Anda di halaman 1dari 23

“MARKET RESEARCH”

(RISET PASAR)
MAKALAH MATERI VI
Disusun untuk memenuhi tugas Mingguan
Mata Kuliah KEWIRAUSAHAAN 3

Dosen Pengampu: Tuti Sriwedari,SE.,M.Si.,Ak,CA

Disusun Oleh:
Kelompok 6/Pendidikan Akuntansi/Pendidikan Akuntasi C’2020

No. Nama NIM


1 Gilbert Exaudi Hutauruk 7203142014
2 Novia Inggit Kartika 7203142028
3 Sri Wulandari 7202142003

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
September 2022

I|KELOMPOK “6”
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkahdan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini, tak lupa pula
shalawat bertangkaikan salam kami hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah ialah
Nabi besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kelak, dan
semogakita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Aamiin. Kami menyadari
bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih
pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin
menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang
membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan
satu per satu.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah KEWIRAUSAHAAN 3


yang telah membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini,dengan
selesainya makalah ini kami berharap agar makalah ini nantinya bisa menjadi bukti bahwa
kami telah melaksanakan tugas makalah mingguan.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat.

Medan,25 September 2022


Tim Penyusun,

Kelompok 6

II | K E L O M P O K “ 6 ”
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................................ I
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... II
DAFTAR ISI...................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2


2.1 PENGERTIAN RISET PASAR ........................................................................... 2
2.2 MANFAAT, FUNGSI & TUJUAN RISET PASAR ............................................ 3
2.3 KLASIFIKASI RISET PASAR ............................................................................ 5
2.4 SIFAT & ETIKA DALAM RISET PASAR ......................................................... 7
2.5 SUMBER RISET PASAR..................................................................................... 8
2.6 METODE RISET PASAR .................................................................................... 10
2.7 PROSES RISET PASAR ...................................................................................... 17

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 19


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 20

III | K E L O M P O K “ 6 ”
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kenyataan, sering terjadi ternyata data/informasi yang telah disebutdi atas tidak
mencukupi untuk mengambil keputusan tertentu. Untuk itu diperlukan riset pemasaran. Yang
didefinisikan sebagai fungsi yang menghubungkan pemasar dengan pelanggan dan khalayak
melalui informasi. Ini digunakan untuk menyidik dan mendefinisikan kesempatan dan
masalah pemasaran yang menghasilkan, menajamkan , dan menilai kegiatan pemasaran.
Setiap pemasar memerlukan riset pemasaran, masing-masing dengan tujuannya sendiri.
Agar dapat menghasilkan nilai dan memberikan kepuasan kepada pelanggan,
perusahaan memerlukan informasi dari semua segi. Selain itu, perusahaan juga memerlukan
banyak informasi tentang pesaing, perantara, dan pemain serta kekuatan di pasar. Pemasaran
memandang informasi bukan hanya sebagai masukan untuk dapat membuat keputusan yang
lebih baik, tetapi sebagai aset strategis dan alat pemasaran.
Riset pemasaran mencakup berbagai kegiatan yang luas, mulai dari potensi dan
pangsa pasar, menaksirkan kepuasan dan perilaku pembelian pelanggan, sampai kepada studi
pemberian harga, produk, distribusi dan kegiatan promosi. Perusahaan dapat melakukan riset
pemasarn dengan tenaga sendiri dan dapat pula oleh pihak luar. Apakah digunakan tenaga
sendiri atau dari luar ini sangat bergantung dari kemampuan dari perusahaan sendiri. Namun
ada kecenderungan menggunakan jasa perusahaan riset. Oleh karena itu, makalah ini disusun
dengan tujuan untuk mempermudah dalam memahami proses pembelajaran riset pemasaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Riset Pasar?
2. Apa saja Manfaat, Fungsi Tujuan Riset Pasar?
3. Apa saja Klasifikasi Riset Pasar?
4. Apa saja Sifat & Etika Dalam Riset Pasar?
5. Apa saja Metode Riset Pasar?
6. Dari mana saja Sumber Riset Pasar?
7. Bagaimana Proses Riset Pasar?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui tentang Pengertian Riset Pasar
2. Dapat mengetahui tentang Manfaat, Fungsi Tujuan Riset Pasar
3. Dapat mengetahui tentang Klasifikasi Riset Pasar
4. Dapat mengetahui tentang Sifat & Etika Dalam Riset Pasar
5. Dapat mengetahui tentang Metode Riset Pasar
6. Dapat mengetahui tentang Sumber Riset Pasar
7. Dapat mengetahui tentang Proses Riset Pasar

1|KELOMPOK “6”
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN RISET PASAR

Riset pemasaran merupakan suatu kegiatan yang sistematik dan mempunyai tujuan
dalam hal pengindentifikasian masalah, peluang, pengumpulan data, pengolahan dan
penganalisisan data, penyebaran informasi yang bermanfaat untuk membantu manajemen
dalam rangka pengambilan keputusan identifikasi dan solusi yang efektif-efisien di bidang
pemasaran perusahaan (Sunarta, 2007).

The American Marketing Association (AMA) atau Asosiasi Pemasaran Arnerika


secara formal mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan
konsumen, pelanggan, dan masyarakat dengan pemasar. Riset pasar menghubungkan
ketiganya melalui informasi - informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
mendefinisikan peluang dan masalah pemasaran. Informasi tersebut juga digunakan untuk
membuat, memperbaiki dan mengevaluasi tindakan pemasaran, memantau kinerja
pemasaran, serta memperbaiki pengertian mengenai pemasaran sebagai sebuah proses.

Definisi riset pemasaran menurut Malhotra adalah identifikasi, pengumpulan,


analisis, diseminasi, serta penggunaan informasi secara sistematik dan objektif. Informasi
tersebut digunakan untuk membantu manajernen membuat keputusan yang berhubungan
dengan identifikasi dan penyelesaian masalah dalam bidang pemasaran.

Riset pemasaran dilakukan secara objektif dan tidak memihak serta berusaha untuk
menyediakan informasi akurat yang mencerminkan keadaan kejadian yang sebenarnya.
Informasi yang akurat dan objektivitas hasil riset akan sangat membantu manajemen dalam
membuat keputusan yang dinilai terbaik. Perencanaan sistematis diperlukan pada seluruh
tahap proses riset pemasaran mengingat bahwa riset pemasaran merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang sistematik.

