Anda di halaman 1dari 14

INTRUMENTASI DALAM KEBIDANAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Basic Skill In Midwifery
Dosen Pengampu: Nunung Mulyani, APP, M.Kes

Disusun Oleh: Kelompok 10

Anastasya Khoerunisa (P20624522004)


Astri fitriyani (P20624522006)
Ira Rahmawati (P20624522024)
Syifa Dwi Ananda (P20624522036)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI BIDAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nyalah
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan makalah yang berjudul
“Intrumentasi Dalam Kebidanan” ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Basic Skill In Midwifery.
Kami menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, semua kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan dan akan kami terima demi
perbaikan untuk tugas kedepannya.
Makalah ini dapat selesai berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak, terutama dosen mata kuliah Basic Skill In Midwifery yaitu Ibu Nunung Mulyani, APP,
M.Kes .yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan makalah ini.
Semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat untuk pembaca semuanya dan bisa menambah
pengetahuan yang lebih baik sebagaimana yang tertera dalam tujuan dibuatnya tugas ini.

Tasikmalaya, 4 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Instrumen...................................................................................................................2
2.2 Macam-Macam Instrumen Dalam Praktik Kebidanan.................................................................3
2.2.1 Instrumen untuk Tempat Peralatan......................................................................................3
2.2.2 Instrumen untuk melayani klien............................................................................................3
2.2.3 instrumen untuk pemeriksaan fisik.......................................................................................4
2.2.4 Peralatan untuk pemberian cairan dan obat secara parenteral...............................................7
2.2.5 Peralatan Untuk pemeriksaan Kandungan dan persalinan...................................................7
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................10
3.2 SARAN.....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebidanan merupakan satu cabang ilmu kesehatan yang secara khusus berhubungan
dengan kelahiran. Bahkan ternyata lebih dari itu, apabila kita merujuk pada devinisi
kebidanan yang cukup panjang. Dimana kebidanan tidak hanya berurusan dengan kelahiran
saja melainkan mulai dari persiapan kehamilan, kesuburan, perawatan pada saat kehamilan,
kelahiran dan pasca kelahiran serta juga perawatan dan pemantauan perkembangan bayi dan
balita. Dunia Kesehatan selalu identik dengan peralatan–peralatan yang digunakan.
Contohnya kedokteran, pasti kita akan membicarakan mengenai alat – alat kedokteran.
Demikian juga dengan kebidanan, pasti terdapat peralatan atau instrumen kebidanan yang
digunakan oleh seorang bidan untuk bekerja menolong pasiennya.

Pengenalan instrumen dalam kebidanan sangatlah diperlukan, karena Instrumen


sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang
dalam melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif dan efesien. instrumen disebut
juga sebagai alat yang digunakan seseorang dalam menangani pasien atau sesuatu.

Pengenalan instrumen dalam praktik kebidanan ini gunanya untuk mempermudah kita
saat mengatasi atau membantu klien dalam proses kesehatan. Alat-alat dalam praktik
kebidanan ini sangatlah banyak dan masing-masing alat memiliki fungsi dan kegunaannya,
mulai dari mengecek detak jantung, mengecek tensi, mengecek suhu tubuh, membalut luka
dan masih banyak lagi lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu instrumen dalam praktik kebidanan?
2. Apa saja instrumen dalam praktik kebidanan?
3. Apa saja fungsi dari instrumen praktik kebidanan?

