Anda di halaman 1dari 16

PENELITIAN KOMUNIKASI

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Metodologi
Penelitian

Disusun Oleh :

Kelompok 12

Adam Muarif (2020501055)

Wira Adityatama (2020501058)

Mutia Erda Anggreini (2020501061)

Dosen Pengampu :
Chairunnisah Putri Ayu Ningsih, M.I.Kom

PROGAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalmmualaikum warhmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penelitian
Komunikasi” penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Chairunnisah Putri Ayu Ningsih, M.I.Kom. pada bidang studi komunikasi dan
penyiaran islam mata kuliah Metodologi Penelitian. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Penelitian Komunikasi” bagi
para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Chairunnisah Putri Ayu


Ningsih, M.I.Kom. selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Walaikummusalam warahmatullahi wabarakatuh

Palembang, 2 Oktober 2022

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

PENDAHULUAN...........................................................................................1
Latar Belakang............................................................................................................1
Rumusan Masalah.......................................................................................................2
Tujuan Penulisan........................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................3
Pengertian Penelitian Komunikasi & Audit...............................................................3
Model Model Penelitian Komunikasi.........................................................................4
Formulasi Lasswell.....................................................................................................6
Model Komunikasi Public Relations..........................................................................7
Model Matematikal.....................................................................................................7
Model Sirkuler............................................................................................................9

PENUTUP.......................................................................................................12
Kesimpulan.................................................................................................................12
Saran 12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penelitian adalah usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah


terhadap sesuatu masalah. Sistematik, karena harus mengikuti prosedur dan langkah-
langkah sebagai suatu kebulatan prosedur. Hasil dari penelitian yang dilakukan nantinya
adalah teori baru yang berkaitan dengan masalah yang sedang dikaji atau kesimpulan
dari dugaan-dugaan yang telah dibuat sebelumnya.

Menurut Fellin, Tripodi & Meyer (1996) “ Penelitian merupakan suatu cara yang
sistematik yang bertujuan meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan
pengetahuan sehingga dapat disampaikan atau dikomunikasikan serta diuji (diverifikasi)
oleh peneliti lain.”

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)


dari satu pihak kepada pihak lain. Dimana ada pihak yang bertindak sebagai sumber,
dan dari sumber itu akan menyampaikan informasi kepada penerima informasi.

Penelitian Komunikasi secara epistimologis ialah beberapa cara yang akan


digunakan dalam menjalankan penelitian. Cara tersebut disebut sebegai metodologi
penelitian. Dalam hal ini komunikasi sebagai ilmu, metodologi penelitian komunikasi
diawali dengan pemilihan paradigma dengan beragam asumsi. Setelah menentukan
paradigma maka ditentukan cara, pengumpulan data, analisis harus ditentukan.

1
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas :
1. Apa yang dimaksud dengan Penelitian Komunikasi ?
2. Apa saja Model komunikasi dalam Penelitian Komunikasi ?
3. Apa itu Formulasi Lasswel ?
4. Apa yang dimaksud dengan Model Komunikasi Public Relations,
Matematikal dan Sirkuler ?

Tujuan
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang
dan rumusan masalah diatas. Maka makalah ini disusun dengan tujuan agar kita dapat
memahami serta mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian komunikasi serta
model komunikasi dalam penelitian.

2
PEMBAHASAN

Pengertian Penelitian Komunikasi & Audit

Penelitian adalah usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah


terhadap sesuatu masalah. Sistematik, karena harus mengikuti prosedur dan langkah-
langkah sebagai suatu kebulatan prosedur. Hasil dari penelitian yang dilakukan nantinya
adalah teori baru yang berkaitan dengan masalah yang sedang dikaji atau kesimpulan
dari dugaan-dugaan yang telah dibuat sebelumnya.

Pengertian Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan


yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata penelitian
adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris. Kata Research
terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian research (penelitian) adalah mencari kembali
suatu pengetahuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengubah kesimpulan yang telah
diterima secara umum, maupun mengubah pendapat-pendapat dengan adanya aplikasi
(Dr. Sandu Siyoto, 2015, p. 4).

