OLEH
KELOMPOK 3 KELAS A3
DOSEN PENGAMPU
Dr. dr. Dien Gusta Anggraini Nursal, SKM, MKM
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia – Nya, kami dapat menyusun makalah ini dalam rangka memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Dasar Kesehatan Reproduksi dengan judul “Review Kebijakan dan Hak –
Hak Reproduksi”.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar Kesehatan
Reproduksi yaitu Ibu Dr. dr. Dien Gusta Anggraini Nursal, SKM, MKM yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai review kebijakan dan hak – hak
reproduksi. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih memiliki banyak kekurangan di dalamnya.
Mengingat masih banyaknya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, kami
sangat mengharapkan adanya kritik ataupun saran yang bersifat membangun dari semua
pihak demi penyempurnaan dan pembelajaran dalam makalah yang kami buat di masa
mendatang.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi adalah bagian dari kesehatan secara umum yang merupakan hak
asasi setiap orang. Kesehatan reproduksi berhubungan dengan hak reproduksi untuk membuat
keputusan – keputusan yang berkaitan dengan reproduksi yang bebas dari diskriminasi,
paksaan atau kekerasan (Adriana, 1998). Hak reproduksi salah satunya mencakup hak
kesehatan seksual dan reproduksi, yang mana setiap orang tidak hanya mempunyai kesehatan
secara fisik yang berkaitan dengan organ reproduksi melainkan juga menyangkut kondisi
sosial di sekitarnya yang memungkinkan terciptanya kesehatan seksual dan reproduksi yang
baik. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit,
melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan
memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah (Mohamad, dalam Jurnal Perempuan No.
53 Th 2007).
Kesehatan reproduksi bukan menjadi masalah seseorang saja, tetapi juga menjadi
kepedulian keluarga dan masyarakat. Kesehatan reproduksi menjadi masalah cukup serius
sepanjang hidup terutama bagi perempuan, selain karena perempuan sangat rentan terhadap
resiko – resiko kesehatan tertentu, kurangnya layanan – layanan kesehatan dan respon yang
tidak memadai terkait dengan kebutuhan – kebutuhan kesehatan seksual dan reproduksinya,
juga berhubungan dengan kehidupan sosialnya, seperti kurangnya pendidikan, kawin muda,
kematian ibu, masalah kesehatan reproduksi perempuan, masalah kesehatan kerja,
menopause, dan masalah gizi (Baso dan Raharjo, 1999).
1
3. Mengetahui hak – hak kesehatan reproduksi?
BAB II
PEMBAHASAN
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik,
Mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang
Pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan
Bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan
Sebelum dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000).
1. Tujuan Utama
2. Tujuan Khusus
2
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang kesehatan reproduksi adalah menanggulangi
masalah kesehatan reproduksi, sejak tahun 1996 pemerintah Indonesia mengadopsi Paket
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu terdiri dari Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Esensial (PKRE) dan Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komperehensif (PKRK).
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indicator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan mllenium ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu
dimana target yang akan dicapai yaitu mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu.
Angka kematian bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Melengkapi
hal tersebut, data laporan dari daerah diterima Kementrian Kesehatan RI menunjukkan bahwa
jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan tahun 2013 adalah sebanyak
5019 orang. Sedangkan jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasaarkan estimasi
SDKI 2012 mencapai 160.681 anak. Dengan demikian upaya untuk mewujudkan target
tujuan pembangunan millennium masih membutuhkan komitmen dan usaha yang terus
menerus.
2. Keluarga Berencana
3
Untuk itu, diperlukan komitmen Pemerintah Daerah serta mitra kerja di semua
tingkatan dalam penggarapan pembangunan kependudukan dan program KB di daerah.sejak
otonomi daerah dan dukungan pemerintah daerah terhadap program KB menurun, hal ini bisa
mempengaruhi derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
Masalah kesehatan reproduksi remaja selain berdampak secara fisik, juga dapat
berpengaruh terhadap kesehatan mental dan emosi, keadaan ekonomi dan kesejahteraan
sosial dalam jangka panjang. Dampak jangka panjang tersebut tidak hanya berpengaruh
terhadap remaja itu sendiri, tetapi juga terhadap keluarga, masyarakat dan bangsa pada
akhirnya.
