Anda di halaman 1dari 30

A.

PELAYANAN IPRS
1. PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu
kegiatan yang terpola dan menyeluruh untuk bagaimana
mengelola aset alat medik yang dimiliki oleh rumah sakit.
Peralatan medik yang ada berjumlah ratusan item dimana
diperlukan suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk
sebagai pengelola peralatan medik adalah IPSRS dimana unit
ini ditunjuk secara resmi. Bentuk pengelolaan yang dilakukan
seperti : inventarisasi aset alat medik, pembuatan standar
operasional, pemeliharaan, kalibrasi, perbaikan dan
equipment dispossition.

a. Pengadaan Alat Medik


Pengadaan alat medik mempunyai alur dimana IPSRS
dapat membuka permintaan barang dalam bentuk form
permohonan yang dibuat berdasarkan 2 alur besar;
pengadaan untuk sparepart dari alat medik yang digunakan
untuk perbaikan dari kerusakan dan pengadaan alat medik
yang bersifat penambahan aset alat medik atau pengadaan
baru yang diajukan oleh unit atau departemen dengan
dilengkapi kajian kebutuhan penambahan alat baru.
Pengadaan yang dibuat harus memiliki beberapa isian yang
harus dilengkapi sebagai dasar pengajuan permintaan
diantaranya:
- No. PPATK
- Tanggal pengajuan
- Nama barang yang diajukan
- Jumlah barang yang diminta
- Minimal stock
- Sisa Stock
- Keterangan bisa berupa alasan permintaan
b. Uji Kelayakan Alat Medik Baru
Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud
telah datang ke rumah sakit yang diterima oleh Departemen
Logistik, maka tahap selanjutnya alat medik baru tersebut
dilakukan uji kelayakan (commissioning) yang dilakukan
seperti:
- Periksa bahwa seluruh komponen, asesoris, dan
kelengkapan pilihan (options) yang tercatat dalam surat
pesanan telah diterima dengan baik.
- Arsipkan hasil pengetesan unjuk kerja dan keamanan
pada saat awal, sehingga dapat digunakan sebagai
pembanding pada saat dilakukan inspeksi dimasa yang
akan datang seandainya terjadi keraguan terhadap unjuk
kerja alat medik.
- Kelengkapan berkas administrasi seperti: ijin edar dagang
dari DEPKES, kartu garansi, manual book, sertifikat uji
dari pabrikan dan petunjuk singkat penggunaan dalam
bahasa indonesia.
- Pelaksanaan pengetesan fungsi dari alat dengan
berdasarkan dari prosedur pabrik (check list standar
tahapan pengujian pabrik).
- Berita acara kesiapan alat untuk digunakan ke pelayanan
(ditandatangani oleh: teknisi vendor, teknisi IPSRS dan
user ruangan yang memiliki alat tersebut.
c. Inventarisasi Peralatan Medik
Pendataan seluruh alat medik merupakan kunci penting dari
management pengelolaan dimana proses pencatatan aset
dilakukan oleh beberapa unit seperti logistik, akunting,
internal kontrol dan oleh IPSRS sebagai pengelola langsung
dari alat medik.
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan
aspek teknis setiap alat seperti: nama alat, merk, tipe, lokasi
atau ruangan pemilik, data vendor, jumlah alat. Total
peralatan yang tertuang dalam lembar inventarisasi ini akan
menjadi beban kerja pemeliharaan. Dari data ini akan dapat
diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan secara
keseluruhan sehingga pemeliharaan peralatan dapat
dilaksanakan dengan baik. Inventarisasi peralatan dapat
digunakan untuk kepentingan pemeliharaan alat dilakukan
oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodik
paling tidak setahun sekali dan setiap ada perubahan atau
penambahan
alat baru.
d. Pemeliharaan Alat Medik
Pemeliharaan peralatan medik adalah suatu upaya atau
kegiatan terencana secara periodik untuk menjaga agar
perlatan medik selalu dalam kondisi laik pakai, dapat
difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai yang lama.
Agar pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya maka unit kerja BM perlu dilengkapi
dengan aspek-aspek pemeliharaan yang berkaitan dan
memadai meliputi sumber daya manusia, fasilitas teknis,
peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan
bahan pemeliharaan. Semua spek pemeliharaan pastinya
memerlukan biaya.
- Elemen-elemen pemeliharaan alat medic
Elemen-elemen pemeliharaan alat medik adalah elemen
yang harus dilakukan pada kegiatan pemeliharaan dan
dilakukan secara rutin. Elemen-elemen yang dimaksud
adalah:
 Inspeksi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap
material atau jenis alat medik pada komponen penting
seperti: elektrikal, mekanik dan fisik alat apakah masih
sesuai dengan standar operasional alat medik tersebut.
 Pemeliharaan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi:
pembersihan alat. Pelumasan, pengecasan, dll.
 Uji fungsi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
memastikan fungsi dari alat medik.
 Kalibrasi
Suatu kegiatan periodik untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan
ukur, dengan cara membandingkan terhadap standar
ukurnya yang terselusur (trackable) ke standar nasional
dan atau internasional.
e. Pelaku pemeliharaan alat medic
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume
pekerjaan, kemampuan teknisi, tingkat teknologi peralatan,
fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan yang ada di internal ,
maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan dapat
dilakukan oleh:
- Dilaksanakan oleh teknisi rumah sakit
IPSRS melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan
keahlian yang didapat dari basic pendidikan elektomedik dan
pelatihan-pelatihan yang diberikan . Manfaat yang utama
dari pelayanan swakelola (in house service) adalah teknisi
medik dapat dipanggil secara cepat oleh user untuk melacak
kerusakan dan memperbaiki peralatan, memberi bantuan
dalam aspek pengoperasian alat, menyiapkan persediaan
suku cadang yang tepat dan dukungan yang terus menerus
terhadap user. Rumah sakit harus membuat komitmen yang
berkesinambungan untuk mendukung unit IPSRS.
Komitmen tersebut meliputi pelatihan staf, alat kerja,
ruangan, peralatan,manajemen dan inventarisasi suku
cadang. Pengeluaran alat atas perbaikan dapat dianggap
sebagai kerugian untuk rumah sakit, oleh karena itu setiap
pemakaian alat medik yang terpakai oleh pasien haruslah
dipikirkan dan diterapkan untuk memasukan komponen
biaya service sehingga bila terjadi kerusakan pada alat medik
tersebut, biaya service sudah tersedia baik hanya sebagian
atau sampai total biaya yang dibutuhkan dari perbaikan.
- Dilaksanakan oleh teknisi vendor
Apabila IPSRS tidak mampu melaksanakan pemeliharaan
suatu alat disebabkan oleh beberapa hal, misal tingkat
kecanggihan alat medik atau peralatan kerja tidak lengkap,
maka pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh teknisi vendor
alat medik bersangkutan. Pabrik biasanya menyediakan
pelayanan dengan jenis full servic contact yang secara umum
meliputi seluruh biaya terkait, dan biaya mencakup suku
cadang, dan on call service sesuai kebutuhan dimana rumah
sakit hanya membayar pada saat terjadi kerusakan sesuai
dengan panggilan. Barang dengan teknologi tinggi dan
peralatan pencitraan digital memerlukan keahlian khusus
dan investasi suku cadang yang mahal sehingga menjadi
tidak praktis untuk menyediakan pelayanan
swakelola.
Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi
rumah sakit dan kebutuhan yang diperlukan, kesemuanya
harus dipertimbangkan dengan baik. Kontak servic adalah
upaya untuk memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh
rumah sakit, tetapi kebutuhan yang makin tinggi, makin
tinggi pula biaya kontrak yang diperlukan. Padahal dengan
pelayanan swakelola, waktu lembur dan biaya panggilan
dapat dihitung secara cepat. Rumah sakit harus menetapkan
secara tepat kebutuhan yang diperlukan untuk setiap alat
ingat, kebutuhan berbanding lurus dengan biaya.
f. Jadwal pelaksanaan pemeliharaan alat medic
Dari sekian banyak item alat medik di Rumah Sakit, maka
agar dalam pengelolaan alat medik menjadi terarah dan
terkoordinasi dengan baik maka pemeliharaan alat medik
harus dibuat jadwal pelaksanaannya. Untuk dapat
menentukan seberapa sering alat medik dilakukan
pemeliharaan, IPSRS membuat pemilahan data yang berasal
dari informasi pada manual book dan beberapa faktor
seperti:
a. Frekuensi pemakaian alat medik
b. Resiko resiko fisik
c. Faktor keselamatan pasien

