Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN PENGELOLAAN

PERALATAN MEDIS

RUMAH SAKIT Tk.IV 14.07.01 Dr. M. YASIN


BONE

TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pedoman pengelolaan peralatan medis ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Buku panduan ini merupakan acuan Rumah Sakit Ali Sibroh Malisi dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan panduan ini, oleh sebab itu kami mengharapkan sarandan
masukan bagi penyempurnaan buku ini dikemudian hari.

2
DAFTAR ISI

Sampul......................................................................................................................................1
Kata Pengantar..........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Tujuan...........................................................................................................................5
C. Pengertian.....................................................................................................................5
Bab II Ruang Lingkup..............................................................................................................6
Bab III Kebijakan...................................................................................................................7
Bab IV Tata Laksana..............................................................................................................8
Bab V Dokumentasi...............................................................................................................13

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Alat kedokteran canggih saat ini sudah sedeinikian cepatnya bertambah setiap
hannya diniana banyak rumah sakit di Indonesia yang memanfaatkan peralatan medic
berteknologi canggih. Untuk menjamin terlaksananya manajemen alat medik di rumah sakit,
perlu disusun suatu pedoman pengelolaan alat medik sebagai panduan dalam penyusunan
program-program kerja dan menjamin proses pemeliharaan alat medik dengan baik.

Rumkit TK.IV 14.07.01Dr.M.Yasin sebagai salah satu rumah sakit yang memiliki
berbagai alat medik terbaru memiliki berbagai tantangan. Pertama, adalah di pihak pengguna
teknologi. karena alat canggih tanpa disertai kemampuan memanfaatkan teknologi ini akan
menyebabkan under utilization. Kedua, penggunaan alat canggih tanpa disertai pemelihataan
alat oleh tenaga yang terlatih akan berakibat pada kekurang akuratan hasil kerja alat medik,
yang dapat berdampak katastrofik pada pasien. Ketiga, pemakaian alat tanpa disertai
pengetahuan dan keterampilan memakai akan memperpendek usia pakai alat medik tersebut
sehingga nilai ekonoinis dan alat tersebut tidak dapat dirasakan baik dari pihak pasien
maupun dri pihak RSIA Puri Garcia

Untuk itu, Rumkit TK.IV 14.07.01Dr.M.Yasin menyusun pedoman pengelolaan alat


medik ini sebagai bagian dari upaya optinialisasi pemakaian alat medik di RSIA Puri Garcia,
agar tujuan pemberian pelayanan medik dengan standar setinggi mungkin sesuai inisi dari
OMNI alam sutera dapat tercapai.

1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan dan prosedur di bidang proses
pengelolaan alat medik yang efektif dan efisien sehingga Rumkit TK.IV 14.07.01Dr.M.Yasin
dapat menyediakan alat medik yang selalu dalam kondisi siap pakai, dan dapat membantu
proses diagnostik dan terapi pasien secara lebih baik.

4
1.2.2. Tujuan khusus

1. Memastikan setiap perencanaan, dalam program pengelolaan peralatan medik di


Rumkit TK.IV 14.07.01Dr.M.Yasin yang mencakup pengadaan, uji fungsi,
pemeliharaan fisik, inspeksi, kalibrasi, adjusment sampai ke over houl dapat berjalan
dengan baik dan tepat.
2. Terselenggaranya proses pengadaan alat medik yang mampu menyediakan alat medik
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
3. Terselenggaranya proses pemeliharaan (preventive maintenance) alat medik yang
mampu menjamin hasil yang akurat dan sebagai hasil akhir adalah penanganan pasien
yang lebih baik.
4. Jumlah kerusakan alat serendah mungkin, baik yang disebabkan karena pemeliharaan
yang kurang baik atau penggunaan yang tidak tepat prosedur.
5. Tercapainya tingkat penggunaan alat medik dengan optinial, tidak underutilization.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Semua peralatan medis perlu dilakukan pemeliharaan berkala, sehingga alat dapat
berfungsi dengan baik dan mengurangi kecelakaan kerja. Ruang lingkup panduan
pengelolaan peralatan medis adalah semua peralatan medis yang ada di semua unit Rumkit
TK.IV 14.07.01Dr.M.Yasin.

