Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGELOLAAN INSTRUMEN
Disusun untuk memenuhi tugas Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan
DOSEN: Rena Oki Lestari, SST.,M.Keb

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Anggresia Handriani 2018.A.09.0748
Anisa Srisusanti 2018.A.09.0749
Desi Larasanty 2018.A.09.0752
Indah Pramudya W 2018.A.09.0760
Sylvia Brigida 2018.A.09.0778
Tanti Furnama Sari 2018.A.09.0779
Tesa Aprilia Monica 2018.A.09.0780
Tiara Blessenzeqi 2018.A.09.0781
Tutik Darmaningsih 2018.A.09.0783
Vingky Wulandari 2018.A.09.0784

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat dan pertolongan-Nya yang telah memberikan kemudahan pada kami
sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Makalah ini kami susun dengan maksud menambah informasi dan pengetahuan kita
semua mengenai Pengelolaan Instrumen.

Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya


kepada segala pihak jika dalam makalah ini terdapat kekeliruan atau ada kata yang
tidak berkenan di hati pembaca. Sebagai manusia biasa, penyusun tentu tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
penyusun sangat harapkan untuk kesempurnaan penyusunan selanjutnya.

Palangkaraya , 20 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 5
2.1 PENGERTIAN INSTRUMEN .......................................................................... 5
2.2 PENGELOLAAN INSTRUMEN ....................................................................... 5
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 9
4.1 KESIMPULAN .................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Guna mencapai kondisi maupun fungsi peralatan
kesehatan yang baik serta dapat mendukung pelayanan kesehatan maka perlu adanya
pengelolaan peralatan kesehatan yang terpadu. Agar peralatan kesehatan dapat dikelola
dengan baik diperlukan adanya kebijakan pemerintah dalam pengelolaan peralatan
kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Alat kesehatan (UU
RI no 36 Tahun 2009 tentang kesehatan) adalah instrumen, aparatus, mesin, implant
yang mengandung obat, yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan
kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.Agar dapat mengetahui sebuah instrumen dalam pengumpulan data maka perlu
diketahui tentang pengembangan sebuah instrumen penelitian. Sehingga
pengembangan instrumen sangat penting dipelajari karena sangat mempengaruhi valid
tidaknya sebuah penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan instrumen?
2. Bagaimana cara pengelolaan instrumen?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Klinik Praktik
Kebidanan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian instrumen.
2. Untuk mengetahui cara pengelolaan instrumen.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN INSTRUMEN


Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis sehingga
dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan
data mengenai suatu variabel penelitian. Instrumen penelitian adalah alat-alat yang
digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan
masalah penelitian atau mencapai tujuan. Instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan untuk mngumpulkan data penelitian, baik data yang kualitatif maupun
kuantitatif (Kartowagiran, 2009:2). Data kualitatif dapat berupa gambar, kata, dan atau
benda lainnya yang non angka, sedangkan data kuantitatif adalah data yang bersifat
atau berbentuk angka. Instrumen bermanfaat untuk:
1. Pemeliharaan dan perawatan kesehatan, diagnosa, penyembuhan, peringan/
pencegah penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia.
2. Pemulihan, perbaikan atau perubahan fungsi badan atau struktur badan manusia.
3. Diagnosa kehamilan pada manusia/ pemeliharaan selama hamil dan setelah
melahirkan termasuk pemeliharaan bayi.

2.2 PENGELOLAAN INSTRUMEN


2.2.1. Penyimpanan Peralatan

Setelah peralatan selesai dipergunakan untuk pelayanan medik kepada pasien,


maka peralatan agar disimpan dalam kondisi yang baik. Selesai dioperasikan setiap
aksesori alat harus dilepaskan, kemudian alat dari aksesorinya dibersihkan sebagai
kegiatan perawatan yang merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan peralatan. Pada
waktu disimpan (dalam keadaan tidak operasional), setiap alat agar ditutup dengan
penutup debu, agar terhindar dari debu sehingga peralatan selalu terlihat dalam keadaan
bersih.

2.2.2. Pemantauan Operasional Peralatan

Pemantauan Operasional Peralatan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi


alat untuk melaksanakan pelayanan dan seberapa jauh beban kerja setiap alat yang
operasional. Dalam pemantauan didatakan kondisi alat dan beban kerjanya selama satu
bulan atau periode tertentu. Pemantauan dilakukan oleh pihak teknisi secara periodik
pada selang waktu pemeliharaan preventif untuk setiap alat. Operator atau pengguna
alat mendatakan/mencatat beban kerja setiap alat operasional. Apabila kondisi alat
tidak memungkinkan untuk difungsikan, segera lakukan tindakan
perawatan/pemeliharaan.

5
2.2.3. Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan peralatan kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar


peralatan kesehatan selalu dalam kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dan
menjamin usia pakai lebih lama. Dlam pelaksanaan pemeliharaan terdapat berbagai
kriteria dan aspek –aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan.

2.2.4. Kriteria Pemeliharaan

Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria


pemeliharaan, yaitu :

1. Pemeliharaan terencana

Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan


terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan/ disusun. Jadual pemeliharaan
disusun dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah, kualifikasi petugas sesuai
dengan bidangnya dan pembiayaan yang tersedia. Pemeliharaan terencana meliputi
pemeliharaan preventif/pencegahan dan pemeliharaan korektif/perbaikan.

a. Pemeliharaan Preventif

Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah kegiatan pemeliharaan


berupa perawatan dengan membersihkan alat yang dilaksanakan setiap hari oleh
operator dan kegiatan penyetelan, pelumasan serta penggantian bahan
pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara berkala. Pemeliharaan
preventif bertujuan guna memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan. Untuk
jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat dilaksanakan pada saat alat sedang
jalan/operasionla/running maintenance, melalui pemeriksaan dengan melihat,
merasakan, mendengarkan bekerjanya alat, baik tanpa maupun menggunakan alat
ukur. Pada waktu running maintenance dilakukan juga pelumasan, penyetelan
bagian-bagian alat tertentu yang memerlukan.