2|KELOMPOK “6”
2.2 MANFAAT, FUNGSI & TUJUAN RISET PASAR

➢ MANFAAT
Melakukan Market Research menguntungkan bagi bisnis karena alasan dibawah ini:

Memungkinkan perusahaan untuk mengukur kelayakan produk atau layanan


Market Research memungkinkan bisnis untuk memahami pasar secara mendalam,
termasuk ukurannya, perilaku konsumen yang membentuk pasar itu, dan seberapa baik
produk atau layanan dapat memenuhi kebutuhan pasar. Melalui wawasan berbasis data yang
dikumpulkan melalui Market Research, perusahaan dapat menilai secara objektif apakah
masuk akal untuk membawa produk atau layanan ke pasar dan membuatnya berhasil.

Menghindari pemborosan waktu dan uang


Dengan menilai kelayakan dan profitabilitas pasar sebelum memasukinya, perusahaan
dapat menghindari pengeluaran membayar tenaga kerja dan sumber daya keuangan lainya
untuk produk dan layanan sehingga dapat menggunakan biaya untuk kebutuhan lainya agar
lebih berhasil.

Membantu perusahaan membangun proposisi nilai yang unik


Mengidentifikasi apa yang membedakan perusahaan Anda dari pesaingnya sehingga
dapat membantu Anda mendapatkan pijakan di pasar dan membangun loyalitas pelanggan.

Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan laba dan pertumbuhannya


Umpan balik atau keuntungan yang Anda peroleh dari Market Research dapat
membantu Anda meningkatkan penjualan dan pendapatan serta menunjukkan peluang untuk
mengembangkan bisnis Anda di masa depan.

➢ FUNGSI
Fungsi riset pasar berkaitan derigan bagaimana pihak manajemen menggunakannya,
yaitu:

1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan berkaitan dengan menentukan peluang pasar meliputiSegmentation,
Demand estimation dan Environmental assessment.

2. Problem Solving (Pemecahan Masalah)


Riset pasar untuk Problem Solving lebih fokus kepada membuat keputusan jangka
pendek dan keputusan jangka panjang, meliputi Product (produk), Price (Harga), Place
(Ternpat) dan Promotion (prornosi).

3. Control (Pengendalian)
Control-Oriented Market Research membantu pihak manajemen untuk menemukan
titik masalah dan memonitor proses yang sedang berlangsung.

3|KELOMPOK “6”
➢ TUJUAN
Menurut Doman (2002), ada 4 tujuan dasar dan riset pasar, yaitu:

1. Menganalisis pasar
Riset analisis pasar membantu rnemperhitungkan potensi pasar untuk produk, jasa
atau usaha baru. Analisis pasar dapat memberikan informasi mengenai calon pelanggan,
pasar potensial, lokasi usaha, dan pesaing.

2. Menganalisis tanggapan pasar terhadap suatu produk atau jasa


Analisis ini dimaksudkan untuk memperhitungkan potensi produk atau jasa di pasar.
Pengkajian bisa dilakukan sebelum suatu produk diperkenalkan. Survei juga bias dilakukan
untuk meningkatkan pemasaran atau produk.

3. Menganalisis efektivitas iklan atau promosi dan perusahaan


Riset ini membantu pemilik perusahaan untuk menyeleksi media periklanan yang
paling efektif dan paling cost-effective.

4. Menyusun strategi
Pengkajian perencanaan strategis melacak pertumbuhan atau kemerosotanpasar-pasar
yang sudah ada dan membantu menemukan produk-produk atau jasa-jasa apa yang akan
sukses dalam pasar tersebut. Riset perencanaan strategis biasanya dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang sudah mapan.

4|KELOMPOK “6”
2.3 KLASIFIKASI RISET PASAR

A. Klasifikasi Riset pemasaran menurut buku Freddy Rangkuti.

Riset Pemasaran dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) bagian antara lain :

1. IDENTIFIKASI MASALAH
Riset Identifikasi Masalah adalah penelitian yang bertujuan untuk membantu
mengidentifikasi masalah. Masalah ini tidak harus saat ini, tetapi kemungkinan akan muncul
di masa yang akan datang.

a. Riset Untuk Identifikasi Masalah:


✓ Riset Potensi Dasar
✓ Riset Pangsa Pasar
✓ Riset Kesan
✓ Riset Karakteristik Pasar
✓ Riset Mengenai Penjualan
✓ Riset Trend Bisnis
✓ Riset Riset Peramalan

2. RISET UNTUK PEMECAHAN MASALAH


Riset untuk pemecahan masalah adalah Riset yang diadakan untuk menolong
memecahkan masalah yang lebih spesifik didalam pemasaran.

Riset Untuk Pemecahan Masalah :


a. Riset Segmentas:
✓ Menentukan dasar teori dalam segmentasi
✓ Analisis potensi pasar dan respon terhadap berbagai segmen.
✓ Pilih pasar sasaran (target markets) dan analisis profil gaya hidup (lifestyle profiles)
seperti, demografi, media dan kesan terhadap karakteristik suatu produk.

b. Riset Produk
✓ Konsep pengujian (test concedpt)
✓ Menentukan desain produk yang optimal
✓ Pengujian kemasan
✓ Modifikasi produk
✓ Posisi merek dan pengujian posisi
✓ Pengujian pasar
✓ Pengujian penetapat (posisi)dalam supermarket atau departemen store

c. Riset Harga:
✓ Pentingnya harga dalam pemilihan merek
✓ Kebijakan mengenai harga
✓ Biaya dari setiap lini produk
✓ Respon yang diakibatkan oleh perubahan harga

d. Riset Promosi:
✓ Anggaran promosi yang optimal
✓ Keterkaitan promosi penjualan
✓ Bauran promosi yang optimal

5|KELOMPOK “6”
✓ Keputusan yang mengenai iklan
✓ Keputusan yang mengenai media
✓ Pengujian iklan yang kreatif
✓ Evaluasi efektifitas iklan

e. Riset Distribusi:
✓ Menentukan tipe distribusi
✓ Perilaku saluran
✓ Intensitas grosir
✓ Margin saluran
✓ Lokasi retail dan outlet grosir

B. Klasifikasi Riset Pemasaran Berdasarkan tujuannya, riset pemasaran dapat


diklasifikasikan dalam tiga kelompok, meski dimungkinkan adanya kombinasi.

Ketiga jenis riset itu adalah:


1. Problem Solving Research
Yakni riset yang diadakan untukmengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah
pemasaran. Risetini memang berorientasi pada masa lalu. yaitu masalah pemasaran yang
pernah terjadi. Dengan mengidenti-fikasi masalah yang telah terjadi dan mendapatkan
solusinya, hal itu merupakan investasi untuk tidak mengulanginya di masa yang akan datang.

