Anggota Kelompok 9 :
PRODI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI EKONOMI PGRI DEWANTARA
JOMBANG
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi MahaPanyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nyayang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang mengelola informasipemasaran.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kerja sama kami sebagai tim
atau kelompok ini sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu,
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua anggota yang telah
berkontribusi dalam pembuatanmakalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih adakekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Olehkarena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik daripembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Informasi adalah bahan dasar pengambilan keputusan dalam kegiatan pemasaran. Info
rmasi bagi usaha kecil dikelola dengan mudah, sederhana dan informal, sehingga usaha k
ecil sering tidak memiliki unit kerja yang mengelola informasi bagi dalam pengumpulan,
pengelolahan maupun distribusi. Semakin besar perrusahaan ditambah dengan meningkat
nya persaingan dan perubahan lingkungan, semakin meningkatkan kebutuhan system inf
ormasi yang lebih formal dan sistematis.
Pemasaran merupakan bagian fungsi yang lebih berurusan dengan pelanggan dibandin
gkan fungsi bisnis lainnya. Berdasarkan definisi klasik, pemasaran merupakan kemampu
an atau kegiatan dari aktivitas bisnis yang mengarahkan barang dan jasa dari produsen ke
konsumen. Namun dengan perkembangan zaman, pemasaran telah mengalami evolusi ya
ng bukan hanya sekedar pada kegiatan untuk menyalurkan barang dari tangan produsen k
e konsumen.
Sistem ini dimulai dengn pemahaman penuh tentang pasar dan kebutuhan serta keingi
nan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan informasi yang dapat dipercay
a untuk menghasilkan nilai dan kepuasan yang tinggi bagi konsumen. Selain itu, perusah
aan juga membutuhkan informasi tentang para pesaing, penjual, perantara, dan pelaku ke
kuatan pasar lainnya.
A. Pengertian Informasi
Secara umum, pengertian informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah
diproses dan dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang mudah dimengerti
dan bermanfaat bagi penerimanya. Dari definisi tersebut dapat kita pahami bahwa kata
“informasi” memiliki arti yang berbeda dengan kata “data”. Data adalah fakta yang
masih bersifat mentah atau belum diolah, setelah mengalami proses atau diolah maka
data itu bisa menjadi suatu informasi yang bermanfaat.
Tidak semua data atau fakta dapat diolah menjadi sebuah informasi bagi penerimanya.
Jika suatu data yang diolah ternyata tidak bermanfaat bagi penerimanya, maka hal
tersebut belum bisa disebut sebagai sebuah informasi. Secara etimologis istilah
“informasi” berasal dari bahasa Latin, yaitu “Informatinem” yang artinya ide, kode, atau
garis besar. Informasi dapat disajikan dalam beragam bentuk, mulai dari tulisan, gambar,
tabel, diagram, audio, video, dan lain sebagainya.
Pengertian umum dari sistem informasi pemasaran adalah salah satu sistem yang di
dalamnya menganalisa dan juga mengukur informasi pemasaran yang dihimpun secara
terus menerus dari berbagai sumber perusahaan. Di dalam sistem informasi pemasaran
juga tersedia informasi penjualan, promosi penjualan, aktivitas pemasaran, kegiatan
penelitian pasar, dan hal lainnya yang berkaitan dengan pemasaran.
Philip kotler menjelaskan bahwa sistem informasi pemasaran adalah suatu struktur
serta prosedur dan cara reguler untuk direncanakan penghimpunan, analisa, dan juga
penyajian informasi untuk bisa digunakan dalam membuat keputusan pemasaran.
Manfaat dari sistem informasi pemasaran sendiri adalah guna memecahkan masalah
pemasaran yang hadir dari suatu perusahaan dan bisa mengambil kebijakan strategis
dalam ruang lingkup pemasaran.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka bisa kita simpulkan bahwa sistem informasi
pemasaran adalah suatu sistem yang didesain untuk bisa mengolah suatu informasi untuk
membantu kegiatan pemasaran dan juga aktivitas penjualan pada suatu perusahaan.
Siklus yang terdapat dalam sistem informasi pemasaran ini juga harus terus
dibangun agar nantinya terbentuk suatu pola yang mampu memudahkan pihak
manajemen dalam hal mengontrol dan juga mengevaluasi sistem di dalamnya.
