Anda di halaman 1dari 6

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MADIUN

RUMAH SAKIT TK IV MADIUN

KERANGKA ACUAN (TOR)


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN BENCANA
RUMAH SAKIT TK. IV MADIUN TA. 2022

I. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan kegawat daruratan (dalam keadaan emergensi) sehari-
hari adalah hak asasi manusia/hak setiap orang dan merupakan kewajiban yang
harus dimiliki semua orang. Salah satu permasalahan kesehatan yang perlu
mendapat perhatian adalah penanggulangan Medik Penderita Gawat Darurat yang
disebabkan oleh bencana alam maupun bencana karena ulah manusia yang pada
kenyataannya akan semakin sering terjadi karena Indonesia memiliki banyak daerah
rawan bencana. Penaggulangan Medik Penderita Gawat Darurat bencana, pada
dasarnya adalah eskalasi dari pada Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
dalam keadaan rutin yang dilaksanakan dengan baik, merupakan modal dasar yang
merupakan syarat atau pra kondisi untuk dapat mengatasi korban bencana dengan
cara yang tepat, cepat dan cermat, dibutuhkan perencanaan yang baik serta
komitmen yang tinggi dari seluruh jajaran manajemen rumah sakit dalam hal
pencegahan dan penanggulangan bencana rumah sakit dan pihak-pihak yang
berperan apabila terjadi bencana atau kedaruratan lain di rumah sakit.
Untuk mewujudkan hal-hal tersebut diatas dan dalam rangka memenuhi
tuntutan mutu pelayanan rumah sakit, maka perlu dipersiapkan/dilengkapi berbagai
sarana prasarana atau perangkat pendukung pencegahan dan penanggulangan
bencana, seperti kebijakan, ketentuan, SPO, peralatan dan perlengkapan, rambu-
rambu kewaspadaan bencana dll.
Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan
bencana di Rumah Sakit Tk. IV Madiun, maka perlu dibuat program pencegahan dan
pengendalian bencana.

II. TUJUAN
Tujuan Umum :
1. Terselenggaranya sistem kewaspadaan bencana dan mampu mengantisipasi
serta menanggulangi bencana di Rumah Sakit Tk. IV Madiun.
2. Didapatkan kesamaan pola pikir/persepsi tentang Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu
3. Diperoleh kesamaan pola tindak dalam penanggulangan kasus-kasus gawat
darurat dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan bencana.
4. Mendapatkan kesatuan gerak dan tindakan secara tepat dan cepat dalam
memberikan pertolongan kepada korban bencana.

1
Tujuan Khusus :
1. Mencegah dan mengurangi bencana atau kedaruratan lain di rumah sakit.
2. Memberikan pertolongan pada saat terjadi bencana atau kedaruratan di rumah
sakit.
3. Memberikan bantuan apabila terjadi bencana diluar rumah sakit dan berimbas
kedalam rumah sakit.

III. SASARAN
1. Tim K3RS, khususnya koordinator bidang penanggulangan bencana.
2. Staf pendukung Tim K3RS.
3. Seluruh satuan kerja terkait di Rumah Sakit Tk. IV Madiun.

IV. LANGKAH-LANGKAH
1. Menyusun pedoman, ketentuan dan SOP penanggulangan bencana.
2. Membuat dan memasang rambu-rambu kewaspadaan bencana.
3. Mengindentifikasi faktor-faktor/kemungkinan terjadinya bencana.
4. Menginventarisasi peralatan dan perlengkapan penangulangan bencana.
5. Melakukan pelatihan kewaspadaan bencana.
6. Melakukan simulasi penanggulangan bencana.
7. Melakukan evaluasi pelaksanaan program kewaspadaan bencana.

V. PENGERTIAN
Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia
yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum, serta menimbulkan
gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memrlukan pertolongan dan bantuan secara khusus. Guna untuk
kepentingan kelancaran penanganan dan kesamaan istilah dengan Bakornas PB,
maka korban bencana dikelompokkan dalam :
Bencana Tk. I : Korban diatas 300 0rang
Bencana Tk. II : Korban 100 – 200 orang
Bencana Tk. III : Korban 50 – 99 orang
Bencana Tk. IV : Korban 30 – 40 orang.

VI. TATA CARA KERJA PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN)


Untuk menjalin kerja sama yang baik sehingga berdaya guna dan berhasil
guna maka diaturlah tata kerja (Disaster Plan) sebagai berikut :

1. Tempat Masuknya Informasi


Tempat informasi pertama tentang terjadinya bencana sudah disiapkan
sarana komunikasi berupa pesawat telepon. Penerima berita pertama adalah
perawat jaga IGD yang bertugas, dan harus mengambil langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Menginformasikan dan mencatat laporan tersebut sejelas mungkin
mengenai:
1) Kapan.
2) Dimana.