Metode penelitian pengumpulan dan analisis data atau informasi yang diperoleh.
Dugaan peneliti tersebut disebut hipotesis yang dirumuskan sebelum melakukan
penelitian. Dengan ini, penelitian dapat pula disebut kegiatan mengungkap fakta yang
sebenarnya sehingga ditemukan indikasi bahwa dugaan sementara tersebut dapat
diterima atau ditolak.1 Maka, metodologi penelitian dapat diartikan sebagai seperangkat
pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian "data" yang
berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan serta
dicarikan cara pemecahannya.2

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan
jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Beberapa sifat yang harus dipenuhi
sehingga tujuan penelitian dikatakan baik yaitu: spesifik, terbatas, dapat diukur, dan
dapat diperiksa dengan melihat hasil penelitian. Tujuan akhir suatu penelitian adalah
untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan penelitian tersebut.

Penelitian Komunikasi secara epistimologis ialah beberapa cara yang akan

1
Asep Saeful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei, Metode Penelitian Dakwah, 45
2
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997),
p.1. Mengenai "data" yang dicari dalam sebuah penelitian, Wardi Bachtiar menjelaskan
dua perspektif yaitu yang menyamakannya dengan fakta dan yang membedakannya.
Yang membedakan keduanya menyatakan bahwa fakta adalah bagian dari kenyataan
yang belum diberi simbol oleh profesi tertentu.
3
digunakan dalam menjalankan penelitian. Cara tersebut disebut sebegai metodologi
penelitian. Dalam hal ini komunikasi sebagai ilmu, metodologi penelitian komunikasi
diawali dengan pemilihan paradigma dengan beragam asumsi. Setelah menentukan
paradigma maka ditentukan cara pengumpulan data dan analisis data. (Creswell,1999).

Pengertian luas audit adalah kegiatan evaluasi terhadap suatu organisasi, mulai
dari sistem, proses, hingga produknya. Audit dilakukan oleh auditor yang kompeten,
objektif dan tidak memihak. Tujuan audit sendiri adalah untuk memverifikasi bahwa
data yang dinilai oleh audit sesuai dengan standar, peraturan, dan praktik yang berlaku.

Beberapa para ahli mengemukakan Audit sebagai berikut:

1. Sukrisno Agoes (2004) Menurut Sukrisno Agoes, audit merupakan pemeriksaan


yang dilakukan oleh pihak independen secara kritis dan sistematis terhadap
laporan keuangan, catatan keuangan, serta bukti pendukungnya yang disusun oleh
anggota manajemen perusahaan dalam rangka memberikan pendapat atas
kelayakan suatu laporan keuangan.

2. Arens dan Loebbecke (2003) Audit menurut Arens dan Loebbecke merupakan
suatu proses pengumpulan sekaligus evaluasi terhadap bukti informasi terukur
pada suatu entitas ekonomi secara kompeten dan independen dalam menentukan
dan melaporkan bahwa informasi yang tersedia telah sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan. 

Model – Model Penelitian Komunikasi

1. Model Lisan Awal dari Lasswell

Model komunikasi dari Harold Lasswell dianggap pakar komunikasi sebagai salah
satu teori komunikasi yang paling awal dalam perkembangan teori komunikasi. Model
Laswell (1948) menyatakan, cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi.
Lasswell memperlihatkan ciri-ciri atau tipikal tertentu pada awal pembentukan model
komunikasi tersebut, komunikator memiliki tujuan memengaruhi komunikannya
(khalayak sasaran). Khususnya dalam melancarkan protesi komunikasi persuasif dan
pesan-pesan yang disampaikan tersebut diharapkan memiliki beberapa efek tertentu,
atau kontribusi pada efeknya dapat terjadi secara berlebihan dalam komunikasi massa.

2. Model Jarum Hipodermik

Model ini sering juga disebut bullet theory (Teori Peluru) karena komunikan
dianggap secara pasif menerima berondongan pesan-pesan komunikasi. Jika kita
menggunakan komunikator yang tepat, pesan yang baik, atau media yang benar,
komunikan dapat diarahkan sekehendak kita. Karena behaviorisme amat memengaruhi
model ini. DeFleur menyebutnya sebagai "the mechanistic SR theory".

Model Jarum Hipodermik telah diungkapkan terutama dalam penelitian-penelitian


persuasi. Pada umumnya, model ini bersifat linier dan satu arah. Model ini umumnya
diterapkan dalam penelitian eksperimental. Peneliti memanipulasikan variabel-variabel
4
komunikasi. Kemudian mengukur variabel-variabel antara dan efek. Variabel-variabel
komunikator ditunjukkan dengan kredibilitas, daya tarik, dan kekuasaan.

