DISUSUN OLEH:
1. FIRMAN WAHYUDI (23110014)
2. A MARIATUL KIPTIAH (23110001)
3. LAORENSI BARAMANIS (23110021)
4. YENNY FURWATI (23110040)
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi dan
Kewirausahaan. Adapun tema yang kami angkat tentang Segmentasi, Target, dan
Positioning Portal Berita Online berau.prokal.co.
Kami menyadari bahwa proses pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dan materi maupun dari cara penulisan. Meski demikian, kami
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini sebaik-baiknya. Kami menerima saran dan usulan, agar dapat
menyempurnakan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan ......................................................................................................... 5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan yang sukses dalam mengembangkan usahanya, karena didukung
oleh berbagai faktor, salah satunya adalah penerapan strategi yang tepat. Pemilihan
strategi pemasaran akan memudahkan perusahaan untuk mencapai tujuan, dan akan
berhasil dalam memenangkan persaingan di dunia bisnis.
Menurut Kotler dan Keller (2012), strategi pemasaran adalah salah satu pola
pikir yang akan digunakan dalam pencapaian tujuan pemasaran suatu perusahaan,
yang meliputi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran
pemasaran, serta pengeluaran pemasaran. Lebih lanjut, Kotler dan Amstrong (2012)
menyatakan bahwa strategi pemasaran merupakan suatu logika pemasaran dalam
kegiatan bisnis dengan tujuan untuk menciptakan nilai dan mendapatkan keuntungan
melalui pelanggan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
2. Memberi pemahaman dasar tentang cara membuat segmentasi, pasar target, dan
positioning.
3. Mengetahui data apa saja yang diperlukan untuk menyusun segmentasi, pasar target,
dan positioning.
PEMBAHASAN
A. SEGMENTASI (SEGMENTING)
Beberapa ahli memberikan batasan tentang segmentasi di antaranya adalah;
Schiffman, Kanuk (2004), segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi irisan-
irisan konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian
memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda.
Sedangkan Kotler (2012) mengemukakan bahwa segmentasi adalah kegiatan
membagi-bagi pasar yang bersifat hiterogen dari suatu produk ke dalam satu satuan pasar
yang bersifat homogen.
Begitu juga Lamb, Haier (2006); mengatakan bahwa segmentasi adalah merupakan
tindakan membagi-bagi suatu pasar menjadi kelompok membeli yang mungkin memerlukan
produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Kotler dan Amstrong (2008) juga
mengemukakan bahwa segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar yang luas menjadi
terpetak-petak sesuai kebutuhan dan karakteristik konsumen. Tujuannya ialah supaya
perusahaan bisa melahirkan produk yang memang dibutuhkan oleh mereka.
Strategi segmentasi memungkinkan produsen menghindari persaingan langsung di
pasar dengan membedakan penawaran mereka, tidak hanya membedakan harga tetapi juga
berdasarkan corak, kemasan, daya tarik promosi, cara distribusi, dan pelayanan yang unggul.
Para pemasar mengetahui bahwa biaya riset, segmentasi konsumen, berkurangnya
biaya akibat volume produksi, dan kampanye produksi yang dibedakan, biasanya diimbangi
oleh peningkatan penjualan yang lebih besar. Pada umumnya, konsumen siap menerima
kenaikan harga yang dialami untuk berbagi produk yang hampir memuaskan kebutuhan
khusus mereka.
Segmentasi pasar, baru merupakan langkah awal dalam strategi pemasaran. Setelah
membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok homogen, pemasar kemudian harus memilih
satu segmen atau lebih yang dijadikan target. Untuk melakukan hal ini, pemasar harus
mengambil keputusan atas dasar bauran pemasaran yang khusus yaitu, produk, harga, saluran
dan/atau daya tarik promosi khusus untuk setiap segmen yang berbeda.
Langkah yang terakhir adalah menentukan posisi produk (product positioning)
sehingga dirasakan oleh para konsumen di setiap segmen yang dibidik sebagai produk yang
memberikan kepuasan lebih baik dari pada berbagai penawaran pesaing lainnya.
7
Pasar terdiri dari banyak pembeli, dan pembeli berbeda dalam banyak hal baik dalam
motif, perilaku, maupun kebiasaan pembelian. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pasar
tidak homogeny atau heterogen. Hal inilah pentingnya perusahaan melakukan segmentasi
pasar.
