Anda di halaman 1dari 19

PROGRAM

PELAYANAN
ELEKTROMEDIK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


LUBUK SIKAPING

2018

1
BAB I

1. PENDAHULUAN

IPS Medik adalah Unit Kerja Struktural yang berada di bawah Pelayanan
Medik dan bertanggung jawab secara langsung Kepada Kepala bidang
Pelayanan Medik.
Teknik Elektromedis ditetapkan oleh Direktur SDM & Umum dan dibentuk
oleh Kepala Pemeliharaan. Setiap alat kesehatan wajib dilakukan pengujian
dan / atau kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja dan
keselamatan pemakaian (merujuk Surat Permenkes No.
363/Menkes/Per/IV/1998 tentang pengujian dan kalibrasi Alat Kesehatan pada
sarana Pelayanan Kesehatan Pasal 2 Ayat 1 dan juga tertuang dalam Pedoman
Pengujian dan Kalibrasi alat Kesehatan_DirJend Yanmed 2001). Dan
Keputusan Menteri Kesehatan No. 371/Menkes/SK/2007 tanggal 27 Maret
2007 tentang Standar Profesi Teknisi Elektromedis sebagai pedoman bagi
setiap teknisi Elektromedis sebagai pedoman bagi setiap teknisi elektromedis
dalam menjalankan profesinya.

Pada UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 16 ayat 1


mengamanahkan bahwa peralatan medis dan non medis harus memenuhi
standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.
Kemudian Ayat 6 mengamanahkan bahwa Pemeliharaan peralatan harus
didokumentasikan dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
Menurut ISO 9001: 2008 klausul 7.5 bahwa Kegiatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit harus menggunakan Standart Operating Procedure (SOP) yang
jelas, tiap jenis pelayanan kesehatan yang diberikan harus didukung dengan
peralatan yang memadai, terpelihara dan terkalibrasi sesuai jadwal.

2
BAB II

2. LATAR BELAKANG

Menindaklanjuti keputusan direksi No:460/Ch-Dir/KPTS-L/XII-10


tentang Kebijakan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di RSUD Lubuk
Sikaping maka Unit Elektromedis yang merupakan bagian integral pelayanan
kesehatan di RSUD Lubuk Sikaping turut berkewajiban menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya terhadap kelayakan dan siap
pakai peralatan kesehatan dengan tingkat keakurasian dan mutu yang standar.

Dengan berkembangnya pelayanan di RSUD Lubuk sikaping dan


bertambahnya sarana dan prasarana yang ada, maka Unit Elektromedis
membuat rencana kegiatan yang berisi tentang kegiatan – kegiatan yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan pelayanan di RSUD Lubuk sikaping.

3
BAB III

3. TUJUAN UMUM & KHUSUS


3.1 Tujuan Umum :
3.1.1 Tujuan dari pembuatan Rencana kegiatan ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
Unit Elektromedis kepada pimpinan maupun semua bagian yang
terkait, agar dapat diketahui apa saja yang akan dikerjaan, waktu
maupun SDM yang dibutuhkan.
3.1.2 Adanya perencanaan kegiatan yang jelas dan terarah.
3.1.3 Tersedianya Fasilitas kesehatan yang aman dan layak pakai.

3.2 Tujuan Khusus :


3.2.1 Sebagai acuan kegiatan di Unit Elektromedis.
3.2.2 Adanya efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan dan pemanfaatan
operasional peralatan medis.

4
BAB IV

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN RENCANA KEGIATAN &


ANGGARAN

4.1 RENCANA PENINGKATAN MUTU SDM ELEKTROMEDIK

NO Kegiatan Pengembangan Jumlah Waktu Anggaran (Rp)*

1 Pelatihan & Sertifikasi Kalibrasi Alat 3 Mar-Des 2018 8.655.000,-


medis (Gaya, Massa, Tekanan) ke
LIPI / BPFK atau swasta.
2 Pelatihan Manajemen Pemeliharaan 1 Mar-Des 2018 8.135.000,-
Peralatan Medis
3 Pelatihan Pemeliharaan & 1 Mar-Des 2018 8.135.000,-
TrobleShooting Peralatan Bedah
Sentral
4 Pelatihan Pemeliharaan & 1 Mar-Des 2018 8.135.000,-
Troubleshooting Peralatan Rawat
Intensive

4.2 RENCANA PENAMBAHAN TENAGA

RENCANA PENAMBAHAN / KEBUTUHAN TENAGA ELEKTROMEDIS


RSUD LUBUK SIKAPING

NO Jenis Tenaga Jumlah Standard Jumlah Pendidikan Keterangan


SDM Kebutuhan Kebutuhan
aktual Type C SDM 2018

1 Elektromedis 2 Orang 5 orang 3 DIII TEM Perlu kajian

5
4.3 RENCANA KEGIATAN

4.3.1 KRITERIA PEMELIHARAAN


Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria
pemeliharaan,yaitu :

1. Pemeliharaan terencana
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan/ disusun.
Jadual pemeliharaan disusun dengan memperhatikan jenis peralatan,
jumlah, kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan pembiayaan
yang tersedia. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan
preventif / pencegahan dan pemeliharaan korektif / perbaikan.

