Disusun oleh :
Segala puji dan syukur hanya dipanjatkan kepada Allah SWT, karena
Pranikah & Prakonsepsi Pada Nn. S Usia 18 Tahun Dengan Dismenorea Primer
penyusunan laporan ini, oleh karena itu tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak
mungkin laporan ini dapat diselesaikan. Sehubungan dengan hal tersebut, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu segala kritik dan saran serta masukan yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
mental, kesiapan sosial dan peran, serta kesiapan dalam hal finansial.
tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, karena usia tersebut
dianggap sebagai usia yang sudah matang baik dalam hal biologis
maupun psikologis.
maupun perempuan yang sudah dewasa saja, namun juga banyak praktik
usia 18 tahun.
1
5
tidak hanya berada di ranah domestik namun juga berada di ranah publik.
tangga (KDRT). Selain itu pernikahan usia anak juga berdampak pada
melahirkan.
5
6
yang harus diperhatikan adalah materi organ reproduksi wanita, cara yang
6
7
kehamilan, indikasi pada ibu dan anak, pengaturan kelahiran dan pilihan
sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam
nyeri perut, kram dan sakit punggung bawah. Banyak orang yang
beranggapan, nyeri haid merupakan hal yang sangat wajar dan dapat
7
8
tersinggung, suasana hati yang buruk, mudah marah,dan lain –lain (Putri,
suplay darah ke uterus terhenti dan terjadi dismenore. Menarche pada usia
8
9
dengan dua cara, yaitu dengan terapi farmakologis dan terapi non-
1.2 Tujuan
9
10
segera.
1. Observasi
2. Intervensi
lebih baik
10
11
3. Wawancara
1.4 Manfaat
Hasil dari asuhan kebidanan pada kasus ini dapat menambah wawasan
2. Bagi Mahasiswa
11
12
prakonsepsi.
5. Profesi lain
12
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
dilakukan oleh seorang laki-laki dan seorang wanita yang umur keduanya
(Sunarto, 2020).
perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 dan
pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun, usulan perubahan pada pasal
7 tahun 1974 ayat (1) perkawinan dapat dan dilakukan jika pihak laki-laki
10
Berdasarkan penjelasan di atas maka pernikahan dini dapat
1) Tingkat Pendidikan
orang tua yang dihubungkan pula dengan tingkat pendidikan orang tua.
ditentukan oleh peran oangtua. Peran orang tua sangat penting dalam
11
membuat keputusan menikah di usia muda dimana keputusan untuk
latar belakang relasi yang terbangun antara orang tua dan anak dengan
lingkungan pertemanannya.
4) Budaya
12
yang sampai saat ini masih berkembang di Indonesia terutama di
pedesaan.
5) Pengetahuan
mendengar. Selain itu melalui mata dan telinga yaitu proses melihat
dan mendengar. Selain itu proses pengalaman dan proses belajar dalam
faktor :
13
b) Faktor pemungkin (enabling factors)
1. Pendidikan
14
12 tahun. Jika program wajib belajar tersebut dijalankan
2. Pendidikan suami
usia pasanganya.
3. Media
orang dewasa.
melindungi sang anak dari perbuatan dosa, tapi hal ini juga
15
5. Lingkungan
lingkungan sekitar
akan menimbulkan hak dan kewajiban diantara kedua belah pihak, baik
atau tidak mengetahui hak dan kewajibannya sebagai suami istri. Hal
16
bila hamil akan mengalami gangguangangguan pada kandungannya
mereka tidak bahagia dan akhirnya yang terjadi adalah perceraian. Hal
belah-pihak.
negatif, dampak yang timbul juga ada yang bersifat positif dan ada
kebijakan.
a) Dampak Positif
17
keinginannya. Dari segi ideologis harus afirmatif, tegas dan benar
baiknya.
b) Dampak Negatif
18
dan bayi. Studi oleh banyak universitas dan organisasi
yaitu usia 21 tahun. Pada saat ini, wanita dianggap sudah siap
pada pikiran anak yang sulit disembuhkan. Anak akan tertekan dan
waktu luang serta hak-hak lain yang melekat pada diri anak.
19
ini akan menopang budaya patriarki yang bias gender, dan dapat
menjadi the second sex, seperti juga sering disebut sebagai “warga kelas
20
kepentingan bersama. Perempuan ikut andil dalam stratifikasi masyarakat.
