SEGMENTASI PASAR
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
KEWIRAUSAHAAN
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Dimas Agung Wicaksono (2110121210023)
Muhammad Firly (2110121210006)
M. Arif (2110121110009)
M. Rasyid Fadillah (2110121110003)
Rezky Alif Norfajar (2110121310005)
Sultan. S. N. Rifa. R. R. H (2110121210017)
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “Segmentasi Pasar” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan dalam makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok yang diampu oleh Bapak Monry Fraick Nicky Gillian Ratumbuysang, M.Pd. pada
mata kuliah Kewirausahaan dan juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai materi segmentasi pasar baik bagi para pembaca maupun penyusun.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Monry Fraick Nicky
Gillian Ratumbuysang, M.Pd. selaku dosen pada mata kuliah Kewirausahaan yang telah
membimbing dan mengarahkan kami dalam membuat makalah ini sehingga dapat selesai
dengan baik dan dapat bermanfaat di kemudian hari. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini baik berupa pikiran
maupun pendapat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami menyarankan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Metode Penulisan..........................................................................................................2
D. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Kesimpulan..................................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................................10
STUDI KASUS
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan segmentasi pasar?
2. Apa saja jenis – jenis dari segmentasi pasar?
3. Apa saja tujuan dari segmentasi pasar?
1
4. Bagaimana syarat dari segmentasi pasar?
5. Apa saja manfaat dari segmentasi pasar?
6. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari segmentasi pasar?
C. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam penyusunan makalah ini bersifat studi pustaka, yaitu
menghimpun dan mengumpulkan informasi yang relevan dengan topik atau masalah
yang akan diteliti dengan melakukan penelaahan terhadap literatur –literatur yang
telah dikaji.
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian segmentasi pasar dengan baik dan benar.
2. Untuk mengetahui jenis – jenis segmentasi pasar dengan baik dan benar.
3. Untuk mengetahui tujuan segmentasi pasar dengan baik dan benar.
4. Untuk mengetahui syarat segmentasi pasar dengan baik dan benar.
5. Untuk mengetahui manfaat segmentasi pasar dengan baik dan benar.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan segmentasi pasar dengan baik dan
benar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Analisis Situasi
Analisis situasi secara cermat harus dilakukan sebelum menentukan target
pasar. Analisis tersebut berhubungan dengan konsumen, pemasok, serta
distributor. Analisis dapat dilakukan misalnya dengan menerapkan model SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) pada masing-masing aspek
tersebut.
2. Posisi Persaingan
Segmen pasar yang dipilih haruslah memiliki potensi besar untuk
mendatangkan keuntungan bagi bisnis. Misalnya memilih segmen pasar dengan
jumlah pesaing sedikit, serta memiliki potensi menguntungkan. Ditambah lagi,
jumlah pesaing yang sedikit akan menguntungkan posisi bisnis Anda dalam
memperoleh laba.
3. Ukuran Segmen
3
Bisnis besar cenderung memilih segmen pasar yang juga besar, begitu
pula sebaliknya, bisnis kecil akan memilih segmen pasar yang lebih kecil. Hal ini
bertujuan agar pelaku bisnis dapat menyesuaikan target sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
4. Pertumbuhan Segmen
Segmen pasar bersifat dinamis sehingga sangat mungkin berubah-ubah.
Menganalisis pertumbuhan segmen harus dilakukan sebelum menentukan target
pasar. Segmen pasar yang awalnya kecil, bisa saja menjadi segmen yang besar
seiring berjalannya waktu.
6. Kesesuaian Tujuan
Setelah segmen pasar ditentukan, sebaiknya tetap fokus pada segmen
tersebut. Sebisa mungkin jangan beralih ke segmen pasar lain yang tidak
direncanakan sebelumnya, karena berpotensi menimbulkan kerugian yang cukup
besar.
Ada beberapa jenis segmentasi pasar yang umum digunakan dalam bisnis.
Berikut adalah beberapa jenis segmentasi pasar yang penting:
1. Segmentasi Demografis
Segmentasi ini membagi pasar berdasarkan karakteristik demografis
seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi
geografis.
