Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“ MENGUMPULKAN INFORMASI DAN MENCARI


PELUANG DI LINGKUNGAN PEMASARAN ’’

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Viona Ayu Saputrie ( 10221187 )


2. Dira Danira Akkrani ( 10221188 )
3. Pina Damayanti ( 10221208 )

UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL


BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap
bisa menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah
kita curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang
sempunya dengan bahasa yang sangat indah.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah


menyelesaikan makalah dengan judul “ MENGUMPULKAN INFORMASI
DAN MENCARI PELUANG DI LINGKUNGAN PEMASARAN ”
sebagai tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran . Dalam makalah ini kami
mencoba untuk menjelaskan mengenai teknik-teknik menganalisis kas
perusahaan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak


yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis
memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan
saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami dilain
waktu.

Bandung, 17 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………...…….................................i

DAFTAR ISI ……………………………………………………..........................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………...........................................1

B. Rumusan Masalah ……………………………………......................................2

C. Tujuan ……………………………………………….........................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Komponen Sistem Informasi Pemasaran Modern........... …...............................3

B. Pencatatan Internal dan Intelejensi Pemasaran ……………..…….……….......9

C. Menganalisis Lingkungan Makro…........................................... …...........…...12

D. Lingkungan Demografi.....................................................................................14

E. Lingkungan Makro Utama Lainnya...................................................................17

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ………..………………………………………………...........…..24

B.Saran...................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemasaran adalah aktivitas dan proses menciptakan,
mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang
bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum. Pemasaran
dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh
menjadi keinginan manusia.
Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang di lakukan oleh
organisasi dan bisnis dalam rangka mencapai tujuan yang telah dan akan
ditetapkan. kegiatan pemasaran sangat luas mulai dari sebelum di lakukanya
proses produksi yaitu riset pasar dalam upaya merumuskan perencanaan
(planning) produk dengan mempelajari potensi-potensi yang dapat di
eplorasi menjadi sebuah tujuan organisasi baik berupakeuntungan lembaga
(profit) maupun manfaat sosial (benefit) untuk meningkatkandrajat hidup
dan memenuhi kebutuhan dan keinginan (proses mengubah
keinginanmenjadi kebutuhan). hingga memasuki proses produksi dan
penjualan (organizing danactuating) sampai pada proses pelayanan purna
jual (controling) untuk memastikan bahwa produk yang telah di ciptakan
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasardan mengawasi standar
produk dan jasa yang di tawarkan serta menganalisis dan mendeteksi
peningkatan dan perubahan pola kegiatan pemasaran, kebutuhan dan
keinginan untuk kemudian melakukan pengembangan produk dan jasa yang
ditawarkan dengan segala segmentasi dan klasifikasi pemasaran.
Berdasarkan uraian diatas dapat di pastikan bahwa pemasaran bukan
hanya sekedar penjualan seperti yang berkembang di masyrakat, istilah
pemasaran telah mengalami perluasan makna dalam kaitannya dengan
edukasi management pemasaran, namun dalam masyrakat masih saja ada
yang menyamakan istilah pemasaran dengan penjualan. Untuk mengetahui
hal ini lebih jelas makanya dianalsis satu-per-satu lingkungan pemasaran.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen sistem informasi pemasaran modern?
2. Bagaimana pencatatan internal dan intelejensi pemasaran?
3. Bagaimana analisis lingkungan makro?
4. Apa yang dimaksud lingkungan demografi?
5. Apa yang dimaksud lingkungan makro utama lainnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen sistem informasi pemasaran modern.
2. Untuk mengetahui pencatatan internal dan intelejensi pemasaran.
3. Untuk mengetahui analisis lingkungan makro
4. Untuk mengetahui lingkungan demografi.
5. Untuk mengetahui lingkungan makro utama lainnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Sistem Informasi Pemasaran Modern


a. Pengertian sistem informasi pemasaran
Pengertian umum dari sistem informasi pemasaran adalah salah satu
sistem yang di dalamnya menganalisa dan juga mengukur informasi
pemasaran yang dihimpun secara terus menerus dari berbagai sumber
perusahaan.
Di dalam sistem informasi pemasaran juga tersedia informasi
penjualan, promosi penjualan, aktivitas pemasaran, kegiatan penelitian
pasar, dan hal lainnya yang berkaitan dengan pemasaran.
Philip kotler menjelaskan bahwa sistem informasi pemasaran adalah
suatu struktur set prosedur dan cara reguler untuk direncanakan
penghimpunan, analisa, dan juga penyajian informasi untuk bisa
digunakan dalam membuat keputusan pemasaran.
Manfaat dari sistem informasi pemasaran sendiri adalah guna
memecahkan masalah pemasaran yang hadir dari suatu perusahaan dan
bisa mengambil kebijakan strategis dalam ruang lingkup pemasaran.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka bisa kita simpulkan bahwa
sistem informasi pemasaran adalah suatu sistem yang didesain untuk
bisa mengolah suatu informasi untuk membantu kegiatan pemasaran
dan juga aktivitas penjualan pada suatu perusahaan. Siklus yang terdapat
dalam sistem informasi pemasaran ini juga harus terus dibangun agar
nantinya terbentuk suatu pola yang mampu memudahkan pihak
manajemen dalam hal mengontrol dan juga mengevaluasi sistem di
dalamnya.
b. Fungsi sistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaran memiliki beberapa fungsi yang bagus
untuk dijalankan oleh perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pihak perusahaan akan dimudahkan dalam hal mengontrol
perkembangan bisnisnya.

3
2. Membantu memudahkan setiap sistem informasi yang dimiliki
perusahan.
3. Membantu mempercepat informasi ketika ada kesalahan ataupun
kekeliruan pada data.
4. Mempermudah manajemen waktu dalam hal 5.menjalankan
kegiatan perusahaan, terutama dalam hal pemasaran.
5. Meminimalisir terjadinya human error.

