Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Lingkungan Pemasaran
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran

Oleh :
Kelompok 6
1. Alvina Putri Damayanti (2020210358)
2. Sinta Roikhatul Janah (2020210394)
3. Rizka Swandono (2020210450)
4. Dion Innocent Nur A’rasy (2020210452)
5. Ika Yuniar Budiyanti (2020210463)
6. Rahmad Subandi (2020210464)
7. Fania Rahmadina (2020210467)
8. Ade Herinda Kumala Dewi (2020210496)

KELAS AD

JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS
SURABAYA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali
kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran mana yang
dapat dilayani dengan sebaik-baiknya oleh perusahaan, serta merancang
produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersbut. Pemasaran
merupakan ujung tombak dari perusahaan yang menciptakan kepuasan
pelanggan sambil mendatangkan laba dengan membangun hubungan dengan
para pelanggan. Departemen pemasaran tidak dapat bekerja sendiri untuk
mencapai sasaran itu, melainkan harus bekerja sama dengan departemen-
departemen lain yang ada dalam perusahaan.
Sistem informasi pemasaran terutama melayani pemasaran perusahaan dan
manajer lainnya. Ini juga dapat memberikan informasi kepada mitra eksternal.
MIS yang baik menyeimbangkan informasi yang ingin dimiliki pengguna
terhadap apa yang benar-benar mereka butuhkan dan apa yang layak untuk
ditawarkan. Terkadang perusahaan tidak dapat memberikan informasi yang
diperlukan, baik karena tidak tersedia atau karena keterbatasan MIS.
Biaya untuk memperoleh, menganalisis, menyimpan, dan mengirimkan
informasi dapat dengan cepat meningkat. Lingkungan pemasaran terdiri dari
lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah kekuatan
yang dekat dengan perusahaan dan lingkungan makro adalah lingkungan
kekuatan masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Info pemasaran dan saran

Sistem Informasi Pemasaran mengacu pada pengumpulan, analisis, interpretasi,


penyimpanan, dan penyebaran informasi pasar secara sistematis, baik dari sumber
internal maupun eksternal, kepada pemasar secara teratur dan berkesinambungan. Sistem
informasi pemasaran mendistribusikan informasi yang relevan kepada pemasar yang
dapat membuat keputusan yang efisien terkait dengan operasi pemasaran yaitu Penetapan
harga, pengemasan, pengembangan produk baru, distribusi, media, promosi, Setiap
operasi pemasaran bekerja selaras dengan kondisi yang berlaku baik di dalam maupun di
luar organisasi, dan oleh karena itu, ada beberapa sumber (yaitu Internal, Intelijen
Pemasaran, Riset Pemasaran) yang melaluinya informasi yang relevan tentang pasar
dapat diperoleh.

1.1.1 Tiga sumber informasi pemasaran


a. Data internal adalah data yang diambil dari dalam perusahaan untuk membuat
keputusan untuk operasi yang sukses, informasi ini penting untuk menentukan apakah
strategi yang digunakan pemasaran pada saat ini berhasil atau harus dilakukan
pergeseran.

b. Intelijen Kompetitif adalah pengumpulan dan analisis informasi untuk mengantisipasi


aktivitas kompetitif, melihat gangguan pasar di masa lalu, dan menafsirkan peristiwa
secara tidak memihak.

c. Menurut American Marketing Association, riset pemasaran merupakan fungsi yang


dapat menghubungkan antara konsumen dan publik dengan pemasar melalui adanya
informasi dalam mengidentifikasi peluang maupun masalah pemasaran.

1.2.1 Peran sistem info pemasaran


Peran Sistem Informasi Pemasaran Menilai informasi yang dibutuhkan manajer,
membangun informasi yg dibutuhkan, dan mendistribusikan informasi tersebut Business
Intelligence System (BIS)
Kategori ini biasanya akan digunakan oleh perusahaan yang membuat sistem
keputusan bisnis berdasarkan pengumpulan, integrasi, dan analisis data serta informasi
yang berhasil dikumpulkan. Sistem ini mempunyai kesamaan dengan EIS, namun hanya
manajer dan eksekutif tingkat bawah yang menggunakan BIS.
1.2.2 Contoh sistem informasi pemasaran

a. Executive Information System (EIS)


