DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. 1
1.2. 4
1.2.1. 4
1.2.2. 6
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN/LEMBAGA 19
2.1. 19
2.2. 20
2.3. 21
2.4. 23
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA KELEMBAGAAN DAN
KERANGKA REGULASI 25
3.1. 25
3.2. 27
3.3. 32
3.4. 35
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 38
4.1. 38
4.1.1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis 39
4.1.2. Indikator Kinerja Program 42
4.1.3. Indikator Kinerja Kegiatan 43
4.2. 80
BAB V PENUTUP 81
LAMPIRAN 82
Lampiran 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan 83
Lampiran 2. Matriks Kerangka Regulasi 94
- 1 -
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Strategis Pertanahan dan Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
2020-2024 (Bagian 1) 22
Gambar 2. 2. Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Strategis Pertanahan dan Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
2020-2024 (Lanjutan) 23
Gambar 2. 3. Perspektif Manajemen Kinerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional 2020-2024 24
- 3 -
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1. Tabel Kedudukan Rencana Tata Ruang dalam Perizinan 18
- 4 -
BAB I PENDAHULUAN
- 1 -
kemajuan pembangunan, termasuk orang-orang yang mengalami marginalisasi,
diskriminasi dan eksklusi.
- 2 -
Administrasi Jakarta Pusat, Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta
Barat, Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Timur, Kantor Pertanahan
Kota Administrasi Jakarta Utara, dan Kantor Pertanahan Kota Administrasi
Jakarta Selatan.
- 3 -
Pertanahan Nasional Provinsi DKI Jakarta periode 2014-2019 terdapat pada
gambar berikut.
Gambar 1. 2. Capaian Kegiatan pada Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-
2019
1.2.1.Potensi
a. Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara
- 4 -
Jakarta mampu menampilkan citra bangsa dan negara bagi dunia luar.
Jakarta sebagai tempat berkedudukan hampir keseluruhan perangkat
pemerintahan tingkat nasional, perwakilan negara-negara asing, pusat-
pusat perusahaan multinasional, dan gerbang utama wisatawan
mancanegara, menuntut DKI Jakarta untuk terus berbenah dan mampu
melayani masyarakat internasional. Percepatan pembangunan dan
perbaikan pelayanan publik untuk mengatasi dan mengantisipasi
berbagai permasalahan serta untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
terus dilakukan di DKI Jakarta.
- 5 -
b. Potensi Sosial Ekonomi
- 6 -
Permasalahan adalah perbedaan/kesenjangan (gap) pencapaian
antara kinerja yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan, serta
antara apa yang akan dicapai di masa mendatang dengan kondisi saat ini.
Permasalahan bisa dijabarkan melalui indikator kinerja dari setiap target
yang belum mencapai hasil yang diinginkan berdasarkan standar World
Bank terkait Ease of Doing Business (EoDB), Standar Nasional,
Kementerian Keuangan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi, dan Sustainable Development Goals (SDGs).
Standar tersebut dibandingkan dengan capaian saat ini (Realisasi Renstra
2015-2019 sebagai baseline). Adapun skema komponen pembentuk isu
strategis Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI Jakarta dapat disajikan dalam
gambar berikut:
- 7 -
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank dari Indikator
Registering Property, Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2019 berada
pada peringkat 106 dari 180 negara, dengan uraian sebagai berikut:
Prosedur : 6 prosedur
Waktu : 28 hari
Nilai SAKIP pada satuan kerja di lingkungan Kantor Wilayah BPN DKI
Jakarta tahun 2019 memiliki predikat "A" (MEMUASKAN) dengan nilai
rata-rata 83,40.
- 8 -
Pendaftaran Tanah yang sudah dilakukan di Provinsi DKI Jakarta
adalah sebesar 98,61%, kedepannya akan dimaksimalkan melalui
Program PTSL maupun Rutin, secara bersamaan melakukan validasi
data tekstual maupun spasial menuju DKI Jakarta Lengkap dan
melaksanakan pelayanan elektronik guna mewujudkan BPN setara
dengan institusi yang berstandar dunia. adalah sebagai berikut:
Nilai indeks akurasi nilai tanah di Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar
70-75% dengan mengacu kepada standar deviasi pembuatan peta zona
nilai tanah yang syaratnya <30% dari rata-rata data transaksi yang
menjadi sampel dalam setiap zona.
- 9 -
spasial yang digunakan. Fungsi administrasi pertanahan yang terdiri atas
land tenure, land use, land value, dan land development memiliki standar
data yang berbeda. Pada fungsi land tenure yang berupa penguasaan dan
pemilikan tanah digunakan Peta Pendaftaran yang dilaksanakan Badan
Pertanahan Nasional. Fungsi land value yang berkaitan dengan
perpajakan berupa PBB-P2 dan BPHTB menggunakan Peta Blok PBB-P2
yang dikelola oleh Badan Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Fungsi land use yang mengatur penggunaan dan penataan ruang
menggunakan Peta Rencana Tata Ruang (RTRW) dan Peta Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) yang diselenggarakan oleh Dinas Cipta Karya,
Pertanahan dan Tata Ruang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Perizinan
pemanfaatan ruang dalam fungsi land development menggunakan Peta
Lampiran Izin Properti yang diatur oleh Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Satu Pintu. Berdasarkan kondisi tersebut terlihat bahwa silos
informasi geospasial di Provinsi DKI Jakarta pada khususnya sehingga
diperlukan integrasi data dan layanan administrasi pertanahan dalam
mewujudkan kemudahan berusaha dan memudahkan masyarakat DKI
Jakarta.
- 11 -
Pada umumnya, kampung kota Jakarta jenis ini sangat lemah
dalam hal bukti status kepemilikan dari tanah-tanah permukiman yang
mereka huni itu. Kedudukan mereka lemah dalam status hukum
kepemilikan tanah, terutama hal pembuktian klaim kepemilikan atas
tanah yang menjadi alas huniannya, dan situasi itu menjadi jelas ketika
harus berhadapan dengan pihak lain yang berkepentingan menggusur.
Warga-warga kampung kota ini sangat sering harus kalah ketika
berhadapan dengan kepentingan proyek-proyek infrastruktur
transportasi, normalisasi sungai, perkantoran pemerintah hingga
kepentingan pihak perusahaan-perusahaan properti/pengembang besar
untuk membangun apartemen, real estate, atau usaha-usaha skala besar
lainnya. Para warga yang tinggal di lokasi kampung kota hasil okupasi ini
biasanya adalah kelompok-kelompok masyarakat dengan kemampuan
ekonomi lemah, yang tidak bisa mendapatkan tempat tinggal dengan cara
membeli tanah dan rumah secara formal. Kelompok-kelompok
masyarakat ini bisa berasal dari dalam kota Jakarta sendiri, atau juga
para pendatang yang migrasi ke Jakarta karena terdesak pindah dari
kota-kota lain, atau, yang mayoritas, migrasi penduduk yang tidak
memiliki tanah pindah ke Jakarta dan menjadi penghuni kampung kota
(informal settlement).
- 12 -
Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2019 tentang Percepatan
Kemudahan Berusaha (EoDB), yang bertujuan mengidentifikasi dan
mengkaji perundang–undangan yang dinilai menghambat kemudahan
berusaha dan investasi di masing–masing kementerian/ lembaga, maka
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(Kementerian ATR/BPN) berusaha untuk meningkatkan performa di
bidang pelayanan pertanahan, yaitu memperbaiki regulasi/peraturan
perundang-undangan maupun kondisi data di Kantor Pertanahan.
- 13 -
dikendalikan, dan upaya optimalisasi potensi daerah dapat
dimaksimalkan.
