Anda di halaman 1dari 12

Lampiran

Nomor

PANDUAN PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN


RSU ADHYAKSA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tersedianya fasilitas sarana kesehatan yang aman, akurat dan handal sangat diperlukan
untuk mendukung pelayanan medik prima kepada pasien dan pengunjung RSU
Adhyaksa
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada pasien dan pengunjung Rumah Sakit.
Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan yang
selalu dalam kondisi siap dan layak pakai serta dapat difungsikan dengan baik.
Setiap alat kesehatan yang dipergunakan sarana pelayanan kesehatan harus dilakukan
perencanaan dan pengadaan agar tersedianya alat sesuai dengan kebutuhan dan harus
dilakukan pengujian dan pemeliharaan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan serta
keamanan penggunaan alat kesehatan. Sehubung dengan permasalahan diatas, perlu di
susun panduan pemeliharaan peralatan kesehatan.

B. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan
a. Agar peralatan kesehatan tersedia sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan dan
dapat difungsikan sebagaimana mestinya untuk memberikan jaminan keamanan
dan keselamatan pasien, keluarga, petugas dan pengunjung Rumah Sakit.
b. Agar pengelola peralatan kesehatan Rumah Sakit yang meliputi perencanaan,
pengadaan, uji coba peralatan kesehatan, inventarisasi, pemeliharaan, serta
terpenuhinya tenaga yang berkualifikasi untuk melaksanakan kegiatan tersebut
dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1
2. Sasaran
a. Peralatan kesehatan yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan.
b. Pengguna peralatan kesehatan.
c. Pemeliharaan peralatan kesehatan.
d. Pemasok peralatan kesehatan.

C. Pengertian
1. Peralatan kesehatan adalah semua peralatan yang berfungsi untuk menunjang
kegiatan medis.
2. Perencanaan dan pengadaan peralatan kesehatan adalah tahapan dalam proses
pengadaan, agar suatu peralatan kesehatan di Rumah Sakit sesuai dengan permintaan
dan kebutuhan.
3. Uji coba peralatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
peralatan kesehatan tersebut berfungsi sesuai spesifikasi yang ada.
4. Inventarisasi adalah suatu kegiatan yang di lakukan untuk mengetahui jumlah, jenis,
lokasi serta kondisi dari seluruh peralatan kesehatan yang ada di Rumah Sakit.
5. Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang di lakukan untuk mempertahankan agar
peralatan kesehatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
6. Tenaga berkualifikasi adalah personel yang mempunyai kualifikasi / keahlian sesuai
bidang tugasnya.

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.363/MENKES/PER/IV/1998 tentang Pengujian
dan Kalibrasi Alkes di Sarana Pelayanan Kesehatan.
4. Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat Medis, Departemen Kesehatan RI, tahun
2001

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada pasien dan pengunjung Rumah Sakit. Pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan yang selalu dalam
kondisi siap dan layak pakai serta dapat difungsikan dengan baik.
Setiap alat kesehatan yang dipergunakan sarana pelayanan kesehatan harus dilakukan
perencanaan dan pengadaan agar tersedianya sesuai dengan kebutuhan dan harus dilakukan
pengujian dan pemeliharaan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan serta keamanan
penggunaan alat kesehatan, yaitu :
1. Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan
2. Uji coba Peralatan Kesehatan
3. Inventarisasi Peralatan Kesehatan
4. Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
a. Pemeliharaan Terencana
b. Pemeliharaan Preventif
c. Pemeliharaan Korektif
d. Pemeliharaan Tidak Terencana
5. Aspek Pemeliharaan
a. Sumber Daya Manusia
b. Fasilitas Kerja
c. Dokumen Pemeliharaan
d. Pengoperasian Peralatan Kesehatan
e. Pemantauan Operasional Peralatan
f. Penarikan Peralatan Kesehatan

