Skripsi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh :
Ria Hulfah
GAC 116 038
Skripsi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh :
Ria Hulfah
GAC 116 038
1. Dr. Andrie Elia, S.E., M.Si, selaku Rektor Universitas Palangka Raya.
2. Prof. Drs. Kumpiady Widen, MA., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Palangka Raya.
3. Ester Sonya Ulfaritha Lapalu.M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Palangka Raya,
4. Dr. Drs. Wijoko Lestariono, S.Sos., M.Si, Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, sekaligus menjadi dosen
pembimbing I saya yang telah banyak memberikan ilmu dan masukan nya
kepada saya.
5. Dr. Syamsudian Noor, M.Ag, selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan arahan juga motivasi dalam bimbingan kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini.
6. Akhmad Sibuihi, S.Sos, selaku Pengelola Bimbingan Sosial Dinas Sosial
Kota Palangka Raya yang telah memberikan izin serta sarana dan
prasarana selama pelaksanaan penelitian.
7. Orang tua saya tercinta, orang yang paling hebat didunia ini, orang yang
selalu tidak pantang menyerah dalam memberikan doa, bantuan,
dukungan, kasih sayang, pengorbanan dan semangat di setiap langkah
pejalanan saya dalam menuntut ilmu, sekaligus orang yang banyak
mengetahui keluh kesah saya pada saat menyusun skripsi ini. Serta kepada
Kakak-kakak saya tersayang M.Barki, M.Zaib, M.Iqbal dan M.Abay yang
selalu memberikan doa dan dukungan dan para keponakan penulis Riana,
Naura, Raifa, Afika dan Keysa yang selalu mampu menjadi tempat
beristirahat dan melepas penat yang luar biasa.
8. Terimakasih kepada Kak Khusnul yang selalu membantu dan memberikan
arahan dikala aku kebingungan.
9. Sahabat online ku Fajar yang tidak pernah berhenti memberikan semangat
dan bantuan.
10. Sahabat karib ku Sesel yang selalu aku mintain tolong di saat kebingungan
menggunakan word.
11. Sahabat seperjuangan ku di perkuliahan Mira, Mey Liza, kalian adalah
sahabat ku yang luar biasa bersama kalian hidup ku jauh lebih mudah.
12. Mia yang selalu aku repotkan dan selalu berusaha untuk membantu dikala
aku stress dan Pea yang selalu menjadi teman pelepas penat disaat free.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
segalanya.
Ria Hulfah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39
LAMPIRAN..........................................................................................................41
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman.............38
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Tabel 4.2
BAB I
PENDAHULUAN
bahwa masalah sosial di Negeri ini masihlah amat besar, ada banyak orang
gelandangan merupakan masalah sosial yang akut dan tak terhentikan hingga
di tuntaskan.
Raya, pengemis bahkan tidak mengenal usia, mulai dari anak-anak, paruh
urbanisasi, kualitas sumber daya manusia yang rendah, tingginya angka putus
sekolah pada tingkat sekolah dasar, dan etos kerja yang rendah, yang hingga
mabukan, tidak mempunyai tata krama, susah diatur bahkan tindakan anarkis
lainnya.
dua, yaitu mereka yang masuk dalam kategori mengemis dan menggelandang
untuk bertahan hidup, dan mereka yang mengemis dan menggelandang karena
disebut dengan istilah kumpul kebo (living together out of wedlock). Praktek
terpinggirkan dari pembangunan, dan di sisi lain memiliki pola hidup yang
gelandangan tidak jauh dari berbagai stigma yang melekat pada masyarakat
kriminal, tanpa norma, tidak dapat dipercaya, tidak teratur, penipu, pencuri
penampilan, dan konstruksi masyarakat kota. Hal ini berarti bahwa pengemis
tanggung jawab negara. Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara
pertimbangan menyatakan:
Indonesia.
