Anda di halaman 1dari 11

BAB I

DEFINISI

Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan suatu kasus penyakit yang
sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli. Rujukan adalah pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan masyarakat dan kasus-kasus penyakit yang
dilakukan secara timbal balik secara vertikal maupun horizontal meliputi sarana, rujukan teknologi, rujukan
tenaga ahli, rujukan operasional, rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan dan rujukan bahan pemeriksaan
laboratorium (Permenkes 922/2008).
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal.
Pelimpahan wewenang dalam sistem rujukan dibagi menjadi:
1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya kepada dokter
konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tresebut tidak
ikut menanganinya.
2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya
untuk satu masalah kedokteran khusus saja.
3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya
kepada dokter lain untuk selamanya.
4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya
kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.

Sistem Informasi Rujukan


Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim dan dicatat dalam surat
rujukan pasien yang dikirimkan kedokter tujuan rujukan, yang berisikan antara lain : nomor surat, tanggal
dan jam pengiriman, status pasien (umum, BPJS, atau asuransi rekanan), tujuan rujukan penerima, identitas
pasien, resume hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis, tindakan dan obat yang telah diberikan,
termasuk pemeriksaan penunjang, kemajuan pengobatan dan keterangan tambahan yang dipandang perlu.
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah menerima pasien rujukan dan setelah selesai
merawat pasien tersebut mencatat informasi balasan rujukan di surat balasan rujukan yang dikirimkan
kepada pengirim pasien rujukan, yang berisikan antara lain: nomor surat, tanggal, status pasien (umum,
BPJS, atau asuransi rekanan), tujuan rujukan penerima, identitas pasien, hasil diagnosa setelah dirawat,
kondisi pasien saat keluar dari perawatan dan follow up yang dianjurkan kepada pihak pengirim pasien.

Panduan Rujukan Pasien 1


Informasi pengiriman spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan mengisi Surat Rujukan Spesimen,
yang berisikan antara lain : nomor surat, tanggal, status pasien (umum, BPJS, atau asuransi rekanan), tujuan
rujukan penerima, jenis/ bahan spesimen dan nomor spesimen yang dikirim, tanggal pengambilan
spesimen, jenis pemeriksaan yang diminta, nama dan identitas pasien asal spesimen dan diagnos klinis.
Informasi balasan hasil pemeriksaan bahan / spesimen yang dirujuk dibuat oleh pihak laboratorium
penerima dan segera disampaikan pada pihak pengirim dengan menggunakan format yang berlaku di
laboratorium yang bersangkutan.

Panduan Rujukan Pasien 2


BAB II
RUANG LINGKUP

A. Kegiatan Yang Tercakup Dalam Sistem Rujukan


1. Pengiriman pasien
Pengiriman pasien rujukan harus dilaksanakan sedini mungkin untuk perawatan dan pengobatan
lebih lanjut ke sarana pelayanan yang lebih lengkap. Unit pelayanan kesehatan yang menerima
rujukan harus merujuk kembali pasien ke sarana kesehatan yang mengirim, untuk mendapatkan
pengawasan pengobatan dan perawatan termasuk rehabilitasi selanjutnya.
2. Pengiriman spesimen atau penunjang diagnostik lainnya
a. Pemeriksaan:
Bahan Spesimen atau penunjang diagnostik lainnya yang dirujuk,dikirimkan ke laboratorium
atau fasilitas penunjang diagnostic rujukan guna mendapat pemeriksaan laboratorium atau
fasilitas penunjang diagnostik yang tepat
b. Pemeriksaan Konfirmasi
c. Sebagian Spesimen yang telah di periksa di laboratorium puskesmas, rumah sakit atau
laboratorium lainnya boleh dikonfirmasi ke laboratorium yang lebih mampu untuk divalidasi
hasil pemeriksaan pertama.

