Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MENGUMPULKAN INFORMASI, MENGUKUR PERMINTAAN


PASAR, DAN MENCARI PELUANG DI LINGKUNGAN
PEMASARAN

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Kelompok Semester 3


Manajemen Pemasaran
Dosen Pengampu: Prof. Marijati Sangen, SE.MM

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Aswananda Rosalina (1910313320032)
Athiyyah Fachdina (1910313220068)
Fitri Ayu Andila (1910313320047)
Safna Muzpa Balel (1910313320012)
Siti Mahbubah (1910313120027)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Manajemen Pemasaran, dengan judul: “Mengumpulkan Informasi, Mengukur
Permintaan Pasar, dan Mencari Peluang di Lingkungan Pemasaran”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Demikian, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca umumnya dan penulis khususnya.

Banjarmasin, Oktober 2020

Tim penulis, kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................1

BAB II MENGUMPULKAN INFORMASI, MENGUKUR PERMINTAAN PASAR,


DAN MENCARI PELUANG DI LINGKUNGAN PEMASARAN.......................2
2.1 Sistem Pencatatan Internal................................................................................2
2.2 Sistem Intelijen Pemasaran...............................................................................2
2.3 Sistem Riset Pemasaran....................................................................................4
2.3.1 Proses Riset Pemasaran...........................................................................5
2.4 Sistem Pendukung Keputusan Pemasaran........................................................9
2.4.1 Alat Pendukung Pengambilan Keputusan Manajemen...........................10
2.5 Tinjauan atas Peramalan dan Pengukuran Permintaan.....................................11
2.6 Menganalisis Kebutuhan dan Kecendrungan di Lingkungan Makro...............12
2.7 Mengidentifikasi dan Menanggapi Kekuatann Lingkungan Makro.................12
BAB III PENUTUP................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap manager dalam organisasi harus meneliti lingkungan luar, tanggung jawab utama
untuk mengidentifikasi perubahan pasar yang signifikan terletak di bahu pemasar perusahaan.
Mereka mempunyai dua keunggulan: mereka mempunyai metode disiplin untuk mengumpulkan
informasi. Dan mereka menghabiskan lebih banyak waktu di bandingkan karyawan lainnya
untuk berinteraksi dengan pelanggan dan meneliti persaingan serta perusahaan dan kelompok
luar lainnya.
Sistem informasi pemasaran (marketing information system—MIS) terdiri dari orang,
peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis, mengevaluasi, dan
mendistribusikan informasi yang diperlukan secara tepat waktu dan akurat kepada pembuat
keputusan pemasaran. Sistem informasi yang dirancang dengan baik diawali dari pengguna dan
diakhiri dari pengguna.
Sistem informasi pemasaran bergantung pada catatan internal perusahaan, kegiatan
intelijen pemasaran, dan riset pemasaran. Sistem informasi pemasaran harus merupakan
persilangan antara apa yang kira-kira dibutuhkan oleh manajer, apa yang benar-benar mereka
butuhkan, dan apa yang benar-benar layak secara ekonomis. Komite MIS Internal dapat
mewawancarai manajer pemasaran lintas bagian untuk mendapatkan informasi yang mereka
butuhkan.

1.2 Perumusan Masalah


1. Jelaskan tentang sistem perencanaan internal?
2. Jelaskan tentang sistem intelijen pemasaran?
3. Jelaskan tentang sistem riset pemasaran?
4. Jelaskan tentang sistem pendukung keputusan pemasaran?
5. Jelaskan bagaimana tinjauan atas peramalan dan pengukuran permintaan?
6. Jelaskan cara menganalisis kebutuhan dan kecendrungan di lingkungan makro?
7. Jelaskan cara mengidentifikasi dan menanggapi kekuatan lingkungan makro?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tentang sistem perencanaan internal
2. Menjelaskan tentang sistem intelijen pemasaran
3. Menjelaskan tentang sistem riset pemasaran
4. Menjelaskan tentang sistem pendukung keputusan pemasaran
5. Tinjauan atas peramalan dan pengukuran permintaan
6. Menganalisis kebutuhan dan kecendrungan di lingkungan makro
7. Mengidentifikasi dan menanggapi kekuatan lingkungan makro

1
BAB II
MENGUMPULKAN INFORMASI, MENGUKUR PERMINTAAN PASAR, DAN
MENCARI PELUANG DI LINGKUNGAN PEMASARAN

2.1 Sistem Pencatatan Internal

Manajer pemasaran mengandalkan laporan internal pesanan, penjualan, harga, biaya,


tingkat persediaan, piutang, utang, dan seterusnya. Dengan menganalisis informasi ini, mereka
dapat menemukan berbagai peluang dan masalah penting. Memberikan informasi tentang operasi
dan departemen perusahaan sendiri.

Siklus Pesanan-sampai-Pembayaran
Inti sistem pencatatan internal adalah siklus pesanan-sampai-pembayaran. Perwakilan,
penjualan, penyalur, dan pelanggan mengirimkan pesanan ke perusahaan. Departemen penjualan
menyiapkan tagihan, mengirimkan salinannya ke berbagai departemen, dan memesan ulang
barang-barang yang habis. Barang-barang yang dikirimkan ini menghasilkan dokumen
pengiriman dan penagihan yang dikirimkan ke berbagai departemen.
Perusahaan masa kini harus melakukan langkah-langkah ini dengan cepat dan akurat,
karena pelanggan menyukai perusahaan yang dapat menjanjikan pengiriman tepat waktu. Oleh
karena itu banyak perusahaan telah menggunakan internet dan ekstranet untuk meningkatkan
kecepatan, akurasi dan efisiensi siklus pesanan-sampai-pembayaran.

Sistem Informasi Penjualan


Manajer pemasaran memerlukan laporan yang tepat waktu dan akurat tentang penjualan
yang terkini. Perusahaan harus menerjemahkan data penjualan secara hati-hati agar tidak
menarik kesimpulan yang salah.

Database, Gudang Data, dan Penggalian Data


Saat ini perusahaan mengelola informasi mereka dalam database – database pelanggan,
database produk, database wiraniaga, dan kemudian menggabungkan data dari berbagai
database. Contoh: database pelanggan berisi semua nama pelanggan, alamat, transaksi masa lalu,
dan terkadang bahkan data demografis dan psikografis (kegiatan, minat, dan pendapat).