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan


1. Dalam kegiatan perencanaan dan pengadaan peralatan kesehatan, Staf medis
fungsional mengajukan usulan kebutuhan pengadaan alat kesehatan.
2. Staf pelayanan medis (kepala instalasi, kepala perawatan, manager pelayanan medis)
bersama staf medis fungsional yang mengusulkan melakukan analisa kebutuhan alat
kesehatan tersebut (kebutuhan / perkiraan jumlah pasien, spesifikasi alat, evaluasi
penggunaan alat sebelumnya).
3. Jika hasil analisa disimpulkan bahwa alat tersebut dibutuhkan, maka kepala
instalasi / manager pelayanan medis membuat permintaan alat kesehatan
menggunakan formulir alat kesehatan yang dibuat rangkap 2 (dua).
4. Jika terjadi kerusakan pada alat kesehatan yang sudah ada sebelumnya maka analisa
kerusakan alat dari teknisi alat kesehatan di lampirkan bersama formulir permintaan
alat kesehatan.
5. Formulir permintaan alat kesehatan diajukan ke Manager Penunjang Medis untuk di
analisa ulang bersama teknisi alat kesehatan.
6. Untuk pengadaan alat yang berasal dari Departemen Logistik HERMINA
HOSPITAL Group. Formulir yang telah disetujui Direktur RS diajukan ke Direksi
HERMINA HOSPITAL Group untuk mendapatkan persetujuan. Persetujuan Direksi
HHG untuk pembelian alat kesehatan dibuat dalam Formulir Persetujuan Direksi
Group atas permintaan alat kesehatan / alat umum investasi. Formulir yang telah di
tanda tangani oleh Direksi HERMINA HOSPITAL Group dikembalikan ke rumah
sakit cabang melalui Manager Penunjang Medis.

B. Uji coba Peralatan Kesehatan


1. Setiap peralatan kesehatan jenis / tipe baru yang belum pernah digunakan dalam
ruang lingkup Rumah Sakit sebelumnya harus melalui uji coba dan evaluasi terlebih
dahulu dengan melibatkan staf medis dan staf keperawatan sebagai end-user.

4
2. Untuk alat kesehatan dengan spesifikasi baru yang belum pernah dimiliki
sebelumnya diupayakan untuk dilakukan uji coba penggunaan alat di lapangan untuk
jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan antara pihak rekanan alat dengan end-user.
3. Hasil uji coba berupa rekomendasi pengembalian alat, ditandatangani oleh staf medis
/ KSM dan kepala instalsi yang di lampirkan bersama formulir permintaan alat
kesehatan untuk dilanjutkan oleh Direksi guna mendapatkan persetujuan.

C. Inventarisasi Peralatan Kesehatan


1. Kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala yang mencakup jenis, jumlah, merk,
type/model, serial number serta kondisi dari tiap-tiap peralatan kesehatan yang
dimiliki Rumah Sakit.
2. Data hasil inventarisasi di gunakan sebagai dasar dalam pembuatan perencanaan,
pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan / penarikan peralatan kesehatan.
3. Inventarisasi di laksanakan oleh bagian Penunjang medis.

D. Pemeliharaan Peralatan Kesehatan


Pemeliharaan peralatan kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar peralatan
kesehatan selalu dalam kondisi layak pakai, dapat difungsikan dengan baik dan
menjamin usia pakai lebih lama
Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria
pemeliharaan, yaitu:
a. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan terhadap
alat sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Jadwal pemeliharaan disusun dengan
memperhatikan jenis peralatan, jumlah, kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya
dan pembiayaan yang tersedia. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan
preventif / pencegahan dan pemeliharaan korektif / perbaikan.

b. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara berkala, yang bertujuan untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan.

5
Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat dilakukan saat alat sedang
operasional melalui pemeriksaan dengan melihat, merasakan, mendengarkan
bekerjanya alat, baik tanpa maupun dengan menggunakan alat ukur. Dan dapat pula
dilakukan pelumasan dan penyetelan bagian-bagian alat tertentu yang memerlukan.

c. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat perbaikan
terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau tanpa penggantian suku
cadang. Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi peralatan yang
rusak ke kondisi layak pakai dan siap operasional.

Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu pengukuran
kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan, sedangkan kalibrasi yang
bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat harus dilakukan oleh Institusi Penguji
yang berwenang. Perbaikan korektif dilakukan terhadap peralatan yang mengalami
kerusakan dan dilakukan secara terencana.

Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiata perbaikan terhadap
peralatan dengan mengganti bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk
mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan
penggunaan.

d. Pemeliharaan Tidak Terencana


Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat
berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak / tidak terduga dan harus
segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Untuk
dapat melaksanakan pemeliharaan yang tidak terencana, perlu adanya tenaga yang
selalu siap (stand by) dan fasilitas pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak
terencana dapat di tekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan
pemeliharaan terencana.

