Anda di halaman 1dari 14

KARYA TULIS ILMIAH

Tugas 11

Diajukan dalam rangka tugas terstruktur


mata kuliah teknik penulisan karya ilmiah

Dira Danira Akkrani


10221188

STIE STEMBI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah sederhana yang berjudul “Pernikahan
Usia Dini dan Kesahatan Mental Oang tua dan Anak”

Karya ilmiah ini mendeskripsikan bagaimana dengan dampak terhadap penikahan dini
ini.

Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap
semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang pendidikan.

Bandung, 18 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….2

C. Tujuan………………………………………………………………………………...2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Pernikahan Dini…...…………………………..…………………………3


B. Risiko Saat Menikah Muda..………………..………..……………………………...4
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pernikahan Dini…………………….5
D. Dampak Terhadap Pernikahan Dini…………………………………………………6

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan…………..……………………………………………………………....9

Daftar Pustaka……………………………………………………………..……………10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah fenomena sosial perkawinan usia muda di Indonesia merupakan salah satu
fenomena yang banyak terjadi di berbagai wilayah di tanah air, baik di perkotaan maupun
di pedesaan. Hal ini menunjukkan kesederhanaan pola pikir masyarakat sehingga
fenomena sosial (pernikahan usia dini) masih berulang terus dan terjadi di berbagai
wilayah tanah air baik yang di kota-kota besar maupun di pelosok tanah air. Fenomena
perkawinan usia muda akan berdampak pada kehidupan keluarga dan kualitas
sumberdaya manusia Indonesia.

Usiaperkawinan muda berbanding lurus dengan tingginya angka perceraian karena


pasangan suami istri yang remaja belum siap untuk membangun kehidupan rumah
tangga. Secara psikilogis mereka masih belum matang berfikir, bahkan mereka cendrung
labil dan emosional ketika terjadi permasalahan dan pertengkaran dalam rumah tangga
yang pada akhirnya berujung pada perceraian.

Selain banyaknya terjadi kasus perceraian, kematian bayi dan ibu dalam kasus
perkawinan muda merupakan kasus tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu fenomena
sosial usia perkawinan muda kembali diperbincangkan oleh berbagai pakar dan tokoh
masyarakat. Mereka mencoba meninjau kembali UU No.1 1974 pasal 7 ayat 1 yang
menyatakan bahwa wanita diperbolehkan kawin pada usia 16 tahun dan laki-laki usia 18
tahun. Oleh karena itu Tulisan ini menjelaskan bagaimana usia perkawinan dini dalam
perspektif hukum positif Negara dan hukum Islam. Ada perbedaan antara hukum agama
dan negara dalam melihat usia perkawinan dini yang masih terjadi di tanah air.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, pernikahan adalah akad atau janji nikah yang
diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan awal dari kesepakatan bagi
calon pengantin untuk saling memberi ketenangan (sakinah) dengan mengembangkan
hubungan atas dasar saling cinta dan kasih (mawaddah wa rahmah). Pernikahan adalah
awal terbentuknya sebuah keluarga.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pernikahan dini ?
2. Apa saja risiko ketika kita menikah muda ?
3. Apa saja yang termasuk factor – factor yang mempengarruhi perrnikahan
dini ?
4. Apa saja dampak – dampak terhadap pernikahan dini ?

C. Tujuan Penulisan
Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah “Teknik Penulisan
Karya Ilmiah” dan tujuan dari rumusan masalah diatas adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu pernikahan dini
2. Untuk mengetahui risiko apa saja yang terdapat ketika menikah muda
3. Untuk mengetahui factor – factor yang mempengarruhi perrnikahan
dini
4. Untuk mengetahui dampak dari menikah muda

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pernikahan Dini


Menurut WHO, pernikahan dini (early married) adalah pernikahan yang dilakukan
oleh pasangan atau salah satu pasangan masih dikategorikan anak-anak atau remaja
yang berusia dibawah usia 19 tahun. Menurut United Nations Children’s Fund
(UNICEF) menyatakan bahwa pernikahan usia dini adalah pernikahan yang
dilaksanakan secara resmi atau tidak resmi yang dilakukan sebelum usia 18 tahun.
Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa pernikahan
hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita
sudah mencapai umur 16 tahun. Apabila masih di bawah umur tersebut, maka
dinamakan pernikahan dini.(21,10)

Pengertian secara umum, pernikahan dini yaitu merupakan institusi agung untuk
mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga.
Remaja itu sendiri adalah anak yang ada pada masa peralihan antara masa anak-anak
ke dewasa, dimana anak-anak mengalami perubahan-perubahan cepat disegala
bidang. Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk badan, sikap,dan cara berfikir serta
bertindak,namun bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Pernikahan dibawah umur yang belum memenuhi batas usia pernikahan, pada
hakikatnya di sebut masih berusia muda atau anak- anak yang ditegaskan dalam Pasal
81 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 tahun dikategorikan masih anak-anak, juga termasuk anak yang masih
dalam kandungan, apabila melangsungkan pernikahan tegas dikatakan adalah
pernikahan dibawah umur.

Sedangkan pernikahan dini menurut BKKBN adalah pernikahan yang berlangsung


pada umur di bawah usia reproduktif yaitu kurang dari 20 tahun pada wanita dan
kurang dari 25 tahun pada pria. Pernikahan di usia dini rentan terhadap masalah
kesehatan reproduksi seperti meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada saat
persalinan dan nifas, melahirkan bayi prematur dan berat bayi lahir rendah serta
mudah mengalami stress. (11,22)

3
B. Risiko Saat Menikah Muda
Ada beberapa risiko kesehatan terhadap pernikahan muda diantarana adalah :
1) Risiko keguguran lebih besar
Akibat pernikahan dini akan banyak dirasakan oleh perempuan. Itu karena
perempuan yang menikah di usia belia belum siap secara fisik dan mental.
Organ tubuh yang belum matang sepenuhnya membuat janin gak bisa
berkembang dengan maksimal. Itu sebabnya risiko keguguran lebih besar
terjadi untuk perempuan yang belum dewasa secara usia.
2) Kehamilan di usia muda berisiko tekanan darah tinggi
Meskipun berhasil hamil, perempuan berisiko tinggi terhadap peningkatan
tekanan darah. Seorang perempuan bisa mengalami pre-eclampsia yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein dalam urine dan
kerusakan organ dalam tubuh.
3) Calon ibu yang hamil di usia muda pun berisiko terkena anemia
Perempuan memang bisa saja terkena anemia selama hamil. Namun, risiko itu
lebih besar jika hamil di usia muda. Anemia disebabkan oleh kurangnya
konsumsi zat besi pada ibu hamil. Biasanya, ibu hamil bisa mengonsumsi
penambah darah.
4) Bayi berisiko lahir secara premature
Hal ini terjadi akibat bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Bayi belum
siap untuk dilahirkan. Adapun, bayi prematur berisiko mengalami gangguan
pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif dan beragam masalah kesehatan
lainnya.
5) Risiko ibu meninggal saat melahirkan pun lebih besar
Dilansir dari National Health Service, perempuan yang lahir di bawah 18
tahun berisiko meninggal saat bersalin. Itu karena perempuan belum siap
fisiknya untuk hamil dan melahirkan, salah satunya seperti panggul yang
masih kecil sehingga bayi sulit keluar. Gak hanya berbahaya bagi sang ibu,
sang anak juga bisa meninggal selama persalinan.
6) Secara psikologis, mental pasangan belum sepenuhnya dewasa sehingga akan
sering mengalami bentrok dan kekerasan rumah tangga.

4
Pernikahan dini membuat kesehatan psikis pasangan terganggu. Mereka pun
jadi mudah cekcok dan bertengkar. Ujung-ujungnya salah satunya bisa jadi
mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
7) Anak-anak pun bisa mengalami masalah psikologis, seperti depresi, trauma
dan gangguan kecemasan
Biasanya hal tersebut terjadi karena melihat pertengkaran dan kasus kekerasan
orangtua mereka yang masih belia. Dilansir dari UNICEF, kekerasan dalam
rumah tangga lebih sering muncul di rumah dengan anak-anak kecil daripada
remaja atau yang lebih tua. Tentunya hal tersebut akan sangat berpengaruh
pada perkembangan psikologis anak-anak.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pernikahan Dini


Menurut Noorkasiani, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan usia
muda di Indonesia adalah:
a) Faktor individu
1) Perkembangan fisik, mental, dan sosial yang dialami seseorang. Makin
cepat perkembangan tersebut dialami, makin cepat pula berlangsungnya
pernikahan sehingga mendorong terjadinya pernikahan pada usia muda.
2) Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh remaja. Makin rendah tingkat
pendidikan, makin mendorong berlangsungnya pernikahan usia muda.
3) Sikap dan hubungan dengan orang tua. Pernikahan usia muda dapat
berlangsung karena adanya sikap patuh dan atau menentang yang dilakukan
remaja terhadap perintah orang tua.
4) Sebagai jalan keluar untuk lari dari berbagai kesulitan yang dihadapi,
termasuk kesulitan ekonomi. Tidak jarang ditemukan pernikahan yang
berlangsung dalam usia sangat muda, diantaranya disebabkan karena
remaja menginginkan status ekonomi yang lebih tinggi.
b) Faktor Keluarga

Peran orang tua dalam menentukan pernikahan anak-anak mereka


dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :

1) Sosial ekonomi keluarga

5
Akibat beban ekonomi yang dialami, orang tua mempunyai keinginan
untuk mengawinkan anak gadisnya. Pernikahan tersebut akan memperoleh
dua keuntungan, yaitu tanggung jawab terhadap anak gadisnya menjadi
tanggung jawab suami atau keluarga suami dan adanya tambahan tenaga
kerja di keluarga, yaitu menantu yang dengan sukarela membantu keluarga
istrinya.
2) Tingkat pendidikan keluarga
Makin rendah tingkat pendidikan keluarga, makin sering ditemukan
pernikahan diusia muda. Peran tingkat pendidikan berhubungan erat
dengan pemahaman keluarga tentang kehidupan berkeluarga.
3) Kepercayaan dan atau adat istiadat yang berlaku dalam keluarga.
Kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku dalam keluarga juga
menentukan terjadinya pernikahan diusia muda. Sering ditemukan orang
tua mengawinkan anak mereka dalam usia yang sangat muda karena
keinginan untuk meningkatkan status.
4) Kemampuan yang dimiliki keluarga dalam menghadapi masalah remaja.
Jika keluarga kurang memiliki pilihan dalam menghadapi atau mengatasi
masalah remaja, (misal: anak gadisnya melakukan perbuatan zina), anak
gadis tersebut dinikahkan sebagai jalan keluarnya. Tindakan ini dilakukan
untuk menghadapi rasa malu atau rasa bersalah.

D. Dampak – Dampak Terhadap Pernikahan Dini


1) Dampak fisik terhadap anak
Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Health Claim Senior Manager Sequis dr Yosef
Fransiscus. Ia mengatakan bahwa anak secara fisik belum matang untuk
melakukan hubungan seksual, mengalami hamil, dan melahirkan.

"Pada perkawinan usia anak, rentan terjadi dominasi oleh pasangan yang lebih
tua. Sehingga kemungkinan pasangan yang lebih muda tidak berani untuk
meminta hubungan seks dengan alat pengendali kehamilan agar tidak hamil di
usia muda, padahal hubungan seksual yang dilakukan di usia dini, secara terpaksa,
dan tanpa pengetahuan dasar kesehatan reproduksi akan memicu kemungkinan

6
kerusakan organ intim. Efek lainnya adalah hilangnya kemampuan orgasme dan
kemampuan ovulasi/hamil di jangka panjang," tutur Yosef.

dr Jimmi bilang, gangguan mental dan kesehatan ibu hamil ternyata berdampak
juga pada anak yang dilahirkan. Misalnya, rawan terjadi gangguan mental seperti
down syndrome serta berisiko mendapatkan berbagai masalah kesehatan,
emosional, dan sosial jika dibandingkan mereka yang lahir dari pernikahan usia
matang dan bahagia.

"Sedangkan gangguan pada kesehatan, misalnya terjadi cacat lahir. Akibat tulang
belakang bayi yang gagal berkembang, terbentuk celah atau defek pada tulang
belakang dan saraf tulang belakang (spina bifida)," tambah dr Yosef.

Kesulitan anak perempuan dari pasangan perkawinan usia anak tak hanya
dirasakan pada saat hamil dan melahirkan, tetapi juga saat membesarkan anak.
Akibat keterbatasan finansial dan mobilitas serta keterbatasan berpendapat
seringkali membuat anak perempuan tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan mengasuh bayinya termasuk juga ketidaksiapan emosional orang tua
karena memiliki anak.

Akibatnya, dapat terjadi risiko penelantaran bayi atau pengasuhan yang tidak
tepat. Jika ini terjadi maka pada perkembangan lanjutannya, anak dapat
mengalami keterlambatan perkembangan, kesulitan belajar, gangguan perilaku,
dan cenderung menjadi orang tua pula di usia dini.

2) Dampak Pernikahan Dini pada Kehamilan


Perempuan yang hamil pada usia remaja cenderung memiliki resiko kehamilan
dikarenakan kurang pengetahuan dan ketidakpastian dalam mengahadapi
kehamilannya. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan usia di
bawah 20 tahun 2-5 kali lipat lebih tinggi daripada kematian yang terjadi pada
usia 20-29 tahun.
3) Dampak Sosial
Pernikahan mengurangi kebebasan pengembangan diri, masyarakat akan merasa
kehilangan sebagai aset remaja yang seharusnya ikut bersama-sama mengabdi dan
berkiprah di masyarakat. Tetapi karena alasan sudah berkeluarga, maka keaktifan
mereka di masyarakat menjadi berkurang.
7
4) Dampak Ekonomi
Menyebabkan sulitnya peningkatan pendapatan keluarga, sehingga kegagalan
keluarga dalam melewati berbagai macam permasalahan terutama masalah
ekonomi meningkatkan resiko perceraian.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dimana dengan usia yang belum cukup
sehingga akan menimbulkan beberapa dampak seperti kanker leher Rahim, gangguan
terhadap kesehatan dan konflik yang berujung pisah. Tetapi pernikahan dini
diperbolehkan dalam agama, hal ini karena agar menghindari dosa.

9
DAFTAR PUSTAKA

 https://www-haibunda-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.haibunda.com/
parenting/20181120175500-62-28599/dampak-psikologis-dan-fisik-pernikahan-
usia-dini-bagi-anak/amp?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16400702999053&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.haibunda.com%2Fparenting%2F20181120175500-62-
28599%2Fdampak-psikologis-dan-fisik-pernikahan-usia-dini-bagi-anak
 https://www.idntimes.com/health/fitness/viktor-yudha/beberapa-risiko-kesehatan-
dari-pernikahan-dini-atau-di-bawah-umur/full/7

10
11

Anda mungkin juga menyukai