2.2 Sistem Intelijen Pemasaran


Sistem intelijen pemasaran (marketing intelligence system) adalah kumpulan prosedur
dan sumber daya yang digunakan manajer untuk mendapatkan informasi harian tentang berbagai
perkembangan dalam lingkungan pemasaran. Manajer pemasaran mengumpulkan intelijen

2
pemasaran dengan membaca buku, surat kabar, dan publikasi dagang, berbicara dengan
pelanggan, pemasok, dan distributor, mengamati media sosial di internet melalui kelompok
diskusi online, daftar email dan blog dan melakukan pertemuan dengan manajer perusahaan lain.
Sebuah perusahaan dapat mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan kualitas
intelijen pemasarannya.
 Melatih dan memotivasi tenaga penjualan untuk menemukan dan melaporkan
perkembangan baru
Perusahaan harus "menjual" tenaga penjualannya berdasarkan arti penting mereka sebagai
pengumpul intelijen. Sebagai contoh, beberapa pelanggan menggunakan bahan kedap air
Grace untuk membuat mobil serta sepatu bot dan tenda mereka kedap suara.
 Memotivasi distributor, pengecer, dan perantara lain untuk menyampaikan intelijen yang
penting
Banyak perusahaan mempekerjakan spesialis untuk mengumpulkan intelijen pemasaran.
Penyedia layanan dan pengecer sering mengirimkan pembelanja misterius ke toko-toko
mereka untuk menilai kebersihan fasilitas.
 Membentuk jaringan eksternal
Perusahaan dapat membeli produk pesaing, menghadiri open house dan pameran dagang.
Membaca laporan terbitan pesaing, dan menghadiri rapat. Tentu saja sebelum adanya
internet, terkadang anda benar benar harus pergi ke lapangan dan mengamati
persaingan.perusahaan masih bisa mendapatkan informasi bermanfaat di lapangan.
Pengumpulan intelijen kompetitif haruslah resmi dan etis. Procter & Gamble dilaporkan
membayar penyelesaian jutaan dolar kepada unilever ketika beberapa operatif eksternal yang
dipekerjakan sebagai bagian dari program intelijen korporat P&G yang mempelajaru tenteng
produk perawatan rambut.
 Membentuk panel penasihat pelanggan
Anggota dapat meliputi perwakilan pelanggan atau pelanggan terbesar perusahaan atau
sebagian besar pelanggan yang jujur dan canggih. Banyak sekolah bisnis mempunyai panel
penasihat yang terdiri dari para alumni dan perekrut yang memberikan umpan balik pada
kurikulum.
 Memanfaatkan sumber daya data pemerintah
Sensus AS tahun 2000 memberikan tinjauan mendalam terhadap perpindahan populasi,
kelompok demografi, migrasi regional, dan perubahan struktur keluarga dari 281.421.906
orang.
 Membeli informasi dari pemasok luar
Pemasok data terkenal meliputi A.C. Nielsen Company dan information Resources Inc.
(lihat Tabel 2.1) Perusahaan riset ini mengumpulkan data panel konsumen dengan biaya
yang jauh lebih rendah dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan bila mereka
mengelola datanya sendiri.

3
 Nielsen company: data tentang produk dan merek yang dijual melalui gerai eceran
(Retail Index Services), data pemindai supermarket (Scantrack), data pemirsa televisi
(Media Research Services), data sirkulasi majalah (Neodata Services Inc) dan lainnya.
 MRCA Information Services: data tentang pembelian produk konsumen yang
dilakukan keluarga setiap minggu (National Consumer Panel) dan data tentang
konsumsi makanan rumab (National Menu Cencus).
 Informasi Resources Inc: data pemindai supermarket (Infoscan) dan data tentang
dampak promosu supermasket (PromotioScan).
 SAMI/Burke: laporan tentang penarikan gudang ke toko makanan diwilayah pasar
tertentu (laporan SAMI) dan dara pemindau supermarket (SamScan).
 Simmons Market Research Bureau (MRB Group): laporan tahunan yang meliputi pasar
televisi, perlengkapan olahraga, dan obat-obatan khusus, dengan data demogtafis
berdasarjan jenis kelamin, penghasilan, usia, dan prefensi merek (pasar selektif dan
media yang menjangkau mereka).
 Perusahaan riset komersial lain yang menjual data kepada para pelanggan terdaftar
meliputi Audit Bureau of Circulation, Arbitron Audits and Surveys, Dun & Bradstreet,
National Family Opinion, Standard Rate & Data Service, dan Starch.

Tabel 2.1. Sumber Data Komersial Sekunder

 Menggunakan sistem umpan balik pelanggan online untuk mengumpulkan intelijen


kompetitif
Dewan peninjau pelanggan, forum diskusi, ruang chatting, dan blog dapat mendistribusikan
penilaian produk atau pemasok yang dilakukan pelanggan hingga sejumlah besar pembeli
potensial lain dan tentu saja bagi pemasok yang mencari informasi tentang persaingan.
Ruang chatting memungkinkan pengguna berbagi pengalaman dan kesan, tetapi sifatnya
yang tidak terstruktur seperti dewan diskusi pelanggan atau tinjauan pelanggan. Beberapa
perusahaan mensirkulasikan intelijen pemasarannya. Staf memindai internet dan publikasi
utama, merangkum berita-berita yang relevan, dan mendiseminasikam buletin berita kepada
manajer pemasaran. Fungsi intelijen kompetitif paling berhasil ketika operadi intelijen
bekerja sama secara erat dengan para pengguna kunci dalam proses pengambilan keputusan.

2.3 Sistem Riset Pemasaran


Manajer pemasaran sering melaksanakan studi pemasaran formal tentang berbagai
masalah dan peluang tertentu. Tugas periset pemasaran adalah membuat pandangan tentang
sikap dan perilaku pembelian pelanggan. Pemahaman atau gagasan pemasaran (Marketing
insight) memberikan informasi diagnostik tentang bagaimana dan mengapa kita meneliti
pengaruh tertentu di pasar, dan apa arti hal tersebut bagi pemasar. Riset pemasaran (Marketing

4
research) merupakan perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan data sistematis serta
temuan yang relevan terhadap situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan.
Perusahaan riset pemasaran dapat dibagi dalam tiga kategori:
1. Perusahaan riset yang terindikasi dengan jasa. Perusahaan ini mengumpulkan informasi
konsumen dan perdagangan, yang mereka jual untuk mendapatkan imbalan.
2. Perusahaan riset pemasaran sesuai pesanan. Perusahaan ini dipekerjakan untuk
melaksanakan proyek khusus. Mereka merancang studi dan melaporkan temuan.
3. Perusahaan riset pemasaran spesialis lini. Perusahaan ini memberikan layanan riset yang
terspesialisasi.
Perusahaan kecil dapat menyewa jasa dari perusahaan riset pemasaran atau mengadakan riset
dalam cara yang kreatif dan terjangkau, seperti:
1. Melibatkan mahasiswa atau profesor untuk merancang dan melaksanakan proyek.
2. Menggunakan internet
3. Memeriksa pesaing
Sebagian besar perusahaan menggunakan kombinasi sumber daya riset pemasaran untuk
mempelajari strategi industri, perusahaan, pemirsa, dan saluran mereka.