1. Pemeliharaan Preventif
1. Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah kegiatan pemeliharaan
berupa perawatan dengan membersihkan alat yang dilaksanakan setiap hari
oleh operator dan kegiatan penyetelan, pelumasan serta penggantian bahan
pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara berkala.
Pemeliharaan preventif bertujuan guna memperkecil kemungkinan
terjadinya kerusakan. Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat
dilaksanakan pada saat alat sedang jalan/operasionla/running
maintenance, melalui pemeriksaan dengan melihat, merasakan,
mendengarkan bekerjanya alat, baik tanpa maupun menggunakan
alat ukur. Pada waktu running maintenance dilakukan juga
pelumasan, penyetelan bagian-bagian alat tertentu yang memerlukan.
Pemeliharaan preventif dengan running maintenance biasanya tidak
dilakukan untuk peralatan kesehatan. Pemeliharaan preventif untuk
peralatan kesehatan pada umumnya dilakukan pada waktu alat tidak
operasional/shut down maintenance, yaitu alat dalam keadaan dimatikan
lalu dipelihara. Dalam hal ini kegiatan pemeliharaan dapat berupa
pembersihan, pelumasan, pengecekan, fungsi komponen, penyetelan,
penggantian bahan pemeliharaan, pengukuran keluaran dan keselamatan.

2. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan Korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan
atau tanpa penggantian suku cadang. Pemeliharaan korektif
dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke
kondisi siap operasional dan laik pakai dapat difungsikan dengan baik.

6
Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu
pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan.
Sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat
harus dilakukan oleh institusi penguji yang berwenang. Perbaikan korektif
dilakukan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan dilakukan
secara terencana. Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif,
yaitu kegiatan perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti
bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi
dan kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan
penggunaan.

3 . Pemeliharaan Tidak Terencana


Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
darurat
berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak.tidak terduga dan
harus segera
dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Untuk
dapat melaksanakan
pemeliharaan tidak terencana, perlu adanya tenaga yang selalu siap (stand
by) dan fasilitas
pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan
serendah mungkin
dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan terencana.

4. Kalibrasi
 Filosofi kalibrasi
Bahwa setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai
terbukti melalui kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur
tersebut memang baik.
 Definisi Kalibrasi
Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai-nilai yang ditunjukan
oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai-nilai yang
diabadikan pada suatu bahan ukur dengan cara membandingkan
dengan nilai konvensional yang diwakili oleh standar ukur yang
memiliki kemampuan telusur ke standar Nasional atau Internasional.
Kalibrasi bisa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang
terhubung dengan standar nasional maupun internasional bahan –
bahan acuan tersertifikasi, serta mengikuti petunjuk didalam ISO/IEC
17025:2005. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of
International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang

7
membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen
ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari
besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
 Dengan kata lain: Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukan alat inspeksi, alat
pengukuran dan alat pengujian dengan cara membandingkan terhadap
standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional
maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan
bahan-bahan acuan tersertifikasi.
 Tujuan Kalibrasi
 Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai
konvensional penunjukan suatu instrumen ukur.
 Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional
maupun Internasional.
 Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat
dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar
primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan
yang tak terputus.
 Menentukan apakah peralatan masih layak digunakan sesuai
dengan fungsinya.
 Deteksi, korelasi, melaporkan dan mengeliminasi setiap variasi
keakuratan alatuji.
 Manfaat Kalibrasi
 Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai
dengan spesefikasinya
 Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai
industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
 Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar
dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.

4.3.2 ASPEK PEMELIHARAAN


Agar pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya,
maka unit
kerja pemeliharaan peralatan Rumah Sakit, perlu dilengkapi dengan
aspek-aspek pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi, sumber
daya manusia yaitu teknis, fasilitas dan peralatan kerja, dokumen
pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek-aspek
pemeliharaan ini umumnya memerlukan pembiayaan.