Ada perempuan kaya, ada perempuan miskin, dan latar belakang kelas
lebih penting daripada kelas. Istilah Gender juga berguna, karena istilah itu
masyarakat.
batasan tentang hal yang pantas dan tidak pantas dilakukan oleh laki-laki
21
adanya idiologi tentang pembagian tugas secara seksual. Dalam setiap
memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk mejadi kepala rumah
tangga hanya sebagai peran pembantu bagi kaum laki-laki. Baik dalam hal
22
mengambil keputusan, pendidikan, pekerjaan, dan hal-hal yang lain dalam
yang harus patuh kepada suami dan orang tua. Sehingga pendidikan agama
pekerjaan rumah, mengurus anak, bahkan masih ada tambahan kerja lain.
hal tentang ketidakadilan gender, yaitu stereotip dan beban kerja yang
23
stereotip dan beban kerja ditimpahkan pada perempuan. perempuan
bekerja. Namun tidak boleh jauh dari rumah, seperti membantu bercocok
masih berusia belia ketika menghadapi masa hamil maka sangat rawan
laki, sehingga rawan terhadap stres, selain itu perempuan yang masih
24
4) Dalam ranah pendidikan, jelas perempuan sudahtidak memiliki
masyarakat.
adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi
dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu
sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah
selama tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi akan menentukan
25
prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat (Susilowati
Wanita pra konsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia
proses, seperti genetik, biologis, lingkungan dan tingkah laku. Proses pra
konsepsi dialami oleh pria dan wanita sebagai tahap sebelum konsepsi
kesehatan ibu dan bayi, baik dalam jangka pendek maupun jangka
26
2.1.3 Kesehatan Dalam Periode Prakonsepsi
peralihan masa remaja akhir hingga usia dewasa awal. Karakteristik WUS
sebagai wanita dewasa yang siap menjadi seorang ibu. Kebutuhan pada
masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia.
Kebutuhan zat gizi pada masa ini menjadi penting karena merupakan
dengan masa pra konsepsi karena setelah menikah wanita akan menjalani
27
terhadap status kesehatan ibu dan anak selama kehamilan. Menurut
a. Perbaikan Nutrisi
pencegahannya.
2017) mengatakan bahwa asap rokok pada laki- laki dapat berdampak
2016) menyatakan bahwa konsumsi alkohol pada laki- laki pada masa
c. Kondisi Genetik
28
dilakukan pencegahan secara dini jika terdapat riwayat penyakit
menurun.
d. Kesehatan Lingkungan
berpengaruh.
29
dimakan sehari-hari. Pola konsumsi makanan dapat berubah maka
mencegah penyakit tetanus (kejang) pada bayi baru lahir akibat tali
measles, dan rubella, serta imunisasi hepatitis (Dieny, Ayu and Dewi
terjadi dihari ke 14 dan masa subur adalah 2-3 hari sebelum dan sesudah
jika dalam masa subur kemungkinan bisa berpeluang hamil jika ada
sperma yang mampu menemukan sel telur. Contohnya, suhu badan naik
penyebabnya adalah saat sel telur matang, Rahim akan bersiap menerima
sel telur yang dibuahi. Hal inilah yang membuat suhu tubuh naik. Lendir
leher rahim yang keluar melalui vagina jadi lebih kental. Lendir ini
kenyal, lengket seperti jelly namun tidak terputus jika ditarik. Dimasa
30
darah dikelamin. Akibatnya, vulva (organ seksual perempuan) ikut
Masa infertil wanita sekitar 2/3 dari siklus menstruasi, lebih kurang
5-9 hari sebelum ovulasi dan 7-13 hari setelah ovulasi. Sementara itu pada
pria yang sehat, secara konstan fertile dari remaja hingga meninggal.
masa subur (fertil) pada siklus menstruasi wanita. Pria secara konstan
selama 5-7 hari. Ciri wanita yang berada pada masa fertil, yaitu saat
mucus basah, jernih dan elastis, waktu tersebut merupakan waktu yang
bingung dengan cairan fertil. Hubungan seksual pada waktu lain dapat
a. Metode Kalender
31
dikurangi 21 hari. Contohnya jika siklus terpendeknya 27 hari maka
mukus fertil pada hari ke-6 tersebut tetap berada di fase fertil.
folikuler (pra ovulasi) dan fase-fase luteal (post ovulasi) pada siklus
32
(thermal) yang mengidentifikasi proses ovulasi, dan tanda operasional
sangat berguna pada situasi yang tidak jelas seperti saat sekresi mukus
subur.
