Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KONSEP SEHAT SAKIT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Basic Skill in Midwifery

Dosen Pengampu :

Nita Nurvita, SST, M.Keb

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Aisyah Melani Yuliani Putri P20624522006


2. Desti Satriana Afrida P20624522021
3. Elsya Affia Ramadhanty P20624522016
4. Khansa Lutfiah P20624522035

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI BIDAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun makalah basic skill in midwifery yang berjudul “
Konsep Sehat Sakit” ini dengan cukup baik serta tepat waktu.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini berkat bantuan Allah SWT dan tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun menghaturkan rasa
hormat dan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Basic Skill in Midwifery Ibu Nita
Nurvita, SST, M.Keb serta teman-teman yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh karenanya,
penyusun dengan rendah hati menerima masukan, saran, kritik, dan usul penyempurnaan makalah
ini. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Tasikmalaya, 1 Februari 2023.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Sehat ............................................................................................................... 3
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Diri Seseorang tentang Sakit .............................................. 5
2.3 Kesehatan dan Perilaku Sehat .......................................................................................... 6
2.4 Pengertian Sakit................................................................................................................ 8
2.5 Dampak Sakit ................................................................................................................... 9
2.6 Perilaku pada Orang Sakit .............................................................................................. 10
2.7 Hubungan antara Sehat, Sakit, dan Penyakit.................................................................. 11
2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Sehat ............................................... 12
2.9 Sakit dan Perilaku Sakit ................................................................................................. 12
2.10 5 Tahapan Sakit Menurut Suchman ............................................................................... 12
2.11 Tingkat Pencegahan ....................................................................................................... 14
2.12 Proses Perjalanan Penyakit ............................................................................................ 14
2.13 Ciri-ciri Sehat dan Sakit ................................................................................................. 16
2.14 Presepsi Masyarakat terhadap Suatu Penyakit ............................................................... 17
2.15 Hak dan Kewajiban Orang Sakit .................................................................................... 18
BAB III......................................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 19
3.2 Saran ............................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 adalah “keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi” (Undangundang tentang kesehatan tahun 2009).
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehat juga
merupakan keadaan dari kondisi fisik yang baik, mental yang baik, dan juga kesejahteraan
sosial, tidak hanya merupakan ketiadaan dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1948).
Pengertian sakit adalah berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita
sesuatu (demam, sakit perut, dan lain-lain). Sakit juga merupakan gangguan dalam fungsi
normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan
penyesuaian sosialnya (Parson, 1972). Sakit juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, baik itu
yang berasal dari gaya hidup yang kurang sehat, lingkungan yang tidak bersih, ataupun karena
menurunnya metabolisme tubuh.
Saat ini, berbagai fasilitas medis sudah semakin diperhatikan terkait dengan perkembangan
penyakit yang berbeda di tiap tahunnya, pelayanan kesehatan sudah banyak disediakan dengan
berbagai alat modern dalam menunjang pekerjaannya. Tidak lupa juga adanya tenaga
profesional yang membantu dokter dalam pekerjaannya, pada umumnya tenaga profesional ini
termasuk ke dalam tenaga kesehatan.
Semakin majunya dunia kesehatan tidak berjalan beriringan dengan perilaku sehat dari
masyarakat. Perilaku sehat pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan
(Simons – Morton et al., 1965). Dasar orang berperilaku dapat ditentukan oleh nilai, sikap, dan
pendidikan atau pengetahuan (Notoadmojo, 2005). Masyarakat sering kali enggan untuk pergi
ke rumah sakit yang umumnya disebabkan karena biaya pengobatan di rumah sakit yang
terbilang cukup tinggi bagi masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah kebawah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sehat?
2. Apa saja faktor yang memengaruhi diri seseorang tentang sehat?
3. Apa yang dimaksud dengan kesehatan dan perilaku kesehatan?

