Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH INSTRUMEN KEBIDANAN

Dosen Pengampu :
Hesteria Friska Armynia Subratha S.ST.,M.Kes

Nama Penyusun :
1. Made Diva Apriliasih Arya Putri (2106091027)
2. Ni Putu Mediartini (2106091035)
3. Ni Luh Putu lia Purwita Fardayanti (2106091036)
4. Ni Kadek Astri (2106091037)
5. Ni Luh Sriwahyuni (2106091038)
6. Ni Luh Ayu Wulandari (2106091039)
7. Luh Ayu Delia Pujiasti (2106091040)
8. Ni Made Lia Dhiantari (2106091043)
9. Ni Putu Ayu Diah Juni Ja Aria. P. (2106091044)
10. Riza Risqiyah (2106091047)
11. Putu Ariani (2106091049)
12. Kadek Anggi Prayudi (2106091050)

D3 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Instrument Kebidanan” dengan baik dan lancar.
Harapan kami sebagai penyusun yaitu agar para pembaca memahami tentang
instrument dalam kebidanan. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca
sehingga bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga kami dapat menyusun makalah yang lebih
baik dari ini kedepannya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Kami juga mengharapkan kritik atau saran dari dosen/pembaca, agar kami dapat
menyusun makalah yang lebih baik lagi dari ini. Mohon maaf jika ada kesalahan kata atau
pengetikan dalam makalah ini. Sekian yang bisa kami sampaikan terimakasih.

Hormat kami

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang...................................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1. 3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1. 4 Manfaat Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Instrumen Kebidanan.......................................................................3
2. 2 Fungsi Instrumen Dalam Praktik Kebidanan.....................................................3
2. 3 Pengelolaan Instrumen.....................................................................................16

BAB III KESIMPULAN


3.1Kesimpulan....................................................................................................................18
3.2Saran..............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat-alat bedah dan medis dapat bertindak sebagai pembawa untuk penularan agen-
agen infeksi ke hospes yang rentan. Peralatan medis berkisar dari item yang sederhana
seperti stik sampai peralatan yang lebih kompleks, seperti ventilator. Mereka mewakili
beberapa teknologi yang fading inovatif yang dikembangkan dalam beberapa tahun
terakhir. Sebuah peralatan medis didefinisikan setiap item yang digunakan untuk
mendiagnosa, mengobati, atau mencegah penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bukan
obat, biologis, atau makanan. Amerika resmi Serikat (AS) definisi'perangkat'istilah dapat
ditemukan dalam Federal Makanan Obat & Kosmetik Act (1998) ditegakkan oleh Food
and Medicine Administration (FDA), sebuah lembaga dari Departemen Kesehatan dan
pelayanan Manusia.
Namun terlepas dari bagaimana peralatan baru, publik mengharapkan, dan Food and
Drug Administration mensyaratkan bahwa peralatan medis aman, efektif, dan diproduksi
sesuai dengan praktek manufaktur saatini.Peralatan medis yang tunduk pada kontrol
umum dari Undang-Undang Makanan, Obat, dan Kosmetik (Kode Peraturan, Federal 21
2010). Semua produsen harus mendaftarkan pendirian mereka, daftar semua jenis
peralatan mereka berencana ke pasar, dan memastikan bahwa perangkat mereka diberi
marker sesuai dengan peraturan FDA marker, sebelum concurrence pemasaran diberikan.
Peralatan medis seringkali mengakibatkan efek-efek yang tidak diinginkan pada klien.
Peristiwa yang merugikan adalah kejadian di mana peralatan medis telah, atau mungkin
memiliki, menyebabkan atau berkontribusi pada kematian atau luka berat (FDA Kode
Peraturan, Federal 21 2010). Masalah yang sering peralatan aktual atau potensial dan
dapat terjadi karena beberapa alasan. Dua alasan sering dilaporkan kepada FDA
melibatkan masalah peralatan (a) manufaktur dan (b) interaksi manusia (faktor manusia).
Faktor manusia disebut sebagai 'ergonomi dan faktor manusia rekayasa' fokus pada
interaksi manusia-mesin (Bogner, 1994).
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan malpraktik yang salah satunya
kurangnya pengetahuan akan alat-alat praktik kebidanan. Dengan pembuatan makalah ini,
kami harap pembaca akan lebih memahami apa saja dan fungsi dari instrumen kebidanan
yang ada saat ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu instrumen kebidanan?
2. Apa saja fungsi dari instrument dalam praktik kebidanan?
3. Bagaimana pengelolaan instrumen (perawatan dan penyimpanan)?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasisiwi mampu memahami dan
mengenal peralatan apa saja yang digunakan, fungsinya seperti apa dari setiap alat serta,
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengelolaan instrument tersebut termasuk
perawatan dan penyimpanan dari setiap alat/ instrument dalam kebidanan. Selain itu juga,
mahasiswi akan mampu mencoba mempraktekan hal-hal yang telah di bahas di makalah
ini.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu mahasiswa selain mendapatkan
pengetahuan baru mengenai instrumen dalam kebidanan, mahasiswa juga akan
mendapatkan pengelaman dengan melakukan pengamatan, perawatan, penyimpanan serta
percobaan pada alat/istrumen tersebut. Selain itu, dengan pembuatan makalah ini juga
dapat mempermudah mahasiswa dalam melakukan suatu praktek nantinya karena dari
sekarang mahasiswa sudah mengetahui apa saja peralatan/ instumen dalam kebidanan
mulai dari nama, fungsi, serta cara pengelolaan alat tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Instrumen Kebidanan


instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Pengertian instrumen dari beberapa ahli yaitu
1. Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang
melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien (Suharsimi Arikunto,
2009: 25).
2. Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk merekam informasi yang dikumpulkan
(Farida Yusuf Tayibnapis; 2000:102).
Jadi instrumen dalam praktik kebidanan adalah seperangkat alat yang digunakan dalam
melaksanakan praktik/tindakan kebidanan.
2.2 Fungsi Instrumen dalam Praktik Kebidanan
Bekal seorang bidan sebelum melakukan praktik pada suatu layanan rumah bersalin,
PMB ataupun di rumah sakit adalah mengetahui nama-nama alat kebidanan beserta dengan
fungsinya. Secara umum instrumen dalam praktek kebidanan dapat berfungsi :
• Sebagai alat untuk memudahkan pekerjaan
• Sebagai alat yang digunakan untuk mencapai tujuan suatu tindakan/pekerjaan
• Sebagai alat proteksi (pelindung)
Dalam hal ini tedapat beberapa macam alat kebidanan serta alat-alat yang biasa digunakan
dalam raktek kebidanan beserta fungsinya.
➢ Peralatan Untuk Tempat Peralatan Lainnya
Ada beberapa alat Kesehatan yang penyimpananya tidak dapat diletakan begitu saja,
terutama jika alat-alat tersebut steril. Oleh karena itu, perlu suatu tempat untuk
menyimpannya. Beberapa contoh alat yang dimangsud adalah :
1. Instrumen tray (bak instrument) merupakan wadah untuk menyimpan atau meletakan
peralatan, umumnya peralatan pembedahan. Ada berbagai macam ukuran dari bak
istrumen ini salah satunya bak injeksi yang merupakan bak instrument yang berukuran
paling kecil, biasanya untuk meletakan spuit yang telah berisi obat.

3
(Gambar Bak Instrumen) ( Gambar Bak Injeksi)

2. Dressingjar atau tromol (dressing: pembalut) adalah wadah untuk menyimpan berbagai
macam pembalut seperti kasa atau kapas dalam bentuk siap pakai. Tromol tersedia
dalam berbagai bentuk ukuran.

(Gambar Tromol berbagai ukuran)


3. Sterilisitator yaitu alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan bahan-bahan
seperti kasa, kapas dll. Ada beberapa jenis sterilitator, diantaranya :
a. Outoclave : alat untuk mensterilkan alat dengan tekanan tinggi.
b. Oven : alat untuk mensterilkan alat dengan panas kering.

(Gambar pengukus alat medis) (Gambar Outoclave)

4. Korentang/Dressing Foceps adalah alat untuk mengambil atau mengangkat instrument


steril dari dalam bak instrument. Korentang juga dapat dipakai untuk mengambil kassa,
jas operasi, doek, dan laken steril. Bila dipakai untuk menjepit dan alat-alat yang lebih
berat atau bulat bentuknya, maka digunakan sterilizer-tang (sterilizer forceps)

4
(Gambar berbagai jenis korentang)

➢ Peralatan Untuk Menangani Klien


Peralatan untuk menangani klien merupakan peralatan yang digunakan untuk membantu
memenuhi kebutuhan klien yang dirawat dirumah sakit. Beberapa contoh peralatan yang
digunkan adalah :

1. Sarung tangan (handschoen, gloves) digunakan untuk melindungi tangan petugas


Kesehatan. Sarung tangan medis digunakan untuk melaksanakan tindakan dan
menangani darah/cairan tubuh. Penggunaanya biasanya harus steril.