6
BAB III
KEBIJAKA
N

A. KEBIJAKAN UMUM
Rumkit TK.IV 14.07.01Dr.M.Yasin.merencanakan dan mengimplementasikan
program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis dan
mendokumentasikan hasilnya.

B. KEBIJAKAN KHUSUS
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai, maka Rumkit TK.IV
14.07.01Dr.M.Yasin.perlu melakukan :

1. Inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis yang dimiliki RS,
peralatan medis kerja sama operasional (KSO) milik pihak lain.
2. Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur.
3. Melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan pabrik.
4. Melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi.

7
BAB IV
TATA LAKSANA

1. Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan


a. Dalam kegiatan Perencanaan dan Pengadaan Peralatan kesehatan, staf medis
pelayanan mengajukan usulan kebutuhan pengadaan alat kesehatan.
b. Staf pelayanan medis (Penanggung jawab unit, kepala keperawatan, Kepala
bidang penunjang medis) bersama staf medis yang mengusulkan melakukan
analisa kebutuhan alat kesehatan tersebut (kebutuhan perkiraan jumlah pasien,
spesifikasi alat, evaluasi penggunaan alat sebelumnya).
c. Jika hasil analisa disimpulkan bahwa alat tersebut dibutuhkan maka
penanggung jawab unit kepala bidang penunjang medis membuat permintaan
alat kesehatan menggunakan formulir permintaan alat kesehatan yang dibuat
rangkap 2 (Dua).
d. Jika terjadi kerusakan pada alat kesehatan yang sudah ada sebelumnya maka
analisa kerusakan alat dari teknisi alat kesehatan dilampirkan bersama
formulir permintaan alat kesehatan.
e. Formulir permintaan alat kesehatan diajukan ke wadir sarana prasarana dan
penunjang medik untuk di analisa ulang bersama teknisi alat kesehatan

2. Uji Coba Peralatan Kesehatan.


a. Setiap peralatan kesehatan jenis tipe baru yang belum pernah digunakan dalam
ruang lingkup Rumah Sakit sebelumnya harus melalui uji coba dan evalusi
terlebih dahulu dengan melibatkan staf medis dan staf keperawatan sebagai
end-user.
b. Untuk alat kesehatan dengan spesifikasi baru yang belum pernah dimiliki
sebelumnya.diupayakan untuk dilakukan uji coba penggunaan alat dilapangan
untuk jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan antara pihak rekanan alat
dengan end-user.

8
c. Hasil uji coba berupa rekomendasi pengembalian alat, ditanda tangani oleh
Petugas dan Penanggung jawab Unit Penanggung jawab logistik yang
dilampirkan bersama formulir permintaan alat kesehatan untuk dilanjutkan
oleh Kepala Bidang Penunjang Medik guna mendapatkan persetujuan.
3. Inventarisasi Peralatan Kesehatan
a. Kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala yang mencakup jenis, jumlah,
merk, type/model serial number serta kondisi dari tiap-tiap peralatan kesehatan
yang dimiliki rumah sakit.
b. Data hasil inventarisasi digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan/penarikan peralatan
kesehatan.
c. Inventarisasi dilakukan oleh Penanggung jawab Alkes Rumkit TK.IV
14.07.01Dr.M.Yasin.
4. Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar
peralatan kesehatan selalu dalam kondisi layak pakai, dapat difungsikan dengan baik
dan menjamin usia pakai lebih lama.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria
pemeliharaan, yaitu:
a. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan Terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakaan
terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Jadwal pemeliharaan
disusun dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah, kualifikasi petugas sesuai
dengan bidangnya dan pembiayaan yang tersedia. Pemeliharaan perencanaan
meliputi pemeliharaan preventif
/ pencegahan dan pemeliharaan korektif / perbaikan.
b. Pemeliharaan Preventif.
Pemeliharaan Preventif adalah (pencegahan) adalah kegiatan pemeliharaan
berupa perawatan rutin yang dilakukan oleh operator dan dan kegiatan penyetelan,
pelumasan serta penggantian bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi
secara berkala.Yang bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
kerusakan. Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat dilakukan saat
alat sedang

