Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Metodologi
Penelitian
Disusun Oleh :
Kelompok 12
Dosen Pengampu :
Chairunnisah Putri Ayu Ningsih, M.I.Kom
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penelitian
Komunikasi” penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Chairunnisah Putri Ayu Ningsih, M.I.Kom. pada bidang studi komunikasi dan
penyiaran islam mata kuliah Metodologi Penelitian. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Penelitian Komunikasi” bagi
para pembaca dan juga penulis.
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
PENDAHULUAN...........................................................................................1
Latar Belakang............................................................................................................1
Rumusan Masalah.......................................................................................................2
Tujuan Penulisan........................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................3
Pengertian Penelitian Komunikasi & Audit...............................................................3
Model Model Penelitian Komunikasi.........................................................................4
Formulasi Lasswell.....................................................................................................6
Model Komunikasi Public Relations..........................................................................7
Model Matematikal.....................................................................................................7
Model Sirkuler............................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................12
Kesimpulan.................................................................................................................12
Saran 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Fellin, Tripodi & Meyer (1996) “ Penelitian merupakan suatu cara yang
sistematik yang bertujuan meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan
pengetahuan sehingga dapat disampaikan atau dikomunikasikan serta diuji (diverifikasi)
oleh peneliti lain.”
1
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas :
1. Apa yang dimaksud dengan Penelitian Komunikasi ?
2. Apa saja Model komunikasi dalam Penelitian Komunikasi ?
3. Apa itu Formulasi Lasswel ?
4. Apa yang dimaksud dengan Model Komunikasi Public Relations,
Matematikal dan Sirkuler ?
Tujuan
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang
dan rumusan masalah diatas. Maka makalah ini disusun dengan tujuan agar kita dapat
memahami serta mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian komunikasi serta
model komunikasi dalam penelitian.
2
PEMBAHASAN
Metode penelitian pengumpulan dan analisis data atau informasi yang diperoleh.
Dugaan peneliti tersebut disebut hipotesis yang dirumuskan sebelum melakukan
penelitian. Dengan ini, penelitian dapat pula disebut kegiatan mengungkap fakta yang
sebenarnya sehingga ditemukan indikasi bahwa dugaan sementara tersebut dapat
diterima atau ditolak.1 Maka, metodologi penelitian dapat diartikan sebagai seperangkat
pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian "data" yang
berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan serta
dicarikan cara pemecahannya.2
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan
jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Beberapa sifat yang harus dipenuhi
sehingga tujuan penelitian dikatakan baik yaitu: spesifik, terbatas, dapat diukur, dan
dapat diperiksa dengan melihat hasil penelitian. Tujuan akhir suatu penelitian adalah
untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan penelitian tersebut.
1
Asep Saeful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei, Metode Penelitian Dakwah, 45
2
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997),
p.1. Mengenai "data" yang dicari dalam sebuah penelitian, Wardi Bachtiar menjelaskan
dua perspektif yaitu yang menyamakannya dengan fakta dan yang membedakannya.
Yang membedakan keduanya menyatakan bahwa fakta adalah bagian dari kenyataan
yang belum diberi simbol oleh profesi tertentu.
3
digunakan dalam menjalankan penelitian. Cara tersebut disebut sebegai metodologi
penelitian. Dalam hal ini komunikasi sebagai ilmu, metodologi penelitian komunikasi
diawali dengan pemilihan paradigma dengan beragam asumsi. Setelah menentukan
paradigma maka ditentukan cara pengumpulan data dan analisis data. (Creswell,1999).
Pengertian luas audit adalah kegiatan evaluasi terhadap suatu organisasi, mulai
dari sistem, proses, hingga produknya. Audit dilakukan oleh auditor yang kompeten,
objektif dan tidak memihak. Tujuan audit sendiri adalah untuk memverifikasi bahwa
data yang dinilai oleh audit sesuai dengan standar, peraturan, dan praktik yang berlaku.
2. Arens dan Loebbecke (2003) Audit menurut Arens dan Loebbecke merupakan
suatu proses pengumpulan sekaligus evaluasi terhadap bukti informasi terukur
pada suatu entitas ekonomi secara kompeten dan independen dalam menentukan
dan melaporkan bahwa informasi yang tersedia telah sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
Model komunikasi dari Harold Lasswell dianggap pakar komunikasi sebagai salah
satu teori komunikasi yang paling awal dalam perkembangan teori komunikasi. Model
Laswell (1948) menyatakan, cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi.