(Gambar sarung tangan medis)

2. Bengkok (Kidney tray/nierbekken/emesis) digunakan untuk membuang kapas bekas


pakai, kasa kotor, pus (nanah), darah atau untuk meletakan sementara peralatan
kotor sebelum didekontaminasi. Dapat juga digunakan untuk menampung muntahan
dari pasien.

3. Wash basin/ spong bowl (Waskom). Ada berbagai ukuran waskombesar sering
digunakan untuk tempat air jika pasien akan dibandikan, Waskom yang kecil sering
disebut dengan kom. Kom sering digunakan sebagai tempat kasa atau kapas steril

5
saat akan melakukan tindakan. Kom ada yang tertutup dan terbuka. Kom berukuran
kecil dan terbuka disebut dengan chucing.

➢ Instrumen Untuk Pemeriksaan Fisik


Pada bagian ini ada beberapa alat yang biasanya sering digunkan untuk pemeriksaan
fisik pasien
a. Peralatan untuk pemeriksaan tanda-tanda vital. Tanda-tanda vital yang dimangsud
adalah nadi, respirasi, suhu dan tekanan darah. Beberapa alat yang digunkan adalah :
1. Termometer untuk mengukur suhu tubuh. Ada dua jenis thermometer yaitu
thermometer air raksa dan digital.
❖ Termometer digital, jika suhu tubuh sudah diperoleh maka alat tersebut akan
berbunyi dengan sendirinya. Waktu yang digunakan cukup singkat yaitu 10-
15 detik.
❖ Termometer air raksa, pengukuran dengan thermometer ini memakan waktu
yang cukup lama yaiti sekeitar 10-15 menit. Alat ini masih banyak
digunakan karena harganya lebih murah.

2. Stetoskop
Stetoskop berasal dari bahasa yunani yaitu stethos yang berarti dada, dan skopeein
yang berarti memeriksa. Jadi, stetoskop adalah sebuah alat medis akustik yang
fungsinya untuk memeriksa suara dalam tubuh. Alat ini banyak digunakan untuk
mendengar suara detak jantung dan juga pernapasan, usus, tekanan darah dan
denyut nadi.

6
(Gambar Stetoskop)

3. Tensimeter (sphgmomsnometer, blood pressure manometer). Alat ini digunakan


untuk mengetahui tekanan darah sistole dan diastole. Ada dua jenis tensimeter yaitu
tensimeter air raksa dan tensimeter digital.
a. Tensimeter air raksa (manual), di luar negeri tensimeter ini sudah dilarang
sigunakan lagi karena bahaya dari air raksa jika tensimeter tersebut pecah.
b. Tensimeter digital, merupakan tensimeter yang lebih canggih dan praktis
dipergunakan, namun harganya lebih mahal dibandigkan dengan yang
konvensional (termometer air raksa).

(Gambar tensimeter air raksa) (Gambar tensimeter digital)

4. Timbangan Badan. Alat ini digunakan untuk mengukur berat badan. Ada beberapa
jenis timbangan yaitu, timbangan bayi, timbangan injak, dan timbangan berdiri.

(Gambar timbangan injak) (Gambar timbangan berdiri)

7
(Gambar timbangan bayi)

5. Reflex Hamer, berfungsi untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian tertentu
tubuh, misalnya lutut. Percussion hammer untuk mengetok rongga dada dan bagian
rongga belakang (punggung), berfungsi untuk mengetahui organ didalamnya.

(Gambar Reflex hammer) (Gambar Percussion hammer)

6. Sudip lidah/tong spatel/tongue depressor/tongue blade. Digunakan untuk menekan


lidah agar dapat memeriksa atau melihat kelainan pada mulut atau tenggorokan.

(Gambar sudip lidah)

8
7. Laringeal miror (kaca mulut), berfungsi untuk memeriksa mulut/ meilihat
tenggorokan.