9
operasional melalui pemeriksaan, dengan melihat, merasakan, mendengarkan
bekerjanya alat, baik tanpa maupun dengan menggunakan alat ukur. Dan dapat
pula dilakukan pelumasan dan penyetelan bagian- bagian alat tertentu
memerlukan.
5. Pemeliharaan korektif.
Pemeliharaan koretif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat perbaikan
terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau tanpa penggantian suku
cadang. Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi peralatan yang
rusak ke kondisi layak pakai dan siap operasional.
Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu pengukuran
kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek Keselamatan, sedangkan kalibrasi yang
bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat harus dilakukan oleh Institusi Penguji
yang berwenang. Perbaikan korektif dilakukan terhadap peralatan yang mengalami
kerusakan dan dilakukan secara terencana. Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan
korektif, yaitu kegiatan perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti bagin bagian
utama alamat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang
sudah menurun karna usia dan penggunaan.
6. Pemeliharaan Tidak Terencana.
Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak / tidak terduga dan
harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan.
Untuk dapat segera melaksanakan pemeliharaan yang tidak terencana, perlu
adanya tenaga yang selalu siap (stand by) dan fasilitas pendukungnya. Frekuensi
pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara
mengingatkan kegiatan pemeliharaan terencana.
7. Aspek Pemeliharaan.
Agar pemeliharaan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya,
maka unit kerja sarana pemeliharaan Rumah Sakit, perlu dilengkapi dengan aspek-
aspek pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi, Sumber Daya Manusia
yaitu teknis, fasilitas dan peralatan kerja, dokumen

10
pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek-aspek pemeliharaan ini
pada umumnya mememerlukan pembiayaan.
8. Sumber Daya Manusia.
SDM (Teknisi) merupakan unsur yang sangat penting dalam pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kesehatan Kualifikasi teknis disesuaikan dengan jenis dan
teknologi peralatan kesehatan yang ditangani, sedangkan jumlahnya berdasarkan
kepada jumlah setiap jenis alat Semuanya ini merupakan beban kerja yang harus
ditangani oleh teknisi.
9. Fasilitas kerja
Fasilitas kerja pemeliharaan guna menunjang terlaksananya pemeliharaan
peralatan kesehatan yang meliputi:
a. Ruangan tempat bekerja, terdiri dari workshop/bengkel, gudang dan ruang
administrasi.
b. Peralatan kerja terdiri dari toolset elektrik, toolset elektronik, toolset mekanik,
toolset gas,dan berbagai macam alat ukur.
10. Pengoperasian Peralatan Kesehatan.
Beberapa tahapan kegiatan yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam
operasionalisasi peralatan kesehatan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan
pengoperasian dalam pelayanan dan penyimpanan peralatan apabila telah selesai
digunakan.
a. Persiapan Pengoperasian
Berbagai aspek yang harus dipenuhi dan disiapkan agar peralatan siap di
operasikan adalah peralatan harus dikondisikan dalam keadaan layak pakai lengkap
dengan aksesoris yang diperlukan, terpelihara dengan baik, sertifikasi kalibrasi
yang masih berlaku, ijin operasional yang masih berlaku bagi peralatan yang
memerlukan ijin Prasarana yang diperlukan oleh masing-masing alat (misal, listrik,
air, gas, uap) tersedia dengan kapasitas dan kualitas yang memenuhi kebutuhan.
Kemudian SDM siap, baik dokter, operator, maupun paramedik dil sesuai dengan
tindakan pelayanan yang dilaksanakan.
b. Pelaksanaan Pengoperasian dalam Pelayanan
Pelaksanaan pengoprasian peralatan dalam pelayanan medik kepada pasien, secara
teknik agar mengikuti ukuran yang baku untuk setiap alat,

11
mulai alat di hidupkan sampai dimatikan setelah melakukan kegiatan pelayanan
medik.