- 15 -
3. terdapat hambatan koordinasi penyelenggaraan penataan ruang
antara pemerintah dengan pemerintah daerah karena tidak ada
hubungan kerja vertikal antara Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan
masih lemahnya hubungan kerja horizontal antara Kanwil/Kantah
BPN dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
4. masih terdapat tumpang tindih kebijakan dan regulasi antar sektor
terkait penataan ruang seperti kawasan hutan di KLHK, peta dasar
dan peta tematik di BIG, kawasan industri di Kementerian
Perindustrian, LP2B di Kementerian Pertanian, kawasan rawan
bencana di BNPB, kawasan perbatasan di BPKP, wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil di KKP, dan sebagainya, sehingga diperlukan
harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait; dan
5. keterbukaan informasi publik terhadap pelaksanaan perencanaan
tata ruang dan pemanfaatan ruang masih terbatas sehingga memicu
timbulnya konflik penataan ruang antar pemangku kepentingan.
- 16 -
perkotaan. Selain itu, isu ketimpangan wilayah dan batasan
pembangunan (development constraint) terkait daya dukung dan daya
tampung wilayah juga perlu mendapat perhatian.
- 17 -
Tabel 1. 1. Tabel Kedudukan Rencana Tata Ruang dalam Perizinan
- 18 -
BAB II
Visi tersebut akan menjadi guidance, motivasi dan target kinerja yang
ingin dicapai dalam lima tahun yang akan datang dengan mewujudkan
pengelolaan ruang dan pertanahan dan yang terpercaya dan berstandar dunia
guna mendukung Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden dalam melayani
masyarakat menuju “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi ini secara langsung sangat
relevan dengan 7 Agenda RPJMN 2020-2024 seperti agenda: “Memperkuat
Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas” yang akan
dioperasionalisasikan melalui penataan ruang serta pengelolaan dan pelayanan
pertanahan. Agenda “Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi
dan Pelayanan Dasar” sangat bergantung pada kualitas dan reliabilitas
administrasi pertanahan dan tata ruang. Begitu juga guna memenuhi agenda
“Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan” dan “Membangun
Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim”,
kebijakan pertanahan dan penataan ruang yang kuat dan berkeadilan sangat
menentukan. Agenda “Meningkatkan Sumber daya Manusia yang Berkualitas
dan Berdaya Saing”, akan didukung dengan Sasaran Strategis, Sasaran
Program dan kegiatan yang terkait dengan Reforma Agraria dan pemberdayaan,
yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat
- 19 -
penerima program, sehingga berkontribusi dalam upaya penanggulangan
kemiskinan yang akan ber impact pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
Sedangkan Misi Kedua ini diemban oleh Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional untuk mewujudkan visi kementerian
- 20 -
sehingga disamping penyelenggaraan pelayanan pertanahan dan penataan
ruang yang dilakukan oleh kementerian adalah berstandar dunia agar mampu
bersaing dengan negara lain dalam lingkup regional maupun global, tetapi juga
mendorong terwujudnya masyarakat yang semakin sejahtera dan maju.
Visi, Misi, dan Tujuan tersebut, dalam 5 tahun ke depan diarahkan pada
Sasaran Strategis sebagaimana dituangkan dalam diagram berikut:
- 21 -
Gambar 2. 1. Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Strategis Pertanahan dan Ruang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 2020-2024 (Bagian 1)
- 22 -
Gambar 2. 2. Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Strategis Pertanahan dan Ruang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 2020-2024 (Lanjutan)
- 24 -
BAB III
- 25 -
Sumber: Kementerian PPN/Bappenas, RPJMN 2020-2024
- 26 -
Sebagai pendukung kebijakan nasional, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional juga berkewajiban mewujudkan 7 (tujuh)
Agenda dalam RPJMN ke IV yaitu ”Memperkuat ketahanan ekonomi untuk
pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan”, “Mengembangkan wilayah
untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan”, “Meningkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing”, “Revolusi mental
dan pembangunan kebudayaan”, “Memperkuat infrastruktur untuk
mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar”, “Membangun
lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim”,
serta “Memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan
publik”.
- 29 -
Tabel 3. 1. Arah Kebijakan dan Strategi
- 30 -
Berdasarkan strategi dan arah kebijakan di atas maka tema tahunan
selama 5 (lima) tahun periode rencana strategis dijelaskan sebagai berikut.
Fokus perencanaan di dua tahun pertama diawali dengan peningkatan kualitas
pada tahun 2020-2021. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional berupaya melakukan percepatan dan peningkatan
kapasitas untuk siap memasuki transformasi digital di tahun 2021. Hal ini
meliputi percepatan pendaftaran bidang tanah di seluruh Indonesia, penyiapan
kelengkapan data, infrastruktur fisik, metode layanan serta kompetensi sumber
daya manusia. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi hal utama
mengingat sumber daya manusia merupakan penggerak utama untuk
mewujudkan visi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, dimana diperlukan nilai-nilai organisasi yang bisa mengarahkan
pegawai bergerak menuju ke tujuan yang sama, mengarahkan dan mendasari
- 31 -
perilaku pegawai dalam menjalankan tugas, membentuk budaya kerja
organisasi, sehingga dapat melayani masyarakat dengan kejelasan prosedur,
biaya dan ketepatan waktu.
3.3. Kerangka Regulasi pada Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI Jakarta
- 32 -
penataan peraturan perundang-undangan agar kebijakan Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional bisa tepat terlaksana dengan baik
pada tingkat satuan kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
DKI Jakarta. Adapun sejumlah reviu dan usulan kebutuhan akan regulasi di
Provinsi DKI Jakarta berkaitan dengan Pelayanan Publik dalam data dan
layanan administrasi pertanahan untuk peningkatan rangking EoDB di Provinsi
DKI Jakarta dapat diuraikan dalam tabel berikut:
1. Revisi Regulasi pengaturan Pasal 6 menetapkan besaran Bapenda Biro Hukum, 1 tahun
pajak atas tanah: Perda BPHTB 5% mengacu pada UU No BPAD, BPN anggaran
nomor 18 tahun 2010 28 tahun 2009 Tentang Pajak
tentang Bea Perolehan Hak Daerah & Retribusi Daerah Pasal
Atas Tanah dan Bangunan 88 (1) Tarif Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan
ditetapkan paling tinggi sebesar
5% (lima persen). Pengurangan
besaran persentase pengenaan
bea (2-3%)
2. Revisi Regulasi Pengaturan Pengenaan pajak progresif atas Bapenda Biro Hukum, 1 tahun
Pajak Atas Bumi dan kepemilikan bidang tanah yang Biro Tata anggaran
Bangunan: melebihi dari jumlah yang Pemerintahan,
Peraturan Daerah Provinsi ditentukan sebanyak 5 (lima) BPN, BPAD
DKI Jakarta Nomor 16 bidang tanah
Tahun 2011 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan
3. Regulasi interconnecting Kebutuhan Pemangkasan BPN, Dinas Cipta Biro Hukum, 1 tahun
pelayanan: SAMSAT prosedur dan waktu perizinan Karya Tata Biro Kerjasama anggaran
PERTANAHAN (Sistem yang saling terhubung antar Ruang dan
Administrasi Manunggal instansi sehingga mewujudkan Pertanahan,
Satu Atap) kemudahan berusaha dan Bapenda,PTSP
birokrasi
4. Regulasi Pemanfaatan Kebutuhan pemanfaatan Bappeda Bapenda, Dinas maksimal 1
Informasi Bidang tanah informasi pertanahan dalam Cipta Karya, tahun
sebagai acuan mendukung pelaksanaan tupoksi Tata Ruang, anggaran
pembangunan sektoral dalam mewujudkan dan
pembangunan yang Pertanahan,,
berkelanjutan BPAD, BPN
5. Regulasi Perbaikan, Validasi Proses teknis dalam pelaksanaan Bappeda Kominfo, BPN, maksimal 1
dan Verifikasi data kegiatan perbaikan dalam Bappenda, tahun
pertanahan rangka validasi dan verifikasi Cipta Karya, anggaran
data pertanahan secara kontinu Perijinan, dll
perlu dilakukan sehingga
pengujian materiil terhadap data
hasil kegiatan tersebut dapat
dilakukan, hal ini mendukung
proses-proses peningkatan
kualitas data, informasi dan
layanan pertanahan untuk
masyarakat.