6
E. Aspek Pemeliharaan
Aspek pemeliharaan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka unit
kerja pemeliharaan peralatan Rumah Sakit, perlu dilengkapi dengan aspek-aspek
pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi, Sumber Daya Manusia yaitu
tekhnis, fasilitas dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan
pemeliharaan. Aspek-aspek pemeliharaan ini pada umumnya memerlukan pembiayaan.

a. Sumber Daya Manusia


SDM (Teknisi) merupakan unsur yang sangat penting dalam pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kesehatan. Kualifikasi teknis disesuaikan dengan jenis dan
teknologi peralatan kesehatan yang ditangani, sedangkan jumlahnya berdasarkan
kepada jumlah setiap jenis alat. Semuanya ini merupakan beban kerja yang harus di
tangani oleh teknisi.

b. Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja pemeliharaan guna menunjang terlaksananya pemeliharaan peralatan
kesehatan yang meliputi :
1) Ruangan tempat bekerja, terdiri dari workshop / bengkel, gudang dan ruang
administrasi.
2) Peralatan kerja, terdiri dari Toolset elektrik, toolset elektronik, toolset mekanik,
toolset gas dan berbagai macam alat ukur.

c. Dokumen Pemeliharaan
Dokumen pemeliharaan terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan hasil
pemeliharaan. Dokumen teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan
pada waktu pengadaan, pada umumnya meliputi : brosure, installation manual,
installation report, operating manual, service manual yang mencakup schematic
diagram, part list, recommended part. Prosedur Tetap Pengoperasian, Prosedur Tetap
Pemeliharaan dan Sertifikat Kalibrasi juga merupakan dokumen teknis.

7
Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang berhubungan
dengan kegiatan pemeliharaan peralatan, meliputi :
1) Inventarisasi Peralatan
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis setiap
type / model alat untuk nama dan merk alat yang sama, mencakup nama alat,
merk, model / type, nama perusahaan, operating manual dan service manual.
Inventarisasi peralatan guna kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh
pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodic, setahun sekali dan setiap
ada perubahan atau penambahan peralatan baru.

2) Kartu Pemeliharaan Alat


Kartu pemeliharaan adalah kartu yang di pasang / digantungkan pada setiap alat,
dengan maksud agar memudahkan kepada setiap petugas terkait untuk
mengetahui data mengenai suatu alat dan penanganan apa saja yang telah
dilakukan pada alat tersebut.

3) Catatan Pemeliharaan Alat


Catatan pemeliharaan alat berupa lembaran kartu yang disimpan pada urusan
administrasi teknis peralatan di unit kerja pemeliharaan / IPSRS, dengan maksud
agar memudahkan petugas administrasi teknis dan teknisi untuk mengetahui data
alat dan penanganan apa saja yang telah di lakukan alat tersebut.

4) Daftar Keagenan Peralatan


Keberadaan perusahaan yang mengageni suatu alat sangat diperlukan dalam
rangka pemeliharaan peralatan kesehatan. Agen peralatan bertanggung jawab
terhadap penyediaan suku cadang peralatan yang di ageninya, sebagai realisasi
dari jaminan purna jual terhadap peralatan yang dijualnya.
Untuk peralatan tertentu yang tidak mampu dilaksanakan oleh teknisi Rumah
Sakit, secara teknis dan ekonomis pemeliharaannya lebih baik dilaksanakan
langsung oleh perusahaan yang mengageninya, sejauh dapat diproses sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

8
Daftar keagenan peralatan dapat memudahkan untuk mengetahui nama
perusahaan dan alamatnya yang mengageni peralatan tertentu, sehingga apabila
alat mengalami suatu masalah, agen yang bersangkutan dapat dengan mudah
diminta bantuannya.

5) Pelaporan dan Evaluasi


Setiap kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan dari mulai perencanaan,
pelaksanaan dan hasilnya hasilnya harus dicatat atau di datakan kemudian
dilaporkan oleh dan kepada pejabat pemberi tugas sesuai dengan penugasannya.
Formulir yang berkaitan dengan kegiatan dan pelaporan adalah:
 Surat penugasan Pemeliharaan Peralatan
 Bon Peminjaman Peralatan Kerja.
 Bon Permintaan Barang.
 Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan (preventif).
 Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan (korektif).
 Laporan Hasil Pemantauan Operasional Peralatan.