2. PENGELOLAAN GEDUNG
a. Komponen Arsitektur Gedung
1) Sarana Jalan Keluar
Sarana jalan keluar ( egress ) harus dilengkapi dengan tanda
EXIT dan tidak boleh terhalang serta memenuhi persyaratan
sesuai dengan SNI.
2) Dinding Kaca / Tempered Glass
Perkembangan arsitektur bangunan gedung banyak
menggunakan kaca di bagian luarnya sehingga bangunan
terlihat lebih bersih dan indah. Pemeliharaan yang dilakukan
antara lain :
- Dinding kaca memerlukan pemeliharaan setidaknya 1
( satu ) tahun sekali
- Pada bangunan yang tinggi siapkan gondola secara aman
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
- Periksa semua karet atau sealent perekat kaca yang
bersangkutan, bila terdapat kerusakan sealent atau karet
perekat kaca perbaiki dengan sealent baru dengan tipe
yang sesuai
- Bersihkan kaca dengan bahan deterjen dan bersihkan
dengan sikat karet
- Jangan menggunakan bahan pembersih yang mengandung
tinner atau benzene karena akan merusak elasititas karet
atau sealent.
3) Dinding Keramik / Mozaik.
Biasanya dipasang pada dinding kamar mandi, wc, tempat
cuci, atau tempat wudhu.
Pemeliharaannya :
- Bersihkan setiap hari sebanyak minimal 2 ( dua ) kali
- Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen
pengikat keramik
- Disarankan yang tidak mengandung air keras atau asam
kuat
- Sikat permukaan keramik dengan sikat plastik halus dan
bilas dengan air bersih.
- Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yang ada
dilantai atau dinding yang bersangkutan minimal 2 ( dua )
bulan sekali
- Keringkan permukaan dengan kain pel kering.
4) Plafon Tripleks
Pemeliharaannya
:
- Plafon tripleks akan rusak terutama pada bagian luar
gedung setelah lebih dari 10 ( sepuluh ) tahun
penggunaan
- Bersihkan kotoran yang melekat sekurang – kurangnya 3
( tiga ) bulan sekali dari kotoran yang melekat
- Gunakan sikat atau kuas sebagai alat pembersih
- Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran, segera
ganti dengan yang baru
- Bekas noda akibat bocoran ditutup dengan cat kayu baru
kemudian dicat dengan cat emulsi yang serupa
- Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum
melakukan pengecatan ulang.
5) Plafon Gipsum
Pemeliharaannya
:
Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar
bangunan gedung, bila terkena air akibat atap yang bocor,
segera ganti dengan yang baru atau diperbaiki.
Cara memperbaikinya :
- Kupas / korek bagian yang telah rusak karena air
- Tutup dengan bahan serbuk gipsum ( gypsum powder )
yang telah diaduk dengan air
- Ratakan dengan menggnakan kape atau plastik keras
hingga rata dengan permukaan di sekitarnya
- Tunggu hingga kering, kemudian ampelas dengan ampelas
No. 2
- Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan
warna yang dikehendaki.
6) Kunci, Grendel, dan Engsel
Pemeliharaannya :
- Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang
tingkat penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar, pintu
ruangan dan lain sebagainya
- Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus
menghilangkan karat yang terbentuk karena kotoran dan
cuaca / debu
- Lakukan pelumasan sekurangnya 2 ( dua ) bulan sekali
- Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau
pelumas cair lainnya.
7) Kusen Kayu
Pemeliharaannya
:
a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari
b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan
polituran kembali setiap 6 ( enam ) bulan sebagai
pemeliharaan permukaan
c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan
pembersihan dengan deterjen atau cairan sabun dan
gunakan spon untuk membersihkannya
8) Kusen Plastik dan Kusen Besi
Pemeliharaannya :
- Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel
setiap hari
- Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian
bawah yang dekat dengan lantai
- Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan
air bersih
- Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara
periodik sekurangnya setahun sekali, dengan cara :
o Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena
kotoran dan air
o Ampelas hingga bersih
o Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas
o Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang
sesuai