1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian instrumen dalam praktik kebidanan
2. Mampu menyebutkan instrumen dalam praktik kebidanan
3. Mampu menjelaskan fungsi-fungsi instrument dalam praktik kebidanan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Instrumen
Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan untuk mempermudah seseorang
melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efesien. Instrumen dalam
praktik kebidanan berfungsi Sebagai alat untuk mempermudahkan pekerjaan bidan
dalam menangani pasien, Sebagai alat yang digunakan untuk melakukan suatu tindakan
atau pekerjaan dan juga Sebagai alat proteksi (pelindung).
Peralatan medis berkisar dari item yang sederhana seperti stik sampai peralatan yang
lebih kompleks, seperti ventilator. Mereka mewakili beberapa teknologi yang paling
inovatif yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah peralatan medis
didefinisikan setiap item yang digunakan untuk mendiagnosa, mengobati, atau mencegah
penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bukan obat, biologis, atau makanan. Amerika
Serikat (AS) definisi perangkat istilah dapat ditemukan dalam Federal Makanan Obat &
Kosmetik Act (1998) ditegakkan oleh Food and Drug Administration (FDA), sebuah
lembaga dari Departemen Kesehatan dan pelayanan Manusia.
Namun terlepas dari bagaimana peralatan baru, publik mengharapkan, dan Food and
Drug Administration mensyaratkan bahwa peralatan medis aman, efektif, dan diproduksi
sesuai dengan praktek manufaktur saat ini.Peralatan medis yang tunduk pada kontrol
umum dari Undang-Undang Makanan, Obat, dan Kosmetik (Kode Peraturan, Federal 21
2010). Semua produsen harus mendaftarkan pendirian mereka, daftar semua jenis
peralatan mereka berencana ke pasar, dan memastikan bahwa perangkat mereka diberi
label sesuai dengan peraturan FDA label, sebelum clearance pemasaran diberikan.
Peralatan medis didefinisikan setiap item yang digunakan untuk mendiagnosa,
mengobati, atau mencegah penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bukan obat, biologis,
atau makanan. Peralatan medis seringkali mengakibatkan efek-efek yang tidak
diinginkan pada klien. Peristiwa yang merugikan adalah kejadian di mana peralatan
medis telah, atau mungkin memiliki, menyebabkan atau berkontribusi pada kematian
atau luka berat (FDA Kode Peraturan, Federal 21 2010). Masalah yang sering peralatan
aktual atau potensial dan dapat rerjadi karena beberapa alasan. Dua alasan sering
dilaporkan kepada FDA melibatkan masalah peralatan (a) manufaktur dan (b) interaksi
manusia (faktor manusia). Faktor manusia disebut sebagai 'ergonomi dan faktor manusia
rekayasa fokus pada interaksi manusia-mesin (Bogner, 1994).
Human Factors berdampak merugikan terhadap hasil pasien. Salah perangkat/ukuran
dalam paket/kotak Prosedur atau operasi yang tertunda Kegagalan desain peralatan baru
yang akan membuat Staf intuitif menjadi bingung dan/atau harus menebak apa yang
harus dilakukan. Kejelasan monitor menampilkan data yang salah tafsir akan
menyebabkan keputusan klinis didasarkan pada data yang salah.

2
2.2 Macam-Macam Instrumen Dalam Praktik Kebidanan
2.2.1 Instrumen untuk Tempat Peralatan
a. Instrumen Tray (bak instrumen) merupakan wadah untuk menyimpan atau
meletakkan peralatan akan digunakan untuk menolong persalinan, merawat luka dan
sebagainya. Bak intrumen ada berbagai macam ukuran Bak injeksi merupakan bak
instrumen yang berukuran paling kecil biasanya untuk meletakkan spluit yang sudah
terisi obat.
b. Dressing jar (tromol) merupakan wadah untuk menyimpan berbagai macam pembalut
seperti kasa, dan kapas dalam bentuk siap pakai. Tromol terdiri dari ebberapa ukuran.
c. Sterilisator alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan. Sterilisator terbagi
menjadi 2 jenis yang pertama outoclave yaitu alat untuk mensterilkan alat dengan
tekanan tinggi, yang kedua oven alat untuk mensterilkan alat dengan panas kering.

2.2.2 Instrumen untuk melayani klien


a. Handscoon untuk melindungi petugas Kesehatan saat bekerja
Tata cara memakai Handscoon

a. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan

 Sarung tangan steril


 Wastafel/air mengalir untuk cuci tangan
 Handuk bersih
 Sabun

b. Lepaskan cincin, jam tangan dan gelang

c. Lakukan cuci tangan

d. Buka pembungkus kemasan bagian luar dengan hati-hati menyibakkannya ke


samping

e. Pegang kemasan bagian dalam dan taruh pada permukaan datar yang bersih tepat di
atas ketinggian pergelangan tangan.

f. Buka kemasan, pertahankan sarungtangan pada permukaan dalam pembungkus.

g. Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri. Setiap sarung tangan mempunyai manset
kurang lebih 5 cm (2 inci). Kenakan sarung tangan pada sarung tangan yang lebih
dominan.

