Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN PENGELOLAAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN

DAN ALAT MEDIS LAINNYA


PUSKESMAS GITIK

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUWANGI


PUSKESMAS GITIK
TAHUN 2022
BAB I
DEFINISI

Pengelolaan peralatan perawatan pasien dan alat medis yang


sesuai dengan undang-undang akan membuat fasilitas pelayana
kesehatan memliki sistem untuk memnatau dan bertindak bila ada
pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, re-call, laporan
insiden, masalah dan kegagalan. Pengertian dari pemeliharaan
peralatan medis yaitu:
1. Operating Manual adalah buku yang berisi petunjuk mengenai
pengoperasian alat sesuai dengan prosedur yang benar.
2. Service manual adalah buku yang berisi petunjuk cara
pemeliharaan alat sesuai dengan prosedur yang benar.
3. Wiring/Schematic, adalah diagram gambar hubungan listrik atau
perkabelan antara masing-masing komponen/bagian suatu alat.
4. Laik pakai adalah suatu kondisi alat kesehatan yang telah
memenuhi persyaratan fisik, noma keselamatan kerja, keandalan
keluaran dan memiliki ijin operasional yang dikeluarkan oleh
instansi berwenang.
5. Penyetelan adalah suatu kegiatan pengaturan pada komponen
atau bagian dari alat untuk mencapai nilai tertentu (tanpa merubah
nilai output)
6. Uji fungsi adalah pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji
bagian – bagian alat dengan kemampuan maksimum (secara teknis
saat itu) tanpa beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui apakah
secara keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan secara baik
sesuai fungsinya.
7. Sertifikat kalibrasi adalah tanda dan atau keterangan bahwa suatu
alat telah memenuhi kriteria kalibrasi.
8. Running Maintenance, adalah pemeliharaan yang dilakukan
sementara mesin masih dalam kondisi digunakan.
9. Shut Down Maintenance, adalah pemeliharaan yang dilakukan bila
mesin tersebut sengaja diberhentikan.
10. Emergency Maintenance, adalah jenis pemeliharaan yang bersifat
perbaikan terhadap kerusakan yang belum diperkirakan
sebelumnya.
11. SDM terlatih dan siap adalah SDM terlatih dalam bidang alat
tertentu dan siap melaksanakan tugas mengoperasikan alat atau
memelihara alat dimaksud pada saat itu.
12. Laporan Kerja adalah laporan teknisi pelaksana pemeliharaan
preventif/korektif yang berisi kegiatan yang dilaksanakan dan hasil
yang dicapai, untuk setiap kegiatan berdasarkan surat penugasan
(work order) pemeliharaan peralatan. Laporan kerja ditandatangani
oleh oleh user yang menyaksikan dan diketahui oleh Kepala IPS
Medik.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang lingkup pemeliharaan peralatan medis meliputi :


1. Inventarisasi dan identifikasi resiko untuk seluruh peralatan medis
yang digunakan di puskesmas.
2. Pengelolaan peralatan medis yang digunakan di puskesmas meliputi :
a. Seleksi dan pengadaan perlatan
b. Identifikasi dan inventarisasi peralatan
c. Asesment penggunaan peralatan melalui inspeksi, tes, kalibrasi
dan pemeliharaan.
3. Pelaporan seluruh insiden keselamatan sesuai dengan perundang-
undangan bila terjadi kematian, cedera serius atau penyakit yang
disebabkan oleh peralatan medis.
4. Pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, alat medis dalam
penarikan, laporan insden, dan kegagalan pada peralatan medis.
5. Pengelolaan peralatan medis yang meliputi penyimpanan dan
penggunaan peralatan medis
6. Alat Pelindung Diri (APD) pada penanganan dan penggunaan
peralatan medis
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pengelolaan peralatan medis