Manajemen tingkat senior lebih sering menggunakan EIS untuk membantu dalam
membuat keputusan untuk mempengaruhi organisasi. Hal yang perlu dipersiapkan
oleh eksekutif adalah data dengan tingkat akurasi yang tinggi dan memiliki
kemampuan untuk membaca data secara tepat dan akurat.
b. Customer Relationship Management (CRM)
CRM menyimpan berbagai informasi mengenai pelanggan, meliputi penjualan,
informasi kontak, serta peluang pendapatan yang diperoleh. Departemen pemasaran,
layanan pelanggan, business analyst, dan tim penjualan akan sering untuk
menggunakan sistem CRM.
c. Enterprise Resource Planning (ERP)
Untuk sistem ini sangat sering digunakan oleh perusahaan besar. Tidak menutup
kemungkinan, perusahaan kecil maupun rintisan juga dapat menggunakan sistem ini.
ERP sendiri digunakan untuk memanajemen dan mengelola data yang terintegrasi
antar unit dalam perusahaan.
d. Supply Chain Management (SCM)
Sistem ini sangat bermanfaat bagi pihak manajemen untuk melakukan integrasi data.
Contohnya seperti manajemen suplai bahan baku dimulai dari pemasok, produsen,
pengecer, hingga konsumen.
e. Transaction Processing System (TPS)
Sistem yang selanjutnya adalah TPS yang berfungsi untuk melakukan proses data
dalam jumlah besar serta transaksi yang besar dan dilakukan secara rutin. Sistem ini
sangat cocok untuk bisnis yang bergerak dalam hal keuangan seperti inventaris, bank,
dll.
f. Office Automation System (OAS)
Sistem yang keempat adalah OAS yang digunakan untuk mempermudah dan
memperlancar komunikasi antar departemen dalam satu perusahaan. Kemudian, dapat
mengintegrasikan antar server dalam perusahaan. Contohnya adalah penggunaan
email.
g. Informatic Management System (IMS)
Dalam sistem ini mendukung proses spektrum tugas dalam organisasi. Yang
dimaksud spektrum disini adalah menggabungkan beberapa tugas menjadi satu dan
saling terintegrasi.
Selain itu, IMS juga dapat menyatukan beberapa fungsi informasi dengan program
komputerisasi seperti e – procurement. Sistem ini sangat cocok untuk menganalisis
sebuah informasi untuk mengambil keputusan.
2.1 Menilai Kebutuhan Informasi dan Mengembangkan Data

2.1.1 Menilai Kebutuhan Informasi Pemasaran


Sistem informasi pemasaran terutama melayani pemasaran perusahaan dan
lainnya manajer. Namun, ini juga dapat memberikan informasi kepada mitra
eksternal, seperti pemasok, pengecer, atau agen layanan pemasaran. Misalnya, Tautan
Ritel Walmart sistem memberi pemasok utama akses ke informasi tentang segala hal
mulai dari pembelian pelanggan pola dan tingkat inventaris toko hingga berapa
banyak barang yang mereka jual di toko mana 24 jam terakhir.
Sistem informasi pemasaran yang baik menyeimbangkan informasi yang
diinginkan pengguna miliki terhadap apa yang benar-benar mereka butuhkan dan apa
yang layak untuk ditawarkan. Beberapa manajer akan meminta informasi apa saja
yang bisa mereka dapatkan tanpa memikirkan dengan matang apa yang sebenarnya
mereka butuhkan. Dan di era data besar ini, beberapa manajer ingin mengumpulkan
dan menyimpan dalam jumlah besar data digital hanya karena teknologi
memungkinkan mereka. Tetapi terlalu banyak informasi dapat menjadi berbahaya
karena terlalu sedikit. Sebaliknya, manajer lain mungkin menghilangkan hal-hal yang
seharusnya mereka ketahui, atau mereka mungkin tidak tahu untuk meminta beberapa
jenis informasi yang seharusnya mereka miliki. MIS harus memantau lingkungan
pemasaran untuk memberi para pengambil keputusan informasi dan wawasan yang
harus mereka miliki untuk membuat keputusan pemasaran utama.
Akhirnya, biaya untuk memperoleh, menganalisis, menyimpan, dan
menyampaikan informasi dapat pasang dengan cepat. Perusahaan harus memutuskan
apakah nilai wawasan yang diperoleh dari informasi tambahan sepadan dengan biaya
penyediaannya, dan nilai dan biaya sering kali sulit untuk dinilai.

