Anda di halaman 1dari 10

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


ISLAM IBNU SINA PADANG
NOMOR: /PER/DIR/IS-PD/VIII/2022
TENTANG CUCI TANGAN DIRUMAH
SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG

BAB I
DEFINISI CUCI TANGAN

Perioritas pencegahan dan pengendalian infeksi, yang utama adalah melalui kebersihan tangan.
Beberapa definisi dalam kebersihan tangan sebagai berikut:

1. Cuci tangan adalah suatu prosedur/ tindakan membersihkan tangan dengan mengunakan sabun
dan air yang mengalir atau hand rub dengan antiseptik berbasis alkohol (WHO, 2009).
2. Kebersihan tangan adalag mencuci tangan mengunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas
kotor atau terkena cairan tubuh, atau mengunakan alkohol bila tangan tidak tampak kotor
(Permenkes, 2017).

1
BAB II
RUANG LINGKUP CUCI TANGAN

WHO menyarankan untuk setiap orang atau petugas yang tersebut dibawah ini untuk selalu
mematuhi prosedur hand hygiene, yaitu :
1. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti: dokter, perawat dan petugas
kesehatan lainnya (fisioterapi, laboratorium).
2. Setiap orang yang kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung seperti : ahli gizi, farmasi
dan petugas tehnik
3. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien
4. Setiap orang yang bekerja di lingkungan rumah sakit.

Indikasi Kebersihan Tangan


1. Segera : Setelah tiba di tempat kerja
2. Sebelum :
a. Kontak langsung dengan pasien
b. Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan invasive
c. Menyediakan /mempersiapkan obat-obatan
d. Mempersiapkan makanan
e. Memberi makan pasien
f. Meninggalkan rumah sakit
3. Diantara : Prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan terkontaminasi, untuk
menghilangkan kontaminasi silang
4. Setelah :
a. Kontak dengan pasien
b. Melepas sarung tangan
c. Melepas alat pelindung diri
d. Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, eksudat luka dan peralatan yang
diketahui atau kemungkinan terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, ekskresi, (bedpen,
urinal) apakah menggunakan atau tidak menggunakan sarung tangan
e. Menggunakan toilet, menyentuh/ melap hidung dengan tangan

Flora Transien dan Flora Residen


Istilah ini menggambarkan dimana bakteri dan mikroorganisme berada dalam lapisan kulit
a. Flora Transien : Diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan lain atau
permukaan yang terkontaminasi (Mis : meja periksa, toilet, lantai) selama bekerja. Organisme
ini tinggal dilapisan luar kulit dan terangkat sebagian dengan mencuci tangan menggunakan
sabun biasa dan air.
b. Flora Residen : Tinggal dilapisan kulit yang lebih dalam serta di dalam folikel rambut, dan tidak
dapat dihilangkan sepenuhnya, bahkan dengan pencucian dan pembilasan keras dengan sabun
dan air bersih. Untungnya pada sebagian besar kasus, flora residen kemungkinan kecil terkait
dengan infeksi yang menular

2
Air Bersih
Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring sehingga aman untuk diminum
serta pemakaian lainnya (misalnya mencuci tangan dan membersihkan instrument medis)
karena memenuhi standart kesehatan yang telah ditetapkan. Pada keadaan minimal air
bersih harus bebas dari mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak
berkabut)

Sabun
Produk-produk pembersih (batang,cair, lembar, atau bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan
sehingga membantu melepaskan kotoran, debris, dan mikroorganisme yang menempel sementara
pada tangan. Sabun biasa memerlukan gososkan untuk melepas mikroorganisme secara mekenik,
sementara sabun antiseptic (antimikroba) selain melepas juga membunuh atau menghambat
pertumbuhan dan hamper semua mikroorganisme.

Agen Antiseptik atau antimikroba


Bahan kimia yang diaplikasikan diatas kulit atau jaringan hidup lain untuk menghambat atau
membunuh mikroorganisme (baik yang sementara atau yang merupakan penghuni tetap) sehingga
mengurangi jumlah bakteri
a. Contohnya adalah :
b. Alkohol 60 – 90%(etil dan isopropyl atau metil alcohol)
c. Khlorhexidin glukonat 2 – 4% (Hiblicens, hibiscrub, hibitane)
d. Khlorhexidin glukonat dan cetrimide dalam berbagai konsentrasi (savlon)
e. Yodium 3% yodium dan produk alcohol berisi yodium atau tincture (yodiun tinktur)
f. Iodofor 7,5 – 10% berbagai konsentrasi (betadin atau wescodyne)
g. Kloroksilenol 0,5 – 4% (Parakloro metaksilenol atau PCMX) berbagai konsentrasi (dettol)
h. Triklosan 0,2 – 2%

Emollient
Cairan organic seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol yang ketika ditambahkan pada handrub
atau lotion tangan akan melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan,
kekeringan, iritasi dan dermatitis) akibat pencucian tangan dengan sabun yang sering (dengan atau
tanpa antiseptic) dan air.

