Dosen Pengampu :
Hesteria Friska Armynia Subratha S.ST.,M.Kes
Nama Penyusun :
1. Made Diva Apriliasih Arya Putri (2106091027)
2. Ni Putu Mediartini (2106091035)
3. Ni Luh Putu lia Purwita Fardayanti (2106091036)
4. Ni Kadek Astri (2106091037)
5. Ni Luh Sriwahyuni (2106091038)
6. Ni Luh Ayu Wulandari (2106091039)
7. Luh Ayu Delia Pujiasti (2106091040)
8. Ni Made Lia Dhiantari (2106091043)
9. Ni Putu Ayu Diah Juni Ja Aria. P. (2106091044)
10. Riza Risqiyah (2106091047)
11. Putu Ariani (2106091049)
12. Kadek Anggi Prayudi (2106091050)
D3 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Instrument Kebidanan” dengan baik dan lancar.
Harapan kami sebagai penyusun yaitu agar para pembaca memahami tentang
instrument dalam kebidanan. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca
sehingga bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga kami dapat menyusun makalah yang lebih
baik dari ini kedepannya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Kami juga mengharapkan kritik atau saran dari dosen/pembaca, agar kami dapat
menyusun makalah yang lebih baik lagi dari ini. Mohon maaf jika ada kesalahan kata atau
pengetikan dalam makalah ini. Sekian yang bisa kami sampaikan terimakasih.
Hormat kami
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang...................................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1. 3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1. 4 Manfaat Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Instrumen Kebidanan.......................................................................3
2. 2 Fungsi Instrumen Dalam Praktik Kebidanan.....................................................3
2. 3 Pengelolaan Instrumen.....................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu instrumen kebidanan?
2. Apa saja fungsi dari instrument dalam praktik kebidanan?
3. Bagaimana pengelolaan instrumen (perawatan dan penyimpanan)?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(Gambar Bak Instrumen) ( Gambar Bak Injeksi)
2. Dressingjar atau tromol (dressing: pembalut) adalah wadah untuk menyimpan berbagai
macam pembalut seperti kasa atau kapas dalam bentuk siap pakai. Tromol tersedia
dalam berbagai bentuk ukuran.
4
(Gambar berbagai jenis korentang)
3. Wash basin/ spong bowl (Waskom). Ada berbagai ukuran waskombesar sering
digunakan untuk tempat air jika pasien akan dibandikan, Waskom yang kecil sering
disebut dengan kom. Kom sering digunakan sebagai tempat kasa atau kapas steril
5
saat akan melakukan tindakan. Kom ada yang tertutup dan terbuka. Kom berukuran
kecil dan terbuka disebut dengan chucing.
2. Stetoskop
Stetoskop berasal dari bahasa yunani yaitu stethos yang berarti dada, dan skopeein
yang berarti memeriksa. Jadi, stetoskop adalah sebuah alat medis akustik yang
fungsinya untuk memeriksa suara dalam tubuh. Alat ini banyak digunakan untuk
mendengar suara detak jantung dan juga pernapasan, usus, tekanan darah dan
denyut nadi.
6
(Gambar Stetoskop)
4. Timbangan Badan. Alat ini digunakan untuk mengukur berat badan. Ada beberapa
jenis timbangan yaitu, timbangan bayi, timbangan injak, dan timbangan berdiri.
7
(Gambar timbangan bayi)
5. Reflex Hamer, berfungsi untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian tertentu
tubuh, misalnya lutut. Percussion hammer untuk mengetok rongga dada dan bagian
rongga belakang (punggung), berfungsi untuk mengetahui organ didalamnya.
8
7. Laringeal miror (kaca mulut), berfungsi untuk memeriksa mulut/ meilihat
tenggorokan.
1. Tabung Oksigen
Tabung oksigen ini berisikan oksigen murni dan jenis tabung oksigen tersedia
dalam berbagai ukuran. Fungsi dari tabung oksigen sendiri yaitu sebagai tempat
untuk menampung atau menyimpan oksigen yang digunakan untuk kebutuhan
medis.