(Gambar Laringeal miror)

➢ Instrumen Untuk Saluran Nafas


Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa jenis peralatan yang sering digunakan oleh
pasien yang mengalami gangguan nafas yaitu :

1. Tabung Oksigen
Tabung oksigen ini berisikan oksigen murni dan jenis tabung oksigen tersedia
dalam berbagai ukuran. Fungsi dari tabung oksigen sendiri yaitu sebagai tempat
untuk menampung atau menyimpan oksigen yang digunakan untuk kebutuhan
medis.

( Gambar Tabung Oksigen )

2. Selang oksigen
Selang oksigen adalah selang yang menghubungkan tabung oksigen dengan masker
oksigen atau nasal kanul. Fungsi dari selang oksigen ini yaitu untuk mengalirkan
oksien dari tabung oksigen ke pasien, atau berfungsi sebagai alat untuk mengaliri
oksigen dengan menutupi hidung dan mulut.

( Gambar Selang Masker ) ( Gambar Nasal Kanul )

9
3. Ambubag
Ambubag adalah alat untuk melakukan resusitasi ( nafas buatan ). Ambubag
sendiri berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan pasokan oksigen ketika
mengalami henti napas.

( Gambar Ambubag )

4. Suction Catheters
Yaitu selang yang digunakan untuk menghisap atau membersihkan lender dari
saluran nafas. Jika digunakan pada bayi dan orang dewasa dengan menggunkan
mesin suction ( zuig apparat ) fungsi nya yaitu digunakan untuk membersihkan
lender yang terdapat dalam saluran nafas.

( Gambar Suction Catheters )

➢ Instrumen Untuk Saluran Cerna


Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa jenis peralatan yang sering digunakan oleh
pasien yang mengalami saluran cerna yaitu :

1. Stomach Tube.
Stomach Tube merupakan suatu alat kesehatan berbentuk selang yang digunakan
untuk membilas atau mencuci perut dan biasanya diguankan untuk proses
pengambilan getah lambung, selang ini juga dapat dipasang melalui mulut dan
hidung. Ada dua jenis Stomach Tube yaitu :

▪ Feeding tube, selang sonde ( tertutup ). Alat ini berfungsi untuk


memberikan cairan , makanan atau obat kepada klien yang tidak bisa
atau mampu menelan.

10
▪ Maag Slang, maag sonde ( tidak Tertutup). Fungsi alat ini yaitu untuk
mengeluarkan cairan atau getah lambung atau membilas lambung.
Biasanya digunakan pada klien yang mengalami gangguan pencernaan
bagian atas atau klien yang mengalami keracunan.

( Gambar Selang Sonde ) ( Gambar Maag Slang )

➢ Instrumen Untuk Pemberian Cairan Dan Obat Parenteral


Pemberian obat secara parenteral yaitu merupakan pemberian obat melalui
penyuntikan. Berikut ini merupakan peralatan yang sering digunakan untuk
memberikan obat maupun cairan secara parenteral :

1. Peralatan untuk pemberian cairan dan obat melalui pe,buluh vena ( infus )

a). Infus Set ,merupakan selang untuk pemberian cairan infus yang
menghubungkan jarum infus dan cairan infus, transfusion set adalah selang untuk
transfuse darah. Fungsi dari infus set yaitu, untuk memberi cairan infus ke dalam
tubuh pasien melalui intravena untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
dan sebagi tindakan pengobatan dan pemberian makanan.

b). Jarum Infus , yang terdiri dari beberapa jenis yaitu :

• Abocat, venocath surflo merupakan jarum infus yang terdiri dari 2 bagian
yaitu jarum dan plastic. Fungsi dari Abocath ini yaitu digunakan untuk
pemasangan infus dan mengambil cairan udema.
• Wing Needle ( scalvein ) merupakan jarum infus yang di pasang pada bayi,
yang terbuat dari logam dan mudah lepas sehingga sekarang jarang
digunakan, fungsinya sendiri yaitu digunakan untuk memberikan obat
melalui pembuluh darh vena ( intravena)
• Three way, dipasang diantara jarum dan selang infus yang berfungsi
memasukan obat melalui spuit
• Cairan infus , berfungsi sebaagai cairan pemeliharaan atau cairan resusitasi.
• Tourniquet , berfungsi untuk membendung pembuluh darah vena ditangan
atau kaki tersumbar keluar, sehingga memudahkan menyuntik secara intra
vena.
11
( Gambar Abbocath ) ( Gambar Three Way ) (Gambar Wing Needle )

( Gambar Cairan Infus ) ( Gambar Infus Set ) ( Gambar Tourniquet )

2. Peralatan Injeksi ;

a) Jarum Suntik. Banyak ukurannya melalui no 18G, 19G, sampai 27G, karena
makin besar nomer maka makin kecil diameter jaru.
b) Spuit injeksi, yaitu alat yang disambungkan dengan jarum, dan ada beberapa
dalam berbagai ukuran, yang paling kecil berukuarn 1cc.