B. Jenis-jenis rujukan (menurut lingkup pelayanan)


1. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung
koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.
a. Transfer Of Patient
Penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata
pelayanan kesehatan yang lebih sempurna atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut.
b. Transfer Of Specimen
Pengiriman bahan-bahan pemeriksaan bahan laboratorium dari strata pelayanan kesehatan
yang kurang mampu ke strata yang lebih mampu atau sebaliknya, untuk tindak lanjut.
c. Transfer Of Knowledge/ personel
Pengiriman dokter/ tenaga kesehatan yang lebih ahli dari strata pelayanan kesehatan yang lebih
mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk bimbingan dan diskusi atau
sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.
2. Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan
promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, Survey epidemiologi dan

Panduan Rujukan Pasien 3


pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau berjangkitnya penyakit menular, pemberian
pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah, pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-
obatan untuk pengungsi atas terjadinya bencana alam.
Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal. Rujukan vertikal merupakan rujukan
antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan. Rujukan horizontal rujukan antar pelayanan
kesehatan dalam satu tingkatan. Rujukan vertikal dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang
lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Rujukan vertikal dari
tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila:
a. Permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang
lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya;
b. Kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam
menangani pasien tersebut;
c. Pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan
kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka
panjang; dan/atau
d. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatandan/atau ketenagaan.
Rujukan horizontal dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang
sifatnya sementara atau menetap. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke
tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila:

a. Pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau subspesialistik;


b. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan.

C. Perujuk sebelum melakukan rujukan harus:


1. Melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai indikasi medis
serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan;
2. Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa penerima rujukan dapat
menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat darurat; dan membuat surat pengantar rujukan
untuk disampaikan kepada penerima rujukan.

D. Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya memuat:


1. Identitas pasien;
2. Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpenunjang) yang telah dilakukan;

Panduan Rujukan Pasien 4


3. Diagnosis kerja;
4. Terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
5. Tujuan rujukan; dan
6. Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.

E. Kewajiban Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pengirim Rujukan:


1. Memberi penjelasan kepada pasien atau keluarganya bahwa karena alasan medis pasien harus
dirujuk, atau karena ketiadaan tempat tidur pasien harus dirujuk;
2. Melaksanakan konfirmasi dan memastikan kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan yang dituju
sebelum merujuk;
3. Membuat surat rujukan dengan melampirkan hasil diagnosis pasien dan resume catatan medis;
4. Mencatat pada register dan membuat laporan rujukan
5. Sebelum dikirim, keadaan umum pasien sudah distabilkan lebih dahulu dan stabilitas pasien
dipertahankan selama dalam perjalanan;
6. Pasien harus didampingi oleh tenaga kesehatan yang mengetahui keadaan umum pasien dan
mampu menjaga stabilitas pasien sampai pasien tiba di tempat rujukan;
7. Tenaga Kesehatan yang mendampingi pasien menyerahkan surat rujukan kepada pihak yang
berwenang di fasilitas pelayanan kesehatan (PPK 2 dan PPK 3) tempat rujukan.
8. Surat rujukan pertama harus dari fasilitas pelayanan kesehatan dasar (PPK 1) kecuali dalam keadaan
darurat;
9. Ketentuan-ketentuan yang ada pada BPJS tetap berlaku.

F. Kewajiban Sarana Pelayanan Kesehatan Yang Menerima Rujukan :


1. Menerima surat rujukan dan membuat tanda terima pasien;
2. Mencatat kasus rujukan dan membuat laporan penerimaan rujukan;
3. Membuat diagnosis dan melaksanakan tindakan medis yang diperlukan, serta melaksanakan
perawatan;
4. Melaksanakan catatan medik sesuai dengan ketentuan;
5. Memberikan informasi medis kepada sarana pelayanan pengirim rujukan;
6. Membuat surat rujukan ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, apabila kondisi pasien
tidak dapat diatasi, dan mengirim tembusannya kepada sarana pelayanan kesehatan pengirim
pertama;
7. Membuat rujukan balik ke PPK 2 atau PPK 1 untuk menindaklanjuti perawatan selanjutnya yang
tidak memerlukan pelayanan medis spesialistik atau subspesialistik setelah kondisi pasien stabil.
BAB III