1
4. Apa pengertian sakit?
5. Apa saja dampak sakit?
6. Bagaimana perilaku pada orang sakit?
7. Apa hubungan antara sehat, sakit, dan penyakit?
8. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat?
9. Bagaimana sakit dan perilaku sakit?
10. Apa saja tahapan sakit menurut Suchman?
11. Bagaimana tingkat pencegahan penyakit?
12. Bagaimana proses perjalanan penyakit?
13. Apa ciri-ciri sehat dan sakit?
14. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap suatu penyakit?
15. Apa saja hak dan kewajiban orang sakit?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas kami menyusun tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian sehat.
2. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi diri seseorang tentang sehat.
3. Untuk mengetahui kesehatan dan perilaku kesehatan
4. Untuk mengetahui pengertian sakit.
5. Untuk mengetahui dampak sakit.
6. Untuk mengetahui perilaku pada orang sakit.
7. Untuk mengetahui hubungan antara sehat, sakit, dan penyakit.
8. Untuk mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat.
9. Untuk mengetahui sakit dan perilaku sakit.
10. Untuk mengetahui tahapan sakit menurut Suchman.
11. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pencegahan penyakit.
12. Untuk mengetahui proses perjalanan penyakit.
13. Untuk mengetahui ciri-ciri sehat dan sakit.
14. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap suatu penyakit.
15. Untuk mengetahui hak dan kewajiban orang sakit

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sehat


A. World Health Organization (WHO) Tahun 1947
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan. Mengandung tiga karakteristik:
1) Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2) Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun eksternal
3) Sehat diartikan sebai hidup yang kreatif dan produktif

Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapai merupakan penyesesuaian, bukan


merupakan suatu keadaan tapi merupakan proses. Proses disini adalah adaptasi individu
yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya.

B. UU No. 9 Tahun 1960 Pasal 3


Kesehatan Sosial adalah peri kehidupan dalam masyarakat, peri kehidupan ini
harus sedemikian rupa sehingga setiap warga negara memiliki cukup kemampuan untuk
memelihara dan memajukan kehidupan sendiri, serta kehidupan keluarga dalam
masyarakat yang memungkinkan bekerja, istirahat dan menikmati hiburan pada
waktunya.

Kehidupan Bekerja Istirahat

Keluarga

Pribadi Masyarakat

Rekreasi

→ → →

3
C. UU NO. 23/1992 tentang Kesehatan
Sehat/kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa
(rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.(UU NO. 23/1992 tentang kesehatan).
D. Pender (1982)
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
E. Pepkin's
Suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh yang
dapat mengadakan penyesuaian sehingga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar.
F. Zaidin Ali
Kondisi keseimbangan antara status kesehatan biolo gis, psikologis, sosial dan
spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif.
G. Komuni Presiden Tentang Kebutuhan Kesehatan Bangsa Dinyatakan (1953)
a. Sehat bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian, bukan
merupakan suatu keadaan tapi merupakan suatu proses
b. Proses adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka, tetapi terhadap
lingkungan sosialnya.
H. Payne (1983)
1) Sehat fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (Self Care Resources) yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri (Self Care Action) secara adekuat.
2) Self Care Resources mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
3) Self Care Action⇒ perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlakukan untuk
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi, psikososial dan spiritual.
I. Sehat Menurut Dunn (1959)
Sehat adalah sesuatu kejadian dimana tidak adanya tanda- tanda dan gejala dari
penyakit.

4
J. Definisi sehat Paune (1983)
Sehat: fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care resources) yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri (self care actions) secara adekual.
Self Care Resources: mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Self Care Actions: perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh,
mempertahan kan dan menigkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
K. Definisi sehat menurut perseorangan
Pengertian sehat menurut perseorangan dan gambaran seseorang tentang sehat
sangat bervariasi. Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian sehat di atas maka bahwa
Kesehatan itu terdiri dari 3 dimensi yaitu fisik, psikis dan sosial yang dapat diartikan
secara lebih positif, dengan kata lain diberi kesempatan untuk mengembangkan seluas-
seluanya kemampuan yang dibawanya sejak lahir untuk mendapatkan atau mengartikan
sehat.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Diri Seseorang tentang Sakit