b. Komponen Mekanikal Gedung


1) Saluran Air Kotor
Pemeliharaan :
- Periksa saluran tegak air kotor pada gedung, terutama
saluran yang menggunakan bahan PVC, periksa pada
setiap sambungan yang menggunakan lem sebagai
penyambungnya. Bila ditemui terdapat kebocoran
segera tutup kembali.
Cara perbaikannya :
- Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau
pada ujung sambungan, Beri lem PVC pada daerah yang
ingin disambung, Sambungkan kembali bagian tersebut.
- Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar gedung
dari barang – barang yang dapat menggangu aliran air
dalam saluran, sekurang – kurangnya 1 ( satu ) bulan
sekali
- Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak
kontrol saluran, beri jeruji dari batang besi sebagai
penghalang sampah agar saluran tidak tersumbat.
2) Saluran Air Bersih
Pemeliharaan :
- Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah
saluran PVC yang tidak terlindung dari panas matahari
- Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang
atau menyanggah pipa PVC bila ada sebagian
penggantung yang lepas
- Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka
lakukan hal – hal :
o Matikan aliran air dari stop kran yang ada
o Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa
atau balut dengan karet bekas ban dalam motor
untuk kondisi darurat ( bersifat sementara ) sehingga
kebocoran dapat dihentikan
o Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.
3) Peralatan
Sanitair
Pemeliharaan :
- Peralatan sanitair adalah washtafel, shower, kloset
duduk dan kloset jongkok
- Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan
pembersih lain yang tidak menyebabkan terjadinya
korosi pada alat-alat yang terbuat dari metal
- Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut
- Bilas dengan air bersih
- Keringkan dengan kain lap yang bersih

4) Pemanas Air
Pemeliharaan
:
- Matikan aliran listrik atau gas
- Alirkan dari kran air panas, air selama 10 ( sepuluh )
menit agar kotoran yang ada dalam tangki water heater
menjadi bersih
- Lakukan pembersihan / service sesuai dengan petunjuk
pemasangan setiap 4 ( empat ) tahun sekali
- Usahakan pembersihan lebih sering bila menggunakan
air sumur yang tidak diolah terlebih dahulu.
5) Kran Air
Pemeliharaan
:
- Periksa sekurang – kurangnya setiap 2 ( dua ) bulan
setiap kran yang ada
- Kencangkan baut pengikat putaran kran
- Ganti bila perlu, seal / karet pada batang putar ulir kran.
6) Bak Cuci Piring
Pemeliharan :
- Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau
sekurang – kurangnya setiap hari
- Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih,
sabun atau deterjen
- Jangan menggunakan ampelas / sand paper untuk
membersihkan permukaan bak cuci.

c. Komponen Elektrikal Bangunan Gedung


Untuk bangunan bertingkat dengan kegiatan yang padat
harus dilengkapi dengan tiga sumber catu daya : pasokan dari
Perusahan Listrik Negara ( PLN ), Pembangkit Listrik Cadangan
( Genset ) dan Unit Catu Daya Pasokan Sementara ( UPS –
Uninterupted Power Supply ).

Semua kabel untuk keperluan instalasi harus terbuat dari kabel


tahan api.
1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektrikal
Pekerjaan Perawatan, Pemeliharaan instalasi listrik pada
bangunan gedung meliputi pekerjaan :
a. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan
perlu memperhatikan penghematan energi listrik
b. Pemeliharaan panel distribusi tegangan menengah ( TM ) dan
tegangan rendah ( TR )
c. Pemeliharaan panel panel listrik di tiap – tiap lantai gedung
d. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya
e. Memeriksa kondisi operasi peralatan listrik dengan
menggunakan alat infra red investigation.
2. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Kelistrikan
a. U m u m
Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung meliputi :
1) Sistem Power Supply
• Transformator.
• UPS ( Uninterrupted Power Supply )
2) Sistem Distribusi
• Panel Distribusi Tegangan Menengah
• Panel Distribusi Tegangan Rendah
• Kabel Feeder Tegangan Menengah
• Kabel Feeder Tegangan Rendah
3) Sistem Penangkal Petir
3. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektronika
Sistem detektor pencegahan bahaya kebakaran dan elektronika
yang terdapat pada bangunan gedung meliputi :
a. Telepon
1) Standar Operational Prosedur
 Setiap hari operator telepon melakukan pemeriksaan atas
unjuk kerja MDF dan JB dari panel pengendali di ruang
operator.
 Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan
Telepon, maka harus segera melaporkannya ke petugas
Maintenance Telephone dan segera melakukan
pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab
terjadinya gangguan di MDF atatu JB dan melaporkannya
juga ke petugas lain yang terkait seperti Satuan
Pengaman.

