Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

“ MENGELOLA INFORMASI PEMASARAN”

Anggota Kelompok 9 :

1. Alfina Eka Marsela (1961331)


2. Liana Putri Margareta (1961343)
3. Sartika Dewi Moenalisa (1961323)
4. Mochamad Wahyu Syaifudin (1961332)

PRODI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI EKONOMI PGRI DEWANTARA
JOMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi MahaPanyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nyayang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang mengelola informasipemasaran.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kerja sama kami sebagai tim
atau kelompok ini sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu,
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua anggota yang telah
berkontribusi dalam pembuatanmakalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih adakekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Olehkarena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik daripembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pengelolaan informasi


dalampemasaran dapat diterapkan secara bijak oleh masyarakat luas dan dapatmenginspirasi
bagi pembaca.

Jombang, 29 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi adalah bahan dasar pengambilan keputusan dalam kegiatan pemasaran. Info
rmasi bagi usaha kecil dikelola dengan mudah, sederhana dan informal, sehingga usaha k
ecil sering tidak memiliki unit kerja yang mengelola informasi bagi dalam pengumpulan,
pengelolahan maupun distribusi. Semakin besar perrusahaan ditambah dengan meningkat
nya persaingan dan perubahan lingkungan, semakin meningkatkan kebutuhan system inf
ormasi yang lebih formal dan sistematis.

Pemasaran merupakan bagian fungsi yang lebih berurusan dengan pelanggan dibandin
gkan fungsi bisnis lainnya. Berdasarkan definisi klasik, pemasaran merupakan kemampu
an atau kegiatan dari aktivitas bisnis yang mengarahkan barang dan jasa dari produsen ke
konsumen. Namun dengan perkembangan zaman, pemasaran telah mengalami evolusi ya
ng bukan hanya sekedar pada kegiatan untuk menyalurkan barang dari tangan produsen k
e konsumen.

Sistem ini dimulai dengn pemahaman penuh tentang pasar dan kebutuhan serta keingi
nan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan informasi yang dapat dipercay
a untuk menghasilkan nilai dan kepuasan yang tinggi bagi konsumen. Selain itu, perusah
aan juga membutuhkan informasi tentang para pesaing, penjual, perantara, dan pelaku ke
kuatan pasar lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari informasi dan sistem informasi pemasaran?
2. Bagaimana cara mengukur kebutuhan informasi?
3. Apa saja yang dibutuhkan dalam mengembangkan informasi pemasaran?
4. Bagaimana cara menganalisis informasi pemasaran?
5. Bagaimana cara mendistribusikan dan menggunakan informasi pemasaran?
6. Apa yang dimaksud dengan Riset Pemasaran?
7. Apa saja pertimbangan lain dalam Riset Pemasaran?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Sistem Informasi Pemasaran (MIS)?
2. Untuk mengetahui cara mengukur kebutuhan informasi?
3. Untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam mengembangkan informasi pe
masaran?
4. Untuk mengetahui cara menganalisis informasi pemasaran?
5. Untuk mengetahui cara mendistribusikan dan menggunakan informasi pemasaran?
6. Untuk mengetahui apa itu Riset Pemasaran?
7. Untuk mengetahui apa saja pertimbangan lain dalam Riset Pemasaran?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Informasi dan Sistem Informasi Pemasaran

A. Pengertian Informasi

Secara umum, pengertian informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah
diproses dan dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang mudah dimengerti
dan bermanfaat bagi penerimanya. Dari definisi tersebut dapat kita pahami bahwa kata
“informasi” memiliki arti yang berbeda dengan kata “data”. Data adalah fakta yang
masih bersifat mentah atau belum diolah, setelah mengalami proses atau diolah maka
data itu bisa menjadi suatu informasi yang bermanfaat.

Tidak semua data atau fakta dapat diolah menjadi sebuah informasi bagi penerimanya.
Jika suatu data yang diolah ternyata tidak bermanfaat bagi penerimanya, maka hal
tersebut belum bisa disebut sebagai sebuah informasi. Secara etimologis istilah
“informasi” berasal dari bahasa Latin, yaitu “Informatinem” yang artinya ide, kode, atau
garis besar. Informasi dapat disajikan dalam beragam bentuk, mulai dari tulisan, gambar,
tabel, diagram, audio, video, dan lain sebagainya.