2. Selang oksigen
Selang oksigen adalah selang yang menghubungkan tabung oksigen dengan masker
oksigen atau nasal kanul. Fungsi dari selang oksigen ini yaitu untuk mengalirkan
oksien dari tabung oksigen ke pasien, atau berfungsi sebagai alat untuk mengaliri
oksigen dengan menutupi hidung dan mulut.
9
3. Ambubag
Ambubag adalah alat untuk melakukan resusitasi ( nafas buatan ). Ambubag
sendiri berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan pasokan oksigen ketika
mengalami henti napas.
( Gambar Ambubag )
4. Suction Catheters
Yaitu selang yang digunakan untuk menghisap atau membersihkan lender dari
saluran nafas. Jika digunakan pada bayi dan orang dewasa dengan menggunkan
mesin suction ( zuig apparat ) fungsi nya yaitu digunakan untuk membersihkan
lender yang terdapat dalam saluran nafas.
1. Stomach Tube.
Stomach Tube merupakan suatu alat kesehatan berbentuk selang yang digunakan
untuk membilas atau mencuci perut dan biasanya diguankan untuk proses
pengambilan getah lambung, selang ini juga dapat dipasang melalui mulut dan
hidung. Ada dua jenis Stomach Tube yaitu :
10
▪ Maag Slang, maag sonde ( tidak Tertutup). Fungsi alat ini yaitu untuk
mengeluarkan cairan atau getah lambung atau membilas lambung.
Biasanya digunakan pada klien yang mengalami gangguan pencernaan
bagian atas atau klien yang mengalami keracunan.
1. Peralatan untuk pemberian cairan dan obat melalui pe,buluh vena ( infus )
a). Infus Set ,merupakan selang untuk pemberian cairan infus yang
menghubungkan jarum infus dan cairan infus, transfusion set adalah selang untuk
transfuse darah. Fungsi dari infus set yaitu, untuk memberi cairan infus ke dalam
tubuh pasien melalui intravena untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
dan sebagi tindakan pengobatan dan pemberian makanan.
• Abocat, venocath surflo merupakan jarum infus yang terdiri dari 2 bagian
yaitu jarum dan plastic. Fungsi dari Abocath ini yaitu digunakan untuk
pemasangan infus dan mengambil cairan udema.
• Wing Needle ( scalvein ) merupakan jarum infus yang di pasang pada bayi,
yang terbuat dari logam dan mudah lepas sehingga sekarang jarang
digunakan, fungsinya sendiri yaitu digunakan untuk memberikan obat
melalui pembuluh darh vena ( intravena)
• Three way, dipasang diantara jarum dan selang infus yang berfungsi
memasukan obat melalui spuit
• Cairan infus , berfungsi sebaagai cairan pemeliharaan atau cairan resusitasi.
• Tourniquet , berfungsi untuk membendung pembuluh darah vena ditangan
atau kaki tersumbar keluar, sehingga memudahkan menyuntik secara intra
vena.
11
( Gambar Abbocath ) ( Gambar Three Way ) (Gambar Wing Needle )
2. Peralatan Injeksi ;
a) Jarum Suntik. Banyak ukurannya melalui no 18G, 19G, sampai 27G, karena
makin besar nomer maka makin kecil diameter jaru.
b) Spuit injeksi, yaitu alat yang disambungkan dengan jarum, dan ada beberapa
dalam berbagai ukuran, yang paling kecil berukuarn 1cc.
1. Urinal
12
Merupakan tempat buang air kecil ( bak ) untuk laki laki dan perempuan yang tidak
boleh atau yang tidak bisa ke kamar mandi. Fungsi dari urinal sendiri yaitu tempat
untuk menampung air kecil ( kencing )
2. Bedpan ( pispot )
Yaitu alat yang digunakan untuk menampung feces untuk pasien perempuan
maupun laki laki yang tidak bisa nuang air besar ke kamar mandi.
3. Kateter
Merupakan sebuah alat yang dimasukan kedalam kandung kencing yang berfungsi
untuk mengeluarkan urin.
2. Doppler yaitu alat yang digunakan untuk mendeteksi DJJ. Alat ini menggunakan
bateraai atau listrik jika akan menggunakannya.