8
4.3.3 KALIBRASI , PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN

RENCANA KEGIATAN KALIBRASI , PERBAIKAN DAN


PEMELIHARAAN
IPS MEDIK TAHUN RSUD LUBUK SIKAPING
BAGIAN PEMELIHARAAN SARANA MEDIK – ELEKTROMEDIS

NO Jenis Kegiatan Jumlah Waktu Anggaran

1 Kalibrasi Ekternal seluruh 1 th Okt – Okt Rp. 130.000.000,-


Alat medis 2019
2 Perbaikan dan Penyediaan 1 th Sesuai Jadwal Rp 170.000.000,-
Sparepart Rutin & Non Rutin (Mrt- Des
2018)

9
4.3.4 RENCANA KEBUTUHAN SARANA & PRASARANA

RENCANA KEBUTUHAN SARANA & PRASARANA


IPS MEDIK TAHUN 2018 RSUD LUBUK SIKAPING

NO Sarana & Peralatan Kerja Jumlah Waktu Anggaran


A Sarana / Alat Besar
 Alat kalibrasi infusion 1 Maret - Juli 150.000.000,-
pump syiringe pump
dan temperatur suhu
incubator
 Solder 1 Maret - Juli 500.000,-
 Tools set 1 Maret - Juli 1.500.000,-

10
BAB V

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Program pelaksanaan kegiatan Elektromedis sebagai berikut :


a. Melakukan survey dan pendataan semua peralatan medis RSUD Lubuk
Sikaping.
b. Melakukan inventarisasi kondisi dan kelengkapan accessories.
c. Melakukan test uji fungsi kelaikan peralatan medis.
d. Melakukan inventarisasi kebutuhan tools.
e. Membuat jadwal kegiatan Kalibrasi peralatan medis Tahunan.
f. Membuat dokumen / form service report masing-masing alat.

5.1 Cara melaksanakan kegiatannya adalah sebagai berikut :


5.1.1 Hasil survey dan pendataan alat yang terbaru di susun menjadi Jadwal
Kegiatan Pemeliharaan Rutin (IPM) sebagai pedoman waktu dalam
melakukan pekerjaan rutin.

1) Mengajukan peralatan kerja / tools untuk kegiatan pemeliharaan


dan internal kalibrasi seperti : Toolset, Phantom ECG, Multitester,
Electro Safety Analyzer, Osciloscope, pressure / vaccum gauge dan
alat ukur lainnya.
2) Mengajukan pembelian sparepart rutin kepada atasan untuk di stok
di bagian logistic.
3) Melaksanakan kegiatan pemeliharaan (IPM) sesuai jadwal yang
ditentukan.
4) Mengajukan daftar peralatan medis yang wajib di kalibrasi kepada
Kepala Bagian untuk di tindak lanjut ke Direksi setiap bulan Juli.

11
BAB VI

6. SASARAN

a. Dengan terselenggaranya Pelayanan Teknik Elektromedis maka Bagian


Pemeliharaan Umum ikut menunjang Pelayanan kesehatan khususnya di
RSUD Lubuk sikaping
b. Seluruh peralatan medis di RSUD Lubuk sikaping berfungsi baik, layak
pakai, dan aman untuk pelayanan sesuai standard mutu yang ditetapkan
oleh Pemerintah dan kebijakan Direksi.
c. Meningkatnya efisiensi anggaran pemeliharaan dengan menurunnya
tingkat kerusakan alat.
d. Menurunnya angka downtime service sehingga alat tetap beroperasi
normal untuk pelayanan.

12
BAB VII

7. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN

13
BAB VIII

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

8.1 MELAKUKAN EVALUASI KONDISI ALAT KERJA


1) Alat kerja listrik dan elektronik maupun alat kerja pengujian/kalibrasi
harus selalu berfungsi dengan baik, dengan tingkat keakurasian dalam
batas toleransi.
2) Jumlah alat kerja disesuaikan dengan jumlah petugas pelaksana
pemantauan fungsi alat, pemeliharaan berkala alat dan pengujian/kalibrasi
internal alat.
3) Untuk menjamin agar alat kerja selalu dalam keadaan siap pakai, maka
secara berkala alat harus dilakukan pemantauan fungsi, pemeliharaan
berkala dan pengujian/kalibrasi.
4) Setiap akhir tahun dibuat usulan penggantian alat kerja yang rusak
maupun kinerjanya tidak sesuai lagi.

8.2 MELAKUKAN EVALUASI HASIL UJI ALAT KERJA


1) Alat kerja yang dimiliki oleh rumah sakit secara berkala dilakukan
pengujian internal oleh teknisi rumah sakit sendiri.
2) Alat kerja secara berkala atau tiap periode tertentu, perlu dilakukan
pengujian oleh pihak III atau lembaga pengujian yang telah diakreditasi
oleh Komite Akreditasi Nasional.
3) Terhadap alat kerja yang diuji dan ternyata kinerjanya tidak memenuhi
syarat lagi, perlu diusulkan untuk perbaikan atau penggantian.