2.2.1 Mengembangkan Informasi Pemasaran


Pemasar dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dari data internal,
intelijen pemasaran, dan penelitian pemasaran. Banyak perusahaan membangun
database internal yang ekstensif, kumpulan informasi konsumen dan pasar yang
diperoleh dari sumber data dalam jaringan perusahaan. Informasi dalam database
internal dapat berasal dari banyak sumber. Departemen pemasaran melengkapi
informasi tentang karakteristik pelanggan, transaksi penjualan di dalam toko dan
online, dan web dan kunjungan situs media sosial. Departemen layanan pelanggan
menyimpan catatan pelanggan kepuasan atau masalah pelayanan. Departemen
akuntansi menyediakan catatan rinci tentang: penjualan, biaya, dan arus kas. Laporan
operasi tentang produksi, pengiriman, dan persediaan. Tenaga penjualan melaporkan
reaksi pengecer dan aktivitas pesaing, dan mitra saluran pemasaran menyediakan data
tentang transaksi penjualan. Memanfaatkan informasi tersebut dapat memberikan
wawasan pelanggan yang kuat dan keunggulan kompetitif.
Basis data internal biasanya dapat diakses lebih banyak cepat dan murah
daripada sumber informasi lain, tetapi mereka juga menghadirkan beberapa masalah.
Karena informasi internal sering dikumpulkan untuk tujuan lain, informasi tersebut
mungkin tidak lengkap atau dalam bentuk yang salah untuk membuat keputusan
pemasaran. Data juga menua dengan cepat; menjaga database saat ini membutuhkan
upaya besar. Akhirnya, mengelola dan menambang segunung informasi yang
dihasilkan oleh sebuah perusahaan besar membutuhkan peralatan dan teknik yang
sangat canggih.
Intelijen pemasaran kompetitif adalah pemantauan sistematis, pengumpulan,
dan analisis informasi yang tersedia untuk umum tentang konsumen, pesaing, dan
perkembangan di pasar. Tujuan dari intelijen pemasaran kompetitif adalah untuk
meningkatkan pengambilan keputusan strategis dengan memahami lingkungan
konsumen, menilai dan melacak tindakan pesaing, dan memberikan peringatan dini
tentang peluang dan ancaman. Teknik intelijen pemasaran berkisar dari mengamati
konsumen secara langsung hingga menanyai karyawan perusahaan itu sendiri,
membandingkan produk pesaing, riset online, dan memantau buzz media sosial.
Kecerdasan pemasaran yang baik dapat membantu pemasar mendapatkan
wawasan tentang bagaimana konsumen berbicara tentang dan terlibat dengan merek
mereka. Banyak perusahaan mengirimkan tim pengamat terlatih untuk berbaur dan
berbaur secara pribadi dengan pelanggan saat mereka menggunakan dan
membicarakan produk perusahaan. Perusahaan lain—seperti PepsiCo, Mastercard,
Kraft, dan Dell—memiliki mendirikan pusat komando digital canggih yang secara
rutin memantau merek terkait secara online aktivitas konsumen dan pasar.
Perusahaan juga perlu secara aktif memantau aktivitas pesaing. Mereka dapat
memantau situs web dan media sosial pesaing. Misalnya, Intelijen Kompetitif
Amazon arm secara rutin membeli barang dagangan dari situs pesaing untuk
menganalisis dan membandingkannya bermacam-macam, kecepatan, dan kualitas
layanan. Perusahaan dapat menggunakan internet untuk mencari secara spesifik nama
pesaing, acara, atau tren dan lihat apa yang muncul. Dan melacak percakapan
konsumen tentang merek pesaing seringkali sama mengungkapkannya dengan
melacak percakapan tentang merek perusahaan sendiri.
Perusahaan menggunakan intelijen pemasaran kompetitif untuk mendapatkan
wawasan awal tentang pesaing bergerak dan strategi dan untuk mempersiapkan
tanggapan cepat. Misalnya, Samsung secara rutin memantau aktivitas media sosial
real-time seputar pengenalan terbaru Apple iPhone, iPad, dan perangkat lain untuk
dengan cepat membentuk respons pemasaran untuk Galaxy-nya sendiri S smartphone
dan tablet. Pada saat yang sama CEO Apple Tim Cook di atas panggung
memperkenalkan model-model baru terbaru yang sangat dinanti-nantikan, ahli strategi
pemasaran Samsung berkerumun. di sekitar layar di ruang perang ratusan mil jauhnya
menyaksikan perkenalan terungkap. Mereka dengan hati-hati memantau tidak hanya
setiap fitur perangkat baru seperti yang disajikan tetapi juga menyembur komentar
konsumen online membanjiri blog dan saluran media sosial. Bahkan sebagai
konsumen real-time dan lonjakan data kompetitif, tim Samsung sedang menyusun
tanggapan. Hanya dalam beberapa hari, saat model-model baru Apple memasuki rak-
rak toko, Samsung adalah sudah menayangkan tanggapan TV, cetak, dan media sosial
yang menyalurkan kembali kegembiraan ke arah garis galaksinya sendiri.
Banyak intelijen pesaing dapat dikumpulkan dari orang-orang di dalam
perusahaan— eksekutif, insinyur dan ilmuwan, agen pembelian, dan tenaga
penjualan. Perusahaan juga dapat memperoleh informasi intelijen penting dari
pemasok, pengecer, dan pelanggan utama. Pencari intelijen juga dapat menuangkan
melalui ribuan database online. Beberapa gratis. Misalnya, basis data Komisi
Keamanan dan Pertukaran AS menyediakan banyak sekali informasi keuangan
tentang pesaing publik, dan A.S.
Kantor Paten dan database Merek Dagang mengungkapkan paten yang
diajukan oleh pesaing. Untuk sebuah biaya, perusahaan juga dapat berlangganan salah
satu dari lebih dari 3.000 database online dan layanan pencarian informasi, seperti
Hoover's, LexisNexis, dan Dun & Bradstreet. hari ini pemasar memiliki jumlah
informasi pesaing yang hampir melimpah, hanya sedikit penekanan tombol pergi.
Permainan intelijen berjalan dua arah. Menghadapi pemasaran kompetitif yang
ditentukan upaya intelijen oleh pesaing, sebagian besar perusahaan mengambil
langkah-langkah untuk melindungi informasi mereka sendiri. Seorang mata-mata
perusahaan yang mengaku dirinya menyarankan agar perusahaan mencoba melakukan
investigasi intelijen pemasaran tentang diri mereka sendiri, mencari yang berpotensi
merusak kebocoran informasi. Mereka harus mulai dengan "menyedot" semua yang
dapat mereka temukan di catatan publik, termasuk posting pekerjaan, catatan
pengadilan, iklan perusahaan dan blog, halaman web, siaran pers, laporan bisnis
online, posting media sosial oleh pelanggan dan karyawan, dan informasi lain yang
tersedia untuk pesaing yang ingin tahu.
Meningkatnya penggunaan intelijen pemasaran juga menimbulkan masalah
etika. Beberapa teknik pengumpulan-intelijen mungkin melibatkan etika yang
dipertanyakan. Jelas, perusahaan harus mengambil keuntungan dari informasi yang
tersedia untuk umum. Namun, mereka tidak boleh membungkuk untuk mengintip.
Dengan semua sumber intelijen yang sah sekarang tersedia, perusahaan tidak perlu
merusak hukum atau kode etik yang diterima untuk mendapatkan kecerdasan yang
baik.
.

