Nomor : Kpts-0006.3.A/C00000/2021–S0
Tanggal : 1 Desember 2021
PANDUAN
HAND HYGIENE
1
BAB I
DEFINISI
2
Contoh ;
a. Alkohol 60%-90% (etil dan isoprofil atau metal alcohol)
b. Chlorhexidine gluconat 2%-4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
c. Chlorhexidine gluconat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi
(savlon)
d. Kloroksilenol 0,5-4 % (Paraklorometaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi(Detol)
e. Triklosan 0,2 – 2%
4. Air bersih
Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring sehingga aman
untuk mencuci tangan dan membersihkan instrument medis, karena
memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan. Pada keadaan minimal,
air bersih harus bebas dari mikro organism dan memiliki turbiditas rendah
( jernih dan tidak berkabut )
5. Sabun
Sabun adalah produk pembersih tangan baik batang, bubuk, maupun cair
yang menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu melepaskan
kotoran, debris dan mikroorganisme yang menempel sementara pada
tangan. Sabun biasa memerlukan gosokan untuk melepas mikro organism
secara mekanik, sementara sabun antiseptic ( anti mikroba ) selain
melepas mikroorganisme juga menghambat atau membunuh pertumbuhan
sebagian besar mikroorganisme
6. Emollient adalah cairan organic, seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol
yang ditambahkan pada handrub dan lotion. Kegiatan emollient untuk
melunakan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan,
kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat pencucian tangan dengan sabun
yang sering(dengan atau tanpa antiseptik) dan air.
3
2. Dilakukan bila tangan tidak tampak kotor dan tidak terkontaminasi oleh
darah / cairan tubuh dengan menggunakan handrub berbasis alcohol
dan tidak perlu dikeringkan karena cairan handrub akan mengering.
3. Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan..
Fasilitas kebersihan tangan
1. Sarana Hand Hygiene atau kebersihan tangan
Ketersediaan sarana cuci tangan adalah mutlak dalam budaya cuci
tangan adapun sarana yang harus dipenuhi untuk implementasi
cuci tangan adalah :
a. Larutan Handrub
b. Larutan Handwash
c. Wastafel dan air mengalir
d. Pengering tangan berupa tissue towel
e. Stiker handrub, handwash (6 langkah cuci tangan dan 5 moment)
f. Tempat sampah injakan
2. Tanggung jawab penyediaan Sarana Hand Hygiene atau kebersihan
tangan
Ketersediaan sarana menjadi tanggung jawab masing-masing unit
terkait yaitu :
a. Logistik
1) Menyediakan sarana wastafel dan air mengalir
2) Menyediakan Larutan Handrub berbasis alcohol dan
Chlorhexidine 0,5%, Larutan Handwash
mengandung chlorhexidine 2% dan 4%,
3) Menyediakan tempat sampah injakan
4) Menyediakan tisu towel
5) Menyediakan stiker handrub, handwash dan
handwash surgical
b. Fasilitas Umum
Menyediakan Leflet/ gambar 6 langkah cuci tangan dan 5
moment cuci tangan
c. Komite PPI
Melakukan monitoring dan Audit kepatuhan kebersihan tangan
4
3. Fokus lain
Berbagai hal tentang kriteria peralatan yang harus bersih,steril,tekhnik
Desinfeksi dan Sterilisasi, pemahaman cara melakukan prosedur
aseptik / steril, pemahaman penggunaan antibiotik rasional dan bijak,
pemantauan angka infeksi rumah sakit akan dibahas dan diatur dalam
buku panduan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Hasil yang ingin dicapai dalam kebersihan tangan adalah mencegah agar
tidak terjadi infeksi, kolonisasi pada pasien dan mencegah kontaminasi dari
pasien ke lingkungan termasuk lingkungan kerja petugas.
5
BAB II
RUANG LINGKUP
6
BAB III
TATA LAKSANA
7
INDIKASI 3: Setelah terkena cairan tubuh.