B. Sistem Informasi Pemasaran

Pengertian umum dari sistem informasi pemasaran adalah salah satu sistem yang di
dalamnya menganalisa dan juga mengukur informasi pemasaran yang dihimpun secara
terus menerus dari berbagai sumber perusahaan. Di dalam sistem informasi pemasaran
juga tersedia informasi penjualan, promosi penjualan, aktivitas pemasaran, kegiatan
penelitian pasar, dan hal lainnya yang berkaitan dengan pemasaran.

Philip kotler menjelaskan bahwa sistem informasi pemasaran adalah suatu struktur
serta prosedur dan cara reguler untuk direncanakan penghimpunan, analisa, dan juga
penyajian informasi untuk bisa digunakan dalam membuat keputusan pemasaran.
Manfaat dari sistem informasi pemasaran sendiri adalah guna memecahkan masalah
pemasaran yang hadir dari suatu perusahaan dan bisa mengambil kebijakan strategis
dalam ruang lingkup pemasaran.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka bisa kita simpulkan bahwa sistem informasi
pemasaran adalah suatu sistem yang didesain untuk bisa mengolah suatu informasi untuk
membantu kegiatan pemasaran dan juga aktivitas penjualan pada suatu perusahaan.

Siklus yang terdapat dalam sistem informasi pemasaran ini juga harus terus
dibangun agar nantinya terbentuk suatu pola yang mampu memudahkan pihak
manajemen dalam hal mengontrol dan juga mengevaluasi sistem di dalamnya.

2.3  Mengembangkan Informasi


Informasi yang dibutuhkan oleh manajer pemasaran dapat diperoleh dari catatan internal
perusahaan, pengetahuan pasar dan riset pemasaran. Sistem analisis informasi selanjutnya
memproses informasi tersebut sehingga membuatnya lebih berguna bagi para manajer.

2.3.1          Catatan Intenal


Kebanyakan manajer pemasaran menggunakan catatan dan laporan internal secara
teratur, terutama untuk mengambil keputusan perencanaan, implementasi, dan pengendalian
tugas sehari-hari. Informasi catatan internal terdiri dari informasi yang dikumpulkan dari
sumber di dalam perusahaan untuk mengevaluasi kinerja pemasaran dan untuk mengetahui
masalah serta peluang pemasaran. Manajer pemasaran dapat dengan segera mengakses dan
bekerja menggunakan informasi yang ada dalam database untuk mengetahui peluang dan
masalah pemasaran, program perencanaan dan mengevaluasi kinerja.

2.3.2          Pengetahuan Pemasaran


Pengetahuan pemasaran adalah informasi sehari-hari mengenai perkembangan di
lingkungan pemasaran yang membantu manajer menyiapkan dan menyesuaikan rencana
pemasaran. Sistem pengetahuan pemasaran menetapkan pengetahuan apa yang dibutuhkan,
mengumpulkannya dengan mencari di dalam lingkungan, dan menyampaikannya kepada
manajer.
Pengetahuan pemasaran dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Beberapa
perusahaan menetapkan suatu departemen untuk mengumpulkan dan mengedarkan
pengetahuan pemasaran.

2.3.3          Riset Pemasaran


Manajer tidak dapat selalu menunggu informasi yang datang sebagian-sebagian dari
sistem pengetahuan pemasaran. Manajer memerlukan riset pemasaran. Riset pemasaran
didefinisikan sebagai desain, pengumpulan, analisis, dan pelapor data secara sistematis yang
merelevan bagi suatu situasi pemasaran tertentu yang dihadapi oleh sebuah organisasi.
Pemasaran terlibat dalam suatu kegiatan yang bervariasi luas, dimulai dari studi potensi pasar
dan pangsa pasar, pengukuran kepuasan pelanggan dan perilaku pembelian, hingga studi
penetapan harga, produk, distribusi dan kegiatan promosi.
Sebuah perusahaan dapat melakukan riset pemasaran melalui departemen risetnya
sendiri atau menyerahkan sebagian atau bahkan seluruh kegiatan tersebut kepada orang lain,
tergantung pada keahlian dalam melakukan riset dan sumberdaya yang dimiliki. Walaupun
sebagian besar perusahaan memiliki departemen riset pemasarannya sendiri, mereka juga
sering menggunakan perusahaan luar untuk melakukan tugas-tugas riset atau studi-studi
khusus.