3. Model "Uses and Gratifications"

Menurut Riley and Riley dalam teori uses and gratification menunjukkan bahwa
seseorang menggunakan media massa demi tujuan yang berbeda. Perbedaan
penggunaan ini melahirkan tingkat kepuasan penerimaan informasi yang pada gilirannya
menghasilkan efek yang berbeda-beda.

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch uses
and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis sosial, yang
menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain yang
membawa pada pola terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan
kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan.
Penelitian yang menggunakan uses and gratifications model memusatkan perhatian pada
penggunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan.

4. Model "Agenda Setting"

Teoretisi Agenda Setting adalah Maxwell McCombs dan Donald Shaw' Menuliskan
bahwa audiens tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media
massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau
topik dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut.

Model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian


yang diberikan media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak
pada persoalan itu. Singkatnya, apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap
penting pula oleh masyarakat. Apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian
masyarakat.

5. Model Difusi Informasi

Penelitian difusi adalah satu jenis penelitian komunikasi yang khas, tetapi penelitian
ini dimulai di luar bidang komunikasi, ketika membicarakan keadaan penelitian difusi
ini. Memang, penelitian difusi informasi berasal dari sosiologi. Rogers, tokoh difusi
yang kemudian menjadi peneliti komunikasi, membuat disertasinya dalam sosiologi
pedesaan.

Menggunkan model ini, peneliti meneliti bagaimana inovasi atau informasi baru
tersebar pada unit-unit adopsi (penerima inovasi). Inovasi berupa berita, peristiwa,
pesan-pesan politik, gagasan baru, dan sebagainya. Seberapa jauh media massa atau
saluran interpersonal memengaruhi efek difusi ditentukan oleh variabel antara, yang
dalam model ini disebut anteseden. Model difusi dan inovasi menurut Kearl
memberikan tekanan pada media massa, terutama media yang tidak bercorak lokal.

5
6. Model Osgood

Osgood berpendapat bahwa model teknik komunikasi Shannon dan Weaver


dikembangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah kejuruan, tidak pernah
dimaksudkan kepada komunikasi manusia. Modelnya sendiri dikembangkan dari teori
maksud dan dari proses-proses psikolonguistik.

Secara umum Osgood menyediakan dua fungsi menghantar dan menerima dalam
satu individu, dan dia mengambil makna simbol. Model Shannon dan Weaver
menggambar sumber-sumber berlainan dan destinasi, transmiter, dan para penerima.

Formulasi Lasswell

Formula komunikasi Harold Lasswell merupakan teori komunikasi awal (1948).


Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi
adalah menjawab pertanyaan : Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With
What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek
Apa).

1. Who (siapa/sumber). Who dapat diartikan sebagai sumber atau komunikator yaitu,
pelaku utama atau pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dan
yang memulai suatu komunikasi.

2. Says what (pesan). Says menjelaskan apa yang akan disampaikan atau
dikomunikasikan kepada komunikan (penerima), dari komunikator (sumber) atau
isi informasi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan
makna,dan bentuk/organisasi pesan.

3. In which channel (saluran/media). Saluran/media adalah suatu alat untuk


menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima)
baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalu media
cetak/elektronik).

4. To whom (siapa/penerima). Sesorang yang menerima siapa bisa berupa suatu


kelompok, individu, organisasi atau suatu Negara yang menerima pesan dari
sumber.

5. With what effect (dampak/efek). Komunikasi harus memiliki efek, yakni


terjadinya perubahan perilaku pendengarnya (audience). Perubahan perilaku
pendengar antara lain :
1) Terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan (kognitif)
2) Terjadinya perubahan pada tingkat emosi/perasaan (afektif)
3) Terjadinya perubahan pada tingkat tingkah laku (psikomotor)

6
Model Komunikasi Public Relation

Dalam hal ini Grunig & Hunt (1984] dalam kriyantono mengemukakan empat
model Public Relation, yaitu; Press Agentry Model (model publisitas], Public
Information Model (model informasi publik), Two-way Asymmetric model (model dua-
arah asimetris) dan Two-way Symmetrric model (model dua-arah simetris).3

1. Press Agentry Model, Public Relations berfokus bagaimana organisasi


mendapatkan publikasi besar-besaran oleh media. Cenderung menerapkan strategi
apapun untuk mencapai tujuan organisasi, dari cara yang konvensional sampai ke
cara hanya bertujuan untuk perhatian dari media.

