Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Kebijakan Pendidikan Islam”

Dosen Pembimbing : Marhan Hasibuan, MA

Disusun Oleh :
Kelompok 6

1) Fadilah
2) Yoga Ramadhan

Semester : V – PAI A

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA
LANGKAT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayah –Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas kelompok yang berjudul “Analisis Kebijakan Pendidikan” tanpa suatu
halangan apapun.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada Bapak Marhan Hasibuan, MA
selaku Dosen mata kuliah Kebijakan Pendidikan Islam, yang telah memberikan
pengangarahan dan bimbingan nya sehingga tugas ini dapat di selesaikan. Dan tak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu
terselesainya tugas ini. Penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun dan bagi pembaca umumnya.
Sekalipun demikian tak ada gading yang tak retak, begitu pula makalah ini
jauh dari kesempurnaan dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Olehkarna
itu, kritik dan saran yang membngun dari pembaca senantiasa penyusun harapkan.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat dan dpat di
jadikan sebagai salah satu referensi dalam pembelajaran, dan semoga Allah selalu
meridhoi setiap langkah kita. Amin…

Tanjung Pura, 07 November 2022


Penyusun

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


A. Pengertian Analisis Kebijakan Pendidikan .................................... 3
B. Aktor Analisis Kebijakan Pendidikan ............................................ 4
C. Ruang Lingkup Analisis Kebijakan Pendidikan ............................ 5
D. Pendekatan Analisis Kebijakan Pendidikan ................................... 6
E. Metodologi Analisis Kebijakan Pendidikan ................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9


A. Kesimpulan..................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan pendidikan merupakan suatu hal yang pokok untuk menentukan
arah dan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan dalam suatu negara. Dalam
penyelenggaraan pendidikan di setiap lembaga pendidikan tidak akan pernah lepas
dari suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan dalam negera tempat lembaga
pendidikan itu ada.
Di Indonesia,
yang merupakan negara hukum juga menitikberatkan sektor pendidikan sebagai
wahana untuk memajukan negaranya. Bagaimana tidak? Kebijakan demi kebijakan
dibongkar pasang untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang optimal, meski
realitanya masih jauh dari harapan.
Dimulai dari kebijakan pengalokasian 20% APBN untuk anggaran
pendidikan yang sampai saat ini masih belum 100% terlaksana, hingga kurikulum
yang berubah-ubah. Inkonsistensi pemerintah dalam memutuskan kebijakan
pendidikan sering menimbulkan tanda tanya dan kontroversi di masyarakat dan
dunia pendidikan.
Tuntutan paling mendesak dalam memacu pembangunan pendidikan yang
bermutu dan relevan ialah peningkatan kemampuan dalam melakukan analisis
kebijakan. Para analisis kebijakan dalam bidang pendidikan tidak hanya dituntut
untuk menguasai isu-isu pendidikan yang relevan baik isu pendidikan secara
internal maupun isu-isu pendidikan dalam kaitannya secara lintas sektoral.
Dalam makalah kami ini, kami hendak memaparkan analisis kebijakan
pendidikan di Indonesia berikut permasalahan-permasalahan kebijakan pendidikan
yang masih menjadi trending topic di dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis kebijakan pendidikan?
2. Siapakah aktor analisis kebijakan pendidikan itu?
3. Apa saja ruang lingkup analisis kebijakan pendidikan?

1
4. Pendekatan seperti apa yang digunakan untuk melakukan analisis kebijakan?
5. Bagaimanakah metode analisis kebijakan pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan hakikat analisis kebijakan pendidikan
2. Untuk mengetahui aktor analisis kebijakan pendidikan.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup analisis kebijakan pendidikan.
4. Untuk mengetahui pendekatan apa saja yang digunakan untuk melakukan
analisis kebijakan pendidikan
5. Untuk mengetahui metode analisis kebijakan pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Kebijakan Pendidikan