b. Tata Suara
a. Standar Operational Prosedur
 Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk
kerja Amplifier, Speaker Selector, microphone dan dll. dari
panel pengendali di ruang operator
 Apabila menemukan gangguan pada sistem tata suara,
maka harus segera melaporkannya ke petugas
Maintenance dan segera melakukan pengecekan ke lokasi
untuk mengetahui penyebab terjadinya gangguan
tersebut dan melaporkannya juga ke petugas lain yang
terkait seperti Satuan Pengaman.
c. Sistem Jaringan Komputer / Internet
1) Standar Operational Prosedur
 Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk
kerja Jaringan Komputer, Server, Repeater, Hub, dan
perlengkapan Uninterupted Power Supply ( UPS ). dari
panel pengendali di ruang operator.
 Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan
komputer, maka harus segera melaporkannya ke petugas
Maintenance dan segera melakukan pengecekan ke lokasi
untuk mengetahui penyebab terjadinya gangguan
tersebut dan melaporkannya juga ke petugas lain yang
terkait seperti Satuan Pengaman.
d. Mesin cuci
Agar tetap awet dan maksimal umur gunanya, mesin cuci memerlukan
Perawatan harian. Caranya adalah
1. Bersihkan laci atau tempat memasukkan deterjen pada mesin cuci.
Jika perlu, lepas laci deterjen dan bersihkan dengan menggunakan sikat gigi
bekas. Tempat-tempat ini berpotensi sebagai tempat tumbuh bakteri dan
jamur sehingga harus rajin dibersihkan.
2. Tempat lain yang menjadi tempat bakteri berkumpul
adalah filter atau saringan kotoran. Kosongkan secara berkala dan buang
kotoran yang terkumpul di dalamnya.
3. Bersihkan tabung mesin cuci. Penampilan tabung yang tampak bersih
dapat menipu, karena kotoran dan bakteri bisa bersembunyi di celah-celah
kecil pada tabung. Cara terbaik untuk membersihkan tabung mesin cuci
adalah dengan membiarkan mesin cuci bekerja tanpa ada cucian apapun
didalamnya. Air panas yang digunakan akan membantu membersihkan
tabung mesin cuci.
4. Untuk mencegah bau tak sedap pada mesin cuci, biarkan pintu mesin
cuci sedikit terbuka untuk membiarkan udara bersirkulasi di dalam tabung.
Cara ini juga membantu mencegah pertumbuhan bakteri.
5. Gunakan deterjen yang berkualitas baik. Residu dari deterjen atau
pelembut kualitas rendah bisa menjadi sumber jamur dan bau tak sedap
pada mesin cuci.
6. Selalu bersihkan mesin cuci dari sisa-sisa deterjen.
7. Bersihkan bagian yang dialiri air secara berkala agar tidak berlumut.
8. Selalu matikan mesin dan cabut kabul dari stop kontak setelah mesin
selesai digunakan.
9. Mengelap panel, pintu, dan sisi-sisi mesin cuci, terutama jika bagian-
bagian tersebut terkena air selama mencuci.
10. Memastikan kabel dan selang tidak terlilit, terpelintir, atau terlipat.