3
BAB III
TATA LAKSANA CUCI TANGAN

A. Lima Moment Cuci tangan


WHO (World Health Organization) mensyaratkan five moment of hand hygiene (5
waktu hand hygiene), yang merupakan petunjuk waktu kapan petugas harus melakukan hand
hygiene, yaitu :
1. Sebelum kontak dengan pasien
Bersihkan tangan sebelum menyentuh pasien untuk melindungi pasien dari bakteri pathogen
yang ada pada tangan petugas
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
Bersihkan tangan segera sebelum melakukan tindakan aseptik untuk melindungi pasien dari
bakteri pathogen, termasuk yang berasal dari permukaan tubuh pasien sendiri memasuki
bagian dalam tubuh.
3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
Bersihkan tangan setelah kontak atau resiko kontak dengan cairan tubuh pasien (dan setelah
melepas sarung tangan) untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya bebas
dari bakteri pathogen yang berasal dari pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien
Bersihkan tangan setelah menyentuh pasien, sesaat setelah meninggalkan pasien untuk
melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya bebas dari bakteri pathogen yang
berasal dari pasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Bersihkan tangan setelah menyentuh objek atau furniture yang ada di sekitar pasien saat
meninggalkan pasien, walaupun tidak menyentuh pasien untuk melindungi petugas kesehatan
dan area sekelilimgmya bebas bakteri paktogen yang berasal dari pasien.

B. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun (Handwash)


Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakan teknik hand hygiene yang paling
ideal. Dengan mencuci tangan, kotoran tak terlihat dan bakteri patogen yang terdapat pada area
tangan dapat dikurangi secara maksimal. Hand hygiene dengan mencuci tangan disarankan untuk
dilakukan sesering mungkin , bila kondisi dan sumber daya memungkinkan. Pelaksanaan hand
hygiene dengan mencuci tangan efektif membutuhkan waktu sekitar 40-60 detik dengan langkah
sebagai berikut:
1. Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih
2. Tuangkan sabun kurang lebih 3-5 cc untuk menyabuni seluruh permukaan tangan
3. Mulai teknik 6 langkah :
a. Gosok kedua telapak tangan hingga merata berlawanan arah jarum jam
b. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
c. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
d. Gosok punggung jari – jari pada telapak yang berlawanan dengan jari – jari saling
mengunci.
e. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
f. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan sebaliknya
4. Bilas tangan dengan air mengalir.
5. Keringkan tangan sekering mungkin dengan tissue atau handuk sekali pakai
6. Gunakan tissue / siku tangan untuk mematikan kran

4
Karena mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak pada keadaan lembab dan air yang tidak
mengalir, maka :
1. Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian ulang.
2. Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih ada isinya, penambahan ini
dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang dimasukkan
3. Jangan menambahkan air kedalam sabun cair.
4. Jangan menggunakan baskom yang berisi air. Meskipun memakai tambahan antiseptik
(seperti Dettol atau Savlon), mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang biak dalam
larutan ini (Rutala 1996).
5. Jika air mengalir tidak tersedia, gunakan wadah air dengan kran atau gunakan ember dan
gayung, tampung air yang telah digunakan dalam sebuah ember dan buanglah di toilet.
Jika tidak ada tissu kertas, keringkan tangan dengan handuk yang bersih sekali pakai atau
keringkan dengan udara. Handuk yang digunakan bersama dapat dengan cepat terkontaminasi dan
tidak boleh. Untuk mendorong agar mencuci tangan diterapkan dengan baik

C. Cuci tangan dengan antiseptik berbasis alkohol (handrub)


Pada pelaksanaan hand hygiene, mencuci tangan terkadang tidak dapat dilakukan karena kondisi
atau karena keterbatasan sumber daya. Banyaknya pasien yang kontak dengan petugas dalam
satu waktu, atau sulitnya mendapatkan sumber air bersih yang memadai menjadi kendalam
dalam melaksanakan hand hygiene dengan mencuci tangan. Dengan alasan ini, WHO
menyarankan alternatif lain dalam melakukan hand hygiene, yaitu dengan handrub berbasis
alkohol.