Analisis kebijakan merupakan suatu prosedur berpikir yang sudah lama
dikenal dan dilakukan dalam sejarah manusia, paling tidak sejak manusia mampu
melahirkan dan memelihara pengetahuan dalam kaitannya dengan tindakan.
Beberapa ahli memiliki pengertian yang berbeda dalam mengartikan
analisis kebijakan, diantaranya:
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia analisis adalah (1) penyelidikan
terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); (2) penguraian
suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman
arti keseluruhan.1
2. Dunn : mengungkapkan bahwa analisis kebijakan adalah suatu prosedur untuk
menghasilkan informasi mengenai masalah-masalah kemasyarakatan berikut
tindakan pemecahannya.2
3. Patton : analisis kebijakan adalah suatu rangkaian proses dalam menghasilkan
kebijakan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat kita tarik pengertian yang lebih rinci
bahwa analisis kebijakan merupakan cara atau prosedur dalam menggunakan
pemahaman manusia terhadap dan untuk memecahkan masalah-masalah kebijakan.
Jadi analisis kebijakan pendidikan merupakan cara memecahkan masalah yang ada
dalam kebijakan-kebijakan tentang pendidikan menggunakan pemahaman yang
dimiliki oleh manusia itu sendiri.

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), h. 242
2
Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1993), h. 40

3
B. Aktor Analisis Kebijakan Pendidikan
Sejak berdirinya badan penelitian dan pengembangan di lingkungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada permulaan tahun 1970-an, berbagai
bentuk kegiatan penelitian, penilaian, dan pengembangan pendidikan telah banyak
dilakukan untuk menunjang proses pembuatan keputusan. Badan ini terus
berkembang dengan pesat, khususnya dalam memberikan masukan pemikiran
terhadap proses pembangunan pendidikan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan secara sistematis sejak Repelita I. Badan ini terus berperan dalam
melahirkan berbagai gagasan pembaharuan pendidikan sehingga proses
pembangunan pendidikan telah melewati masa-masa yang penuh tantangan.3 Para
analisis kebijakan dalam bidang pendidikan tidak hanya dituntut untuk menguasai
teknik-teknik penelitian dan pengembangan tetapi juga dituntut untuk menguasai
isu-isu pendidikan yang relevan baik isu pendidikan secara internal maupun isu-isu
pendidikan dalam kaitannya secara lintas sektoral.
Isu-isu pendidikan secara nternal akan meliputi sistem pendidikan berikut
komponen-komponennya yang integral, seperti pendidikan dasar (berfungsi
menanamkan kemampuan dasar), pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendidikan profesional, pendidikan luar sekolah, serta komponen-komponen
penunjang sisitem pendidikan.
Isu-isu pendidikan secara eksternal, yang juga sangat penting untuk terus
dikaji oleh para analisis kebijakan, menyangkut keterkaitan yang integral antar
pendidikan dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang seperti politik,
ekonomi, ketenagakerjaan, lingkungan hidup, serta kehidupan sosial budaya.
Dalam kaitannya dengan hal-hal di atas suatu lembaga penelitian dan
pengembangan pendidikan perlu mencurahkan perhatiannya untuk memenuhi
tantangan yang dimaksudkan. Kemampuan lembaga penelitian dan pengembangan
dalam melaksanakan analisis kebijakan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan
gagasan-gagasan pembaharuan berdasarkan isu-isu yang realistis dan sesuai dengan
tuntutan zaman, tetapi yang sama pentingnya ialah kemampuan dalam
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang dihasilkan tersebut agar benar-benar

3
Ibid,.h.5

4
terwujud dalam bentuk kebijakan pemerintah yang dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Dalam sejarahnya, badan ini terus meningkatkan fungsinya sebagai badan
pembaru sistem pendidikan nasional. Dari periode Repelita I berikutnya, pergeseran
fungsi badan ini semakin terasa terutama dalam menjalankan fungsinya
mempersiapkan bahan kebijakan jangkah menengah dan jangka panjang.
Di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, proses
pengambilan kebijakan public telah diatur baik oleh Undang-undang No. 2 Tahun
1989, Peraturan Pemerintah maupun kebijakan Depdikbud itu sendiri. tentang
proses pelaksanaan analisis kebijakan sebagai suatu sistem telah diungkapkan
secara sistematis oleh Penelaah sektor Pendidikan, yang dilaksanakan oleh
Balitbang—Depdikbud bekerjasama dengan proyek IEES (Improving the Efficency
System Project) pada tahun 1986.
Salah satu lembaga penelitian yang melakukan analisis kebijakan
pendidikan yakni Smeru. Smeru adalah sebuah lembaga penelitian independen
yang melakukan penelitian dan pengkajian kebijakan publik secara profesional dan
proaktif, serta menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dengan analisis yang
objektif mengenai berbagai masalah sosial-ekonomi dan kemiskinan yang dianggap
mendesak dan penting bagi rakyat Indonesia.