3.1 Riset Pemasaran

Riset Pemasaran menurut Malhotra (1996) merupakan identifikasi, pengumpulan,


analisis dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan obyektif dengan tujuan
untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan
identifikasi dan pemecahan masalah dan peluang dalam bidang pemasaran.
Pengertian lain dari Riset Pemasaran adalah perancangan, pengumpulan, analisa
dan pelaporan data yang sistematis dan temuan-temuan yang relevan dengan situasi
pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan. Periset pemasaran terlibat dalam suatu
kegiatan yang bervariasi luas, dimulai dari studi potensi pasar dan pangsa pasar,
pengukuran kepuasan pelanggan dan perilaku pembelian, hingga studi penetapan
harga, produk, distribusi, dan kegiatan promosi.

3.1.1 Tujuan Riset Pemasaran


a. Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara obyektif
dengan kenyataan yang ada.
b. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi.

3.1.2 Klasifikasi Riset Pemasaran:


a. Riset untuk identifikasi masalah
Riset yang diadakan untuk mengidentifikasi masalah. Masalah tidak harus ada
saat ini, namun kemungkinan besar akan muncul di masa depan.
b. Riset untuk pemecahan masalah
Riset yang diadakan untuk menolong memecahkan masalah yang lebih spesifik di
dalam pemasaran.

3.1.3 Riset untuk identifikasi masalah terdiri dari:


a. Riset potensi pasar
b. Riset pangsa pasar
c. Riset kesan
d. Riset karakteristik pasar
e. Riset mengenai penjualan
f. Riset tren bisnis
g. Riset peramalan

3.1.4 Riset untuk pemecahan masalah terdiri dari:


a. Riset segmentasi
b. Riset mengenai produk
c. Riset mengenai harga
d. Riset mengenai promosi
e. Riset mengenai distribusi
3.2.1 Riset pemasaran yang efektif melibatkan enam langkah yaitu:

3.2.2 Mendefinisikan Masalah Dan Tujuan Riset.


Langkah pertama mengharuskan manajer pemasaran dan peneliti pemasaran untuk
mendefinisikan masalah dengan hati-hati dan menentukan tujuan riset. Sebuah
pepatah kuno mengatakan, “Suatu masalah yang didefinisikan dengan baik sudah
setengah selesai”. Manajemen harus mengarahkan agar jangan sampai menyatakan
masalah terlalu luas atau terlalu sempit.
Tidak semua proyek riset dapat dibuat sedemikian spesifik untuk tujuannya. Sebagian
riset bersifat eksplorasi- bertujuan mengumpulkan data pendahuluan atau informasi
awal untuk memperoleh keterangan mengenai sifat sesungguhnya dari suatu masalah
dan memberikan saran penyelesaian atau gagasan baru. Sebagian riset bersifat
deskriptif- yaitu, untuk menjelaskan sesuatu seperti potensi dasar untuk memastikan
jumlah tertentu suatu produk atau demografi dan sikap konsumen yang membeli suatu
produk, seperti berapa banyak orang yang akan menggunakan telepon dengan harga
$25 per sambungan. Sebagian riset bersifat kausal- tujuannya untuk menguji
hubungan sebab akibat. Sebagai contoh, apakah para penumpang akan lebih banyak
menggunakan telepon jika pesawat telepon ditempatkan di sebelah tempat duduk
mereka daripada di jalur antar penumpang dekat toilet?