dengan menyentuh dari luar atau dari dalam melalui sensasi vagina
untuk menentukan akhir masa fertil (Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah
Kurniawati, 2019).
makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Adapun kategori dari status gizi
dibedakan menjadi tiga, yaitu gizi lebih, gizi baik, dan gizi kurang. Baik
Buruknya status gizi manusia dipengaruhi oleh 2 hal pokok yaitu konsumsi
makanan dan keadaan kesehatan tubuh infeksi. Dalam ilmu gizi, status gizi
lebih dan status gizi kurang disebut sebagai malnutrisi, yakni suatu
33
Energi dibutuhkan supaya metabolisme tubuh berjalan dengan baik.
diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein (Dieny, Ayu and Dewi
mempunyai berat badan ideal. Dengan kondisi ini akan relatife lebih
angka wanita subur menderita KEK maka terdapat potensi terjadinya gagal
tumbuh antargenerasi.
mendapatkan perhatian, karena status gizi yang baik bagi ibu sebelum
kehamilan datang, akan menjadi dasar yang baik bagi kehamilan yang
membutuhkan asupan gizi lebih dari yang sebelum kehamilan. Ibu hamil
bayi lahir dini (prematur) dan mengalami toksemia, lebih-lebih bila ibu
34
2.3 Disminore
atau pada samping dan dapat menyebar ke paha atau punggung bagian
menstruasi berakhir.
rahim melalui vagina dalam bentuk aliran menstruasi. Namun kontraksi ini
rasa sakit yang luar biasa seperti kram saat menstruasi. Rasa nyeri saat
anak yang dilahirkan. Namun, ketika rasa nyeri menstruasi terjadi secara
35
seorang wanita, maka terjadi tidak normal dan secara medis disebut secara
dismenorea.
intensitas nyeri.
36
Dapat terjadi nyeri pada paha dan Gejala ginekologis (kelainan
(menorrhagia).
2.3.4 Pencegahan
langkah-langkah pencegahannya :
37
5. Hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi karena akan memicu
2.3.5 Penanganan
a. Konseling holistik
diperlukan psikoterapi.
38
bawah untuk mengurangi rasa nyeri. Obat analgetik yang sering
lanjut.
termasuk dalam pola hidup sehat adalah olah raga cukup dan teratur,
d. Terapi hormonal
tanpa gangguan, tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu
39
Terapi dengan obat steroid antiprostaglandin memegang
pijat. Tujuan dari teknik manipulasi tangan (massage) antara lain adalah
Mezger (1839-1909), yang lahir pada tahun yang sama dengan tahun
sistem yang panjang dan halus yang membuat suatu pengalaman/rasa yang
dilakukan pada bagian tubuh dan sebaliknya dengan bagian tubuh atau
40
seperti halnya jarak/tingkat gerakan (Ali Satya Graha dan Bambang
Priyonoadi, 2009).
dampak dari fungsi otot yang tidak optimal. Adapun teknik-teknik aplikasi
41
Efflaurage adalah suatu gerakan dengan mempergunakan
(extremitas) selalu dengan dorongan dan tekanan yang baik dan setiap
anggota gerak atas dan lipat paha untuk anggota gerak bawah).
42
Petrisage adalah suatu gerakan pijatan dengan mempergunakan
empat jari merapat berhadapan dengan ibu jari yang selalu lurus dan
telapak tangan antara jari-jari dan ibu jari. Gerakan memijat dengan
memisahkan otot dari tulang selaputnya atau dari otot yang lain.
Gerakan pijatan harus dilakukan pada tiap kelompok otot dan otot
43
Gambar 2.4 Friction atau Gerusan
tengah dan jari manis) yang merapat, ibu jari, ujung siku, pangkal
44
Gambar 2.5 Vibration atau Getaran
tangan diletakkan pada bagian tubuh yang digetar dan tidak boleh
gerakan yang baik apabila arah jurusan getaran itu ke belakang dan
Teknik ini dapat menggunakan satu tangan atau kedua belah tangan.