2.3.1 Proses Riset Pemasaran

Langkah 1: Mendefinisikan Masalah, Alternatif Keputusan, dan Tujuan Riset


Manajer pemasaran harus berhati-hati untuk mendefinisikan masalah terlalu luas atau terlalu
sempit untuk periset pemasaran. Beberapa riset bersifat eksploratif, tujuannya adalah untuk
memperjelas sifat masalah sebenarnya dan menyarankan kemungkinan solusi atau ide baru.
Beberapa riset bersifat deskriptif, riset ini berusaha menghitung permintaan. Dan beberapa
riset bersifat kausal, tujuannya adalah menguji hubungan sebab-akibat.
Langkah 2: Mengembangkan Rencana Riset
Tahap kedua riset pemasaran adalah dimana kita mengembangkan rencana paling efektif
untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dan berapa biayanya. Untuk merancang
rencana riset, kita harus mengambil keputusan tentang sumber data, pendekatan riset,
instrumen riset, rencana pengambilan sampel, dan metode kontak.
Sumber Data. Periset dapat mengumpulkan data sekunder, data primer, atau keduanya.
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk tujuan lain dan sudah ada di suatu
tempat. Data primer adalah data baru yang diikumpulkan untuk tujuan tertentu atau untuk
proyek riset tertentu. Periset biasanya memulai penyelidikan mereka dengan mempelajari
beragam data sekunder yang rendah biayanya dan sudah tersedia, untuk melihat apakah
mereka dapat menyelesaikan sebagian atau seluruh masalah tanpa mengumpulkan data
primer yang mahal. Ketika data yang dibutuhkan tidak ada atau sudah ketinggalan zaman,
tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak dapat diandalkan, periset harus mengumpulkan data
5
primer. Sebagian besar proyek riset pemasaran mencakup beberapa pengumpulan data
primer.
Pendekatan Riset. Pemasar mengumpulkan data primer dengan lima cara: melalui
observasi, kelompok fokus, survei, data perilaku, dan pengalaman.
1. Riset Observasi. Periset dapat mengumpulkan data baru dengan meneliti pelaku dan
setting yang relevan, diam-diam menelitiketika mereka berbelanja atau ketika mereka
mengkonsumsi produk.
Riset Etnografi adalah pendekatan riset observasi tertentu yang menggunakan konsep dan
alat dari ilmu antropologi dan disiplin ilmu sosial lain untuk memberikan pemahaman
mendalam tentang bagaimana orang hidup dan bekerja. Tujuannya adalah agar periset
dapat menyelami kehidupan seseorang untuk mengungkap keinginan terpendam yang
mungkin tidak terungkap dalam bentuk riset lain. Riset etnografi sesungguhnya paling
berguna di pasar yang sedang berkembang, terutama di daerah terpencil, di mana
perusahaan tidak mengenal konsumennya dengan baik.
2. Riset Kelompok Fokus. Kelompok fokus (focus group) adalah sebuah perkumpulan yang
terdiri dari 6 sampai 10 orang yang dipilih secara teliti oleh periset berdasarkan
pertimbangan demografis, psikografis, atau pertimbangan lain dan dipersatukan untuk
mendiskusikan berbagai topik minat dalam waktu yang panjang.
3. Riset Survei. Perusahaan melaksanakan survei untuk mempelajari pengetahuan,
kepercayaan, preferensi, dan kepuasan masyarakat dan mengukur berbagai besaran ini
dalam populasi umum. Banyak pemasar melakukan survei online dimana mereka dapat
mengembangkan, mengatur, dan mengumpulkan kuesioner berbasis Web dan E-mail
dengan mudah. Membuat survei yang pendek dan sederhana serta mengumpulkan
pelanggan tidak lebih dari sekali dalam sebulan merupakan dua kunci untuk menarik
pelanggan ke dalam usaha pengumpulan data. Menawarkan insentif adalah cara lain
perusahaan mendapatkan kupon diskon produk atau peluang memenangkan hadiah uang
tunai.
4. Data Perilaku. Pelanggan meninggalkan jejak perilaku pembelian mereka di data
pemindai toko, pembelian katalog, dan database pelanggan. Pemasar dapat belajar
banyak dengan menganalisis data ini. Pembelian aktual mencerminkan preferensi
konsumen dan sering kali lebih dapat diandalkan daripada pernyataan yang mereka
berikan kepada periset pasar.
5. Riset Eksperimen. Riset yang paling valid secara ilmiah adalah riset eksperimen
(experimental research). Riset ini dirancang untuk menangkap hubungan sebab akibat
dengan menghilangkan berbagai penjelasan tentang temuan yang diteliti. Jika eksperimen
itu dirancang dan dilaksanakan dengan baik, manajer riset dan pemasaran bisa 100%
mengandalkan kesimpulannya. Eksperimen membutuhkan pemilihan kelompok subjek
yang sesuai, memberikan perlakuan yang berbeda kepada mereka, mengendalikan
variabel-variabel yang tidak relevan, dan memeriksa apakah perbedaan respons yang
diteliti cukup signifikan secara statistik. Jika kita dapat menghilangkan atau
mengendalikan faktor-faktor yang tidak relevan, kita dapat menghubungkan pengaruh
yang diteliti dengan beragam perlakuan atau rangsangan.