Dalam pengoperasian peralatan medik ada beberapa tahapan kegiatan
yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam operasionalisasi peralatan
medik yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan pengoperasian dalam
pelayanan dan penyimpanan peralatan apabila telah selesai digunakan
oleh dokter, operator maupun paramedik, pengguna(user), sesuai
dengan tindakan pelayanan yang dilaksanakan.
1. Pelaksanaan Pengoperasian dalam Pelayanan
Persiapan Pengoperasian Berbagai aspek yang harus dipenuhi dan
disiapkan agar peralatan siap dioperasikan adalah :
a. Peralatan harus dikondisikan dalam keadaan laik pakai lengkap
dengan accessories yang diperlukan, terpelihara dengan baik,
sertifikasi kalibrasi yang masih berlaku, ijin operasional yang
yang masih berlaku bagi peralatan yang memerlukan ijin.
b. Prasarana yang diperlukan oleh masing-masing alat (misal listrik,
air, gas, uap) tersedia dengan kapasitas dan kualitas yang
memenuhi kebutuhan.
c. Bahan operasional tersedia dan cukup sesuai dengan kebutuhan
pelayanan
d. SDM memiliki kompetensi
Pelaksanaan pengoperasian peralatan dalam pelayanan
medik kepada pasien, secara teknis agar mengikuti urutan yang
baku untuk setiap alat, mulai alat dihidupkan sampai alat
dimatikan setelah selesai melakukan suatu kegiatan pelayanan
medik. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa tombol atau saklar
mana saja yang dioperasikan (ON) lebih dulu dan tombol/saklar
mana yang dioperasikan kemudian secara berurutan sampai
pengoperasian alat sesuai pelayanan medik selesai. Demikian
halnya pada waktu mematikan alat, maka tombol atau saklar
yang terakhir dioperasikan (ON) harus lebih awal dimatikan
(OFF) dan seterusnya secara berurutan, sehingga tombol yang
pertama dihidupkan adalah merupakan yang terakhir dimatikan
(OFF) pada waktu mematikan alat.
2. Penyimpanan peralatan petelah peralatan selesai dipergunakan
untuk pelayanan medik kepada pasien, maka peralatan agar
disimpan dalam kondisi yang baik.
Selesai dioperasikan setiap accessories alat harus dilepaskan,
kemudian alat dari accessories-nya dibersihkan sebagai kegiatan
perawatan yang merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan
peralatan. Pada waktu disimpan (dalam keadaan tidak operasional),
setiap alat agar ditutup dengan penutup debu, agar terhindar dari
debu sehingga peralatan selalu terlihat dalam keadaan bersih.
Peralatan yang mobile sebaiknya diletakkan di bagian ruangan
tertentu yang terhindar dari jalan keluar masuk personil. Sedangkan
peralatan yang bersifat portable beserta accessories-nya sebaiknya
diletakkan dalam lemari atau rak.

B. Pemantauan Operasional Peralatan Medis


Pemantauan Operasional Peralatan dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi alat untuk melaksanakan pelayanan dan seberapa jauh beban
kerja setiap alat yang operasional. Dalam pemantauan didatakan kondisi
alat dan beban kerjanya selama satu bulan atau periode tertentu.
Pemantauan dilakukan oleh pihak teknisi secara periodik pada selang
waktu pemeliharaan preventif untuk setiap alat. Operator atau pengguna
alat mendatakan/mencatat beban kerja setiap alat operasional. Apabila
kondisi alat tidak memungkinkan untuk difungsikan, segera lakukan
tindakan perawatan/pemeliharaan.