2. Public Information Model, Model Public Relations berfokus pada menyampaikan


informasi kepada publik yang dilakukan adanya respon balik dari publik. Artinya
alur informasi pada Public Information Model masih bersifat satu arah akan tetapi
Public Relation perusahaan mengirim informasi secara objektif.

3. Two-Way Asymmetric Model, Artinya organisasi berusaha merubah publik yang


diakibatkan karena organisasi tidak mau berubah dalam menyesuaikan dengan
kepentingan publik. Tujuan dalam model two-way asymmetric ini
yakni mempersuasi dan memanipulasi dalam mempengarui publik agar sejalan
dengan tujuan organisasi.

4. Two-way Symmetric Model, Public Relations lebih bertindak sebagai media


antara organisasi dengan publiknya dan alur informasinya juga sudah bersifat dua
arah. Perbedaan dengan Two-way Asymmetric. Model organisasi dapat
menyesuaikan dengan kepentingan publik, artinya dalam model ini bukan hanya
publik yang dituntut untuk berubah. (Braddock, VOL.8 June 1958)

Model Komunikasi Matematikal

Teori Matematis Komunikasi / Teori Informasi Salah satu model awal komunikasi
dikemukakan Claude Shannon dan Warren Weaver pada 1949 dalam buku The
Mathematical Theory of Communication. Model yang sering disebut model matematis
atau model teori informasi itu mungkin adalah model yang pengaruhnya paling kuat atas
model dan teori komunikasi lainnya.4

Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan


3
Gruning, J.E., & Hunt (1984) Managing Public Relations, New York : Holt,
Rinehart & Witston, Inc

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja


4

Rosdakarya, 2003), h. 137.

7
informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan
saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab
proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan
menerjemahkannya (encoding dan decoding).

Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang
dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah
laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan
komunikasi.

Menurut Shannon dan Weaver, saluran utama dalam komunikasi yang dimaksud
adalah kabel telepon dan gelombang radio. Latar belakang keahlian teknik dan matematik
Shannon dan Weaver ini tampak dalam penekanan mereka. Misalnya, dalam suatu sistem
telepon, faktor yang terpenting dalam keberhasilan komunikasi adalah bukan pada pesan
atau makna yang disampaikan-seperti pada mazhab semiotika, tetapi lebih pada berapa
jumlah sinyal yang diterima dam proses transmisi.

Shannon dan Weaver membuat model komunikasi yang dilihat sebagai proses
linear yang sangat sederhana. Karakteristik kesederhanaanya ini menonjol dengan jelas.
Mereka menyoroti masalah-masalah komunikasi berdasarkan tingkat kecermatannya
Teori matematis ini didasarkan pada konsep statistik transmisi sinyal, yang pertama kali
diajukan oleh Weaver. Setelah itu, mereka memberi sumbangan yang sangat penting dan
berpengaruh bagi perkembangan model-model lain dan teori-teori dalam komunikasi.
Pada bagian kedua teori matematis komunikasi, Warren Weaver menyajikan sebuah
diagram skematik komunikasi yang membuahkan banyak model lain dalam proses
komunikasi.5

Gambar 1 Diagram Skematik Sistem Komunikasi Umum dari Shannon.

Model itu melukiskan suatu yang menyandi atau menciptakan pesan dan

5
Werner J. Severin-James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi, Sejarah Metode,
dan Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Kelima, (Jakarta, Kecana, 2008), h. 56.
8
menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima yang menyandi balik
atau menciptakan ulang pesan tersebut. Dengan kata lain model Shannon dan Weaver
mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk
dikomunikasikan dari separangkat pesan yang dimungkinkan.

Pesan itu bisa dalam bentuk kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain
sebagainya. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai
dengan saluran yang digunakan. Saluran (Channel) adalah medium yang mengirimkan
sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber
informasi adalah otak, transmitter-nya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal
(kata-kata yang terucap), yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran).