c. Penyimpanan Peralatan.
Setelah peralatan selesai dipergunakan untuk pelayanan medik kepada pasien,
maka peralatan agar disimpan dalam kondisi yang baik.
d. Pemantauan Operasional Peralatan.
Pemantauan operasional peralatan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi alat
untuk melaksanakan pelayanan dan seberapa jauh beban kerja setiap alat yang
operasional. Dalam pemantauan didata kan kondisi alat dan beban kerjanya selama
satu bulan atau periode tertentu. Pemantauan dilakukan oleh tekhnisi secara
periodik pada selang waktu pemeliharaan preventif untuk setiap alat.
11. Penarikan Peralatan Kesehatan.
Peralatan kesehatan yang kondisinya rusak berat dan sudah tidak dapat
difungsikan lagi dan atau jika dilakukan perbaikan tidak efisien, layak fleksibel lagi
maka terhadap peralatan kesehatan tersebut untuk diajukan untuk dihapuskan.

12
BAB V
DOKUMENTASI

Setiap kegiatan yang berhubungan dengan peralatan medis rumah sakit harus
didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang berlaku, antara lain:

1. Dokumen Pemeliharaan
Dokumen pemeliharaan terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan
hasil pemeliharaan.
Dokumen teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada
waktu pengadaanya, pada umunya meliputi brosure, installation manual, installation
report, operating manual, service manual yang mencakup schematic diagram, part list,
recommended parts. Prosedur Tetap Pengoperasian, Prosedur Tetap Pemeliharaan dan
Sertifikat Kalibrasi juga merupakan dokumen tennis.
Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan, meliputi:
a. Inventarisasi Peralatan
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek
teknis setiap type model alat untuk nama dan merk alat yang sama, mencakup
nama alat, merk, model/type, nama perusahaan, operating manual dan service
manual.
Inventarisasi peralatan guna kepentingan pemeliharaan alat dilakukan
oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodic, setahun sekali dan
setiap adat perubahan atau penambahan peralatan baru.
b. Kartu Pemeliharaan Alat.
Kartu pemeliharaan adalah kartu yang dipasang digantungkan pada
setiap alat dengan maksud agar memudahkan kepada setiap petugas terkait
untuk mengetahui data mengenai suatu alat dan penanganan apa saja yang
telah dilakukan pada alat tersebut.
c. Catatan Pemeliharaan Alat
Catatan pemeliharaan alat berupa lembaran kartu yang disimpan pada
unit pemeliharaan peralatan kesehatan, dengan

13
maksud agar memudahkan petugas administrasi teknis dan teknisi untuk
mengetahui data alat dan penanganan apa saja yang telah dilakukan alat
tersebut.
d. Daftar Keagenan Peralatan.
Keberadaan perusahaan yang mengageni suatu alat sangat diperlukan
dalam rangka pemeliharaan peralatan kesehatan. Agen peralatan bertanggung
jawab terhadap penyediaan suku cadang peralatan yang diageninya, sebagai
realisasi dari jaminan purna jual terhadap peralatan yang dijualnya.
Untuk peralatan tertentu yang tidak mampu dilaksanakan oleh teknisi
Rumah Sakit, secara teknis dan ekonomis pemeliharaannya lebih baik
dilaksanakan langsung oleh agennya pemasoknya pihak ke- 3, sejauh dapat
diproses sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Daftar keagenan peralatan dapat memudahkan untuk mengetahui nama
perusahaan dan alamatnya yang menangani peralatan tertentu, sehingga
apabila alat mengalami suatu masalah, agen yang bersangkutan dapat dengan
mudah dimintakan bantuannya.
e. Pelaporan dan Evaluasi.
Setiap kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan dari mulai perencanaan,
pelaksanaan dan hasilnya harus dicatat atau didatakan kemudian dilaporkan
oleh dan kepada pejabat pemberi tugas sesuai dengan penugasannya.
Formulir yang berkaitan dengan kegiatan dan pelaporan adalah:
a) Surat Penugasan Pemeliharaan Peralatan.
b) Bukti Peminjaman Peralatan Kerja.
c) Bukti Permintaan Barang
d) Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan (preventif).
e) Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan (korektif).
f) Laporan Hasil Pemantauan Operasional Peralatan.

