Anda di halaman 1dari 4

KKS 10

KEBIJAKAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : .........................

TENTANG
PELAKSANAAN KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS PADA RUMAH
SAKIT
DIREKTUR RUMAH SAKIT

Menimbang: a. B a h w a u n t u k m e l i n d u n g i k e s e l a m a t a n p a s i e n , m a k a r u m a h
s a k i t w a j i b m e m a s t i k a n k ompetensi staf medis yang akan memberikan pelayanan.
b. Bahwa dire!tur membutuhkan acuan dalam menetak!an kewenangan klinis
bagi setiap staf medis
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada
huruf a dan b diatas, perlu ditetapkan Kebijakan Direktur Rumah
Sakit tentang Pelalaksanaan Kredensial dan Kewenangan Klinis
staf Medis pada Rumah Sa!it .

Mengingat : 1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.


2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit.
4. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/Menkes/Per/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medis di
Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS PADA RUMAH SAKIT

KESATU : Kebijakan Kredensial dan Kewenangan Klinis staf Medis pada Rumah sakit
sebagaimana terlampir dalam lampiran 1 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan dire!tur ini.
KEDUA : Keputusan Dire!tur ini mulai berlaku sesuai dengan tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tangerang
Pada tanggal :
Direktur Rumah Sakit

Direktur

LANPIRAN 1 : KEBIJAKAN DIREKTUR TENTANG


PELAKSANAAN KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS
NOMOR:
TANGGAL

KEBIJAKAN PELAKSANAAN KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS

I. PENGERTIAN
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf tenaga kesehatan untuk menentukan pelayanan yang
diberikan ketenangan (clinical privilage).

II. TUJUAN
Umum
Unttuk melindungi keselamatan pasien dengan memasti!an bahwa staf tenaga kesehatan yang akan
melakukan pelayanan medis di rumah sakit kredibel.
Khusus
1. Mendapatkan dan memasti!an staf tenaga kesehatan yang professional dan akuntabel
bagi pelayanan di rumah sakit.
2. Tersusunnya jenis-jenis kewenangan klinis (clinical privilage) b a g i s e t i a p s t a f t e n a g a
kesehatan yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang ilmunya.
3. Dasar bagi kepala / direktur rumah sakit untuk menerbitkan penugasan klisis
4. (clinical appointment)
5. Terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf tenaga kesehatan dan institusi rumah sakit
dihadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan ( stakeholders) rumah
sakit lainnya.

III.ISI KEBIJAKAN
1. Adanya verifikasi sertifikasi kompetensi dari kolegium.
2. Kompentensi fisik dan mental melalui uji kelayakan kesehatan baik fisik maupun mental. Salah
seorang staf tenaga kesehatan dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial Rumah sakit
menerbitkan suatu izin bagi yang bersangkutan untuk mela!ukan serangkaian pelayanan medis
tertentu di Rumah sakit, hal ini dikenal dengan kewenangan klinis(clinical privilage).
3. Sub komite kredensial di rumah sakit terdiri sekurang -kurangnya 3 orang staf medis
yangmemili!i surat penugasan klinis (clinical appointment) di Rumah sakit dan berasal
dari disiplin ilmu yang berbeda. Terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota yang ditetapkan oleh dan
bertanggung jawab kepada ketua komite medik
4. Rekomendasi pemberian kewenangan klinis ( clinical privilage) dilakukan oleh komite medik
berdasarkan masukan dari sub komite kredensial.
5. Sub komite kredensial menetapkan:
a. Daftar rincian kewenangan klinis untuk setiap pelayanan medis
b. Buku putij (white paper ) untuk tiap pelayanan medis.
6. Sub komite kredensial melalui re kresensial bagi setiap staf tenaga kesehatan yang mengajukan
permohonan pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan kinis dengan rekomendasi berupa:
a. Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan
b. Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah.
c. Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi
d. Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu.
e. Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi.
7. Pencabutan kewenangan klinis (clinical privilage) dilakukan melalui prosedur tertentu
yang melibatkan komite medik.
Pencabutan dilakukan jika:
a. Terganggunya kesehatan fisik dan mental.
b. Terjadinya keselakaan medis
8. Berakhirnya kewenangan klinis jika:
a. Habis masa berlaku
b. Dicabut oleh kepala atau direktur.

IV. PENUTUP
Demikian kebijakan ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan kredensial dan kewenangan klinis staf medis
di rumah sakit .

Ditetepkan di
Pada tanggal :
Direktur RS
Direktur

Anda mungkin juga menyukai