3.2.3 Mengembangkan Rencana Riset


Tahap kedua riset pemasaran mengharuskan pengembangan rencana yang paling
efisien untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Manajer pemasaran perlu
mengetahui biaya rencana riset sebelum menyetujuinya.
Untuk merancang sebuah rencana riset mengharuskan keputusan-keputusan mengenai
sumber data, pendekatan riset, rencana pengambilan sampel, dan metode kontak.

a. Sumber data. Rencana riset mungkin memerlukan pengumpulan data sekunder,


data primer, atau keduanya. Data sekunder adalah data yang telah ada dan
dikumpulkan untuk maksud lain. Data primer adalah data yang dikumpulkan
untuk suatu maksud tertentu atau suatu proyek riset tertentu.
Para peneliti biasanya memulai penelitian mereka dengan memeriksa data
sekunder untuk melihat apakah masalah mereka dapat diselesaikan sebagian atau
seluruhnya tanpa pengumpulan data primer yang memakan biaya tinggi. Data
sekunder merupakan suatu titik awal riset dan memberikan keunggulan dalam hal
biaya yang rendah dan ketersediannya.
b. Pendekatan riset. Data primer dapat dikumpulkan dengan enam cara: observasi,
etnografi, kelompok pengamatan, survei, data perilaku dan eksperimen.
c. Riset observasi (observational research). Data segar dapat dikumpulkan dengan
mengamati pelaku dan keadaan yang relevan seperti diam-diam meneliti ketika
mereka berbelanja atau sedang mengonsumsi produk.
d. Riset etnografi. Pendekatan riset observasi tertentu yang menggunakan konsep
dan alat dari ilmu antropologi dan disiplin ilmu social lain untuk memberikan
pemahaman mendalam tentang bagaimana orang hidup dan bekerja.
e. Riset kelompok pengamatan (focus-group research). Sebuah kelompok
pengamatan adalah kumpulan dari enam sampai sepuluh orang yang diundang
untuk menghabiskan waktu beberapa jam dengan seorang moderator terlatih
untuk membahas suatu produk, jasa, organisasi, atau satuan pemasaran lainnya.
Riset kelompok pengamatan adalah langkah eksplorasi yang perlu diambil
sebelum merancang sebuah survei dalam skala besar.
f. Riset survei (survey research). Survei merupakan paling tepat untuk riset
deskriptif. Perusahaan-perusahaan mengadakan survei untuk mempelajari
pengetahuan, keyakinan, preferensi, kepuasan masyarakat, dan lain-lain, serta
untuk mengukur jumlahnya dalam populasi.
g. Data Perilaku. Pelanggan meninggalkan jejak perilaku pembelian mereka di data
pemindai took, pembelian katalog, dan database pelanggan. Pemasar dapat belajar
banyak dengan menganalisis data ini. Pembelian actual mencerminkan preferensi
konsumen dan seringkali lebih dapat diandalkan daripada pernyataan yang
mereka berikan kepada periset pasar.
h. Riset eksperimen (experimental research). Riset yang paling sah secara ilmiah
adalah riset eksperimen. Riset eksperimen paling tepat untuk riset kasual,
sehingga mengharuskan pemilihan kelompok subjek yang sesuai, memberikan
perlakuan-perlakuan yang berbeda terhadap mereka, mengendalikan variabel-
variabel eksternal, dan menguji apakah perbedaan tanggapan yang diamati cukup
signifikan secara statistik. Maksud dari riset eksperimen adalah untuk menangkap
hubungan sebab-akibat dengan menghilangkan penjelasan lain dari hasil
pengamatan.

3.2.4 Instrumen Riset.

Para peneliti pemasaran memiliki tiga pilihan instrumen riset dalam


mengumpulkan data primer: kuesioner, pengukuran kualitatif, dan peralatan
teknologi.