( Gambar Jarum dan Spuit )

➢ Instrumen atau Peralatan Untuk Fungsi Eliminasi


Peralatan untuk fungsi eliminasi ini dibedakan menjadi dua yaitu untuk eliminasi
urine ( buang air kecil ) dan eliminasi alvi ( buang air besar )

1. Urinal

12
Merupakan tempat buang air kecil ( bak ) untuk laki laki dan perempuan yang tidak
boleh atau yang tidak bisa ke kamar mandi. Fungsi dari urinal sendiri yaitu tempat
untuk menampung air kecil ( kencing )
2. Bedpan ( pispot )
Yaitu alat yang digunakan untuk menampung feces untuk pasien perempuan
maupun laki laki yang tidak bisa nuang air besar ke kamar mandi.
3. Kateter
Merupakan sebuah alat yang dimasukan kedalam kandung kencing yang berfungsi
untuk mengeluarkan urin.

( Gambar Urinal ) ( Gambar pispot ) ( Gambar Kateter )

➢ Instrumen untuk Kebidanan dan Kandungan


Pada bagian ini akan dijelaskan peralatan yang sering digunakan untuk tindakan
kebidanan dan kandungan. Ada beberapa alat yang tidak dipergunakan langsung,
namun harus dipersiapkan ketika akan melakukan tindakan kolaborasif dengan dokter,
misalnya vaacum dan forceps.

a). Pemeriksaan Kehamilan


1. Fundoscope ( Obstetrical Stethoscope ) yaitu alat yang digunakan untuk mendengar
detak jantung janin ( DJJ ) pada ibu hamil. Biasanya alat ini ada yang terbuat dari
kayu dan stainless.

2. Doppler yaitu alat yang digunakan untuk mendeteksi DJJ. Alat ini menggunakan
bateraai atau listrik jika akan menggunakannya.

3. Jangka Panggul ( pelvimeter ) yaitu alat yang digunakan untuk mengukur diameter
panggul pada ibu hamil, sehingga dapat berfungsi sebagi alat untuk memperkirakan
bayi dapat lahir secara normal atau tidak.

13
( Gambar Funduscope ) ( Gambar Doppler ) ( Gambar Jangka Panggul )

b). Peralatan Untuk Persalinan


1. Gunting Tali Pusat ( umbilical cord scissor ) adalah gunting untuk memotong tali
pusat pada bayi baru lahir
2. Gunting Episitotomy. Yaitu gunting yang digunakan untuk memotong perineum
pada saat akan melahirkan
3. Doek ( kain penutup ) adalah kain steril yang digunakan untuk menolong persalinan
per vaginam. Dalam penggunaannya kain harus disterilkan lebih dulu.
4. Forceps ( obstetrical forceps ) merupakan alat yang dapat dgunakan untuk
membantu persalinan yang ada kelainnya.
5. Vacum Extraction yaitu alat yang digunakan untuk melahirkan bayi dengan
memberikan tekanan negative.

( Gambar gunting Tali pusar ) ( Gambar Gunting episitotomy ) ( Gambar Doek )

( Gambar forceps ) ( Gambar bayi dilahirkan dengan vacuum extraction )

c). Pemeriksaan kandungan

14
1. Spekulum adalah alat yang dimasukkan kedalam rongga tubuh untuk memudahkan kita
memeriksa atau melakukan tindakan. Untuk speculum vagina ada 2 jenis.
• spekulum sims, terdiri dari dua sisi.
• spekulum cocor bebek, ada scrupnya.