Pemeliharaan preventif dengan running maintenance biasanya tidak


dilakukan untuk peralatan kesehatan. Pemeliharaan preventif untuk peralatan
kesehatan pada umumnya dilakukan pada waktu alat tidak operasional/shut down
maintenance, yaitu alat dalam keadaan dimatikan lalu dipelihara. Dalam hal ini
kegiatan pemeliharaan dapat berupa pembersihan, pelumasan, pengecekan, fungsi
komponen, penyetelan, penggantian bahan pemeliharaan, pengukuran keluaran
dan keselamatan.

b. Pemeliharaan Korektif

Pemeliharaan Korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat


perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau tanpa

6
penggantian suku cadang. Pemeliharaan korektif dimaksudkan untuk
mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke kondisi siap operasional dan laik
pakai dapat difungsikan dengan baik.

Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu


pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan. Sedangkan
kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat harus dilakukan oleh
institusi penguji yang berwenang. Perbaikan korektif dilakukan terhadap peralatan
yang mengalami kerusakan dan dilakukan secara terencana.

Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan


perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti bagian-bagian utama alat,
bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun
karena usia dan penggunaan.

2.Pemeliharaan Tidak Terencana

Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang


bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak.tidak
terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam
pelayanan. Untuk dapat melaksanakan pemeliharaan tidak terencana, perlu adanya
tenaga yang selalu siap dan fasilitas pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak
terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan
pemeliharaan terencana.

2.2.5.Aspek Pemeliharaan
Agar pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya,
maka unit kerja pemeliharaan peralatan Rumah Sakit, perlu dilengkapi dengan aspek-
aspek pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi, sumber daya manusia yaitu
teknis, fasilitas dan peralatan kerja, alat pensterilan alat, dokumen pemeliharaan, suku
cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek-aspek pemeliharaan ini umumnya memerlukan
pembiayaan.

2.2.6. Sterilisasi Instrumen

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling
tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Jika sterilisasi berlangsung sempurna,
maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia
akan diluluhkan.
Ketika melakukan sterilisasi, baik itu ruangan atau alat yang digunakan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut ini:

7
1. Desinfektan yang digunakan untuk sterilisasi haruslah merupakan bahan yang
ramah lingkungan.

2. Saat melakukan sterilisasi petugas harus menggunakan alat pelindung dan


menguasai cara sterilisasi yang aman.

3. Sterilisasi peralatan yang digunakan untuk perawatan fisik pasien dipanaskan


pada suhu 121 derajat Celsius selama 30 menit, atau sesuai dengan petunjuk
dalam sterilisasi alat yang digunakan.

4. Semua yang telah disterilkan harus aman dari mikroorganisme yang masih
hidup.

Dalam melakukan sterilisasi alat kesehatan rumah sakit terdapat beberapa


metode yang bisa dilakukan, berikt ini metode tersebut:

1.Pemanasan Kering

Sterilisasi yang dilakukan dengan pemanasan secara kering. Jika temperature yang
digunakan kurang tinggi, cara ini cenderung kurang efektif. Sterilisasi dengan
pemanasan kering ini akan efektif jika temperature yang digunakan mencapai 160
derajat celcius sampai dengan 180 derajat celcius. Sterilisasi menggunakan sistem
pemanasan kering tidak dianjurkan untuk peralatan seperti atau gunting. Hal ini
dikarenakan bisa mempengaruhi ketajaman dari alat tersebut.

2.Radiasi

Sterilisasi dilakukan dengan memanfaatkan radiasi. Radiasi yang biasa digunakan


adalah ultraviolet atau sinar-x. Radiasi yang dihasilkan baik itu oleh ultraviolet atau
sinar-x akan membuat mikroorganisme yang tumbuh akan mati.

3.Pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan

Suhu pada saat air mendidih adalah 100 derajat celcius, dimana suhu tersebut dapat
membunuh beberapa organisme berspora dalam waktu 10 menit saja. Benda yang akan
disterilkan dengan metode ini ditaruh diatas air mendidih, namun tidak mengenai air
secara langsung.

4.Pemanasan secara terputus-putus

Metode sterilisasi ini dilakukan dengan terputus-putus, dimana benda yang disterilkan
tidak hanya dalam sekali proses selesai.

5.Pembakaran langsung

Metode sterilisasi ini dilakukan dengan membakar benda yang akan disterilkan secara
langsung.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Peralatan kesehatan perlu dan harus dilakukan pemeliharaan agar kondisi
maupun fungsi peralatan kesehatan tetap dalam keadaan baik dan dapat mendukung
pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun institusi kesehatan lainnya. Dalam
melakukan pemeliharaan yang baik dan benar terdapat prosedur atau cara yang sesuai
dengan peraturan yang telah dibuat pada Undang-Undang, dan tidak sembarang orang
dapat melakukan proses pemeliharaan alat kesehatan tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kebijakan Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit Subdit Bina Peralatan


Medis.Yogyakarta:2013.

Buku Materi Pelatihan Pemeliharaan Troubleshooting Dan Perbaikan Peralatan


Kesehatan Rawat Intensif Bagi Tenaga Elektromedis Angkatan Iv (Rsup Sardjito,
Yogyakarta 2013).

10

Anda mungkin juga menyukai