2. Segmentasi Geografis
Segmentasi yang mengelompokkan pasar berdasarkan lokasi geografis,
seperti negara, wilayah, kota, atau bahkan lingkungan tertentu.
4
3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi yang melibatkan pemahaman terhadap aspek psikologi dan
sosial konsumen. Faktor-faktor seperti gaya hidup, nilai-nilai, minat,
kepribadian, dan perilaku pembelian digunakan untuk mengidentifikasi
segmen pasar.
4. Segmentasi Perilaku
Segmentasi yang membagi pasar berdasarkan perilaku pembelian
konsumen. Faktor yang mempengaruhi seperti pembelian, tingkat penggunaan,
kesetiaan merek, respon terhadap promosi, atau siklus hidup produk
digunakan untuk mengidentifikasi segmen pasar.
Menurut para ahli tujuan dari segmentasi pasar adalah untuk membagi pasar
yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang (homogen),
dimana setiap kelompoknya dapat menargetkan untuk memasarkan suatu produk baru
yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik pembeli/konsumen
yang ada di pasar tersebut.
5
● Segmentasi Pasar Lebih Terarah
Dengan adanya pengelompokan pasar maka perusahaan dapat
mengarahkan dana dan usahanya ke market yang potensial dan lebih
menguntungkan
Dalam melakukan segmentasi pasar, kita dapat merujuk pada beberapa dasar
pelaksanaannya. Adapun beberapa dasar segmentasi pasar adalah sebagai berikut:
1. Demografis, yaitu dasar pengelompokan pasar berdasarkan demografis yang
meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, penghasilan, pekerjaan, agama, ras, dan
lain-lain.
6
2. Geografis, yaitu dasar pengelompokan pasar berdasarkan aspek geografis yang
meliputi lokasi atau daerah, wilayah, iklim, kepadatan penduduk, dan lainnya.
3. Psikografis, yaitu dasar pengelompokkan pasar berdasarkan ciri-ciri yang
meliputi kepribadian, kelas sosial dan gaya hidup.
4. Behavioral, yaitu membagi pasar yang mengacu pada kegiatan perilaku yang
terjadi secara konkret. Konsumen dikelompokkan berdasarkan pengetahuan,
sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap produk tertentu.
5. Individual, Pasar dianggap sebagai kumpulan dari individu-individu yang berbeda
satu sama lain. Semakin tinggi persaingan yang terjadi dalam suatu industri,
perusahaan dituntut untuk menggunakan variabel yang paling dekat dengan
perilaku pembelian, dalam hal ini behavioral atau individual.
7
Segmentasi pasar dapat memberikan petunjuk dalam menentukan alokasi
untuk sumber daya pemasaran. Pengalokasian yang tepat akan membantu
perusahaan segera mendapatkan keuntungan. Karena dengan penempatan sumber
daya yang tepat, organisasi tersebut akan mudah menemukan cara yang efektif
dalam kegiatan pemasaran. Hal ini dilihat berdasarkan peluang dari setiap segmen
yang telah terpilih, juga mempertimbangkan situasi pesaing perusahaan.
8
3. Berisiko dalam penolakan pasar: Terkadang, Strategi segmentasi pasarnya
memiliki tingkat keunikan yang cukup spesifik dan membatasi audiens targetnya,
ini meningkatkan resiko ketiadaan minat di pasar utama.
Dalam hal ini konsumen masih menjadi faktor penentu atas penerapan
pentingnya segmentasi pasar. Dan keuntungan dan kekurangannya hanya bisa dinilai
melalui evaluasi pada hasil dan target yang telah direncanakan oleh perusahaan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pembahasan materi dalam makalah ini cukup terbatas, untuk itu penulis
menyarankan kepada pembaca untuk mendapatkan referensi tambahan melalui buku,
jurnal, karya tulis ilmiah lainnya atau internet yang relevan dan mendukung demi
kesempurnaan makalah ini dengan memberi kritik ataupun saran terkait.