2. Sonde uterus (utereine probes ) untuk mengukur kedalaman rahim (uterus). Pangjangnya
bervariasi, ada yang 25, 29, 30cm sampai 33cm.
3. Dilators (uterine dilator ) adalah alat unutk membesarkan lubang uterus (membuka portio)
4. Tampon tang (uterine dressing forceps). Kegunaanya untuk memasukkan tampon ke dalam
vagina dan mengeluarkan dengan maksud menghambat perdarahan.
5. Haken tang (uterine tenculum forceps) untuk penjepit portio agar memudahkan tindakan
saat pemasangan iud saat pengukuran uterus atau mengugurkan kandungan.
6. Abortus tang (plasenta and ovum forceps). Digunakan untuk mengugurkan kandungan
(abortus)
7.sendok curetage (curettes) alat yang berfungsi untuk mebersihkan rongga

uterus
( Gambar Spekulum ) ( Gambar sonde uterus ) ( Gambar Dilators )

( Gambar Tampon tang ) ( Gambar Haken Tang )

( Gambar Abortus tang ) ( Gambar Sendok Curatage )

15
2.3 Pengelolaan Instrument
1. Perawatan dan penyimpanan Instrumen dalam Praktek Kebidanan
Metode asepsis
Selama praktek bidan banyak benda, instrumen, dan peralatan di kamar praktek yang
terkontaminasi baik secara langsung melalui tangan atau melalui splatter dan aerosol.
Usahakan agar barang-barang yang dibutuhkan di ruang praktek seminimal mungkin dan
tentukan mana yang dapat ditutupi, disterilkan atau didisinfeksi. Tentukan mana yang harus
dibersihkan tiap hari dan mana yang cukup dibersihkan seminggu sekali, lantai dan juga
permukaan lain yang datar harus didisinfeksi.
Penutupan
Dengan menutupi benda dapat mengurangi kebutuhan untuk desinfeksi. Penutupan
yang paling berguna dan sederhana adalah kertas, plastik atau aluminium foil dan diganti tiap
pasien.
Alat-alat yang dapat ditutupi :
• Baki instrumen, tutupi dengan bib yaitu kertas yang dilapisi plastik.
• Ujung alat rontgen ditutupi dengan plastik atau kertas yang diberi selotip.
• Sandaran kepala dibungkus dengan penutup dari plastik atau kantung khusus.
• Three way syringe dilapisi dengan plastik, dapat pula menggunakan ujung sekali pakai
(disposable) atau yang dapat disterilkan.
• Ujung dari blood suction dilapisi dengan kantung plastik yang ujungnya digunting untuk
memasukkan ujungnya.
• Ujung dari alat untuk menyinari tumpatan komposit, pegangan dan tombol trigger
ditutupi dengan pembungkus plastik dan diberi selotip.

Beberapa alat-alat yang tidak dapat ditutupi, harus disterilkan atau didesinfeksi. Daerah
operasional dapat dibersihkan dan didesinfeksi selama kurang lebih 10 menit.
Sterilisasi dan desinfeksi
Sterilisasi adalah proses yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme sedang
desinfeksi adalah proses yang membunuh atau menghilangkan mikroorganisme kecuali spora.
Idealnya semua bentuk vegetatif mikroorganisme mati, namun dengan terjadinya
pengurangan jumlah mikroorganisme patogen sampai pada tingkat yang tidak
membahayakan masih dapat diterima.
Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap :

16
- Pembersihan sebelum sterilisasi.
- Pembungkusan.
- Proses sterilisasi.
- Penyimpanan yang aseptik.
Pembersihan dapat dilakukan dengan :
- Pembersihan manual
- Pembersihan dengan ultrasonik
Pembersihan dengan memakai alat ultrasonik dengan larutan detergen lebih aman,
efisien, dan efektif dibandingkan dengan penyikatan. Gunakan alat ultrasonik yang tertutup
selama paling tidak 10 menit. Setelah dibersihkan, instrumen tersebut dicuci dibawah aliran
air dan dikeringkan dengan baik sebelum disterilkan. Hal ini penting untuk mendapatkan
hasil sterilisasi yang sempurna dan untuk mencegah terjadinya karat.
Pembersihan dengan ultrasonik lebih baik sebab :
- Meningkatkan efisiensi pembersihan
- Mengurangi bahaya aerolization dari partikel yang infeksius
- Mengurangi insiden terluka akibat benda tajam
- Mengurangi waktu kerja
Pembungkusan
Setelah dibersihkan, instrumen harus dibungkus untuk memenuhi prosedur klinis yang baik.
Instrumen yang digunakan dalam kedokteran gigi harus dibungkus untuk sterilisasi dengan
memakai:
- Nampan terbuka yang ditutup dengna kantung sterilisasi yang tembus pandang.
- Nampan yang berlubang dengan penutup yang dibungkus dengan kertas sterilisasi.
- Bungkus secara individual dengan bungkus untuk sterilisasi yang dapat dibeli.