Panduan Rujukan Pasien 5


TATA LAKSANA PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN
A. Merujuk dan Menerima Rujukan Pasien
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun pasien yang dirujuk
adalah bila memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu diatasi.
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan harus disertai
pasien yang bersangkutan.
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,pengobatan dan perawatan di
sarana kesehatan yang lebih mampu.
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak yang terlibat yaitu pihak yang
merujuk dan pihak yang menerima rujukan dengan rincian beberapa prosedur sebagai berikut :
1. Prosedur standar merujuk pasien
2. Prosedur standar menerima rujukan pasien
3. Prosedur standar memberi rujukan balik pasien
4. Prosedur standar menerima rujukan balik pasien

1. Prosedur Standar Merujuk Pasien


a. Prosedur Klinis:
1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk
menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.
2. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional
(SPO).
3. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
4. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas Medis /Paramedis yang kompeten
dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
5. Apabila pasien diantar dengan kendaraan Puskesmas keliling atau ambulans, agar petugas
dan kendaraan tetap menunggu pasien di IGD tujuan sampai ada kepastian pasien tersebut
mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawat jalan.
b. Prosedur Administratif:
1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan.
2. Membuat catatan rekam medis pasien.
3. Memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan)
4. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan
bersama pasien yang bersakutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip.

Panduan Rujukan Pasien 6


5. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
6. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan tempat
tujuan rujukan.
7. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi yang
bersangkutan.

2. Prosedur Standar Menerima Rujukan Pasien.


a. Prosedur Klinis:
1. Segera menerima dan melakukan stabilisasi pasien rujukan sesuai Standar Prosedur
Operasional (SPO).
2. Setelah stabil, meneruskan pasien ke ruang perawatan elektif untuk perawatan selanjutnya
atau meneruskan ke sarana kesehatan yanglebih mampu untuk dirujuk lanjut.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan klinis pasien.
b. Prosedur Administratif:
1. Menerima, meneliti dan menandatangani surat rujukan pasien yang telah diterima untuk
ditempelkan di kartu status pasien.
2. Apabila pasien tersebut dapat diterima kemudian membuat tandaterima pasien sesuai
aturan masing-masing sarana.
3. Mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan serta perawatan pada kartu catatan medis dan
diteruskan ke tempat perawatan selanjutnya sesuai kondisi pasien.
4. Membuat informed consent (persetujuan tindakan, persetujuan rawat inap atau pulang
paksa).
5. Segera memberikan informasi tentang keputusan tindakan /perawatan yang akan dilakukan
kepada petugas / keluarga pasien yang mengantar.
6. Apabila tidak sanggup menangani (sesuai perlengkapan Puskesmas /RSUD yang
bersangkutan), maka harus merujuk ke rumah sakit umum lainnya yang lebih mampu
dengan membuat surat rujukan pasien rangkap 2 kemudian surat rujukan yang asli dibawa
bersama pasien, prosedur selanjutnya sama seperti merujuk pasien.
7. Mencatat identitas pasien di buku register yang ditentukan.

B. Tata Laksana Merujuk Pasien dari IGD ke Luar Rumah Sakit


1. Pasien telah diperiksa oleh dokter spesialis yang merawat dan dokter umum tetap di unit pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan IGD.