2. Controlling Research
Yakni riset yang diadakan untuk pengawasan atau pengendalian proses bisnis dan
pemasaran yang sedang berjalan. Dengan melakukan riset ini secara reguler, proses bisnis
dan pemasaran akan tetap terjaga kinerjanya. Bahkan seperti dalam riset pengendalian mutu
(quality control) dapat dilakukan perbaikan berkelanjutan sehingga dalam jangka panjang
dapat diperoleh zero deffect.

3. Planning Research
Yakni riset yang diadakan untuk mendapatkan informasi sebagai panduan dalam
merencanakan kegiatan pemasaran. Sebuah perencanaan bisnis atau pemasaran yang baik
tentunya perlu didasari informasi yang tepat dan terukur sehingga target akan tercapai secara
optimal berdasarkan tahapan perencanaan yang matang.

6|KELOMPOK “6”
2.4 SIFAT & ETIKA DALAM RISET PASAR

Pentingnya pemasaran terdapat dalam identifikasi dan memuaskan kebutuhan


pelanggan. Untuk mengetahui kebutuhan pelanggan dan untuk mengimplementasikan
strategi pemasaran, manajer membutuhkan informasi. Mereka membutuhkan informasi
tentang pelanggan, competitor, dan kekuatan-kekuatan lain di dalam pasar. Semakin besar
dan global sebuah perusahaan, kebutuhan akan informasi juga semakin besar. Tugas dari riset
pemasaran adalah untuk menguji kebutuhan informasi dan memberikan infomasi yang
relevan, akurat, reliable, valid, dan terkini kepada manajer sehingga para manajer dapat
mengambil keputusan tidak berdasarkan pada perasaan, intuisi, ataupun penilaian yang
kurang.

Beberapa aspek dalam riset pemasaran memiliki implikasi etika yang kuat.
Riset pemasaran memiliki 4 (empat) pemangku kepentingan, yaitu :
1. peneiti,
2. klien,
3. responden,
4. masyarakat.

Setiap pemangku kepentingan memiliki tanggung jawab terhadap yang lain dan
kepada proyek penelitian. Masalah etika sering muncul ketika ada konflik kepentingan antara
pemangku kepentingan dan ketika salah satu dari pemangku kepentingan memiliki tanggung
jawab yang kurang. Masalah etika itu dapat diselesaikan oleh para pemangku kepentingan
dengan perilaku secara wajar dan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing dengan
adanya code of conduct yang dibuat dapat mengurangi konflik kepentingan diantara para
pemangku kepentingan sehingga seluruh proses dari riset pemasaran dapat objektif dan
sistematis.

7|KELOMPOK “6”
2.5 SUMBER RISET PASAR

Dalam suatu riset yang dilakukan seorang peneliti akan menggunakan data-data yang
dikumpulkan sebagai bahan utama proses pengolahan data. Namun data itu sendiri dibedakan
menjadi data primer dan data sekunder.

1. Data primer
Kata primer merupakan lawan kata dari sekunder, di mana artinya asli atauutama atau
secara langsung dari sumbernya. Jadi pengertian data primeradalah data asli yang
dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetsecara khusus. Dalam riset
pemasaran, data primer diperoleh secaralangsung dari sumbernya, sehingga periset
merupakan tangan pertama yangmemperoleh data tersebut.Data primer dibedakan menjadi
dua yaltu data kualitatif dan data kuantitatif.

Data kualitatif adalah data yang berupa karakteristik, kategori atau ciri khassuatu
objek penelitian. Contoh data kualitatif adalah data dikelompokkanberdasarkan jenis
kelamin, jenjang pendidikan, daerah asal, jenis pekerjaafl. Jika data kualitatif diterapkan pada
benda, misatnya data tentang buah berartidapat dikelompokkan menjadi ukuran besar,
sedang, kecil, pada rasa buahmenjadi manis dan tidak manis.

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka atau bilangan baik utuh(diskrit)
maupun tidak utuh (kontinyu). Data kuantitatif jenis diskrit misalnyadata mengenai jumlah
konsumen, jumlah televisi, jumlah mobil, jumlahkaryawan, jumlah penjual, jumlah baju dan
sebagainya. Sedangkan datakuantitatif jenis kontinyu, misalnya ukuran berat badan atau berat
dalamperdagangan, ukuran jarak, ukuran tinggi rendah, dan sebagainya.

2. Data sekunder
Setelah data primer atau data utama pada riset dilakukan, sebagai sarana
pendukungnya adalah data bersifat sekunder atau yang kedua, maksudnya adalah bahwa
selain data utama, periset memandang perlu untuk menarnbah daya dukung atas
penelitiannya dengan data-data yang lain yang berkaitan dengan penelitian. Misalnya
mengenai identitas para responden, sarana dan prasarana dalam proses produksi, informasi
jumlah konsumen dan waktu ke waktu, informasi jumlah karyawan sebuah perusahaan,
informasi jumlah produk yang dijual ke pasar, informasi mengenal segmen pasar yang
menjadi target, keuntungan perusahaan secara periodik, dan sebagainya. Untuk itu data
sekunder menjadi penting sebagai pemberi informasi yang mendukung suatu riset tertentu

Ada beberapa pengertian data sekunder yang dapat menjadi rujukan untuk digunakan dalam
suatu riset yaitu:
Data sekunder merupakan data publikasi yang dikumpulkan tidak hanya untuk
keperluan satu riset tertentu saja.
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, bukan oleh
periset sendiri, untuk tujuan yang lain, hal ini mengandung arti bahwa periset hanya
memantaatkan data yang sudah ada untuk risetnya.
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Data sekunder mencakup informasi yang telah dikumpulkan dan hanyamungkin
relevan dengan permasalahan yang ada.