6
Instrumen Riset. Periset pemasaran mempunyai tiga pilihan instrumen riset utama dalam
mengumpulkan data primer: kuesioner, pengukuran kualitatif, dan peralatan teknologi.
1. Kuesioner. Kuesioner (questionnaire) terdiri dari sekelompok pertanyaan yang diajukan
kepada responden. Bentuk, kata-kata, dan urutan pertanyaan akan mempengaruhi
respons. Pertanyaan tertutup menspesifikasikan semua kemungkinan jawaban yang lebih
mudah untuk diinterpretasikan dan dihitung. Pertanyaan terbuka memungkinkan
responden untuk menjawab pertanyaan dengan kata-kata mereka sendiri dan seringkali
lebih mengungkapkan cara berpikir seseorang.
2. Pengukuran Kualitatif. Teknik riset kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang
relatif tidak terstruktur, yang memperbolehkan adanya rentang kemungkinan respons.
Keragaman ini hanya dibatasi oleh kreativitas peneliti pemasaran.
3. Peralatan Teknologi. Teknologi telah berkembang begitu pesat sehingga pemasar dapat
menggunakan peralatan seperti sensor kulit, pemindai gelombang otak, dan pemindai
badan penuh untuk mendapatkan respons konsumen.
Rencana Pengambilan Sampel. Setelah memutuskan pendekatan dan instrumen riset,
periset harus merancang rencana pengambilan sampel. Hal ini memerlukan tiga keputusan:
1. Unit pengambilan sampel: Siapa yang harus kita survei?
Setelah menentukan unit pengambilan sampel, pemasar harus mengembangkan
kerangka sampel sehingga semua orang dalam populasi sasaran mempunyai peluang
yang sama untuk menjadi sampel.
2. Ukuran sampel: Berapa banyak orang yang harus kita survei?
Sampel yang besar memberikan hasil yang lebih dapat diandalkan. Ukuran sampel yang
kurang dari 1% populasi sering memberikan reabilitas yang baik, dengan prosedur
pengambilan sampel yang kredibel.
3. Prosedur pengambilan sampel: Bagaimana kita harus memilih responden?
Ketika biaya atau waktu untuk menggunakan pengambilan sampel probabilitas terlalu
tinggi, periset pemasaran akan menggunakan pengambilan sampel nonprobabilitas.
(lihat tabel 3.1)

A. Sampel Probabilitas
Sampel acak sederhana Setiap anggota populasi memiliki kesempatan seleksi
(simple random sample) yang sama.
Sampel acak terstratifikasi Populasi dibagi menjadi kelompok yang secara
(stratified random sample) eksklusif memiliki persamaan (seperti kelompok usia),
dan sampel acak diambil dari setiap kelompok.
Sample gugus (cluster/area Populasi dibagi menjadi kelompok yang secara
sample) eksklusif memiliki persamaan (seperti blok kota), dan
periset mengambil sampel dari kelompok itu untuk
diwawancara.
B. Sampel Nonprobabilitas
Sampel mudah (convenience Peneliti memilih anggota populasi yang paling mudah
sample) diakses.

7
Sample penilaian (judgement Peneliti memilih anggota populasi yang memiliki
sample) prospek yang baik untuk mendapatkan informasi
akurat.
Sample kuota (quota sample) Peneliti menemukan dan mewawancarai sejumlah
orang yang direkomendasikan dalam masing-masing
kategori.
Tabel 3.1. Sample Probabilitas dan Nonprobabilitas

Metode Kontak. Sekarang periset pasar harus memutuskan bagaimana ia akan


menghubungi subjek: lewat kuesioner surat, wawancara telepon, wawancara pribadi, atau
wawancara online.

Langkah 3: Mengumpulkan Informasi


Fase pengumpulan data riset pemasaran biasanya adalah fase termahal dan paling cenderung
mengandung kesalahan. Ada empat masalah utama, yaitu beberapa responden tidak pernah
ada di rumah dan harus dihubungi kembali atau diganti. Responden lain menolak bekerja
sama. Responden lainnya lagi akan memberikan jawaban yang tidak jujur dan beberapa
pewancara mungkin tidak jujur.
Metode pengumpulan data maju pesat berkat perkembangan teknologi komputer dan
telekomunikasi. Beberapa perusahaan riset telepon melakukan wawacara dari lokasi pusat,
menggunakan pewancara profesional untuk membaca sekumpulan pertanyaan dari monitor
dan mengetikkan jawaban responden ke komputer. Prosedur ini menghilangkan proses
pengeditan dan pengkodean, mengurangi kesalahan, mmenghemat waktu, dan menghasilkan
semua statistik yang dibutuhkan.
Langkah 4: Menganalisis Informasi
Sekarang periset menghitung rata-rata dan mengukur dispersi variabel-variabel utama dan
menerapkan beberapa teknik statistik canggih dan model keputusan dengan harapan
menemukan temuan tambahan. Penguji dapat menguji berbagai hipotesis dan teori, juga
menerapkan analisis sensivitas untuk menguji asumsi dan kekuatan kesimpulan.
Langkah 5: Mempresentasikan Temuan
Periset mempresentasikan temuan yang relevan dengan keputusan pemasaran utama yang
dihadapi manajemen. Periset semakin ditutut untuk memainkan peran konsultan yang lebih
proaktif dalam menerjemahkan data dan informasi menjadi pandangan dan rekomendasi.
Periset juga harus mempertimbangkan cara untuk mempresentasikan temuan riset dalam
cara yang sebisa mungkin dapat dipahami dan mendorong.
Langkah 6: Mengambil Keputusan
Manajer yang memerintahkan dilakukannya riset harus mempertimbangkan bukti. Jika
kepercayaan mereka terhadap temuan rendah, mereka mungkin memutuskan untuk menolak.
Jika mereka telah terpengaruh, temuan itu akan mendorong preferensi mereka. Bahkan,
8
mereka dapat memutuskan untuk mempelajari masalah ini lebih lanjut dan melakukan lebih
banyak riset. Keputusan ada di tangan mereka, riset yang dilakukan secara cermat
memberikan pandangan bagi mereka terhadap masalah tersebut.
Dewasa ini semakin banyak organisasi yang menggunakan sistem dukungan keputusan
pemasaran untuk membantu manajer pemasaran mereka membuat keputusan yang lebih
baik. Sistem dukungan keputusan pemasaran (marketing decision support system) adalah
pengumpulan data terkoordinasi, sistem, alat, dan teknik, dengan perangkat lunak dan keras
yang mendukung, dengan mana organisasi mengumpulkan dan menerjemahkan informasi
relevan dari bisnis dan lingkungan dan mengubahnya menjadi dasar bagi tindakan
pemasaran.