C. Pemeliharaan Peralatan Medis


Pemeliharaan peralatan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan
untuk menjaga suatu alat agar mencapai suatu kondisi yang bisa
diterima, yaitu kondisi yang menjamin alat dapat berfungsi normal.
Prosedur pemeliharaan khusus umumnya didapat dari pabrik
peralatannya atau dalam buku petunjuk ( operating manual/service
manual ) yang disediakan bersamaan dengan peralatannya. Dalam
beberapa hal untuk melaksanankan prosedur ini diperlukan tenaga ahli
khusus yang terlatih. Kegiatan pemeliharaan secara umum dibagi
menjadi :
1. Pemeliharaan Terencana :
Pemeliharaan terencana ialah pemeliharaan yang diorganisasi
dan dilakukan dengan melihat ke masa depan, pengendalian dan
pencatatan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Pada
pemeliharaan terencana kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan/ disusun.
Jadwal pemeliharaan disusun dengan memperhatikan jenis peralatan,
jumlah, kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan
pembiayaan yang tersedia. Kegiatan pemeliharaan terencana dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam pemeliharaan, yaitu:
1. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) yaitu usaha-
usaha yang dilakukan untuk menjaga agar peralatan atau sistem
dioperasikan secara benar. Bagian utama dari pemeliharaan
pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasar pada ‘lihat,
rasakan dan dengarkan’ dan penyetelan minor pada selang waktu
yang telah ditentukan serta penggantian komponen minor yang
ditemukan perlu diganti pada saat pemeriksaan. Program
pemeliharaan pencegahan memerlukan biaya yang mahal tetapi
dapat menyelamatkan 45% sampai 50% biaya perbaikan. Dalam
program pemeliharaan pencegahan harus memperhatikan
beberapa hal, antara lain:
 Memperhitungkan faktor-faktor disiplin pemakai alat.
 Memperhitungkan faktor-faktor penyelengaraan
pemeliharaan pencegahan secara tepat.
 Perlu peralatan test atau peralatan ukur yang lengkap.
 Perlu tenaga ahli dan motivasi tenaga yang ada.
 Perlu suku cadang dengan jenis, jumlah, dan saat yang tepat.
 Perlu memperhitungkan beban kerja teknisi.
 Penyediaan anggaran pemeliharaan dalam jumlah dan waktu
yang sesuai.
Pemeliharaan pencegahan dilakukan secara berkala dengan
langkah-langkah kerja tertentu sesuai dengan tuntutan peralatan
yang dipelihara. Oleh karena itu pada pelaksanaannya perlu
direncanakan sedimikian rupa agar tidak mengganggu pendaya
guunaan alat . Secara umum pemeliharaan pencegahan meliputi
langkah-langkah pekerjaan sebagai berikut :
a. Pembersihan peralatan dibagian dalam maupun luar sangat
penting demi kelancaran operasi. Debu dan lain-lainnya akan
menambah kemungkinan bocor atau tegangan loncat yang
mengakibatkan tidak berfungsinya peralatan atau kerusakan
alat. Tertumpuknya debu jika mungkin harus dibuang dengan
menggunakan alat penghisap debu, atau dibersihkan secara
manual. Selama periode mati pemeliharaan saringan debu
harus dibersihkan secara teratur dan harus diganti bila rusak
atau tersumbat.
b. Pemeriksaan peralatan adalah yang paling penting dalam
program pemeliharaan. Penyimpangan yang sedikit tak
akan segera mempengaruhi kemampuan peralatan, tetapi
penyimpangan tersebut harus diketahui sedini mungkin. Waktu
dan usaha dapat dihemat bila kerusakan diperbaiki sebelum
mengakibatkan kerusakan yang besar. Pemeriksaan terdiri dari
pengamatan secara seksama dari seluruh bagian peralatan
dengan memperhatikan warna-warnanya, penempatannya,
kebersihannya dan sebagainya.
c. Penyetelan/kalibrasi peralatan hanya dilakukan bila keadaan
menunjukkan bahwa diperlukan untuk menjaga keadaan
operasi normal. Penyetelan khusus berbeda untuk setiap jenis
peralatan dan tercantum dalam buku petunjuk. Kalibrasi
peralatan harus dijadwalkan secara rutin yang frekuensinya
tergantung dari keadaan operasi peralatan.
d. Pelumasan adalah pemberian gomok (grease) atau minyak
pada bantalan motor, as yang berputar, roda gigi dan lain-lain.
Dalam hal ini juga termasuk meminyaki engsel-engsel atau
permukaaan lainnya yang bergeser dari peralatannya.