Sebagai manusia dan makhluk sosial ada banyak dari kita yang merasa
resah akan hal tersebut, maka dari itu kita wajib untuk mencari cara untuk
mengatasi masalah sosial ini, untuk itu, peran dinas sosial sangat diharapkan
kemudian menjadi analisis skripsi yang berjudul “Peran Dinas Sosial dalam
2. Untuk mengetahui dan menganalisis apa saja hambatan Dinas Sosial Kota
Palangka Raya.
penelitian selanjutnya.
sekitar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat.
Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang
lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa
pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa
yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang
pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawah akan mempunyai peran yang
sama.
serta status sosial merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Terdapat
1. Persepsi peran
berprilaku.
2. Ekspektasi Peran
Ini adalah sesuatu yang telah diyakini orang lain bagaimana seseorang
seseorang menyadari bahwa syarat satu peran lebih berat untuk dipenuhi
1. Peran formal
Ini merupakan suatu peran yang nampak jelas, yakni segala perilaku
2. Peran informal
Ini merupakan peran yang tertutup, yakni suatu peran yang memiliki
Dari penjelasan di atas maka, peran dapat dibagi menjadi tiga jenis.
sebagai berikut:
1. Peran Aktif
tindakannya pada suatu organisasi. Hal tersebut bisa dilihat atau diukur
2. Peran Partisipasif
3. Peran Pasif
peran pasif ini hanya dipakai sebagai symbol dalam situasi tertentu
adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau
dihubungkan dengan dinas sosial, peran tidak berarti sebagai hak dan
Menteri Sosial pertama pada masa awal kemerdekaan dipercayakan pada Mr. Iwa
Kusuma Sumantri yang ada waktu itu membawahi kurang lebih 30 orang pegawai
untuk Bagian Perburuhan dan Bagian Sosial. Hampir semua pegawai tersebut
perburuhan dan bidang sosial. Pada awalnya kantor Kementerian Sosial berlokasi
di Jalan Cemara no. 5 Jakarta namun pada waktu Ibu kota Republik Indonesia
perpindahan lokasi lagi ke Jalan Salemba Raya 28 Jakarta Pusat sampai sekarang.
dilakukan oleh masyarakat. Namun keadaan berkata lain, secara tidak diduga pula,
saat itu muncul berbagai masalah kesejahteraan sosial seperti bencana alam,
bencana sosial, populasi anak jalanan dan anak telantar semakin bertambah terus
jumlahnya, sehingga para mantan petinggi Kementerian Sosial pada waktu itu
dengan petugas yang dapat menjangkaunya dan kewenangan BKSN juga sangat
menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi
2. penetapan kriteria dan data fakir miskin dan orang tidak mampu;
Sosial;
Kementerian Sosial;
kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata kerja Dinas Sosial
Raya, tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun mendatang
Sasaran Dinas Sosial Kota Palangka Raya untuk Tahun 2018 – 2023,
sebagai berikut :
kesejahteraan sosial.
penanggulangan bencana.
Sasaran tersebut dapat tercapai dengan baik apabila didukung
dengan alokasi sumber daya yang memadai dan peran aktif masyarakat
adalah :
pada;
anak nakal.
pada:
sosial.
kesejahteraan sosial.
berbasis masyarakat.
Sosial Kota Palangka Raya dalam jangka lima tahun kedepan adalah :
1. Memperluas jangkauan penanganan masalah kesejahteraan sosial
terlantar.
kesejahteraan sosial.
kesejahteraan sosial.
lingkungan.
2.4 Pengertian Penanggulangan
dan pendidikan.
untuk meminimalisir atas kejadian atau perbuatan yang telah terjadi agar
dengan pasti bahwa kejahatan itu tidak akan terulang atau tidak akan
masyarakat.
dimaksud dalam penelitian ini adalah proses, cara, perbuatan atau upaya yang
mengharapkan belas kasihan dari orang lain ( sesuai PP No. 31 Tahun 1980)
dalam keadaan tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak memiliki pekerjaan
tetap dan mengembara ke tempat umum sehingga hidup tidak sesuai dengan
umumnya para gelandangan adalah kaum urban yang berasal dari desa
pengemis.
umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharap belas kasihan dari
keadaan tidak sesuai dengan kehidupan normal yang layak dalam masyarakat
setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di
mental.