14
f. Pelaksanaan Pemeliharaan.
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan,
kemampuan teknisi.tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur
pembiayaan, maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah
Sakit dapat dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit setempat dengan rujukan atau
oleh pihak ke-3.
a) Dilaksanakan oleh teknisi Rumah Sakit.
Khususnya aspek pemeliharaan dapat dilakukan oleh Teknisi Rumah
Sakit setempat
b) Dilaksanakan oleh teknisi Rujukan.
Apabila teknisi Rumah Sakit setempat tidak mampu menanganinya.
c) Dilaksanakan oleh pihak ke-3. Apabila pemeliharaan alat tertentu
memerlukan suku cadang atau keahlian khusus dan biaya yang besar
melalui proses sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
g. Bahan Pemeliharaan dan Suku Cadang.
Agar pemeliharaan peralatan dapat terlaksana dengan baik sesuai jadwal,
maka penyediaan kebutuhan bahan pemeliharaan dan suku cadang perlu
mendapat perhatian yang seksama, melalui suatu perencanaan yang matang,
baik aspek teknis maupun pembiayaannya.
d. Demikian buku panduan pengelolaan peralatan medis ini dibuat, semoga dapat
bermanfaat sebagai panduan dan acuan dalam melaksanakan peralatan medis
dilingkungan Rumkit TK.IV 14.07.01Dr.M.Yasin.

15
DATASEMEN KESEHATAN WILAYAH 14.04.01
RUMAH SAKIT TK. IV 14. 07. 01 Dr. M YASIN

KETETAPAN
KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK. IV 14. 07. 01 Dr. M. YASIN
Nomor : SK/12/IX/2022

Tentang
PEDOMAN PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
DI RUMAH SAKIT TK IV Dr. M. YASIN

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan khususnya dalam


pengelolaan peralatan medis di RS Dr.M.Yasin

b. Bahwa agar pengelolaan peralatan medis RS DR.M.Yasin Bone dapat


berjalan dengan teratur, baik, efektif dan efesien
Sehubungan hal tersebut di atas perlu di tetapkan panduan pengelolaan
c.
peralatan medis

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik indonesia Nomor 1 Tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja;

2. Undang-Undang Republik indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;

3. Undang-Undang Republik indonesia Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit;
Permenkes Republik indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
4.
Akreditasi RumahSakit;

5. Permenkes Republik indonesia Nomor 56 Tahun 56 Tahun 2014


tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;

16
Permenkes Republik indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang
6.
Keselamatan danKesehatan Kerja Rumah Sakit;

7. SK PP

8. Peraturan Pemerintah Repiblik Indonesia Nomor 54 tahun 2015 tentang


pengajuan kalibrasi awal.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TENTANG PEDOMAN


KESEHATAN DANKESELAMATAN KERJA (K3)

Pasal 1

Manajemen risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah proses yang berharap
dan berkesinambungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
secara komperhensif di lingkungan Rumah Sakit. Manajemen risiko merupakan aktifitas
klinik dan administratif yang dilakukan oleh Rumah Sakit untuk melakukan identifikasi,
evaluasi, dan pengurangan risiko keselamatan dan kesahatan kerja.

Pasal 2

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah terselenggaranya keselamatan dan
kesehatan kerja di Rumah Sakit DR.M.Yasin Bone secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.

Pasal 3

Ruang Lingkup keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Rumah Sakit meliputi:
1. Manajemen Risiko K3RS
2. Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
4. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek

17
keselamatan dankesehatan kerja

5. Pencegahan dan pengendalian kebakaran


6. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerjPengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja
7. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana.

Pasal 4

Peraturan Direksi tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) RS


DR.M.Yasin Bone sebagaimana terlampir dalam Peraturan Direksi ini harus menjadi
acuandalam memberikan pelayanan di RS DR.M.Yasin Bone.

Pasal 5

Peraturan direksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam pembuatan Peraturan Direksi ini, maka akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Watampone
Pada Tanggal 01 September 2022
Karumkit TK. IV 14. 07. 01 Dr. M.Yasin

Dr. Isriyanto.,Sp.,PD.,M.Kes.,FINASIM
Mayor Ckm NRP 11050020811077

18

Anda mungkin juga menyukai