Pada pemeliharaan pencegahan kegiatan pemeliharaan


berupa perawatan dengan membersihkan alat yang dilaksanakan
setiap hari oleh operator dan kegiatan penyetelan, pelumasan
serta penggantian bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh
teknisi secara berkala. Pemeliharaan pencegahan bertujuan
guna memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan. Untuk
jenis alat tertentu pemeliharaan pencegahan dapat dilaksanakan
pada saat alat sedang jalan/operasional/running maintenance,
melalui pemeriksaan dengan melihat, merasakan, mendengarkan
bekerjanya alat, baik tanpa maupun menggunakan alat ukur.
Pada waktu running maintenance dilakukan juga pelumasan,
penyetelan bagian-bagian alat tertentu yang memerlukan
Pemeliharaan pencegahan untuk peralatan medik pada
umumnya dilakukan pada waktu alat tidak operasional/shut down
maintenance, yaitu alat dalam keadaan dimatikan lalu dipelihara.
Dalam hal ini kegiatan pemeliharaan dapat berupa pembersihan,
pelumasan, pengecekan, fungsi komponen, penyetelan,
penggantian bahan pemeliharaan, pengukuran keluaran dan
keselamatan
2. Pemeliharaan Perbaikan ( Corrective Maintenance )
Pemeliharaan Perbaikan adalah kegiatan pemeliharaan yang
bersifat perbaikan terhadap peralatan yang mengalami
kerusakan dengan atau tanpa penggantian suku cadang.
Pemeliharaan perbaikan dimaksudkan untuk mengembalikan
kondisi peralatan
yang rusak ke kondisi siap operasional dan laik pakai dapat
difungsikan dengan baik. Tahap akhir dari pemeliharaan korektif
adalah kalibrasi teknis yaitu pengukuran kuantitatif keluaran dan
pengukuran aspek keselamatan. Sedangkan kalibrasi yang
bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat harus dilakukan
oleh institusi penguji yang berwenang. Perbaikan korektif
dilakukan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan
dilakukan secara terencana. Overhaul adalah bagian dari
pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan perbaikan terhadap
peralatan dengan mengganti bagian-bagian utama alat, bertujuan
untuk mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah
menurun karena usia dan penggunaan. Proses pemeliharaan
perbaikan yang tidak tergantung pada macamnya kegagalan
terdiri dari tahapan berikut :
a. Pendeteksian Kegagalan Laporan adanya kegagalan jarang
sekali memberikan informasi yang cukup untuk menentukan
apakah kegagalan ini benar-benar kesalahan atau kerusakan
alat , atau hanya kesalahan pengoperasian saja. Dengan
demikian tindakan pertama dari pemeliharaan perbaikan
adalah meyakinkan kegagalan itu benar kesalahan atau
kerusakan alat dan mengumpulkan informasi untuk
menentukan kesalahan terjadi. Setelah diyakinkan benar-
benar kegagalan itu bukan karena kesalahan pengoperasian,
barulah dilakukan pengumpulan informasi dari tanda-tanda
kesalahan pada alat untuk tindakan selanjutnya, yaitu
penentuan sumber kegagalan yang terjadi.
b. Pencarian Sumber Kegagalan Persyaratan pokok untuk
dapat melakukan pekerjaan ini ialah pengetahuan yang cukup
tentang mekanisme kerja dari alat yang sedang diperbaiki.
Selain dari pada itu, alat ukur atau test yang khusus sesuai
dengan tuntutan alat merupakan kunci yang tidak bisa
diabaikan untuk pengetesan komponen-komponen yang
diduga sebagai sumber kesalahan sehingga dapat ditemukan
dengan pasti komponen mana sebagai penyebab sumber
kesalahan tersebut.
c. Penghilangan Kegagalan Hal ini dapat dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu memperbaiki komponen penyebab
kegagalan tersebut atau menggantinya dengan komponen
yang baru. Berbagai pertimbangan teknis, ekonomis dan
tersedianya suku cadang, turut menentukan apakah
komponen tersebut diperbaiki atau diganti, diganti sebagian
atau seluruhnya.
d. Uji Fungsi/Uji coba dan Kalibrasi
Tuntutan akan kondisi laik operasi pada alat mengharuskan