8|KELOMPOK “6”
Dari beberapa pengertian data sekunder di atas, data sekunder dapat dibagi menjadi
data sekunder internal dan data sekunder eksternal.

a. Data sekunder internal


Data sekunder internal ini adalah merupakan data sekunder yang diperoleh dan dalam
objek yang diteliti, misalnya objek riset sebuah perusahaan atau organisasi, berarti data
sekunder internal tersedia di dalam perusahaan atau organisasi tersebut contohnya jumlah
karyawan, laporan keuangan atau akuntansi, jumlah penjualan produk, catatan gaji atau upah
yang diterima para karyawan, bagan struktur perusahaan (organisasi) dan lainlain.

b. Data sekunder eksternal


Sedangkan data sekunder eksternal merupakan data yang tersedia di luar perusahaan
atau organisasi, contohnya brosur, leaflet perusahaan, buku, majalah, riset orang lain, data di
Badan Pusat Statistik, jurnal-jurnal, dan sebagainya. Sebenarnya data sekunder eksternal mi
merupakan data yang sudah jadi, artinya telah dilakukan pengolahan data berdasarkan
pengumpulan di waktu sebelumnya. Misalkan data di Badan Pusat Statistik, Semua data telah
diolah dan ditampilkan ke dalam tabel-tabel berdasarkan kelompok atau karakteristik data,
sehingga seorang periset tinggal memilih data yang mana yang diperlukan.

9|KELOMPOK “6”
2.6 METODE RISET PASAR

Riset pemasaran merupakan sebuah penelitian ilmiah yang sudahpasti harus


dipertanggungjawabkan secara ilmiah pula. Keilmiahan sebuah riset dapat dilihat dari
sistematika dan landasan metodologi dalam alur pengerjaannya. Meninggalkan tahapan
metodologi sama halnya melakukan analisis dalam kerangka pijakan yang lemah dan sudah
pasti akan menghasilkan kesimpulan yang bias. Lebih jauh, mengadopsi konsep-konsep
pemasaran modern akan membantu mempermudah dalam membedah suatu kasus
pema-saran. Pemahaman terhadap konsep pemasaran dan metodologi riset yang matang
menjadi tulang punggung dalam menyelesaikan kasus-kasus yang rumit atau kompleks.

Secara praktis ada lima tahapan utama dalam riset pemasaran, yaitu :

a. Merumuskan Tujuan Riset


Perumusan tujuan riset sangat berkaitan dengan masalah atau peluang pemasaran.
Masalah dan peluang dalam pemasaran sendiri seperti koin mata uang, dimana kedua sisinya
akan selalu muncul bersamaan tergantung sisi mana yang diamati. Masalah yang dialami
oleh seseorang atau perusahaan di satu sisi, akan menjadi peluang bagi orang lain atau
perusahaan tertentu di sisi lain. Contoh sederhana, seseorang yang sedang kesulitan keuangan
untuk modal akan menumbuhkan peluang bagi orang yang ingin menanam modal. Contoh
lainnya yaitu seseorang yang menderita sakitmerupakan peluang bagi orang yang bisa
menyembuhkannya. Bahkan seorang yang meninggal saat ini menjadi peluang bisnis bagi
perusahaan yang bergerak di bidang layanan pengurusan jenazah, penguburan, hingga prosesi
doa bagi keluarga yang ditinggalkannya.

Masalah atau peluang pasar baik internal maupun eksternal tergantung bagaimana
periset melihatnya. Riset pemasaran dalam hal ini selain bertujuan mengeksplorasi dan
mengidentifikasi masalah sekaligus juga memberikan solusi, sehingga dapat memandang
masalah tersebut sebagai peluang di masa yang akan datang.

Sebuah riset yang powerfull dimulai dengan mengeksplorasi masalah pemasaran atau
perkiraan peluang pasar ke dalam rumusan tujuan riset. Merumuskan tujuan riset ini
bukanlah sekedar membuat sebuah pernyataan ansich. Rumusan ini haruslah merupakan hasil
eksplorasi awal, meski tidak mesti mendetail dapat berupa gejala, indikasi, atau hal-hal yang
diperkirakan akan terjadi. Setelah masalah yang menjadi objek riset dieksplorasi, selanjutnya
perlu dilakukan pembatasan agar lebih terfokus. Menurut Kerlinger (2004), eksplorasi
masalah yang baik dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang menanyakan.
Dan masalah tersebut dapat mengungkapkan suatu hubungan dua variabel atau lebih. Melalui
tahapan eksplorasi,pembatasan dan pengumpulan data ini akan dihasilkan rumusan tujuan
riset yang memiliki landasan yang kuat untuk tahapan riset selanjutnya. Sebuah riset yang
berbobot, secara mudah, akan terlihat dari alur hubungan antara masalah pemasaran, tujuan
riset, hingga rekomendasi berupa tindakan (pemasaran) standar.

Untuk mengeksplorasi masalah pemasaran yang menjadi objek riset, ada lima teknik
eksplorasi yang dapat membantu, yakni:
1. Brainstorming
Diskusi intensif baik dalam kelompok keeil (2-4 orang) maupun yang lebih besar.
Dengan dipandu seorang moderator, tema pembicaraan akan lebih terfokus sehingga masalah
dapat tergali secara mendalam. Sudut pandang yang berbeda di antara peserta diskusi akan
memperkaya perspektif suatu masalah.

10 | K E L O M P O K “ 6 ”
2. Ease Study
Studi kasus terhadap permasalahan sejenis dariperusahaan yang berbeda. Studi kasus
dapat diperoleh dari hasilpenelitian akademis atau bisnis, baik dalam berbagai media, jurnal,
dan literatur. Analogi terhadap kasus terkait akan membantu menemukan masalah bahkan
solusi yang sama pula.

3. Experience Interview
Mengeksplorasi masalah bisnis yang dihadapi dengan rnengundang orang yang ahli
(konsultan) di bidangnya untuk diwawancarai, Kompetensi dan pengalaman para ahli ini
akan membantu mengidentifikasi masalah dan terkadang dapat memberikan alternatif solusi.

4. Fishbone Technique
Metode tulang/sirip ikan yang diperkenalkan oleh Prof. Ishikawa untuk memetakan
masalah berdasar akibat dan akar penyebabnya. Berawal dari kepala ikan yang menyatakan
akibat utama. lalu diruntun faktor faktor penyebab utama dan turunannya pada tulang ikan
besar, sedang, dan kecil.

5. Why-why Question
Yakni menggali akar penyebab masalah dengan mempertanyakan secara berulang dan
terfokus, mengapa? Lalu mengapa?.

b. Penentuan Desain Riset


Seusai merumuskan tujuan riset, dilakukan penentuan desain risetyang sesuai.
Berdasarkan dari eksplorasi dan tujuan riset, desain riset pemasaran terbagi tiga jenis desain
(menurut Parasuraman, Aaker, W. Emory dan D. Cooper, serta Maholtra) yakni exploratory
research design, descriptive research design, dan cause effect research design. Pada
exploratory research atau desain riset penjajakan, umumnya masalah yang akan dipecahkan
belum terdefinisi secara pasti. Melalui desain riset inilah diharapkan kasus pemasaran yang
(akan) dihadapi tersebut dapat didefinisikan atau dijelaskan lebih spesifik. Seperti dalam hal
periset menghadapi kasus seperti ketidakpuasan pelanggan dan penurunan penjualan, namun
faktor-faktor yang memengaruhibelum diketahui pasti.

