Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN (Hand Hygiene)

PUSKESMAS GITIK

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUWANGI


PUSKESMAS GITIK
TAHUN 2022
BAB I
DEFINISI

Kebersihan tangan adalah proses pembersihan kotoran dan


mikroorganisme pada tangan yang didapat melalui kontak dengan pasien,
petugas kesehatan lain dan permukaan lingkungan (flora transien) dengan
menggunakan sabun/antiseptik di bawah air mengalir atau menggunakan
handrub berbasis alkohol.
1. Pembersihan tangan dengan cairan antiseptik (handrub) adalah
Mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptik yg berbahan
dasar alkohol gel di seluruh permukaan tangan untuk meminimalkan
pertumbuhan mikroorganisme tanpa menggunakan air dan handuk
(pada tangan yang bersih).
2. Pembersihan tangan dengan sabun antiseptik/cairan/larutan dan air
mengalir (handwash) adalah mencuci tangan dengan air mengalir
dengan menggunakan sabun/cairan antiseptik yg bertujuan
membersihkan tangan dari transien mikroorganisme di tangan (pada
tangan yang kotor).
3. Pembersihan tangan bedah (Surgical Handwash) pada tindakan
operasi adalah :
a. Proses menghilangkan atau menghancurkan mikroorganisme
transien dan mikroorganisme yang tinggal di lapisan kulit yang lebih
dalam serta di dalam folikel rambut yang tidak dapat di hilangkan
seluruhnya (flora residen).
b. Membersihkan tangan dengan menggunakan sikat dan sabun di
bawah air mengalir dengan prosedur tertentu agar tangan dan
lengan bagian bawah bebas dari mikroorganisme
4. Cuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran
dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa
(handsoap) dan air mengalir atau memakai cairan antiseptik berbasis
alkohol (handrub).
BAB 2
RUANG LINGKUP

Mencuci tangan diterapkan di seluruh lingkungan Puskesmas Gitik,


Ruang Pemeriksaan Umum, Ruang KIA, Ruang Gilut, Ruang Farmasi, Ruang
Laboratorium, Ruang Rawat Inap, UGD, serta bagian-bagian penunjang
lainnya sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik,
sesudah terkena cairan tubuh pasien, sesudah kontak dengan pasien, dan
sesudah kontak dengan lingkungan pasien. Pelaksana panduan ini adalah
semua tenaga medis dan non medis, pasien dan keluarga pasien yang terlibat
dalam pelayanan di Puskesmas Gitik.
BAB 3
TATA LAKSANA