Fungsi unit tersebut pada intinya adalah untuk mengumpulkan dan


juga mengolah berbagai informasi untuk strategi pemasaran. Kotler
menjelaskan bahwa terdapat 3 jenis sistem informasi pemasaran, yakni:

1. Marketing Intelligence: adalah informasi yang didapat dari


lingkungan dan terus diserap kedalam perusahaan.
2. Internal Marketing Information: adalah suatu informasi yang
dihimpun dari dalam perusahaan
3. Marketing Communication: adalah sistem yang diperoleh dari
dalam perusahaan ke lingkungan perusahaan
c. Komponen sistem informasi pemasaran
Tanggung jawab utama untuk mengidentifikasi peruhahan besar
yang terjadi dalam pasar ada pada pemasar perusahaan. Lebih dari
kelompok lain dalam perusahaan, pernasar harus rnenjadi penelusur
tren dan pencari peluang. Walaupun setiap manajer dalam sebuah
organisasi perlu mengobservasi lingkungan luar, pemasar memiliki
dua kelebihan: mereka telah mendisiplinkan metode-metode untuk
mengumpulkan informasi dan menghabiskan banyak waktu untuk
berinteraksi dengan para pelanggan dan mengobservasi persaingan.
Beberapa perusahaan telah mengemnangkan sistem informasi
pemasaran yang dapat menyediakan, informasi yang cepat dan rinci
bagi manajemen perusahaan mengenai keinginan, preferensi
(kesukaan), dan perilaku pelanggan.
Meskipun demikian, masih banyak perusahaan yang tidak
mempunyai kecanggihan / informasi. Banyak yang tidak mempunyai
departemen riset pemasaran. Banyak juga perusahaan yang

4
mempunyai departemen riset pemasaran kecil yang tugasnya terbatas
pada penyusunan prakiraan rutin, analisis penjualan, dan survei untuk
kejadian tertentu. Selain itu, banyak manajer mengeluh karena tidak
tahu di mana informasi penting , yang menentukan keberhasilan dapat
diperoleh di perusahaan itu; memperoleh terlalu banyak infomasi yang
tidak dapat digunakan dan terlalu sedikit informasi yang sungguh-
sungguh mereka butuhkan; terlalu terlambat memperoleh informasi
yang penting; dan meragukan akurasi informasi yang rnereka terima.
Di masyarakat yang mengandalkan informasi seperti saat ini,
perusahaan yang memiliki informasi yang lebih unggul akan
menikmati keunggulan bersaing. Perusahaan dapat memilih pasar
dengan lebih baik, mengembangkau tawaran yang lebih baik, dan
melaksanakan rencana pemasaran dengan lebih baik.
Setiap perusahaan harus mengorganisasi dan menyebarkan arus
informasi pemasaran yang berkesinambungan kepada para manajer
pemasarannya. Perusahaan mempelajari kebutuhan informasi para
manajernya dan merancang sistem informasi pemasaran (Marketing
Information Systems-MIS) untuk memenuhi kebutuhan itu. Sistem
informasi pemasaran (SIP) terdiri dari orang, peralatan, dan prosedur
untuk mengumpulkan, menyortir, menganalisis, mengevaluasi, dan
mendistribusikan informasi yang sesuai kebutuhan, tepat waktu, dan
akurat kepada para pembuat keputusan pemasaran. Sistem informasi
pemasaran dikembangkan dari catatan perusahaan internal, kegiatan
inteligensi pemasaran, dan riset pemasaran. Adapun komponen sistem
informasi pemasaran.
1. Komponen Input Sistem Informasi Pemasaran
Setidaknya terdapat 3 subsistem yang termasuk kedalam suatu
sistem informasi pemasaran, yakni:
 Subsistem Informasi Akuntansi
Subsistem informasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
guna mengumpulkan data yang didalamnya menjelaskan
transaksi pemasaran pada sebuah perusahaan.

5
 Subsistem Penelitian Pemasaran
Subsistem penelitian pemasaran adalah suatu kegiatan
penghimpunan data terkait berbagai aspek operasi di dalam
pemasaran, khususnya berbagai hal yang erat kaitannya
dengan pelanggan. Umumnya, data tersebut akan
dikumpulkan dengan suatu metode survei.
 Subsistem Intelijen Pemasaran
Untuk subsistem intelijen pemasaran ini akan lebih berfokus
pada penghimpunan data dan juga informasi terkait
perusahaan kompetitor, termasuk kemungkinan adanya
strategi benchmarking. Karena kompetitor tentunya akan
sangat ketat saat ini, untuk itu data yang dihimpun harus
lengkap dan akurat.
2. Komponen Output Pemasaran
 Subsistem Produk
Sistem penelitian yang dilakukan di dalamnya harus bisa
menyimpulkan terkait produk yang ingin dipromosikan.
Sebagai contoh, kesimpulan yang diperoleh pada produk
tersebut apakan bisa diterima dengan baik oleh konsumen
ataukah tidak? Serta apakah warna dan juga bentuk dari
produk akan diminati oleh pelanggan? Dll.
 Subsistem Harga
Sistem ini akan membantu menentukan harga yang tepat
untuk suatu produk tertentu. Harga tersebut nantinya bisa
diperoleh setelah melakukan berbagai analisa yang
dilakukan, salah satunya adalah dengan cara
membandingkan harga kompetitor, baik itu dalam hal
produk substitusi atau dalam hal produk komplementer.
 Subsistem Tempat