Lasswell memperlihatkan ciri-ciri atau tipikal tertentu pada awal pembentukan model
komunikasi tersebut, komunikator memiliki tujuan memengaruhi komunikannya
(khalayak sasaran). Khususnya dalam melancarkan protesi komunikasi persuasif dan
pesan-pesan yang disampaikan tersebut diharapkan memiliki beberapa efek tertentu,
atau kontribusi pada efeknya dapat terjadi secara berlebihan dalam komunikasi massa.
Model ini sering juga disebut bullet theory (Teori Peluru) karena komunikan
dianggap secara pasif menerima berondongan pesan-pesan komunikasi. Jika kita
menggunakan komunikator yang tepat, pesan yang baik, atau media yang benar,
komunikan dapat diarahkan sekehendak kita. Karena behaviorisme amat memengaruhi
model ini. DeFleur menyebutnya sebagai "the mechanistic SR theory".
Menurut Riley and Riley dalam teori uses and gratification menunjukkan bahwa
seseorang menggunakan media massa demi tujuan yang berbeda. Perbedaan
penggunaan ini melahirkan tingkat kepuasan penerimaan informasi yang pada gilirannya
menghasilkan efek yang berbeda-beda.
Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch uses
and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis sosial, yang
menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain yang
membawa pada pola terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan
kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan.
Penelitian yang menggunakan uses and gratifications model memusatkan perhatian pada
penggunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan.
Teoretisi Agenda Setting adalah Maxwell McCombs dan Donald Shaw' Menuliskan
bahwa audiens tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media
massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau
topik dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut.
Penelitian difusi adalah satu jenis penelitian komunikasi yang khas, tetapi penelitian
ini dimulai di luar bidang komunikasi, ketika membicarakan keadaan penelitian difusi
ini. Memang, penelitian difusi informasi berasal dari sosiologi. Rogers, tokoh difusi
yang kemudian menjadi peneliti komunikasi, membuat disertasinya dalam sosiologi
pedesaan.
Menggunkan model ini, peneliti meneliti bagaimana inovasi atau informasi baru
tersebar pada unit-unit adopsi (penerima inovasi). Inovasi berupa berita, peristiwa,
pesan-pesan politik, gagasan baru, dan sebagainya. Seberapa jauh media massa atau
saluran interpersonal memengaruhi efek difusi ditentukan oleh variabel antara, yang
dalam model ini disebut anteseden. Model difusi dan inovasi menurut Kearl
memberikan tekanan pada media massa, terutama media yang tidak bercorak lokal.
5
6. Model Osgood
Secara umum Osgood menyediakan dua fungsi menghantar dan menerima dalam
satu individu, dan dia mengambil makna simbol. Model Shannon dan Weaver
menggambar sumber-sumber berlainan dan destinasi, transmiter, dan para penerima.
Formulasi Lasswell
1. Who (siapa/sumber). Who dapat diartikan sebagai sumber atau komunikator yaitu,
pelaku utama atau pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dan
yang memulai suatu komunikasi.
2. Says what (pesan). Says menjelaskan apa yang akan disampaikan atau
dikomunikasikan kepada komunikan (penerima), dari komunikator (sumber) atau
isi informasi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan
makna,dan bentuk/organisasi pesan.
6
Model Komunikasi Public Relation
Dalam hal ini Grunig & Hunt (1984] dalam kriyantono mengemukakan empat
model Public Relation, yaitu; Press Agentry Model (model publisitas], Public
Information Model (model informasi publik), Two-way Asymmetric model (model dua-
arah asimetris) dan Two-way Symmetrric model (model dua-arah simetris).3
Teori Matematis Komunikasi / Teori Informasi Salah satu model awal komunikasi
dikemukakan Claude Shannon dan Warren Weaver pada 1949 dalam buku The
Mathematical Theory of Communication. Model yang sering disebut model matematis
atau model teori informasi itu mungkin adalah model yang pengaruhnya paling kuat atas
model dan teori komunikasi lainnya.4
7
informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan
saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab
proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan
menerjemahkannya (encoding dan decoding).
Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang
dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah
laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan
komunikasi.
