DEFINISI
Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan suatu kasus penyakit yang
sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli. Rujukan adalah pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan masyarakat dan kasus-kasus penyakit yang
dilakukan secara timbal balik secara vertikal maupun horizontal meliputi sarana, rujukan teknologi, rujukan
tenaga ahli, rujukan operasional, rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan dan rujukan bahan pemeriksaan
laboratorium (Permenkes 922/2008).
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal.
Pelimpahan wewenang dalam sistem rujukan dibagi menjadi:
1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya kepada dokter
konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tresebut tidak
ikut menanganinya.
2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya
untuk satu masalah kedokteran khusus saja.
3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya
kepada dokter lain untuk selamanya.
4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya
kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.
C. Tata Laksana Merujuk Pasien dari Rawat Inap ke Rumah Sakit Lain
1. Pasien telah diperiksa oleh dokter spesialis yang merawat dan dokter umum tetap di unit
pelayanan rawat inap
2. Pasien atau keluarga yang berkompeten ( Orang tua, suami, istri, saudara kandung ) mendapatkan
penjelasan dari dokter pemeriksa mengenai diagnosa, rencana pengobatan atau tindakan yang
akan dilakukan
3. Dokter spesialis yang merawat dan dokter umum tetap membuat surat pernyataan informed
consent untuk dirujuk ke rumah sakit lain yang disetujui dan ditandatangani oleh pihak keluarga
pasien.
4. Dokter spesialis yang merawat atau dokter umum tetap membuat resume medis di surat rujukan
atas pelayanan medis yang telah diberikan selama pasien di rawat di Rumah Sakit Mitra Plumbon
Indramayu
5. Bila keluarga menolak dirujuk maka keluarga pasien diminta untuk mengisi form penolakan
kemudian perawat mengkonfirmasi dokter umum tetap/dokter penanggung jawab pasien yang
meminta dirujuk.
6. Perawat melengkapi data pasien yang dirujuk dengan hasil-hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
7. Dokter/Perawat melakukan konfirmasi ke rumah sakit rujukan untuk pemesanan ruangan. Jika di
tempat rujukan yang dituju tidak tersedia tempat yang kosong, maka dokter/perawat
mengkonfirmasi dokter yang meminta dirujuk untuk meminta alternatif rujukan.
8. Bila atas permintaan keluarga, keluarga tetap meminta rujakan dimana rumah sakit yang di rujuk
tidak tersedia tempat. Maka pihak keluarga harus mengisi form penolakan. (menolak ke rumah
sakit rujukan yang lain)
9. untuk hasil pemeriksaan penunjang laboratorium, data dapat diberikan berupa copy hasilnya
10. Perawat meretur obat yang masih sisa ke farmasi setelah itu pasien dipulangkan sesuai prosedur
pasien pulang,
11. Perawat ruangan menyiapkan kebutuhan ambulan sesuai dengan kriteria transfer berdasarkan
kondisi pasien, dengan mengisi form pemesanan ambulan dan sarananya.
12. Keluarga pasien ke administrasi rawat inap untuk menyelesaikan administrasi termasuk biaya
ambulance
13. Setelah semua persyaratan administrasi selesai, pasien membawa surat ijin pulang dari kasir
keuangan dan diserahkan kepada perawat rawat inap dan satpam, pasien diantar dengan
ambulance ke rumah sakit yang dituju.