3
h. Dengan ibu jari dan dua jari lainnya dari tangan non dominan. pegang tepi manset
sarung tangan untuk tangan dominan, Sentuh hanya pada permukaan dalam sarung
tangan.

i. Tarik sarung tangan pada tangan yang dominan, lebarkanmanset, pastikan bahwa
manset tidak menggulung pada tangan, pastikan juga ibu jari dan jari-jari anda
pada posii yang tepat

j. Dengan tangan yang telah memakai sarung tangan, masukkan jari di bawah manset
sarung tangan kedua.

k. Tarik sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan. Jangan biarkan jari-jari
dan ibu jari sarung tangan yang dominan menyentuh bagian tangan non dominan
yang terbuka. Pertahankan ibu jari sarung tangan non dominan abduksi ke
belakang

l. Jika sarung tangan kedua telah terpasang cakupkan kedua tangan, manset biasanya
terbuka saat pemasangan. Pastikan untuk menyentuh bagian yang steril

b. Bengkok merupakan tempat alat-alat yang sudah terpakai saat menolong persalinan,
merawat luka dan sebagainya
c. Wash basin/ spon bowl (Waskom), Waskom terdiri dari dua ukuran, Waskom
berukuran besar sering digunakan untuk tempat air bila klien akan dimandikan.
Waskom yang berukuran kecil disebut kom biasanya digunakan untuk tempat kasa
atau kapas steril saat akan melakukan Tindakan.
d. Bahan habis pakai terdiri dari
1. Plaster berfungsi untuk menempelkan kasa pada tubuh (contoh Leukopast), plaster
yang mengandung obat( salonpas), dan plaster yang digunakan dalam pembedahan.
2. Kain kasa sebagai pelindung luka agar luka tidak terkontaminasi
3. Bandage (pembalut elastis) merupakan pembalut lentur yang berfungsi untuk
melindungi sendi agar tidak terjadi pergerakan pada sendi yang cedera.
e. Korentang Berfungsi untuk mengambil instrument steril, mengambil kasa

2.2.3 instrumen untuk pemeriksaan fisik


a. Termometer

4
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang
berarti panas dan dan meter yang berarti mengukur

Cara menggunakannya:

 Ayunkan kuat-kuat dengan sentakan pada pergelangan tangan sampai thermometer


menunjukkan angka kurang dari 36 derajat.
 Letakkan thermometer di bawah lidah dengan mengatupkan mulut atau di bawah
lipatan ketiak jika khawatir thermometer tergigit. Biarkan thermometer berada
disana selama kurang lebih 3 sampai dengan 4 menit.
 Ambil thermometer tersebut dan bacalah angka dimana air raksa berhenti yang
menunjukan suhu tubuh yang diukur. Jika angka menunjukkan angka 37 maka
suhu tubuh normal, jika angka menunjukkan antara 37 sampai dengan 40 maka
termasuk panas, dan jika di atas 40 maka dikategorikan sebagai panas tinggi.
Sebagai catatan, suhu lipatan ketiak cenderung lebih rendah dibandingkan dengan
hasil pengukuran dengan menggunakan mulut.
b. Stetoskop

Stetoskop berasal dari bahasa Yunani yaitu stethos berarti dada dan skopeein
yang berarti memeriksa merupakan sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara
dalam tubuh. Dia banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan pemapasan,
meskipun dia juga digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam aneri
dan vein.

c. Tensi Meter
Tensi Meter digunakan untuk mengukur tekanan darah. Intrepetasi hasil
pengukuran tekanan darah tekanan darah normal 120-140 untuk sistol tekanan darah
rendah < 120 tekanan darah tinggi > 140 tekanan darah baik itu tinggi maupun yang
rendah sisertai karena banyak faktor antara lain: Umur, Gaya hidup, Genetic

Cara menggunakannya:

 Buka tensimeter
 Geser jarum ke arah on agar air raksa naik

5
 Raba nadi yang ada di area mediana cubitti Pasang manset (sesuaikan dengan
ukuran orang akan diukur tekanan darah nya, tetapi biasanya menggunakan
manset ukuran adult/dewasa)
 Letak manset kira-kira sekitar 3 cm ditas nadi pada daerah mediana cubitti
 Pasang manset dengan pas (jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendor)
 Sebelum kita mengukur tekanan darah dengan adultasi, maka sebaiknya kita
lakukan sistolik palpatoar dulu, untuk mencegah adanya auskultasi gap

Cara untuk melakukan sistolik palpatoar adalah:

1) Letakkan 3 jari apa nadi di mediana cubitti, rasakan detakannya

2) Pompa sampai nadi tak teraba, sambil mengamati pada angka berapa nadi
tidak teraba