1) Status Perkembangan
a. Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap
perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia.
b. Contoh: Bayi dapat merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan
mengatsainya.
c. Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk
melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu mengantisipasi
perilaku-perilaku selanjutnya.
2) Pengaruh sosiokultural
a. Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari orang
tua pada anaknya.
b. Contoh: Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan Yang
c. Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan merasa
sehat.
3) Pengalaman masa lalu
a. Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi (tidak berfungsi) keadaan
normal karena pengalaman sebelumnya.

5
b. Membantu menentukan defenisi seseorang tentang sehat .
4) Harapan seseorang tentang dirinya
Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik
maupun psikososialnya jika mereka sehat.
5) Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang
mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik,
walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respons terhadap berbagai
penyakit.
6) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan
kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang
memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perlaku hidup sehat
yang dapat merubah status kesehatan.
7) Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan
yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Hal ini dapat dijumpai apabila tempat
pelayanan kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanan kurang
baik, maka dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup sehat. Faktor lain
yang berhubungan dengan diri :
a. Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik
b. Self Esteem, Body Image, kebutuhan peran dan kemampuan
c. Jika ada ancaman: anxiety (cemas)

2.3 Kesehatan dan Perilaku Sehat


Kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan tetapi sukar untuk
dijelaskan. Kesehatan dapat diartikan keadaan (status) sehat utuh,secara fisik, mental
(rohani) dan sosial serta bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan
kelemahan.

Sakit (illness) dan penyakit (disease) meskipun sangat berkaitan, tetapi


mencerminkan suatu perbedaan yang fundamental dan konsepsional tentang periode

6
sakit. Menutrut Cassel, "sakit adalah apa yang dirasakan pasien saat dia pergi ke dokter,
sedangkan penyakit adalah apa yang didapatnya sepulang dari pergi ke dokter". (Helman,
1990). Jadi penyakit adalah sesuatu yang dimiliki suatu organ, sedangkan illness adalah
sesuatu yang dimiliki seseorang. Perilaku kesehatan yakni tindakan secara langsung
diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan
diukur secara tidak langsung.

Hubungan kesehatan dan perilaku menurut badan WHO (world health


organization) berargumen bahwa tidak hanya penyakit atau luka yang harus
diperhatikan,tetapi juga secara lebih umum yakni masalah status kesehatan dan keadaan
kesehatan.

Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari


berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia,
sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan
masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being, merupakan
resultante dari 4 faktor yaitu:

a. Environment atau lingkungan.


b. Behaviour atau perilaku, antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan
ecological balance.
c. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi,distribusi penduduk, dan
sebagainya.
d. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif.

Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang
paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat.

Perilaku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan
yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variabel-variabel tersebut
dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.

7
2.4 Pengertian Sakit
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal dan
sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal yang disebabkan oleh
gangguan terhadap sistem tubuh manusia. Sedangkan arti penyakit/disease adalah suatu
bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme,benda asing atau luka. Hal ini adalah suatu
fenomena yang objektif yang di tandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh. Penyakit
merupakan suatu fenomena kompleks yang berpengaruh negatif terhadap kehidupan
manusia. Perilaku dan cara hidup manusia dapat merupakan penyebab bermacam-macam
penyakit baik di zaman primitif maupun di masyarakat yang sudah sangat maju peradaban
dan kebudayaannya.
Ditinjau dari segi biologis penyakit merupakan kelainan berbagai organ tubuh
manusia, sedangkan dari segi kemasya-rakatan keadaan sakit dianggap sebagai
penyimpangan perilaku dari keadaan sosial yang normatif. Penyimpangan itu dapat
disebabkan oleh kelainan biomedis organ tubuh atau lingkungan manusia, tetapi juga dapat
disebabkan oleh kelainan emosional dan psikososial individu bersangkutan. Faktor
emosional dan psikososial ini pada dasarnya merupakan akibat dari lingkungan hidup atau
ekosistem manusia dan adat kebiasaan manusia atau kebudayaan. Pengertian sakit
menurut:
a. Pepkin’s
Suatu kedaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, maupun
rohani maupun sosial.
b. Kleinman
Gangguan fungsi atau adaptasi dari proses biologi dan psikofisiologis pada
seseorang.
c. Person
Ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia termasuk sejumlah sistem
biologis dan kondisi penyesuaian Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu
sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya.