Teknik ini digunakan untuk remedial massage. Efek skin rolling yang
45
aktivitas pekerjaan rekreasi atau pejalanan jauh, terpapar cuaca/iklim
kuat menahan udara dingin). Suhu tubuh kita yang normal antara 36-
37oC bila mendapat rangsangan yang lebih dingin dari luar tubuh,
(kentut). Jadi bukan angina yang masuk ke dalam perut, tetapi karena
salah satu bagian organ tubuh (pusat saraf) yang terkena rangsangan
macam cara antara lain dengan remedial massage teknik skin rolling
Pijat swedia adalah satu set teknik terapi pijat sederhana yang
46
effleurage (panjang, gerakan meluncur), petrissage (mengangkat dan
47
depresi, sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot, dan nyeri kronis lainnya.
sistem tubuh. Terapi pijat dapat meningkatkan jumlah alami sel pembunuh
penelitian sampai saat ini berkonsentrasi pada terapi pijat sebagai obat
individu yang sehat. Terlepas dari teknik yang digunakan, terapi pijat
individu.
Tujuan utama terapi pijat adalah pengurangan stres dan relaksasi. Efek
peduli tentang mereka. Sebuah studi review oleh Benney dan Gibbs (2013)
48
Respon emosional selama terapi pijat diatur oleh sistem limbik yang
terkait erat dengan saraf otonom sistem dan mengurangi aktivitas sistem
karena itu, perlu adanya waktu intervensi yang lebih lama. Terdapat
yang lebih besar dalam skor kecemasan. Faktor kecemasan lain seperti
antara kedua kelompok sebelum dan sesudah intervensi. Oleh karena itu,
49
Terapi non farmakologis nyeri salah satunya dengan pemberian
ketenangan.
diri dari perasaan khawatir dan stress akibat kondisi yang dirasakan.
50
endhorpine yang mampu memblok transmisi nyeri, dimana terjadi
transmisi serabut saraf sensoris A-beta yang lebih besar dan lebih cepat.
kenyamanan dan tingkat nyeri yang rendah sampai tidak adanya nyeri haid
persepsi individu menjadi lebih rileks. Hal ini sesuai dengan penelitian
51
stimulus pada swedish massage ini merangsang saraf parasimpatis untuk
52
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
I. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG
pengantin.
KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh suka nyeri haid. Klien mengeluh sulit tidur karena cemas
51
52
RIWAYAT KESEHATAN
RIWAYAT OBSTETRI
Riwayat Haid
RIWAYAT ALERGI
Tidak ada
KEKHAWATIRAN KHUSUS
Tidak ada
IMUNISASI
52
53
53
54
muda.
pria
g. Tingkat Pengetahuan
perencanaan kehamilan.
54
55
h. Lingkungan
N Pertanyaan Y T
O
55
56
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
BB : 41 kg
TB : 148 cm
LILA : 23,5 cm
LP : 70 cm
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,30C
RR : 18 x/menit
b. Status Present
56
57
Perut : tidak ada luka bekas oprasi, ada nyeri tekan pada perut bawah
2. Pemeriksaan Penunjang
III. ANALISA
Nn. S usia 18 tahun dengan dismenorea primer dan pernikahan usia dini.
IV. PELAKSANAAN
baik
57
58
berinteraksi dan terlibat dalam percakapan ( Siti Arifah & Ida Nuraila,
2021).
lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri
kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa dan persiapan pra nikah
dimana tidak hanya saling mencintai satu sama lain, tetapi ada faktor-
58
59
memperoleh bayi yang sehat yang diatur dalam PMK No. 97 tahun
usia ideal saat menikah adalah untuk laki-laki sekitar 25-30 tahun dan
sudah cukup dewasa, maka perubahan fisik akan semakin kuat, fungsi
organ reproduksi juga akan berjalan dengan baik dan akan semakin
usia ideal menikah adalah untuk laki-laki sekitar 25-30 tahun dan
reeproduksi juga akan berjalan dengan baik dan akan semakin matang
59
60
muda.
kehamilan yaitu teralu muda (<20 tahun), terlalu tua (>35 tahun), terlalu
dekat jarak kehamilan (<2 tahun), dan terlalu banyak anak (>3 anak).
bebas dari penyakit atau kecacatan namun dalam segala aspek yang
60
61
asam folat, vitamin A, E dan B12, mineral Zink, besi, kalsium dan
vitamin A (retinol) yang berlebihan dari hati/ produk yang terbuat dari
61
62
2014).
TT.
kehamilan sehat.
kesehatan reproduksinya.