10
STUDI KASUS
Kasus 1
Sumber:
https://pdfs.semanticscholar.org/b8c4/c1295a149645a6850c172ea212c71806e72b.pdf
Gambaran Masalah:
Kesimpulan:
11
aktivitas kesehariannya lebih banyak diluar rumah sehingga sangat mempengaruhi mereka
untuk membeli camilan di pasar-pasar modern.Selain itu, pendapatan masyarakat perkotaan
yang cenderung cukup tinggi juga ikut menentukan pola konsumsi mereka termasuk
keputusan dalam membeli keripik pisang Zelika
12
Kasus 2
Sumber:
https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa/article/view/2184/1803
Gambaran Masalah:
Hidup segar, cantik, sehat dan senantiasa awet muda tentu menjadi idaman bagi setiap
orang. Krisis ekonomi yang melanda beberapa waktu lalu telah mengarahkan pilihan
masyarakat dari pengobatan secara medis yang biayanya relatif mahal ke pengobatan
alternatif yang lebih ekonomis. Masyarakat semakin jeli dalam memilih produk yang aman,
murah, mudah didapat dan bersifat natural atau sedikit mengandung bahan kimia sintetis.
Tidak sedikit masyarakat mengalihkan kepercayaan kepada produk-produk kecantikan dan
kesehatan dari bahan tradisional yang banyak diproduksi, oleh perusahaan skala rumah
tangga maupun perusahaan besar, salah satunya adalah perusahaan jamu Sumber Madu.
Melihat fenomena tersebut dan didukung oleh banyaknya warisan resep dari nenek
moyang tentang khasiat ramuan Madura yang telah teruji khasiatnya dan didukung bahwa
Madura sangat terkenal dengan ramuannya tersebut maka perusahaan Sumber Madu berusaha
mengembangkan berbagai macam jenis jamu yang dibutuhkan oleh konsumen dan
perkembangan pasar. Adapun jenis-jenis jamu Madura yang diproduksi oleh Sumber Madu
diantaranya adalah sebagai berikut: Ma'jun Raga, Jamu Sehat Pria, Jamu Galian Rapet
(khusus wanita), Jamu Delima atau Delima Putih (khusus wanita), Jamu Galian Singset (susut
perut), Jamu Galian Sehat atau Montok, Jamu Pegal Linu, Jamu Selokarang, Jamu Harumita
atau Empot Super, Jamu Sehat Wanita, Jamu Remaja Putri, Jamu KB untuk terlambat bulan,
Jamu Super Vita (khusus pria), Jamu Jerawat, Jamu Bersalin Lengkap (untuk perawatan
selama 40 hari) dan Bubuk Madu Kristal.
Perusahaan jamu Sumber Madu selain memproduksi jamu juga memproduksi sabun
mandi dan bedak yang bahan baku utamanya juga dari tumbuh-tumbuhan, antara lain: Sabun
13
Madu Prima, Sabun Madu Wajah, Sabun Lulur Prima, Sabun Sirih Prima, Sabun Sari Rapet
Prima, Sabun Pace (mengkudu), Bedak Sari Cair dan Bedak Madu. Sumber Madu merupakan
perusahaan skala menengah ke atas yang memiliki keterbatasan dalam berbagai hal
diantaranya dalam hal pemasaran produknya. Sumber Madu belum mampu mengembangkan
program pemasaran secara efektif karena belum mengenal karakteristik konsumennya secara
baik. Berkaitan dengan hal tersebut maka gambaran tentang konsumen jamu Madura sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan penjualan jamu. Untuk meningkatkan jumlah pemasaran
jamu Madura, maka perusahaan harus memfokuskan pada salah satu segmen pasar atau
terfokus pada satu sasaran pasar. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui gambaran tentang segmentasi konsumen jamu Madura.
Kesimpulan:
Hasil bahasan segmentasi pemasaran jamu Madura pada perusahaan jamu Sumber
Madu dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 segmen pemasaran yaitu:
Segmen 1: Membuat produk dengan harga yang standar atau dapat terjangkau, memberikan
diskon pada pembelian produk jamu Madura yang bermacam-macam.
Segmen 2: Peningkatan pelayanan konsumen, mempertahankan mutu, baik mutu produk atau
pelayanan. kemasan produk lebih eksklusif, sehingga konsumen akan mudah tertarik.