Pelaksanaan membersihkan tangan dengan menggunkan handrub efektif membutuhkan waktu


sekitar 20-30 detik melalui 6 (enam) langkah kebersihan tangan. Prosedur mencuci tangan
dengan antiseptik berbasis alcohol (handrub) :
1. Tuangkan 3-5 cc antiseptik berbasis alkohol ke dalam telapak tangan
2. Mulai teknik 6 langkah :
a. Gosok kedua telapak tangan hingga merata berlawanan arah jarum jam
b. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
c. Gosok kedua telapak tangan dan jari – jari saling menjalin.
d. Gosok punggung jari – jari pada telapak yang berlawanan dengan jari – jari saling
mengunci.
e. Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya
f. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan sebaliknya

Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik, sehingga jika tangan sangat
kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh, harus mencuci tangan dengan sabun dan
air terlebih dahulu. Selain itu, untuk mengurangi ”penumpukan” emolien pada tangan setelah
pemakaian handrub antiseptik berulang, tetap diperlukan mencuci tangan dengan sabun dan air.
Handrub yang hanya berisi alkohol sebagai bahan aktifnya, memiliki efek residual yang terbatas
dibandingkan dengan handrub yang berisi campuran alkohol dan antiseptik seperti
khlorheksidin.

Larutan Alkohol untuk Membersihkan Tangan


Handrub antiseptik yang tidak mengiritasi dapat dibuat dengan
menambahkan gliserin, glikol propilen atau sorbitol ke dalam alkohol (2 mL
dlm 100 mL etil atau isopropil alkohol (60-90%)

5
D. Mencuci Tangan Bedah Handwash dengan air mengalir dan sabun antiseptic
Pelaksanaan bedah handwash dengan air mengalir dan sabun antiseptik membutuhkan waktu
sekitar 3-5 menit dengan langkah sebagai berikut:

Persiapan Personal
a. Memakai APD lengkap.
b. Kuku jari tangan pendek, bersih dan bebas cat kuku.
c. Cincin dan jam tangan dilepas.
d. Lengan baju digulung 10 cm di atas siku.
e. Tidak ada luka dikulit.
f. Memilih cairan anti septik yang tepat.
Persiapan Alat
a. Air mengalir dari kran yang memenuhi syarat.
b. Bak untuk cuci tangan.
c. Sikat lembut dan
d. Cairan antiseptik.
e. Pembersih kuku.
f. Handuk steril.
g. Tempat sampah.

Langkah-Langkah Cuci Tangan Bedah Handwash


1. Membuka kran air otomatis atau kran manual dengan siku tangan atau lutut atau kaki.
2. Membasahi tangan dan lengan sampai 5 cm di atas siku di bawah air mengalir.
3. Buka kemasan sikat/spon lalu membersihkan kuku dengan menggunakan pembersih kuku di
bawah air mengalir.
4. Mengambil sikat dan spongs yang mengandung chorexidine 4 %
5. Peras spone dan sikat sampai keluar busa chlorexidine 4%
6. Lumuri dan menggosok seluruh permukaan tangan sampai 5 cm di atas siku
dengan clorheksidin 4% (spons tetap di tangan).
7. Menyikat kuku jari pada masing-masing tangan selama satu menit.
8. Membuang sikat dan spons tetap di tangan lalu membilas dengan air mengalir mulai dari
tangan sampai siku hingga bersih.
9. Lumuri kembali tangan sampai ¾ lengan dengan menggunakan clorheksidin 4%, gunakan
spons untuk membersihkan tangan kiri dan kanan (Mulai dengan menggosok telapak
tangan selama 15 detik, punggung tangan 15 detik kemudian seluruh jari secara berurutan.
Setiap jari digosok seolah mempunyai 4 sisi pada  masing-masing tangan selama 30 detik.
Lalu membuang spon. Kemudian dibilas di bawah air mengalir sampai bersih).
10.Ambil Chorheksidin 4% dan lumuri kembali pada tangan sampai pergelangan, gosok tangan
selama 1 menit untuk kedua tangan dengan teknik cuci tangan 6 langkah, kemudian bilas
di bawah air mengalir sampai bersih.
11.Biarkan air mengalir dari arah tangan sampai ke siku untuk mencegah kontaminasi.
12.Pertahankan posisi tangan agar lebih tinggi atau sejajar dengan bahu.
13.Menutup kran air dengan siku atau kaki jika tidak menggunakan kran otomatis.
14.Pertahankan posisi tangan saat munuju kamar operasi.
15.Gunakan punggung Anda untuk membuka kamar bedah jika tidak tersedia pintu otomatis.