Beberapa buku riset pemasaran mengelompokkan riset exploratory inidalam


kelompok riset kualitatif karena proses penjajakannya banyak menggunakan metode dan
teknik kualitatif. Seperti experience interview, in depth interview, atau focus group
discussion (FGD). Di luar metode kualilatif, untuk mengeksplorasi masalah atau tujuan riset
dapat pulamenggunakan studi literatur (desk research). Studi literatur ini cukup murah dan
mudah dibanding desain riset lain, karena menggunakan data sekunder.

Untuk desain descriptive dan cause effect dapat dikelompokkan dalamconclusive


research design, karena memberikan konklusi (kesimpulan) pada akhir penelitiannya.
Keduanya diidentikkan dengan riset kuantitatif, karena menggunakan metode dan analisis
survei. Descriptive researchbertujuan untuk memahami gambaran atau deskripsi kasus
pemasaran secara mendetail, yang dapat mengacu pada jenis pertanyaan 5W+1H. Seperti
why (mengapa kasus itu terjadi), how (bagaimana kasus itu diketahui), what (hal apa yang
ingin diketahui), who (siapa yang berhubungan dengan kasus tersebut), when (pada saat
kapan kasus ituberkemungkinan terjadi), dan where (di mana kasus itu terjadi). Contoh kasus
pemasaran yang mengarah pada riset deskriptif seperti riset untukmengetahui karakteristik
kelompok pembeli potensial dan yang tidak. Atau pada kasus unluk mengetahui efektivitas
iklan sebuah produk yang memengaruhi konsumen untuk membeli.

11 | K E L O M P O K “ 6 ”
Berdasar sampel dan waktu pengujian, desain riset deskriptif dibagi menjadi dua
kelompok, yakni longitudinal design dan cross sectional design. Dalam longitudinal research
design, riset dilakukan pada sampel tetap yang diukur berulang kali sepanjang waktu.

Sedangkan cross sectional researchdesign dikumpulkan informasi dari sampel tertentu


saja dan tidak dilakukan berulang kali. Apabila dikumpulkan informasi dari satu sampel, hal
itu dilakukan hanya satu kali (waktu) saja, dikelompokkan dalam single cross-sectional. Dan
apabila dikumpulkan dari sampel-sampel yang berbeda pada waktu yang berbeda pula,
dikelompokkan dalam multiple cross-sectional.

Jenis cause effect research design atau riset sebab-akibat, bertujuan untuk
mengidentifikasi hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel kasus pemasaran. Dalam
beberapa buku teks, ada yang menamakan riset sebab-akibat ini sebagai riset eksperimental
karena untuk mengidentifikasi suatu variabel itu menjadi penyebab atau akibat variabel lain
dilakukan suatu ekperimen.

c. Pengumpulan Data
Tahapan riset pemasaran setelah periset mendesain kuesioner ialah mengumpulkan
data atau informasi yang dibutuhkan dari responden. Untuk metode riset kualitatif,
pengumpulan informasi dapat menggunakan FGD, in depth interview, projective technique,
atau desk research.Untuk metode riset kuantitatif, pengumpulan data umumnya dilakukan
perusahaan riset melalui wawancara tatap muka. Periset dapat pula mengumpulkan data
dengan menggunakan pilihan media interaksi lain seperti telepon, surat, atau Internet,
Wawancara tatap muka atau melalui alternatif media memiliki kelebihan dan kekurangan
yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan periset itu sendiri.

Wawancara tatap muka hanyak dipilih untuk mengumpulkan data,dikarenakan


pengontrolan yang kuat dari periset untuk meminimalisasinon-sampling error dan dapat
memaksimalkan pertanyaan yang akan digali melalui kuesioner. Namun terkendala dengan
bujet riset, khususnya untuk jumlah responden yang besar deugan cakupan wilayah yang
luas. Sedangkan survei dengan sedikit pertanyaan akan lebih efektif melalui telepon
(telesurvey) yang dapat mengakses wilayah cukup luas. Dalam metode telesurvey ini yang
menjadi catatan penting adalah keringkasan pertanyaan yang diajukan dan terbatas pada
responden yang memiliki akses telepon.

Perusahaan dapat pula mengumpulkan data dari konsumen melalui angket atau surat
seusai pembelian atau penggunaan jasa layanan. Angket tersebut dapat diberikan langsung,
disisipkan kemasan produk, atau bekerja sama dengan media cetak yang dibagikan pada
pembacanya. Beberapa sumber mengungkapkan, tingkat pengembalian riset melalui surat
yang cukup bagus berkisar 5-10% dari total jumlah surat yang disebar. Semakin besar
insentif atau hadiah yang dijanjikan bagi responden, semakm besar pula tingkat
pengembalian angket atau surat survei. Pengumpulan data melalui Internet memiliki
kesamaan seperti halnya melalui surat, namun terbatas pada responden pengakses Internet
yang masih minim pemakainya di Indonesia.

Pengumpulan data riset kuantitatif dapat pula dilakukan melalui observasi atau
pengamatan. Seperti survei untuk store check, distribution channel (lokasi gerai/ritel), atau
kepuasan pelanggan dan mutu layanan dengan mystery shopping. Namun observasi tersebut
harus dibekali lembar pengisian semacam kuesioner sehingga diperoleh data yang dapat
dikuantitatifkan.

12 | K E L O M P O K “ 6 ”
Seperti dalam riset store check dapatdianalisis tingkat penetrasi sebuah produk di
pasar dengan mengamati (mengecek) penjualan produk tersebut di berbagai toko.
Atau riset saluran distribusi untuk menentukan kelayakan bisnis lokasi gerai(outlet) yang
tepat juga melalui pengamatan di lapangan. Baik daya scrap pasar, yakni jumlah pengunjung
pada hari atau jam tertentu maupun analisis tingkat kompetisi dengan pesaing dari produk
ataujasa layanan sejenis.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode observasi agar dapat
dikategorikan dalam pengumpulan data riset kuantitatif, yaitu:
✓ Dibuat skenario atau prosedur pelaksanaan yang seragam dalam setiap survei di
lapangan;
✓ Dibuat prosedur pelaporan atau pengisian data hasil survey;
✓ Jumlah lokasi pengamatan merupakan sampel sehingga perlu diperhatikan
(teknik) pengambilan sampling-nya;
✓ Hasil pengamatan berupa data terkodifikasi sehingga dapatmembantu analisis
secara statistik, seperti korelasi, trend, atautracking.