Pelayanan ini sangat penting namun menjadi isu kotroversial, karena perempuan
biasanya eggan memeriksakan organ genitalnya. Sedangkan kejadian ISR/PMS cenderung
meningkat. Jenis ISR dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
PKRK terdiri dari PKRE yang ditambah dengan konseling dan pelayanan kesehatan
reproduksi usia lanjut. Banyak dari perempuan kelompok usia lanjut yang mengalami
gangguan gizi serta menderita keganasan (kanker) akibat tidak terdeteksi sejak dini.
4
Keempat komponen pada PKRE seharusnya diberikan melalui pelayanan kesehatan
primer/dasar di tingkat kecamatan, sedangkan PKRK diberikan pada pelayanan kesehatan
sekunder di tingkat kabupaten.
5
- Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, masa melahirkan, masa
sesudah melahirkan
- Pelayanan kesehatan seksual
- Reproduksi dengan bantuan atau kehamilan di luar cara alamiah
Ada empat faktor yang berkaitan dengan penganalisisan kebijakan kesehatan, yaitu :
Hak-hak reproduksi merupakan bagian dari hak asasi manusia yang diakui oleh
hukum nasional, dokumen internasional tentang hak asasi manusia, dan dokumen – dokumen
6
kesepakatan atau perjanjian lainnya. Terdapat 12 hak-hak reproduksi yang dirumuskan oleh
International Planned Parenthood Federation (IPPF) pada tahun 1996 yaitu :
- Hak untuk hidup Setiap perempuan mempunyai hak untuk bebas dari risiko
kematian karena kehamilan.
- Hak atas kemerdekaan dan keamanan setiap individu berhak untuk menikmati
dan mengatur kehidupan seksual dan reproduksinya dan tak seorang pun dapat
dipaksa untuk hamil, menjalani sterilisasi dan aborsi.
- Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi setiap individu
mempunyai hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi termasuk
kehidupan seksual dan reproduksinya.
- Hak Hak atas kerahasiaan pribadi setiap individu mempunyai hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi dengan menghormati
kerahasiaan pribadi. Setiap perempuan mempunyai hak untuk menentukan
sendiri pilihan reproduksinya.
- Hak atas kebebasan berpikir setiap individu bebas dari penafsiran ajaran agama
yang sempit, kepercayaan, filosofi dan tradisi yang membatasi kemerdekaan
berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual.
- Hak mendapatkan informasi dan Pendidikan setiap individu mempunyai hak
atas informasi dan pendidikan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan
seksual termasuk jaminan kesehatan dan kesejahteraan perorangan maupun
keluarga.
- Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk dan merencanakan
keluarga.
- Hak untuk memutuskan mempunyai anak atau tidak dan kapan mempunyai
anak.
- Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan setiap individu mempunyai hak
atas informasi, keterjangkauan, pilihan, keamanan, kerahasiaan, kepercayaan,
harga diri, kenyamanan, dan kesinambungan pelayanan.
- Hak untuk mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan setiap
individu mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi
dengan teknologi mutakhir yang aman dan dapat diterima.
7
- Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik setiap individu
mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar memprioritaskan kebijakan
yang berkaitan dengan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi.
- Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk hak-hak
perlindungan anak dari eksploitasi dan penganiayaan seksual. Setiap individu
mempunyai hak untuk dilindungi dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan
pelecehan seksual.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak – hak reproduksi mencakup hak – hak asasi manusia yang mana hak – hak
tersebut sudah diakui oleh berbagai hukum nasional, dokumen konsensus PBB yang bersifat
relevan, dan juga hak semua orang dalam membuat suatu keputusan terkait reproduksi yang
bersifat bebas dari diskriminasi maupun paksaan dan kekerasan.
Hak – hak reproduksi yang mana bisa dilihat berdasarkan Kemenkes RI (2010) serta
kesepakatan ICPD Kairo (1944), lalu terdapatnya kebijakan teknis operasional di Indonesia
dalam rangka mewujudkan pemenuhan hak – hak reproduksi (BKKBN, 2016).
3.2 Saran
Kami sebagai penulis tentunya menyadari jika makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari tulisan ataupun bahasan kami. Oleh karena itu, kami selalu membuka
8
diri untuk menerima kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan
dalam pembuatan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA