(HAND HYGIENE)
DI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN
Disusun Oleh
Rumah Sakit Islam
Banjarmasin
Website :
1
VISI MISI MOTTO DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN
VISI
Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai Rumah Sakit yang profesional
bermutu dan menjadi pilihan serta kebanggaan masyarakat
MISI
Rumah Sakit Islam Banjarmasin didirikan untuk pelayanan kesehatan
membantu pasien untuk memperoleh kesehatan jasmani dan rohani
juga sebagai media dakwah islamiyah
MOTTO
Cepat dalam pelayanan, Islami dalam pengabdian, Nyaman bagi
pelanggan, Tepat dalam tindakan, Aman dan bermutu
TUJUAN
Meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat tanpa membedakan Suku,
Agama, Ras, Aliran serta membentuk mental spiritual yang islami
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
VISI MISI MOTTO DAN TUJUAN...............................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I DEFINIS............................................................................................. 1
BAB II RUANG LINGKUP............................................................................4
BAB III TATA LAKSANA............................................................................. 5
BAB IV DOKUMENTASI............................................................................10
BAB V PENUTUP.............................................................................................11
LAMPIRAN.......................................................................................................12
3
BAB I
DEFINISI
A.LATAR BELAKANG
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat di rumah sakit
ketika pasien masuk rawat atau pernah dirawat di rumah sakit. Infeksi
nosokomial terjadi setelah lebih dari 48 jam hari rawat. Kegagalan
melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar dianggap sebagai
penyebab utama infeksi nosokomial (HAIs/ Healthcare associated
infections) dan penyebaran microorganisme multi resisten di fasilitas
pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai contributor yang penting
terhadap timbulnya wabah.
Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi, praktik
membersihkan tangan adalah untuk mencegah infeksi yang ditularkan
melalui tangan. Tujuan kebersihan tangan adalah untuk menghilangkan
semua kotoran atau debris serta menghambat atau membunuh
mikroorganisme di tangan ini diperoleh dari kontak dengan pasien dan
lingkungan. Sejumlah mikroorganisme permanen juga tinggal dilapisan
terdalam permukaan kulit yaitu staphylococcus epidermis.
Selain memahami prosedur mencuci, para petugas kesehatan perlu
memahami indikasi dan keuntungan dari kebersihan tangan terutama
keterbatasan pemakaian sarung tangan. Dengan adanya panduan
kebersihan tangan diharapkan masyarakat rumah sakit mampu
menerapkan prosedur tangan dengan baik dan benar dapat mencegah
penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial.
B.TUJUAN
1. Tujuan umum
Terlaksananya kegiatan kebersihan tangan untuk mencegah infeksi
yang ditularkan melalui tangan.
2. Tujuan khusus
a. Semua karyawan Rumah Sakit Islam Banjarmasin mengetahui
pentingnya tentang kebersihan tangan;
b. Semua karyawan Rumah Sakit Islam Banjarmasin mengetahui
pentingnya pelaksanaan kebersihan tangan;
c. Semua karyawan Rumah Sakit Islam Banjarmasin mengetahui
indikasi dalam kebersihan tangan;
d. Semua karyawan Rumah Sakit Islam Banjarmasin mengetahui
persiapan untuk kebersihan tangan;
e. Semua karyawan Rumah Sakit Islam Banjarmasin mengetahui
prosedur tentang kebersihan tangan;
1
f. Semua karyawan Rumah Sakit Islam Banjarmasin mampu
mengaplikasikan kebersihan tangan.
C. DEFINISI
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan
kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa
dan air.
Flora transien dan flora residen pada kulit
1. Flora transien pada tangan diperoleh melalui kontak dengan pasien,
petugas kesehatan lain dan permukaan lingkungannya (mislanya
meja periksa, lanati atau toilet) organisme ini tinggal dilapisan luar
kulit dan terangkat dengan mencuci tangan menggunakan sabun
biasa dan air mengalir.
2. Flora residen tinggsl dilapisan kulit yang lebih serta didalam folikel
rambut, dan tidak dapat dihilangkan seluruhnya. Bahkan dengan
pencucian dan pembilasan keras dengan sabun dan air bersih.
Untungnya pada sebagian kasus, flora residen kemungkinan kecil
terkait dengan penyakit infeksi yang menular melalui udara, seperti
flu burung. Tangan atau kuku dari petugas kesehatan dapat
terkolonisasi pada lapisan dalam oleh organism yang menyebabkan
infeksi seperti S.aureus, batang Gram negatif atau ragi.
3. Air bersih adalah air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan
disaring sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian
lainnya (mislanya mencuci tangan dan membersihkan instrumen
medis) karena memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan.
Pada keadaan minimal, air bersih harus bebas dari mikroorganisme
dan memiliki tubuditas rendah (jernih, tidak berkabut).
4. Sabun adalah produk-produk pembersih (batang cair, lembek, atau
bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu
melepaskan kotoran, debris dan mikroorganisme yang menempel
sementara pada tangan. Sabun biasa memerlukan gosokan untuk
melepaskan mikroorganisme secara mekanik, sementara sabun
antiseptic (antimikroba) selain melepas juga membunuh atau
menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian mikroorganisme.
5. Agen antiseptic atau antimikroba adalah bahan kimia yang
diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup untuk menghambat atau
membunuh mikroorganisme (baik yang sementara atau yang
merupakan penghuni tetap), sehingga mengurangi jumlah bakteri
total.
Contohnya adalah :
Alcohol 60-90% (etil dan isopropyl atau metal alcohol)
2
Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibielens, hibiscrub, hibitane)
Korheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi
(savlon)
Yodium 3%, yodium dan produk alcohol berisi yadium atau
tineture
(yodium tinktur) Iodofor 7,5-10% berbagai konsentrasi (Betadine
atau Wescodyne)
Kloroksilenol 0,5-4% (para kloro metksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi (Dettol)
Triklosan 0,2-2%.
6. Emollient adalah cairan organic, seperti gliserol, propilen atau sorbitol
yang ditambahkan pada handrub. Kegunaan emollient untuk
melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit
(keretakan, kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat pencucian
tangan dengan sabun yang sering (dengan atau tana antiseptic) dan
air.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4
BAB III
TATA LAKSANA
A. Kebersihan tangan
a. Kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
b. Kebersihan tangan merupakan hal yang paling penting untuk
mencegah penyebaran infeksi
c. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila tangan terlihat
kotor atau terkontaminasi dengan bahan-bahan protein
d. Gunakan handrub berbasis alcohol secara rutin untuk
dekontaminasi tangan, jika tangan tidak terlihat noda
e. Jangan gunakan produk berbasis alcohol jika tangan terlihat kotor
f. Jangan gunakan produk berbasis alcohol setelah menyentuh kulit
yang tidak utuh, darah atau cairan tubuh. Pada kondisi ini cuci
tangan dengan sabun dan air mnegalir dan keringkan dengan
lap/tisu sekali pakai.
Hal-hal yang perlu diingat saat membersihkan tangan
a. Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang
mengandung protein, tangan harus dicuci dengan sabun dan air
mengalir.
b. Bila tangan TIDAK jelas terlihat kotor atau terkontaminasi, harus
digunakan antiseptic berbasis alcohol untuk dekontaminasi tangn
rutin.
c. Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan
B. Indikasi kebersihan tangan
1) Segera : setelah ditempat kerja
2) Sebelum :
1. Kontak langsung dengan pasien
2. Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan
tindakan invansif (pemberian suntikan intra vaskuler)
3. Menyediakan / mempersiapkan obat-obatan
4. Mempersiapkan makanan
5. Memberi makan pasien
6. Meninggalkan rumah sakit
3) Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi untuk menghindari kontaminasi
4) Setelah :
1. Kontak dengan pasien
2. Melepas sarung tangan
3. Melepas alat pelindung diri
4. Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekeresi, ekskresi, eksudat
luka dan peralatan yang diketahui atau kemungkinan
terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, eksresi (bedpen,
5
orinal) apakah menggunakan sarung tangan atau tidak
menggunakan sarung tangan.
5. Menggunakan toilet, menyentuh/melap hidung dengan tangan
Perlu diperhatikan 5 saat melakukan praktik mebersihkan
tangan
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum tindakan aseptis
3) Setelah terkena cairan tubuh pasien
4) Setelah kontak dengan pasien
5) Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
7
Langkah 1 : Tuangkan handrub berbasis alcohol untuk dapat
mencakup seluruh permukaan tangan dan jari (kira-kiran satu sendok
teh)
Langkah 2 : Gosokkan larutan dengan teliti dan benar pada
kedua belah tangan. Khususnya diantara jari-jari jemari dan dibawah
kuku hingga kering.
Handrub antiseptic tidak menghilangkan kotoran atau zat organic,
sehingga jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah
atayu cairan tubuh, harus mencuci tangan dengan sabun dan air
terlebih dahulu. Selain untuk mengurangi penumpukan emolien pada
tangan setelah memakai handrub antiseptic berulang., tetap
diperlukan mencuci tangan dengan sabun dan air setelah 5-10 aplikasi
handrub.
IPCN :
a. Melaksanakan kunjungan ditiap unit RS Islam Banjarmasin
8
b. Melakukan observasi penerapan hand hygiene sesuai dengan
SPO mencuci tangan yang berlaku
c. Mencatat hasil observasi penetapan hand hygiene sesuai daftar
tilik hand hygiene
d. Melakukan klarifikasi tentang hasil penerapan hand hygiene
e. Memberikan infoemasi dan pelatihan tentang hand hygiene yang
sesuai dengan SPO yang berlaku
f. Memberikan reward.
IPCLN
a. Melakukan observasi penerapan hand hygiene sesuai SPO
mencuci tangan yang berlaku.
b. Selalu mengingatkan untuk menerapkan SPO hand hygiene
diunit masing-masing yang menjadi tanggungjawabnya.
9
BAB IV
DOKUMENTASI
1
BAB V
PENUTUP
Ditetapkan di : Banjarmasin
Pada Tanggal : 25 Sya’ban
1437 H
01 Juni 2016 M
Direktur,
Lampiran
1
1
1