer tentang masalah sosial adalah dengan
jalan melakukan eksperimen lapangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab dan akibat dengan cara pengeksposan satu atau lebih
kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan, sebagai
metode penelitian empiris,

Pada eksperimen lapangan beberapa bentuk perlakuan tunggal atau bervariasi


dikembangkan untuk memecahkan masalah sosial, perlakuan atau intervensi itu kemudian di
implementasikan kepada target populasi pada kurun tertentu dan data tentang perubahan yang
dihasilkan dikumpulkan, beberapa contoh penelitian eksperimental adalah sebagi berikut :

13
1. Penelitian mengenai pengaruh dua metode mengajar terhadap belajar siswa sebgai
fungsi ukuran kelas )besar atau kecil) dan taraf intelegnsi siswa dengan menempatkan
gurusecara random berdasarkan tingkat intelegensi siswa,metode mengajr, dan ukuran
kelas tersebut.
2. Penelitian untuk menyelidiki dampak pemberian makanan tamnahan disekolah bagi
anak=anak sekolah dasar di wilayah tertentu dengan memperhatikan tingkat sosial
ekonomi orang tua dan intelegensi siswa.

Paul dan gorss (1981) pernah melakukan eksperimen berdasarkan pengalaman


mereka, terhadap pekerja di san diego,tujuan nya adalah untuk menguji utilitas teknik-teknik
pengembangan organisasi untuk meningkatkan moral kerja karyawan dan prosuktifitasmya.
Perlakuan yang dilakukan olrh paul dan gross adalah :

a. Wawancara pribadi
b. Praktek kerja pembangunan tim
c. Konseling
d. Konsultasi proses
e. Pelatihan keterampilan manajemen.

Dengan membandingkan produktifitas dan moral kerja karyawan yang menerima


perlakuan dan yang tifak menerima perlakuan .paul dan gross mengkonfirmasi dampak
positif dari perlakuan tersebut terhadap pekerja. Dan Ada dua bentuk aplikasi metode
eksperimen dalam penelitian kebijakan yaitu, menggunakan pola randomisasi dan tidak
dengan ranfomisasi.

Ciri-ciri eksperimen lapangan sungguhan dalam rangka merumuskan kebijakan untuk


memecahkan masalah yaitu :

1. Variabel-variabel dan kondisi eksperimental diatur secar ketat baik dengam


menentuksn kelompok kontro; atu dengan jalan memanipulasikan langsung atau
dengan jalan randomisasi.
2. Menggunakan kelompok kontrol sebagai baseline untuk dibandingkan dengan
kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental
3. Memusatkan diri pada usaha pengontrolan variansi untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian
4. Menggunakan prinsip validitas internal dan eksternal

14
5. Semua variabel penting umumnya bersifat konstan, kecuali variabel yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan dimanipulasi
6. Kebanyakan kurang efektif diterapkan pada kondisi kehidupan soisal,karen ahsilnya
kurang aplikatif bagi proses pemecahan masalah yang sesungguhnya.

15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan

Penelitian kebijakan merupakan salah satu jenis penelitian deskriptif yang bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Secara sederhana penelitian kebijakan
didefinisikan sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mendukung kebijakan. Oleh
karena sifatnya mendukung kebijakan, maka penelitian ini bersifat khas, namun tidak berarti
mengada-ada. Penelitian kebijakan (policy research) secara spesifik ditujukan untuk
membantu pembuat kebijakan (policymaker) dalam menyusun rencana kebijakan, dengan
jalan memberikan pendapat atau informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan
masalah yang kita hadapi sehari-hari.

Saran

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam masalah kesehatan, disarankan


dilakukan dahulu penelitian kebijakan kesehatan. Dengan demikian, dapat memberikan
keputusan yang fokus pada masalah yang akan diselesaikan

16
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Danim, Sudarman.2005. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara

Tilaar, HAR, dan Riant Nugroho. 2016. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

17

Anda mungkin juga menyukai