A. Istilah dalam Cuci Tangan


1. Agen Antiseptik Atau Antimikroba
Bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup lain
untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik yang
sementara atau yang merupakan penghuni tetap), sehingga
mengurangi jumlah hitung bakteri total.
Contohnya adalah :
 Alkohol 60-90% (etil dan isopropil atau metil alkohol)
 Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
 Klorheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi
(Savlon)
 Yodium 3%. Yodium dan produk alkohol berisi yodium atau lincture
(yodium linktur)
 Lodofor 7,5-10%, berbagai konsentrasi (Betadine atau Wescodyne)
 Kloroksilenol 0,5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi (Dettol)
 Triklosan 0,2-2%
2. Air Bersih
Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring sehingga
aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya (misalnya
mencuci tangan dan membersihkan instrument medis) karena
memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan. Pada keadaan
minimal, air bersih harus bebas dari mikroorganisme dan memiliki
turbiditas rendah (jernih, tidak berkabut).
3. Emollient
Cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol, atau sorbitol yang
ketika ditambahkan pada handrub dan losion tangan akan melunakan
kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan,
kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat pencucian tangan dengan
sabun yang sering (dengan atau tanpa antiseptik) dan air.
4. Mencuci Tangan
Proses yang secara mekanik melepasan kotoran dan debris dari kulit
tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
5. Infeksi Nosokomial atau Infeksi yang Didapat dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Infeksi yang tidak ada atau tidak sedang dalam inkubasi ketika pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Sabun dan Deterjen
Produk-produk pembersih (batang, cair, lembar, bubuk) yang
menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu melepaskan
kotoran, debris dan mikroorganisme yang menempel sementara pada
tangan. Sabun biasa memerlukan gosokan untuk melepas
mikroorganisme secara mekanik, sementara sabun antiseptik
(antimikroba) selain melepas juga membunuh atau menghambat
pertumbuhan dari hampir sebagian besar mikroorganisme.
7. Flora Transien dan Flora Residen
Istilah ini menggambarkan dimana bakteri dan mikroorganisme berada
dalam lapisan kulit. Flora transien diperoleh melalui kontak dengan
pasien, petugas kesehatan lain atau permukaan yang terkontaminasi
(misalnya meja periksa, lantai atau toilet) selama bekerja. Organisme
ini tinggal di lapisan luar kulit dan terangkat sebagian dengan mencuci
tangan menggunakan sabun biasa dan air. Flora residen tinggal
dilapisan kulit yang lebih dalam serta didalam folikel rambut, dan tidak
dapat dihilangkan sepenuhnya, bahkan dengan pencucian dan
pembilasan kertas dengan sabun dan air bersih. Untungnya, pada
sebagian besar kasus, flora residen kemungkinan kecil terkait dengan
penyakit infeksi yang menular melalui udara, seperti flu burung.
Tangan atau kuku dari sejumlah petugas kesehatan dapat
terkolonisasi pada lapisan dalam oleh organisme yang menyebabkan
infeksi seperti S.aureus, batang Gram negatif si ragi.
8. Handrub Antiseptik Berbasis Alkohol Tanpa Air
Antiseptik handrub yang bereaksi cepat menghilangkan sementara
atau mengurangi mikroorganisme penghuni tetap tanpa melindungi
kulit tanpa menggunakan air. Sebagian besar antiseptik ini
mengandung alkohol 60-90%, suatu emolient dan seringkali antiseptik
tambahan (misalnya khlorheksidin glukonat 2-4%) yang memiliki aksi
residual.

B. Teknik Cuci Tangan


Mencuci tangan dengan baik merupakan unsur satu-satunya yang
paling penting dan efektif untuk mencegah penularan infeksi. Idealnya, air
mengalir dan sabun yang digosok-gosokkan harus digunakan selama 40
sampai 60 detik. Penting sekali untuk mengeringkan tangan setelah
mencucinya.
Pemakaian sabun dan air tetap penting ketika tangan terlihat kotor.
Untuk kebersihan tangan rutin ketika tidak terlihat kotoran atau debris,
alternatif seperti handrub berbasis alkohol 70% yang tidak mahal, mudah
didapat, mudah dijangkau dan sudah semakin diterima terutama ditempat
dimana akses wastafel dan air bersih berbatas.
Tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dari
kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
Mencuci tangan dengan sabun biasa dan air bersih adalah sama
efektifnya mencuci tangan dengan sabun antimikroba. Sebagai
tambahan, sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit.

5 Moment Mencuci Tangan :


a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum melakukan tindakan / prosedur terhadap pasien
c. Setelah tindakan / prosedur atau beresiko terpapar cairan tubuh
pasien
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
Tangan hatus dicuci dengan sabun dan air
bersih/handrub/antiseptik setelah melepas sarung tangan
1. Teknik Mencuci
karena Tangan
pada saat dengan
tersebut Sabunsarung
mungkin dan Airtanga
Mengalir
nada
Langkah-Langkah : robek sehingga bakteri dapat dengan
lubang kecil atau
 cepat berkembangbiak
Buka kran pada dengan
dan basahi tangan tangan air
akibat lingkungan
mengalir yang bersih..
yang lembab dan hangat di dalam sarung tangan.
 Tuangkan 3 - 5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan
tangan.
 Ratakan dan gosok dengan kedua telapak tangan hingga merata
 Gosok punggung dan sela – sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya
 Gosok kedua telapak dan sela – sela jari.
 Jari – jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
 Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
 Gosok dengan memutar ujung jari - jari di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
 Bilas kedua tangan dengan air mengalir (dengan cara tetap
menggunakan 6 langkah kebersihan tangan)
 Keringkan dengan handuk sekali pakai atau tissue towel sampai
benar-benar kering.
 Gunakan handuk sekali pakai atau tissue towel untuk menutup
kran.
 prosedur dilakukan dalam waktu 40-60 detik
Karena mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak pada
keadaan lembab dan air yang tidak mengalir, maka :
 Dispenser harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian
ulang
 Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih
ada isinya, penambahan ini dapat menyebabkan kontaminasi
bakteri pada sabun yang dimasukkan
 Jangan menggunakan baskom yang berisi air. Meskipun memakai
tambahan antiseptik (seperti Dettol atau Savlon), mikroorganisme
dapat bertahan dan berkembang biak dalam larutan ini
 Jika air mengalir tidak tersedia, gunakan wadah air dengan kran
atau gunakan ember dan gayung, tampung air yang telah
digunakan dalam sebuah ember dan buanglah di toilet
 Jika tidak ada handuk kertas, keringkan tangan dengan handuk
yang bersih sekali pakai atau keringkan dengan udara. Handuk
yang digunakan bersama dapat dengan cepat terkontaminasi dan
tidak boleh. Untuk mendorong agar mencuci tangan diterapkan
dengan baik, kepala instalasi harus melakukan segala cara untuk
menyediakan sabun dan pasokan bersih terus menerus baik dari
keran atau ember dan handuk sekali pakai atau handuk kertas.