62
63
tujuan utama adalah agar tubuh dan pikiran menjadi rileks. Hal ini
klien bahwa dalam urusan rumah tangga pun seorang perempuan juga
tidak ada salah satu kelompok pun yang di rugikan atau dipinggirkan,
63
64
13. Memberikan suplemen asam folat dan tablet tambah darah (TTD) 1x1
64
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 18 Januari 2024 penulis melakukan pengkajian pada Nn. S dan
Tn. A calon pengantin. Pada saat pemeriksaan calon pengantin akan diberikan
pertanyaan tentang keluhan kesehatan yang sedang alami, riwayat kesehatan, dan
pengukuran tekanan darah, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas (LILA),
tanda- tanda anemia, pemeriksaan darah rutin (Hemoglobin, golongan darah dan
rhesus), pemeriksaan urin rutin, dan pemeriksaan lain atas indikasi medis seperti
Pada pengkajian kasus Nn. S usia 18 tahun dan Tn. A 23 tahun, hal ini
belum sesuai menurut anjuran mengenai usia ideal untuk untuk laki-laki sekitar
25-30 tahun dan perempuan umur 20-25 tahun, dimana itu merupakan sesuai
dimana sudah cukup dewasa, maka perubahan fisik akan semakin kuat, fungsi
organ reproduksi juga akan berjalan dengan baik dan akan semakin matang ketika
yang ada sejak jaman nenek moyang dan anjuran agama. Hal tersebut dikarenakan
kekhawatiran orang tua agar anak perempuannya tersebut selamat dari mitos
perawan tua, selain alasan tersebut, alasan ekonomi juga menjadi latar belakang
65
66
hanya sebagai peran pembantu bagi kaum laki-laki. Baik dalam hal mengambil
keputusan, pendidikan, pekerjaan, dan hal-hal yang lain dalam rumah tangga.
perempuan sebagai istri sekaligus anak yang harus patuh kepada suami dan orang
tua. Sehingga pendidikan agama dianggap sudah cukup sebagai bekal untuk
Perubahan atas Undang Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, pada
pasal 7 ayat 1 menyebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan
timbul dalam rumah tangga pasangan yang menikah pada usia dini sesungguhnya
intelektual dan emosional paling mendasar dari pernikahan usia dini. Usia calon
Jarang sekali sepasang laki-laki dan perempuan ketika akan menikah telah
sumber konflik dalam rumah tangga mereka di kemudian hari. Kondisi yang
66
67
sering terjadi justru mereka tidak menyadari adanya sumber konflik tersebut.
Kalau pun potensi sumber konflik tersebut disadari maka akan diupayakan untuk
disembunyikan, dihindari untuk dibicarakan atau bahkan yang lebih parah adalah
diyakini akan bisa diatasi bila telah menikah nantinya. Pada pasangan yang sudah
dewasa pun hal seperti ini masih sering terjadi apalagi pada pasangan usia dini.
Upaya untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas hanya dapat
dicapai bila calon pengantin yang nantinya akan menjadi orang tua dari anak-anak
bangsa ini, juga punya kualitas terbaik. Bila calon pengantin tidak dipersiapkan
secara baik sejak dini, maka upaya untuk memperbaiki generasi masa depan
Indonesia pun akan sia-sia. Mempersiapkan calon pengantin yang dimaksud disini
sekaligus penyedia bahan baku’ generasi yang akan datang. Bila pabrik dan bahan
67
68
bakunya tidak dipersiapkan dengan baik, maka generasi yang akan dihasilkan pun
Disinilah letak dilema para calon pengantin wanita, yang cukup banyak
berusia dini tersebut. Dilema pertama para calon pengantin wanita tersebut ingin
menikah atau tidak menolak dijodohkan oleh orang tuanya, namun disisi lain
mereka tidak ingin segera punya anak. Dilema kedua, para calon pengantin wanita
tersebut tidak ingin punya anak dalam satu tahun setelah pernikahannya, namun
(unwanted pregnancy). Oleh karena itu, dengan berbagai upaya preventif yang
depannya. Upaya ini juga diperlukan agar menghindari risiko dan kemungkinan-
menjadi sebuah tantangan bagi para stakeholder terkait dalam upaya menekan
angka perkawinan usia anak. Diperlukan juga pendekatan bottom up agar dapat
penyebab dari tindakan ini semua seperti halnya fenomena gunung es. Banyak
latar belakang permasalahan yang tidak muncul dipermukaan dan luput dari upaya
pencegahan.