3) Setelah itu, lepaskan pemompa, turunkan sampai habis

4) Angka yang ditunjukkan pada saat nadi tak teraba adalah sistolik palpatoir,
gunanya adalah untuk membatasi sampai mana kita memompa pada saat kita
melakukan pengukuran dengan auskultas

 Setelah ditemukan angka sistolik palpatoir, maka kita lakukan pengukuran


dengan menggunakan auskultas
 Pasang stetoskop pada daerah nadi di mediana cubitti, setelah itu. pompa sampai
angka sistolik palpatoir, lalu tambahkan angka
 Turunkan pemompa, amati suara dari stetoskop sambil mengamati angkanya
 Detakan yang didengar untuk pertama kali adalah sistolik. sedangkan detakan
yang terakhir sebelum suara benar-benar hilang adalah suara diastolic
 Setelah itu, rapikan kembali agar pada saat nanti akan dipakai kembali bisa
langsung dipakai.

d. Refleks hamer Berfungsi untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian tertentu
tubuh, contoh lutut
e. Sudip lidah berguna untuk menekan lidah agar dapat memeriksa atau melihat kelain
pada mulut atau tenggorokan
f. Kateter merupakan alat untuk membantu mengeluarkan urin orang yang susah Buang
Air Kecil

6
g. Timbangan dewasa
h. Baby Scale untuk menimbang berat badan Bayi
i. HB Sahli (Haemometer) untuk mengukur kadar hemoglobin dalam darah

2.2.4 Peralatan untuk pemberian cairan dan obat secara parenteral


a. infus set Berfungsi untuk memberikan cairan infus yang menghubungkan jarum infus
dan cairan infus. Transfusion set selang untuk transfuse darah
b. Peralatan injeksi
1. Jarum suntik
2. Spuit injeksi alat yang disambungkan dengan jarum

2.2.5 Peralatan Untuk pemeriksaan Kandungan dan persalinan


a. Funduscope merupakan alat untuk mendengarkan denyut jantung janin
b. Doppler merupakan alat untuk mendengarkan denyut jantung janin (elektrik)
c. USG merupakan alat untuk mengetahui keadaan di dalam Rahim sebagai contoh
untuk memeriksa keadaan janin, tumor, kanker, IUD
d. Gunting Tali pusar untuk memotong tali pusar bayi
e. Gunting benang merupakan gunting yang digunakan untuk memotong benang operasi
dan merapikan luka. Gunting ini ada dua jenis, yaitu gunting yang berbentuk lurus
dan yang berbentuk bengkok.
f. Gunting perban atau pembalut adalah gunting yang berfungsi untuk menggunting
pembalut dan plester.
g. Gunting Episiotomi merupakan gunting untuk menggunting bagian perineum
terutama jika perineum ibu yang melahirkan kaku.
h. Klem untuk menjepit tali pusar
i. Suction pump utuk menyedot lendir dalam pernafasan bayi
j. Benang CatGut benang yang digunakan dalam menjahit luka
Pada dasarnya terdapat dua jenis benang operasi, yaitu benang yang dapat
diserap dan benang yang tidak dapat diserap.
a. Benang yang dapat diserap
Contoh benang yang dapat diserap adalah plain gut, cromic catgut, asam
poliglikolat (Dexon), poliglaktin (Vicryl), dan polidioksanon. Plain gut dan comic