1. Ciri-ciri Pengemis
memberikan uang.
untuk mengemis.
2. Ciri-ciri Gelandangan
masyarakat.
2. Upaya Represif
3. Usaha Rehabilitatif
Republik Indonesia.
mental maupun sosial serta keterampilan kerja sesuai dengan bakat dan
ekonomi.
pernah diteliti oleh Desi Puspita Arantika pada tahun 2018, dengan judul
Aceh". Hasil dari penelitian adalah peran yang dilakukan oleh Dinas
Lainnya, Dalam Wilayah Kota Banda Aceh, menjadi acuan dasar terhadap
setiap tindakan yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Banda Aceh dalam
2. Penelitian kedua dilakukan oleh Ira Soraya pada tahun 2017 dengan judul
mereka agar menjadi lebih baik. Selain itu pekerjaan patroli yang
2018 dengan judul "peran Dinas Sosial dalam pembinaan anak jalanan dan
Dinas Sosial melakukan pembinaan terhadap anak jalanan dan anak putus
tanggung jawab, Mandiri, serta layak menjadi teladan dan sesuai dengan
sedangkan penelitian yang sekarang lebih membahas Apa saja peran yang
meliputi strategi dan program yang dilakukan oleh Dinas Sosial terhadap
terpaksa atau dipaksa mencari nafkah bagi diri, keluarga atau orang lain
Palangka Raya telah dilakukan pemerintah kota Palangka Raya dalam hal ini
Dinas Sosial
METODE PENELITIAN
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat
meliputi apa saja strategi atau cara yang digunakan dinas sosial dalam
1. Peran adalah perilaku atau posisi seseorang yang penting bagi struktur
lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk
lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Dalam hal
ini, penelitian akan dilaksanakan di Dinas Sosial Kota Palangka Raya yang
terletak di jln G. Obos XI dan sekitaran area pasar besar Kota Palangka Raya.
3.4 Instrumen Penelitian
dari peneliti sebagai instrumen penelitian adalah mulai dari menetapkan judul
pengumpulan data yang diperlukan, seperti kamera, alat tulis dan buku catatan
maka data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil
2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari pihak lain secara tidak
sebagai berikut:
Palangka Raya.
menurut Bogdan dalam Sugiyono yaitu proses mencari dan menyusun secara
sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
data yang diperoleh.Menurut Miles & Huberman (1992: 16) analisis terdiri
dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data,
1. Reduksi Data
tersusun.
dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui
selalu bijaksana.
2. Penyajian Data
bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik,
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih.
muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan
tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi
Pengumpulan
Penyajian Data
Data
Verifikasi/
Reduksi Data Penarikan
Kesimpulan
Gambar Bagan 3.1 : Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman
BAB IV
40 %.
Baru.
Tabel 4.1
Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Palangka Raya
Kepadatan
Kecamatan Luas Daerah(Km²) Jumlah Penduduk
Penduduk
1 2 3 4
Dinas Sosial Kota Palangka Raya sebagai salah satu perangkat kerja Pemerintah
Kota Palangka Raya, sebelum tanggal 17 Maret 2015 telah berdiri sendiri sejak
otonomi daerah dengan kewenangan urusan sosial ditambah dengan keagamaan
dan penanggulangan bencana tergabung didalamnya. Namun dalam kurun waktu
tanggal 17 Maret 2015 hingga 30 Desember 2016 kewenangan Sosial digabung
dengan urusan ketenaga kerjaan dibawah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Palangka Raya, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palangka Raya
Nomor 1 Tahun 2015. Kemudian dalam rangka melaksanakan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah,
sejak tanggal 30 Desember 2016 urusan sosial kembali berdiri sendiri dengan
nama Dinas Sosial Kota Palangka Raya.