Mengatasi Halangan dalam Penggunaan Riset Pemasaran


Di samping pertumbuhan riset pemasaran yang pesat, banyak perusahaan masih gagal
menggunakan riset pemasaran secara memuaskan atau tepat, untuk beberapa alasan.
 Konsepsi sempit tentang riset. Banyak manajer mengharapkan periset merancang
kuesioner, memilih sampel, mengadakan wawancara, dan melaporkan hasil, tanpa
memberikan definisi seksama tentang masalah.
 Kemampuan periset yang tidak seimbang. Beberapa manajer mempekerjakan periset
pemasaran yang kurang kompeten, yang lemah dalam pelatihan dan rendah kreativitasnya
sehingga menyebabkan hasil yang tidak impresif. Hasil yang mengecewakan mendorong
kecurigaan manajemen terhadap riset pemasaran dan gaji yang rendah mengakibatkan
munculnya berbagai masalah dasar.
 Penentuan kerangka masalah yang buruk.
 Temuan yang terlambat dan terkadang salah. Manajer menginginkan hasil yang akurat
dan konklusif dalam waktu singkat. Tetapi riset pemasaran yang baik membutuhkan
waktu dan uang. Manajer akan kecewa ketika riset pemasaran memerlukan biaya besar
dan waktu lama.
 Perbedaan kepribadian dan presentasional. Perbedaan antara gaya manajer lini dan
periset pemasaran sering menghalangi hubungan yang produktif. Bagi manajer yang
menginginkan kekonkretan, kesederhanaan, dan kepastian, laporan periset mungkin
tampak abstrak, rumit, dan tentatif. Tetapi dalam perusahaan yang lebih progresif, periset
pemasaran dimasukkan sebagai anggota tim manajemen produk dan pengaruh mereka
pada strategi pemasaran pun semakin bertumbuh.

2.4 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemasaran

SPPK adalah serangkaian ‘teknologi pemecahan masalah yang terdiri dari manusa, ilmu
pengetahuan, perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang berkaitan
ddengan proses manajemen “ (little 1979) untuk memfasilitasi pengembalian keputusan manajer
pemasaran.

9
O’Brein (1990) menyatakan bahwa tekanan terhadap persaingan menyebabkan banyak
pemasar menggunakan SPPK untuk memperbiki tingkat efektivitas pasar sasaran. Sehubungan
dengan pentingnya ketersediaan data dan orientasi yang didasarkan pada konsumen dalam
mengembangkan SPPK pemasaran, sebagian besar perusahaan dalam banyak industry yang lebih
memfokuskan pada konsumen dan berkeinginan untuk menjadi “cepat fleksibel, dan responsip
terhadap kompetisi’’.
Karakteristik system pengambilan keputusan SPPK dikategorikan berdasarkan 3 model
(Bonczek, Holsapple dan Winston, 1981, P. 18), yaitu :
1. Incorporating model
2. Penyediaan informasi bagi manajer dengan tingkatan yang lebih tinggi dalam mendukung
keputusan yang tidak terstruktur
3. Para pengguna yang memiliki kemampuan dalam pemahaman bahasa komputer yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah.

2.4.1 Alat Pendukung Pengambilan Keputusan Manajemen

DATA INTERNAL

Alat pendukung Keputtusan


Pemeriksaan dan pelaporan
Model pemecahan masalah Informasi yang
Model simulasi membantu
Model opimasi pengambilan
System pendukung bagi eksekutif
keputusan
System pendukung keputusan
berkelompo
Intelijen buatan

DATA
EKSTERNAL

Gambar diatas menguraikan beberapa alat pendukung pengambilan keputusan. hal ini
seharusnya diperhatikan bahwa walaupun analisis model yang biasanya dihubungkan dengan
SPPK tidaklah secara jelas menunjukan sistem pelaporan dan pemeriksaan, model tersebut
termasuk dalam hirarki ini karena model tersebut biasanya merupakan bentuk dukungan pertama
dari komputer yang kemudian mengolahnya menjadi data yang siap digunakan oleh para manajer
pemasaran dan informasi yang tersedia tersebut dapat membantu mereka dalam proses
pengambilan keputusan. lebih dari, sesulit apapun data yang ada kini dapat disajikan dalam
bentuk grafik, termasuk didalamnya data pemetaan secara geografis dan data yang dapat

10
ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi, juga tampilan data dalam aneka warna dan hal itu
mampu meningkatkan nilai pengambilan keputusan dimana sistem pelaporan dan pemeriksaan
yang telah disusun memang secara khusus dibuat digunakan oleh para manajer pemasaran.
Model Bonczek. Holspple dan Whinston dipakai untuk lebih dikenal secara mendalam,
seperti halnya kita menyusun hirarki penganalisaan model pendukung bagi para eksekutif,
pengambilan keputusan berkelompok dan sistem intelijen buatan. Sistem-sistem tersebut
menyediakan kemampuan analitis yang sangat cepat dalam menelusuri bagaimana sesuatu hal
tersebut dapat dipengaruhi, juga untuk memperkirakan apa saja yang mungkin terjadi dalam
keadaan yang tidak pasti serta untuk menggambarkan pennguraian data secara lengkap, dan
informasi-informasi yang tersedia untuk organisasi.
Sementara SPPK membantu para pemasar dalam membuat keputusan. mereka tidak
menggantikan penilaian secara manajerial. Banyak kegunaan dari SPPK berasal dari
kemampuannya untuk memperbolehkan para pembuat keputusan berhubungan secara langsung
dengan model-model atau bentuk lain untuk melakukan analisa. Hubungan ini menyediakan
fleksibilitas dalam menganalisa data yang sifatnya penting, dikarenakan pertanyaan-pertanyaan
pemasaran yang komplek dan rumit dan juga karena keadaan lingkungan pemasaran yang relatif
selalu berubah.
Hoch (1994) telah mengembangkan sebuah perbandingan yang menarik atas keunggulan
dan kelemahan antara model pengambilan keputusan yang ada dengan model lain yang lebih
baik. Menurut Hoch bahwa model yang lebih baik (expert) telah bias, terlalu memiliki keyakinan
yang berlebihan, emosional atau gampang mengalami kelelahan dan menjadi semakin tidak
konsisten. Sebaliknya model yang ada adalah model yang tidak biasa (kecuali untuk beberapa
kesalahan yang spesifik) tidak terpengaruh oleh tekanan sosial, teratur dan dapat menunjukan
hasil yang tepat secara optimal. Hoch juga menyatakan bahwa bagaimanapun juga model-model
yang telah dikenal saja yang telah dispesifikkan penggunaannya oleh para perancang model,
yang khusus ditujukan untuk pertanyaan-pertanyaan yang belum ditentukan sebelumnya dan
cenderung bersifat kaku. Dimana yang telah benar-benar pahamlah yang tahu apa saja
permasalahan yang ada didalamnya sehingga dapat menyediakan suatu evaluasi secara subjektif,
felksibel dan memiliki pengetahuan yang telah terorganisasi dengan baik mengenai hal tersebut.
Dalam keadaan yang ideal, SPPK dapat dikembangkan dan digunakan dengan berbagai macam
cara sehingga memperbolehkan para manajer untuk mengkombinasikan pengalaman dan intuisi
yang telah diperolehnya dengan objektivitas yang konsisten dari model-model dasar komputer.
Dengan komputerisasi informasi yang didasarkan pada SPPK dan faktor pengetahuan
yang ada pada manusia, kita dapat memahami tipe pertama dari SPPK yaitu, sistem pelaporan
dan pemeriksaan.