- 33 -
6. Regulasi SIAP Draft Peraturan Bupati/Perda Bappeda 1 tahun
tentang SIAP penilaian tingkat
maturitas SIAP yang akan
dijalankan
7. Revisi Regulasi Pengesahan Keputusan gubernur No 924 Biro Hukum BPN,Citata, 1 tahun
Pertelaan tahun 1991 mengacu pada UU PTSP, Perkim,
No 16 tahun 1985 Ttg Rumah KDH, SeKDA
Susun ( diperbaharui UU No 20
tahun 2011)
8. Regulasi risk manajemen Untuk menjamin terwujudnya Biro Pemerintah 1 tahun
SIAP, maka pemilik risiko
(satuan kerja) harus melakukan
manajemen risiko, dimulai dari
identifikasi risiko, analisis risiko,
evaluasi risiko, dan penanganan
risiko
9. Revisi standar audit Regulasi yang ada sudah tidak Biro Pemerintah 1 tahun
relevan.
10. Revisi Regulasi pelaksanaan Untuk menjamin kepastian BPAD BPAD, 1 tahun
Inventarisasi dan Legalisasi hukum dan terwujudnya tertib Citata,KPK,
Aset Pemerintah Provinsi, administrasi pengelolaan aset BPN
Pemerintah Daerah dan dari pemerintah di wilayah DKI
Kewajiban Fasos/Fasum Jakarta dan aset dari kewajiban
fasos/fasum
- 34 -
3.4. Kerangka Kelembagaan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
DKI Jakarta
Alur (flow) dalam LMP merupakan alur proses yang menjadi dasar dalam
memetakan alur fungsi dari masing-masing struktur yang akan dibentuk, agar
mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja untuk menghindari
redundancy dan pengulangan (double) kinerja. Sebagai gambaran, proses inti
adalah proses yang terkait penerapan fungsi administrasi pertanahan dan tata
ruang yang meliputi Land Use, Land Tenure, Land Value dan Land Development.
Adapun proses pendukung atau proses prasyarat adalah ketersediaan kadaster
dan informasi pertanahan yang lengkap, dapat dipercaya, transparan serta
dapat dijangkau. Ciri informasi pertanahan ini merupakan syarat hadirnya
administrasi pertanahan yang prima. Tidak kalah penting adalah adanya proses
manajemen untuk memastikan tujuan kedua dari Kementerian Agraria dan
- 35 -
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dapat dicapai yaitu adanya dukungan
manajemen yang andal dari aspek operasional dan dari aspek penjaminan
mutu.
Struktur organisasi untuk pengelolaan tanah untuk setiap negara
berbeda-beda, tergantung dari sejarah, budaya dan setting tatanan
kelembagaan yang diberlakukan dalam penerapan kebijakan pengelolaan tanah
dan tata kelola. Namun secara umum aktivitas pengelolaan tanah akan
mencakup tiga hal yaitu: Kebijakan, Infrastruktur dan Administrasi tanah
(pertanahan). Kerangka kelembagaan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional sesuai dengan mandat yang dimiliki dan
menyelaraskan goals yang ingin dicapai, maka perlu dirumuskan perekayasaan
kelembagaan (Reengineering) dengan menyesuaikan proses bisnis dan visi-misi
institusi (Goal Based Organization-Performance Based Organization) yang adaptif
dan transformatif terhadap isu strategis yang harus diselesaikan dan
meningkatkan daya saing institusi.
Sementara untuk mendukung operasional akan mencakup fungsi
administrasi pertanahan dalam rangka memastikan mengenai Rights, Role,
Responsibility and Risk terkait dengan pemanfaatan tanah. Dengan demikian
fungsi administrasi pertanahan diperlukan untuk membangun infrastruktur
informasi terkait lahan (tanah) termasuk kadastral dan kelengkapan atributnya
terkini. Semua hal ini akan dijalankan oleh mekanisme kelembagaan yang
ditentukan. Adapun kerangka lengkap organisasi dapat dilihat pada Gambar
berikut.
- 36 -
Gambar 3. 7. Struktur Organisasi Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI Jakarta
- 37 -
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai target kinerja dan kerangka pendanaan berdasarkan arsitektural
Program dan Kegiatan dalam kerangka Isu Strategis di Provinsi DKI Jakarta yang mengacu pada
Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
- 38 -
Gambar 4. 1. Perspektif Manajemen Pertanahan dalam Konteks Provinsi DKI Jakarta
A. Tujuan 1
- 39 -
Gambar 4. 2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Strategis (IKSS) pada Tujuan 1
B. Tujuan 2
Tujuan 2 dari Visi dan Misi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
adalah: Penataan Ruang yang Adil, Aman, Nyaman, Produktif dan
Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan, memiliki Sasaran Strategis:
Peningkatan Kualitas dan Pemenuhan Rencana Tata Ruang serta
- 40 -
Perwujudan Tertib Tata Ruang, ketercapaian sasaran strategis ini diukur
dengan indikator (IKSS) Indeks Penyelenggaraan Penataan Ruang. Kewenangan
pelaksanaan penataan ruang pada Kanwil dan Kantah di Provinsi DKI Jakarta
dalam hal percepatan penyediaan RTR di Provinsi DKI Jakarta merujuk pada
cascading kinerja Direktur Jenderal Tata Ruang. Percepatan penyediaan
Rencana Tata Ruang di Provinsi DKI Jakarta yang dilaksanakan meliputi
kegiatan bimbingan teknis penyusunan materi teknis dan raperda RDTR Kota
dan bimbingan teknis penyusunan peninjauan kembali/revisi materi teknis dan
raperda RTRW Provinsi/Kota. Indikator ini dilaksanakan oleh Fungsi
Pengendalian Pertanahan dan Fungsi Penataan Pertanahan.
C. Tujuan 3
- 41 -
Manajemen Perubahan, 2) Penataan Peraturan Perundang-undangan, 3)
Penataan dan Penguatan Organisasi, 4) Penataan Tatalaksana, 5) Penataan
Sumberdaya Manusia, 6) Penguatan Akuntabilitas Kinerja, 7) Penguatan
Pengawasan dan 8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, pencapaian dari
delapan area tersebut diukur setiap tahun.
- 42 -
Program Pengelolaan Pertanahan di Provinsi DKI Jakarta terdiri atas Sasaran
Program dan Indikator Kinerja Program sebagai berikut:
Program Penataan Ruang di Provinsi DKI Jakarta terdiri atas Sasaran Program
dan Indikator Kinerja Program sebagai berikut:
- 43 -
Gambar 4. 5. Gambaran Isu Strategis 1 di Provinsi DKI Jakarta
Sebagai pusat pemerintahan dan bisnis tentu saja Jakarta sangat padat
dengan aktivitas masyarakat yang datang dari berbagai daerah di seluruh
Indonesia, baik yang bekerja disektor formal maupun informal. Sebagian dari
mereka yang tidak beruntung adalah mereka yang bekerja disektor informal dan
menghuni kampung-kampung kota yang sangat jauh dari kondisi tempat
tinggal yang layak. Karena terbatasnya akses atas tanah bagi masyarakat ini
serta ketimpangan ekonomi yang ada serta nilai tanah yang cukup tinggi
mengakibatkan tools redistribusi tanah belum efektif untuk penanganan
ketimpangan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
(P4T). Dan hal ini mengesankan terjadinya free fight liberalism P4T, dimana
- 44 -
sebagian besar tanah dikuasai oleh pemilik modal, sehingga sebagian tanah
yang dikuasai oleh pemilik modal tersebut cenderung menjadi komoditas untuk
menarik keuntungan.