2. Teknik Mencuci Tangan dengan Menggunakan Handrub


Antiseptik (Handrub Berbasis Alkohol)
Penggunaan handrub antiseptik untuk tangan yang bersih lebih
efektif membunuh flora residen dan flora transien daripada mencuci
tangan dengan sabun antiseptik atau dengan sabun biasa dan air.
Antiseptik ini cepat dan mudah digunakan serta menghasilkan
penurunan jumlah flora tangan awal yang lebih besar. Handrub
antiseptik juga berisi emolien seperti gliserin, glisol propelin, atau
serbitol yang melindungi dan melembutkan kulit.
Langkah-Langkah :
 Lepaskan perhiasan
 Tuangkan handrub berbasis alcohol untuk dapat mencakup
seluruh permukaan tangan dan jari tangan (kira - kira satu sendok
teh, 3-5cc)
 Ratakan dan gosok dengan kedua telapak tangan hingga merata
 Gosok punggung dan sela – sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya.
 Gosok kedua telapak dan sela – sela jari.
 Jari – jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
 Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
 Gosok dengan memutar ujung jari - jari di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
 Prosedur dilakukan dalam waktu 20-30 detik.
Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat
organik, sehingga jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh
darah atau cairan tubuh, harus mencuci tangan dengan sabun dan air
terlebih dahulu. Selain itu, untuk mengurangi ”penumpukan” emolien
pada tangan setelah pemakaian handrub antiseptik berulang, tetap
diperlukan mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali setelah 5
kali aplikasi handrub. Terakhir, handrub yang hanya berisi alkohol
sebagai bahan aktifnya, memiliki efek residual yang terbatas
dibandingkan dengan handrub yang berisi campuran alkohol dan
antiseptik seperti khlorheksidin.

Larutan Alkohol untuk Membersihkan Tangan

Handrub antiseptik yang tidak mengiritasi dapat dibuat dengan


menambahkan gliserin, glikol propilen atausorbitol ke dalam
alkohol (2 ml dalam 100 ml etil atau isopropil alkohol 60-90%)
sorbitol ke dalam alkohol (2 mL dlm 100 mL etil atau isopropil
C. Rekomendasi Persiapan Cuci Tangan Untuk Pembedahan
Langkah – langkah :
1. Buka semua perhiasan yang digunakan, termasuk cincin, gelang dan
jam tangan
2. Basahi tangan dengan air mengalir.
3. Gunakan cairan antiseptik
4. Cuci tangan dan lengan bawah secara menyeluruh dan bilas dengan
air mengalir.
5. Gunakan sekali lagi cairan antiseptik, sebarkan ke seluruh
permukaan tangan dan lengan bawah
6. Mulai dengan tangan, gunakan pembersih kuku untuk membersihkan
daerah bawah kuku kedua tangan
7. Bersihkan kuku secara menyeluruh, kemudian jari- jari, sela-sela jari,
telapak tangan dan punggung tangan
8. Cuci tiap jari seakan – akan mempunyai empat sisi
9. Berikutnya scrub daerah pergelangan tangan pada tiap tangan
10. Setelah seluruh pergelangan tangan telah di scrub, bagian lengan
bawah juga di scrub, pastikan gerakan dari bawah lengan menuju siku
11. Ulangi pada lengan satunya, dari lengan bawah menuju siku
12. Bilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh, pastikan tangan
di tahan lebih tinggi dari siku
13. Biarkan sisa air menetes melalui siku
14. Keringkan dengan handuk steril
15. Sekarang tangan sudah aman ( Prosedur dilakukan 2 – 5 menit )