Penyimpanan dari alat-alat yang steril


Setelah sterilisasi, instrumen harus tetap steril hingga saat dipakai. Penyimpanan yang baik
sama penting dengan proses sterilisasi itu sendiri, karena penyimpanan yang kurang baik
akan menyebabkan instrumen tersebut tidak steril lagi. Lamanya sterilitas tergantung dari
tempat dimana instrumen itu disimpan dan bahan yang dipakai untuk membungkus. Daerah
yang tertutup dan terlindung dengan aliran udara yang minimal seperti pada lemari atau laci
yang dapat dengan mudah didesinfeksi. Pembungkus instrumen hanya boleh dibuka segera
sebelum digunakan, apabila dalam waktu 1 bulan tidak digunakan harus disterilkan ulang.

17
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya. Pengertian instrumen dari beberapa ahli yaitu
1. Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang
melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien (Suharsimi
Arikunto, 2009: 25).
2. Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk merekam informasi yang
dikumpulkan (Farida Yusuf Tayibnapis; 2000:102).
Jadi instrumen dalam praktik kebidanan adalah seperangkat alat yang digunakan
dalam melaksanakan praktik/tindakan kebidanan.
Bekal seorang bidan sebelum melakukan praktik pada suatu layanan rumah bersalin,
PMB ataupun di rumah sakit adalah mengetahui nama-nama alat kebidanan beserta
dengan fungsinya. Adapun cara mengelola instrumen kebidanan yaitu,
Metode asepsis
Selama praktek bidan banyak benda, instrumen, dan peralatan di kamar praktek yang
terkontaminasi baik secara langsung melalui tangan atau melalui splatter dan aerosol.
Penutupan
Dengan menutupi benda dapat mengurangi kebutuhan untuk desinfeksi. Penutupan
yang paling berguna dan sederhana adalah kertas, plastik atau aluminium foil dan
diganti tiap pasien.
Sterilisasi dan desinfeksi
Sterilisasi adalah proses yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme sedang
desinfeksi adalah proses yang membunuh atau menghilangkan mikroorganisme
kecuali spora. Idealnya semua bentuk vegetatif mikroorganisme mati, namun dengan
terjadinya pengurangan jumlah mikroorganisme patogen sampai pada tingkat yang
tidak membahayakan masih dapat diterima.
Pembungkusan

18
Setelah dibersihkan, instrumen harus dibungkus untuk memenuhi prosedur klinis yang
baik. Instrumen yang digunakan dalam kedokteran gigi harus dibungkus untuk
sterilisasi
Penyimpanan dari alat-alat yang steril
Setelah sterilisasi, instrumen harus tetap steril hingga saat dipakai. Penyimpanan yang
baik sama penting dengan proses sterilisasi itu sendiri, karena penyimpanan yang
kurang baik akan menyebabkan instrumen tersebut tidak steril lagi.

3.2 Saran
Saran kita sebagai seorang bidan yaitu,
Pengenalan instrumen kebidanan sangat penting dalam praktek kebidanan yang merupakan
bekal utama untuk melakukan praktek kebidanan. Dalam pelayanan kebidanan itu sendiri,
pengenalan instrumen kebidanan merupakan suatu cara agar tidak terjadi infeksi yang
disebabkan oleh instrumen kebidanan yang tidak steril. Penulis berharap agar makalah ini
dapat dijadikan sebagai panduan dan sumber dalam materi kuliah tentang instrumen
kebidanan itu sendiri.

19
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia,dokumen.2018.Instrumrn Kebidanan.Dokumen.tips [online]


https://dokumen.tips/documents/instrumen-kebidanan.html
Fadly,Tak.2015.Instrumen dalam Praktik Kebidanan.Slideplayer[online]
https://slideplayer.info/slide/2801626/
Kemenkes,pjj.2014.Instrumen dalam Praktik Kebidanan.Slideshare [online]
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/instrumen-dalam-praktik-kebidanan

20

Anda mungkin juga menyukai