6
Riset dan juga penelitian harus dilakukan dalam hal memiliki
lokasi pemasaran secara tepat. Kekeliruan dalam hal ini bisa
berdampak langsung pada penjualan yang menurun.
 Subsistem Promosi
Media promosi yang digunakan pun harus sesuai dengan
target pasar dari produk yang dijual oleh perusahaan. Sistem
informasi perusahaan harus mampu memberikan kesimpulan
yang baik dalam merekomendasikan media promosi secara
tepat.
 Subsistem Bauran Integrasi
Pihak perusahaan juga harus bisa melakukan penelitian serta
informasi yang terkait dengan bauran terintegrasi atau
kemungkinan adanya pengembangan dalam strategi
pemasaran. Jadi, pihak perusahaan harus selalu terbuka pada
berbagai pilihan strategi pemasaran, termasuk di dalamnya
melakukan marketing mix.
3. Komponen Model Sistem Informasi Pemasaran
Model sistem informasi yang didesain juga harus mampu
menghasilkan suatu informasi yang berkaitan dengan keperluan
perusahaan sebagai pengguna dari sistem tersebut. Berbagai laporan
yang dihasilkan di dalamnya antara lain adalah laporan kebutuhan
budget operasional, evaluasi pada produk baru, strategi penentuan
harga, perolehan evaluasi menghapus suatu produk lama, dan lain-
lain. Pada dasarnya sistem informasi pemasaran terbagi menjadi
subsistem input dan subsistem output.
 Sub Sistem Input Pemasaran
Subsistem penelitian pemasaran dilakukan dengan
menghimpun data terkait berbagai aspek operasi pemasaran
penjualan, khususnya berbagai aspek yang berkaitan dengan
konsumen dan calon konsumen. Data tersebut bisa didapat
melalui survei.
 Sub Sistem Output Pemasaran

7
 Subsistem ini adalah seluruh perangkat lunak yang mampu
memberikan informasi kepada manajer terkait produk.
Produk adalah unsur paling utama yang harus ada di dalam
marketing mix dan perusahaan pun memiliki wewenang
dalam menyediakan produk guna memenuhi keperluan
pasar. Dalam hal ini, tugas dari manajer pemasaran adalah
mengembangkan suatu strategi dan juga taktik dalam
marketing mix, lalu mengintegrasikannya menjadi suatu
rencana pemasaran yang baik.
Product life cycle atau siklus hidup produk adalah suatu
penjualan produk yang bisa dimulai dari perkenalan,
perkembangan dan juga penurunan.
Tahap perkenalan produk dalam hal ini adalah suatu tahapan
untuk mengenalkan produk. Sedangkan tahap perkembangan
adalah suatu strategi terkait bagaimana suatu penjualan bisa
terus berjalan. Disisi lain, tahap penurunan adalah suatu
tahap penghapusan produk yang sudah tidak lagi dikonsumsi
oleh pihak konsumen.
 Sub Sistem Tempat
Subsistem tempat adalah seluruh perangkat lunak yang
menjelaskan terkait bagaimana produk disalurkan pada
konsumen.
 Sub Sistem Promosi
Subsistem promosi adalah seluruh perangkat lunak yang
mampu menjelaskan informasi secara langsung ataupun
tidak langsung kepada pihak manajer terkait penjualan.
 Subsistem Harga
Subsistem harga adalah perangkat lunak yang akan
memberikan seluruh informasi harga produk kepada
manajer. Subsistem harga ini hampir sama dengan subsistem
promosi dalam hal mendukung keputusan. Penentuan harga

8
yang dilakukan akan berdasarkan biaya yang akan
dikeluarkan lalu ditambah dengan mark-up yang diperlukan.
Penentuan harga ini dilakukan berdasarkan permintaan
penetapan harga yang sesuai dengan nilai yang ditempatkan
oleh konsumen pada suatu produk.
Pihak manajer nantinya bisa menggunakan subsistem ini
secara terpisah atau digabung. Dengan adanya integrated
mix subsystem, maka memungkinkan pihak manajer dalam
mengembangkan strategi pemasaran dengan memanfaatkan
berbagai campuran unsur secara gabungan.
Untuk setiap output sistem, maka pihak manajemen akan
memutuskan bahwa informasi tertentu bermanfaat dalam
memecahkan suatu masalah dalam pemasaran. Berbagai
perangkat lunak dalam hal ini akan dikembangkan agar
mampu menyediakan informasi terkait unsur marketing mix
dengan menggunakan berbagai cara.
B. Pencatatan Internal dan Intelejensi Pemasaran
a. Siklus Pesanan Sampai dengan Pembayaran
Inti sistem pencatatan internal adalah siklus pesanan sampai
dengan pembayaran. Perwakilan penjualan, pedagang perantara, dan
pelanggan mengirimkan surat pesanan ke perusahaan. Departemen
penjualan mempersiapkan faktur penjualan dan memberikan
beberapa salinannya ke berbagai departemen. Jenis barang yang
persediaannya habis akan dipesan kembali. Jenis barang yang dikirim
harus disertai dengan dokumen pengiriman dan dokumen penagihan
yang juga dibuat rangkap dan diberikan ke berbagai departemen.
Perusahaan-perusahaan masa kini perlu melakukan tahap-tahap
itu secara cepat dan akurat. Para pelanggan lebih menyukai
perusahaan yang dapat menjanjikan pengiriman barang yang tepat
waktu. Para pelanggan dan tenaga penjualan mengirimkan surat
pesanan melalui faksimile atau e-mail. Gudang yang
terkomputerisasi memenuhi pesanan itu secara cepat. Departemen

9
pemfakturan mengirimkan faktur secepat mungkin. Makin banyak.
perusahaan kini yang menggunakan internet dan ekstranet untuk
meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan efisiensi siklus pesanan
sampai dengan pembayaran.
b. Sistem Informasi Penjualan
Para manajer pemasaran membutuhkan laporan yang akurat dan
tepat waktu mengenai penjualan terkini.
c. Basis Data, Gudang Data, dan Penggalian Data
Perusahaan dewasa ini mengorganisasi informasi mereka ke basis
data-basis data pelanggan, basis data produk, basis data tenaga
penjual, dan lain-lain dan kemudian menggabungkan data dari-basis
data yang berbeda-beda. Sebagai contoh, basis data pelanggan akan
berisi nama setiap pelanggan, alamat, transaksi masa lalu, dan bahkan
demografik dan psikografiknya (kegiatan, minat, dan opini) dan itu
hanya sebagian contoh. Bukannya mengirimkan setumpuk surat
tentang tawaran baru kepada setiap pelanggan dalam basis datanya,
perusahaan itu akan menilai para pelanggannya yang berbeda-beda
menurut waktu terbaru, frekuensi, dan nilai moneter pembelian
mereka. Perusahaan tersebut akan mengirimkan tawaran itu hanya
kepada para pelanggan yang nilai (skor)-nya paling tinggi. Selain
menghemat beban pengiriman surat, tindakan itu sering akan
mendapatkan tingkat digit ganda (diatas 10%).
d. Sistem Intelijen Pemasaran
Sistem pencatatan internal memberikan data basil (result data),
sistem intelijen pemasaran mernberikan data kejadian (happenings
data). Sistem intelijen pemasaran adalah seperangkat prosedur dan
sumber yang digunakan oleh para manajer untuk memperoleh
informasi harian mengenai perkembangan di lingkungan pemasaran.
Para manajer pemasaran mendapatkan intelijen pemasaran (marketing
intelligence) dari buku, surat kabar, publikasi perdagangan; berbicara
dengan para pelanggan, pemasok, dan distributor, serta bertemu
dengan para manajer perusahaan lain.