7
calgut terbuat dari usus sehingga kaku, sulit diikat, dan menyebabkan reaksi
jaringan yang hebat. Akibatnya, benang jenis ini mulai ditinggalkan.
Asam poliglikolat (Dexon) dan poliglaktin (Vicryl) terbuat dari bahan sintesis
yang dapat diserap, tetapi sangat sedikit menimbulkan reaksi inflamasi. Kedua
benang ini terutama digunakan untuk meligasi pembuluh darah, menautkan fasia,
serta menjahit kulit dengan cara subkutikular. Polidioksanon (PSD) merupakan
benang sintesis monofilamen. Benang ini sangat baik untuk menjahit luka yang
terinfeksi serta terkontaminasi.
b. Benang yang tidak dapat diserap
1) Benang sutra adalah benang alami multifilamen. Walaupun dikelompok- kan
sebagai benang yang tidak dapat diserap, sebenarnya benang ini dapat diserap
secara perlahan (sampai dua tahun). Benang sutra sangat kuat, fleksibel, dan
simpulnya tidak mudah terurai, tetapi reaksi inflamasi yang ditimbulkannya
cukup hebat. Benang ini terutama digunakan untuk meligasi pembuluh,
menjahit luka, serta anastomosis usus.
2) Benang monofilamen poliamida atau nilon (contohnya Ethilon) Ethilon
merupakan benang yang cukup kuat dan dapat berjalan menembus jaringan
dengan mulus. Umumnya benang ini digunakan untuk menjahit kulit,
menyambung tendon, dan menutupi luka laparotomi.
3) Benang polipropilen (prolene) Prolene merupakan benang yang bersifat
fleksibel dan sangat sedikit menimbulkan reaksi inflamasi. Umumnya prolene
digunakan untuk operasi plastik dan operasi vaskular.
4) Nurolon merupakan poliamida yang dipintal dan dicelup dalam warna hitam
serta diberi lapisan penutup di bagian luarnya. Benang ini lebih halus dan lebih
kuat daripada benang sutra. Selain itu, benang ini lebih sedikit menimbulkan
reaksi jaringan daripada benang sutra.
5) Ethiflex dan Ethibond merupakan poliester yang dipintal dan diberi lapisan
Teflon, sedangkan Ethibond merupakan poliester yang dipintal yang tidak diberi
lapisan Teflon. Kedua benang ini bersifat fleksibel dan kuat serta sering
digunakan untuk menjahit lapisan-lapisan luka dan pembuluh darah.
6) Linen (katun) merupakan benang yang dibuat dari serat kapas alam dengan jalan
pemintalan. Benang ini bersifat lembut, cukup kuat, mudah disimpul, berwarna
putih, dan reaksi tubuh yang ditimbulkannya minimum. Benang linen digunakan
untuk menjahit usus dan kulit, terutama kulit wajah

8
7) Benang baja merupakan benang logam yang terbuat dari baja tahan karat.
Benang ini bersifat sangat kuat, tidak korosif, mudah disimpul, warna putih
metalik, dan reaksi terhadap tubuh minimum. Benang ini umumnya digunakan
untuk menjahit tendon.
k. Pinset anatomi alat untuk membatu proses menjahit luka, pinset terdiri atas beberapa
macam jenis diantaranya:
1) Pinset Anatomis Berfungsi untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka serta untuk
menjepit jaringan yang tipis dan lunak.
2) Pinset Sirugis Berfungsi untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan
penjahitan luka, serta memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
3) Pinset Splinter Berfungsi untuk mengadaptasi tepi-tepi luka (mencegah
overlepping).
l. Jarum hecting jarum untuk membantu proses menjahit luka
m. Nald Voederl/Neddle Holder/Nald Hecting Berfungsi untuk memegang jarum jahit
(nald hecting) dan sebagai penyimpul benang. Jenis yang digunakan bervariasi, yaitu
tipe Crille Wood (bentuk seperti klem) dan tipe Mathew Kusten (bentuk segitiga).
n. Spekulum adalah alat yang dimasukan kedalam rongga tubuh untuk memudahkan
kita memeriksa atau melakukan tindakan.
o. Sonde uterus (utereine probes) untuk mengukur kedalaman rahim.
p. Dilators (uterine dilatator) adalah alat untuk membesarkan lubang uterus (membuka
portio)
q. Tampon tang (uterine dressing forceps). Kegunaannya untuk memasukkan tampon
kedalam vagina dan mengeluarkannya dengan maksud menghambat perdarahan

9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dunia Kesehatan selalu identik dengan peralatan–peralatan yang digunakan, termasuk
Bidan. Bidan maupun tenaga Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya menangani
pasien baik dalam persalinan, merawat luka dan lainnya itu dibantu dengan alat-alat,
dimana seperti yang dijelaskan diatas itu merupakan alat-alat yang digunakan oleh bidan
dalam menangani pasien.

3.2 SARAN
Pada saat pembuatan makalah, penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan
dari banyaknya sumber, penulis akan memperbaiki makalah ini. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.

10
DAFTAR PUSTAKA
Walyani Elisabeth siwi, Purwoastuti Endang. 2014. Keterampilan Dasar kebidanan.
Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS
Saputra Lyndon. 2013. Keterampilan Dasar Untuk Perawat dan Bidan. Tangerang Selatan:
Binarupa Aksara

11

Anda mungkin juga menyukai