2.4 Analisis Informasi


Informasi yang dikumpulkan oleh sistem pengetahuan pemasaran dan riset pemasaran
sering kali perlu dianalisis lebih lanjut dan kadang-kadang manajer memerlukan bantuan
lebih lanjut untuk menerapkan informasi tadi pada masalah dan keputusan pemasaran.
Analisis informasi mungkin juga mencakup koleksi model matematika yang akan
membantu pemasar mengambil keputusan lebih baik. Setiap model mewakili beberapa
sistem, proses, atau hasil yang sebenarnya. Semua model ini dapat membantu menjawab
pertanyaan mengenai apa yang terjadi kalau dan mana yang terbaik.

2.5  Mendistribusikan Dan Menggunakan Informasi


Informasi pemasaran tidak mempunyai nilai sampai manajer menggunakannya untuk
mengambil keputusan pemasaran yang lebih baik. Informasi dikumpulkan lewat pengetahuan
pemasaran dan riset pemasaran harus didistribusikan kepada manajer pemasaran yang tepat,
pada saat yang tepat.
Perkembangan dalam teknologi informasi menyebabkan revolusi dalam distribusi
informasi. Dengan kemajuan dalam komputer, perangkat lunak, dan telekomunikasi baru-
baru ini, sebagian besar perusahaan melakukan desentralisasi sistem informasi pemasaran.
Dalam banyak perusahaan, manajer pemasaran dapat mengakses langsung jaringan informasi
lewat komputer pribadi dan sarana-sarana lain. Karena semakin banyak manajer yang
mengembangkan keterampilan yang diperlukan seperti sistem penerbitan dekstop, dan seiring
dengan kemajuan dalam teknologi, sistem itu semakin murah, sehingga semakin banyak
perusahaan pemasaran akan menggunakan sistem informasi pemasaran terdesentralisasi.
SIP tersebut bermula dan berakhir dengan penggunaan informasi. Mula-mula SIP
berinteraksi dengan manajer pemasaran untuk menilai informasi yang mereka butuhkan.
Kemudian SIP mengembangkan informasi yang dibutuhkan itu dari catatan-catatan internal
perusahaan-perusahaan, kegiatan-kegiatan intelijen pemasaran, serta proses riset pemasaran.
2.6  Riset Pemasaran
Riset Pemasaran menurut Malhotra (1996) merupakan identifikasi, pengumpulan,
analisis dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan obyektif dengan tujuan untuk
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan identifikasi dan
pemecahan masalah dan peluang dalam bidang pemasaran.
Pengertian lain dari Riset Pemasaran adalah perancangan, pengumpulan, analisa dan
pelaporan data yang sistematis dan temuan-temuan yang relevan dengan situasi pemasaran
tertentu yang dihadapi perusahaan. Periset pemasaran terlibat dalam suatu kegiatan yang
bervariasi luas, dimulai dari studi potensi pasar dan pangsa pasar, pengukuran kepuasan
pelanggan dan perilaku pembelian, hingga studi penetapan harga, produk, distribusi, dan
kegiatan promosi.

Riset pemasaran yang efektif melibatkan enam langkah yaitu:

Langkah 1: MENDEFINISIKAN MASALAH DAN TUJUAN RISET.