Untuk menekan ketimpangan P4T dan free fight liberalism P4T, strategi
yang diinisiasi untuk dilakukan oleh Kanwil BPN DKI Jakarta melalui perjanjian
kerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah membangun basis
data yang terintegrasi antara data bidang tanah (NIB), data kependudukan (NIK)
dan data objek pajak (NOP) sebagai tools untuk pengenaan pajak progresif atas
kepemilikan bidang tanah yang melebihi dari jumlah yang ditentukan sebanyak
5 (lima) bidang tanah. Tools ini juga akan digunakan untuk pengenaan Capital
Gain Tax (pajak pertambahan nilai) atas bidang tanah yang akan ditarik dari
selisih nilai beli dengan nilai jual bidang tanah yang ditransaksikan. Strategi ini
akan mendorong pemilik tanah yang jumlah bidang tanahnya melebihi dari lima
bidang dan para spekulan yang menjadikan tanah sebagai komoditas akan
berpikir untuk menyimpan tanahnya sebagai modal dan mendorong mereka
untuk menjual/melepas tanahnya.
- 45 -
yang dilaksanakan oleh Fungsi Survei dan Pemetaan, Fungsi Penataan
Pertanahan, dan Fungsi Penetapan Hak dan Pendaftaran. Untuk menekan
ketimpangan P4T dan free fight liberalism P4T yang dilakukan melalui integrasi
data bidang tanah (NIB), data kependudukan (NIK) dan data objek pajak (NOP)
sebagai tools untuk pengenaan pajak progresif melalui kegiatan/Rincian Output
(RO): Dukungan Manajemen Kegiatan One Map Project dengan target berupa
paket/kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendanaan dari PHLN
(Proyek/Hibah Luar Negeri) yang dilaksanakan oleh Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional bersama Kantor Wilayah BPN Provinsi
DKI Jakarta. Pelaksanaan kegiatan direncanakan dalam 2 (dua) tahun yaitu
tahun 2021 dan tahun 2022.
Indikator Kinerja Kegiatan : Persentase Jumlah Desa/Kelurahan Lengkap dan Informasi untuk menunjang
Penanganan Sengketa, Permasalahan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Gambar 4. 7. Kegiatan Dukungan Manajemen One Map Project di Provinsi DKI Jakarta dalam
rangka Integrasi Data Administrasi Pertanahan
- 46 -
Gambar 4. 8. Kegiatan Dalam Rangka Perbaikan Regulasi dan Pengembangan Sistem
Strategi yang disiapkan oleh Kanwil BPN Provinsi DKI Jakarta melalui
kerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendorong
perbaikan peringkat EoDB dari indikator registering property adalah dengan
melakukan perbaikan data nilai tanah dan memperluas rentang subjek pajak
serta menyediakan nilai pasar tanah (land market value) yang up to date sebagai
- 47 -
referensi bersama (benchmark) yang tujuannya untuk mengoptimalkan
pendapatan daerah dari BPHTB serta mendorong penurunan persentase
pengenaan tarifnya guna perbaikan peringkat indikator registering property.
a. Kegiatan Pemetaan Nilai Bidang Tanah untuk seluruh wilayah DKI Jakarta
dengan luas total 65.538 Hektar (luas untuk DKI Jakarta daratan 64.668
Ha dan luas kepulauan 870 Ha). Kegiatan ini bertujuan untuk
- 48 -
menghasilkan nilai pasar tanah yang berkeadilan sesuai dengan potensi
ekonomi yang dimiliki setiap bidang tanah, sehingga peningkatan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang ditargetkan 10 (sepuluh) kali
lipat dari pemeliharaan data pertanahan, informasi pertanahan dan tata
ruang dapat terwujud. Selanjutnya nilai bidang tanah ini bisa dijadikan
referensi bersama oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam Pengenaan
BPHTB yang memang ditargetkan secara persentase pengenaannya bisa
diturunkan kurang dari 5% guna perbaikan peringkat EoDB pada indikator
registering property.
b. Kegiatan Pembaharuan Peta Nilai Tanah untuk seluruh DKI Jakarta.
Kegiatan Pembaharuan nilai bidang tanah diperlukan untuk menghasilkan
nilai bidang tanah yang uptodate. Diharapkan dari nilai bidang tanah yang
uptodate bisa mendukung perencanaan pembangunan, peningkatan PNBP
pelayanan pertanahan dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
melalui pajak daerah (BPHTB).
c. Kegiatan Dukungan Manajemen Kegiatan One Map Project dilaksanakan
dengan target berupa paket/kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
pendanaan dari PHLN (Proyek/Hibah Luar Negeri) atau PHDN yang
dilaksanakan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional bersama Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI Jakarta. Pelaksanaan
kegiatan direncanakan dalam 2 (dua) tahun yaitu tahun 2021 dan tahun
2022 dengan uraian kegiatan untuk mewujudkan nilai tanah tunggal dan
pengenaan BPHTB optimal sebagaimana Gambar berikut.
Gambar 4. 10. Pelaksanaan Kegiatan Fiscal Policy untuk mengoptimalkan Land to value
- 49 -
Tabel 4. 4. Matrik Kinerja Kegiatan pada Isu Strategis 1B
Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Persentase Jumlah Desa/Kelurahan Lengkap dan Informasi untuk
menunjang Penanganan Sengketa, Permasalahan dan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
2. Peningkatan cakupan informasi nilai tanah dan ekonomi pertanahan
3. Persentase Peta Nilai Tanah yang dimanfaatkan
>> Peta Nilai Bidang Tanah Kanwil PHDN & Hektar 64.668 870 - -
APBN
>> Pembaruan Peta Nilai Tanah Kanwil APBN Bidang 5.000 5.000 5.000
- 50 -
3. Pengenalan Konsep Easement atau Servitude untuk Pengembangan
Kawasan Sempadan Sungai dan Sempadan Pantai
Gambar 4. 11. Konsep Easement atau Servitude untuk Pengembangan Kawasan Sempadan
Sungai dan Sempadan Pantai
- 51 -
Tahun 2016, yang mana 70% dari luas bidang tanah tersebut dapat dikuasai
dan 30 % merupakan akses public. Proses pemanfaatan pantai merupakan
kewenangan dari Kementerian Kelautan, sehingga Kementerian ATR/BPN
menetapkan hak di atas air. Dalam proses pemberian hak pada sempadan
sungai, harus mengacu pada tata ruang suatu wilayah tersebut. Saat ini
sempadan tidak dimasukan pada proses penetapan batas bidang tanah,
padahal jika hal tersebut dapat dilakukan, akan memudahkan dalam proses
pengaturan dan penataan kawasan sempadan pantai dan sempadan sungai di
Provinsi DKI Jakarta, dimana terdapat 445 kampung kumuh yang terdapat
pada sempadan sungai.
Adapun target yang ingin dicapai pada tahun 2024 adalah memastikan
bahwa semua pria dan wanita, yang tinggal di 22 kampung miskin dan rentan
di Provinsi DKI Jakarta, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya
ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar terutama kepemilikan dan
kontrol atas tanah. Untuk mewujudkan hal tersebut strategi yang akan
dilaksanakan yaitu:
- 52 -
atas tanah ini bukan hanya melekat hak orang atas tanah, akan tetapi di
dalamnya melekat pula kewajiban. Keseimbangan antara pelaksanaan hak dan
kewajiban ini baik secara langsung dan tidak langsung akan berpengaruh
terhadap kepentingan umum, peningkatan ekonomi, keseimbangan
lingkungan, dan kesejahteraan rakyat.
Sampai dengan tahun 2020, Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI Jakarta
telah melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi hak atas tanah/DPAT
sebanyak 3.084 bidang yang meliputi 5 (lima) Kantor Pertanahan dengan
sumber dana dari APBN Rupiah Murni (RM). Sedangkan untuk tahun 2021
dengan target 5 bidang dengan sebaran di 5 (lima) Kantor Pertanahan.