8.3 MELAKUKAN EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN BERKALA


ALAT
1) Permintaan perbaikan alat tiap unit pelayanan medis dikumpulkan di
PMT.
2) Berdasarkan permintaan perbaikan alat dilakukan pengecekan terhadap
hasil pemeliharaan berkala alat terakhir dan interval pemeliharaan berkala
sebelumnya.
3) Selain upaya analisa kerusakan dan perbaikan alat, maka interval waktu
pemeliharaan berkala alat ini perlu di revisi menjadi lebih dekat atau
lebih sering dilakukan pemeliharaan berkala.

14
8.4 MELAKUKAN EVALUASI HASIL PEMASANGAN / PEMINDAHAN
ALAT
1) Setelah alat elektromedis dipasang / dipindahkan ke tempat lain dan perlu
dipasang, maka perlu dilakukan pemeriksaan hasil pra-instalasi dan hasil
pengujian pra-instalasi,
2) Pengujian fungsi pemasangan / pemindahan dilaksanakan mengikuti SPO
alat, dilanjutkan dengan pengujian kinerja dan pengujian keselamatan
internal
3) Hasil pemasangan di tindak lanjuti dengan pengujian / uji fungsi.

8.5 MELAKUKAN EVALUASI HASIL PENGUJIAN / KALIBRASI


INTERNAL ALAT
1) Pengujian / kalibrasi internal dilakukan kepada setiap alat secara
terjadwal.
2) Interval jadwal pengujian/kalibrasi internal disusun berdasarkan beban
kerja alat, semakin besar beban kerja alat , semakin sering dilakukan
pemeliharaan.
3) Temuan penyimpangan dalam pengujian/kalibrasi internal di tindak
lanjuti dengan penyetelan atau analisa kerusakan dan perbaikan.
4) Hasil penyetelan atau perbaikan ditindak lanjuti dengan pengujian fungsi
ulang alat.
5) Hasil pengujian/kalibrasi internal ulang dilaporkan kepada pemakai alat.

8.6 MELAKUKAN EVALUASI HASIL PENGUJIAN / KALIBRASI ALAT


1) Pengujian / kalibrasi legal dilaksanakan oleh instansi yang berwenang.
2) Hasil pengujian / kalibrasi legal berupa laporan hasil pengujian/kalibrasi
alat, tanda laik pakai atau tidak laik pakai ditempelkan pada alat dan
sertifikat bagi yang laik pakai.
3) Alat yang sertifikat pengujian/kalibrasinya sudah habis atau kadaluwarsa,
agar dimintakan pengujian/kalibrasi legal kepada instansi yang
berwenang.
4) Alat dengan fungsi dan kinerja yang berubah atau meragukan harus
dilkukan penyetelan atau analisa kerusakan dan perbaikan, selanjutnya
dilakukan pengujian /kalibrasi internal.
5) Hasil pengujian/kalibrasi internal, ditindak lanjuti dengan
pengujian/kalibrasi legal.

15
BAB IX

8. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Setiap selesai melakukan kegiatan, ada laporan tertulis, evaluasi dan tindakan
lanjutnya.
Tindak lanjutnya yaitu :
1) Perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai efisiensi dan efektifitas alat
kesehatan untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan dengan harga yang
terjangkau serta mencegah penyalahgunaan dan kesalahan penggunaan
alat.
2) Perlu perencanaan biaya pemeliharaan dan perbaikan serta kalibrasi alat
kesehatan dan sarana penunjangnya dan perlu adanya pemisahan antara
inventarisasi data peralatan medis dan non medis
3) Dalam perencanaan pengadaan dan pembiayaan alkes perlu melibatkan
seluruh komponen di rumah sakit, baik klinisi, manager maupun unit - unit
penunjang (tehnisi). Sehingga ada sifat "science of belonging" antara
klinisi, operator dan teknisi.

16
BAB X

9. KESIMPULAN

Peralatan umum rumah sakit merupakan peralatan yang mendukung kegiatan


pelayanan kesehatan di rumah sakit sehingga memerlukan perhatian yang
focus dan terukur sehingga pelaksaannya bisa berjalan secara konsisten.

17
BAB XI

10. PENUTUP

Demikianlah Program Kerja dan Rencana Kegiatan Elektromedis untuk tahun


2018, mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dalam menyusun Program
Kerja dan Rencana Kegiatan ini.
Mohon masukannya untuk Program Kerja dan Rencana Kegiatan ini agar
kegiatan ini sesuai dengan yang diharapkan oleh bagian-bagian yang terkait,
dan selanjutnya rencana tersebut dapat kami laksanakan dengan baik.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat dalam
penyusunan program kerja dan rencana kegiatan ini, semoga Tuhan selalu
memberkati kita semua.

Lubuk Sikaping, 2 januari 2018

Udka Febriadi Utama, AMTE


\ NIP : 199102212015031002

18
19

Anda mungkin juga menyukai