6
E. Mencuci tangan Bedah handrub dengan cairan berbasis alkohol
Handrub bedah dilakukan dengan mengunakan cairan handrub berbahan dasar alkohol dan
tangan dalam keadaan bersih dan kering. Kegiatan Handrub dapat dilakukan diawal operasi
kedua dan selanjutnya atau apabila sarung tangan bedah robek.
Langkah-langkahnya:
1. Ambil hand rub 5 ml ditelapak tangan kiri
2. Celup ujung jari tangan kanan kecairan handrub dengan gerakan berputar sebanyak 5 kali
putaran
3. Gosok lengan kanan mulai dari pergelangan tangan kearah siku dengan gerakan
memutar,1/3 lengan bawah 6 putaran, 1/3 tengah 6 putaran, 1/3 lengan atas sampai 5 cm
diatas siku 6 putaran.
4. Lakukan gerakan yang sama dengan pada tangan sebaliknya
5. Ambilkan handrub sebanyak 5 ml. Lakukan cuci tangan 6 langkah

F. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat membersihkan tangan


1. Bila jelas kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein, tangan harus
dicuci dengan sabun dan air mengalir
2. Bila tangan tidak jelas terlihat kotor atau terkontaminasi, harus digunakan antiseptic berbasis
alcohol untuk dekontaminasi tangan rutin.
3. Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan.

G. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan tangan


1. Jari tangan
Penelitian membuktikan bahwa daerah di bawah kuku (ruang subungual) mengandung
jumlah mikroba tertinggi (McGinley, Larson dan Leydon 1988). Beberapa penelitian baru-
baru ini telah memperlihatkan kuku yang panjang dapat berperan sebagai reservoir untuk
bakteri Gram negatif (P. aeruginosa), jamur dan patogen lain (Hedderwick et al.2000). Kuku
panjang, baik yang alami maupun buatan, lebih mudah melubangi sarung tangan (Olsen et al.
1993). Oleh karena itu, kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm melebihi ujung
jari.
2. Kuku buatan
Kuku buatan (pembungkus kuku, ujung kuku, pemanjang akrilik) yang dipakai oleh petugas
kesehatan dapat berperan dalam infeksi nosokomial (Hedderwick et al.2000). Selain itu,
telah terbukti bahwa kuku buatan dapat berperan sebagai reservoir untuk bakteri Geram
negative, pemakaiannya oleh petugas kesehatan harus dilarang.
3. Cat kuku
Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.
4. Perhiasan

H. Pemilihan dan Pengelolaan bahan cuci tangan


1. Jelaskan petugas kesehatan bahwa bahan cuci tangan beresiko terjadi iritasi.
2. Lakukan evaluasi terjadinya reaksi pemakaian produk cuci tangan.
3. Pemilihan produk cuci tangan:
4. Pastikan bahwa produk selain digunakan untuk cuci tangan, juga bisa untuk merawat tangan
dan sesuai dengan tipe sarung tangan yang digunakan.

7
5. Minta informasi tentang, effect pelembab, antimikroba dari produk alcohol handrub yang
digunakan.
6. Pastikan tempat/dispenser cuci tangan mudah diakses.
7. Pastikan dispenser cuci tangan terisi, dan berfungsi
8. Pastikan dispenser alcohol handrub aman dari resiko kebakaran.
9. Dispenser sabun dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian ulang.
10.Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih ada isinya, penambahan ini
dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang dimasukkan.

I. Perawatan Kulit
1. Pemilihan produk harus mempertimbangkan resiko dermatitis kontak dan kerusakan kulit
lainnya. Edukasi petugas tentang resiko tersebut.
2. Sediakan produk alternative untuk petugas yang menderita alergi atau reaksi yang merugikan
dari produk cuci tangan.
3. Jika diperlukan untuk meminimalkan reaksi iritasi gunakan hands lotion/cream.

8
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Form audit kepatuhan cuci tangan

AUDIT KEPATUHAN CUCI TANGAN

RUANGAN: PROFESI:
KEPATUHA
NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT N
1   1   1  
2   2   2  
3   3   3  
4   4   4  
    5       5       5  
KEPATUHA
NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT N
1   1   1  
2   2   2  
3   3   3  
4   4   4  
    5       5       5  

KEPATUHA
NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT N
1   1   1  
2   2   2  
3   3   3  
4   4   4  
    5       5       5  
KEPATUHA
NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT N
1   1   1  
2   2   2  
3   3   3  
4   4   4  
    5       5       5  
KEPATUHA
NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT KEPATUHAN NAMA TGL MOMENT N
1   1   1  
2   2   2  
3   3   3  
4   4   4  
    5       5       5  

9
DAFTAR PUSTAKA

AORN, 2016. Guidelines For Perioperative Practice ( Aorn Periopetive Standar and Recommended
Practices
Depkes. 2017. Peraturan menteri Kesehatan Repuplik Indonesia no 27 : tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan..
WHO, 2009. Guidelines On Hand Hygiene In Health Care. Library Cataloguing-in-publication
Data

10

Anda mungkin juga menyukai