Mystery Shopping (MS) merupakan salah satu metode observasi dalam riset
pemasaran yang sering digunakan untuk mengukur kualitas layanan, yakni dengan
mengirimkan sejumlah periset yang berperan sebagai mystery shopper. Dalam metode MS,
setiap periset bertindak layaknya konsumen yang melakukan transaksi atau kegiatan
pengamatan lainnya yang dituangkan dalam skenario observasi.

Menurut Peter Gurney (Service Intelligent, 2001), MS yang efektif untuk perbaikan
mutu layanan (service quality) perlu melalui sepuluh tahapan10 Steps Effectiveness Mystery
Shopper, yakni:
1. Review service & sales standard
Ulasan atas gambaran layanan standar yang telah diberikan perusahaan (klien)
terhadap pelanggan selama ini. Ulasan ini nantinya akan dianalisis apakah sudah dikerjakan
sesuai SOP, lain apakah mengacu dengan keinginan pelanggan atau perlu menggunakan
benchmark standard.

2. Design the evaluation tool


Mendesain perangkat analisis terhadap standar layanan tersebut. Apakah secara
minimal telah dilakukan olehpara front liner layanan perusahaan.

3. Determine scenario
Menentukan skenario yang ingin dilakukan melalui survei mystery shopper. Skenario
ini disesuaikan dengan perangkat evaluasi yang telah didesain sebelumnya.

4. Specify reporting needs


Skenario yang telah disusun akan dilanjutkan dengan pelaporan hasil survei secara
spesifik dan dimungkinkan untuk dikuantitatifkan untuk dibuat scoring, ranking,dan tracking.

5. Hire/Train Shoppers
Setelah skenario dan sistem pelaporan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan
rekrutmen para shopper yang bertindak seperti layaknya pelanggan. Para shopper akan
disesuaikan dengan karakter pelanggan, baik penampilan, aksen, maupun akseptabilitas
secara khusus.

13 | K E L O M P O K “ 6 ”
6. Conduct a baseline study
Pelaksanaan MS sebagai landasan studi penilaian atas mutu layanan yang telah
diberikan. Namun pada MS ini para front liner layanan perusahaan (klien) tidak
diberitahukan sebelumnya agar landasan penilaian awal lebih natural.

7. Share result
Hasil penilaian dan analisis MS dikonsultasikanbersama dengan para front liner
layanan untuk memperbaiki mutu layanan yang kurang dan mempertahankan yang telah baik
atau sesuai standar.

8. Set goals
Menyiapkan tujuan perbaikan mutu layanan yang berkelanjutan.

9. Train
Melatih para front liner layanan oleh internal perusahaan.

10. Repeat the study


Mengulang MS kembali dengan memberitahukan sebelumnya untuk mengevaluasi
dan penilaian atashasil pelatihan yang telah dilakukan para front liner.

d. Analisis Data
Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan tahapan pra analisis data
berupa penyuntingan, verifikasi, dan tabulasi data. Pasca pengumpulan data dilapangan
merupakan proses memasuki tahapan pra-analisis. Tabulasi data biasanya memang tidak
dimasukkan dalam prosedur analisis data riset karena belum mengungkapkan hubungan data
hasil riset. Namun sedikitnya tabulasi data ini dapat menyajikan pra analisis berupa ukuran
deskriptif masing-masing variable pengamatan. Tahapan lapangan di-entry pada program
computer. Dahulu sebelum program computer berkembang, data hasil survey dikumpulkan
dan analisis secara manual. Tentunya hal ini akan merepotkan untuk survey yang melibatkan
banyak responden. Dalam tahapan tabulasi dapat diperoleh ringkasan ukuran statistic
deskriptif sebagai pra-analisis.

Meski beberapa buku riset berbeda pendapat,apakah bagian dari tabulasi data ataukah
sudah masuk analisis data. Dalam ringkasan statistic deskriptif, data dijelaskan
karateristiknya secara kuantitatif yang ringkas. Pra-analisis ini akan membantu periset
menyajikan ribuan data dalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan lebih cepat
dimengerti. Lebih lanjut, tahapananalisis data yang masih menggunakan statistik deskriptif
dapat menyajikan informasi data dalam bentuk tabel dan visualisasi bagan, diagram, atau
grafik. Selain menyajikan data mentah menjadi lebih informatif, juga mempermudah proses
analisis data. Analisis data menggunakan tabel deskriptif dan visualisasi diagram ini akan
sangat membantu bagi praktisi yang awam dengan pengujian statistik. Karena cukup mudah
mengolahnya tanpa perlu mengernyitkan dahi denganrumus-rumus statistik. Atau
menggunakan statistical software yang membutuhkan waktu untuk mempelajarinya. Dan
tidak perlu khawatir, karena lembaga riset profesional pun menggunakan tabel-tabel
deskriptif sederhana dan visualisasi diagram untuk mendeskripsikan hasil-hasil risetnya.

Hasil riset kuantitatif yang terkait dengan fakta, informasi, pendapat, dan persepsi
responden umumnya dapat disajikan dalam bentuk tabel. Tabel tersebut berisikan kolom
kategori dari suatu variabel beserta kolom jumlah dan frekuensi. Adakalanya ditambahkan
kolom frekuensi kumulatif.

14 | K E L O M P O K “ 6 ”
Untuk variabel berisi data metrik dapat juga dibuatkan tabel, namun data tersebut
dikategorisasikan atau dibuat kelas-kelasnya terlebih dahulu. Jenis tabel sendiri tidak terlalu
banyak, yakni tabel satu arah dan tabel tabulasi silang (cross tabulation) dua arah atau lebih.
Selain tabel, informasi juga dapat ditampilkan lebih menarik dengan bentuk atau visualisasi
diagram (bagan/grafik). Namun menampilkan data dalam bentuk diagram, baik melalui
program MS Excel, Visio, atau program lainnya, perlu memerhatikan karakteristik dari data
tersebut. Di sebuahartikel, Rhenald Kasali mengomentari sering terjadinya tampilan
diagram(chart) yang tidak menunjukkan tidak adanya hubungan dengan data yang
dipresentasikan. Misalnya, data hasil riset menunjukkan pertumbuhan jumlah pemakai
Internet di Indonesia, namun teknik visual yang dibuat berbentuk pie chart. Alhasil,
visualnya jadi tidak "berbunyi", bahkan bisa membingungkan (detik.com, 2000).