Segmen 3: Mempertahankan mutu produk yang selama ini sudah dipercaya sehingga
konsumen atau pelanggan tidak akan beralih ke perusahaan lain, memberikan paket
pembelian khusus.
Segmen 4: Meningkatkan promosi yang lebih menarik, dimana promosi dapat dilakukan
dengan melalui iklan-iklan yang mudah diketahui oleh semua masyarakat, penggantian
produk (replacement product), dimana perusahaan menekankan pada penggantian produk
yang ada dengan produk yang lebih secara terus menerus, membuka cabang baru di kota-kota
atau tempat lain agar mudah dijangkau setiap konsumen.
Segmen 5: Mengadakan program atau acara peduli konsumen. Dalam hal ini perusahaan
memberikan penjelasan-penjelasan atau gambaran-gambaran tentang manfaat dari jamu
14
Madura yang dikemas dalam acara talk show yang dikhususkan untuk konsumen jamu
Sumber Madu.
Segmen 6: Mengembangkan produk baru yang dibutuhkan oleh perkembangan pasar dan
yang dibutuhkan konsumen.
Segmen 7: Tetap menjaga kualitas gizi dan keamanan jamu madura yang sudah dipercaya
oleh konsumen.
15
Kasus 3
Sumber:
https://www.neliti.com/id/publications/259231/segmentasi-pasar-pembeli-tahu-sumedang-
studi-kasus-pada-perusahaan-tahu-bungkeng
Gambaran Masalah:
Tahu merupakan makanan yang berprotein relatif tinggi, yaitu 8-10% pada tahu biasa.
11% pada tahu Cina dan jika dikering bekukan (dried frozen tofu) kadar proteinnya dapat
mencapai 53%. Kadar protein tahu biasa jauh lebih tinggi dari beras (6-7 persen) dan susu (3-
4 persen). Kebutuhan dunia akan produk hasil agroindustri cenderung semakin mengandalkan
pasokan dari negara berkembang. Agroindustri merupakan suatu kegiatan yang pada saat ini
seharusnya mampu mengangkat pendapatan nasional Indonesia. Potensi sumber daya
Indonesia sangat melimpah sehingga pemanfaatannya harus mendapat prioritas tersendiri
dalam kegiatan pembangunan. Nilai tambah produk pertanian bisa meningkat melalui industri
pengolahan, hanya saja industri dalam konteks masa kini tidak perlu memaksakan makna
produksi barang yang sama secara massal. Ketika konsumen sudah semakin demanding,
industri harus bisa didesain dan menyesuaikan tuntutan customization konsumen. Industri
zaman sekarang harus sanggup menyediakan beragam produk sesuai permintaan sejolpok
kecil atau bahkan masing-masing konsumen.
16
berdasarkan demografi yaitu usia, jenis kelamin, pendapatan perbulan, pekerjaan, pendidikan,
agama, dan domisili. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus dengan
mengunjungi Kelurahan Tegal Kalong, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang
– Jawa Barat, tepatnya di tempat produksi dan juga penjualan Tahu Bungkeng. Bungkeng
dipilih karena merupakan salah satu tempat pemasaran tahu Sumedang dengan skala usaha
yang cukup besar dibanding yang lainnya.
Kesimpulan:
Hasil yang didapatkan oleh peneliti berdasarkan rentang usia sebagian besar
pembelinya berada pada rentang usia 45 – 49 tahun dengan persentase 21,68%, berdasarkan
jenis kelamin pembeli laki-laki lebih banyak daripada perempuan dengan persentase 50,18%.
Berdasarkan Agama, pembeli mayoritas beragama islam dengan persentase mencapai
94,18%. Sedangkan dilihat dari segmen pendidikan, pendidikan terakhirnya sebagian besar
pembeli berpendidikan terakhir SMA dengan persentase 52,13%. Apabila dilihat dari
segmentasi pekerjaannya sebagian besar pekerja swasta dengan pendapatan 1 – 1,5 juta
rupiah per bulan. Segmen Demografi berdasarkan domisili menunjukan bahwa pembeli
berdomisili di Jawa Barat dengan persentase 54,58%.