dan IMT Nn. S semua dalam keadaan normal, serta pada pemeriksaan penunjang
68
69
yaitu laboratorium sederhana didapatkan hasil kadar HB adalah 11,8 gr/dl dan
gula darah sewaktu 95 mg/dL. Dimana status gizi Nn. S dalam keadaan yang
sesuai begitu juga dengan pola makan dimana makan 3x sehari serta pola makan
yang teratur dengan mencakup semua makanan 4 sehat 5 sempurna, dan pada
Dari hasil pengkajian tersebut ditemukan data bahwa klien suka mengalami
nyeri haid dan cemas menghadapi pernikahan. Maka bidan memberikan asuhan
pengobatan kuno yang digunakan di sebagian besar tradisi medis (Cutshall et al.,
2010). Pijat swedia adalah satu set teknik terapi pijat sederhana yang dirancang
otot, tulang dan pijat ke dalam untuk mengembalikan darah ke jantung. Pijat
swedia adalah salah satu metode pengobatan standar yang digunakan di banyak
kuat, dalam, melingkar), tapotement (mengetuk cepat atau gerakan perkusi), dan
Perasaan yang dilaporkan oleh pasien yang menjalani pijat terapi dalam
studi oleh Andersson et al., (2008) termasuk peningkatan energi, rasa senang,
69
70
(2019), menjelaskan bahwa stimulus pada swedish massage ini merangsang saraf
transmisi nyeri, dimana terjadi transmisi serabut saraf sensoris A-beta yang lebih
besar dan lebih cepat. Proses ini mengakibatkan transmisi nyeri melalui serabut C
dan delta-A yang berdiameter kecil sehingga gerbang sinaps menutup tansmisi
mengirimkan impuls melalui dorsal horn pada medula spinalis, saat impuls yang
dibawa oleh serabut A-beta mendominasi maka mekanisme gerbang nyeri akan
menutup sehingga impuls nyeri tidak terkirimkan ke otak, hal inilah yang dapat
aktivitas sehari-hari yang dilakukan, kenyamanan dan tingkat nyeri yang rendah
sampai tidak adanya nyeri haid (disminore) dapat mengoptimalkan kegiatan klien
saat mentruasi.
70
71
hormon endorpine, hormon ini mampu memblok transmisi nyeri dengan merubah
perasaan rileks.
71
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
setelah menikah merupakan keputusan yang belum tepat mengingat usia Nn. S
Hasil analisis dari kasus ini berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan
objektif pada Nn. S dan Tn. A sebagai calon pasangan pengantin, yaitu pasangan
(prakonsepsi) yang dini. Sehingga, tata laksana yang diberikan, selain persiapan
kehamilan, seperti KIE persiapan kehamilan, masa subur, dan anjuran konsumsi
makanan yang mengandung kaya zat besi dan asam folat. Sehingga, dengan tata
mencapai tujuan secara optimal yakni segera memperoleh keturunan yang sehat
72
73
5.2 Saran
diberikan pada calon pengantin lebih baik lagi terutama apabila ada masalah
73
74
74
DAFTAR PUSTAKA
Benney, S., & Gibbs, V. (2013). Radiography A literature review evaluating the
role of Swedish massage and aromatherapy massage to alleviate the anxiety
of oncology patients. Radiography, 19(1), 35–41. https://doi.org/10.1016/
j.radi.2012.09.006
Cherkin, D. C., Sherman, K. J., Kahn, J., Wellman, R., Cook, A. J., Johnson, E.,
… Deyo, R. A. (2011). A comparison of the effects of 2 types of massage
and usual care on chronic low back pain: A randomized, controlled trial.
Annals of Internal Medicine, 155(1), 1–9. https://doi.org/10.7326/0003-
4819-155-1-201107050-00002
Cutshall, S. M., Wentworth, L. J., Engen, D., Sundt, T. M., Kelly, R. F., & Bauer,
B. A (2010). Effect of massage therapy on pain, anxiety, and tension in
cardiac surgical patients: A pilot study. Complementary Therapies in
Clinical Practice, 16(2), 92–95. https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2009.10.006
Gholami-Motlagh, F., Jouzi, M., & Soleymani, B. (2016). Comparing the effects
of two Swedish massage techniques on the vital signs and anxiety of healthy
women. Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research, 21(4), 402–
409. https://doi. org/10.4103/1735-9066.185584
Larasati, & Alatas, F. (2016). Dismenore Primer dan Faktor Resiko Dismenore
Primer pada Remaja. Majority , 79-84.
Patricia A, P., Perry, A. G., & Albar, M. (2010). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC Medical Publisher.