Karena luasnya pasar, perusahaan tak mungkin dapat melayani segala kebutuhan
pelanggan. Selain itu, tingkat heterogenitas pasar sangat kompleks. Ada pasar yang terdiri dari
pembeli-pembeli yang mempunyai kesamaan dalam keinginan, kebutuhan dan tanggapan
terhadap pengaruh pemasaran. Pasar semacam ini bersifat homogen.
Ada pula pasar yang terdiri dari pembeli-pembeli yang mempunyai keinginan dan
kebutuhan yang berbeda-beda. Biasanya lebih memuaskan bila memasarkan produk-produk
kepada segolongan konsumen yang mempunyai ciri-ciri, keinginan-keinginan dan kebutuhan-
kebutuhan yang sama daripada masyarakat umum yang tidak dibedakan. Kecocokan apa yang
ditawarkan produsen mungkin lebih dekat kepada grup-grup konsumen dengan ciri-ciri sama
yang cukup mendetail dinamakan segmen.
Proses mengidentifikasi mereka disebut segmentasi pasar. Pasar tersebut dapat
disegmentasikan dalam berbagai cara tergantung dari wawasan atau kemampuan persepsi dari
pemasaran konsumen. Biasanya didasarkan kepada ciri-ciri sebagai berikut :
1. Hanya menjual satu produk kepada sebanyak mungkin pembeli. Strategi pemasaran
semacam ini disebut undifferentiated marketing. Oleh Philip Kotler pemasaran seperti
ini disebut pemasaran massal. Di mana penjual akan terlibat dalam produksi massal,
distribusi massal, dan promosi massal dari satu produk untuk seluruh pembeli.
Pemasaran massal akan mengarah kepada penurunan biaya dan menciptakan biaya dan
harga serta menciptakan pasar potensial yang luas.
2. Memilih segmen tertentu dan menjual produk yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan segmen pasar tersebut. Strategi semacam ini disebut concentrated
marketing. Penjual membedakan segmen pasar utama, menetapkan satu atau lebih dari
segmen-segmen yang dipilih sebagai sasaran. Pemasaran sasaran semakin
menggunakan sifat pemasaran mikro di mana program pemasaran dibuat sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan kelompok pelanggan dalam suatu basis lokal (area
perdagangan, toko-toko individual). Bentuk dasar pemasaran seperti ini adalah
pemasaran sesuai dengan pesanan, di mana produk dan program pemasaran
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen atau organisasi pembeli yang
berbeda-beda.
8
3. Menjual berbagai versi produk, masing-masing versi produk disesuaikan dengan
keinginan dan kebutuhan kelompok pembeli yang berlainan. Strategi yang demikian
ini disebut differentiated marketing. Di sini penjual memproduksi beberapa produk
yang menunjukkan bentuk, model, kualitas, ukuran dan sebagainya yang berbeda.
Produk dirancang untuk menawarkan keanekaragaman pada pembeli untuk menarik
segmen pasar yang berbeda. Pemasaran produk yang beranekaragam ini adalah bahwa
pelanggan mempunyai selera yang berbeda dan selera mereka berubah dari waktu ke
waktu. Pelanggan mencari perubahan dan keanekaragaman.
Pada proses identifikasi segmentasi ini pasar ini, berau.prokal.co memilih segmen
tertentu dan menjual produk sesuai dengan kebutuhan segmen pasar tersebut (poin 2). Sesuai
dengan nama, berau.prokal.co memang menargetkan pasar utama warga dan perusahaan yang
berada di Kabupaten Berau sebagai pembaca dan pemasang iklan. Meski demikian,
berau.prokal.co juga menargetkan pasar pembaca dan pemasang iklan yang ada di Kalimantan
Timur, Kalimantan Utara, juga pembaca yang berada di Indonesia pada umumnya.
Segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak cara. Ada tiga pola segmen yang
berbeda dapat dimunculkan.
a. Preferensi homogen : Gambar (a) menggambarkan di mana semua konsumen memiliki
preferensi yang sama. Produk yang dihasilkan perusahaan sejenis akan mempunyai
harga dan kualitas yang kurang lebih sama, dan terletak di pusat preferensi pembeli.
b. Preferensi tersebar : Gambar (b) menggambarkan preferensi pembeli yang bersifat
heterogen. Apabila hanya terdapat satu merek barang tertentu di pasar, maka
kemungkinan besar merek tersebut akan terletak di tengah-tengah diagram. Apabila di
pasar terdapat banyak merek barang sejenis, maka letak merek-merek tersebut akan
tersebar merata. Tiap merek barang akan mempunyai harga dan kualitas yang berbeda
dari merek barang lain. Merek pertama yang memasuki pasar akan mengambil posisi
di tengah sehingga akan menarik sebagian besar orang. Pesaing kedua akan
mengambil lokasi di sebelah merek pertama dan bertempur untuk mendapatkan
pangsa pasar. Atau ia dapat berlokasi di sudut untuk menyerang kelompok pelanggan
yang tidak puas terhadap merek yang berada di tengah. Kalau semua merek ada di
pasar, dia akan membuat perbedaan-perbedaan yang nyata untuk memenuhi perbedaan
9
preferensi konsumen. Pada kasus ini manfaat produk sama ditawarkan dengan
perbedaan, konsumen memilih karena adanya perbedaan.
c. Preferensi berkelompok : Gambar (c) menunjukkan preferensi yang berkelompok.
Kelompok-kelompok ini dapat disebut segmen pasar alami. Produsen yang pertama
kali memasuki pasar yang demikian menghadapi tiga alternatif. Pertama,
menempatkan diri di tengah-tengah diagram dengan harapan dapat menarik semua
kelompok pembeli (undifferentiated marketing). Kedua, menempatkan diri di tengah,
mengambil posisi di segmen pasar yang terbesar (concentrated marketing). Ketiga,
menjual berbagai merek barang, di mana setiap merek ditempatkan dalam segmen
pasar yang berbeda (differentiated marketing). Ia dapat mengembangkan beberapa
merek, dan masing-masing diposisikan di segmen yang berbeda-beda. Jika produsen
pertama hanya mengembangkan satu merek, pesaing akan masuk dan
memperkenalkan merek di segmen lain. Pada segmen ini masing-masing kelompok
memiliki kebutuhan yang berbeda, manfaat bisa sama tetapi tujuan beda, selera beda,
merek beda walaupun produk yang dibeli sama.
Segmentasi Geografis
Daerah Kabupaten Berau
Ukuran Kota 36.962 km persegi
Kepadatan Daerah 7 jiwa per kilometer persegi
Iklim tropis
11
Segmentasi Demografis
Umur 0-14 tahun: 76.146 jiwa
15-24 tahun: 47.182 jiwa
25-44 tahun: 92.003 jiwa
45-59 tahun: 45.026 jiwa
60 tahun ke atas: 15.984 jiwa
Jenis Kelamin Laki-laki : 146.575 jiwa
Perempuan: 129.666 jiwa
Status Perkawinan Belum Nikah : 140.080 jiwa
Nikah : 124.625 jiwa
Cerai Hidup : 4.365 jiwa
Cerai Mati : 7.171 jiwa
Pendapatan -
Pendidikan Belum Tamat SD : 120.263 jiwa
Tamat SD : 49.172 jiwa
Tamat SMP : 35.926 jiwa
Tamat SMA : 54.615 jiwa
Diploma 1/D2 : 1.189 jiwa
Diploma 3 : 3.024 jiwa
Strata 1 : 10.997 jiwa
Strata 2 : 499 jiwa
Strata 3 : 16 jiwa
Pekerjaan Belum Bekerja : 92.580 jiwa
Rumah Tangga : 57.216 jiwa
Pelajar/Mahasiswa : 42.926 jiwa
Pensiunan : 889 jiwa
PNS : 5.311 jiwa
TNI : 531 jiwa
Polri : 496 jiwa
Perdagangan : 981 jiwa
Petani : 22.984 jiwa
Peternak : 88 jiwa
Nelayan : 7.555 jiwa
12
Industri : 25 jiwa
Konstruksi : 69 jiwa
Transportasi : 121 jiwa
Karyawan Swasta : 20.158 jiwa
Karyawan BUMN : 385 jiwa
Karyawan BUMD : 148 jiwa
Honorer : 2.506 jiwa
Buruh Lepas : 7.527 jiwa
Segmentasi Psikologis
Motivasi Kebutuhan Mencari informasi, menambah wawasan,
promosi usaha
Kepribadian Terbuka, pencari hal baru, agresif, kurang
dogmatis
Persepsi Resiko rendah, resiko sedang, resiko tinggi
Keterlibatan dalam Belajar Sedikit terlibat, banyak terlibat
Sikap Sikap positif, sikap negatif
Segmentasi Psikografis
Segmentasi (Gaya Hidup) Travelling, olahraga, fesyen, kuliner, umum
Budaya Indonesia
Konghucu : 25 jiwa
Kepercayaan : 9 jiwa
13
Sub Budaya (Suku) Banua, Dayak, Bugis, Jawa, Banjar,
Toraja, dll
Segmentasi Gabungan
C. POSITIONING
Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran
pemasaran agar tercipta kesan yang pasti dalam ingatan konsumen. Sehingga dengan
demikian konsumen memahami dan menghargai apa yang dilakukan oleh perusahaan. Bagi
perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan
untuk mengambil posisi setara dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar.
Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, maka perusahaan
harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan
tersendiri. Secara umum, positioning merupakan salah satu cara pemasar untuk meningkatkan
citra, persepsi serta imajinasi terkait dengan produk yang ditawarkan pada konsumen. Dengan
kata lain, positioning bukan untuk meletakkan produk pada kelompok tertentu tapi
menempatkan citra produk pada segmen pasar yang telah ditentukan.
Menurut Cravens (2009), memilih target pasar adalah kunci dari strategi pemasaran itu
sendiri dan membentuk dasar untuk menentukan tujuan dan mengembangkan strategi
penentuan posisi. Oleh karena itu, strategi positioning adalah faktor kunci dalam memperkuat
posisi pasar perusahaan di pasar tertentu dibandingkan dengan pesaingnya. Dari definisi
tersebut, jelas bahwa positioning didasarkan pada pikiran atau persepsi konsumen. Penentuan
posisi ini mudah ditemukan celah di benak konsumen sehingga konsumen memiliki citra unik
tentang produk atau merek bahkan perusahaan.
Sedangkan menurut Kotler (2009),“Positioning is the act of designing the company’s
off er so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”. Maknanya,
mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi
yang dipakai. Dengan kata lain, positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari
20
produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai di mana konsumen di dalam
suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu,
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan
pesaingnya.
Menurut Al Ries dan Jack Trout (2001): “Positioning is not what you do to a product,
but is what you do to the mind of the prospect. That is, you position the product in the mind of
the prospect”. Produk yang baik adalah jika produk tersebut lebih unggul daripada produk
lain yang sejenis. Sebuah bisnis dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan atas
produk yang ditawarkan dan produk pesaing yang akan menghasilkan peta persepsi. Melalui
informasi dari peta persepsi ini, maka berbagai strategi penentuan positioning produk dapat
dilakukan.
Penentuan posisi dimulai dengan produk. Suatu barang, jasa, perusahaan, lembaga,
atau bahkan orang. Tetapi penentuan posisi bukanlah sesuatu yang dilakukan terhadap
produk. Penentuan posisi adalah apa yang dilakukan terhadap pikiran calon pelanggan.
Positioning dianggap sebagai salah satu elemen inti dari strategi pemasaran.
Pemosisian adalah basis di mana semua pemasaran difokuskan pada tujuan membangun
hubungan dengan sebuah pasar target yang berkembang. Setiap perusahaan perlu
mengembangkan penentuan posisi tawaran yang terbedakan, pemosisian lebih dari sekedar
manipulasi yang cerdik dari persepsi pasar. Pemosisian adalah pernyataan dari identitas
produk atau organisasi dan nilai sebenarnya untuk target pasar. Positioning merupakan usaha
para pemasar untuk memberi suatu identitas atau citra tertentu pada sebuah produk. Sehingga
produk itu akan memiliki ciri tersendiri atau manfaat lain dibandingkan dengan produk-
produk pesaing.