8
d. Baursams (1965)
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit:
Adanya gejala: naiknya temperatur, nyeri Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan
baik, buruk, sakit Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun
sekolah.
e. Oxford English dictionary
Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana
fungsinya terganggu atau menyimpang.
f. Zaidin Ali
Keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis, psikologis,
sosial dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktivitas dan
kemandirian indivisu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
g. Bauman (1965)
Seseoang menggunakan3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit:
1) Adanya gejala: Naiknya temperatur, nyeri
2) Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan: baik, buruk, sakit
3) Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari: bekerja, sekolah.
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi
tubuh yang menghasilkan berkuranya kapasitas.

2.5 Dampak Sakit


Dampak sakit dapat terjadi pada individu yang telah mengalami sakit baik yang
dirawat di rumah maupun dirawat di rumah sakit. Dampak tersebut dapat terjadi pada
individu keluarga atau masyarakat. Dampak-dampak tersebut antara lain:

a. Pertama, terjadi perubahan peran pada keluarga. Selama sakit peran dalam keluarga
akan mengalami gangguan mengingat terjadi pergantian peran dari salah satu anggota
keluarga yang mengalami sakit.
b. Kedua, terjadinya gangguan psikologis. Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya
stres (ketegangan) sampai mengalami kecemasan yang berat, apabila psikologisnya
tidak disiapkan dengan baik. Proses terganggunya psikologis ini diawali dengan adanya
konflik terhadap dirinya seperti kecemasan, ketakutan dan lain-lain.

9
c. Ketiga, masalah keuangan. Dampak ini jelas akan terjadi karena adanya beberapa
pengeluaran keuangan yang sebelumnya tidak diduga selama sakit mengingat biaya
perawatan dan obat-obatan cukup mahal.
d. Keempat, kesepian akibat perpisahan. Dampak ini dapat terjadi pada seseorang yang
sebelumnya selalu berkumpul dengan keluarga, namun ketika sakit orang tersebut
harus dirawat dan berpisah dari keluarganya.
e. Kelima, terjadinya perubahan kebiasaan sosial. Ini jelas terjadi mengingat selama di
rumah interaksi dengan lingkungan masyarakat selalu terjadi akan tetapi ketika
seseorang sakit seluruh aktivitas sosialnya akan mengalami perubahan.
f. Keenam, terganggunya privasi seseorang. Privasi seseorang dapat ditujukan pada
perasaan menyenangkan yang merefleksikan tingkat penghargaan seseorang. Perasaan
menyenangkan ini akan mengalami gangguan karena aktivitasnya terbatas dengan
kehidupan di rumah sakit serta kebutuhannya terganggu sehingga membuat perasaan
menjadi tidak menyenangkan yang mengakibatkan penghargaan sosial sulit dicapai.
g. Ketujuh, otonomi. Telah disediakannya segala kebutuhan bagi pasien di rumah sakit
mengakibatkan menurunnya kemampuan aktivitas pasien karena keadaan untuk
mandiri dan mengatur sendiri sulit dicapai sehingga pasien akan selalu memiliki
ketergantungan.
h. Kedelapan, terjadi perubahan gaya hidup. Adanya peraturan dan ketentuan dari rumah
sakit khususnya perilaku sehat serta aturan dalam makanan, obat dan aktivitas agar
seseorang akan mengalami perubahan dalam gaya hidupnya yakni selalu hati-hati dan
menghindari hal-hal yang dilarang sesuai dengan ketentuan proses pengobatan dan
perawatan.