Panduan Rujukan Pasien 7


2. Pasien atau keluarga yang berkompeten (orang tua, suami, istri, saudara kandung) mendapatkan
penjelasan dari dokter pemeriksa mengenai diagnosa, rencana pengobatan atau tindakan yang akan
dilakukan.
3. Dokter spesialis yang merawat dan dokter umum tetap membuat surat pernyataan informed consent
untuk dirujuk ke rumah sakit lain yang disetujui dan ditandatangani oleh pihak keluarga pasien
4. Dokter spesialis yang merawat atau dokter umum tetap membuat resume medis dan surat rujukan
atas pelayanan medis yang telah diberikan selama pasien di rawat di Rumah Sakit Mitra Plumbon
Indramayu
5. Bila keluarga menolak dirujuk maka keluarga pasien diminta untuk mengisi formulir penolakan.
Kemudian perawat mengkonfirmasi dokter umum tetap atau dokter penanggung jawab pasien yang
meminta dirujuk.
6. Perawat melengkapi data pasien yang dirujuk dengan hasil-hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
7. Dokter atau Perawat melakukan konfirmasi ke rumah sakit rujukan untuk pemesanan ruangan, serta
dicatat nama rumah sakit tujuan dan nama staf yang menyetujui penerimaan pasien dalam rekam
medis, tempat rujukan yang dituju tidak tersedia tempat yang kosong, maka dokter/perawat
mengkonfirmasi dokter yang meminta dirujuk untuk meminta alternatif rujukan.
8. Atas permintaan keluarga, keluarga tetap meminta rujukan dimana rumah sakit yang dirujuk tidak
tersedia tempat. Maka pihak keluarga harus mengisi formulir penolakan (menolak ke rumah sakit
rujukan yang lain)
9. Untuk hasil pemeriksaan penunjang laboratorium, data dapat diberikan berupa copy hasilnya.
10. Perawat meretur obat yang masih sisa ke farmasi setelah itu pasien dipulangkan sesuai prosedur
pasien pulang.
11. Perawat ruangan atau IGD menyiapkan kebutuhan ambulance sesuai dengan kriteria transfer
berdasarkan kondisi pasien, dengan mengisi formulir asesmen kebutuhan transportasi pasien.
12. Keluarga pasien ke administrasi untuk menyelesaikan administrasi rumah sakit termasuk biaya
ambulance.
13. Setelah semua persyaratan administrasi selesai, pasien membawa surat ijin pulang dari kasir
keuangan dan diserahkan kepada perawat dan satpam, pasien diantar dengan ambulance ke rumah
sakit yang dituju
14. Dokter tetap bersama kepala ruangan mengkondisikan tenaga Perawat dan medis (bila diperlukan)
mengantar pasien dengan menggunakan ambulance Rumah Sakit Mitra Plumbon Indramayu yang
dituju dengan membawa surat rujukan, resume medis, formulir observasi pasien rujukan dan data-
data pasien. Pasien rawat jalan yang akan dirujuk lengkapi dengan surat rujukan dan resume medis
rawat jalan.
15. Perawat rujuk menyiapkan perbekalan dan peralatan yang diperlukan harus tersedia di ambulance