2
3) Perkiraan jumlah korban.
4) Macam bencana (tanah longsor, banjir, kebakaran, kecelakaan
lalu lintas dll).
5) Situasi terkini.
6) Mencatat identitas pelapor.
7) dll yang dapat memperjelas situasi.

b. Melaporkan langsung ke Kepala Jaga/Dokter Jaga IGD dan menantikan


instruksi lebih lanjut.
c. Menghubungi semua anggota K3RS khususnya koordinator bidang
penanggulangan bencana
d. Mempersiapkan peralatan yang mungkin diperlukan dalam rangka
evaluasi dan penanganan lapangan.

2. Mobilisasi Tenaga dan Sarana


Pemanfaatan secara maksimal semua tenaga, sarana dan prasarana yang
ada di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Tk. IV Madiun untuk penaggulangan
bencana supaya mendapatkan hasil yang optimal.
a. Dokter yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat dan paling senior harus
bertindak sebagai ”Triage Officer” dengan tugas-tugas sebagai berikut :
1) Melaporkan secara vertikal kepada Ka Sub Instal Gawat Darurat
dan juga Kepala Rumah Sakit tentang terjadinya bencana.
2) Mengkoordinasikan semua tenaga yang sedang bertugas di IGD
untuk penanggulangan bencana.
3) Memanfaatkan semua sarana dan prasarana yang ada di IGD
secara optimal.
4) Memobilisasi semua tenaga yang ada di IGD, jika dirasakan
tenaga yang sedang bertugas kurang memadai.
5) Meminta dan merencanakan semua sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam penanggulangan bencana.
6) Semua tugas harus segera dikerjakan sampai ada pengambil
alihan tugas oleh yang lebih berwenang.

b. Petugas paramedis berkewajiban membantu pelaksanaan penanganan


pasien bencana, dengan mempersiapkan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan seperti :
1) Mempersiapkan peralatan medis bencana yang telah tersedia
sehingga dapat dipergunakan sewaktu-waktu dengan cepat.
2) Mempersiapkan tempat dan ruangan untuk pasien bencana.

c. Petugas Instalasi Farmasi mempersiapkan dan merencakanan obat –


obatan yang dibutuhkan dengan :
1) Mempersiapkan obat-obatan yang telah tersedia untuk
penanggulangan bencana sehingga siap digunakan.
2) Merencanakan dan meminta obat-obatan tambahan sehingga
siap digunakan.
3) Selalu berhubungan dengan Triage Officer untuk rnengetahui
perkembangan yang baru dan lebih lanjut.

3
d. Petugas lain yang ada di IGD
1) Berkewajiban membantu pelaksanaan penanggulangan bencana
sesuai dengah bidang masing-masing seperti :
2) Urdal, petugas urusan rumah tangga membantu mempersiapkan
peralatan nonmedis yang diperlukan.
3) Petugas gizi mempersiapkan konsumsi petugas dan pasien.
4) Petugas Rekam Medik mempersiapkan dan melakukan
pencatatan, pendataan pasien.

3. Sistem Koordinasi dan Penanggulangan Intra Rumah Sakit


Dalam tugas penanggulangan bencana, IGD mengadakan koordinasi dengan
Tim K3RS. Dalam hal bencana besar yang melibatkan banyak korban maka
lewat Kepala Rumah Sakit diadakan Koordinasi dengan Rumah Sakit lain
dengan sistem rujukan antar Rumah Sakit.

4. Sistem Informasi keluar Rumah Sakit


Informasi adalah keterangan yang diberikan seseorang berdasarkan
pengetahuan dan data-data yang ada. Informasi harus diberikan dengan suatu
sistem yang baku yaitu satu pintu, sehingga penyampaian informasi dilakukan
hanya untuk orang yang berkepentingan dan menghindari kebocoran kepada
orang yang tak berwenang.
Untuk menghindari hal-hal yang tidk diinginkan dan informasi jatuh ke tangan
orang yang berkepentingan, maka seluruh jajaran petugas di Instalasi Gawat
Darurat tidak diperkenankan untuk memberikan informasi kepada siapapun dan
menganjurkan peminta informasi untuk datang ke bagian yang telah ditunjuk
Kepala Rumah Sakit Tk. IV Madiun.