C. Ruang Lingkup Analisis Kebijakan Pendidikan


Ruang lingkup kegiatan analisis kebijakan pendidikan meliputi:4
1. Pengumpulan data statistik pendidikan
2. Pengembangan kurikulum.
3. Sistem pengujian
4. Penelitian pendidikan dan kebudayaan.
5. Teknologi komunikasi pendidikan.
6. Pengembangan analisis kebijakan pendidikan dan kebudayaan.
Kegiatan yang terakhir yakni kegiatan pada nomor 6 berfungsi untuk
menyiapkan bahan-bahan rumusan kebijakan pendidikan, baik kebijakan jangka

4
Nanang Fattah. Analisis Kebijakan Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2013), h. 25

5
panjang, menengah, dan jangka pendek, maupun bahan-bahan untuk kebijakan
departemen yang setiap saat diperlukan oleh pengambil keputusan.
Salah satu fungsi paling menonjol dari Badan Penelitian dan Pengembangan
adalah Analisis dan Perumusan Bahan Kebijakan dengan tujuan untuk membantu
pemerintah dalam menyiapkan dan merumuskan bahan-bahan kebijakan sesuai
dengan isu-isu penting pendidikan yang berkembang dalam dunia penelitian,
pengembangan, dan masyarakat luas.
Dalam suatu proyek yang dinamakan Proyek Perencanaan dan Kebijakan
Pendidikan (Education Policy and Planning Project) atau proyek EPP yang
mendapat bantuan USAID (The United States Agency for International
Development). Proyek tersebut resmi dilaksanakan pada bulan Juli 1984 dengan
tujuan pokok: “meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui perumusan
kebijakan dan perencanaan yang lebih baik yang didasarkan pada informasi yang
lebih lengkap dan teliti serta metode analisis yang lebih baik terhadap informasi
tersebut.”
Sejak dilaksanakannya proyek tersebut, berbagai upaya telah dilakukan
khususnya dalam melakukan identifikasi terhadap berbagai masalah pendidikan
sebagai sasaran dalam melakukan analisis kebijakan. Sejak saat itu analisis
kebijakan dilaksanakan melalui koordinasi di antara berbaga unit di lingkungan
Depdikbud. Hasilnya adalah usulan-usulan kebijakan yang sangat berguna dalam
mempersiapkan Rumusan kebijakan Tahunan Mendikbud dan Naskah Repelita.

D. Pendekatan Analisis Kebijakan Pendidikan


Dalam literatur analisis kebijakan, pendekatan dalam analisis kebijakan
pada dasarnya meliputi dua bagian besar, yaitu pendekatan deskriptif dan
pendekatan normatif.5
1. Pendekatan deskriptif adalah suatu prosedur atau cara yang digunakan dalam
penelitian pengembangan ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan murni
maupun terapan, untuk menerangkan suatu gejala yang terjadi di dalam
masyarakat. Istilah yang digunakan oleh Cohn mengenai pendekatan deskriptif

5
Djohar. Pengembangan Pendidikan Nasional Menyongsong Masa Depan, (Yogyakarta:
CV Gravika Indah,2006), h.222

6
ini adalah pendekatan positif yang diwujudkan dalam bentuk upaya ilmu
pengetahuan dalam menyajikan suatu State of Art atau keadaan apa adanya dari
suatu gejala yang sedang dteliti dan yang perlu diketahui oleh para pemakai.
Tujuan pendekatan deskriptif dalam analisis kebijakan ialah agar para
pengambil keputusan memahami permasalahan yang sedang disoroti dari suatu
kebijkan.
2. Pendekatan normatif yang sering juga disebut pendekatan preskriptif
merupakan upaya dalam ilmu pengetahuan untuk menawarkan suatu norma,
kaidah atau “resep” yang dapat digunakan oleh pemakai dalam rangka
memecahkan masalah. Tujuan pendekatan ini adalah membantu mempermudah
para pemakai hasil penelitian dalam menentukan atau memilih salah satu dari
beberapa pilihan cara atau prosedur yang paling efisien dalam menangani atau
memecahkan suatu masalah. Dengan norma tersebut diharapkan para pemakai
hasil penelitian memperoleh manfaat yang lebih besar dari kegiatan penelitian
dalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam memecahkan masalah-masalah
sosial atau kemasyarakatan. Informasi yang bersifat normatif ini oleh Penelaah
Sektor Pendidikan Balitbang-Depdikbud 1986 disebut informasi teknis, karena
merupakan hasil analisis data berdasarkan informasi yang berkaitan dengan
suatu isu kebijakan yang sedang atau ingin disoroti.