3. Jangka Panggul ( pelvimeter ) yaitu alat yang digunakan untuk mengukur diameter
panggul pada ibu hamil, sehingga dapat berfungsi sebagi alat untuk memperkirakan
bayi dapat lahir secara normal atau tidak.
13
( Gambar Funduscope ) ( Gambar Doppler ) ( Gambar Jangka Panggul )
14
1. Spekulum adalah alat yang dimasukkan kedalam rongga tubuh untuk memudahkan kita
memeriksa atau melakukan tindakan. Untuk speculum vagina ada 2 jenis.
• spekulum sims, terdiri dari dua sisi.
• spekulum cocor bebek, ada scrupnya.
2. Sonde uterus (utereine probes ) untuk mengukur kedalaman rahim (uterus). Pangjangnya
bervariasi, ada yang 25, 29, 30cm sampai 33cm.
3. Dilators (uterine dilator ) adalah alat unutk membesarkan lubang uterus (membuka portio)
4. Tampon tang (uterine dressing forceps). Kegunaanya untuk memasukkan tampon ke dalam
vagina dan mengeluarkan dengan maksud menghambat perdarahan.
5. Haken tang (uterine tenculum forceps) untuk penjepit portio agar memudahkan tindakan
saat pemasangan iud saat pengukuran uterus atau mengugurkan kandungan.
6. Abortus tang (plasenta and ovum forceps). Digunakan untuk mengugurkan kandungan
(abortus)
7.sendok curetage (curettes) alat yang berfungsi untuk mebersihkan rongga
uterus
( Gambar Spekulum ) ( Gambar sonde uterus ) ( Gambar Dilators )
15
2.3 Pengelolaan Instrument
1. Perawatan dan penyimpanan Instrumen dalam Praktek Kebidanan
Metode asepsis
Selama praktek bidan banyak benda, instrumen, dan peralatan di kamar praktek yang
terkontaminasi baik secara langsung melalui tangan atau melalui splatter dan aerosol.
Usahakan agar barang-barang yang dibutuhkan di ruang praktek seminimal mungkin dan
tentukan mana yang dapat ditutupi, disterilkan atau didisinfeksi. Tentukan mana yang harus
dibersihkan tiap hari dan mana yang cukup dibersihkan seminggu sekali, lantai dan juga
permukaan lain yang datar harus didisinfeksi.
Penutupan
Dengan menutupi benda dapat mengurangi kebutuhan untuk desinfeksi. Penutupan
yang paling berguna dan sederhana adalah kertas, plastik atau aluminium foil dan diganti tiap
pasien.
Alat-alat yang dapat ditutupi :
• Baki instrumen, tutupi dengan bib yaitu kertas yang dilapisi plastik.
• Ujung alat rontgen ditutupi dengan plastik atau kertas yang diberi selotip.
• Sandaran kepala dibungkus dengan penutup dari plastik atau kantung khusus.
• Three way syringe dilapisi dengan plastik, dapat pula menggunakan ujung sekali pakai
(disposable) atau yang dapat disterilkan.
• Ujung dari blood suction dilapisi dengan kantung plastik yang ujungnya digunting untuk
memasukkan ujungnya.
• Ujung dari alat untuk menyinari tumpatan komposit, pegangan dan tombol trigger
ditutupi dengan pembungkus plastik dan diberi selotip.
Beberapa alat-alat yang tidak dapat ditutupi, harus disterilkan atau didesinfeksi. Daerah
operasional dapat dibersihkan dan didesinfeksi selama kurang lebih 10 menit.
Sterilisasi dan desinfeksi
Sterilisasi adalah proses yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme sedang
desinfeksi adalah proses yang membunuh atau menghilangkan mikroorganisme kecuali spora.
Idealnya semua bentuk vegetatif mikroorganisme mati, namun dengan terjadinya
pengurangan jumlah mikroorganisme patogen sampai pada tingkat yang tidak
membahayakan masih dapat diterima.
Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap :
16
- Pembersihan sebelum sterilisasi.
- Pembungkusan.
- Proses sterilisasi.
- Penyimpanan yang aseptik.