a. Kuesioner: Sebuah kuesioner terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan


kepada responden untuk dijawab. Karena fleksibilitasnya, kuesioner merupakan
instrumen yang paling sering dipakai dalam pengumpulan data primer. Kuesioner
harus dikembangkan, diuji, dan disempurnakan dengan cermat sebelum
diterapkan dalam skala besar.
b. Pengukuran kualitatif. Beberapa pemasar lebih menyukai metode kualitatif dalam
mengukur pendapat konsumen karena tindakan konsumen tidak selalu sesuai
dengan jawaban mereka terhadap pernyataan survei. Riset kualitatif sering
menjadi langkah pertama yang berguna dalam mengeksplorasi persepsi merek
dan produk konsumen.
c. Peralatan teknologi. Peralatan teknologi kadang berguna dalam riset pemasaran.
Kini teknologi berkembang begitu pesat sehingga pemasar dapat menggunakan
peralatan seperti sensor kulit, pemindai gelombang otak, dan pemindai badan
penuh untuk mendapatkan respon konsumen.
d. Rencana Pengambilan Sampel. Setelah melakukan pendekatan dan instrumen
riset, peneliti pemasaran harus merancang suatu rencana pengambilan sampel,
yang mengharuskan pengambilan tiga keputusan:
1. Unit pengambilan sampel: Siapa yang akan di survei?
2. Ukuran sampel: Berapa banyak orang yang harus disurvei?
3. Prosedur pengambilan sampel: Bagaimana responden dipilih?
e. Metode Kontak. Setelah rencana pengambilan sampel ditentukan, peneliti
pemasaran harus memutuskan bagaimana subjek harus dihubungi. Pilihannya
adalah melalui surat-menyurat, telepon atau wawancara pribadi.

3.2.5 Mengumpulkan Informasi


Tahap ini umumnya merupakan tahap paling mahal dan paling sering terjadi
kesalahan. Dalam kasus survei misalnya, terdapat empat masalah utama. Oleh karena
itu diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk mendapatkan data informasi yang
akurat. Sebagian responden mungkin sedang tidak ada di rumah dan harus dihubungi
lagi atau diganti responden lain. Responden lain mungkin menolak untuk bekerja
sama. Juga ada responden yang memberikan jawaban yang bias atau tidak jujur. Dan
yang terakhir, beberapa pewawancara terkadang juga bersikap bias atau tidak jujur.
3.2.6 Menganalisa Informasi
Langkah berikutnya dalam proses riset pemasaran adalah menyaring temuan-temuan
yang berguna dari data yang dikumpulkan. Semua informasi yang didapat perlu
disaring sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari riset ini. Rata-rata dan ukuran
dispersi dihitung untuk variabel-variabel utama. Peneliti juga akan menerapkan
sejumlah teknik statistik dan model keputusan yang lebih canggih. Perhitungan dan
analisa akan data yang telah diperoleh akan menentukan langkah yang diambil
selanjutnya.
3.2.7 Menyajikan Hasil Temuan
Sebagai langkah terakhir dalam riset pemasaran, para peneliti menyajikan temuan-
temuan mereka kepada pihak-pihak terkait. Peneliti tidak boleh membanjiri
manajemen dengan banyak angka dan teknik-teknik statistik canggih, tetapi sebaiknya
cukup menyajikan hasil temuan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan
pemasaran yang dihadapi manajemen.
3.2.8 Mengambil Keputusan
Manajer yang memerintahkan dilakukannya riset harus mempertimbangkan bukti.
Mereka dapat memutuskan untuk mempelajari masalah ini lebih lanjut dan melakukan
lebih banyak riset. Keputusan ada ditangan mereka, riset yang dilakukan secara
cermat memberikan pandangan bagi mereka terhadap masalah tersebut.

4.1 Menganalisis Dan Menggunakan Informasi Pemasaran


Informasi yang dikumpulkan dari database internal, kecerdasan kompetitif
pemasaran, dan penilitian pemasaran biasanya memerlukan analisis tambahan. Manajer
mungkin perlu bantuan untuk menerapkan informasi untuk mendapatkan pengertian
pelanggan dan pasar yang akan meningkatkan keputusan pemasaran mereka. Bantuan
ini termasuk analisis tingkat lanjut untuk mempelajari lebih banyak tentang hubungan
dalam pengumpulan data. Analisis informasi juga bisa mencakup penerapan model
analitis yang akan membantu pemasar membuat keputusan yang lebih baik. Setelah
diproses dan dianalisis, informasi tersebut Itu harus tersedia bagi pengambil keputusan
yang tepat pada waktu yang tepat.

4.1.1 Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relationship Management - CRM)


Cara terbaik untuk menganalisa dan menggunakan data individu pelanggan
menimbulkan masalah khusus. Di era data besar saat ini, sebagian besar perusahaan
terpengaruh informasi tentang pelanggan dan pasar mereka. Namun, perusahaan
pintar menangkap informasi pelanggan yang memungkinkan titik sentuh. Titik sentuh
ini mencakup pembelian pelanggan, kontak tenaga penjualan, panggilan layanan dan
dukungan, kunjungan situs web dan media sosial, survei kepuasan, interaksi kredit
dan pembayaran, serta studi riset pasar.