6) Pelaksanaan Pemeliharaan
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan
teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan,
maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah Sakit dapat
dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit setempat dengan rujukan atau oleh pihak
ketiga.
 Dilaksanakan oleh teknisi Rumah Sakit.
Khususnya aspek pemeliharaan dapat dilakukan oleh Teknisi Rumah Sakit
setempat.
 Dilaksanakan oleh teknisi Rujukan.
Apabila teknisi Rumah Sakit setempat tidak mampu menanganinya.
 Dilaksanakan oleh pihak ke-2.

9
Apabila pemeliharaan alat tertentu memerlukan suku cadang atau keahlian
khusus dan biaya yang besar melalui proses sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
7) Bahan Pemeliharaan dan Suku Cadang
Agar pemeliharaan peralatan dapat terlaksana dengan baik sesuai jadwal, maka
penyediaan kebutuhan bahan pemeliharaan dan suku cadang perlu mendapat
perhatian yang seksama, melalui suatu perencanaan yang matang, baik aspek
teknis maupun pembiayaannya.

d. Pengoperasian Peralatan Kesehatan


Beberapa tahapan kegiatan yang perlu diperhatikan dan di lakukan dalam
operasionalisasi peralatan kesehatan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan
pengoperasian dalam pelayanan dan penyimpanan peralatan apabila telah selesai
digunakan.
1) Persiapan Pengoperasian
Berbagai aspek yang harus dipenuhi dan disiapkan agar peralatan siap
dioperasikan adalah peralatan harus dikondisikan dalam keadaan layak pakai
lengkap dengan aksesoris yang diperlukan, terpelihara dengan baik, sertifikasi
kalibrasi yang masihh berlaku, ijin operasional yang masih berlaku bagi
peralatan yang memerlukan ijin. Prasarana yang diperlukan oleh masing-masing
alat (misal listrik, air, gas, uap) tersedia dengan kapasitas dan kualitas yang
memenuhi kebutuhan. Bahan operasional tersedia dan cukup sesuai dengan
kebutuhan pelayanan. Kemudian SDM siap, baik dokter, operator maupun
paramedic dan lain-lain sesuai dengan tindakan pelayanan yang dilaksanakan.

2) Pelaksanaan Pengoperasian dalam Pelayanan


Pelaksanaan pengoperasian peralatan dalam pelayanan medik kepada pasien,
secara teknik agar mengikuti urutan yang baku untuk setiap alat, mulai alat
dihidupkan sampai alat di matikan setelah selesai melakukan suatu kegiatan
pelayanan medik.

3) Penyimpanan Peralatan

10
Setelah peralatan selesai dipergunakan untuk pelayanan medik kepada pasien
maka peralatan agar disimpan dalam kondisi baik.

e. Pemantauan Operasional Peralatan


Pemantauan operasional peralatan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi alat untuk
melaksanakan pelayanan dan seberapa jauh beban kerja setiap alat yang operasioanl.
Dalam pemantauan didatakan kondisi alat dan beban kerjanya selama satu bulan atau
periode tertentu. Pemantauan dilakukan oleh teknisi secara periodik pada selang
waktu pemeliharaan preventif untuk setiap alat.

f. Penarikan Peralatan Kesehatan


Peralatan kesehatan yang kondisinya rusak berat dan sudah tidak dapat difungsikan
lagi dan atau jika dilakukan perbaikan tidak efisien, layak / fleksibel lagi maka
terhadap peralatan kesehatan tersebut untuk di ajukan penghapusan.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyusunan Panduan Peralatan Kesehatan ini ditujukan sebagai pedoman dalam
menjalankan manajemen peralatan kesehatan di RSU Adhyaksa

B. Saran
Agar pedoman peralatan kesehatan berjalan dengan baik, maka dapat diperhatikan
sebagai berikut :
1. Perlu pemahaman yang baik dari pelaksana dan pengawasan kegiatan tentang
pedoman yang telah disusun.
2. Perlu pengawasan terhadap pelaksanaan dari pedoman yang telah disusun.
3. Agar koordinasi antar unit terkait dapat terus dijaga dengan baik.

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal : Desember 2013
Direktur,

Dr. Hj. Ita Roswita, MARS

12

Anda mungkin juga menyukai