Casemethod
tema
DISUSUN OLEH:
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut serta dalam penyusunan materi ini. Semoga materi ini dapat menjadi
panduan yang bermanfaat bagi para pembaca dalam memahami dan mengatasi
permasalahan seputar fertilitas dan pernikahan dini.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB PENDAHULUAN
1 .1 Latar ............................................................................................. 1
1 .2 Rumusan ...................................................................................... 3
1 .3 Tujuan .......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
BAB PENUTUP
3. l. Kesimpulan.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA„
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Pernikahan dini yang terjadi pada perempuan usia 15 tahun mempunyai
masa reproduksi jauh lebih panjang dibanding mereka yang menikah di atas usia
25 tahun dimana masa reproduksi yang lama maka kemungkinan untuk
melahirkan semakin besar sehingga bisa saja mempunyai anak lebih dari dua
bahkan lebih dari lima. Jika pernikahan diadakan pada umur lanjut, maka fertilitas
potensil yang telah dilalui tidak akan diperoleh kembali, sebaliknya apabila
perkawinan diadakan pada umur muda setidak-tidaknya orang muda tersebut
mempunyai keturunan sebelum mereka menutup usia. Maka dari itu sudah jelas
bahwa pernikahan dini dapat memacu tingkat fertilitas yang tinggi.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Untuk dapat mengetahui konsep BKKBN umur berapa yang dapat di katakan
sebagai pernikahan dini, dan teori teori yang berkaitan dengan fertilitas.
BAB 11
3
PEMBAHASAN
4
pria mencapai umur 25 tahun dan wanita mencapai umur 20 tahun (Rokhim &
Sirait, 2016). Maka akan diperoleh kesimpulan bahwa seseorang yang menikah
sebelum umur yang ditentukan berdasarkan undang- undang adalah termasuk
pernikahan dini.
5
rumahtangga maupun pola tingkah laku demografi. Pola tingkahlaku demografi
yang tersebut adalah mencakup pertambahan, jumlah, dan mobilitas anggota
rumahtangga (penduduk), sedangkan yang termasuk ke dalam indikator sosial
ekonomi rumahtangga mencakup angkatan kerja, tingkat pendidikan,
pembentukan dan perkembangan keluarga. Umur muda yang menonjol
berkorelasi secara nyata terhadap pola tingkah laku demografi terutama tentang
peningkatan dan jumlah penduduk melalui kelahiran.
15-19 1 06 0 50 050
20-24 1 30 0 44 0 46
30-34 205 1 79 1 80
40-44 2 48 232 2 22
6
Sumber: BPS Provinsi Bali
a. Faktor pendidikan
b. Faktor Ekonomi
c. Faktor Budaya
Pernikahan dini terjadi karena orang tua dari anak memiliki kekhawatiran
anaknya tidak kunjung menikah dan menjadi perawan tua. Faktor adat dan
budaya, di beberapa daerah di Indonesia, masih memiliki beberapa pemahaman
yang berbeda-beda tentang per.jodohan, Pemahaman ini berupa saat anak
7
perempuan telah mengalami menstruasi maka, akan harus segera dijodohkan.
Padahal umumnya umumnya anak-anak perempuan mulai menstruasi di usia 12
tahun, Sehingga, dapat dipastikan anak tersebut akan dinikahkan pada usia 12
tahun, jauh di bawah usia minimum sebuah pernikahan yang diamanatkan
Undang-Undang (Ahmad,
2009).
Dampak dari pernikahan usia dini dari segi sosial ekonomi yaitu
pernikahan dini dapat menyebabkan meningkatnya angka kematian yang terjadi
karena melahirkan di usia muda, rendahnya kualitas SDM akibat dati temutusnya
sekolah, kemiskinan, serta meningkatnya angka kelahiran yang mengakibatkan
pertumbuhan penduduk yang pesat. Hal tersebut tentukan akan mempengaruhi
pencapaian pemerintah dalam mewujudkan target pembangunan yang tercantum
di dalam Millenium Develompment Goals (MDGs) 2015 (Sinta, 2009).
Perkawinan anak juga akan menghambat pencapaian indeks pembangunan
manusia dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's). Alasannya banyak
dampak yang ditimbulkan. Bank Dunia dan International Center for Research on
Women menyebutkan bahwa pernikahan anak akan menyebabkan kerugian bagi
negara berkembang hingga miliaran dolar pada 2030. Indonesia adalah salah
satunya.
8
Anak yang menikah di bawah 18 tahun karena kondisi tertentu memiliki
kerentanan lebih besar dalam mengakses pendidikan, kesehatan, sehingga
berpotensi melanggengkan kemiskinan antargenerasi. Ada perbedaan pola sebaran
antara pekerja perempuan pernah kawin usia 20-24 tahun tahun yang menikah
sebelum usia 18 tahun dengan yang menikah pada usia 18 tahun ke atas.
Mayoritas perempuan yang menikah lebih muda bekerja pada lapangan usaha
yang bergerak di sektor peHanian (41,50 petsen). Sedangkan kelompok
perempuan yang menikah pada usia 18 tahun ke atas sebagian besar bekerja pada
lapangan usaha yang bergerak di sektor jasa-jasa —sebesar 51 ,95 persen.
Hal iłu juga akan berpengaruh besar terhadap cara didik orangtua yang
belum matang secara usia kepada anak-anaknya. Pada akhirnya, berbuntut siklus
kemiskinan yang berkelanjutan.
9
Peran pemerintah dałam mengambil kebijakan yaitu dengan memberikan
sosialisasi kepada masyarakat. Memberikan pemahaman dikalangan masyarakat
baik orang tua maupun remaja untuk mencegah terjadinya pernikahan dini, dan
memberikan edukasi tentang bahaya pernikahan dini dan pembatasan usia
perkawinan. Pemerintah selaku pemimpin harus menanggulani masalah yang ada
dikalangan masyarakat terkait pemikahan dini, peran pemerintah yang bersifat
interpersonal dan peran sebagai pemimpin sebagaimana hasil penelitian yang
sudah di.jelaskan bahwa belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik khususnya
pemerintah kecamatan. Hal tersebut dapat dilihat dari maraknya pernikahan dini
yang terjadi, dan sebagian besar masyarakat tidak mengetahui tentang batas usia
pendewasaan perkawinan dan dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini.
10
13. Pembuatan Perda untuk pencegahan perkawinan anak.
Remaja).
11
BAB 111
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3. Faktor Budaya, Pernikahan dini terjadi karena orang tua dari anak memiliki
kekhawatiran anaknya tidak kunjung menikah dan menjadi perawan tua. Faktor
adat dan budaya, di beberapa daerah di Indonesia, masih memiliki beberapa
pemahaman yang berbeda-beda tentang perjodohan.
12
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2020. Pencegahan Perkawinan Anak Percepatan yang Tidak Bisa Ditunda.
Jakarta
Eddy Fadlyana, Shinta Larasaty, Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Sari
Pediatri, vol. 11, No. 2, Agustus 2009
13