Namun, informasi ini biasanya tersebar luas. Untuk mengatasi masalah tersebut,
banyak perusahaan yang beralih ke manajemen hubungan pelanggan (CRM) untuk
mengelola informasi tentang individu pelanggan dan mengelola titik kontak
pelanggan untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan.

CRM terdiri dari perangkat lunak canggih dan alat analisis dari perusahaan seperti,
Microsoft dan lain sebagainya yang mengintegrasikan informasi pelanggan dan pasar
dari semua sumber, menganalis, dan menerapkan hasilnya untuk membangun
hubungan pelanggan yang lebih kuat. CRM mengintegrasikan segala sesuatu yang tim
penjualan, layanan, dan pemasaran perusahaan ketahui tentang pelanggan individu,
memberikan pandangan 360 derajat tentang hubungan pelanggan.

Dengan menggunakan CRM untuk memahami pelanggan dengan lebih baik,


perusahaan dapat memberikan tingkat layanan pelanggan yang lebih tinggi dan
mengembangkan hubungan pelanggan yang lebih dalam. CRM dapat digunakan untuk
menentukan pelanggan bernilai tinggi, menargetkan mereka secara lebih efektif,
menjual silang produk perusahaan, dan membuat penawaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan tertentu.
4.1.2 Data Besar dan Analisis Pemasaran
Data besar ini dapat menghasilkan hasil yang besar pula. Namun, jika hanya
mengumpulkan dan menyimpan data dalam jumlah besar memiliki nilai yang kecil.
Pemasar juga harus menyaring bit yang menghasilkan wawasan pelanggan.

Analisis pemasaran terdiri dari alat analisis, teknologi, dan proses yang digunakan
pemasar untuk menggali pola yang berarti dalam data besar untuk mendapatkan
wawasan pelanggan dan mengukur kinerja pemasaran. Pemasar menerapkan analitik
pemasaran ke kumpulan data besar dan kompleks yang mereka kumpulkan dari
pelacakan (dari web, seluler, dan media sosial), transaksi dan keterlibatan pelanggan
serta sumber data besar lainnya. Misalnya, Netflix mengelola basis data pelanggan
yang besar menggunakan analitik pemasaran yang canggih untuk mendapatkan
wawasan yang kemudian digunakan untuk mendorong rekomendasi kepada
pelanggan, memutuskan program apa yang akan ditawarkan, dan mengembangkan
konten eksklusifnya sendiri dalam upaya untuk melayani pelanggannya dengan lebih
baik

Manfaat manajemen hubungan pelanggan dan analitik data besar bukan tanpa biaya
atau risiko. Kesalahan paling umum yaitu menganggap CRM dan analitik pemasaran
sebagai proses teknologi saja. Namun teknologi saja tidak dapat membangun
hubungan pelanggan yang menguntungkan. Perusahaan tidak dapat meningkatkan
hubungan pelanggan hanya dengan menginstal beberapa perangkat lunak baru.
Sebaliknya, pemasar harus mulai dengan dasar-dasar mengelola hubungan pelanggan
kemudian menggunakan solusi data dan analitik berteknologi tinggi.

4.1.3 Mendistribusikan dan Menggunakan Informasi Pemasaran


Informasi pemasaran tidak ada nilainya sampai digunakan untuk membuat keputusan
pemasaran yang lebih baik. Dengan demikian, sistem informasi pemasaran harus
membuat informasi tersedia bagi para manajer dan pihak lain yang membutuhkannya.
Dalam beberapa kasus, ini berarti memberikan manajer laporan kinerja rutin,
pembaruan intelijen, dan laporan hasil studi penelitian.

Namun, manajer pemasaran mungkin juga memerlukan akses ke informasi non-rutin


untuk situasi khusus. Misalnya, manajer penjualan yang mengalami masalah dengan
pelanggan besar mungkin menginginkan ringkasan penjualan dan profitabilitas akun
selama setahun terakhir. Atau seorang manajer merek mungkin ingin mengetahui
seputar peluncuran produk baru baru-baru ini. Oleh karena itu, dewasa ini distribusi
informasi melibatkan penyediaan informasi secara tepat waktu dan ramah pengguna.

Banyak perusahaan menggunakan perusahaan intranet dan sistem CRM internal untuk
memfasilitasi proses ini. Sistem ini menyediakan akses siap ke informasi penelitian
dan intelijen, informasi transaksi dan pengalaman pelanggan, laporan dan dokumen
bersama, dan banyak lagi.

Berkat teknologi modern, manajer pemasaran saat ini dapat memperoleh akses
langsung ke sistem informasi perusahaan kapan saja dan dari mana saja. Sistem
seperti itu memungkinkan manajer untuk mendapatkan informasi yang mereka
butuhkan secara langsung dan cepat dan menyesuaikannya dengan kebutuhan mereka
sendiri

5.1 Berbagai Pertimbangan Lain Dalam Riset Pemasaran

Bagian ini membahas riset pemasaran dalam dua konteks khusus: riset
pemasaran oleh bisnis kecil dan organisasi nirlaba dan riset pemasaran internasional
dan pada akhirnya akan meninjau kebijakan publik dan isu-isu etika dalam riset
pemasaran.