pekerjaan perbaikaan diakhiri dengan uji fungsi/uji coba dan
kalibrasi pada standard ideal dari masingmasing alat, sebelum
alat diserahkan kembali pada pemakai untuk dimanfaatkan.
Pemeliharaan Tidak Terencana Pemeliharaan tidak
terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang
mendadak, tidak terduga dan harus segera dilaksanakan
mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Untuk
dapat melaksanakan pemeliharaan tidak terencana, perlu
adanya tenaga yang selalu siap (stand by) dan fasilitas
pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak terencana
dapat ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan
kegiatan pemeliharaan terencana.
2. Pemeliharaan Tidak Terencana
Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan
yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat
yang mendadak, tidak terduga dan harus segera dilaksanakan
mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Untuk dapat
melaksanakan pemeliharaan tidak terencana, perlu adanya tenaga
yang selalu siap (stand by) dan fasilitas pendukungnya. Frekuensi
pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin
dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan terencana.
B. Aspek Pemeliharaan
Agar pemeliharaan peralatan medik dapat dilaksanakan sebaik-
baiknya, maka IPS Medik perlu dilengkapi dengan aspek-aspek
pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi, sumber daya
manusia yaitu teknis, fasilitas dan peralatan kerja, dokumen
pemeliharaan, suku cadang dan bahan habis pakai untuk pemeliharaan.
Aspek-aspek pemeliharaan ini umumnya memerlukan pembiayaan.
C. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (teknisi) merupakan unsur yang penting
dalam melaksanakan pemeliharaan peralatan medik. Kualifikasi teknis
disesuaikan dengan jenis dan teknologi peralatan medik yang ditangani,
sedangkan jumlahnya berdasarkan jumlah setiap jenis alat. Semuanya
ini merupakan beban kerja yang harus ditangani oleh teknisi.
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Dokumen Pemeliharaan
Dokumen pemeliharaan sangat penting dalam mencapai
keberhasilan pelaksanaan pemeliharaan. Dokumen pemeliharaan terdiri
dari dokumen teknis dan data atau laporan hasil pemeliharaan. Dokumen
teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada waktu
pengadaannya, pada umumnya meliputi brosur, installation manual,
installation report, operating part list, recommended parts. Prosedur
Tetap Pengoperasian, Prosedur Tetap Pemeliharaan dan Sertifikat
Kalibrasi juga merupakan dokumen teknis. Guna memudahkan
penanganan pemeliharaannya, maka setiap alat agar dilengkapi dengan
dokumen teknis yang bersangkutan. Data atau hasil pemeliharaan yaitu
yaitu dokumen yang berisi data yang berhubungan dengan kegiatan
pemeliharaan yang pada umumnya merupakan kumpulan atau kronologi
hasil pemeliharaan setiap alat, meliputi :
1) Inventarisasi Peralatan Medis
Inventarisasi peralatan medis ini berisi data yang berkaitan dengan
aspek teknis setiap type/model alat untuk nama dan merk alat yang
sama, mencakup nama alat, merk, model/type, nama perusahaan
yang mengageninya, apakah mempunyai operating manual dan
service manual, kalau tidak memilikinya maka perlu diusahakan
kepada agen atau instansi lainnya agar dapat dipenuhi, berapa
jumlah nya alat yang type/modelnya sama. Total peralatan yang
tertuang dalam lembar inventarisasi ini akan menjadi beban kerja
pemeliharaan. Dari data ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek
pemeliharaan secara keseluruhan, sehingga pemeliharaan peralatan
dapat dilaksanakan dengan baik. Inventarisasi peralatan guna
kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola
pemeliharaan dan ditinjau secara periodik, paling tidak setahun sekali
dan setiap ada perubahan atau penambahan alat yang baru.