Di bawah ini, beberapa visualisasi diagram pemasaran yang sering dibuat untuk analisis
data dan laporan riset pemasaran menggunakan fasilitas CHART pada MS Excel.

1. Pie Chart
Pie Chart atau diagram kue yang berbentuk lingkaran ini diperuntukkan bagi
visualisasi data proporsi atau persentase daribeberapa kategori. Cocok dipakai jika datanya
menunjukkan hubungan(relation) antara suatu kategori dengan kategori lain secara
keseluruhan. Hindari menggunakan pie chart apabila terlalu banyak kategori yang akan
ditampilkan. Gunakan saja tabel atau tabulasi data untuk memudahkan membaca proporsi
data dari masing-masing kategori. Pie chart dapat divariasikan dalam bentuk tiga dimensi,
bagian pie yang terbelah (exploded pie), atau bentuk donat (doughnut).

2. Bar Chart
Bar Chart atau diagram batang digunakan apabila hubungan antardatanya berupa
ranking, persamaan, korelasi. atau perbandingan. Ringkasnya, diagram ini berfungsi untuk
menunjukkan perbandingan(comparison) antara satu kelas dengan kelas yang lain dalam satu
atau beberapa variabel. Diagram batang dapat divariasikan dalam tampilan baris/kolom,
bentuk terbagi (stacked bar), atau bentuk bar-line chart seperti pareto charts.

3. Line Chart
Line graph atau grafik garis digunakan untuk menunjukkan hubungan antar data
berupa pertumbuhan, flukluasi, alau pertambahan/ pengurangan. Diagram garis yang paling
sederhana cukup menampilkan nilai dari masing-masing kategori. Berbeda dengan grafik
batang, pada grafik garis kita akan mudah melihat fluktuasi.

4. Scatter Plot Diagram IPA


Scatter plot diagram atau diagram titik digunakan jika ada suatuvariabel yang
menunjukkan korelasi dengan variabel lainnya, baik positif atau negatif. Atau variabelnya itu
tidak menunjukkan hubungan apapun dengan lainnya. Scatter diagram ini biasanya dipakai
jikaada plot-plot kecil yang menunjukkan data riset tersebut. Lalu, dari plot-plot ini ditarik
suatu garis yang akhirnya membuat plot terscbut jauh lebih gampang untuk dimengerti.

Contoh analisis data yang informatif menggunakan scatter plot adalah diagram
Important Perfomace Analysis (IPA). IPA merupakan diagram yang memetakan kinerja
(perfomance) suatu produk atau merek dengan tingkat kepentingan atau harapan di mata
konsumen. Sama seperti diagramtitik (kartesius) dengan dua sumbu x dan sumbu y pada
umumnya. Namun untuk lebih infor-matif, diagram dibagi empat bagian untuk
mempermudah analisis dan rekomendasi strategisnya.

15 | K E L O M P O K “ 6 ”
5. Diagram Jaring Laba-laba
Untuk memperbandingkan perceived quality dari berbagai merekproduk, analisis data
dapat lebih informatif dan menank dengan menggunakan diagram jaring laba-laba. Diagram
ini berbentuk segi "n" yang ditarik garis-garis simetris dan plot garis dari sumbu utama
menyerupai jaring laba-laba. Plot garis ini berfungsi untukmemperbandingkan skor rata-rata
perceived quality dari ke-n merek produk. Diagram ini mudah dibuat menggunakan fasilitas
CHART dari MS Excel tipe radar. Namun sebelumnya rata-rata skorperceived quality dari n
merek ini telah disiapkan.

6. Diagram Semantic Differential


Diagram ini biasa digunakan apabila kita menginginkan analisis perbandingan parameter-
parameter dari suatu merek/produk dengan kompetitornya. Perban-dingan ini dapat
membantu menggali keunikan dan keunggulan kompetitif (competitive advantage) dengan
kompetitor dekat atau dengan market leader sebagai strategi benchmarking. Yang perlu
disiapkan sebelumnya adalah desain kuesioner menggunakan skala semantic deferential.
Fasilitas CHART MS Excel yang digunakan adalah tipe scatter with data points connected by
lines.

e. Laporan Akhir Hasil Riset


Tahapan akhir dari seluruh proses riset pemasaran adalah penyusunan laporan akhir
sekaligus mempreserasikannya di depan klien atau pengguna. Menurut Wong Toon Quee
(1999), tujuan utama dari laporan akhir riset pemasaran adalah menyampaikan hasil riset dan
kesimpulan yang diperoleh, serta rekomendasi jika diperlukan dengan cara yang jelas dan
ringkas.

Bagi kalangan praktisi, laporan riset dapat dibuat dengan pendekatan laporan lengkap
standar atau populer. Sedangkan bagi kalangan akademisi, laporan riset umumnya sudah
memiliki format standar. Laporan lengkap standar disusun berdasar sistematika baku dan
dijelaskan secara detail. Sedangkan laporan populer itu lebih ringkas, bab-bab metodologi
dan analisis teknis lidak disajikan secara detail. Bagi riset profesional, kedua jenis laporan
riset perlu disampaikan bagi pihak klien. Hanya saja, laporan populer disiapkan untuk sajian
presentasi dan laporan lengkap beserta data riset penunjang (soft/hard copy) sebagai laporan
keseluruhan riset.

16 | K E L O M P O K “ 6 ”
2.7 PROSES RISET PASAR

Secara Konseptual, Proses Riset Pemasaran terdiri dari enam langkah:

Langkah1 : Definisi Masalah


Langkah pertama dalam proyek riset pemasaran adalah definisi masalah. Dalam
mendefinisikan masalah, peneliti harus memperhatikan maksud dilaksanakannya studi
tersebut, informasi latar belakang yang relevan, informasi yang dibutuhkan, dan bagaimana
informasi tersebut akan di gunakan dalam pembuatan keputusan.

Definisi masalah meliputi kegiatan pembahasan dengan pembuat keputusan,


wawancara dengan pakar industri, analisis data sekunder, dan mungkin, beberapa riset
kualitatif semisal focus Grup. Bila masalah telah didefinisikan dengan tepat, riset dapat
dirancang dan dilaksanakan dengan baik.