2.6 Perilaku pada Orang Sakit


Selain dampak yang terjadi akibat keadaan sakit atau dirawat di rumah sakit,
seseorang pun selama sakit akan mengalami perubahan dalam berperilaku yang berdampak
pada dirinya. Adapun perubahan perilaku yang terjadi selama sakit antara lain:
1) Adanya perasaan ketakutan
Perubahan perilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan ditandai adanya
perasaan takut sebagai dampak dari sakit. Apabila sikap penerimaan terhadap sakitnya
serta dampak yang ditimbulkan belum dapat diterima secara penuh pada seseorang

10
yang mengalami sakit, maka orang tersebut akan terhantui perasaan ketakutan dan hal
ini apabila dibiarkan akan menggangu status mental seseorang.
2) Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat
kecemasan yang dialami seseorang pun akan berbeda. Untuk mengurangi kecemasan,
maka seseorang akan berperilaku menarik diri seperti diam jika tidak diberi
pertanyaan. Hal tersebut sebagai bentuk upaya menghindari kecemasan.
3) Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukkan dengan selalu banyak
mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lain atau
memikirkan orang lain. Perilaku ini juga ditunjukkan dengan selalu ingin bercerita
tentang penyakitnya.
4) Sensitif terhadap persoalan kecil
Pada orang sakit perubahan perilaku ini biasanya selalu ditimbulkan dengan selalu
mempersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampak terganggunya psikologis seperti
selalu mengomel jika keadaan tersebut tidak sesuai dengan dirinya.
5) Reaksi emosional tinggi
Perilaku ini dapat ditunjukkan dari seseorang yang mengalami sakit dengan mudah
menangis, tersinggung, marah serta tuntutan perhatian yang lebih dari orang sekitar.
6) Perubahan persepsi
Terjadinya perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditunjukkan dengan timbul
persepsi bahwa dokter/perawat/bidan dan tenaga Kesehatan lainnya adalah orang yang
dapat membantu untuk menyembuhkannya sehingga menaruh harapan sangat besar.
7) Berkurangnya minat
Perubahan perilaku yang ditunjukkan pada seseorang yang mengalami sakit ini
adalah berkurangnya minat karena terjadi stres (ketegangan) yang diakibatkan
penyakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.

2.7 Hubungan antara Sehat, Sakit, dan Penyakit


Hubungan antara konsep sehat sakit dan penyakit pada dasarnya merupakan
keadaan sehat sakit, yaitu :

11
1) Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan.
2) Sebagai manifetasi keberhasilan/kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan.
3) Gangguan Kesehatan : ketidakseimbangan antara factor: Host-Agent-Environment.

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Sehat


Sehat sakit berada pada sesuatu dimana setiap orang bergerak sepanjang
kehidupannya.

1) Suatu skala ukur secara relative dalam mengukur ke dalam sehat/kesehatan seseorang.
2) Kedudukannya: dinamis, dan bersifat individual.
3) Jarak dalam skala ukur: keadaan sehat secara optimal pada satu titik yang lain.

2.9 Sakit dan Perilaku Sakit


Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan
yang terganggu. Bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit. Oleh karena itu, sakit
tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh :
a. Seseorang dengan penyakit leukimia yang sedang menjalani pengobatan mungkin
akan mampu berfungsi seperti biasanya.
b. Sedangkan dengan seseorang dengan penyakit kanker payudara yang sedang
mempersiapkan diri untuk menjalani operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada
dimensi lain, selain dimensi fisik.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
memantau tubuhnya; mendefinisikan dan mengintreprestasikan; gejala yang dialami;
melakukan upaya penyembuhan dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.Seorang
individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme
koping.

2.10 5 Tahapan Sakit Menurut Suchman


A. Tahap Transisi/Tahap Gejala
Individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh; merasa dirinya tidak sehat/merasa
timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya. Mempunyai tiga aspek :
1) Secara fisik: nyeri, panas tinggi.
2) Kognitif : Interprestasi terhadap gejala.