e. Komponen Ruang Luar Gedung


1. Pemeliharaan Tangki Septik
- Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke dalam
tangki septik
- Jangan membuang air bekas mandi ke dalam tangki
septik
- Periksa bak kontrol bila tangki septik penuh dan sedot
setiap 6 ( enam ) bulan sekali
2. Pemeliharaan Talang Tegak dan Datar
- Talang datar pada atap bangunan harus diperiksa setiap
1 ( satu ) tahun sekali
- Bersihkan dari kotoran yang terdapat pada talang datar,
bersihkan dari bahan yang dapat menimbulkan korosif
pada seng talang datar
- Berikan lapisan meni setiap 2 ( dua ) tahun sekali agar
seng talang tetap dapat bertahan dan berfungsi baik
- Talang tegak yang terbuat dari pipa besi atau PVC
sebaiknya dicat kembali sekurang – kurangnya 4 (
empat
) tahun sekali
- Bila talang tegak PVC pecah atau retak karena sesuatu
benturan, perbaiki dengan melapis dengan bahan yang
sama dengan menggunakan perekat atau lem dengan
bahan yang sama
3. Pemeliharaan Floor Drain
- Periksa setiap hari saringan air yang terdapat pada
lantai kamar mandi atau WC
- Usahakan selalu terdapat air pada setiap saringan untuk
mencegah masuknya udara yang tidak sedap ke dalam
ruangan ( kamar mandi atau WC )
- Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah rusak
- Bersihkan dari bahan yang menempel pada lubang
ujung saluran, dan bersihkan bila kotor
4. Pengecatan Luar Gedung
Cat dinding luar gedung penting untuk penampilan
bangunan, dan sebaiknya pengecatan ulang dilakukan
pada tembok gedung setiap 2 ( dua ) atau 3 ( tiga ) tahun.
Kerusakan cat pada gedung antara lain :
a) Bila menggelembung ( blestering ),
penyebabnya adalah :
- Pengecatan pada permukaan yang belum kering
- Pengecatan terkena terik matahari langsung
- Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi
pengapuran
- Pengecatan atas permukaan yang kotor dan
berminyak
- Bahan yang dicat menyusut / memuai, ini terjadi
apabila
- Permukaan yang dicat mengandung air atau
menyerap air
Cara perbaikannya :
- Keroklah lapisan cat yang menggelembung dan
haluskan permukaannya dengan kertas ampelas
- Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan
tertutup rata
- Keroklah lapisan yang mengelupas dan bersihkan
dengan kertas ampelas hingga permukaan rata, halus
& kering
- Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup
rata
b) Bila berbintik ( bittiness ), penyebabnya
adalah :
- Debu atau kotoran dari udara atau kuas / alat
penyemprot tidak kering sempurna
- Adanya bagian – bagian cairan yang sudah mengering
ikut tercampur / teraduk
Cara perbaikannya adalah:
- Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna
- Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas
ampelas halus dan bersihkan
- Beri lapisan cat baru ( yang sudah disaring ) sampai
permukaan cukup rata
c) Retak – retak ( crazing / cracking ),
penyebabnya adalah :
- Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua
karena elastisitas cat sudah berkurang
- Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup
kering
- Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak merata
Cara perbaikannya :
- Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaannya
haluskan dengan kertas ampelas kemudian bersihkan
- Beri lapisan cat baru
d) Perubahan Warna ( discoloration ),
penyebabnya adalah :
- Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan
terik matahari
- Adanya bahan pengikat ( binder ) bereaksi dengan
garam – garam alkali
Cara perbaikannya :
- Pilihlah jenis cat lain
- Lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan
cat dasar tahan alkali
e) Garis – garis bekas kuas ( brush marks ),
penyebabnya adalah :
- Kuas diulaskan terus pada saat cat mulai mengering
- Permukaan cat terlalu kental
- Pemakaian kuas yang kotor.
Cara perbaikannya :
Setelah lapisan cat mengering, gosoklah dengan kertas
ampelas, bersihkan dan dicat dengan cara pengecatan
yang benar dan dicat ulang dengan cat yang
kekentalannya cukup
5. Pemeliharaan Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang
a. Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang-
kurangnya setiap 4 ( empat ) tahun sekali
b. Periksa paku atau angkur pengikat terutama pada karet
seal untuk mencegah bocor
c. Ganti karet seal bila rusak
d. Cat kembali permukaan seng dengan meni secara
merata
6. Pemeliharaan Atap Beton
a. Bersihkan setiap sebulan sekali permukaan atap
dari kotoran yang melekat
b. Beri lapisan anti bocor dengan kuas atau dengan
cara semprot secara merata
c. Bila menggunakan lapisan aspal – pasir sebagai
lapisan atas permukaan atap, periksa aspal yang
mengelupas karena perubahan cuaca, dan berikan aspal
cair baru setebal 5 ( lima ) milimeter
a. Bila terdapat retak – retak tutup dengan
plamur kayu dan cat kembali
b. Perbaikan yang sempurna dapat dilakukan
dengan mengerok sampai habis cat lama yang melekat,
ampelas dan cat kembali dengan cat dasar serta cat
penutup khusus untuk kayu
7. Pemeliharaan List Glass Fiber Cement ( GRC )
- Lakukan pemeriksaan secara periodik
- Periksa seng penutup listplank
- Bersihkan permukaan GRC dengan ampelas No. 2
- Cat kembali dengan cat emulsi secara merata
f. Komponen Tata Graha
1. Pemeliharaan Kebersihan Toilet
a. Sistem pembersihan searah perputaran jarum jam, dimulai
dari pintu masuk. Prosedur pembersihan dilakukan dari bagian
atas menuju ke bagian bawah
b. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah yang ada di
toilet dengan sempurna.
c. Bersihkan wash tafel, toilet bowl bagian luar dan bagian
dalam
d. Untuk posisi yang sulit dilihat gunakan pantulan cermin,
setelah dibilas kemudian dikeringkan kembali
e. Bersihkan daun pintu, dinding / ruang kloset bagian luar /
dalam toilet dengan sempurna, setelah dibilas kemudian
dikeringkan kembali
f. Isi kembali soap dispenser yang kosong atau kurang. Jika telah
2 ( dua ) minggu dispenser dikosongkan dahulu / cuci bersih
baru diisi kembali dengan sabun cair
g. Isi kembali roll tissue yang sudah tipis atau basah terkena
siraman air
h. Bersihkan tempat wudhu berikut kran airnya. Buka saluran air
pembuangan, bersihkan kotoran yang menyumbat saluran
i. Bersihkan noda – noda pada dinding keramik toilet dengan
menggunakan lap basah yang bersih ditambah floor cleaner,
bilas kemudian dikeringkan
j. Bersihkan ember / gayung toilet ( kalau ada ) secara periodik
mingguan. Ember dikosongkan / cuci bersih berikut
gayungnya dengan floor cleaner
k. Bersihkan kaca cermin / wall mirror dengan lap bersih
l. Lakukan pembersihan dan pengeringan toilet setiap kali
digunakan
2. Pemeliharaan Kebersihan Perabot dan Peralatan Kantor
a. Bersihkan semua kotoran / sampah yang berada di meja
sebelum pekerjaan pengelapan dilakukan, periksa laci meja
bersihkan agar bebas dari debu
b. Singkirkan semua asbak, bersihkan sampah atau puntung
rokok lalu masukan ke dalam kantong plastik sampah, letakan
kembali asbak pada posisi semula dalam keadaan bersih
c. Bersihkan perangkat komputer dengan lap bersih, campurkan
air ditambah multi purpose cleaner secukupnya dengan spons
oleskan ke permukaan yang kotor, terutama yang terkena
noda lalu keringkan lagi. Harus hati – hati di dalam
menggunakan air berlebihan
d. Bersihkan sofa / jok kain secara priodik bulanan dengan
mempergunakan shampoo machine, gunakan shampo khusus
sofa atau deterjen
e. Bersihkan semua permukaan kayu furniture dilakukan dengan
seksama sampai pada cela – cela kayu, agar bebas debu dan
mengkilap, gunakan furniture polish atau yang setara untuk