Pembersihan dapat dilakukan dengan :
- Pembersihan manual
- Pembersihan dengan ultrasonik
Pembersihan dengan memakai alat ultrasonik dengan larutan detergen lebih aman,
efisien, dan efektif dibandingkan dengan penyikatan. Gunakan alat ultrasonik yang tertutup
selama paling tidak 10 menit. Setelah dibersihkan, instrumen tersebut dicuci dibawah aliran
air dan dikeringkan dengan baik sebelum disterilkan. Hal ini penting untuk mendapatkan
hasil sterilisasi yang sempurna dan untuk mencegah terjadinya karat.
Pembersihan dengan ultrasonik lebih baik sebab :
- Meningkatkan efisiensi pembersihan
- Mengurangi bahaya aerolization dari partikel yang infeksius
- Mengurangi insiden terluka akibat benda tajam
- Mengurangi waktu kerja
Pembungkusan
Setelah dibersihkan, instrumen harus dibungkus untuk memenuhi prosedur klinis yang baik.
Instrumen yang digunakan dalam kedokteran gigi harus dibungkus untuk sterilisasi dengan
memakai:
- Nampan terbuka yang ditutup dengna kantung sterilisasi yang tembus pandang.
- Nampan yang berlubang dengan penutup yang dibungkus dengan kertas sterilisasi.
- Bungkus secara individual dengan bungkus untuk sterilisasi yang dapat dibeli.
17
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya. Pengertian instrumen dari beberapa ahli yaitu
1. Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang
melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien (Suharsimi
Arikunto, 2009: 25).
2. Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk merekam informasi yang
dikumpulkan (Farida Yusuf Tayibnapis; 2000:102).
Jadi instrumen dalam praktik kebidanan adalah seperangkat alat yang digunakan
dalam melaksanakan praktik/tindakan kebidanan.
Bekal seorang bidan sebelum melakukan praktik pada suatu layanan rumah bersalin,
PMB ataupun di rumah sakit adalah mengetahui nama-nama alat kebidanan beserta
dengan fungsinya. Adapun cara mengelola instrumen kebidanan yaitu,
Metode asepsis
Selama praktek bidan banyak benda, instrumen, dan peralatan di kamar praktek yang
terkontaminasi baik secara langsung melalui tangan atau melalui splatter dan aerosol.
Penutupan
Dengan menutupi benda dapat mengurangi kebutuhan untuk desinfeksi. Penutupan
yang paling berguna dan sederhana adalah kertas, plastik atau aluminium foil dan
diganti tiap pasien.
Sterilisasi dan desinfeksi
Sterilisasi adalah proses yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme sedang
desinfeksi adalah proses yang membunuh atau menghilangkan mikroorganisme
kecuali spora. Idealnya semua bentuk vegetatif mikroorganisme mati, namun dengan
terjadinya pengurangan jumlah mikroorganisme patogen sampai pada tingkat yang
tidak membahayakan masih dapat diterima.
Pembungkusan
18
Setelah dibersihkan, instrumen harus dibungkus untuk memenuhi prosedur klinis yang
baik. Instrumen yang digunakan dalam kedokteran gigi harus dibungkus untuk
sterilisasi
Penyimpanan dari alat-alat yang steril
Setelah sterilisasi, instrumen harus tetap steril hingga saat dipakai. Penyimpanan yang
baik sama penting dengan proses sterilisasi itu sendiri, karena penyimpanan yang
kurang baik akan menyebabkan instrumen tersebut tidak steril lagi.
3.2 Saran
Saran kita sebagai seorang bidan yaitu,
Pengenalan instrumen kebidanan sangat penting dalam praktek kebidanan yang merupakan
bekal utama untuk melakukan praktek kebidanan. Dalam pelayanan kebidanan itu sendiri,
pengenalan instrumen kebidanan merupakan suatu cara agar tidak terjadi infeksi yang
disebabkan oleh instrumen kebidanan yang tidak steril. Penulis berharap agar makalah ini
dapat dijadikan sebagai panduan dan sumber dalam materi kuliah tentang instrumen
kebidanan itu sendiri.
19
DAFTAR PUSTAKA
20