Anda di halaman 1dari 10

Lampiran : Keputusan Direktur RSGM UNSOED

Nomor : 252 /UN23.RSGM/HK.01.01/2016


Tanggal : 15 September 2016.

PANDUAN
PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN

BAB I
DEFINISI

1. Pengertian
a. Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Unsoed adalah merupakan unit pelayanan
publik dibidang kesehatan gigi dan mulut milik Universitas jenderal
Soedirman Purwokerto. RSGM Unsoed memberikan IGD umum 24 jam
yang ditangani oleh dokter umum, pelayanan gigi di poliklinik gigi yang
ditangani oleh dokter gigi serta klinik integrasi yang ditangani oleh dokter
gigi muda (co ass) dan pelayanan spesialis gigi yang ditangani oleh dokter
gigi spesialis. RSGM Unsoed berupaya memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan memberikan pelayanan bermutu dan sesuai standar.
b. Perencanaan dan pengadaan peralatan kesehatan adalah tahapan dalam
proses pengadaan agar suatu peralatan kesehatan di Rumah Sakit sesuai
dengan permintaan kebutuhan.
c. Uji fungsi adalah pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-
bagian alat dengan kemampuan maksimum tanpa beban sebenarnya,
sehingga dapat diketahui apakah secara keseluruhan suatu alat dapat
dioperasikan dengan baik sesuai fungsinya.
d. Inventarisasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
jumlah, jenis, lokasi serta kondisi dari seluruh peralatan kesehatan yang
ada di rumah sakit.
e. Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mempertahankan agar peralatan kesehatan dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
f. Tenaga berkualifikasi adalah personel yang mempunyai kualifikasi /
keahlian sesuai bidang tugasnya.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Setiap alat kesehatan yang dipergunakan pada sarana pelayanan kesehatan


harus dilakukan perencanaan dan pengadaan agar tersedianya sesuai dengan
kebutuhan dan harus dilakukan pengujian dan pemeliharaan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan serta keamanan penggunaan alat kesehatan. Adapun
ruang lingkup pada panduan peralatan medis ini meliputi : penggunaan dan
pemeliharaan alat kesehatan yang ada di setiap unit RSGM Unsoed.

2
BAB III
TATA LAKSANA

1. Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan.


a. Dalam kegiatan Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan, Staf
medis fungsional mengajukan usulan kebutuhan pengadaan alat
kesehatan.
b. Staf pelayanan medis (kepala instalasi, kepala perawatan, kepala
pelayanan medis) bersama staf medis fungsional yang mengusulkan
melakukan analisa kebutuhan alat kesehatan tersebut (kebutuhan/
perkiraan jumlah pasien, spesifikasi alat, evaluasi penggunaan alat
sebelumnya).
c. Jika hasil analisa disimpulkan bahwa alat tersebut dibutuhkan maka
kepala instalasi/ kepala pelayanan medis membuat permintaan alat
kesehatan menggunakan formulir permintaan alat kesehatan .
d. Jika terjadi kerusakan pada alat kesehatan yang sudah ada sebelumnya
maka analisa kerusakan alat dari teknisi alat kesehatan dilampirkan
bersama formulir permintaan alat kesehatan.
e. Formulir permintaan alat kesehatan diajukan ke Kajangkes untuk
dianalisa ulang bersama teknisi alat kesehatan.

2. Uji Coba Peralatan Kesehatan.


a. Setiap peralatan kesehatan jenis/ tipe baru yang belum pernah
digunakan dalam ruang lingkup Rumah Sakit sebelumnya harus
melalui uji coba dan evaluasi terlebih dahulu dengan melibatkan staf
medis dan staf keperawatan sebagai end-user.
b. Untuk alat kesehatan dengan spesifikasi baru yang belum pernah
dimiliki sebelumnya diupayakan untuk dilakukan uji coba penggunaan
alat di lapangan untuk jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan
antara pihak rekanan alat dengan end-user.
c. Hasil uji coba berupa rekomendasi pengembalian alat, ditandatangani
oleh staf medis/ SMF dan kepala instalasi yang dilampirkan bersama
formulir permintaan alat kesehatan untuk dilanjutkan oleh Kajangkes
guna mendapatkan persetujuan.

3
3. Inventarisasi Peralatan Kesehatan.
a. Kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala yang mencakup jenis,
jumlah, merk, type/model, serial number serta kondisi dari tiap tiap
peralatan kesehatan yang dimiliki Rumah Sakit.
b. Data hasil inventarisasi digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan / penarikan
peralatan kesehatan.
c. Inventarisasi dilaksanakan oleh bagian Simak BMN.