10
Perusahaan dapat melakukan beberapa langkah untuk memperbaiki
mutu intelijen, pemasaran
1) Perusahaan dapat melatih dan mendorong tenaga penjual untuh,
menemukan dan melaporkan sejumlah perkembangan baru.
Perwakilan penjualan diposisikan untuk memperoleh
informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain. Akan
tetapi, mereka sangat sibuk dan sering gagal untuk
menyampaikan informasi yang penting. Oleh karena itu,
perusahaan harus "menjual" tenaga penjualnya lebih sebagai
pengumpul informasi penting. Perwakilan penjualan harus
mengetahui jenis informasi apa yang harus dikirim ke
sejumlah manajer.
2) Perusahaan dapat memotivasi para distributor, pengecer, dan
perantara pemasaran lain supaya menyampaikan informasi
intelijen penting. Banyak perusahaan mempekerjakan spesialis
untuk mengumpulkan intelijen pemasaran. Para pengecer
sering mengirim pembelanja siluman ke toko-toko mereka
untuk menilai cara karyawan memperlakukan para pelanggan.
3) Perusahaan dapat membuka jaringan secara eksternal.
Perusahaan dapat membeli produk para pesaing, mengikuti
open houses dan pameran dagang, membaca laporan yang
dipublikasikan pesaing, menghadiri pertemuan para
pemegang saham, berbicara kepada para karyawan, dealer,
distributor, pemasok, dan agen pengangkutan, mengumpulkan
iklan para pesaing, dan membaca cerita baru tentang para
pesaing.
4) Perusahaan dapat membentuk panel penasihat pelanggan.
Anggotanya mungkin,mencakup pelanggan perwakilan
penjualan atau pelanggan terbesar perusahaan atau pelanggan
yang paling blak-blakan atau pelanggan yang paling canggih.

11
C. Menganalisis Lingkungan Makro
Lingkungan makro perusahaan adalah faktor-faktor eksternal dari
masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi lingkungan mikro. Suatu
organisasi atau perusahaan yang berhasil adalah mereka yang berhasil
mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan yang belum terpenuhi
maupun kecenderungan (tren) yang ada di dalam lingkungan perusahaan.
Kebutuhan yang belum terpenuhi selalu (dan akan selalu) ada.
Perusahaan yang berhasil biasanya mengenali dan menanggapi
kebutuhan dan tren yang belum terpenuhi dengan mendapatkan laba.
Perusahaan mendapatkan laba yang sangat besar jika mereka dapat
memecahkan salah satu masalah berikut: penyembuhan kanker,
penyembuhan penyakit jiwa secara kimiawi, penyulingan air laut,
makanan bergizi tanpa lemak yang lezat, mobil listrik yang praktis, dan
perumahan yang harganya terjangkau.
a. Kebutuhan dan Tren
Para individu wirausaha dan perusahaan yang bermental
wirausaha berupaya menciptakan pemecahan baru atas
kebutuhan yang belum terpenuhi.
Tren adalah arah atau urutan peristiwa-peristiwa khusus
yang memiliki beberapa momentum dan mampu bertahan lama.
Tren lebih dapat diramalkan dan bertahan lama dibanding fad.
Tren mengungkap bentuk masa depan dan memberikan banyak
peluang. Sebagai contoh, persentase orang yang menghargai
kesegaran dan kesejahteraan fisik telah meningkat secara
mantap selama bertahun-tahun, khususnya kelornpok di bawah
30 tahun, kelompok wanita muda dan pasar kelas atas, serta
orang yang tinggal di Amerika bagian barat. Para pemasar
makanan sehat dan perlengkapan olahraga melayani tren itu
dengan sejumlah produk dan komunikasi yang memadai.
Megatren digambarkan sebagai "perubahan besar di bidang
sosial, ekonomi, politik, dan teknologi yang lebih lambat
terbentuknya, dan pada saat terjadi, perubahan itu akan

12
memengaruhi kita untuk waktu yang lama; antara tujuh dan
sepuluh tahun, atau lebih. Lihat "Pencerahan Pemasaran:
Sepuluh Megatren yang Membentuk Pemandangan Konsumen"
untuk melihat kekuatan yang bermain selama dasawarsa berikut
atau selanjutnya.
Tren dan megatren mendapatkan perhatian besar. Sebuah
produk baru atau program pemasaran kemungkinan menjadi
lebih berhasil jika sejalan dengan tren yang kuat dan bukannya
menentangnya, tapi mendeteksi satu peluang pasar baru tidak
menjamin keberhasilan, walaupun secara teknis bisa. Sebagai
contoh, dewasa ini beberapa perusahaan menjual "buku
elektronik" yang dapat ditenteng, tapi mungkin tidak banyak
orang yang tertarik membaca buku pada layar komputer atau
ingin membayar harga yang dituntut. Inilah sebabnya riset pasar
perlu menentukan kemungkinan laba dari peluang. Untuk
membantu para pemasar melihat pergeseran budaya yang
mungkin menghasilkan peluang atau ancaman, beberapa
perusahaan menawarkan ramalan sosial-budaya. Yankelovich
Monitor mewawancarai 2.500 orang setiap tahun dan menelusuri
35 tren sosial, seperti "anti yang besar-besar," "mistisisme,"
"hidup untuk hari ini," "menjauhkan diri dari kepemilikan
barang," dan "kenikmatan." la menggambarkan persentase
populasi yang menganut sikap itu dan juga persentase yang tidak
menganutnya.
b. Mengidentifikasi Kekuatan Besar
Perusahaan dan pemasok, perantara pemasaran, pelanggan,
pesaing, dan rnasyarakat semuanya bekerja di bawah kendala
kekuatan dan tren lingkungan makro yang membentuk peluang
dan menimbulkan ancaman.
awal dari abad baru membawa sejumlah tantangan baru:
kemerosotan tajam pasar saham yang mempengaruhi tabungan,
investasi, dan dana pensiun; meningkatnya pengangguran;