5. Cadangan Logistik Medik


Dalam hal persediaan rumah sakit yang tidak mencukupi, maka atas
wewenang yang diberikan Kepala Rumah Sakit Tk. IV Madiun menunjuk Apotik
tertentu, untuk mencari sumber cadangan untuk mencukupi kebutuhan tersebut.

6. Alternatif cara pelayanan


Bila terjadi gangguan/kerusakan bangunan Rumah Sakit setempat akibat
bencana baik bencana alam maupun bencana ulah manusia (kebakaran gedung
rumah sakit dsb), maka dibawah koordinator Kepala Rumah Sakit Tk. IV Madiun,
akan ditentukan alternatif cara pelayanan dengan koordinasi dinas terkait untuk
mencari penampungan sementara.
Program ini akan diikuti dengan petunjuk tehnis berupa prosedur tetap
penanggulangan bencana, dan program-program lain yang ada kaitannya
dengan penanggulangan bencana berupa program jangka pendek dan jangka
panjang.

4
VII. PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA
Program penanggulangan bencana harus direncanakan, dan dilaksanakan
terus menerus, sehingga yang terlibat dalam tim mampu dimobilisasi, berikut sarana
dan prasarana yang ada. Mobilisasi harus dalam waktu singkat, dan terkoordinir
dengan baik hingga dapat dicapai efektifitas yang tinggi. Bencana dapat terjadi di
dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit. Untuk itu tim dan program meliputi
Hospital Disaster Plan, untuk bencana di dalam rumah sakit dan Community Disaster
Plan, untuk bencana di luar rumah sakit.
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Tk IV Madiun membuat program
sebagai berikut :
1. Program jangka pendek.
2. Program jangka menengah.
3. Program jangka panjang.

1. Program Jangka Pendek


a. Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
Penanggulangan bencana baik yang terjadi di dalam maupun diluar
rumah sakit, tidak terlepas dari kesiapan personel IGD dalam menangani
korban di IGD secara profesional. Untuk itu dalam jangka pendek IGD
akan mengadakan berbagai pelatihan yang menyangkut pertolongan
hidup dasar (life saving). Pelatihan akan dilaksanakan
berkesinambungan sehingga dicapai hasil yang otpimal. Peserta
pelatihan adalah tenaga medis dan paramedis IGD Rumah Sakit Tk. IV
Madiun juga memberi kesempatan kepada anggota paramedis yang ingin
mengikuti. Pelatihan dilaksanakan 1 tahun satu kali.
Pelatihan diambil dari SMF yang terkait yang ada di Rumah Sakit
Tk. IV Madiun. Pelatihan penanggulangan bencana kebakaran ini
dilakukan satu kali setahun.

2. Program Jangka Menengah


a. Mengadakan koordinasi untuk mengadakan program penanggulangan
bencana yang terpadu dengan instansi kesehatan terkait misalnya PMI,
Dinas Kesehatan, Pemadam Kebakaran Rumah Sakit lain baik swasta
maupun negeri dilingkungan Malang.
b. Mengadakan pelatihan-pelatihan lanjutan baik untuk ketrampilan petugas
medis dan paramedis di IGD maupun petugas lain yang termasuk tim
penanggulangan bencana.
c. Mengadakan koordinasi untuk latihan bersama penanggulangan
bencana.

3. Program Jangka Panjang


a. Melanjutkan secara berkesinambungan pelatihan-pelatihan petugas IGD
dan anggota tim yang lain untuk penanggulangan bencana.
b. Berusaha untuk dapat membantu dan terlibat dalam Badan Koordinasi
Penanggulangan Bencana Tk. Kota Madiun.

VIII. JADWAL KEGIATAN

5
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Bencana

Bulan Ke
N
Jenis Pelatihan 1 1
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2
1. Sosialisasi dan
simulasi Bencana X X X
Kebakaran
2. Sosialisasi dan
simulasi Gempa X X X
Bumi

IX. Biaya
Dibebankan ke anggaran rutin rumah sakit.

X. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Bulan Januari s/d Desember 2017, di Rumah Sakit Tk. IV Madiun.

XI. Pelaksana
Tim K3RS koordinasi dengan Instalasi terkait di Rumah Sakit Tk. IV Madiun dan
Instansi di lingkungan Pemda Kota Madiun.

Demikian Program Pencegahan dan Pengendalian Bencana di Rumah Sakit Tk. IV Madiun
sebagai acaun dalam pelaksanaan.

Malang, Februari 2017


Mengetahui Ketua Tim K3
Kepala Rumah Sakit Tk. IV Madiun

Joko Purnomo
dr. Setia Dewi Sertu NRP 31980367370376
Mayor Ckm (K) NRP 11010029520576

Anda mungkin juga menyukai