Panduan Rujukan Pasien 8


16. Dokumentasikan keadaan pasien selama proses transfer di formulir observasi rujukan.

C. Tata Laksana Merujuk Pasien dari Rawat Inap ke Rumah Sakit Lain
1. Pasien telah diperiksa oleh dokter spesialis yang merawat dan dokter umum tetap di unit
pelayanan rawat inap
2. Pasien atau keluarga yang berkompeten ( Orang tua, suami, istri, saudara kandung ) mendapatkan
penjelasan dari dokter pemeriksa mengenai diagnosa, rencana pengobatan atau tindakan yang
akan dilakukan
3. Dokter spesialis yang merawat dan dokter umum tetap membuat surat pernyataan informed
consent untuk dirujuk ke rumah sakit lain yang disetujui dan ditandatangani oleh pihak keluarga
pasien.
4. Dokter spesialis yang merawat atau dokter umum tetap membuat resume medis di surat rujukan
atas pelayanan medis yang telah diberikan selama pasien di rawat di Rumah Sakit Mitra Plumbon
Indramayu
5. Bila keluarga menolak dirujuk maka keluarga pasien diminta untuk mengisi form penolakan
kemudian perawat mengkonfirmasi dokter umum tetap/dokter penanggung jawab pasien yang
meminta dirujuk.
6. Perawat melengkapi data pasien yang dirujuk dengan hasil-hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
7. Dokter/Perawat melakukan konfirmasi ke rumah sakit rujukan untuk pemesanan ruangan. Jika di
tempat rujukan yang dituju tidak tersedia tempat yang kosong, maka dokter/perawat
mengkonfirmasi dokter yang meminta dirujuk untuk meminta alternatif rujukan.
8. Bila atas permintaan keluarga, keluarga tetap meminta rujakan dimana rumah sakit yang di rujuk
tidak tersedia tempat. Maka pihak keluarga harus mengisi form penolakan. (menolak ke rumah
sakit rujukan yang lain)
9. untuk hasil pemeriksaan penunjang laboratorium, data dapat diberikan berupa copy hasilnya
10. Perawat meretur obat yang masih sisa ke farmasi setelah itu pasien dipulangkan sesuai prosedur
pasien pulang,
11. Perawat ruangan menyiapkan kebutuhan ambulan sesuai dengan kriteria transfer berdasarkan
kondisi pasien, dengan mengisi form pemesanan ambulan dan sarananya.
12. Keluarga pasien ke administrasi rawat inap untuk menyelesaikan administrasi termasuk biaya
ambulance
13. Setelah semua persyaratan administrasi selesai, pasien membawa surat ijin pulang dari kasir
keuangan dan diserahkan kepada perawat rawat inap dan satpam, pasien diantar dengan
ambulance ke rumah sakit yang dituju.

Panduan Rujukan Pasien 9


14. Dokter tetap bersama kepala ruangan mengkondisikan tenaga Perawat dan medis (bila diperlukan)
mengantar pasien dengan menggunakan ambulance Rumah Sakit Mitra Plumbon Indramayu ke
rumah sakit yang dituju dengan membawa surat rujukan dan data-data pasien
15. Perawat rujuk menyiapkan perbekalan dan peralatan yang diperlukan harus tersedia di ambulance

D. PEMBUATAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU) RUJUKAN


1. Melakukan penjajakan kerjasama dengan calon mitra.
2. Mengajukan permintaan kerjasama
3. Memverifikasi kelengkapan persyaratan calon mitra kerja
4. Membuat dan mengajukan Draft Kesepahaman kepada Direktur Rumah Sakit Mitra Plumbon
Indramayu
5. Direktur Rumah Sakit Mitra Plumbon Indramayu memeriksa Draft Kesepahaman Kerjasama yang
akan dilakukan
6. Merevisi draft Kesepahaman yang telah dikoreksi oleh Direktur Rumah Sakit Mitra Plumbon
Indramayu.
7. Menyiapkan dan memfasiitasi acara penandatanganan MOU
8. Melaksanakan acara penandatanganan MOU
9. Menandatangani MOU yang telah disiapkan
10. Melakukan koordinasi dengan Unit atau Instalasi terkait rujukan.
11. Selesai.

E. PENANGANAN KELUHAN DALAM PROSES RUJUKAN


1. Petugas administrasi mempersiapkan formulir keluhan pelanggan.
2. Kotak saran dipantau secara berkala minimal 1 bulan sekali.
3. Keluhan pelanggan yang berasal dari survei kepuasan pelanggan dicatat oleh Manajer Pelayanan
Pasien (MPP).
4. Keluhan pelanggan dicatat oleh MPP dalam Lembar Ketidak Sesuaian (LKS) disampaikan kepada unit
terkait yaitu rawat inap, IGD, administrasi, Supir.
5. MPP menganalisa kendala dalam proses rujukan dan membuat tindak lanjut.
6. Dilakukan evaluasi tindak lanjut dan verifikasi kepada unit terkait bahwa keluhan sudah ditangani

Panduan Rujukan Pasien 10


BAB IV
DOKUMENTASI

1. Lembar SPO Pengiriman Rujukan


2. Lembar SPO Rujukan Ke Fasilitas Kesehatan Lain

Panduan Rujukan Pasien 11

Anda mungkin juga menyukai