2.5 Tinjauan Atas Peramalan Dan Pengukuran Permintaan Pasar


Meramalkan permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu
pekerjaan yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan, dalam rangka memprediksi
berapa besar peluang-peluang pasar yang tersedia di masa depan.

11
Pengukuran permintaan pasar memerlukan pemahaman yang jelas akan pasar yang
tercakup, istilah pasar mempunyai banyak arti, pada mulanya pasar adalah tempat fisik
dimana pembeli dan penjual bertemu untuk menukarkan barang dan jasa. Bagi seorang
pemasar, pasar adalah kumpulan semua pembeli nyata dan pembeli pontensial.
Mengukur permintaan pasar saat ini, pemasaran pasti ingin memperkirakan tiga aspek
berbeda permintaan pasar saat ini yakni permintaan pasar total, permintaan pasar menurut
wilayah, dan penjualan nyata dan pangsa pasar.

2.6 Menganalisis Kebutuhan dan Kecendrungan di Lingkungan Makro


Pengusaha dan individu perusahaan selalu berusaha menciptakan solusi baru terhadap
kebutuhan yang belum terpenuhi. kita membedakan antara fad, trend, dan megatren.
a. Fad adalah sesuatu yang tidak dapat diperkirakan, berumur pendek, dan tanpa
signifikansi ekonomi, sosial dan politik.
b. Tren adalah arah atau urutan kejadian yang mempunyai momentum dan durabilitas. tren
lebih mudah diperkirakan dan lebih berlangsung lama daripada fad.
c. Megatren adalah perubahan dalam sosial, ekonomi, politik, dan teknologi yang lambat
terbentuk, dan setelah terjadi perubahan itu mempengaruhi kita untuk sementara waktu
antara tujuh dan sepuluh tahun atau bahkan lebih lama.

2.7 Mengidentifikasi dan Menanggapi Kekuatan Lingkungan Makro Utama


Perusahaan dan pemasok, perantara pemasara, pelanggan, pesaing dan masyarakat
semuanya beroperasi dalam lingkungan kekuaatan dan trend lingkungan makro yang membentuk
peluang dan menimbulkan ancaman. Kekuatan–kekuatan ini tidak dapat dikendalikan, yang
harus di pantau dan ditanggapi oleh perusahaan. Dalam arena ekonomi, perusahaan konsumen
semakin dipengaruhi oleh kekuatan–kekuatan global. Dalam situasi global yang berubah cepat,
perusahaan harus memantau enam kekuatan utama: demografi, ekonomi, alam, teknologi,
politik/hukum, dan sosial budaya. Kekuatan–kekuatan ini membentuk dasar untuk peluang serta
ancaman baru.
1. Lingkungan demografi
Kekuatan demografis pertama yang di pantau oleh pemasar adalah populasi, karena
oranglah yang memebntuk pasar. Pemasar sangat tertarik pada ukuran dan tingkat
pertumbuhan penduduk dalam kota, wilayah, dan Negara yang berbeda. Distribusi umur
dan bauran etnis, tingkat pendidikan, pola rumah tangga, serta karakteristik dan
pergerakan regional.
a. Pertumbuhan populasi dunia
Ledakan populasi dunia telah menjadi sumber kekhawatiran utama, disusul oleh
pertumbuhan populasi tertinggi di negara-negara dan komunitas kurang mampu.
pertumbuhan populasi yang eksplosif memberikan implikasi besar pada bisnis.

12
populasi yang sedang tumbuh tidak serta merta menggambarkan bertumbuhnya pasar,
kecuali pasar ini mempunyai daya beli yang cukup besar.
b. Bauran usia populasi
Populasi beragam dalam bauran usia. Sebuah populasi dapat di pecah menjadi enam
kelompok umur: prasekolah, anak usia sekolah, remaja, dewasa, muda berumur 25
sampai 40 tahun, dewasa seprauh baya berumur 40 sampai 65 tahun, dan manula
berumur 65 tahun atau lebih. Perusahan yang memusatkan perhatian pada suatu
kelompok umur harus memisahkan pendekatan pemasaran mereka saat populasi
dengan kelompok umur yang berbeda mulai meningkat.
c. Pasar etnis
Negara –Negara yang beragam dalam suku dan ras. Masing –masing kelompok
populasi memiliki keinginan dan kebiasaan pembelian tertentu yang spesifik.
Beberapa perusahaan pangan, pakaian, dan perabot telah mengarahkan produk dan
promosi mereka pada satu atau lebih kelompok ini. Pemasar harus berhati –hati untuk
tidak terlalu menyamaratakan kelompok etnis. Diantara setiap kelompok etnis terdapat
konsumen yang berbeda dari anggota lainnya.
d. Kelompok pendidikan
Populasi dalam setiap masyarakat terbagi dalam lima kelompok pendidikan, buta
huruf, tidak lulus SMA, lulus SMA, perguruan tinggi, dan memiliki gelar profesional.
e. Pola rumah tangga
Rumah tangga tradisional terdiri dari suami, istri, dan anak–anak. Rumah tangga saat
ini terdiri dari lajang yang hidup sendiri, orang dewasa dengan jenis kelamin berbeda
atau sejenis yang hidup bersama, keluarga dengan orang tua tunggal, psangan tanpa
anak, dan orang tua yang anaknya telah berdiri sendiri.
f. Perubahan geografis dalam populasi
Tahun 1990-an adalah periode pergerakan migrasi yang besar antar Negara dan dalam
Negara. Perpindahan populasi juga terjadi saat penduduk bermigrasi dari daerah desa
ke kota, dan kemudian ke daerah pinggiran kota. Lokasi penduduk menimbulkan
perbedaan dalam prefrensi barang dan jasa mereka.
2. Lingkungan Ekonomi
Selain orang, pasar juga memerlukan daya beli. Daya beli yang tersedia dalam suatu
perekonomian bergantung pada pendapatan, harga, tabungan, hutang, dan ketersediaan
kredit saat ini. Pemasar harus memperhatikan dengan cermat trend utama dalam
pendapatan dan pola pembelanjaan konsumen.
a. Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan berhubungan dengan struktur industri suatu Negara namun juga
di pengaruhi oleh sistem politik. Pemasar sering membedakan Negara – Negara
menjadi lima pola distribusi pendapatan: (1) pendapatan sangat rendah, (2) hampir
semuanya berpendapatan rendah, (3) pendapatan sangat rendah dan sangat tinggi, (4)
Pendapatan rendah, sedang, tinggi, (5) hampir semuanya berpendapatan menengah.