Adapun target yang ingin dicapai sampai dengan tahun 2024, Kantor
Wilayah BPN Provinsi DKI Jakarta dapat melakukan kegiatan pemantauan dan
evaluasi hak atas tanah/DPAT sebanyak 3.500 bidang yang meliputi 5 (lima)
Kantor Pertanahan. Dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
Sasaran Kegiatan : Terkendalinya Hak Atas Tanah/ Dasar Penguasaan Atas Tanah, Alih Fungsi
Lahan, Wilayah Pesisir, Pulau-pulau Kecil, Perbatasan, dan Wilayah Tertentu
Indikator Kinerja Kegiatan : Rasio Peningkatan Produktivitas P4T Hasil Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan
Atas Tanah, Alih Fungsi Lahan, Wilayah Pesisir, Pulau-pulau Kecil, Perbatasan
dan Wilayah Tertentu
Target
Lokasi
Sumber
Program/Kegiatan/RO (Kanwil/ka Satuan
Dana
ntah)
2020 2021 2022 2023 2024
>> Data Pengendalian Hak Atas Kanwil & Bidang 60 5 492 200 200
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah Kantah
- 53 -
>> Data Pengendalian Penguasaan dan Kanwil Hektar - - 62,1 169,08 258,47
Pemilikan Tanah di Wilayah Pesisir,
Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan, dan
Wilayah Tertentu
Pada umumnya, kampung kota seperti ini lemah dalam bukti status
kepemilikan dari tanah yang mereka huni, terutama mengenai pembuktian
klaim kepemilikan atas tanah. Situasi seperti ini tentu menjadi semakin sulit
bila berhadapan dengan kepentingan lain seperti, pembangunan infrastruktur,
normalisasi sungai, perkantoran, hunian apartemen, real estate, maupun usaha
skala besar lainnya.
- 54 -
mengentaskan segala bentuk kemiskinan. Pada tahun 2030 memastikan bahwa
semua pria dan wanita, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumberdaya ekonomi, serta akses terhadap pelayanan
dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, seperti
properti, warisan, sumber daya alam, teknologi baru dan jasa keuangan,
termasuk keuangan mikro. Keberhasilan pencapaian tujuan ini terlihat melalui
indikator proporsi dari penduduk dewasa yang mendapatkan hak atas tanah,
yang didasari oleh dokumen hukum dan yang memiliki hak atas tanah
berdasarkan jenis kelamin dan tipe kepemilikan (proportion of total adult
population with secure tenure rights to land, with legally recognized
documentation and who perceive their rights to land as secure, by sex and by type
of tenure).
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah bidang tanah yang diredistribusi/ Proporsi populasi penduduk urban
yang tinggal di daerah kumuh, permukiman liar atau rumah yang tak layak
Target
Lokasi
Sumber
Program/Kegiatan/RO (Kanwil/ Satuan
Dana
kantah)
2020 2021 2022 2023 2024
- 55 -
Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan
Keterangan: Target pada Tahun 2030 sebanyak 445 Kampung telah terentaskan
- 56 -
Lokasi pelaksanaan kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria mengacu
pada Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 878 Tahun 2018
tentang Gugus Tugas Pelaksanaan Kampung dan Masyarakat, yang mencakup
21 titik lokasi penataan dan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor
90 Tahun 2018 tentang Peningkatan Kualitas Permukiman dalam rangka
Penataan Kawasan Permukiman Terpadu, mencakup 445 titik lokasi. Pada
tahun 2030 diharapkan seluruh 445 kampung dapat ditata sehingga akses
masyarakat terhadap lingkungan huni yang layak dan kehidupan lebih
sejahtera dapat tercapai.
- 57 -
Kunir, Kampung Walang, Kampung Tongkol, Kampung Lodan, Kampung Krapu,
dan Kampung Akuarium. Keenam lokasi tersebut adalah kampung Prioritas
yang masuk dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 878
Tahun 2018 dan telah melalui tahapan Community Action Plan pada 2018.
- 58 -
Matrik Kinerja Kegiatan
Target
Lokasi
Sumber
Program/Kegiatan/RO (Kanwil/ Satuan
Dana
kantah)
2020 2021 2022 2023 2024
>> Akses Reforma Agraria Kantah APBN KK 11.481 500 151 200 150
- 59 -
Matrik Kinerja Kegiatan
Sasaran Kegiatan : Terwujudnya penggunaan dan pemanfaatan tanah yang optimal dan
berkelanjutan
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah data dan informasi spasial yang berbasis wilayah dalam rangka
menunjang penyelenggaraan reforma agraria
>> Layanan Penatagunaan Tanah Kantah APBN Layana 66 112 97 120 120
n
- 60 -
sosial kemasyarakatan dan pendekatan ekonomi guna meyakinkan
masyarakat akan manfaat Konsolidasi Tanah Vertikal (KTV).
Sasaran Kegiatan : Terwujudnya bidang-bidang tanah yang tertata pada lokasi konsolidasi tanah
dan peningkatan nilai tanah pada loksai konsolidasi tanah dan pengembangan
tanah
Indikator Kinerja Kegiatan : Peningkatan nilai tanah pada lokasi konsolidasi tanah dan pengembangan
pertanahan
>> Berita Acara Penerapan Desain Kanwil APBN Data - - 100 100 100
Konsolidasi Tanah
>> Peta Tematik Pertanahan dan Kantah APBN Bidang - 1000 1000 1000 1000
Ruang
>> Peta Tematik Kawasan Kanwil APBN Hektar - 12.000 25.000 20.000 20.000
- 61 -
Untuk mewujudkan isu strategis ini juga dibutuhkan dukungan
dari fungsi Survei dan Pemetaan melalui terwujudnya sistem informasi
geospasial tematik pertanahan dan ruang dalam rangka menunjang
pelaksanaan pemetaan tematik pertanahan, ruang dan kawasan.
Gambar 4. 12. Isu Strategis 2 Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI Jakarta
a. Jumlah Prosedur yang harus dijalankan pada proses peralihan hak hak
atas tanah masih lebih banyak untuk dikatakan berkelas dunia.
b. Waktu yang dibutuhkan pada proses peralihan hak masih lebih banyak
untuk dikatakan berkelas dunia.
c. Biaya yang dibutuhkan untuk peralihan hak atas tanah masih tinggi
dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Timur & Pasifik,
sehingga sulit untuk dikatakan berkelas dunia.
d. Indeks Kualitas Administrasi Pertanahan telah banyak mengalami
peningkatan. Buku Tanah, Surat Ukur dan Peta Bidang Tanah
mayoritas sudah tersimpan dalam bentuk digital sepenuhnya dan
dipelihara oleh 5 Kantor Pertanahan di DKI Jakarta. Data digital ini
tersimpan dalam database yang terhubung melalui Nomor Identifikasi
Bidang (NIB), namun belum pada tingkat terpercaya dan berstandar
dunia.
- 62 -
Strategi yang dilaksanakan untuk melaksanakan isu strategis 2 di
Provinsi DKI Jakarta yaitu Pengembangan Sistem Administrasi Pertanahan
terintegrasi yang harus mendukung kemudahan berinvestasi (Registering
Property dalam EoDB) yang terdiri dari:
a. Perbaikan Prosedur
1. Pengecekan Sertipikat
2. Pembayaran PPh dan BPHTB
3. Validasi PPh pada Kantor Pajak Pratama
4. Pembuatan Akta Peralihan Hak Atas Tanah di depan PPAT
5. Pendaftaran Peralihan di Kantor Pertanahan
- 63 -
6. Pendaftaran Peralihan Subjek Pajak pada Kantor Sub Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA).
1. Pengecekan sertipikat
2. Pembayaran PPh Final dan Pembayaran BPHTB serta validasi PPh
online
3. Pembuatan Akta Peralihan Hak Atas Tanah di depan PPAT
4. Pendaftaran Akta Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftaran
Peralihan Subjek Pajak
b. Perbaikan Waktu
c. Perbaikan Biaya
- 65 -
Kegiatan pada Program Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan
yang dapat dilaksanakan untuk mewujudkan hal tersebut yaitu:
Dukungan Manajemen Kegiatan One Map Project/EoDB. Kegiatan ini
harus dilaksanakan secara terintegrasi dan kolaboratif antara unit
Kementerian dengan Kanwil BPN DKI Jakarta. Hal ini dikarenakan pihak
yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain:
- 68 -
tahun 2020 mendapatkan nilai 0 dari rentang nilai minus 2 - 0. Tidak
ada perbedaan gender Hak Atas Tanah di Indonesia dan Akses NIK
dari Dukcapil sudah memiliki informasi gender (L/P).