Penerima yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi yang sebaliknya


yang dilakukan transmiter dengan merekonstruksi pesan dari sinyal. Sasaran (distination)
adalah (otak) orang menjadi tujuan pesan ituModel ini diperkenalkan oleh Wilbur
Schramm (1954) yang mengkonsep tualisasikan model ini sebagai proses komunikasi dua
arah oleh dua (atau lebih) komunikator.

Menurut Schramm (1954), komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga


unsur, yaitu sumber (source), pesan (message) dan sasaran (destination). Sumber boleh
jadi seorang individu (berbicara, menulis, menggambar, memberiisyarat) atau suatu
organisasi komunikasi (seperti penerbit, stasiun elevisi, atau studio film). Pesan dapat
berbentuk tinta pada kertas, gelombang suara diudara, impuls dalam arus listrik, lambaian
tangan,bendera di udara atau setiap tanda yang dapat ditafsirkan. Sasarannya mungkin
seorang individu yang mendengarkan, menonton atau membaca, atau anggota suatu
kelompok seperti kelompok diskusi, kumpulan penonton sepakbola, atau khalayak media
massa.

Model Komunikasi Sirkuler

Wilbur Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model


komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang
memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke
model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu. Model pertama mirip dengan
model Shannon dan Weaver.

Dalam modelnya yang kedua Schram memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan


dalam bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan,
karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga
Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi,
menafsirkan, menyandi-balik, menstranmisikan, dan menerima sinyal. Disini kita melihat
umpan balik dan lingkaran yang berkelanjutan untuk berbagai informasi.

Schramm berpendapat, meskipun dalam komunikasi lewat radio atau telepon


9
encoder dapat berupa mikrofon dan decoder adalah earphone, dalam komunikasi
manusia, sumber dan encoder adalah satu orang, sedangkan encoder dan sasaran adalah
seorang lainnya, dan sinyalnya adalah bahasa. Untuk menuntaskan suatu tindakan
komunikasi (communication act), suatu pesan harus disandi balik.

Model sirkuler umumnya berangkat dari paradigma antarpribadi, dimana


kedudukan komunikator dan komunikan relative setara. Model sirkuler antaralain mulai
diperkenalkan oleh Schramm, yang menyatakan, “sebenarnya menganggap proses
Munculnya paradigma baru ini merupakan pemisahan dari paradigma lama tentang
komunikasi yang linear. Namun demikian, utamanya dalam konteks komunikasi massa,
model sirkuler dikritik karena adanya kesamaan tingkat antara komunikator dan
komunikan.

Model Komunikasi Sirkuler dari Osgood dan Schramm


Model proses komunikasi ini terutama berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi
antarpribadi. Dijelaskan bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, dimana
masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator dan penerima.

Proses komunikasinya dapat digambarkan sebagai berikut:


1. Pertama, pelaku komunikasi yang pertama kali mengambil inisiatif sebagai
sumber/komunitor membentuk pesan (encoding) dan menyampaikam melalui suatu
saluran komunikasi kepada lawan komunikasi bertindak sebagi penerima/komunikan
komunikasinya adalah percakapan langsung secara tatap muka yang menjadi
salurannya adalah gelombang udara. Saluran komunikasi yang digunaan dapat
berbagai macam contohnya adalah telepon, surat dan lainnya.

2. Kedua, pihak penerima/komunikan setelah menerima pesan akan mengartikan


(decoding) dan menyampaikannya kembali. Kali ini ia bertindak sebagai sumber dan
tanggapan atau reaksinya yang disebut sebagai umpan balik.

3. Ketiga, pihak sumber / komunikator yang pertama sekarang yang bertindak sebagai
penerima komunikan. Ia akan mengartikan dan menginterpretasikan pesan yang
diterimanya dan jika ada tanggapan/reaksi, akan membentuk pesan dan
menyampaikannya kembali ke pasangan komunikasinya. Demikianlah proses ini
berlangsung secara terus-menerus secara sirkuler. Dengan demikian, menurut model
ini masing-masing pelaku komunikasi akan terlibat dalam proses pembentukan pesan,
penafsiran pesan, serta penerimaan dan pemecahan kode pesan.