13
skandal perusahaan; dan tentu saja meningkatnya terorisme.
Peristiwa-peristiwa dramatik: ini diiringi oleh kontinuasi dari
tren jangka panjang lain yang sudah ada yang telah secara
mendalam memengaruhi panorama global.
Dalam situasi global yang berubah cepat, perusahaan harus
memantau enam kekuatan utama: demografi, ekonomi, alam,
teknologi, politik-hukum, dan sosial-budaya. Meskipun
kekuatan-kekuatan itu akan diulas secara terpisah, para pemasar
harus memperhatikan interaksi antar kekuatan itu, karena
kekuatan-kekuatan itu menjadi dasar bagi peluang dan ancaman
baru. Contohnya, ledakan pertumbuhan populasi (demografi)
menyebabkan peningkatan konsumsi sumber daya dan polusi
(lingkungan alam), sehingga konsumen menuntut lebih banyak
peraturan perundang-undangan (politik-hukum) yang
merangsang solusi teknologi dan produk baru (teknologi). Jika
harga teknologi baru itu terjangkau oleh masyarakat (ekonomi),
maka dapat, meugubah perilaku dan sikap (sosial-budaya)
mereka.
D. Lingkungan Demografi
Tren demografik sangat andal untuk jangka pendek dan menengah.
Ada masalah bagi perusahaan yang tiba-tiba terkejut karena perkembangan
demografik. Singer Company seharusnya sudah mengetahui bertahun-tahun
sebelumnya bahwa bisnis mesin jahitnya akan terpukul oleh keluarga-
keluarga kecil dan lebih banyaknya istri yang bekerja, tapi Singer lamban
dalam tanggapan.
Kekuatan demografik utama yang dipantau pemasar adalah
populasi, karena orang membentuk pasar. Para pemasar benar-benar
tertarik pada besarnya jumlah penduduk dan aneka pertumbuhan di kota,
wilayah, dan bangsa, distribusi usia dan bauran etnis, tingkat pendidikan,
pola rurnah tangga, karakteristik, serta gerakan regional.
Demografi adalah studi karakteristik populasi manusia.
Perkembangan demografi sering bergerak dengan kecepatan yang cukup

14
dapat diprediksi. Lingkungan demografi merupakan daya tarik utama bagi
para pemasar karena orang-orang dalam lingkungan itulah yang membentuk
pasar. Berberapa hal yang berkaitan dengan demografi adalah sebagai
berikut:
a. Ukuran dan laju pertumbuhan penduduk
Jumlah penduduk dunia diperkirakan berjumlah sekitar 6,2 miliar
pada tahun 2000. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian. Pertama,
dengan banyaknya penduduk dan tidak disertai dengan meningkatnya
sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang seimbang akan
menyebabkan tidak tersedianya jumlah makanan yang cukup,
kekurangan gizi, kepadatan, polusi dan berbagai masalah yang
menurunkan kualitas hidup. Maka implikasi bagi pemasaran yang
berorientasi pada sosial adalah tentang perencanaan keluarga (family
planning).
Kedua, jumlah Negara kurang dan sedang berkembang (termasuk
Indonesia) adalah sebesar 76% dari seluruh Negara di dunia dan mereka
mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2% pertahun.
Sementara untuk Negara yang sudah berkembang mempunyai tingkat
pertumbuhan penduduk sebesar 0,6% saja. Untuk Negara- negara
belum/sedang berkembang, masalah makanan, pakaian, perumahan dan
pendidikan menjadi hal yang tidak terelakkan dan mendorong kea rah
kemiskinan Negara yang lebih parah. Implikasi pada pemasaran adalah
kesadaran bagi para pengusaha bahwa peningkatan jumlah penduduk
belum tentu disertai dengan peningkatan kemampuan membeli.
b. Struktur Usia dan Campuran Etnik
Komposisi usia penduduk menentukan kebutuhan. 40% penduduk
Indonesia berusia antara 15-25, sementara Cina dalam dua dekade ke
depan, 1/5 penduduknya akan berada pada usia di atas 65 tahun. Maka
permintaan akan produk juga akan bervariasi. Di Indonesia akan banyak
dibutuhkan peralatan sekolah, peralatan dan mainan bayi, sedangkan di
Cina, kebutuhan akan meningkat untuk obat-obatan, pelayanan rumah