12
3) Respon emosi terhadap ketakukan/kecemasan.
Konsultasi dengan orang terdekat: gejala perasaan, kadang-kadang mencoba
pengobatan dirumah.

B. Tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Rok).


Penerimaan terhadap sakit.
1) Individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman: menghasilkan peran
sakit.
2) Mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain, mengobati sendiri, mengikuti
nasehat teman/keluarga.
Akhir dari tahap ini dapat ditentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih
buruk. Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rebcana
pengobatan dipenuhi/dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman.
C. Tahap kontak dengan pelayanan Kesehatan
Individu yang sakit: meminta nasehat dari profesi Kesehatan atas inisiatif sendiri.
Tiga tipe informasi:
1) Validasi keadaan sakit.
2) Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti.
3) Keyakinan bahwa mereka akan baik.
Jika tidak ada gejala: individu mempersepsikan dirinya sembuh, jika ada gejala
kembali pada posisi kesehatan.
D. Tahap ketergantungan
Jika profesi kesehatan menvalidasi (menetapkan) bahwa seseorang sakit: menjadi
pasien yang ketergantungan untuk memperoleh bantuan. Setiap orang mempunyai
perawatan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
1) Mengkaji kebutuhan ketergantungan pasien di kaitkan dengan tahap perkembangan.
2) Support terhadap perilaku pasien yang mengarah pada kemandirian.
E. Tahap Penyembuhan
1) Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada kondisi sebelum sakit.
2) Kesiapan fungsi sosial
3) Memberi pasien untuk berfungsi dengan meningkatkan kemandirian.
4) Memberikan harapan dan support.

13
2.11 Tingkat Pencegahan
Untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di kenal tiga tahap
pencegahan: Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan
khusus (specific protection).
1) Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and
prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation). Pencegahan sekunder
dilakukan pada masa individu mulai sakit. tujuan utama dari tindakan ini ialah:
Mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan 2)
untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan
mencegah terjadinya komplikasi dan cacat. b. Pembatasan cacat (disability limitation)
pada tahap ini cacat yang terjadi di atasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi
berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
2) Pencegahan tersier : rehabilitasi
Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi
hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik,
mental dan sosial.
3) Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang
dilakukan ialah :
a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap masalah Kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi,
peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik
dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.

2.12 Proses Perjalanan Penyakit


Proses perjalanan penyakit dibedakan atas :

1) Fase sebelum orang sakit: yang ditandai dengan adanya keseimbangan antara agen
(kuman penyakit, bahan berbahaya), host/tubuh orang dan lingkungan dan
2) Fase orang mulai sakit: yang akhirnya sembuh atau mati.

14
Promosi kesehatan dilakukan melalui intervensi pada host/tubuh orang misalnya
makan makanan bergizi seimbang. berperilaku sehat, meningkatkan kualitas
lingkungan untuk mencegah terjadinya penyakit misalnya menghilangkan tempat
berkembang biaknya kuman penyakit, mengurangi dan mencegah polusi udara,
menghilangkan tempat berkembang biaknya vektor penyakit misalnya genangan air
yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes, atau terhadap agent penyakit
seperti misalnya dengan memberikan antibiotika untuk membunuh kuman.

Perlindungan khusus dilakukan melalui tindakan tertentu misalnya imunisasi atau


proteksi pada bahan industri berbahaya dan bising. Melakukan kegiatan kumur-kumur
dengan larutan flour untuk mencegah terjadinya karies pada gigi. Sedangkan terhadap
kuman penyakit misalnya mencuci tangan dengan larutan antiseptik sebelum operasi
untuk mencegah infeksi, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan untuk
mencegah penyakit diare.

Diagnosa dini dilakukan melalui proses skrining seperti misalnya skrining kanker
payudara, kanker rahim, adanya penyakit- penyakit tertentu pada masa kehamilan,
sehingga pengobatan dapat dilakukan saat dini dan akibat buruknya dapat dicegah.

