Anda di halaman 1dari 4

ATONIA UTERI

No. Dokumen : 400.7/ 356 /PKM


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 27 Maret 2023
Halaman : 1/3
UPT PUSKESMAS RENI LIDIA ANGGRAENI
PAMARAYAN NIP. 197305021993012001

Atonia uteri adalah gagalnya otot-otot rahim untuk mempertahankan


1. Pengertian kontraksi setelah melahirkan bayi sehingga tidak dapat menekan pembuluh
darah yang berada di tempat menempelnya plasenta.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien
2. Tujuan
dengan atonia uteri
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 400.7/035/PKM/2023
3. Kebijakan
tentang kebijakan Pelayanan Klinis diUPT Puskemas Pamarayan.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4. Referensi HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
1. APD Lengkap
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Kateter nelaton
5. Infus set dewasa
6. Abocath no 18
7. Cairan Nacl 0,9%
8. Oxcitocyn
5. Alat dan Bahan
9. Metilergometrin 0,2 mg
10.Spuit 3 cc
11.Kondom steril
12.Nierbeiken
13.Alas bokong/ underpad
14. Sarung Tangan Panjang Steril
15.Rekam Medik
16.Alat Tulis
6. Posedur 1. Petugas menjelaskan pemeriksaan pada ibu dan keluarga
/Langkah- 2. Petugas memberikan infromed conset tentang Tindakan yang akan
Langkah dilakukan kepada ibu dan keluarga
3. Petugas segera melakukan kompresi bimanual interna
4. Petugas memakai sarung tangan steril dan memasukan tangan secara
obstetric melalui introitus kedalam vagina pasien
5. Petugas memeriksa vagina dan service,jika ada selaput ketuban atau
bekuan darah dikavum uteri mungkin ini yang menyebabkan uterus tidak
berkontraksi dengan baik
6. Petugas mengepalkan tangan didalam dan tempatkan diforniks
anterior,tekan dinding anterior uterus kearah tangan luar yang menahan
dan mendorong dinding posterior uterus kearah depan sehingga uterus
ditekan dari arah depan kebelakang
7. Petugas menekan uterus diantara ke2 tangan,kompresi uterus ini
memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas
implantasi plasenta) didinding uterus dan merangsang myometrium untuk
berkontraksi.
8. Petugas mengevaluasi keberhasilan :
a. Jika uterus segera berkontraksi dan perdarahan berkurang sebelum 5
menit lanjutkan kompresi bimanual interna selama 2 menit, kemudian
keluarkan tangan secara perlahan dan lanjutkan pemantauan kala IV
b. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung periksa
ulang perineum,vagina dan service apakah terjadi laserasi jika
demikian segera lakukan penjahitan untuk menghentikan perdarahan
c. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit , ajarakan
keluarga untuk melakukan kompresi bimanual externa kemudian
lakukan langka- langka penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya dan
siapkan rujukan
9. Petugas memberikan 0,2mg ergometrin IM atau oksitosin 20-40 IU dalam
1 liter cairan kristaloid
10.Jika Kompresi bimanual interna dan kompresi bimanual externa tidak
berhasil segera rujuk.
11.Petugas memberikan Perawatan pasca tindakan jika atonia teratasi
a. Lakukan pencatatan dan pengawasan tanda-tanda vital dengan
mengukur tensi,nadi, serta kontraksi uterus dan volume perdarahan
 Setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama
 Setiap 30 menit pada jam kedua
 Setiap jam untuk waktu Seterusnya hingga pasien benar-benar
dalam keadaan stabil
b. Pasang kateter untuk mengawasi jumlah urine yang keluar, ukur
volume urine setiap 3 sampai 4 jam
c. Periksa kadar HB pasca tindakan
d. Buat laporan tindakan dan catat kondisi pasien pada catatan medis
e. Buat intruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting yang
2/3
memerlukan pemantauan ketat
f. Beritahu pada pasien dan keluarga bahwa tindakan telah selesai dan
pasien masih memerlukan perawatan.
7. Diagram Alir -
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Poned

10. Dokumen
Rekam Medis
terkait

11. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan


Historis
Perubahan

CR : ……………………………… %.

Serang,
Kepala UPT Puskesmas Pamarayan

RENI LIDIA ANGGRAENI

3/3
4/3

Anda mungkin juga menyukai