15
sakit, makanan yang mudah dikunyah dan surat kabar dengan tulisan
yang besar.
Suatu Negara/daerah yang homogen tentu berbeda dengan daerah
yang mempunyai penduduk yang berasal dari berbagai etnik/suku
(heterogen). Untuk daerah yang heterogen (seperti Yogya), terbuka
kemungkinan lebih besar bagi perusahaan untuk menawarkan berbagai
jenis produknya (misalnya makanan padang, bubur manado, empek-
empek palembang, soto madiun) dibanding bila berada di daerah
homogen.
c. Tingkat pendidikan
Di Jepang, 99% penduduknya adalah berpendidikan, jauh berbeda
dengan Cina. Perusahaan komputer HP menggunakan pendekatan yang
berbeda untuk memasarkan produknya di Cina. Mereka tidak
menekankan diri pada produk tetapi dengan kesan yang baik akan
perusahaan itu, misalnya menawarkan beasiswa dan peralatan komputer
untuk meningkatkan pendidikan. Negara yang mempunyai penduduk
dengan tingkat pendidikan rendah tidak akan dapat bersaing di tingkat
internasional.
d. Pola Rumah Tangga
Suatu rumah tangga dapat bervariasi bukan sekedar suami istri dan
anak, mungkin ada nenek, kakek, ipar maupun saudara-saudara yang
lain. Ada pula rumah tangga yang terdiri dari dewasa bujangan, dua
orang yang hidup bersama tanpa nikah, maupun rumah tangga
kelompok (misalnya para mahasiswa atau kelompok sekuler atau
kelompok agama yang tinggal bersama). Kelompok bujangan, janda,
duda, keluarga yang telah bercerai memerlukan tempat tinggal yang
lebih kecil, alat-alat rumah tangga, perabot, dan lain-lain yang lebih
murah harganya serta makanan yang terbungkus kecil-kecil. Kendaraan
yang dikehendaki lebih pada mobil kecil.
e. Regional Karakteristik dan Gerakan
Perpindahan penduduk terjadi di dalam suatu negara maupun antar
negara. Misalnya perpindahan orang menuju ke daerah yang lebih sejuk

16
akan meningkatkan permintaan akan pakaian hangat, dan makanan yang
berkalori tinggi, rokok, dan bir. Perpindahan orang dari desa ke kota
akan meningkatkan permintaan barang-barang seperti parfum,
kosmetik, dan alat-alat elektronik. Sedangkan perpindahan dari kota ke
daerah pinggiran kota akan mendukung terciptanya suasana yang lebih
alamiah, lebih banyak kegiatan di luar rumah, hubungan dengan
tetangga yang lebih akrab. Penduduk yang tinggal di daerah pinggiran
ini akan membeli peralatan berkebun, bengkel, mobil station wagon, dan
perlengkapan memasak di luar rumah.
Efek dari semua faktor demografi di atas seperti keluarga menjadi
lebih kecil, perubahan pola rumah tangga, keadaan tingkat pendidikan
penduduk dan sebagainya telah mengubah pasar masal, pasar yang besar
dan luas menjadi pasar yang lebih sempit dan kecil. Artinya konsumen
sekarang menjadi terbagi oleh tingkat usia, tingkat pendidikan, geografi,
gaya hidup latar belakang suku bangsa dan lain-lain. Setiap kelompok
konsumen mempunyai pilihan dan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai
ciri-ciri mereka. Perusahaan yang ingin berhasil harus memperhatikan
kelompok-kelompok kecil ini secara khas dan tidak menyamaratakan
konsumen.
E. Lingkungan Makro Utama Lainnya
Kekuatan lingkungan makro lainnya sangat memengaruhi nasib para
pemasar. Di sini kita memandang perkembangan lingkungan ekonomi,
budaya sosial, alamiah, teknologi, dan politik-hukum.
1. Lingkungan Ekonomi
Pasar memerlukan daya beli di mana ketersediaan daya beli dalam
suatu perekonomian tergantung pada tingkat pendapatan saat itu, tingkat
harga, tabungan, hutang, dan kredit yang ada. Para pemasar harus
memberi perhatian sungguh pada kecenderungan utama dalam hal
tingkat pendapatan dan pola pengeluaran konsumen. Ada tiga hal yang
berkaitan dengan lingkungan perekonomian yang perlu diperhatikan.
a. Penurunan dalam pertumbuhan pendapatan nyata

17
Situasi di Indonesia dua tahun terakhir ini telah menurunkan
pendapatan nyata penduduk karena walaupun pendapatan tetap
(ataupun ada kenaikan) tetapi tidak seimbang dengan tingkat inflasi
yang terjadi, tingkat pengangguran yang membengkak, harga-harga
naik bersama suku bunga yang tinggi serta peningkatan pajak.
Pendapatan yang tersisa untuk membayar makanan, pakaian,
pendidikan dan keperluan pokok lain menjadi berkurang, sehingga
permintaan akan barang bukan pokok seperti mobil, liburan,
peralatan elektronik menjadi menurun. Para pemasar juga perlu
memperhatikan variasi pendapatan secara geografis.
b. Tekanan inflasi
Inflasi yang hebat pada tahun 1998 membawa akibat yang
amat berarti pada peningkatan harga hampir semua jenis barang dan
jasa. Hal ini masih dapat dirasakan sampai sekarang, meskipun
tingkat inflasi sudah mulai dapat ditekan namun masyarakat masih
merasa kuatir dengan beberapa hal misalnya, kegiatan investasi yang
masih lesu, menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
dan suku bunga pinjaman yang masih tinggi. Semua ini mendorong
konsumen untuk mencari barang/jasa yang lebih murah, melakukan
sendiri jasa pelayanan yang dapat dilakukan dan hal-hal lain yang
dapat dilakukan untuk menghemat uang.
c. Perubahan pola pengeluaran konsumen
Pengeluaran konsumen untuk barang-barang yang pokok
telah mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pendapatan
keluarga meningkat, persentase belanja untuk makanan menurun,
persentase belanja untuk perumahan dan pelaksanaan kegiatan
rumah tangga tetap dan persentase belanja dalam kategori lain
(pakaian, transportasi, rekreasi, kesehatan dan pendidikan) dan
persentase untuk tabungan meningkat. Perubahan pola pengeluaran
konsumen karena perubahan dalam perekonomian yang utama
seperti pendapatan, tingkat bunga dan biaya hidup akan membawa
dampak secara langsung terhadap pasar.