E. Metodologi Analisis Kebijakan Pendidikan


Secara metodologis, analisis kebijakan dapat dibedakan menjadi dua bagian
besar, yaitu metodologi kuantitaif dan kualitatif.
Hampir dapat dipastikan bahwa pendekatan dalam analisis kebijakan
seluruhnya bersifat kualitatif. Hal ini karena analisis kebijakan pada dasarnya
merupakan suatu proses pemahaman terhadap masalah kebijakan sehingga proses
pemahaman terhadap masalah kebijakan sehingga dapat melahirkan suatu gagasan
dan pemikiran mengenai cara-cara pemecahannya.
Metodologi kualitatif dalam analisis kebijakan lebih tertarik untuk
melakukan pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah-masalah
kebijakan daripada melihat permasalahan kebijakan untuk kepentingan
generalisasi. Metodologi kualitatif lebih suka menggunakan teknik analisis

7
mendalam (in dept analysis) yaitu mengkaji masalah kebijakan secara kasus per
kasus karena metodologi kualitatif ini yakin bahwa sifat masalah yang satu akan
berbeda sifat masalah yang lain. Yang dihasilkan dari metodologi kualitatif ini
bukan suatu generalisasi, tetapi pemahaman yang mendalam terhadap suatu
masalah.
Metodologi kuantitatif pada dasarnya merupakan bentuk yang lebih
operasional dari paradigma empirisme yang sering juga disebut pendekatan
“kuantitatif-empiris”. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif ini tertarik dengan
pengukuran secara obyektif terhadap masalah sosial. Untuk dapat dilakukan
pengukuran, setiap masalah sosial terlebih dahulu dijabarkan ke dalam beberapa
komponen masalah, indikator, dan variabel-variabelnya. Tujuan utama metodologi
kuantitatif ini bukan menjelaskan suatu masalah, tetapi menghasilkan suatu
generalisasi. Generalisasi adalah suatu pernyataan kebenaran yang terjadi dalam
suatu realitas tentang suatu masalah kebijakan yang diperkirakan akan berlaku pada
suatu parameter populasi tertentu. Dengan generalisasi yang dihasilkan ini, para
peneliti atau analisis kebijakan dituntut dapat menghasilkan alternatif kebijakan
yang dapat diterapkan secara menyeluruh dalam lingkup yang lebih luas.6

6
Mu’arif, Liberalisasi Pendidikan, (Yogyakarta : Pinus Book Publisher, 2008), h.159

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis kebijakan pendidikan merupakan cara memecahkan masalah yang
ada dalam kebijakan-kebijakan tentang pendidikan menggunakan pemahaman yang
dimiliki oleh manusia itu sendiri. Aktor yang melakukan analisis kebijakan
pendidikan adalah lembaga penelitian dan pengembangan yang berada di bawah
Departemen Pendidikan dan Kebudayan serta lembaga penelitian independent
seperti SMERU.
Ruang lingkup analisis kebijakan pendidikan meliputi pengumpulan data
statistik pendidikan, pengembangan kurikulum, sistem pengujian, penelitian
pendidikan dan kebudayaan, teknologi komunikasi pendidikan, dan
pengemabangan analisis kebijakan pendidikan dan kebudayaan. Pendekatan
analisis pendidikan yakni pendekatan deskriptif dan normatif. Metode analisis
kebijakan pendidikan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.

B. Saran
Seyogyanya analisis dalam bidang pendidikan harus selalu dilakukan
karena pendidikan di Indonesia masih jauh dari tujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD alinea IV.
Alhamdulillah makalah ini dapat kami selesaikan dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Kebijakan Pendidikan. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pemakalah pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Djohar. 2006. Pengembangan Pendidikan Nasional Menyongsong Masa Depan,


Yogyakarta: CV Gravika Indah.

Fattah, Nanang. 2013. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Mu’arif, 2008. Liberalisasi Pendidikan, Yogyakarta : Pinus Book Publisher.

Suryadi, Ace dan H.A.R Tilaar, 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu
Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat
Bahasa.

10

Anda mungkin juga menyukai