1. Pegawai
a. PNS
1) Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah
S-2 9 orang
S-1 20 orang
D-IV 0 orang
D-III 3 orang
SMK 1 Orang
SLTA 4 Orang
JUMLAH 37 Orang
3) Berdasarkan Pangkat/Golongan
Pangkat/Gol. Jumlah
IV/c 1 Orang
IV/b 1 Orang
IV/a 5 Orang
III/d 9 Orang
III/c 12 Orang
III/b 4 Orang
III/a 3 Orang
II/c 1 Orang
II/a 1 Orang
JUMLAH 37 Orang
b. Tenaga Kontrak
1) Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah
S-1 2 Orang
D-III 1 Orang
SLTA 1 Orang
SD 2 orang
JUMLAH 6 orang
Sarana dan prasarana kerja yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Palangka Raya,
antara lain meliputi :
1) Luas tanah : 6.639 M2
2) Luas bangunan :
3) Kendaraan Dinas
4) Peralatan Kantor
c. Anggaran
Sumber dana untuk melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat
penyandang masalah kesejahteraan sosial Kota Palangka Raya
dialokasikan melalui Anggaran Pendaparan dan Belanja Daerah (APBD)
Kota Palangka Raya. Selain kegiatan-kegiatan yang mendapatkan alokasi
dana dari APBD Kota Palangka Raya, terdapat kegiatan- kegiatan yang
merupakan hasil kerja sama antara Dinas Sosial Kota Palangka Raya
dengan Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah yang alokasi dananya
berasal dari APBN dan APBD Propinsi Kalimantan Tengah, namun dalam
hal ini pengelolaan anggaran dilaksanakan langsung oleh Dinas Sosial
Provinsi Kalimantan Tengah.
Visi :
Dinas Sosial Kota Palangka Raya memiliki Susunan Organisasi sebagai berikut :
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris Dinas
c. Sekretariat, terdiri dari :
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2) Sub Bagian Keuangan dan Aset
3) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
d. Bidang Pemberdayaan Sosial, terdiri dari :
1) Seksi Pemberdayaan Perorangan & Keluarga
2) Seksi Pemberdayaan Masyarakat & Kelembagaan Sosial
3) Seksi Pemberdayaan potensi Kesetiakawanan & Restorasi
4) Sosial
e. Bidang Rehabilitasi Sosial, terdiri dari :
1) Seksi Rehabilitasi Sosial Anak & Lanjut Usia
2) Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang
3) Disabilitas
4) Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial & Korban Perdagangan Orang
f. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, terdiri dari :
1) Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
2) Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial
3) Seksi Jaminan Sosial Keluarga
g. Bidang Penanganan Fakir Miskin, terdiri dari :
1) Seksi Identifikasi dan Penguatan Kapasitas
2) Seksi Pendampingan dan Pemberdayaan
3) Seksi Bantuan Stimulan dan Penataan Lingkungan
h. Unit Pelaksana Teknis Dinas
KEPALA
KELOMPOK JABATAN
DINAS
FUNGSIONAL
UNIT PELAKSANA
SEKRE
TEKNIS
TARIS
Gambar 4.
Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Palangka Raya
BIDANG BIDANG
PERLINDUNGAN DAN JAMINAN REHABILITASI SOSIAL PEMB
SOSIAL
SEKSI SEKSI
SEKSI PERLINGUDUNGAN SOSIAL REHABILITASI SOSIAL ANAK PEMBERD
DAN KORBAN BENCANA ALAM DAN LANJUT USIA D
SEKSI SEKSI
PERLINDUNGAN SOSIAL KORBAN REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG PEMBER
BENCANA SOSIAL DISABILITAS DAN KE
SEKSI SEKSI
JAMINAN SOSIAL KELUARGA REHABILITASI SOSIAL, TUNA SOSIAL DAN PEMBE
KORBAN PERDAGANGAN ORANG KESETIAKAWAN
berusia lanjut usia yang paling tinggi berusia 70 tahun dan paling
pepatah ada gula ada semut, pola pikir demikian harus dirubah
dan pengemis :
a. Faktor kemiskinan
ekonomi keluarga.
memenuhi ekonominya.
pulau sering kena razia tapi kembali lagi, dengan mengemis akan
b. Faktor Malas
pada keadaan dan kenyataan hidup yang sulit akibat kondisi alam
upah.
mengatakan bahwa:
Kalimantan
Tengah dalam empat tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.7
(Ribu Jiwa)
1 2017 9,91
2 2018 9,78
3 2019 9,69
4 2020 10,23
Sumber : BPMDes Prop. Kalteng 2020
c. Faktor Budaya
13.00 WIB, sore pukul 16.00 s/d 17.00 WIB dengan personil yang
Keterbukaan ).