18
2. Sosial Budaya
Masyarakat membentuk kepercayaan dasar, nilai dan norma yang
pada akhirnya merumuskan suatu pandangan tentang hubungan mereka
dengan sesamanya, masyarakat lain, maupun alam semesta. Terdapat
tiga karakteristik utama dari kebudayaan dan kecenderungan minat
terhadap pemasaran.
a. Nilai kebudayaan pokok yang bertahan kuat, orang yang hidup di
kelompok masyarakat tertentu memiliki beberapa kepercayaan dan
nilai-nilai inti yang diwarisi dan kecenderungan bertahannya secara
mantap. Kepercayaan inti tersebut diturunkan dari orang tua kepada
anak dan diperkuat oleh lembaga-lembaga masyarakat seperti
sekolah, gereja, perusahaan, dan pemerintahan. Sedangkan
kepercayaan sekunder lebih mungkin diubah misalnya kepercayaan
bahwa orang harus kawin dalam usia muda. Sehingga para pemasar
lebih dapat mempengaruhi orang untuk menunda perkawinan
daripada tidak kawin sama sekali. Disini penawaran yang berkaitan
dengan keluarga berencana dan perencanaan keluarga mempunyai
peluang untuk berhasil.
b. Setiap budaya mempunyai sub-budaya, setiap masyarakat
mempunyai sub-budaya dan terdapat kelompok orang yang menaati
sistem nilai yang muncul dari pengalaman hidup umum di
lingkungan mereka. Para pemasar dapat memilih salah satu dai sub-
budaya ini sebagai sasaran mereka sejauh masing-masing sub-
budaya mempunyai perilaku konsumsi dan kebutuhan yang berbeda.
c. Nilai kebudayaan sekunder berubah-ubah dari waktu ke waktu,
meskipun nilai-nilai inti relatif tetap, tetapi kebudayaan selalu
berubah. Nilai-nilai budaya pokok dari suatu masyarakat dinyatakan
dalam hubungan orang dengan dirinya, orang dengan pihak lain,
orang dengan lembaga, orang dengan masyarakat, orang dengan
alam, dan orang dengan alam semesta. Misalnya gejala kebudayaan
musik rap, akan membawa dampak terhadap gaya rambut, pakaian
maupun sikap anak-anak muda. Lingkungan kebudayaan

19
menunjukkan kecenderungan masyarakat pada aktualisasi diri,
kepuasan sementara, dan lebih berorientasi pada
keduniawian/menikmati hidup.
3. Alam
Peraturan lingkungan memukul industri tertentu dengan keras.
Perusahaan baja dan utilitas publik memiliki menginvestasikan miliaran
dolar dalam peralatan pengendalian polusi dan bahan bakar ramah
lingkungan, membuat mobil hybrid, toilet dan pancuran aliran rendah,
makanan organik, dan gedung perkantoran hijau setiap hari realitas.
Peluang menunggu mereka yang dapat mendamaikan kemakmuran
dengan perlindungan lingkungan. Pertimbangkan solusi ini untuk
kekhawatiran tentang kualitas udara.
Hampir seperempat dari karbon dioksida yang membentuk sekitar
80 persen dari semua gas rumah kaca berasal dari pembangkit listrik.
Airtricity yang berbasis di Dublin mengoperasikan ladang angin di
Amerika Serikat dan Inggris yang menawarkan listrik yang lebih murah
dan lebih ramah lingkungan.
Transportasi menempati urutan kedua setelah pembangkit listrik
sebagai penyumbang pemanasan global, menyumbang sekitar seperlima
dari emisi karbon. Inovasi Westport yang berbasis di Vancouver
mengembangkan teknologi konversi injeksi langsung bertekanan tinggi
yang memungkinkan mesin diesel untuk menggunakan gas alam cair
yang membakar lebih bersih, mengurangi emisi rumah kaca hingga
seperempatnya.
Karena jutaan kebakaran memasak pedesaan, beberapa bagian Asia
Selatan menderita sangat miskin kualitas udara. Seseorang yang
memasak di atas kayu terbuka atau api minyak tanah menghirup yang
setara dari dua bungkus rokok sehari. Sun Ovens International yang
berbasis di Illinois membuat ukuran keluarga dan oven surya
institusional yang menggunakan cermin untuk mengarahkan sinar
matahari ke dalam kotak terisolasi. Digunakan di 130 negara, oven
menghemat uang dan mengurangi rumah kaca emisi gas. Lingkungan

20
korporat mengakui kebutuhan untuk mengintegrasikan isu-isu
lingkungan ke dalam rencana strategis perusahaan. Tren dalam
lingkungan alami yang harus diperhatikan oleh pemasar mencakup:
kekurangan bahan baku terutama air, meningkatnya biaya energi,
peningkatan tingkat polusi, dan perubahan peran pemerintah.
Bahan mentah bumi terdiri dari yang tidak terbatas, yang dapat
diperbarui, dan yang tidak dapat diperbarui. Perusahaan yang produknya
membutuhkan sumber daya tak terbarukan yang terbatas minyak, batu
bara, platinum, seng, perak menghadapi peningkatan biaya yang
substansial seiring dengan pendekatan penipisan. Perusahaan yang
dapat berkembang bahan pengganti memiliki peluang yang sangat baik.
Satu sumber daya tak terbarukan yang terbatas, minyak, telah
menciptakan masalah serius bagi perekonomian dunia. Seperti harga
minyak melonjak, perusahaan mencari cara praktis untuk memanfaatkan
tenaga surya, nuklir, angin, dan energi alternatif lainnya.
Beberapa kegiatan industri pasti akan merusak lingkungan alam,
menciptakan pasar yang besar untuk solusi pengendalian polusi seperti
scrubber, pusat daur ulang, dan sistem penimbunan sampah serta cara
alternatif untuk memproduksi dan mengemas barang.
Banyak negara miskin tidak berbuat banyak tentang polusi,
kekurangan dana atau kemauan politik. Demi kepentingan negara-
negara kaya untuk membantu mereka mengendalikan polusi mereka,
tetapi bahkan negara-negara kaya hari ini kekurangan dana yang
diperlukan.
4. Teknologi
Perubahan teknologi tentu saja mempengaruhi daur hidup barang
dan jasa. Setiap perubahan teknologi menimbulkan akibat-akibat jangka
panjang yang besar tak selalu dapat diramalkan terlebih dahulu. Para
pemasar perlu mengamati kecenderungan berikut dalam teknologi.
a. Laju percepatan teknologi, banyak produk yang ada sekarang tidak
tersedia pada seratus tahun yang lalu. Dahulu orang tidak mengenal
komputer, televisi, mesin pendingin, perekam video, ataupun