kayu, logam / stainless steel dengan metal polish atau yang
setara
f. Bersihkan kaki kursi dengan teliti, apabila dari logam stainless
steel gunakan lap kering ditambah metal polish atau yang
setara, apabila logam bercat gunakan lap basah dan lap
kering kembali, bila kayu bersihkan dengan furniture polish
g. Bersihkan filling cabinet; bersihkan bagian atasnya sesering
mungkin, karena biasanya banyak terdapat debu, gunakan lap
½ basah
h. Bersihkan debu pada cabinet dengan menggunakan lap ½
basah, mulai bagian atasnya kemudian dindingnya
i. Semprotkan pengharum ruangan.
3. Pemeliharaan Kebersihan Koridor
a. Bersihkan sarang laba-laba yang terdapat pada plafon koridor,
dengan mempergunakan rakbol
b. Bersihkan dinding selasar dengan lap kering, dan lap ½ basah
c. Bersihkan dinding kayu / wall paper gunakan lap kering, untuk
permukaan kayu pergunakan furniture polish atau yang setara
d. Sapu lantai selasar, kemudian dipel dengan air bersih
dicampur cairan floor cleaner dengan mempergunakan stick
mop
4. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Semen
a. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah yang berada
pada lokasi kerja. Pindahkan untuk sementara tempat sampah
dan asbak tersebut, kembalikan ke tempat semula apabila
pekerjaan telah selesai dikerjakan
b. Larutkan chemical cleaner atau yang setara dengan air ( 1 :
20 ) dalam ember, vacuum lantai terlebih dahulu, pel lantai
semen dengan cairan pembersih. Bila terdapat noda, gunakan
larutan chemical cleaner kemudian sikatlah dengan mesin
poles. Untuk mengangkat kotoran, vacuum cairan kotoran
dengan menggunakan wet vacuum cleaner
c. Gunakan sikat dorong atau sikat tangan untuk membersihkan
sudut – sudut lantai yang tidak terjangkau oleh mesin poles.
Gunakan sarung tangan karet ( hand glove ) dan masker
untuk melindungi kulit tangan dan penciuman dari bahan
kimia yang digunakan
d. Lakukan wet mopping ( mengepel basah ) untuk mengangkat
sisa kotoran pada permukaan lantai yang tidak rata
e. Bersihkan dengan kain lap basah semua permukaan benda –
benda, plin kayu yang kena percikan obat pada waktu mesin
dioperasikan
f. Bilas lantai yang sudah disikat dengan air bersih berulangkali,
minimal 3 ( tiga ) kali, kemudian keringkan.
5. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Keramik
a. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / dan benda
lain yang berada pada lokasi kerja, kemudian disingkirkan
untuk sementara dan ditempatkan kembali apabila pekerjaan
telah selesai dikerjakan. Vacuum/sapu lantai keramik terlebih
dahulu untuk menghilangkan debu
b. Basahilah lantai keramik merata, gunakan bahan kimia
chemical cleaner atau yang setara dicampur air ( 1 : 20 )
tunggu ± 5 ( lima ) menit,
c. Lakukan pembersihan sudut-sudut lantai yang tidak
terjangkau oleh mesin poles, gunakan sikat dorong ( sikat
tangan / tapas ) pakai sarung tangan karet untuk mencegah
kulit tangan terlindung dari bahan kimia yang digunakan
d. Gunakan wet vacuum cleaner untuk menghisap cairan kotoran
lantai keramik yang terangkat
e. Pel berulang kali, minimal 3 ( tiga ) kali, bilas dengan air
bersih gunakan stick mop katun.
6. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Paving
a. Bersihkan rutin tiap hari dengan sapu lidi,
masukan kedalam kantong plastik sampah gunakan dust pan.
Teknik penyapuan jangan bertentangan / berlawanan dengan
arah angin
b. Bersihkan rumput yang tumbuh pada celah –
celah pada paving, apabila sulit penanggulangannya, gunakan
pembasmi rumput
c. Isi kembali celah – celah paving dengan pasir
halus gunakan sapu lidi sampai rata. Apabila keadaanya
kurang rata / bergelombang, maka laporkan pada teknisi
d. Bersihkan lantai paving yang kotor atau terkena
oli kendaraan dengan sikat dorong atau mesin poles, gunakan
air panas dicampur floor cleaner atau deterjen. Bilas gunakan
selang air dan keringkan kembali dengan wiper lantai dan
stick mop
7. Pemeliharaan Kebersihan Tirai ( Vertical Blind atau
Gordyn )
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja
selengkapnya yaitu : wet & dry vacuum cleaner, hand stick
brush, deterjen, sikat nylon
b. Bersihkan rutin bulanan, hisap debu tirai ( vertical blind,
gordyn ), gunakan dry vacuum cleaner, pakai hand stick brush
c. Check tali vertical blind atau gordyn, kemungkinan macet,
gunakanlah tali untuk membuka dan menutupnya, segera
adakan perbaikan
d. Check rantai ( pemberat ) vertical blind atau gordyn,
kemungkinan ada yang lepas, segera diperbaiki
e. General cleaning vertical blind ( gordyn ) dilakukan 6 ( enam )
bulan sekali, turunkan cuci dengan deterjen, gunakan sikat
nylon, jemur ditempat yang panas kuku, posisi vertical blind
digantung, setelah kering dipasang kembali
f. Hilangkan spot ( noda ) yang terdapat di vertical blind,
gunakan atau spot remover, gunakan sikat nylon dengan air
hangat, keringkan dengan vacuum cleaner
g. Lakukan pembersihan setiap 2 ( dua ) bulan sekali.
8. Pemeliharaan Kebersihan Dinding Cat
a. Bersihkan debu yang melekat pada dinding
bercat minyak ( water seal ) dengan menggunakan kain
majun, untuk bagian atas bisa gunakan tangga atau rakbol.
Pembersihan ini untuk daily maintenance
b. Bersihkan noda ( spot & kotoran ) yang
terdapat pada dinding bercat minyak, gunakan campuran
deterjen dengan air secukupnya sapukan merata,
mengerjakan harus teliti, apabila terlalu banyak menggunakan
air akibatnya akan merusak permukaan cat
c. Caranya hilangkan noda secara bertahap,
tunggu kering dahulu baru diulang kembali, gunakan sponge
dan langsung keringkan dengan kain majun. Setelah itu
bersihkan sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick mop.
Pembersihan ini dilakukan secara priodik bulanan
d. Bersihkan noda ( spot & kotoran ) yang
terdapat pada dinding bercat minyak ( water seal ), gunakan
larutan washing compound digosok dengan sponge, kemudian
bilas dengan air bersih sampai larutan tidak tersisa dan
biarkan dinding sampai kering kembali. Setelah itu bersihkan
sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick mop.
Pembersihan ini dilakukan secara priodik bulanan.
9. Pemeliharaan Kebersihan Perlengkapan Alat Pemadam
Kebakaran
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja
selengkapnya yaitu : ember, sponge, kain majun, deterjen
b. Bersihkan tabung alat pemadam api ringan ( fire extinguisher
) yang terpasang di gedung dengan lap basah atau spons,
celupkan pada ember yang berisi larutan deterjen, kemudian
sikat debu yang melekat, gunakan sikat nylon, setelah itu
bilas dengan air bersih sampai larutan tidak tersisa dan
keringkan. Letakan kembali pada posisi semula
c. Hati – hati, selama dibersihkan jangan menarik / merusak
katup alat pemadam api ringan atau terjatuh / terpelanting ke
lantai sehingga menimbulkan benturan akibatnya alat
pemadam tidak berfungsi lagi
d. Bersihkan tutup kotak selang kebakaran ( box hydrant ) di
setiap lantai Gedung, dengan lap basah atau spons, celupkan
pada ember yang berisi larutan deterjen, kemudian bilas
dengan air bersih sampai larutan tidak tersisa dan keringkan
e. Bersihkan debu kotak penarik alarm di setiap lantai gedung
dengan lap kering atau bulu ayam, harus hati-hati
mengerjakannya, jangan menarik handle – nya
f. Bersihkan debu bel alarm di setiap lantai gedung dengan lap
kering atau bulu ayam
g. Bersihkan debu penutup tanda EKSIT tangga darurat dengan
lap kering.
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEBERSIHAN

A. JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN


1. JENIS PEKERJAAN
Jenis pekerjaan adalah kebersihan, perawatan, dan pemeliharaan
2. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan adalah di Rumah Sakit Mitra Bangsa Pati

B. KEBERSIHAN, PERAWATAN, DAN PEMELIHARAAN


1. KACA
Pembersih kaca gedung maupun kaca toilet / cermin dengan
menggunakan chemicals pembersih LOC dan diseka menggunakan
windows wipers dilakukan secara rotasi dari permukaan kaca satu
ke lainnya dengan rotasi 1 ( satu ) mingguan. Pada saat yang sama
pembersihan kusen dilakukan dengan menggunakan chemicals
pembersih yang sesuai.
Untuk pembersihan harian digunakan chamois clooth dan cotoon
clooth agar kaca senantiasa bersih dan terbebas dari lembab
maupun debu.
Bila permukaan kaca terdapat noda cat / kotoran serangga maka
digunakan cutters untuk mengupasnya.
2. DINDING
- Pelaksanaan pembersihan dilakukan dengan hati – hati agar
debu tidak mengganggu. Pada dinding keramik selain
pengontrolan kebersihan harian menggunakan lap gading, pada
2 ( dua ) minggu sekali akan dicuci menggunakan chemicals
pembersih ceramic cleaner agar senantiasa tampak bersih dan
terawat
- Pada dinding ukir ( gebyok ) selain pembersihan debu setiap hari,
satu bulan sekali dilakukan polishing dengan chemicals wood
polish yang setelah dilakukan polishing langsung dikondisikan
kering agar gebyok selalu awet dalam penampilan terbaiknya.
- Dinding keramik dibersihkan setiap hari.

3. PERABOT
Pada semua jenis perabot setiap hari dilakukan dusting / dilap
dengan kain lap agar bebas dari debu. 1 ( satu ) bulan sekali dipoles
dengan :
 Perabot kayu menggunakan furniture polish agar tampak
mengkilap dan terbebas dari serangga perusak kayu.
 Perabot berbahan dasar kulit imitasi, finil, kaca yang dilapisi film
dan pesawat telephone digunakan chemicals pembersih Amway
silicone glaze
 Perabot berbahan stainless dibersihkan dengan menggunakan
chemicals helios
 Perabot berbahan kuningan menggunakan braso
 Kaca meja setiap hari dilap dengan chamois clooth dan
dipastikan kebersihannya
 Untuk kelengkapan pada beberapa meja di ruang – ruang
tertentu disediakan tissue meja
 Untuk ruang ber – AC di beberapa titik AC tertentu disediakan
pengharum ruangan
4. L A N T A I
Lobbying dan mopping dilakukan pada permukaan lantai, dan sela –
sela bawah / kolong perabot disemua areal gedung yang meliputi :
 Areal perkantoran, kamar dokter jaga, transit dokter, apotik,
ruang teknik :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin
dilakukan 2 ( dua ) kali sehari dan setiap saat dijaga
kebersihannya.
 Areal pelayanan, areal perawatan dan Ruang Jaga Perawat,
Instalasi Gizi, Laboratorium, IGD, ruang Sanitasi :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin
dilakukan 2 ( dua ) kali sehari dan setiap saat dijaga
kebersihannya, khusus UGD kebersihan dipantau 24 jam ( 3 Shift
)
Untuk ruang yang steril Lobby Duster dan Mop digunakan
tersendiri ( khusus )
Untuk ruang rawat inap yang kosong dilakukan kebersihan secara
total / menyeluruh.
 Areal Aula Lt – 4 :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin
dilakukan 1 ( satu ) kali sehari. Bila aula digunakan untuk acara
maka setelah acara selesai akan dilakukan pembersihan total
agar aula senantiasa bersih.
Khusus ruang rawat inap Lt – 4 dibersihkan secara bergilir setiap
seminggu sekali.
 Areal hall dan selasar :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) dilakukan dan
dikontrol secara terus menerus dengan cara mobile
Bila diperlukan diadakan general cleaning lantai menggunakan
polisher machine agar kotoran berat yang tidak dapat terangkat
sempurna oleh lobbying dan mopping dapat dikelupas dan
terjaga keawetan material lantai.
5. PEMBUANGAN SAMPAH
 Pembuangan sampah ruangan dilakukan minimal 3 ( tiga ) kali
sehari, dan dibedakan sesuai jenis sampahnya, yaitu :
- Sampah Infeksius dimasukkan ke plastik warna kuning
- Sampah Non – Infeksius dimasukkan ke plastik warna hitam
Di luar jadwal di atas, pada ruang perawatan pasien, tempat
sampah selalu dikontrol baik isi, bau maupun kerapian letaknya.
Pencucian tempat sampah dilakukan setiap hari.
 Sampah non – medis dimasukkan ke TPS ( Kontainer ), sampah
medis diletakkan di tempat yang ditentukan.
6. KAMAR MANDI
 Setiap hari lantai, dinding dan kloset kamar mandi / WC disikat
alat yang memadai dengan menggunakan chemicals pembersih
dan disemprot disinfectant guna pengendalian kuman sehari 2
( dua ) kali
 Untuk senantiasa menjaga kebersihan, terutama pada ruangan
perawatan harus sesering mungkin dikontrol kondisi dan
kebersihannya
 Minimal 3 ( tiga ) hari sekali bak air dikuras dengan
menggunakan chemicals pembersih dan disinfectant agar
senantiasa bersih dan sehat untuk digunakan
 Kebersihan pintu, kusen, sirkulasi, gantungan baju, tempat sabun
dan plafond kamar mandi harus selalu terjaga kebersihan dan
keterawatannya agar senantiasa bersih dan awet
 Bila kloset / wastafel mampet semaksimal mungkin diupayakan
penanganannya secara teknis tanpa chemicals, apabila secara
teknis tidak berhasil maka digunakan chemicals
 Apabila warna / kondisi permukaan lantai, dinding dan kloset
mulai pudar maka dilakukan pemolesan agar senantiasa
menampilkan kondisi terbaiknya.
 Pada lantai didepan pintu kamar mandi wajib dipasang keset
yang dapat menjamin kebersihan lantai.