D. Pemilihan dan Pengelolaan Bahan Cuci Tangan


1. Jelaskan petugas kesehatan bahwa bahan cuci tangan beresiko
terjadi iritasi
2. Lakukan evaluasi terjadinya reaksi pemakaian produk cuci tangan.
3. Pemilihan produk cuci tangan:
a. Pastikan bahwa produk selain digunakan untuk cuci tangan, juga
bisa untuk merawat tangan dan sesuai dengan tipe sarung tangan
yang digunakan.
b. Minta informasi tentang, effect pelembab, antimikroba dari produk
alcohol handrub yang digunakan
c. Pastikan tempat/dispenser cuci tangan mudah diakses
d. Pastikan dispenser cuci tangan terisi, dan berfungsi
e. Pastikan dispenser alcohol handrub aman dari resiko kebakaran
4. Dispenser sabun dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian ulang
5. Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih ada
isinya, penambahan ini dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada
sabun yang dimasukkan.
E. Perawatan Kulit
1. Pemilihan produk harus mempertimbangkan resiko dermatitis kontak
dan kerusakan kulit lainnya. Edukasi petugas tentang resiko tersebut
2. Sediakan produk alternatif untuk petugas yang menderita alergi atau
reaksi yang merugikan dari produk cuci tangan
3. Jika diperluakan untuk meminimalkan reaksi iritasi gunakan hand
lotion/cream

F. Penggunaan Sarung Tangan


1. Penggunaan sarung tangan tidak menggantikan cuci tangan.
2. Gunakan sarung tangan ketika beresiko kontak dengan darah atau
benda yang terkontaminasi, membaran mukosa, dan kulit yang tidak
utuh
3. Lepas segera sarung tangan setelah tindakan perawatan. Jangan
gunakan sarung tangan yang sama untuk merawat lebih dari 1 pasien
4. Ganti atau lepas sarung tangan saat merawat pasien yang sama dari
sisi yang terkontaminasi ke sisi tubuh yang bersih.
5. Hindari re-use sarung tangan. Jika harus re-use lakukan prosedur re-
processing. Pastikan sarung tangan tidak rusak dan sudah
didekontaminasi

G. Persyaratan cuci tangan/hand hygiene


1. Jari Tangan
Penelitian membuktikan bahwa daerah di bawah kuku (ruang
subungual) mengandung jumlah mikroba tertinggi. Beberapa
penelitian baru-baru ini telah memperlihatkan kuku yang panjang
dapat berperan sebagai resevoar untuk bakteri Gram negatif (P.
aeruginosa), jamur dan patogen lain. Kuku panjang, baik yang alami
maupun buatan, lebih mudah melubangi sarung tangan. Oleh karena
itu, kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm melebihi
ujung jari.

2. Kuku Buatan
Kuku buatan ( pembungkus kuku, ujung kuku, pemanjang akrilik )
yang dipakai oleh petugas kesehatan dapat berperan dalm infeksi
nosokomial. Selain itu, telah terbukti bahwa kuku buatan dapat
berperan sebagai reservoar untuk bakteri Gram negatif,
pemakaiannya oleh petugas kesehatan harus dilarang.
3. Cat kuku
Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.
4. Perhiasan
Penggunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi kebersihan tangan dilakukan dengan cara sebagai berikut :


1. Melakukan audit kemampuan cuci tangan di masing-masing bagian atau
ruangan
2. Melakukan audit kepatuhan cuci tangan di masing-masing bagian atau
ruangan
3. Hasil audit tersebut dilaporkan ke Tim PPI dan unit terkait

Anda mungkin juga menyukai