Langkah pertama mengharuskan manajer pemasaran dan peneliti pemasaran untuk
mendefinisikan masalah dengan hati-hati dan menentukan tujuan riset. Sebuah pepatah kuno
mengatakan, “Suatu masalah yang didefinisikan dengan baik sudah setengah selesai”.
Manajemen harus mengarahkan agar jangan sampai menyatakan masalah terlalu luas atau
terlalu sempit.
Tidak semua proyek riset dapat dibuat sedemikian spesifik untuk tujuannya. Sebagian
riset bersifat eksplorasi- bertujuan mengumpulkan data pendahuluan atau informasi awal
untuk memperoleh keterangan mengenai sifat sesungguhnya dari suatu masalah dan
memberikan saran penyelesaian atau gagasan baru. Sebagaian riset bersifat deskriptif- yaitu,
untuk menjelaskan sesuatu seperti potensi dasar untuk memastikan jumlah tertentu suatu
produk atau demografi dan sikap konsumen yang membeli suatu produk, seperti berapa
banyak orang yang akan menggunakan telepon dengan harga $25 per sambungan. Sebagian
riset bersifat kausal- tujuannya untuk menguji hubungan sebab akibat. Sebagai contoh,
apakah para penumpang akan lebih banyak menggunakan telepon jika pesawat telepon
ditempatkan di sebelah tempat duduk mereka daripada di jalur antar penumpang dekat toilet?
Langkah 2: MENGEMBANGKAN RENCANA RISET
Tahap kedua riset pemasaran mengharuskan pengembangan rencana yang paling
efisien untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Manajer pemasaran perlu
mengetahui biaya rencana riset sebelum menyetujuinya.
Untuk merancang sebuah rencana riset mengharuskan keputusan-keputusan mengenai
sumber data, pendekatan riset, rencana pengambilan sampel, dan metode kontak.
 Sumber data. Rencana riset mungkin memerlukan pengumpulan data sekunder, data
primer, atau keduanya. Data sekunder adalah data yang telah ada dan dikumpulkan
untuk maksud lain. Data primer adalah data yang dikumpulkan untuk suatu maksud
tertentu atau suatu proyek riset tertentu.
Para peneliti biasanya memulai penelitian mereka dengan memeriksa data
sekunder untuk melihat apakah masalah mereka dapat diselesaikan sebagian atau
seluruhnya tanpa pengumpulan data primer yang memakan biaya tinggi. Data
sekunder merupakan suatu titik awal riset dan memberikan keunggulan dalam hal
biaya yang rendah dan ketersediannya.

 Pendekatan riset. Data primer dapat dikumpulkan dengan enam cara: observasi,
etnografi, kelompok pengamatan, survei, data perilaku dan eksperimen.
 Riset observasi (observational research). Data segar dapat dikumpulkan
dengan mengamati pelaku dan keadaan yang relevan seperti diam-diam
meneliti ketika mereka berbelanja atau sedang mengkonsumsi produk.
 Riset etnografi. Pendekatan riset observasi tertentu yang menggunakan konsep
dan alat dari ilmu antropologi dan disiplin ilmu social lain untuk memberikan
pemahaman mendalam tentang bagaimana orang hidup dan bekerja.
 Riset kelompok pengamatan (focus-group research). Sebuah kelompok
pengamatan adalah kumpulan dari enam sampai sepuluh orang yang diundang
untuk menghabiskan waktu beberapa jam dengan seorang moderator terlatih
untuk membahas suatu produk, jasa, organisasi, atau satuan pemasaran
lainnya. Riset kelompok pengamatan adalah langkah eksplorasi yang perlu
diambil sebelum merancang sebuah survei dalam skala besar.
 Riset survei (survey research). Survei merupakan paling tepat untuk riset
deskriptif. Perusahaan-perusahaan mengadakan survei untuk mempelajari
pengetahuan, keyakinan, preferensi, kepuasan masyarakat, dan lain-lain, serta
untuk mengukur jumlahnya dalam populasi.
 Data Perilaku. Pelanggan meninggalkan jejak perilaku pembelian mereka di
data pemindai took, pembelian katalog, dan database pelanggan. Pemasar
dapat belajar banyak dengan menganalisis data ini. Pembelian actual
mencerminkan preferensi konsumen dan seringkali lebih dapat diandalkan
daripada pernyataan yang mereka berikan kepada periset pasar.

 Riset eksperimen (experimental research). Riset yang paling sah secara ilmiah
adalah riset eksperimen. Riset eksperimen paling tepat untuk riset kasual,
sehingga mengharuskan pemilihan kelompok subjek yang sesuai,
memberikan perlakuan-perlakuan yang berbeda terhadap mereka,
mengendalikan variabel-variabel eksternal, dan menguji apakah perbedaan
tanggapan yang diamati cukup signifikan secara statistik. Maksud dari riset
eksperimen adalah untuk menangkap hubungan sebab-akibat dengan
menghilangkan penjelasan lain dari hasil pengamatan.