B. Kartu Pemeliharaan Peralatan Medik
Kartu pemeliharaan peralatan medis adalah kartu yang
dipasang/digantungkan pada setiap alat, dengan maksud agar
memudahkan kepada setiap petugas terkait untuk mengetahui data
mengenai suatu alat dan penanganan apa saja yang telah
dilakukan terhadap alat tersebut. Kartu ini berlaku untuk setiap alat
memuat data masing-masing alat yang berkaitan erat dengan aspek
pemeliharaan, yaitu:
a. Data Statis, meliputi :
• Nama Rumah sakit
• Nama Instalasi pelayanan tempat alat tersebut digunakan
• Nama alat sesuai fungsinya
• Merk alat, ty
• Tahun pengadaan
• Nilai pengadaan
• Nomor inventaris/kode alat
Data tersebut diatas dibuat pada saat alat mulai dimasukkan pada
daftar inventarisasi di rumah sakit.
b. Data Dinamis, meliputi :
• Tanggal kegiatan pemeliharaan dilakukan
• Uraian kegiatan, hasil dan nama teknisi pelaksana
• Keterangan lainnya yang dianggap perlu Data ini dituliskan pada
kartu pemeliharaan oleh teknisi, yang menjelaskan secara garis
besar uraian kegiatan setiap melakukan pemeliharaan alat yang
bersangkutan.
C. Catatan Pemeliharaan Alat
Catatan pemeliharaan alat berupa lembaran kartu yang disimpan pada
urusan administrasi teknis peralatan di IPS Medik, dengan maksud
agar memudahkan petugas administrasi teknis dan teknisi untuk
mengetahui data alat dan penanganan apa saja yang telah dilakukan
pada alat tersebut. Kartu ini memuat data masingmasing alat yang
berkaitan erat dengan kegiatan pemeliharaan dan lebih luas dari kartu
pemeliharaan alat, yaitu :
a. Data Statis, meliputi :
 Nama Rumah sakit
 Nama Instalasi pelayanan tempat alat tersebut digunakan
 Nomor inventaris
 Nama alat sesuai fungsinya
 Merk alat, type/model
 Nomor seri
 Sumber Pengadaan/pemasangan
 Tahun pengadaan
 Supplier/Agen
 Periode pemeliharaandata tersebut diatas dibuat pada
saat alat mulai diinventarisasikan di puskesmas.
b. Data Dinamis, meliputi :
 Keluhan yang berupa gejala dan kondisi yang terjadi sebelum
dilakukan pemeliharaan
 Uraian kegiatan dan hasilnya, untuk setiap kegiatan pemeliharaan
yang dilakukan pada alat yang bersangkutan.
 Pelaksana, nama teknisi dan nama perusahaan pihak ke 3 yang
melakukanpemeliharan
 Biaya yang dikeluarkan/dibutuhkan
 Keterangan penjelasan yang mendukung kegiatan pemeliharaan.
Data dinamis ini ditulis oleh petugas administrasi teknis
berdasarkan laporan dari teknisi yang melaksanakan pemeliharaan.
D.Daftar Keagenan Peralatan
Keberadaan perusahaan yang mengageni suatu alat sangat
diperlukan dalam rangka pemeliharaan peralatan medik. Agen peralatan
bertanggung jawab terhadap penyediaan suku cadang peralatan yang
diageninya, sebagai realisasi dari jaminan purna jual terhadap peralatan
yang dijualnya. Untuk peralatan tertentu yang tidak mampu dilaksanakan
oleh teknisi puskesmas, secara teknis dan ekonomis pemeliharaannya
lebih baik dilaksanakan langsung oleh perusahaan yang mengageninya,
sejauh dapat diproses sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku. Daftar keagenan peralatan dapat memudahkan untuk
mengetahui nama perusahaan dan alamatnya yang mengageni peralatan
tertentu, sehingga apabila alat mengalami suatu masalah, agen yang
bersangkutan dapat dengan mudah dimintakan bantuannya.
E. Pelaporan dan Evaluasi
Setiap kegiatan pemeliharaan peralatan medik dari mulai
perencanaan, pelaksanaan dan hasilnya harus dicatat atau didatakan
kemudian dilaporkan oleh dan kepada pejabat pemberi tugas sesuai
dengan penugasannya. Kemudian secara berkala, laporan dievaluasi
sebagai dasar pertimbangan perencanaan pemeliharan periode
selanjutnya. Contoh formulir yang berkaitan dengan kegiatan dan
pelaporan, meliputi :
 Laporan Kegiatan Harian
 Data complain external
 Laporan evaluasi kerja teknisi Elektromedik

Anda mungkin juga menyukai