4. Pemeliharaan Peralatan Kesehatan.


Pemeliharaan peralatan kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar
peralatan kesehatan selalu dalam kondisi layak pakai, dapat difungsikan
dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria
pemeliharaan, yaitu:
a. Pemeliharaan Terencana.
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang
dilaksanakan terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah disusun.
Jadwal pemeliharaan disusun dengan memperhatikan jenis peralatan,
jumlah, kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan pembiayaan
yang tersedia. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif
/ pencegahan dan pemeliharaan korektif / perbaikan.

b. Pemeliharaan Preventif.
Pemeliharaan preventif (pencegahan) adalah kegiatan pemeliharaan
berupa perawatan rutin yang dilakukan oleh operator dan kegiatan
penyetelan, pelumasan serta penggantian bahan pemeliharaan yang
dilaksanakan oleh tekhnisi secara berkala. Yang bertujuan untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan.
Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat dilakukan saat
alat sedang operasional melalui pemeriksaan dengan melihat,
merasakan, mendengarkan bekerjanya alat, baik tanpa maupun
dengan menggunakan alat ukur. Dan dapat pula dilakukan pelumasan
dan penyetelan bagian – bagian alat tertentu yang memerlukan.

c. Pemeliharaan Korektif.
4
Pemeliharaan korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau
tanpa penggantian suku cadang. Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk
mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke kondisi layak pakai
dan siap operasional.
Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu
pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan,
sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat
harus dilakukan oleh Institusi Penguji yang berwenang. Perbaikan
korektif dilakukan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan
dilakukan secara terencana.
Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan
perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti bagian – bagian
utama alat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan kemempuan
alat yang sudah menurun karena usia dan penggunaan.

d. Pemeliharaan Tidak Terencana.


Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang
bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang
mendadak / tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat
alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Untuk dapat melaksanakan
pemeliharaan yang tidak terencana, perlu adanya tenaga yang selalu
siap ( stand by ) dan fasilitas pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan
tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara
meningkatkan kegiatan pemeliharaan terencana.

e. Aspek Pemeliharaan.
Agar pemeliharaan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik –
baiknya, maka unit kerja pemeliharaan peralatan Rumah Sakit, perlu
dilengkapi dengan aspek – aspek pemeliharaan yang berkaitan dan
memadai meliputi, Sumber Daya Manusia yaitu tekhnis, fasilitas dan
peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan
pemeliharaan. Aspek –aspek pemeliharaan ini pada umunya
memerlukan pembiayaan.

f. Sumber Daya Manusia.

5
SDM (Teknisi) merupakan unsur yang sangat penting dalam
pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan. Kualifikasi teknis
disesuaikan dengan jenis dan teknologi peralatan kesehatan yang
ditangani, sedangkan jumlahnya berdasarkan kepada jumlah setiap
jenis alat. Semuanya ini merupakan beban kerja yang harus ditangani
oleh teknisi.

g. Fasilitas Kerja.
Fasilitas kerja pemeliharaan guna menunjang terlaksananya
pemeliharaan peralatan kesehatan yang meliputi :
1) Ruangan tempat bekerja, terdiri dari workshop / bengkel, gudang
dan ruang administrasi.
2) Peralatan kerja, terdiri dari Toolset elektrik, toolset elektronik,
toolset mekanik, toolset gas dan berbagai macam alat ukur.

5. Pengoperasian Peralatan Kesehatan.


Beberapa tahapan kegiatan yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam
operasionalisasi peralatan kesehatan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan
pengoperasian dalam pelayanan dan penyimpanan peralatan apabila telah
selesai digunakan.
a. Persiapan Pengoperasian
Berbagai aspek yang harus dipenuhi dan disiapkan agar peralatan siap
dioperasikan adalah peralatan harus dikondisikan dalam keadaan layak
pakai lengkap dengan aksesoris yang diperlukan, terpelihara dengan
baik, sertifikasi kalibrasi yang masih berlaku, ijin operasional yang masih
berlaku bagi peralatan yang memerlukan ijin. Prasarana yang diperlukan
oleh masing – masing alat ( misal listrik, air, gas, uap ) tersedia dengan
kapasitas dan kualitas yang memenuhi kebutuhan. Bahan operasional
tersedia dan cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Kemudian SDM
siap, baik dokter, operator maupun paramedic dan lain – lain sesuai
dengan tindakan pelayanan yang dilaksanakan.
b. Pelaksanaan Pengoperasian dalam Pelayanan.
Pelaksanaan pengoperasian peralatan dalam pelayanan medik kepada
pasien, secara teknik agar mengikuti urutan yang baku untuk setiap alat,
mulai alat dihidupkan sampai alat dimatikan setelah selesai melakukan
suatu kegiatan pelayanan medik.
c. Penyimpanan Peralatan.
6
d. Setelah peralatan selesai dipergunakan untuk pelayanan medik kepada
pasien, maka peralatan agar disimpan dalam kondisi yang baik.

6. Pemantauan Operasional Peralatan.


Pemantauan operasional peralatan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
alat untuk melaksanakan pelayanan dan seberapa jauh beban kerja setiap
alat yang operasional. Dalam pemantauan didatakan kondisi alat dan beban
kerjanya selama satu bulan atau periode tertentu. Pemantauan dilakukan
oleh tekhnisi secara periodik pada selang waktu pemeliharaan preventif
untuk setiap alat.

7. Penarikan Peralatan Kesehatan.


Peralatan kesehatan yang kondisinya rusak berat dan sudah tidak dapat
difungsikan lagi dan atau jika dilakukan perbaikan tidak efisien, layak /
fleksibel lagi maka terhadap peralatan kesehatan tersebut untuk diajukan
untuk dihapuskan.

BAB IV
DOKUMENTASI

7
Setiap kegiatan yang berhubungan dengan peralatan medis rumah sakit
harus didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang berlaku, antara lain :
a. Dokumen Pemeliharaan.
Dokumen pemeliharaan terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan
hasil pemeliharaan.
Dokumen teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada
waktu pengadaanya, pada umunya meliputi : brosure, installation manual,
installation report, operating manual, service manual yang mencakup
schematic diagram, part list, recommended parts. Prosedur Tetap
Pengoperasian, Prosedur Tetap Pemeliharaan dan Sertifikat Kalibrasi juga
merupakan dokumen teknnis.
Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan, meliputi :

1) Inventarisasi Peralatan.
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis
setiap type / model alat untuk nama dan merk alat yang sama, mencakup
nama alat, merk, model / type, nama perusahaan, operating manual dan
service manual.
Inventarisasi peralatan guna kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh
pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodic, setahun sekali dan
setiap ada perubahan atau penambahan peralatan baru.

2) Kartu Pemeliharaan Alat.


Kartu pemeliharaan adalah kartu yang dipasang / digantungkan pada setiap
alat, dengan maksud agar memudahkan kepada setiap petugas terkait untuk
mengetahui data mengenai suatu alat dan penanganan apa saja yang telah
dilakukan pada alat tersebut.

3) Catatan Pemeliharaan Alat.


Catatan pemeliharaan alat berupa lembaran kartu yang disimpan pada unit
pemeliharaan peralatan kesehatan, dengan maksud agar memudahkan
petugas administrasi teknis dan teknisi untuk mengetahui data alat dan
penanganan apa saja yang telah dilakukan alat tersebut.
4) Daftar Keagenan Peralatan.
Keberadaan perusahaan yang mengageni suatu alat sangat diperlukan dalam
rangka pemeliharaan peralatan kesehatan. Agen peralatan bertanggung
8
jawab terhadap penyediaan suku cadang peralatan yang diageninya, sebagai
realisasi dari jaminan purna jual terhadap peralatan yang dijualnya.

Untuk peralatan tertentu yang tidak mampu dilaksanakan oleh teknisi


Rumah Sakit, secara teknis dan ekonomis pemeliharaannya lebih baik
dilaksanakan langsung oleh agennya/pemasoknya/pihak ke-3, sejauh dapat
diproses sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Daftar keagenan peralatan dapat memudahkan untuk mengetahui nama


perusahaan dan alamatnya yang menangani peralatan tertentu, sehingga
apabila alat mengalami suatu masalah, agen yang bersangkutan dapat
dengan mudah dimintakan bantuannya.

5) Pelaporan dan Evaluasi.


Setiap kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan dari mulai perencanaan,
pelaksanaan dan hasilnya harus dicatat atau didatakan kemudian
dilaporkan oleh dan kepada pejabat pemberi tugas sesuai dengan
penugasannya.
Formulir yang berkaitan dengan kegiatan dan pelaporan adalah :
a) Surat Penugasan Pemeliharaan Peralatan.
b) Bukti Peminjaman Peralatan Kerja.
c) Bukti Permintaan Barang.
d) Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan ( preventif ).
e) Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan ( korektif ).
f) Laporan Hasil Pemantauan Operasional Peralatan.

6) Pelaksanaan Pemeliharaan.
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan
teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan,
maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah Sakit dapat
dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit setempat dengan rujukan atau oleh
pihak ke – 3.
a) Dilaksanakan oleh teknisi Rumah Sakit.
Khususnya aspek pemeliharaan dapat dilakukan oleh Teknisi Rumah
Sakit setempat.
b) Dilaksanakan oleh teknisi Rujukan.
Apabila teknisi Rumah Sakit setempat tidak mampu menanganinya.
9
c) Dilaksanakan oleh pihak ke – 3.
Apabila pemeliharaan alat tertentu memerlukan suku cadang atau
keahlian khusus dan biaya yang besar melalui proses sesuai prosedur
dan ketentuan yang berlaku.

7) Bahan Pemeliharaan dan Suku Cadang.


Agar pemeliharaan peralatan dapat terlaksana dengan baik sesuai jadwal,
maka penyediaan kebutuhan bahan pemeliharaan dan suku cadang perlu
mendapat perhatian yang seksama, melalui suatu perencanaan yang matang,
baik aspek teknis maupun pembiayaannya.

Demikian Buku Panduan peralatan medis ini di buat, semoga dapat


bermanfaat sebagai panduan dan acuan dalam melaksanakan peralatan medis di
lingkungan RSGM Unsoed.

10

Anda mungkin juga menyukai