13
Pengecer konvensional yang menawarkan barang dengan harga yang tidak terlalu
mahal adalah pihak yang sangat rentan terhadap perubahan perubahan ini.
b. Tabungan, hutang dan kredit
Pengeluaran kosumen dipengaruhi oleh, tabungan, hutang, dan ketersediaan kredit
bagi konsumen. Pemasar harus mengamati dengan cermat setiap perubahan besar
dalam pendapatan, biaya hidup, tingkat bunga, tabungan, dan pola peminjaman karena
factor –factor ini dapat menimbulkan dampak besar terhadap bisnis, terutama pada
perusahan dengan produk yang memiliki kepekaan pendapatan dan harga yang tinggi.
3. Lingkungan alam
Perusakan alam merupakan salah satu permasalahan utama 1990-an. Dimana banyak kota
dunia, populasi udara dan air telah mencapai tingkat yang membahayakan. Terdapat
keprihatinan yang besar terhadap bahan kimia tertentu yang menimbulkan polusi, udara,
tanah dan air. Perundang–undangan baru yang dikeluarkan sebagai akibat gerakan
lingkungan hidup telah memukul keras industry–industry tertentu. Pemasar harus
mewaspadai ancaman dan peluang yang berhubungan dengan keempat trend dalam
lingkungan alam:
a. Kekurangan bahan baku
Bahan baku yang ada dibumi terbagi menjadi tidak terbatas, dan dapat di perbaharui,
serta terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang tidak terbatas
seperti udara dan air, tidak menimbulkan masalah mendesak, meskipun beberapa
kelompok melihat bahaya dalam jangka panjang. Sumber daya alam terbatas dan dapat
diperbaharui, seperti hutan dan pangan, harus digunakan secara bijak. Sumber daya
alam yang terbatas tidak dapat diperbaharui minyak bumi, platina, seng, perak akan
menimbulkan masalah besar saat persediaan mereka hamper habis.
b. Biaya energi yang meningkat
Minyak salah satu sumber daya alam yang terabatas dan tidak dapat diperbaharui telah
menimbulkan masalah yang serius bagi perekonomian dunia. Perkembangan sumber
energy alternative dan cara yang lebih efisien untuk menggunakan energy serta
melemahnya kartel minyak meneyebabkan penurunan harga minyak pada tahun 1986.
Harga yang elbih rendah memiliki buruk atas industry eksplorasi minyak namun
meningkatkan pendapatan industru pemakai minyak dan konsumen.
c. Meningkatnya tingkat polusi
Beberapa kegiatan industri akan memiliki dampak yang tidak dapat dihindarkan
terhadap lingkungan hidup. Riset menunjukaan bahwa skitar 42% konsumen AS
bersedia membayar lebih mahal untuk produk “hijau”. Kesediaaan ini menciptakan
peluang besar bagi perusahaan yang waspada. Ia menciptakan pasar yang lebih luas
untuk solusi pengendalian polusi, seperti alat pembersih, pusat daur ulang dan sistem
penimbunan sampah. Perusahaan yang cerdik tidak menahan langkah mereka,
sebaliknya mereka memulai gerakan cinta lingkungan untuk menunjukkan perhatian
mereka pada lingkungan.
d. Perubahan peran pemerintah dalam perlindungan lingkungan hidup
14
Pemerintah masing–masing Negara memiliki perhatian dan usaha yang berbeda untuk
mempromosikan lingkungan yang bersih. Sementara itu banyak negara miskin tidak
berbuat banyak untuk menanggulangi polusi, terutama karena kurangan dana
dan keamanan politik.
4. Lingkungan teknologi
Salah satu kekuatan yang paling dramatis dlam membentuk hidup manusia adalah
teknologi, teknologi telah menghasilkan keajaiban seperti penisilin, dan pil KB. Setiap
teknologi baru merupakan kekuatan “Perusak kreatif “. Teknologi baru yang memberikan
nilai unggul dalam memuaskan kubutuhan akan merangasang aktivitas investasi dan
ekonomi. Teknologi baru menciptakan konsekuensi jangka panjang yang tidak selalu
dapat diduga. Pemasar baru mengamati trend–trend teknologi berikut ini:
a. kecepatan perubahan yang semakin tingggi
Banyak produk yang dianggap biasa saat ini tidak ada 30 tahun yang lalu. Lebih
banyak gagasan yang sedang di wujudkan, tenggang waktu antara ide baru dan
keberhasilan implementasinya semakin pendek dan waktu antara pengenalan dan
puncak produksi menjadi sangat singkat.
b. Peluang inovasi yang tidak terbatas
Saat ini ilmuan sedang bekerja untuk menghasilkan bergaam jenis teknologi baru yang
akan merombak produk dan proses produksi. Tantangan dalam tiap 0 tiap kasus tidak
hanya bersifat teknis melainkan juga komersial seperti, mengembangkan versi yang
terangkau dari produk –produk tersebut.
c. Anggaran R&D yang bervariasi
Amerika serikat mengungguli dunia dalam pengeluaran R&D tahunan ($74 Milyar),
namun sekitar 60% dari dana tersebut masih disisihkan untuk pertahanan keamanan.
Porsi yang meningkat dari pengeluaran R&D AS ada di sisi pengembangan dari R&D
(Penelitian dan pengembangan) sehingga menimbulkan keprihatianan apakah Amerika
dapat mempertahankan kepemimpinanya dalam ilmu pengetahuan dasar.
d. Semakin banyaknya peraturan mengenai perubahan teknologi
Saat produk menjadi lebih rumit, masyarakat perlu mendapat keyakinan atas
keamanan produk tersebut. Akibatnya kekuasaan badan–badan pemerintahan telah
diperluas untuk menginvestasi dan melarang produk yang kemugkinan besar tidak
aman. Pemasar harus memperhatikan peraturan –peraturan ini saat mengusulkan,
mengembangkan, dan meluncurkan produk baru.
5. Lingkungan Politik/Hukum
Keputusan pemasaran dipengaruhi kuat oleh perkembangan dalam lingkungan politik dan
hukum.Lingkungan ini di bentuk oleh hukum,badan pemerintah, dan kelompok
penekanan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu. Berikut
ini adalah pembahasan mengenai trend politik utama dan implikasinya terhadap
manajemen pemasaran:
a. Peningkatan peraturan bisnis