Langkah 2 : Pengembangan Pendekatan Terhadap Masalah


Pengembangan pendekatan terhadap masalah terdiri dari formulasi tujuan atau
bingkai kerja teoritis, model analitis, pertanyaan riset, serta hipotesis, dan identifikasi
informasi yang diperlukan. Proses ini dilakukan dengan diskusi dengan pakar manajemen
dan pakar industry, analisis data sekunder, riset kualitatif, dan pertimbangan pragmatis.

Langkah 3 : Formulasi Rancanagn Riset


Rancangan riset adalah bingkai kerja atau cetak biru untuk melaksanakan proyek
riset. Rancangan tersebut merinci produser yang penting untuk mendapatakan informasi yang
dibutuhkan, yang tujuannya adalah untuk merancang sebuah pengujian yang akan menguji
hepotesis dari hal yang di teliti, menentukan jawaban yang mungkin bagi pertanyaan riset,
serta menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk pembuatan keputusan. Melaksanakan
riset eksploratif, menetukan secara tepat variable, serta merancang skala yang sesuai men
gukur variable adalah juga bagian dari rancangan rise. Perihal bagaimana data harus di
dapatkan dari responden (misalnya, dengan melakukan survey atau percobaan) harus
diperhatikan. Penting juga untuk merancang kuesioner dan rencana sampling untuk memilih
responden untuk studi ini.
Secara lebih formal, memformulasikan rancangan riset terdiri dari langkah-langkah berikut :
✓ Penentuan informasi yang dibutuhkan
✓ Analisis data skunder
✓ Riset kualitatif
✓ Metode pengumpulan data kuantitatif (survey, observasi, dan percobaan)
✓ Prosedur pengukuran dan penetapan skala
Rancanagn kuesioner
Proses sampling dan ukuran sample
Rencana analisis data

Langkah 4 : Kerja Lapangan atau Pengumpilan Data


Pengumpulan data mengakibatkan tenaga lapangan atau staf yang beroperasi baik di
lapangan seperti dalam kasus wawancara personal (di rumah, di keramaian atau wawancara
berbantuan computer), dari kantor melalui telepon (wawancara telepon atau wawancara
telepon berbantuan computer), melalui surat (surat tradisional, survey panel surat dengan
rumah tangga yang telah di pilih sebelumnya), atau secara elektronil (email atau internet).
Seleksi yang sesuai, pelatihan, pengawasan, dan evaluasi tenaga kerja lapangan membantu
meminimalkan kesalahan pengumpulan data.

17 | K E L O M P O K “ 6 ”
Langkah 5 : Penyiapan Dan Presentasi Laporan
Penyiapan data terdiri dari proses edit, pengkodean, transkripsi, dan verifikasi data.
Setiap format kuesioner atau observasi diperiksa atau diedit dan, jika perlu, diperbaiki. Kode
nomor maupun huruf digunakan untuk mewakili masing-masing tanggapan terhadap
pertanyaan dalam kuesioner. Data kuesioner ditulis ulang atau diketik menggunakan mesin
ketik atau disket, atau direkam langsung kedalam komputer. Data tersebut dianalisi untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan komponen masalah riset penelitian
pemasaran, dengan demikian, menjadi masukan bagi masalah keputusan manajemen.

Langkah 6 : Penyiapan dan Presentasi Laporan


Keseluruhan proyek harus didokumentasikan dalam sebuah laaporan tertulis yang
memuat pertanyaan riset spesifikasi yang teridentifikasi, rancangan data, pengumpulan data,
serta prosedur analisis data yang diadopsi dan menyajikan hasil dan temuan utama, temuan
harus disajikan dalam sebuah formal yang komprehensif sehingga menejemen dapat dengan
mudah menggunakan temuan tersebut dalam proses pembuatan keputusan. Disamping itu,
presentasi lisan juga harus dilakukan dihadapan menejemen dengan menggunakan
tabel,gambar,grafik,untuk meningkatan kejelasan dan pengaruh.

18 | K E L O M P O K “ 6 ”
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Riset Pemasaran meliputi identifikasi, pengumpulan, analisis, penyampaian, dan


penggunaan informasi. Riset pemasaran adalah sebuah proses sistematis dan objektif yang
dirancang untuk mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah. Dengan demikian, riset
pemasaran dapat dikelompokan menjadi riset identifikasi masalah dan riset penyelesaian
masalah. Proses riset pemasaran terdiri dari enam langkah yang harus diikuti secara
sistematis. Riset pemasaran berperan mengkaji kebutuhan informasi, dan memberi informasi
yang relevan dalam rangka memperbaiki pembuatan keputusan pemasaran.

Riset pemasaran dapat dilaksanakan secara internal atau dapat dibeli dari pemasok
external yang disebut sebagai industri riset pemasaran. Pemasok layanan lengkap
menawarkan seluruh kisaran layanan riset pemasaran dari definisi masalah hingga penyiapan
dan penyampaian laporan. Layanan yang diberikan oleh pemasok tersebut dapat
dikelompokan menjadi layanan sindikasi, standar, khusus, atau internet.

Riset Pemasaran member sumbangan kepada Sistem dukungan keputusan dengan


menyediakan data riset bagi database., model pemasaran dan teknik analisis bagi basis
model, serta program riset pemasaran terspesialisasi bagi basis perangkat lunak. Masalah
etika dalam riset masalah melibatkan empat stakeholder : (1) Peneliti Pemasaran, (2) Klien,
(3) Responden, (4) Masyarakat.

Selain itu, dengan melakukan riset pasar, perusahaan/ brand bisa memahami kebutuhan
dan keinginan konsumen. Memahami kebutuhan konsumen membantu bisnis menciptakan
produk atau layanan yang sesuai dengan harapan konsumen. Intinya, riset pasar membantu
perusahaan atau bisnis mengumpulkan informasi penting dari target pasar. Hal ini dapat
menghilangkan bias dan asumsi sehingga bisa memahami sikap konsumen, dan membuat
keputusan bisnis yang lebih baik berdasarkan data.

19 | K E L O M P O K “ 6 ”
DAFTAR PUSTAKA

A. Churchill, Gilbert. 2001.Dasar-dasar Riset Pemasaran Jilid 1, edisi 4. Jakarta:


Erlangga.

Hendri, John. 2009. Riset Pemasaran. Universitas Gunadarma.

Istijianto.2005.Riset Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Malhotra(1993).Marketing Research an Applied Orientation.

Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran: Falsafah, Teori, dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Sunyoto, Danag. 2012. Model Analisis Jalur untuk Riset Ekonomi. Bandung: CV
Alfabeta.

20 | K E L O M P O K “ 6 ”

Anda mungkin juga menyukai