Model Komunikasi Riley & Riley


Proses komunikasi pada model-model yanng terdahulu sepertinya mengasumsikan
terjadinya suatu kevakuman sosial di mana pengaruh lingkungna tidak perlu di
persoalkan. Manusia , menurut John W. Riley dan Mathilda W. Riley, sebagai Homo
Comunicas sebenarnya merupakan bagian dari suatu lingkungan atau system dengan
struktur yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengamatan terhdap tinggkah laku
10
komunikasi manusia perlu dipandang secara sosiologis.

Riley dan Riley mengatakan bahwa komunikan dalam menerima pesan yang
disampaikan oleh komunikator tidak lansung bereaksi begitu saja. Ada faktor-faktor di
luar dirinya yang turut mempengaruhi dan bahkan mengendalikan aksi dan reaksinya
terhadap suatu pesan yang diterimanya. Faktor-faktor yang dimaksud terutama berkaitan
dengan pesan dari kelompok primer (misalnya keluarga) dan kelompok lainya yang
menjadi rujukan (referensi) dari si komunikasi.

Nilai-nilai yang berlaku pada kelompok primer dan kelompok rujukan inilah yang
lazimnya mempengaruhi komunikan dalam menentukan sikap dan tindakannya. Hal ini
terjadi karena umumnya orang akan selalu berusaha agar sikap dan tinakannya tidak
terlalu menyimpang dari nilai-nilai kelompok di lingkungannya.

Model Newcomb
Model komunikasi yang dikebangkan Newcomb merupakan model komunikasi
antar pribadi. Melalui modelnya ini Newcomb menggambarkan tentang dinamika
hubungan komunikasi antara dua indiwidu tentang suatu objek yang dipersoalkan
mereka. Model dari Newcomb ini dikenal dengan sebutan model keseimbangan.

Pola komunikasi yang terjadi antara dua individu mempunyai dua bentuk atau
situasi yaitu: seimbang dan tiak seimbang. Situasi komunikasi seimbang akan terjadi
apabila dua orang yang berkomunikasi tentang suatu hal/objek yang sama-sama
mempunyai sikap menyukai atau selera yang sama terhadap hal/objek yang dibicarakan.
Keadaan tidak seimbang terjadi apabila terdapat perbedaan sikap di antara kedua orang
yang saling berkomunikasi. Menjaga keseimbangan inilah yang menurut Newcomb
merupakan hakikat utama dari komuniasi antarpribadi

Gambar di atas menunjukkan model Komunikasi Sirkuler atau yang disebut


Komunikasi Dua Arah merupakan lanjutan dari pendekatan komunikasi satu arah. Pada
model komunikasi dua arah diperkenalkan gagasan tentang umpan balik (feedback).
Dalam model ini, penerima (receiver) melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan
respon terhadap pesan dari pengirim (sender). Komunikasi dalam model ini dikatakan
dua arah dimana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada suatu saat
bertindak sebagai sender, namun pada suatu waktu yang lain berlaku sebagai receiver

11
PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang hati-


hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata penelitian
adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris. Kata
Research terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan to search yang
berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian research (penelitian)
adalah mencari kembali suatu pengetahuan.

Terdapat 7 model dalam penelitian komunikasi, dalam Model sirkuler


umumnya berangkat dari paradigma antarpribadi, dimana kedudukan komunikator
dan komunikan relative setara. Sedangkan Model yang sering disebut model
matematikal atau model teori informasi itu mungkin adalah model yang
pengaruhnya paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya.

Saran

Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Braddock, R. (VOL.8 June 1958). Journal of Communication , 88-93.

Bachtiar Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997)

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2003), h. 137.

Dr. Sandu Siyoto, S. M. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:


Literasi Media Publishing.

Drs. H. Ardial, M. (19 Agustus 20222022). Paradigma dan Model Penelitian


Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Fajar, M. (2009). Ilmu Komunikasi Teori. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gruning, J.E., & Hunt (1984) Managing Public Relations, New York : Holt,
Rinehart & Witston, Inc

Mohammad Insan Romadhan, Afifatur Rohimah, Bagus Cahyo Shah Adhi


Pradana. (VOL.3 NO. 2 oktober 2019). IMPLEMENTASI MODEL PUBLIC
RELATIONS DALAM MENSOSIALISASIKAN BUDAYA LOKAL KEPADA
GENERASI MILLENIAL DI SUMENEP. Jurnal Kajian Komunikasi , 101-102.

Mulyana, D. (2005). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosda


Karya.

13

Anda mungkin juga menyukai