Positioning merupakan usaha para pemasar untuk memberi suatu produk sebuah
identitas atau citra tertentu. Sehingga produk itu akan dianggap memiliki ciri-ciri tersendiri
atau manfaat lain sehubungan dengan produk-produk pesaing. Di dalam beberapa pasar, di
mana hampir setiap posisi yang dapat dipikirkan sepertinya sudah penuh terisi.
Konsistensi desain dari brand identity termasuk logo, tipografi, warna, kemasan,
merchandise, flyer, dan pengiriman pesan, dan itu semua melengkapi dan memperkuat
reputasi brand yang ada. Brand identity menarik pelanggan baru ke suatu brand sambil
membuat pelanggan yang sudah ada merasa betah. Sangat penting bahwa brand identity harus
konsisten. Karena mewakili dan memperkuat emosi suatu brand, pesan yang digambarkan
oleh komponen brand identity harus jelas, dan harus sama di semua media manapun atau di
manapun brand identity ini ditampilkan.
21
Penentuan posisi (positioning) adalah tindakan merancang tawaran dan citra
perusahaan sehingga menempati suatu posisi yang terbedakan (di antara pesaing) di dalam
benak pelanggan sasaran. Istilah penentuan posisi (positioning) dipopulerkan oleh dua
eksekutif periklanan, Al Ries dan Jack Trout.
Al Ries dan Jack Trout (2001), menegaskan “pernyataan positioning menjelaskan
bagaimana Anda berharap untuk diterima, itu adalah pesan inti yang ingin disampaikan setiap
kali memasarkan”. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa “positioning bukan hanya sesuatu yang
akan dilakukan pada sebuah produk. Positioning adalah apa yang dilakukan pada pikiran
seorang prospek. Yakni, menempatkan produk ke dalam pikiran prospek”.
Tiap merek harus memilih satu atau lebih atribut dan memuji dirinya sendiri sebagai
“nomor satu” dalam atribut tersebut. Penentuan posisi nomor satu yang paling umum
dipromosikan adalah “kualitas terbaik”, “pelayanan terbaik”, “harga termurah”, “nilai
terbaik”, “paling aman”, “paling cepat”, “paling nyaman”, dan “teknologi paling maju”. Jika
suatu perusahaan menekankan salah satu penentuan posisi itu dan menyampaikan dengan
penuh keyakinan, mungkin perusahaan itu akan sangat diingat dan terkenal karena kekuatan
itu.
Secara umum perusahaan harus menghindari empat kesalahan utama dalam penentuan
posisi :
1. Penentuan posisi yang kurang (underpositioning): perusahaan menemukan bahwa
pembeli hanya memiliki gagasan yang samar tentang merek. Pembeli tidak benar-
benar merasakan sesuatu yang khusus tentang merek itu. Merek dianggap sekedar
pendatang baru yang memenuhi pasar.
2. Penentuan posisi yang berlebih (overpositioning): pembeli mungkin memiliki citra
yang terlalu sempit terhadap merek.
3. Penentuan posisi yang membingungkan (confused positioning): pembeli kebingungan
melihat citra merek karena perusahaan membuat klaim terlalu banyak atau mengubah
posisi merek terlalu sering.
4. Penentuan posisi yang meragukan (doubtful positioning): pembeli sulit meyakini
klaim dari suatu merek mengenai kelengkapan, harga, atau produsen dari produk
tersebut.
Jika pemosisian adalah peperangan di ranah pikiran (otak), maka pemasaran adalah
peperangan di ranah isi kantong prospek. Jika Anda tidak memposisikan diri dan tidak
berperang maka pesaing yang akan melakukannya. Pemosisian juga dapat dilihat sebagai janji
kepada pasar target.
22
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. SARAN
Sebagai pelaku usaha sangat penting untuk memahami dan menentukan arah
segmentasi, pasar target, dan posisi produk yang dijual kepada konsumen. Proses
segmentasi, pasar target, dan posisi produk harus dievaluasi secara berkala. Hal ini
untuk mengantisipasi kebutuhan konsumen yang bisa berubah drastis secara cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Saparso, 2021. Marketing Process: Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan. Jakarta: Ukrida
Press
Dr. Hartini, S.E., M.M., Acai Sudirman, S.E., M.M., Dr. (Cand) Aditya Wardhana, S.E.,
M.M., M.Si. Manajemen Pemasaran: Era Revolusi Industri 4.0. Bandung: CV Media Sains
Indonesia