BAB I
DEFINISI CUCI TANGAN
Perioritas pencegahan dan pengendalian infeksi, yang utama adalah melalui kebersihan tangan.
Beberapa definisi dalam kebersihan tangan sebagai berikut:
1. Cuci tangan adalah suatu prosedur/ tindakan membersihkan tangan dengan mengunakan sabun
dan air yang mengalir atau hand rub dengan antiseptik berbasis alkohol (WHO, 2009).
2. Kebersihan tangan adalag mencuci tangan mengunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas
kotor atau terkena cairan tubuh, atau mengunakan alkohol bila tangan tidak tampak kotor
(Permenkes, 2017).
1
BAB II
RUANG LINGKUP CUCI TANGAN
WHO menyarankan untuk setiap orang atau petugas yang tersebut dibawah ini untuk selalu
mematuhi prosedur hand hygiene, yaitu :
1. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti: dokter, perawat dan petugas
kesehatan lainnya (fisioterapi, laboratorium).
2. Setiap orang yang kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung seperti : ahli gizi, farmasi
dan petugas tehnik
3. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien
4. Setiap orang yang bekerja di lingkungan rumah sakit.
2
Air Bersih
Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring sehingga aman untuk diminum
serta pemakaian lainnya (misalnya mencuci tangan dan membersihkan instrument medis)
karena memenuhi standart kesehatan yang telah ditetapkan. Pada keadaan minimal air
bersih harus bebas dari mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak
berkabut)
Sabun
Produk-produk pembersih (batang,cair, lembar, atau bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan
sehingga membantu melepaskan kotoran, debris, dan mikroorganisme yang menempel sementara
pada tangan. Sabun biasa memerlukan gososkan untuk melepas mikroorganisme secara mekenik,
sementara sabun antiseptic (antimikroba) selain melepas juga membunuh atau menghambat
pertumbuhan dan hamper semua mikroorganisme.
Emollient
Cairan organic seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol yang ketika ditambahkan pada handrub
atau lotion tangan akan melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan,
kekeringan, iritasi dan dermatitis) akibat pencucian tangan dengan sabun yang sering (dengan atau
tanpa antiseptic) dan air.
3
BAB III
TATA LAKSANA CUCI TANGAN
4
Karena mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak pada keadaan lembab dan air yang tidak
mengalir, maka :
1. Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian ulang.
2. Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih ada isinya, penambahan ini
dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang dimasukkan
3. Jangan menambahkan air kedalam sabun cair.
4. Jangan menggunakan baskom yang berisi air. Meskipun memakai tambahan antiseptik
(seperti Dettol atau Savlon), mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang biak dalam
larutan ini (Rutala 1996).
5. Jika air mengalir tidak tersedia, gunakan wadah air dengan kran atau gunakan ember dan
gayung, tampung air yang telah digunakan dalam sebuah ember dan buanglah di toilet.
Jika tidak ada tissu kertas, keringkan tangan dengan handuk yang bersih sekali pakai atau
keringkan dengan udara. Handuk yang digunakan bersama dapat dengan cepat terkontaminasi dan
tidak boleh. Untuk mendorong agar mencuci tangan diterapkan dengan baik
Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik, sehingga jika tangan sangat
kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh, harus mencuci tangan dengan sabun dan
air terlebih dahulu. Selain itu, untuk mengurangi ”penumpukan” emolien pada tangan setelah
pemakaian handrub antiseptik berulang, tetap diperlukan mencuci tangan dengan sabun dan air.
Handrub yang hanya berisi alkohol sebagai bahan aktifnya, memiliki efek residual yang terbatas
dibandingkan dengan handrub yang berisi campuran alkohol dan antiseptik seperti
khlorheksidin.
5
D. Mencuci Tangan Bedah Handwash dengan air mengalir dan sabun antiseptic
Pelaksanaan bedah handwash dengan air mengalir dan sabun antiseptik membutuhkan waktu
sekitar 3-5 menit dengan langkah sebagai berikut:
Persiapan Personal
a. Memakai APD lengkap.
b. Kuku jari tangan pendek, bersih dan bebas cat kuku.
c. Cincin dan jam tangan dilepas.
d. Lengan baju digulung 10 cm di atas siku.
e. Tidak ada luka dikulit.
f. Memilih cairan anti septik yang tepat.
Persiapan Alat
a. Air mengalir dari kran yang memenuhi syarat.
b. Bak untuk cuci tangan.
c. Sikat lembut dan
d. Cairan antiseptik.
e. Pembersih kuku.
f. Handuk steril.
g. Tempat sampah.
6
E. Mencuci tangan Bedah handrub dengan cairan berbasis alkohol
Handrub bedah dilakukan dengan mengunakan cairan handrub berbahan dasar alkohol dan
tangan dalam keadaan bersih dan kering. Kegiatan Handrub dapat dilakukan diawal operasi
kedua dan selanjutnya atau apabila sarung tangan bedah robek.
Langkah-langkahnya:
1. Ambil hand rub 5 ml ditelapak tangan kiri
2. Celup ujung jari tangan kanan kecairan handrub dengan gerakan berputar sebanyak 5 kali
putaran
3. Gosok lengan kanan mulai dari pergelangan tangan kearah siku dengan gerakan
memutar,1/3 lengan bawah 6 putaran, 1/3 tengah 6 putaran, 1/3 lengan atas sampai 5 cm
diatas siku 6 putaran.
4. Lakukan gerakan yang sama dengan pada tangan sebaliknya
5. Ambilkan handrub sebanyak 5 ml. Lakukan cuci tangan 6 langkah
7
5. Minta informasi tentang, effect pelembab, antimikroba dari produk alcohol handrub yang
digunakan.
6. Pastikan tempat/dispenser cuci tangan mudah diakses.
7. Pastikan dispenser cuci tangan terisi, dan berfungsi
8. Pastikan dispenser alcohol handrub aman dari resiko kebakaran.
9. Dispenser sabun dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian ulang.
10.Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih ada isinya, penambahan ini
dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang dimasukkan.
I. Perawatan Kulit
1. Pemilihan produk harus mempertimbangkan resiko dermatitis kontak dan kerusakan kulit
lainnya. Edukasi petugas tentang resiko tersebut.
2. Sediakan produk alternative untuk petugas yang menderita alergi atau reaksi yang merugikan
dari produk cuci tangan.
3. Jika diperlukan untuk meminimalkan reaksi iritasi gunakan hands lotion/cream.
8
BAB IV
DOKUMENTASI
RUANGAN: PROFESI:
KEPATUHA
NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT N
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
KEPATUHA
NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT N
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
KEPATUHA
NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT N
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
KEPATUHA
NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT N
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
KEPATUHA
NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT N
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
9
DAFTAR PUSTAKA
AORN, 2016. Guidelines For Perioperative Practice ( Aorn Periopetive Standar and Recommended
Practices
Depkes. 2017. Peraturan menteri Kesehatan Repuplik Indonesia no 27 : tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan..
WHO, 2009. Guidelines On Hand Hygiene In Health Care. Library Cataloguing-in-publication
Data
10