5.1.2 Riset Pemasaran dalam Bisnis Kecil dan Organisasi Nirlaba

Manajer bisnis kecil dan organisasi nirlaba sering kali berpendapat bahwa riset
pemasaran hanya dapat dilakukan oleh ahli dari perusahaan besar dengan anggaran riset
yang besar. Tetapi banyak teknik riset pemasaran yang dibahas juga dapat
dipergunakan oleh organisasi yang lebih kecil dalam cara yang kurang formal dan
sedikit atau tanpa biaya. Manajer bisnis kecil dan organisasi nirlaba dapat memperoleh
informasi pemasaran yang baik hanya dengan mengamati hal-hal yang ada di sekeliling
mereka.

Manajer juga dapat melakukan survei informal dengan menggunakan sampel


sederhana (small convenience) . Para manajer juga dapat melakukan experiment
sederhana sendiri. Misalnya, dengan mengubah tema surat pengumpulan dana yang
biasa dikirimkan dan menyimak apakah apa hasilnya, seorang manajer organisasi
nirlaba dapat menemukan banyak hal tentang strategi pemasaran mana yang paling
tepat.

Singkatnya, kumpulan data sekunder, pengamatan, survei, dan percobaan


semuanya dapat dipergunakan secara efektif oleh organisasi kecil dengan anggaran
kecil. Walaupun metode riset informasi tidak rumit dan tidak mahal, namun masih
harus dipertimbangkan secara cermat. Manajer harus memikirkan baik-baik mengenai
sasaran riset, merumuskan pertanyaan terlebih dahulu, mengenali bias yang dibawa
oleh sampel-sampel yang lebih kecil dan peneliti yang kurang terampil, serta
melaksanakan riset secara sistematik.

5.1.3 Riset Pemasaran Internasional


Peneliti pemasaran internasional mengikuti langkah-langkah yang sama dengan
peneliti domestik, mulai dari mendefinisikan masalah riset dan mengembangkan
rencana riset sampai menginterpretasi dan melaporkan hasil. Kalau peneliti domestik
menghadapi pasar yang cukup homogen dalam sebuah negara, peneliti internasional
menghadapi pasar yang berbeda di banyak negara berbeda.

Pasar ini sering kali berbeda dalam tingkat perkembangan ekonomi, budaya dan
adat, serta pola membeli. Namun demikian penelitian tersebut sering menghadapi
masalah yang lebih banyak dan lebih beragam. Di beberapa pasar luar negeri, peneliti
internasional menghadapi berbagai kesulitan untuk memperoleh data sekunder yang
baik. Sebagian jasa riset internasional terbesar beroperasi di beberapa negara. Misalnya,
AC Nielsen Company, perusahaan riset pemasaran terbesar di dunia, memiliki kantor
dari 90 negara di luar amerika. Namun demikian, sebagian besar perusahaan riset
hanya beroperasi di beberapa negara tertentu saja.

5.1.4 Kebijakan Publik Dan Etika Dalam Riset Pemasaran

Sebagian riset pemasaran memberikan keuntungan bagi perusahaan yang


mensponsori dan konsumennya. Melalui riset pemasaran perubahan dapat mempelajari
lebih jauh tentang kebutuhan konsumen, yang berdampak pada tersedianya produk dan
jasa yang lebih memuaskan. Namun penyalahgunaan pemasaran dapat mengganggu
konsumen. Dua isu utama menyangkut kebijakan umum dan etika dalam riset
pemasaran adalah terganggunya privasi konsumen dan penyalahgunaan temuan riset.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kritik dan saran


Bagi perusahaan yang telah memenuhi standar kelayakan untuk usaha, setidaknya dapat
memberikan asumsi yang berbeda bagi pihak-pihak intern maupun ekstern dalam mengelola
dan menyajikan informasi pemasaran yang akurat dan mampu dipertanggungjawabkan
Demikianlah isi pembahasan dari makalah ini, namun sebagai manusia yang tidak sempurna
kami menyadari bahwa ada banyak kesalahan-kesalahan serta kekurangan-kekurangan yang
terdapat didalamnya baik dalam dari segi isi, pengetikan, dan kesalahan-kesalahan lain yang
terjadi, untuk itu beribu ma’af kami harapkan, kiranya bisa dimaklumi.
Namun demikian, segala masukkan, tanggapan, saran serta kritikkan yang bersifat
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikkan dimasa depan. Terima kasih..!!

Anda mungkin juga menyukai