21
penerangan listrik. Laju pertumbuhan teknologi telah banyak
membantu manusia untuk melakukan pekerjaannya secara lebih
efektif dan efisien. Sulit disangkal bahwa teknologi selalu
berkembang dan akan selalu berkembang. Revolusi ini sudah tentu
akan memberikan dampak yang berarti terhadap pola konsumsi dan
sistem pemasaran.
b. Peluang pembaruan yang tak terbatas, sehubungan dengan
perkembangan teknologi yang tidak terbendung maka akan lebih
banyak penemuan baru di bidang teknologi yang akan
mempengaruhi gaya hidup manusia dan lingkungan. Para ilmuwan
sampai sekarang masih berusaha mengembangkan berbagai
teknologi baru yang akan menimbulkan perubahan dalam proses
produksi dan produk. Penemuan terhadap mesin-mesin industri yang
otomatis telah membawa implikasi dalam bidang bisnis dengan
memberikan peluang bisnis maupun lapangan kerja baru, sekaligus
juga efisiensi tenaga kerja karena adanya mesin-mesin yang dapat
menggantikan tenaga manusia. Dengan usaha yang masih dilakukan
sampai sekarang dalam bidang teknis, para pelaku bisnis juga
diharapkan mempersiapkan diri menghadapinya.
c. Anggaran biaya penelitian dan pengembangan yang besar, pola
persaingan di antara para pengusaha menyebabkan mereka
cenderung lebih meningkatkan lagi kemampuan teknologi untuk
mengantisipasi persaingan hingga menyebabkan anggaran biaya
untuk penelitian dan pengembangan menjadi semakin besar.
d. Meningkatnya pengaturan dalam perubahan teknologi, perubahan
teknologi menghadapi tantangan dari mereka yang melihatnya
sebagai ancaman terhadap alam, kebebasan pribadi, kesederhanaan,
dan bahkan terhadap ras manusia. Pemerintah meningkatkan
pengaturan dalam perubahan teknologi untuk melindungi konsumen
dari dampak negatif yang muncul dari produk-produk baru. Para
pemasar perlu bekerja sama dengan para peneliti untuk menemukan
produk yang mempunyai peluang pasar yang bagus.

22
5. Politik-Hukum
Lingkungan ini dibentuk oleh hukum-hukum, lembaga pemerintah
dan kelompok penentang yang membatasi kegiatan organisasi dan
individu dalam masyarakat.
a. Perundang-undangan pokok yang mengatur bisnis Ada 3 tujuan
dikeluarkannya perundang-undangan pokok yang mengatur bisnis
ini yaitu melindungi perusahaan dari persaingan yang tidak sehat di
antara sesamanya, untuk melindungi konsumen dari praktek
perusahaan yang tidak jujur dan untuk melindungi minat masyarakat
yang lebih besar terhadap tingkah laku perusahaan yang tidak
terkendali. Contoh dari perundangan ini adalah dikenakannya biaya
pajak untuk barang mewah sebesar 5%-30% yang masuk ke
Indonesia.
b. Pertumbuhan kelompok-kelompok kepentingan masyarakat.
Jumlah dan kekuatan kelompok-kelompok pemerhati kepentingan
masyarakat telah meningkat. Mereka mempengaruhi pemerintah
dan perusahaan untuk lebih memperhatikan kelompok-kelompok
tertentu dalam masyarakat seperti hak-hak konsumen, hak wanita,
hak buruh dan kelompok minoritas lain, misalnya Suara Ibu Perduli,
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, dan lain-lain.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran
merupakan suatu kegiatan yang di lakukan oleh organisasi dan bisnis dalam
rangka mencapai tujuan yang telah dan akan ditetapkan. Di dalam sistem
informasi pemasaran juga tersedia informasi penjualan, promosi penjualan,
aktivitas pemasaran, kegiatan penelitian pasar, dan hal lainnya yang
berkaitan dengan pemasaran.
Perusahaan mempelajari kebutuhan informasi para manajernya dan
merancang sistem informasi pemasaran (Marketing Information Systems-
MIS) untuk memenuhi kebutuhan itu. Sistem informasi pemasaran (SIP)
terdiri dari orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan,
menyortir, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi
yang sesuai kebutuhan, tepat waktu, dan akurat kepada para pembuat
keputusan pemasaran. Sistem informasi pemasaran dikembangkan dari
catatan perusahaan internal, kegiatan inteligensi pemasaran, dan riset
pemasaran.
B. Saran
Jika manajer akan melakukan pemasaran maka harus
mempersiapkan informasi penjualan, promosi penjualan, aktivitas
pemasaran, kegiatan penelitian pasar, dan hal lainnya yang berkaitan dengan
pemasaran terlebih dahulu. Manajer hendaknya mencari sistem informasi
pemasaran dengan baik dan benar. Manajer juga harus memahami serta
mengaplikasikan sistem tersebut pada perusahaan, dapat mengelola dan
menyajikan informasi pemasaran yang akurat dan mampu
dipertanggungjawabkan karena ini dapat menunjang kesuksesan pada
perusahaan.

24
Daftar Pustaka

accurate.id, "Sistem Informasi Pemasaran: Pengertian, Jenis, dan Komponen di


Dalamnya".

https://accurate.id/marketing-manajemen/sistem-informasi-pemasaran/

(Diakses, 17 Oktober 2022)

rifqimulyawan.com, "Pengertian Marketing Intelligence"

https://rifqimulyawan.com/blog/pengertian-marketing-intelligence/

(Diakses, 17 Oktober 2022)

repository.iainkudus.ac.id, "BAB II".

http://repository.iainkudus.ac.id/5168/5/5.%20BAB%20II.pdf

(Diakses, 17 Oktober 2022)

Kotler, Philip & Armstrong (2012): Marketing Management 14th Edition New Jersey:
Pretice Hall.

25

Anda mungkin juga menyukai