Menurut Shannon dan Weaver, saluran utama dalam komunikasi yang dimaksud
adalah kabel telepon dan gelombang radio. Latar belakang keahlian teknik dan matematik
Shannon dan Weaver ini tampak dalam penekanan mereka. Misalnya, dalam suatu sistem
telepon, faktor yang terpenting dalam keberhasilan komunikasi adalah bukan pada pesan
atau makna yang disampaikan-seperti pada mazhab semiotika, tetapi lebih pada berapa
jumlah sinyal yang diterima dam proses transmisi.
Shannon dan Weaver membuat model komunikasi yang dilihat sebagai proses
linear yang sangat sederhana. Karakteristik kesederhanaanya ini menonjol dengan jelas.
Mereka menyoroti masalah-masalah komunikasi berdasarkan tingkat kecermatannya
Teori matematis ini didasarkan pada konsep statistik transmisi sinyal, yang pertama kali
diajukan oleh Weaver. Setelah itu, mereka memberi sumbangan yang sangat penting dan
berpengaruh bagi perkembangan model-model lain dan teori-teori dalam komunikasi.
Pada bagian kedua teori matematis komunikasi, Warren Weaver menyajikan sebuah
diagram skematik komunikasi yang membuahkan banyak model lain dalam proses
komunikasi.5
Model itu melukiskan suatu yang menyandi atau menciptakan pesan dan
5
Werner J. Severin-James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi, Sejarah Metode,
dan Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Kelima, (Jakarta, Kecana, 2008), h. 56.
8
menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima yang menyandi balik
atau menciptakan ulang pesan tersebut. Dengan kata lain model Shannon dan Weaver
mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk
dikomunikasikan dari separangkat pesan yang dimungkinkan.
Pesan itu bisa dalam bentuk kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain
sebagainya. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai
dengan saluran yang digunakan. Saluran (Channel) adalah medium yang mengirimkan
sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber
informasi adalah otak, transmitter-nya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal
(kata-kata yang terucap), yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran).
3. Ketiga, pihak sumber / komunikator yang pertama sekarang yang bertindak sebagai
penerima komunikan. Ia akan mengartikan dan menginterpretasikan pesan yang
diterimanya dan jika ada tanggapan/reaksi, akan membentuk pesan dan
menyampaikannya kembali ke pasangan komunikasinya. Demikianlah proses ini
berlangsung secara terus-menerus secara sirkuler. Dengan demikian, menurut model
ini masing-masing pelaku komunikasi akan terlibat dalam proses pembentukan pesan,
penafsiran pesan, serta penerimaan dan pemecahan kode pesan.
Riley dan Riley mengatakan bahwa komunikan dalam menerima pesan yang
disampaikan oleh komunikator tidak lansung bereaksi begitu saja. Ada faktor-faktor di
luar dirinya yang turut mempengaruhi dan bahkan mengendalikan aksi dan reaksinya
terhadap suatu pesan yang diterimanya. Faktor-faktor yang dimaksud terutama berkaitan
dengan pesan dari kelompok primer (misalnya keluarga) dan kelompok lainya yang
menjadi rujukan (referensi) dari si komunikasi.
Nilai-nilai yang berlaku pada kelompok primer dan kelompok rujukan inilah yang
lazimnya mempengaruhi komunikan dalam menentukan sikap dan tindakannya. Hal ini
terjadi karena umumnya orang akan selalu berusaha agar sikap dan tinakannya tidak
terlalu menyimpang dari nilai-nilai kelompok di lingkungannya.
Model Newcomb
Model komunikasi yang dikebangkan Newcomb merupakan model komunikasi
antar pribadi. Melalui modelnya ini Newcomb menggambarkan tentang dinamika
hubungan komunikasi antara dua indiwidu tentang suatu objek yang dipersoalkan
mereka. Model dari Newcomb ini dikenal dengan sebutan model keseimbangan.
Pola komunikasi yang terjadi antara dua individu mempunyai dua bentuk atau
situasi yaitu: seimbang dan tiak seimbang. Situasi komunikasi seimbang akan terjadi
apabila dua orang yang berkomunikasi tentang suatu hal/objek yang sama-sama
mempunyai sikap menyukai atau selera yang sama terhadap hal/objek yang dibicarakan.
Keadaan tidak seimbang terjadi apabila terdapat perbedaan sikap di antara kedua orang
yang saling berkomunikasi. Menjaga keseimbangan inilah yang menurut Newcomb
merupakan hakikat utama dari komuniasi antarpribadi
11
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.
12
DAFTAR PUSTAKA
Gruning, J.E., & Hunt (1984) Managing Public Relations, New York : Holt,
Rinehart & Witston, Inc
13