15
Undang –undang bisnis memiliki empat tujuan utama: melindungi perusahaan dari
persaingan yang tidak sehat, melindungi konsumen dari praktik bisnis yang tidak
sehat, melindungi kepentingan masyarakat dari perilaku bisnis yang tidak terkendali,
dan mengenakan biaya sosial yang tercipta akibat proses produk atau produksi pada
bisnis.
b. Pertumbuhan kolompok kepentingan khusus
Jumlah dan kekuatan kelompok dengan kepentingan khusus telah meningkat selama
tiga dasawarsa terakhir. Banyak perusahaan telah membentuk department urusan
maysarakat untuk menangani kelompok dan permsalahan ini. Sebuah kekuatan penting
yang mempengaruhi bisnis adalah gerakan konsumen, sebuah gerakan masyarakat dan
pemerintah yang terorganisir untuk memperkuat hak adan kekuatan pembeli dlam
hubungan dengan penjual. Jelaslah, undang –undag baru dan peningkatan jumlah
kelompok penekanan telah menempatkan lebih banyak batasan bagi pemasar.
6. Lingkungan sosial/budaya
Keyakinan, nilai–nilai, dan norma seseorang dibentuk oleh masyarakat dimana mereka
dibesarkan. Manusia hampir menyerap secara tidak sadar, pandangan dunia yang
merumuskan hubungan mereka dengan dirinya sendiri, dengan sesamanya, dengan alam,
dan dengan alam semesta. Berikut ini adalahbebrapa ciri–ciri kebudayaan lain yang
menarik begi pemasar:
a. Tingkat kemapanan yang tinggi dari nilai–nilai budaya dasar
Orang yang tinggal dalam masyarakat tertentu cenderung untuk mempertahankan
banyak keyakinan dasar dan nilai–nilai. Pemasar memiliki kesempatan untuk
mengubah nilai–nilai sekunder namun hanya memiliki sedikit kesempatan untuk
mengubah nilai–nilai dasar.
b. Keberadaaan sub-kultur
Masing–masing masyarakat terdidri dari sub-kultur, beragam kelompok yang memiliki
nilai–nilai yang sama yang muncuk dari pengalaman atau keadaan hidup yang khusus.
Bila kelompok sub-kultur memperlihatkan keinginan dan perilaku konsumsi yang
berbeda, pamasar dapat memilih sub-kultur sebagai pasar sasarannya. Pemasar kadang
–kadang memanen hasil yang tidak terduga dalam sub-kultur sasaran. Dan pasar juga
tahu bahwa jika mereka menarik sesroang pada saat remaja, cukup besar kemungkinan
mereka akan dapat mempertahankannya sebagai pelanggan untuk bebrapa tahun
kedepan.
c. Pergeseran nilai –nilai budaya sekunder sepanjang waktu
Pemasar harus memiliki perhatian yang tajam terhadap pergeseran budaya pada suatu
saat sehingga dapat mengantisipasi peluang atau ancaman baru pemasaran.
Sehubungan dengan hal ini, beberapa perusahaan menawarkan ramalan sosial/budaya.
Pemasar makanan kesehatan dan peralatan olahraga menanggapi trend ini dengan
produk dan komunikasi yang tepat. Trend ini bahkan muncul dalam industri makanan
cepat saji, dimana perusahaan kini berlomba dalam menghasilkan produk yang paling
sehat.
16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sistem pencatatan internal meliputi informasi tentang siklus pesanan sampai
pembayaran dan sistem informasi penjualan. Dengan adanya sistem pencatatan
internal, manajer pemasaran dapat menemukan berbagai peluang. sis
2. Sistem intelijen pemasaran (marketing intelligence system) adalah kumpulan prosedur
dan sumber daya yang digunakan manajer untuk mendapatkan informasi harian
tentang berbagai perkembangan dalam lingkungan pemasaran.
3. Perusahaan dapat mengadakan riset pemasaran sendirian atau mepekerjakan
perusahaan lain untuk melakukannya. Riset pemasaran yang baik dicirikan oleh
metode ilmiah, kreativitas, berbagai metode riset, pembuatan model yang akurat, dan
etika yang kuat.
4. Sistem pendukung pengambilan keputusan pemasaran digunakan untuk memperbaiki
tingkat efektivitas pasar sasaran. Karakteristik sistem pengambilannya dikategorikan
menjadi 3 model.
5. Meramalkan permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu
pekerjaan yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan, dalam rangka
memprediksi berapa besar peluang-peluang pasar yang tersedia di masa depan.
6. Pemasar menemukan banyak peluang dengan mengidentifikasi tren (arah atau urutan
kejadian yang mempunyai momentum dan bertahan cukup lama) dan megatren
(perubahan sosial, ekonomi, politik, dan teknologi utama yang mempunyai pengaruh
bertahan sangat lama).
7. Dalam gambaran global yang cepat berubah, pemasar harus mengamati enam
kekuatan lingkungan yang utama: demografis, ekonomi, sosial-budaya, alam,
teknologi, dan politik-hukum.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang membangun, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada kesalahan kami mohon dapat dimaafkan dan dimaklumi, karena kami
hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1.


Jakarta: Penerbit Erlangga.
Yakub, Suardi. (2013). Manajemen Pemasaran. Buku Panduan Belajar Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Triguna Dharma, Medan.
Wijaya, Tony. (2019). Manajemen Pemasaran Lanjut. Yogyakarta: UNY.

Anda mungkin juga menyukai