Pendekatan riset. Data primer dapat dikumpulkan dengan enam cara: observasi,
etnografi, kelompok pengamatan, survei, data perilaku dan eksperimen.
Riset observasi (observational research). Data segar dapat dikumpulkan
dengan mengamati pelaku dan keadaan yang relevan seperti diam-diam
meneliti ketika mereka berbelanja atau sedang mengkonsumsi produk.
Riset etnografi. Pendekatan riset observasi tertentu yang menggunakan konsep
dan alat dari ilmu antropologi dan disiplin ilmu social lain untuk memberikan
pemahaman mendalam tentang bagaimana orang hidup dan bekerja.
Riset kelompok pengamatan (focus-group research). Sebuah kelompok
pengamatan adalah kumpulan dari enam sampai sepuluh orang yang diundang
untuk menghabiskan waktu beberapa jam dengan seorang moderator terlatih
untuk membahas suatu produk, jasa, organisasi, atau satuan pemasaran
lainnya. Riset kelompok pengamatan adalah langkah eksplorasi yang perlu
diambil sebelum merancang sebuah survei dalam skala besar.
Riset survei (survey research). Survei merupakan paling tepat untuk riset
deskriptif. Perusahaan-perusahaan mengadakan survei untuk mempelajari
pengetahuan, keyakinan, preferensi, kepuasan masyarakat, dan lain-lain, serta
untuk mengukur jumlahnya dalam populasi.
Data Perilaku. Pelanggan meninggalkan jejak perilaku pembelian mereka di
data pemindai took, pembelian katalog, dan database pelanggan. Pemasar
dapat belajar banyak dengan menganalisis data ini. Pembelian actual
mencerminkan preferensi konsumen dan seringkali lebih dapat diandalkan
daripada pernyataan yang mereka berikan kepada periset pasar.
Riset eksperimen (experimental research). Riset yang paling sah secara ilmiah
adalah riset eksperimen. Riset eksperimen paling tepat untuk riset kasual,
sehingga mengharuskan pemilihan kelompok subjek yang sesuai,
memberikan perlakuan-perlakuan yang berbeda terhadap mereka,
mengendalikan variabel-variabel eksternal, dan menguji apakah perbedaan
tanggapan yang diamati cukup signifikan secara statistik. Maksud dari riset
eksperimen adalah untuk menangkap hubungan sebab-akibat dengan
menghilangkan penjelasan lain dari hasil pengamatan.
Instrumen Riset. Para peneliti pemasaran memiliki tiga pilihan instrumen riset dalam
mengumpulkan data primer: kuesioner, pengukuran kualitatif, dan peralatan
teknologi.
Kuesioner: Sebuah kuesioner terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang
disajikan kepada responden untuk dijawab. Karena fleksibilitasnya, kuesioner
merupakan instrumen yang paling sering dipakai dalam pengumpulan data
primer. Kuesioner harus dikembangkan, diuji, dan disempurnakan dengan
cermat sebelum diterapkan dalam skala besar.
Pengukuran kualitatif. Beberapa pemasar lebih menyukai metode kualitatif
dalam mengukur pendapat konsumen karena tindakan konsumen tidak selalu
sesuai dengan jawaban mereka terhadap pernyataan survei. Riset kualitatif
sering menjadi langkah pertama yang berguna dalam mengeksplorasi persepsi
merek dan produk konsumen.
Peralatan teknologi. Peralatan teknologi kadang berguna dalam riset
pemasaran. Kini teknologi berkembang begitu pesat sehingga pemasar dapat
menggunakan peralatan seperti sensor kulit, pemindai gelombang otak, dan
pemindai badan penuh untuk mendapatkan respon konsumen.
Rencana Pengambilan Sampel. Setelah melakukan pendekatan dan instrumen riset,
peneliti pemasaran harus merancang suatu rencana pengambilan sampel, yang
mengharuskan pengambilan tiga keputusan:
1. Unit pengambilan sampel: Siapa yang akan di survei?
2. Ukuran sampel: Berapa banyak orang yang harus disurvei?
3. Prosedur pengambilan sampel: Bagaimana responden dipilih?
Metode Kontak. Setelah rencana pengambilan sampel ditentukan, peneliti pemasaran
harus memutuskan bagaimana subjek harus dihubungi. Pilihannya adalah melalui
surat-menyurat, telepon atau wawancara pribadi.