Usaha pencegahan timbulnya masalah sosial pengemis dan
terjadinya :
penghidupannya;
tulisan merah dalam lingkaran merah dan tanda strip merah yang
tidak juga rutin setiap minggu, tapi melihat situasi dan kondisi
keliling kota.”
melalui stiker yang dibuat oleh Dinas Sosial dan Satpol PP, dan
selaku pengelola bimbingan sosial, ada beberapa hambatan yang ditemukan dalam
lain :
a. Tidak adanya panti sosial permanen yang ditujukan bagi pengemis dan
hanya ada rumah singgah maka pengemis dan gelandangan yang terjaring
rajia tidak dapat di tampung sepenuhnya, dan dinas sosial tidak dapat
menjadi terhambat.
lain, hal ini perlu di tindaklanjuti secara serius dalam bentuk kesepakatan
bersama.
Palangkaraya.
sekitar, maka dapat dikatakan apapun upaya yang dilakukan oleh berbagai
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sosial kota Palangka Raya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang
dan gelandangan yang dilakukan Dinas Sosial kota Palangka Raya sesuai dengan
pengemis tuna susila dan anak Jalanan. Dinas Sosial Kota Palangka Raya
Razia rutin.
Dan adapula kendala atau hambatan Dinas Sosial Kota Palangkara dalam
dan gelandangan juga menjadi hambatan karena dengan tidak adanya kesadaran
pengemis dan gelandangan maka mereka akan kembali lagi (tidak jera) menjadi
jumlah mereka.
5.2 Saran
sebagai berikut;
operasi razia.
Raya segera di dirikan oleh pemerintah sehingga Dinas Sosial bias lebih
mendukung setiap upaya yang Dinas Sosial Kota Palangka Raya lakukan
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abu Achmad dan Nabuko Cholid, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,
2007)
Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku
Perundang-undangan
Jurnal
M Ramadhani, SH Matnuh. 2016 "Peran Dinas Sosial Dalam Penanggulangan
Anak Jalanan di Kota Banjarmasin" dalam jurnal pendidikan
kewarganegaraan.
Website
Https://kbbi.web.id./Tanggulangin.html
LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
A. Daftar Pertanyaan untuk Dinas Sosial Kota Palangka Raya
1. Bagaimana peran Dinas Sosial dalam penanggulangan pengemis dan
gelandangan di Kota Palangka Raya?
2. Apa saja sejauh ini tindakan yang dilakukan oleh Dinas Sosial dalam
penanggulangan pengemis dan gelandangan di kota Palangka Raya?
3. Bagaimana tahapan penanggulangan pengemis dan gelandangan di kota
Palangka Raya?
4. Apa yang dilakukan Dinas Sosial untuk menertibkan pengemis dan
gelandangan di Kota Palangka Raya?
5. Apakah menimbulkan efek jera bagi pengemis dan gelandangan setelah
dilakukan razia?
6. Apakah terdapat rumah singgah bagi pengemis dan gelandangan yang
terjaring razia?
7. Apakah pengemis dan gelandangan mendapatkan pembinaan dari Dinas
Sosial setelah terjaring razia?
8. Apakah dengan pembinaan yang diberikan Dinas Sosial dapat
mengoptimalkan pengurangan pengemis dan gelandangan di Kota
Palangka Raya?
9. Apa yang menjadi kendala/hambatan dalam upaya penanggulang
pengemis dan gelandangan di Kota Palangka Raya?
10. Apa upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisir hambatan-
hambatan tersebut?