Kadang-kadang batas dari ketiga tahap pencegahan itu tidak jelas sehingga ada
kegiatan yang tumpang tindih dapat digolongkan pada perlindungan khusus akan tetapi
juga dapat digolongkan pada diagnosa dini dan pengobatan segera misalnya pengobatan
lesi prekanker pada rahim dapat termasuk pengobatan dini dapat juga perlindungan
khusus.

Selain upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier yang dikalangan kesehatan
dokter, perawat dan praktisi kesehatan masyarakat dikenal sebagai lima tingkat
pencegahan, juga dikenal empat tahapan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan
masyarakat, empat tahapan itu (Rossenberg, Mercy and Annest, 1998) ialah:

1) Apa masalahnya (surveillance)?


2) Identifikasi masalah.
3) Apa masalahnya?
4) Kapan terjadinya?

15
5) Dimana?
6) Siapa penderitanya?
7) Bagaimana terjadinya?
8) Kapan hal itu terjadi apakah ada kaitannya dengan musim atau periode tertentu?
9) Mengapa hal itu terjadi (Identifikasi faktor risiko)?
10) Mengapa hal itu lebih mudah terjadi pada orang tertentu, faktor apa yang
meningkatkan kejadian (faktor risiko) dan faktor apa yang menurunkan kejadian
(faktor protektif)?
11) Apa yang berhasil dilakukan (evaluasi intervensi). Atas dasar kedua langkah
terdahulu, dapat di rancang upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
masalah, menanggulangi dengan segera penderita dan melakukan upaya
penyembuhan dan pendampingan untuk menolong korban dan menilai keberhasilan
tindakan itu dalam mencegah dan menanggulangi masalah.
12) Bagaimana memperluas intervensi yang efektifitu (implementasi dalam skala
besar). Setelah diketahui intervensi yang efektif, tindakan selanjutnya bagaimana
melaksanakan intervensi itu di pelbagai tempat dan setting dan mengembangkan
sumber daya untuk melaksanakannya.

2.13 Ciri-ciri Sehat dan Sakit


Ciri-ciri sehat :

1) Suhu normal 36,5°C-37,5°C.


2) Tubuhnya sehat bugar dan tidak lemas.
3) Wajahnya berseri, tidak nyeri, emosi stabil
4) Tidak ada gangguan fisik, psikis, maupun sosial.
5) Selalu berfikir positif dan tidak merasa ada gangguan.
6) Mampu melaksanakan segala aktifitas dengan semangat.
Ciri-ciri sakit :
1) Suhu abnormal > 38°C.
2) Tubuhnya lemas, lunglai, letih, dan tidak semangat dalam melakukan segala
aktifitas.
3) Wajahnya pucat dan tubuh terasa nyeri.

16
4) Adanya gangguan fisik, psikis, maupun sosial.
5) Selalu berfikir bahwa dirinya sakit (sugesti dalam dirinya sendiri).