Sasaran Kegiatan : 1. Terwujudnya pengaturan dan penetapan hak atas tanah ruang atas dan
ruang bawah untuk badan hukum dan perorangan
2. Terlaksananya Pendaftaran Tanah dan Pendaftaran ruang bawah tanah
dan ruang atas tanah yang berkepastian hukum dan berbasis elektronik
3. Terselesaikannya Sengketa Pertanahan
4. Terselesaikannya Perkara Pertanahan
5. Terselesaikannya konflik dan kejahatan pertanahan secara holistik antar
instansi
6. Tersedianya Infrastruktur Dasar Geospasial Tematik Pertanahan dan
Ruang
7. Tersedianya Informasi Bidang Tanah dan Ruang
Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Jumlah bidang tanah badan hukum dan perorangan yang ditetapkan
- 69 -
2. Jumlah bidang tanah dan ruang yang terdaftar
3. Jumlah Penyelesaian Sengketa Pertanahan
4. Jumlah Penyelesaian Penanganan Perkara Pertanahan
5. Jumlah Penyelesaian Kejahatan Pertanahan secara holistik antar
instansi/lembaga
6. Cakupan Luas Peta Dasar Pertanahan
7. Cakupan Luas Bidang Tanah Terpetakan Tervalidasi
8. Jumlah Desa/Kelurahan Lengkap dan Informasi untuk Menunjang
Penanganan Sengketa, Permasalahan dan Pengendalian, Pemanfaatan
Ruang
Target
Lokasi Satuan
Sumber
Program/Kegiatan/RO (Kanwil/
Dana
kantah)
2020 2021 2022 2023 2024
>> Penanganan Perkara Pertanahan Kanwil APBN Perkara 30 60 165 165 165
&
Kantah
- 70 -
>>Surveyor Kadastral Kanwil APBN Orang 60 60 60 60
>> Data dan Informasi Bidang Tanah Kantah PHDN Bidang 973.936 - - -
dan Ruang
>> Peta Bidang Tanah dan Ruang Kanwil APBN Bidang 25.150 27.208 27.208 27.208
(Layanan) & kantah
>> Peta Bidang Tanah dan Ruang Kanwil APBN Bidang 1.536 280
(non layanan) & kantah
Gambar 4. 17. Target Kinerja Reformasi Birokrasi pada Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI
Jakarta
- 72 -
d. Pengawasan pelaksanaan layanan di Kanwil BPN Provinsi DKI Jakarta
agar sesuai SOP >85%.
- 74 -
Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan RB di lingkungan Kanwil BPN
Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan
untuk memastikan keberhasilan pelaksanaannya baik dalam hal
internalisasi nilai-nilai RB dan nilai Kementerian yaitu Melayani,
Profesional, Terpercaya maupun dalam keberhasilan pelaksanaan
indikator-indikator pelaksanaan RB oleh Pokja yang sudah dibentuk.
Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi RB tidak lagi hanya karena ada
kepentingan evaluasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi namun menjadi agenda rutin dan berkala dalam
rangka memastikan keberhasilan pelaksanaan RB di jajaran Kanwil BPN
Provinsi DKI Jakarta.
Capaian Zona Integritas sampai dengan saat ini dari total satuan
kerja Kantor Pertanahan Kota Administrasi di lingkungan Kantor Wilayah
BPN Provinsi DKI Jakarta sebanyak 5 (lima) baru Kantor Pertanahan yang
telah berhasil diusulkan ke Kementerian PAN dan RB untuk dilakukan
penilaian oleh TPN, dengan target dan capaian sebagai berikut :
- 75 -
Tabel 4. 7. Target Capaian Pembangunan Zona Integritas
a b c d e =d/c
1 2020 5 1 0,2
2 2021 5 5 1
3 2022 6 5 0,83
4 2023 6 6 1
5 2024 6 6 1
- 77 -
Target Indikator Kinerja Kegiatan: Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil
Negara (ASN) di Provinsi DKI Jakarta tahun 2020-2024 adalah kenaikan
indeks sebesar 2 (dua) poin setiap tahun.
- 78 -
5. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan
Target Nilai SAKIP dan IKPA pada Tahun 2024 pada satuan kerja di
lingkungan kanwil BPN DKI Jakarta memiliki predikat "AA" (SANGAT
MEMUASKAN).
- 79 -
Gambar 4. 18. Target Indeks Akuntabilitas Kinerja (SAKIP) dan Keuangan (IKPA)
Dana APBN berupa alokasi anggaran baik berupa Rupiah Murni dan
alokasi yang berasal dari pelayanan langsung dari negara yang diterima oleh
pihak pengguna jasa layanan pertanahan/PNBP. Selain berasal dari APBN,
pendanaan juga berasal dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) dan Hibah
Dalam Negeri (PHDN). Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI Jakarta sejak tahun
2017-2020 mendapatkan dana hibah dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
- 80 -
BAB V PENUTUP
- 81 -
LAMPIRAN
- 82 -
Lampiran 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan
Program Target
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Lokasi
/ Sumber Data
Kegiatan (Output)/Indikator (Kanwil/Kantah)
Kegiatan
Indikator
Kinerja
Sasaran
Nilai Kepastian dan Perlindungan Hak Atas
Strategis 1.3 Daerah Nilai 4 4 5 5 5
Tanah
1:
- 83 -
Strategis
3:
Program
Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan
A:
Kegiatan
1.1:
Terwujudnya Tertib Penguasaan,
Sasaran
1.1 Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan
Kegiatan
Tanah
Indikator Rasio Pengurangan Tuna Lahan Hasil
Kinerja 1.1 Penertiban Penguasaan, Pemilikan, Daerah Rasio
Kegiatan Penggunan dan Pemanfaatan Tanah
Materi
Rancangan NSPK Bidang Penertiban
Teknis/
1 Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pusat
Rancangan
Pemanfaatan Tanah
Peraturan
2 Data Indikasi Pelanggaran P4T Daerah Hektar
Rekomendasi Penertiban penguasaan dan
Output 3 Daerah Hektar
pemilikan tanah
(RO)
Rekomendasi Penertiban Penggunan dan
4 Daerah Hektar
Pemanfaatan Tanah
Dokumen perencanaan dan Pemantauan
Kinerja serta Kebijakan Penertiban
5 Pusat Dokumen
Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
Kegiatan
Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan
1.2:
- 84 -
Rasio Peningkatan Produktifitas P4T Hasil
Indikator Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas
Kinerja 1.2 Tanah, Alih Fungsi Lahan, Wilayah Pesisir, Daerah Rasio
Kegiatan Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah
Tertentu
Materi
Rancangan NSPK Bidang Pengendalian Hak
Teknis/
1 Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Pusat
Rancangan
Wilayah Tertentu
Peraturan
Data Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar
2 Kanwil & Kantah Bidang 30,0 5,0 377,0 418,0 605,0
Penguasaan Atas Tanah
Data Pengendalian Alih Fungsi Lahan
3 Daerah Hektare
Sawah
Data Pengendalian Penguasaan dan
Output
Pemilikan Tanah di Wilayah Pesisir, Pulau-
(RO) 4 Daerah Hektare 62 169 258
Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah
Tertentu
Data Hasil Pengendalian HGU Habis, Tanah
5 Tidak Termanfaatkan, dan Pelepasan Daerah Bidang
Sebagian
Dokumen Perencanaan dan Pemantauan
Kinerja serta Kebijakan Pengendalian Hak
6 Pusat Dokumen
Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan
Wilayah Tertentu
Kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria (Acces Reform)
2.2:
- 85 -
Sasaran Terwujudnya pemberian Akses Reforma
2.2
Kegiatan Agraria
Indikator
Jumlah Kepala Keluarga penerima akses
Kinerja 2.2 Daerah Lokasi 500 500 200 150
RA
Kegiatan
1 Rancangan NSPK Pusat NSPK
Pusat dan
Output 2 Akses Reforma Agraria KK 11.481 500 500 200 150
Daerah
(RO)
Pusat dan
3 Database Penerima Akses Reforma Agraria Data 1 1 1 1 1
Daerah
Kegiatan
Penyelenggaraan Penatagunaan Tanah
2.3:
Kegiatan
Penetapan Hak Tanah dan Ruang
3.1:
- 86 -
Kegiatan Jumlah bidang tanah badan hukum dan
3.1.1.2 Daerah Keputusan
1 perorangan yang ditetapkan
Rancangan Norma, Standard, Prosedur dan
1 Pusat NSPK
Kriteria untuk pengaturan hak atas tanah
Surat Keputusan Penetapan Hak Atas Pusat dan
2 APBN SK 6.673 7.644 6.834 7.716 7.993 2
Tanah Perorangan dan Badan Hukum Daerah
Pembinaan/Monitoring/Evaluasi
3 Penetapan Hak Tanah dan Ruang Pusat Laporan
Output
Perorangan dan Badan Hukum
(RO)
Surat Keputusan Penetapan Hak Ruang
4 Bawah dan Ruang Atas Tanah Perorangan Daerah APBN SK 6.200 4.315 2.552 2.193 2.380
dan Badan Hukum
5 Unit Layanan Pertanahan Khusus Pusat Unit
Data Penetapan Hak atas tanah Badan
6 Pusat Database
Hukum dan Perorangan
Jumlah kebijakan teknis pengaturan dan
Indikator
3.1.2.1 penetapan hak atas tanah instansi Pusat NSPK
Kinerja
pemerintah, BUMN dan BUMD
Kegiatan
Jumlah bidang tanah instansi pemerintah,
2 3.1.2.2 Daerah Keputusan
BUMN dan BUMD yang ditetapkan
Rancangan Norma, Standard, Prosedur dan
Kriteria untuk pengaturan hak atas tanah
1 Pusat NSPK
dan ruang Instansi Pemerintah, BUMN dan
BUMD
Surat Keputusan Penetapan Hak Atas
Pusat dan
2 Tanah Instansi Pemerintah, BUMN, dan APBN Bidang 130 355 257 390 400
Daerah
BUMD
Pembinaan/Monitoring/Evaluasi
3 Penetapan Hak Tanah dan Ruang Instansi Pusat Laporan
Output
Pemerintah, BUMN dan BUMD
(RO)
Surat Keputusan Penetapan Hak Ruang
4 Bawah dan Ruang Atas Tanah Instansi Daerah SK 55 55 60 60 60
Pemerintah, BUMN, dan BUMD
Surat Keputusan Penetapan Hak Atas
5 Daerah Bidang
Tanah di Atas Hak Pengelolaan
Surat Keputusan Penetapan Hak
6 Pusat Bidang
Pengelolaan
Data Tanah Tanah Instansi Pemerintah,
7 Pusat PHDN Database 1 42
BUMN, dan BUMD
Kegiatan
Pendaftaran Tanah dan Ruang
3.2:
- 87 -
Jumlah bidang tanah dan ruang yang
3.2.2 Daerah Bidang Tanah
terdaftar
Rancangan Norma, Standard, Prosedur dan
1 Pusat NSPK
Kriteria (NSPK)
Output
2 Bidang tanah terdaftar Daerah Bidang 144.047 189.258 42.797 49.972 49.176
(RO)
3 Layanan informasi Pertanahan Daerah Bidang 72.425 73.169 76.689 82.334 87.803 1
4 Layanan Pemeliharaan Data Pertanahan Daerah Bidang 100.409 128.115 106.160 131.526 139.626 2
Kegiatan
Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT
3.3:
Kegiatan
Penanganan sengketa pertanahan
4.1:
Sasaran
4.1 Terselesaikannya sengketa Pertanahan
Kegiatan
Indikator
Kinerja 4.1 Jumlah Penyelesaian Sengketa pertanahan Daerah Kasus 35 60 165 240 240
Kegiatan
Pusat dan
Output 1 Penyelesaian Sengketa Pertanahan Kasus 35 60 165 240 240
Daerah
(RO)
2 Rancangan NSPK (Pusat) Pusat NSPK
- 88 -
Supervisi, Pemantauan dan Evaluasi
3 Pusat Satker
Penanganan Sengketa Pertanahan
Pembinaan/Sosialisasi/Evaluasi/Konsultas
4 Daerah Satker 1 1 1 1 1
i
Kegiatan
Penanganan perkara pertanahan
4.2:
Kegiatan
Pencegahan dan Penanganan Konflik Pertanahan
4.3:
- 89 -
Rekomendasi upaya pencegahan sengketa, Pusat dan
6 Rekomendasi 6 6 6 1
konflik dan perkara pertanahan Daerah
Supervisi, Pemantauan dan Evaluasi
7 Pusat Satker
Penanganan Konflik
Kegiatan
Pengadaan Tanah dan Pencadangan Tanah
5.1:
Kegiatan
Konsolidasi Tanah dan Pengembangan Pertanahan
5.2:
- 90 -
Berita Acara Penerapan Desain Konsolidasi Pusat dan
3 Bidang 100 100 100 100
Tanah IKK 4 Daerah
4 Konsolidasi Tanah Swadaya IKK 4 Daerah Bidang
Data Spasial dan Tekstual Konsolidasi
5 Pusat Data
Tanah (data) IKK 2
Bantuan Teknis pengembangan pertanahan Pusat dan
6 Data set 2 1 1 1
dan pemanfaatan tanah IKK 1 Daerah
Basis Data Pemanfaatan Tanah dan
Pusat dan
7 Pengebangan Pertanahan Data Set 3 5 5 5
Daerah
IKK 1
Fasilitasi Konsolidasi Tanah dan
8 Daerah Satuan Kerja 6 6 6 6
Pengembangan Pertanahan
Kegiatan
Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan
5.3:
- 91 -
Sasaran Tersedianya Infrastruktur Dasar Geospasial
6.1
Kegiatan Tematik Pertanahan dan Ruang
6.1.1 Cakupan luas Peta Dasar Pertanahan Daerah Persentase 100
Indikator
Surveyor Kadastral berkualitas yang
Kinerja 6.1.2 Daerah Persentase 100 100 100 100
dihasilkan (termasuk Penata kadastral)
Kegiatan
6.1.3 Panjang Batas Kawasan Hutan dengan APL Pusat Persentase 100
Rancangan Norma, Standard, Prosedur dan
1 Pusat NSPK
Kriteria (NSPK)
2 Peta Dasar Pertanahan Pusat dan daerah Hektar 0 6.510
3 Surveyor Kadastral Pusat Orang 60 60 60 60
Output 4 Panjang Batas Kawasan Hutan Pusat Km
(RO) Basis Data dan Sistem Informasi Data
5 Pusat Dataset
Dasar Pertanahan
6 Kerangka Dasar Kadastral Nasional Daerah TDT 21 15 18 20
Pusat dan
7 Pemeliharaan Peralatan Unit 2 2 19 19 19
Daerah
Kegiatan
Survei dan Pemetaan Tematik
6.2:
Kegiatan
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral
6.3:
- 92 -
6.3.2 Cakupan satuan ruang yang terpetakan Pusat Persentase
Indikator Jumlah Desa/Kelurahan Lengkap dan