 Instrumen Riset. Para peneliti pemasaran memiliki tiga pilihan instrumen riset dalam
mengumpulkan data primer: kuesioner, pengukuran kualitatif, dan peralatan
teknologi.
 Kuesioner: Sebuah kuesioner terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang
disajikan kepada responden untuk dijawab. Karena fleksibilitasnya, kuesioner
merupakan instrumen yang paling sering dipakai dalam pengumpulan data
primer. Kuesioner harus dikembangkan, diuji, dan disempurnakan dengan
cermat sebelum diterapkan dalam skala besar.
 Pengukuran kualitatif. Beberapa pemasar lebih menyukai metode kualitatif
dalam mengukur pendapat konsumen karena tindakan konsumen tidak selalu
sesuai dengan jawaban mereka terhadap pernyataan survei. Riset kualitatif
sering menjadi langkah pertama yang berguna dalam mengeksplorasi persepsi
merek dan produk konsumen.
 Peralatan teknologi. Peralatan teknologi kadang berguna dalam riset
pemasaran. Kini teknologi berkembang begitu pesat sehingga pemasar dapat
menggunakan peralatan seperti sensor kulit, pemindai gelombang otak, dan
pemindai badan penuh untuk mendapatkan respon konsumen.
 Rencana Pengambilan Sampel. Setelah melakukan pendekatan dan instrumen riset,
peneliti pemasaran harus merancang suatu rencana pengambilan sampel, yang
mengharuskan pengambilan tiga keputusan:
1. Unit pengambilan sampel: Siapa yang akan di survei?
2. Ukuran sampel: Berapa banyak orang yang harus disurvei?
3. Prosedur pengambilan sampel: Bagaimana responden dipilih?
 Metode Kontak. Setelah rencana pengambilan sampel ditentukan, peneliti pemasaran
harus memutuskan bagaimana subjek harus dihubungi. Pilihannya adalah melalui
surat-menyurat, telepon atau wawancara pribadi.

Langkah 3: MENGUMPULKAN INFORMASI


Tahap ini umumnya merupakan tahap paling mahal dan paling sering terjadi
kesalahan. Dalam kasus survei misalnya, terdapat empat masalah utama. Oleh karena itu
diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk mendapatkan data informasi yang akurat. Sebagian
responden mungkin sedang tidak ada di rumah dan harus dihubungi lagi atau diganti
responden lain. Responden lain mungkin menolak untuk bekerja sama. Juga ada responden
yang memberikan jawaban yang bias atau tidak jujur. Dan yang terakhir, beberapa
pewawancara terkadang juga bersikap bias atau tidak jujur.

Langkah 4: MENGANALISA INFORMASI


Langkah berikutnya dalam proses riset pemasaran adalah menyaring temuan-temuan
yang berguna dari data yang dikumpulkan. Semua informasi yang didapat perlu disaring
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari riset ini. Rata-rata dan ukuran dispersi dihitung
untuk variabel-variabel utama. Peneliti juga akan menerapkan sejumlah teknik statistik dan
model keputusan yang lebih canggih. Perhitungan dan analisa akan data yang telah diperoleh
akan menentukan langkah yang diambil selanjutnya.

Langkah 5: MENYAJIKAN HASIL TEMUAN


Sebagai langkah terakhir dalam riset pemasaran, para peneliti menyajikan temuan-
temuan mereka kepada pihak-pihak terkait. Peneliti tidak boleh membanjiri manajemen
dengan banyak angka dan teknik-teknik statistik canggih, tetapi sebaiknya cukup menyajikan
hasil temuan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemasaran yang dihadapi
manajemen.

Langkah 6: MENGAMBIL KEPUTUSAN


Manajer yang memerintahkan dilakukannya riset harus mempertimbangkan bukti.
Mereka dapat memutuskan untuk mempelajari masalah ini lebih lanjut dan melakukan lebih
banyak riset. Keputusan ada ditangan mereka, riset yang dilakukan secara cermat
memberikan pandangan bagi mereka terhadap masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai