Anda di halaman 1dari 12

KESEHATAN DAERAH MILITER V/BRAWIJAYA

RUMAH SAKIT Tk.II dr.SOEPRAOEN

PANDUAN PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS

RUMAH SAKIT Tk.II dr.SOEPRAOEN

TIM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


RUMAH SAKIT TK II dr. SOEPRAOEN

Jl. Sodanco Supriadi No. 22 Malang


Telp. (0341) 325111, 325112 Fax. (0341) 325113 email : rst_soepraoen@yahoo.co.id
KESEHATAN DAERAH MILITER V/BRAWIJAYA
RUMAH SAKIT Tk.II dr.SOEPRAOEN

PANDUAN
PERALATAN MEDIS
RUMAH SAKIT Tk. II dr. SOEPRAOEN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.
Tersedianya fasilitas sarana kesehatan yang aman, akurat dan handal sangat
diperlukan untuk mendukung pelayanan medik prima kepada pasien dan
pengunjung Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen. Fasilitas tersebut meliputi sarana
gedung, prasarana dan peralatan kesehatan.

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan


penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada pasien dan
pengunjung Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu
didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap dan layak pakai serta
dapat difungsikan dengan baik.

Setiap alat kesehatan yang dipergunakan sarana pelayanan kesehatan harus


dilakukan perencanaan dan pengadaan agar tersedianya sesuai dengan
kebutuhan dan harus dilakukan pengujian dan pemeliharaan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan serta keamanan penggunaan alat kesehatan. Sehubungan
dengan permasalahan diatas, perlu disusun panduan peralatan kesehatan

2. Tujuan dan Sasaran.


a. Tujuan Umum
Agar peralatan kesehatan tersedia sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
dan dapat difungsikan sebagaimana mestinya untuk memberikan jaminan

1
keamanan dan keselamatan pasien, keluarga, petugas dan pengunjung
Rumah Sakit.

b. Tujuan Khusus
Agar pengelolaan peralatan kesehatan rumah sakit yang meliputi:
perencanan, pengadaan, uji coba peralatan kesehatan inventarisasi,
pemeliharan, serta terpenuhinya tenaga yang berkualifikasi untuk
melaksanakan kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

c. Sasaran
1) Peralatan kesehatan yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
2) Pengguna peralatan kesehatan
3) Pemelihara peralatan kesehatan
4) Pemasok peralatan kesehatan

3. Pengertian.
a. Peralatan kesehatan adalah semua peralatan yang berfungsi untung
menunjang kegiatan medis
b. Perencanaan dan pengadaan peralatan kesehatan adalah tahapan dalam
proses pengadaan agar suatu peralatan kesehatan di Rumah Sakit sesuai dengan
permintaan dan kebutuhan
c. Uji coba peralatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
apakah peralatan kesehatan tersebut berfungsi sesuai spesifikasi yang ada
d. Inventarisasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
jumlah, jenis, lokasi serta kondisi dari seluruh peralatan kesehatan yang ada di
rumah sakit
e. Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan
agar peralatan keehatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya
f. Tenaga berkualifikasi adalah personel yang mempunyai kualifikasi / keahlian
sesuai bidang tugasnya

2
BAB II
MANAJEMEN PERALATAN KESEHATAN

4. Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan.


a. Dalam kegiatan Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan, Staf medis
fungsional mengajukan usulan kebutuhan pengadaan alat kesehatan.
b. Staf pelayanan medis (kepala instalasi, kepala perawatan, kepala pelayanan
medis) bersama staf medis fungsional yang mengusulkan melakukan analisa
kebutuhan alat kesehatan tersebut (kebutuhan / perkiraan jumlah pasien,
spesifikasi alat, evaluasi penggunaan alat sebelumnya).
c. Jika hasil analisa disimpulkan bahwa alat tersebut dibutuhkan maka kepala
instalasi / kepala pelayanan medis membuat permintaan alat kesehatan
menggunakan formulir permintaan alat kesehatan yang dibuat rangkap 2 (dua).
d. Jika terjadi kerusakan pada alat kesehatan yang sudah ada sebelumnya maka
analisa kerusakan alat dari teknisi alat kesehatan dilampirkan bersama formulir
permintaan alat kesehatan.
e. Formulir permintaan alat kesehatan diajukan ke Kasi Penunjang Medis untuk
dianalisa ulang bersama teknisi alat kesehatan.

5. Uji Coba Peralatan Kesehatan.


a. Setiap peralatan kesehatan jenis / tipe baru yang belum pernah digunakan
dalam ruang lingkup Rumah Sakit sebelumnya harus melalui uji coba dan evaluasi
terlebih dahulu dengan melibatkan staf medis dan staf keperawatan sebagai end-
user
b. Untuk alat kesehatan dengan spesifikasi baru yang belum pernah dimiliki
sebelumnya diupayakan untuk dilakukan uji coba penggunaan alat di lapangan
untuk jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan antara pihak rekanan alat dengan
end-user.
c. Hasil uji coba berupa rekomendasi pengembalian alat, ditandatangani oleh
staf medis / SMF dan kepala instalasi yang dilampirkan bersama formulir
3
permintaan alat kesehatan untuk dilanjutkan oleh direksi guna mendapatkan
persetujuan.

6. Inventarisasi Peralatan Kesehatan.


a. Kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala yang mencakup jenis,
jumlah, merk, type/model, serial number serta kondisi dari tiap tiap peralatan
kesehatan yang dimiliki Rumah Sakit
b. Data hasil inventarisasi digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan / penarikan peralatan
kesehatan
c. Inventarisasi dilaksanakan oleh bagian Penunjang Medis

7. Pemeliharaan Peralatan Kesehatan.


Pemeliharaan peralatan kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar
peralatan kesehatan selalu dalam kondisi layak pakai, dapat difungsikan dengan
baik dan menjamin usia pakai lebih lama.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria
pemeliharaan, yaitu:
a. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Jadwal
pemeliharaan disusun dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah,
kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan pembiayaan yang
tersedia. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif /
pencegahan dan pemeliharaan korektif / perbaikan.

b. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif (pencegahan) adalah kegiatan pemeliharaan berupa
perawatan rutin yang dilakukan oleh operator dan kegiatan penyetelan,
pelumasan serta penggantian bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh
tekhnisi secara berkala. Yang bertujuan untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya kerusakan.

4
Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat dilakukan saat alat
sedang operasional melalui pemeriksaan dengan melihat, merasakan,
mendengarkan bekerjanya alat, baik tanpa maupun dengan menggunakan
alat ukur. Dan dapat pula dilakukan pelumasan dan penyetelan bagian –
bagian alat tertentu yang memerlukan.

c. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau
tanpa penggantian suku cadang. Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk
mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke kondisi layak pakai dan
siap operasional.
Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu
pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan,
sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat
harus dilakukan oleh Institusi Penguji yang berwenang. Perbaikan korektif
dilakukan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan dilakukan
secara terencana.
Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan perbaikan
terhadap peralatan dengan mengganti bagian – bagian utama alat,
bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan kemempuan alat yang sudah
menurun karena usia dan penggunaan.

d. Pemeliharaan Tidak Terencana


Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak / tidak
terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan
dalam pelayanan. Untuk dapat melaksanakan pemeliharaan yang tidak
terencana, perlu adanya tenaga yang selalu siap ( stand by ) dan fasilitas
pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan
serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan
terencana.

5
e. Aspek Pemeliharaan
Agar pemeliharaan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya,
maka unit kerja pemeliharaan peralatan Rumah Sakit, perlu dilengkapi
dengan aspek – aspek pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi,
Sumber Daya Manusia yaitu tekhnis, fasilitas dan peralatan kerja, dokumen
pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek –aspek
pemeliharaan ini pada umunya memerlukan pembiayaan.

f. Sumber Daya Manusia


SDM (Teknisi) merupakan unsur yang sangat penting dalam pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kesehatan. Kualifikasi teknis disesuaikan dengan
jenis dan teknologi peralatan kesehatan yang ditangani, sedangkan
jumlahnya berdasarkan kepada jumlah setiap jenis alat. Semuanya ini
merupakan beban kerja yang harus ditangani oleh teknisi.

g. Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja pemeliharaan guna menunjang terlaksananya pemeliharaan
peralatan kesehatan yang meliputi :
1) Ruangan tempat bekerja, terdiri dari workshop / bengkel, gudang dan
ruang administrasi.
2) Peralatan kerja, terdiri dari Toolset elektrik, toolset elektronik, toolset
mekanik, toolset gas dan berbagai macam alat ukur.

h. Dokumen Pemeliharaan
Dokumen pemeliharaan terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan
hasil pemeliharaan.
Dokumen teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada
waktu pengadaanya, pada umunya meliputi : brosure, installation manual,
installation report, operating manual, service manual yang mencakup
schematic diagram, part list, recommended parts. Prosedur Tetap
Pengoperasian, Prosedur Tetap Pemeliharaan dan Sertifikat Kalibrasi juga
merupakan dokumen teknnis.

6
Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan, meliputi :
1) Inventarisasi Peralatan
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek
teknis setiap type / model alat untuk nama dan merk alat yang sama,
mencakup nama alat, merk, model / type, nama perusahaan,
operating manual dan service manual.
Inventarisasi peralatan guna kepentingan pemeliharaan alat
dilakukan oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodic,
setahun sekali dan setiap ada perubahan atau penambahan
peralatan baru.

2) Kartu Pemeliharaan Alat


Kartu pemeliharaan adalah kartu yang dipasang / digantungkan pada
setiap alat, dengan maksud agar memudahkan kepada setiap
petugas terkait untuk mengetahui data mengenai suatu alat dan
penanganan apa saja yang telah dilakukan pada alat tersebut.

3) Catatan Pemeliharaan Alat


Catatan pemeliharaan alat berupa lembaran kartu yang disimpan
pada urusan administrasi teknis peralatan di unit kerja pemeliharaan /
IPSRS, dengan maksud agar memudahkan petugas administrasi
teknis dan teknisi untuk mengetahui data alat dan penanganan
apa saja yang telah dilakukan alat tersebut.

4) Daftar Keagenan Peralatan


Keberadaan perusahaan yang mengageni suatu alat sangat
diperlukan dalam rangka pemeliharaan peralatan kesehatan. Agen
peralatan bertanggung jawab terhadap penyediaan suku cadang
peralatan yang diageninya, sebagai realisasi dari jaminan purna jual
terhadap peralatan yang dijualnya.

7
Untuk peralatan tertentu yang tidak mampu dilaksanakan oleh teknisi
Rumah Sakit, secara teknis dan ekonomis pemeliharaannya lebih
baik dilaksanakan langsung oleh perusahaan yang mengageninya,
sejauh dapat diproses sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku.

Daftar keagenan peralatan dapat memudahkan untuk mengetahui


nama perusahaan dan alamatnya yang menangani peralatan tertentu,
sehingga apabila alat mengalami suatu masalah, agen yang
bersangkutan dapat dengan mudah dimintakan bantuannya.

5) Pelaporan dan Evaluasi


Setiap kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan dari mulai
perencanaan, pelaksanaan dan hasilnya harus dicatat atau didatakan
kemudian dilaporkan oleh dan kepada pejabat pemberi tugas sesuai
dengan penugasannya.
Formulir yang berkaitan dengan kegiatan dan pelaporan adalah :
a) Surat Penugasan Pemeliharaan Peralatan
b) Bon Peminjaman Peralatan Kerja
c) Bon Permintaan Barang
d) Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan ( preventif )
e) Laporan Kerja Pemeliharaan Peralatan ( korektif )
f) Laporan Hasil Pemantauan Operasional Peralatan

6) Pelaksanaan Pemeliharaan
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan,
kemampuan teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan
prosedur pembiayaan, maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan
kesehatan di Rumah Sakit dapat dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit
setempat dengan rujukan atau oleh pihak ke – 3.
a) Dilaksanakan oleh teknisi Rumah Sakit
Khususnya aspek pemeliharaan dapat dilakukan oleh Teknisi
Rumah Sakit setempat.
8
b) Dilaksanakan oleh teknisi Rujukan
Apabila teknisi Rumah Sakit setempat tidak mampu
menanganinya.
c) Dilaksanakan oleh pihak ke – 3
Apabila pemeliharaan alat tertentu memerlukan suku cadang
atau keahlian khusus dan biaya yang besar melalui proses
sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

7) Bahan Pemeliharaan dan Suku Cadang


Agar pemeliharaan peralatan dapat terlaksana dengan baik sesuai
jadwal, maka penyediaan kebutuhan bahan pemeliharaan dan suku
cadang perlu mendapat perhatian yang seksama, melalui suatu
perencanaan yang matang, baik aspek teknis maupun
pembiayaannya.

8. Pengoperasian Peralatan Kesehatan


Beberapa tahapan kegiatan yang perlu diperhatikan dan dilakukan
dalam operasionalisasi peralatan kesehatan yaitu tahapan persiapan,
pelaksanaan pengoperasian dalam pelayanan dan penyimpanan
peralatan apabila telah selesai digunakan.
a) Persiapan Pengoperasian
Berbagai aspek yang harus dipenuhi dan disiapkan agar
peralatan siap dioperasikan adalah peralatan harus
dikondisikan dalam keadaan layak pakai lengkap dengan
aksesoris yang diperlukan, terpelihara dengan baik, sertifikasi
kalibrasi yang masih berlaku, ijin operasional yang masih
berlaku bagi peralatan yang memerlukan ijin. Prasarana yang
diperlukan oleh masing – masing alat ( misal listrik, air, gas,
uap ) tersedia dengan kapasitas dan kualitas yang memenuhi
kebutuhan. Bahan operasional tersedia dan cukup sesuai
dengan kebutuhan pelayanan. Kemudian SDM siap, baik
dokter, operator maupun paramedic dan lain – lain sesuai
dengan tindakan pelayanan yang dilaksanakan.
9
b) Pelaksanaan Pengoperasian dalam Pelayanan
Pelaksanaan pengoperasian peralatan dalam pelayanan medic
kepada pasien, secara teknik agar mengikuti urutan yang baku
untuk setiap alat, mulai alat dihidupkan sampai alat dimatikan
setelah selesai melakukan suatu kegiatan pelayanan medic.
c) Penyimpanan Peralatan
d) Setelah peralatan selesai dipergunakan untuk pelayanan
medik kepada pasien, maka peralatan agar disimpan dalam kondisi
yang baik.

9. Pemantauan Operasional Peralatan


Pemantauan operasional peralatan dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi alat untuk melaksanakan pelayanan dan seberapa jauh beban
kerja setiap alat yang operasional. Dalam pemantauan didatakan
kondisi alat dan beban kerjanya selama satu bulan atau periode
tertentu. Pemantauan dilakukan oleh tekhnisi secara periodik pada
selang waktu pemeliharaan preventif untuk setiap alat.

10. Penarikan Peralatan Kesehatan


Peralatan kesehatan yang kondisinya rusak berat dan sudah tidak
dapat difungsikan lagi dan atau jika dilakukan perbaikan tidak efisien,
layak / fleksibel lagi maka terhadap peralatan kesehatan tersebut
untuk diajukan untuk dihapuskan

10
BAB III
PENUTUP

Demikian Buku Panduan peralatan medis ini di buat, semoga dapat bermanfaat sebagai
panduan dan acuan dalam melaksanakan peralatan medis di lingkungan Rumah Sakit
Tk. II dr. Soepraoen.

Malang, Januari 2018


Kepala Rumah Sakit Tk. II dr.Soepraoen

dr. Sebastian A. B.
Kolonel Ckm NRP 34131

11

Anda mungkin juga menyukai