17
Kasus 4
Sumber:
https://core.ac.uk/download/pdf/324147361.pdf
Gambaran Masalah:
Persaingan pasar yang ketat oleh merek sejenis membuat banyaknya pilihan
konsumen dalam keinginan dan kebutuhan memilih susu cair kemasan kotak yang harus
menetapkan posisi dan target pasar secara lebih fokus. Salah satu jalan untuk meraih
keunggulan kompetisi dalam mempertahankan loyalitas konsumen adalah dengan melihat
segmen konsumen yang didapat dari setiap penilaian konsumen terhadap sebuah produk agar
dapat menunjukan segmentasi pasar yang dituju.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui segmentasi pasar demografis produk susu
cair kemasan kotak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif,
dengan menggunakan 50 sampel untuk pengambilan data dari kuesioner. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengaruh terbesar dalam pembelian susu cair kemasan kotak pada
kelompok usia 20-45 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan lulusan SMA, pendapatan
lebih dari 3.000.000 dan tidak memiliki pendapatan sendiri, merupakan segmen demografis
yang paling dominan.
Kesimpulan:
Berdasarkan uraian-uraian yang telah disajikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa konsumen yang membeli susu cair kemasan kotak berdasarkan hasil penelitian
segmentasi demografis yaitu dengan untuk usia terbanyak adalah 26 sampai dengan 45 tahun
dengan total 52%, selanjutnya untuk jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebesar 74%,
selanjutnya untuk tingkat pendidikan terbanyak adalah lulusan SMU sebesar 42%, dan untuk
18
pendapatan terbanyak adalah lebih dari 3.000.000 sama dengan kelompok yang tidak
memiliki pendapatan sendiri dengan total keduanya sebesar 84%.
19
Kasus 5
Sumber:
SEGMENTASI PASAR KUE KHAS KARASA (Studi Kasus Industri Karasa Pinrang Sulawesi
Selatan | Halimah | Jurnal Pertanian Agros (janabadra.ac.id)
Gambaran Masalah:
Usaha meningkatkan pendapatan melalui pengolahan bahan baku dari hasil pertanian
telah banyak dilakukan. Pengolahan tersebut menghasilkan banyak produk siap saji yang
makin memberi kemudahan dalam memilih jenis makanan dan minuman yang sesuai dengan
keinginan. Tentu hal tersebut juga sangat memerlukan strategi dalam pemasarannya sehingga
efektif untuk mengidentifikasi apakah harus mengembangkan, mempertahankan, atau malah
menarik produk dari pasaran. Salah satu strategi yang perlu dilakukan sebelum produsen
memperkenalkan produknya ke konsumen sasaran dan untuk menjaga produk dapat tetap
berada dalam posisi yang efektif dalam melayani pelanggan yang maksimal dari pasar yang
dituju adalah dengan menetapkan kegiatan segmentasi pasar untuk mencapai hasil pemasaran
yang optimal. Pasar yang terlalu banyak dan luas dibagi menjadi beberapa kelompok pembeli
berdasarkan keinginan, karakteristik pembeli dan juga perilaku pembeli itu sendiri. Kemudian
dari beberapa kelompok tersebut, produsen mampu menemukan target pasar atau pembeli
yang dituju sehingga produsen bisa fokus melayani kebutuhan konsumen atau pembeli yang
menjadi targetnya.
Di setiap wilayah memiliki makanan olahan yang khas sebagai ikon, termasuk
kabupaten Pinrang. Karasa merupakan kue khas yang cukup mudah dijumpai dan diminati
oleh masyarakat hingga luar wilayah ini. Karasa diproduksi oleh industri rumahan yang
tersebar di wilayah ini. Sebanyak 35 industri rumahan yang mampu menghasilkan produk ini
sebanyak 12.800 bungkus/bulan atau 153.600 bungkus/tahun. Seiring dengan berkembangnya
waktu, Karasa menjadi camilan khas sederhana yang diakui produsen masih butuh
pengembangan dalam pemasaran mengingat produk serupa juga banyak di wilayah lain
20
meski hadir dengan citarasa yang berbeda. Pengelola industri Karasa di di Kelurahan Cempa
Kabupaten Pinrang sangat menyadari tidak mungkin melayani semua konsumen di pasar
mengingat konsumen yang heterogen, mulai dari lokasi konsumen, pendapatan, preferensi
selera, hingga keputusan membeli. Hal ini yang jadi dasar bagi pengelola industri Karasa
melakukan segmentasi pasar dalam rangka pengelolaan industri Karasa menjadi lebih baik
dalam usaha memberikan kepuasan kepada konsumen sebagai pasar sasaran (target market).