2.14 Presepsi Masyarakat terhadap Suatu Penyakit


Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat
digunakan obat-obatan, ramuanramuan,pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan
tenaga kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun,
kyai dan lain- lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada
kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit. Beberapa contoh penyakit pada bayi dan
anak sebagai berikut:
1) Sakit demam dan panas.
Penyebabnya adalah perubahan cuaca, kena hujan, salah makan, atau masuk
angin. Pengobatannya adalah dengan cara mengompres dengan es, oyong, labu
putih yang dingin atau beli obat influensa. Di Indramayu dikatakan penyakit adem
meskipun gejalanya panas tinggi, supaya panasnya turun.Penyakit tampek
(campak) disebut juga sakit adem karena gejalanya badan panas.
2) Sakit mencret (diare).
Penyebabnya adalah salah makan, makan kacang terlalu banyak, makan
makanan pedas, makan udang, ikan, anak meningkat kepandaiannya, susu ibu basi,
encer, dan lain-lain. Penanggulangannya dengan obat tradisional misalkan dengan
pucuk daun jambu dikunyah ibunya lalu diberikan kepada anaknya (Bima Nusa
Tenggara Barat) obat lainnya adalah Larutan Gula Garam (LGG), Oralit, pil Ciba
dan lain-lain. Larutan Gula Garam sudah dikenal hanya proporsi campurannya
tidak tepat.
3) Sakit kejang-kejang
Masyarakat pada umumnya menyatakan bahwa sakit p dan kejang-kejang
disebabkan oleh hantu. Di Sukabumi disebut hantu gegep, sedangkan di Sumatra
Barat disebabkan hantu jahat. Di Indramayu pengobatannya adalah dengan dengan
pergi ke dukun atau memasukkan bayi ke bawah tempat tidur yang ditutupi panas
jaring.

17
4) Sakit tampek (campak)
Penyebabnya adalah karena anak terkena panas dalam,anak dimandikan
saat panas terik, atau kesamber. DiIndramayu ibu ibu mengobatinya dengan
membalur anak dengan asam meminumkan madu dan jeruk nipis atau memberikan
daun suwak, yang menurut kepercayaan dapat mengisap penyakit kawak.
Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu
dengan daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan
berkembang dalam masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan
dengan ilm kesehatan sampai saat ini masih ada dimasyarakat; dapat turun dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang luas. Oleh karena itu
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas-puskesmas perlu
ditunjang dengan adanya penelitian-penetian social budaya masyarakat, persepsi dan
perilaku masyarakat tersebut terhadap sehat sakit. Bila diperoleh data bahwa
masyarakat masih mempunyai persepsi sehat-sakit yang berbeda dengan kita maka kita
dapat melakukan pembetulan konsep sehat sakit itu melalui pendidikan kesehatan
masyarakat. Dengan demikian pelayanan yang kita berikan akan diterima oleh
masyarakat.

2.15 Hak dan Kewajiban Orang Sakit


Hak orang sakit yang pertama adalah bebas dari segala tanggung jawab sosial yang
normal. Artinya, orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan
pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidak
mutlak. Maksudnya, tergantung dari tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari
penyakit tersebut.

Tuntutan yang kedua adlah kepada organisasi kerja dan yang ketiga adla tuntutan
hak sakit kepada organisasi-organisasi masyarakat di mana si sakit menduduki posisi
dan menjalankan peran. Kedua tuntutan ini boleh langsung maupun melalui lembaga
keluarga dan bahkan melalui lembaga pelayanan kesehatan seperti surat cuti dokter dan
sebagainya.

18
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat
harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis. Kesehatan sebagai suatu spektrum
merupakan suatu kondisi yang fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan dalam
rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan
hidup dari keadaan sehat yang sempurna. Banyak yang menjadi rujukan mengenai apa itu
pengertian sehat sakit,..
Sehat/kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (UU
NO.23/1992 tentang kesehatan)
Pengertian sakit adalah suatu proses di mana ada gangguan dan tidak ada kestabilan antara
badan dan mental yang normal. Yang merujuk pada keabnormalan pada kondisi tubuh yang
bisa mengganggu aktifitasnya sehari-hari seperti aktifitas jasmani, rohani maupun sosial.

3.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah, penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari
banyaknya sumber penulis akan memperbaiki makalah ini. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik serta saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.

19
DAFTAR PUSTAKA
Triyono, Samuel Dwi Krisna dan Yohanes K. Herdiyanto. 2017. Konsep Sehat dan Sakit pada
Individu dengan Urolithiasis (Kencing Batu) di Kabupaten Klungkung, Bali. Jurnal
Psikologi Udayana 2017, Vol.4, No.2, 263- 276.
Walyani, Elizabeth Siwi dan Endang Purwoastuti. 2015. Keterampilan Dasar Kebidanan 1.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

20

Anda mungkin juga menyukai