C. PROSEDUR PENGAJUAN PERBAIKAN

1. Prosedur Pengajuan

a. Sebagai bukti administratif, pada dasarnya setiap unit / instalasi /


ruangan yang mengajukan perbaikan suatu alat / barang /
lainnya harus dilakukan secara tertulis yang ditujukan kepada
KUK IPSRS ( form terlampir )

b. Pengajuan perbaikan suatu alat / barang / lainnya dapat


dilakukan secara lisan apabila dalam keadaan mendesak /
darurat ( emergency ) dengan menghubungi Pelaksana Teknis,
dan selanjutnya bukti administratif harus segera disusulkan
setelah mendapatkan penanganan lebih lanjut

c. Dalam rangka mempercepat pelaksanaan perbaikan, secara


proaktif diharapkan semua seksi dapat berkoordinasi dengan
baik

2. Prosedur Pelaksanaan

a. Setelah menerima Surat Pelaksanaan Perbaikan, seksi terkait


harus segera berkoordinasi dengan :

- Pelaksana Teknis agar pelaksanaan perbaikan dapat secepatnya


dilakukan

- Unit / instalasi / ruangan yang mengajukan perbaikan agar


pelaksanaan perbaikan dapat berjalan lancar dan tidak
mengganggu pelayanan

b. Dalam melaksanakan perbaikan, Pelaksana Teknis harus


menjunjung tinggi etika terhadap pasien / keluarganya,
pengunjung, dan sesama petugas
c. Apabila dalam pelaksanaan perbaikan dibutuhkan sejumlah
dana untuk pembelian suku cadang dan atau untuk
membayar jasa teknisi khusus ( dari pihak luar ), maka untuk
mencukupinya seksi yang terkait dapat mengajukan Surat
Usulan Dana Perbaikan kepada KUK IPSRS.

3. Prosedur Penyelesaian

a. Pekerjaan perbaikan dinyatakan selesai apabila unit / instalasi


/ ruangan yang mengajukan perbaikan selaku User telah
melakukan uji fungsi

b. Apabila uji fungsi menunjukkan hasil yang baik, selanjutnya


User dan Pelaksana Teknis menanda – tangani Pernyataan
Penyelesaian Perbaikan serta diketahui oleh seksi yang
terkait ( form terlampir )

D. PENDOKUMENTASIAN HASIL KEGIATAN PEMELIHARAAN


DAN PERBAIKAN ALAT MEDIK
Dari semua kegiatan yang dilakukan baik itu pemeliharaan dan
perbaikan yang dilakukan oleh IPSRS harus didokumentasikan ke
dalam bentuk format tertentu seperti:
1. Form Request Service (FRS).
2. Form yang digunakan untuk mencatat keluhan medik pada
masing-masing ruangan per alat medik sekaligus bentuk
tindak lanjut BM dari keluhan yang disampaikan.
3. Form pemeliharaan alat medik.
4. Setiap kegiatan pemeliharaan pada alat medik yang
dilakukan oleh teknisi medik hasil pekerjaannya harus
dicatatkan dalam form pemeliharaan alat medik.
5. Buku besar pemeliharaan.
6. Buku yang digunakan untuk mencatat semua aktifitas
pemeliharaan dan perbaikan atas masing-masing alat medik
peruangan. Buku besar ini hanya berisi tentang data base
alat
medik di ruangan bersangkutan, rekap pelaksanaan kalibrasi
dan history pemeliharaan dan perbaikan masing-masing alat
medik.

PENGAJUAN PERBAIKAN

: Ketua TPSK Sq. Seksi Administrasi dan Keuangan


Kepada Yth.
: Ruang :
Dari
Tanggal :

Mengajukan perbaikan alat / barang :

No Nama Alat / Barang No. Kode Inventaris Keterangan Kerusakan

Demikian, atas perhatiannya disampaikan terimakasih.

Yang Mengajukan Perbaikan

( ........................................... )

Anda mungkin juga menyukai