Kesimpulan:
Hasil yang didapatkan oleh peneliti yaitu segmentasi pasar produk industri Karasa
menggambarkan bahwa pengelola mampu melayani permintaan konsumen secara lebih luas
dengan harga yang terjangkau, sebaran produk dengan kemasan yang berbeda di berbagai
tempat termasuk swalayan menjadi alternatif bagi konsumen baik sebagai pilihan untuk oleh-
oleh maupun menjadi konsumsi pribadi. Dengan tetap memperhatikan kualitas rasa, industri
Karasa cukup efektif memberikan kemudahan bagi konsumen menentukan pilihan produk
yang sesuai dengan keinginan mereka sekaligus mempertahankan kue tradisional khas
Kabupaten Pinrang.
21
Kasus 6
Sumber:
https://jkb.fisip.unila.ac.id/index.php/jkb/article/download/19/6/
Gambaran Masalah:
Sesuai dengan pengamatan penulis mengenai wirausaha khususnya di wilayah Bandar
Lampung, saat ini wirausaha hanya mengandalkan trend yang ada atau cenderung mengikuti
pedagang yang produknya sedang laris di pasaran. Tentu perilaku yang demikian dinilai
kurang efektif jika dilihat dari sudut pandang ilmu pemasaran secara praktis. Setelah melihat
masalah yang ada pada kasus diatas, kekurangan yang terdapat pada wirausahawan yang ada
di Bandar Lampung saat ini yaitu kurangnya pengetahuan dalam mengerti keinginan
konsumen, mencari barang yang sesuai untuk dijual di pasar atau, mengkategorikan pasar
yang sesuai dengan barang yang akan mereka jual.
Penelitian ini adalah penelitian yang memiliki tipe deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen yang berkunjung ke gerai clothing Toidi Holic di Bandar
Lampung. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi. Penelitian ini peneliti hanya mengambil sampel dari sebagian populasi saja, karena
tidak mungkin meneliti seluruh anggota populasi. Karena itu harus membuat perwakilan
suatu populasi yang disebut sampel. Dengan konsumen gerai clothing Toidi Holic di Bandar
Lampung yang homogen maka diambil sampel untuk mewakili populasi. Sampel yang
digunakan pada penelitian ini sebanyak 96 responden konsumen gerai clothing Toidi Holic di
Bandar Lampung. Sampel pada penelitian ini dengan menggunakan probability sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama
kepada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel Sugiyono (2012).
Adapun Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik aksidental
sampling. Aksidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Dengan sub variabel yang lebih dari dua,
alat analisis yang digunakan adalah metode multivariat. Melihat penjelasan di atas maka
penelitian ini menggunakan 100 sampel.
Kesimpulan:
Berdasarkan usia menjelaskan bahwa responden pada cluster activity sebanyak 28
orang, cluster interest sebanyak 32 orang, cluster opinion sebanyak 30 orang. Sehingga,
anggota terbanyak terdapat pada cluster opinion dengan responden yang berusia 15-20 tahun
sebanyak 23 orang. Berdasarkan jenis pekerjaan diketahui bahwa responden yang berstatus
22
sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 43 orang, pegawai negeri sebanyak 23 orang, 21 orang
bekerja sebagai pegawai swasta, dan pekerja lainnya sebanyak 9 orang. Tabel tersebut juga
menunjukkan bahwa anggota terbanyak terdapat pada cluster opinion dengan anggota cluster
sebanyak 57 orang.
23
DAFTAR PUSTAKA
24