Kinerja Informasi Untuk Menunjang Penanganan
6.3.3 Daerah Persentase
Kegiatan Sengketa, Permasalahan dan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Rancangan Norma, Standard, Prosedur dan
1 Pusat NSPK
Kriteria (NSPK)
Data dan Informasi Bidang Tanah dan
2 Pusat Bidang 973.936
Ruang
Hektar/Bidan
3 Peta Bidang Tanah dan Ruang (Layanan) Daerah 25.150 27.208 27.208 27.208
g
Peta Bidang Tanah dan Ruang (Non
4 Daerah Bidang 1.536 280 280 280
Layanan)
5 Peta Bidang Tanah K4 Daerah Bidang 23.924 1
Output
6 Berita Acara Penyuluhan Daerah Paket
(RO)
Laporan Pembinaan, Monev Supervisi
7 Daerah Laporan 6 6 6 6 6
Daerah
8 Data Infrastruktur Keagrariaan Daerah Warkah 1.382.738
Dukungan Manajemen Kegiatan One Map
9 Daerah Paket 1 1
Project
Rekomendasi Desa/Kelurahan Lengkap
dan Informasi untuk menunjang
10 Daerah Rekomendasi 155 155 155 186
penanganan Sengketa, Permasalahan dan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Program
Dukungan Manajemen
C:
Sasaran
Terlaksananya Dukungan Manajemen dan
Kegiatan 1.7
Tugas Teknis lainnya di Daerah
:
Indeks Akuntabilitas Kinerja (SAKIP) dan Indeks
1.7.1 Daerah Pusat 88 (A) 90 (A) 92 (AA) 93 (AA) 95 (AA)
Keuangan (IKPA) Akuntabilitas
Indeks
Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil Kenaikan 2 Kenaikan 2 Kenaikan 2 Kenaikan Kenaikan
1.7.2 Daerah Profesionalitas
Indikator Negara point point point 2 point 2 point
ASN
Kinerja
Nilai 2,75 3,50 3,90
Kegiatan 2,0 3,10
1.7.3 Indeks Maturitas SPIP Daerah Maturitas (Berkembang (Terdefinis (Terdefinisi
(Berkembang) (Terdefinisi)
SPIP ) i) )
Persentase Terpenuhinya Layanan
1.7.4 Daerah Persentase 100 100 100 100 100
Perkantoran
- 93 -
Persentase Pengelolaan Tindak Lanjut Pusat dan
1.7.5 Persentase 100 100 100 100 100
Pengaduan Masyarakat Daerah
Persentase layanan permohonan informasi Pusat dan
1.7.6 Persentase 90 90 90 100 100
publik Daerah
Persentase Pelaksanaan 4 (empat) Metode Pusat dan
1.7.7 Persentase 90 100 100 100 100
Strategi Komunikasi Publik Daerah
1 Layanan Dukungan Manajemen Daerah Daerah Layanan 1 1 1 1 1 11
2 Layanan Perencanaan Daerah Layanan 1 1 1 1 1
3 Layanan Pemantauan dan Evaluasi Daerah Layanan 1 1 1 1 1
Layanan manajemen Sumber Daya
4 Daerah Layanan 1 1 1 1 1
Manusia (SDM)
5 Layanan Manajemen Keuangan Daerah Layanan 1 1 1 1 1
Layanan manajemen Barang Milik Negara
6 Daerah Layanan 1 1 1 1 1
Output (BMN)
(RO) 7 Layanan Hukum Pusat Layanan 1 1 1 1 1
Layanan Hubungan Masyarakat dan
8 Daerah Layanan 1 1 1 1 1
Informasi
9 Layanan Reformasi Birokrasi Daerah Layanan 1 1 1 1 1
10 Layanan Umum Daerah Layanan 1 1 1 1 1
11 Layanan Data dan Informasi Daerah Layanan 1 1 1 1 1
12 Layanan Dukungan Manajemen Satker Daerah Layanan 1 1 1 1 1
13 Layanan Perkantoran Daerah Layanan 1 1 1 1 1
- 94 -
Lampiran 2. Matriks Kerangka Regulasi
1. Revisi Regulasi pengaturan Pasal 6 menetapkan besaran Bapenda Biro Hukum, 1 tahun
pajak atas tanah: Perda BPHTB 5% mengacu pada UU No BPAD, BPN anggaran
nomor 18 tahun 2010 28 tahun 2009 Tentang Pajak
tentang Bea Perolehan Hak Daerah & Retribusi Daerah Pasal
Atas Tanah dan Bangunan 88 (1) Tarif Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan
ditetapkan paling tinggi sebesar
5% (lima persen). Pengurangan
besaran persentase pengenaan
bea (2-3%)
2. Revisi Regulasi Pengaturan Pengenaan pajak progresif atas Bapenda Biro Hukum, 1 tahun
Pajak Atas Bumi dan kepemilikan bidang tanah yang Biro Tata anggaran
Bangunan: melebihi dari jumlah yang Pemerintahan,
Peraturan Daerah Provinsi ditentukan sebanyak 5 (lima) BPN, BPAD
DKI Jakarta Nomor 16 bidang tanah
Tahun 2011 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan
3. Regulasi interconnecting Kebutuhan Pemangkasan BPN, Dinas Cipta Biro Hukum, 1 tahun
pelayanan: SAMSAT prosedur dan waktu perizinan Karya Tata Biro Kerjasama anggaran
PERTANAHAN (Sistem yang saling terhubung antar Ruang dan
Administrasi Manunggal instansi sehingga mewujudkan Pertanahan,
Satu Atap) kemudahan berusaha dan Bapenda,PTSP
birokrasi
4. Regulasi Pemanfaatan Kebutuhan pemanfaatan Bappeda Bapenda, Dinas maksimal 1
Informasi Bidang tanah informasi pertanahan dalam Cipta Karya, tahun
sebagai acuan mendukung pelaksanaan tupoksi Tata Ruang, anggaran
pembangunan sektoral dalam mewujudkan dan
pembangunan yang Pertanahan,,
berkelanjutan BPAD, BPN
5. Regulasi Perbaikan, Validasi Proses teknis dalam pelaksanaan Bappeda Kominfo, BPN, maksimal 1
dan Verifikasi data kegiatan perbaikan dalam Bappenda, tahun
pertanahan rangka validasi dan verifikasi Cipta Karya, anggaran
data pertanahan secara kontinu Perijinan, dll
perlu dilakukan sehingga
pengujian materiil terhadap data
hasil kegiatan tersebut dapat
dilakukan, hal ini mendukung
proses-proses peningkatan
kualitas data, informasi dan
layanan pertanahan untuk
masyarakat.
6. Regulasi SIAP Draft Peraturan Bupati/Perda Bappeda 1 tahun
tentang SIAP penilaian tingkat
maturitas SIAP yang akan
dijalankan
7. Revisi Regulasi Pengesahan Keputusan gubernur No 924 Biro Hukum BPN,Citata, 1 tahun
Pertelaan tahun 1991 mengacu pada UU PTSP, Perkim,
No 16 tahun 1985 Ttg Rumah KDH, SeKDA
Susun ( diperbaharui UU No 20
tahun 2011)
8. Regulasi risk manajemen Untuk menjamin terwujudnya Biro Pemerintah 1 tahun
SIAP, maka pemilik risiko
(satuan kerja) harus melakukan
- 95 -
manajemen risiko, dimulai dari
identifikasi risiko, analisis risiko,
evaluasi risiko, dan penanganan
risiko
9. Revisi standar audit Regulasi yang ada sudah tidak Biro Pemerintah 1 tahun
relevan.
10. Revisi Regulasi pelaksanaan Untuk menjamin kepastian BPAD BPAD, 1 tahun
Inventarisasi dan Legalisasi hukum dan terwujudnya tertib Citata,KPK,
Aset Pemerintah Provinsi, administrasi pengelolaan aset BPN
Pemerintah Daerah dan dari pemerintah di wilayah DKI
Kewajiban Fasos/Fasum Jakarta dan aset dari kewajiban
fasos/fasum
- 96 -