Kapan segera setelah menyentuh cairan tubuh dan setelah melepas sarung
tangan
Contoh :
1. Setelah kontak dengan membrane mukosa dan atau kulit intak.
2. Setelah melakukan injeksi, setelah memasang alat invasif ( akses vaskuler,
kateter, tube, drain dsb) setelah membuka sirkuit pada alat invasif
3. Setelah melepas alat invasif
4. Setelah melakukan perawatan luka
5. Setelah menangani sampel organik, setelah membesihkan ekskresi dan
cairan tubuh lainnya, setelah membersihkan permukaan yang
terkontaminasi (linen, instrumen, pispot dsb).
6. Setelah menggunakan handscoen/sarung tangan
INDIKASI 4: Setelah kontak dengan pasien
Kapan setelah menyentuh pasien sebelum menyentuh lingkungan di area
perawatan :
Contoh :
1. Setelah berjabat tangan dengan pasien, memegang dahi pasien
2. Setelah membantu pasien untuk pindah ke kamar mandi,makan,
berpakaian,dsb
3. Setelah melakukan perawatan non invasif: memaakaikan masker, oksigen,
memberi fisioterafi
4. Setelah melakukan pemeriksaan fisik atau non invasif : mengukur
suhu,nadi, tekananan darah, merekam EKG
INDIKASI 5: Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien :
Kapan setelah menyentuh obyek apapun atau furniture disekitar pasien
( tanpa menyentuh pasien) sebelum menyentuh obyek di area perawatan
Contoh :
1. Setelah aktifitas pemeliharaan, memegang bed pasien , memegang roda
tempat tidur, membersihkan meja pasien, gordyn, lampu, pintu kamar pasien
2, Setelah aktifitas perawatan : mengatur tetesan infus,mengatur monitor infus
pump/syringe pump
3. Setelah kontak lain dengan obyek ( yang seharusnya dapat dihindari).
8
INDIKASI KEBERSIHAN TANGAN MENURUT WHO
Indikasi kebersihan tangan yang sebaiknya petugas lakukan pada zona point of
care adalah berdasarkan 5 moment sesuai dengan literature dari WHO.
Point of care adalah area dimana ada pasien, petugas dan ada tindakan
kesehatan.
9
jamur dan patogen lain (Hedderwick et al. 2000). Kuku panjang, baik yang
alami maupun buatan, lebih mudah melubangi sarung tangan (Olsen et al.
1993). Oleh karena itu, kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm
melebihi ujung jari.
2. Kuku Buatan
Kuku buatan (pembungkus kuku, ujung kuku, pemanjang akrilik) yang
dipakai oleh petugas kesehatan dapat berperan dalam infeksi nosokomial
(Hedderwick et al. 2000). Selain itu, telah terbukti bahwa kuku buatan dapat
berperan sebagai reservoar untuk bakteri Gram negatif, pemakaiannya oleh
petugas kesehatan harus dilarang.
3. Cat Kuku
Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.
4. Perhiasan
Penggunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan.
10
C. PROSEDUR KEBERSIHAN TANGAN
Dalam melaksanakan prosedur kebersihan tangan diperlukan sarana kebersihan
tangan yang meliputi :
1. Air mengalir
Sarana utama untuk cuci tangan adalah air yang mengalir dengan saluran
pembuangan atau bak penampung yang memadai. Dengan guyuran air
mengalir tersebut maka mikroorganisme yang terlepas karena gesekan
mekanis atau kimiawi saat cuci tangan akan terhalau dan tidak menempel
lagi dikulit. Air mengalir tersebut dapat berupa kran atau dengan cara
mengguyur dengan gayung, namun cara mengguyur dengan gayung
memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadinya pencemaran, baik melalui
gagang gayung atau percikan air bekas cucian kembali ke bak
penampungan air bersih.
Air yang bersih bukan berarti harus dari air PAM, namun dapat diupayakan
secara sederhana dengan tangki berkran di ruang pelayanan/ perawatan
agar mudah dijangkau oleh para petugas kesehatan yang memerlukannya.
Selain air mengalir ada dua jenis bahan pencuci tangan yang dibutuhkan
yaitu : sabun antiseptic dan mengandung chlorhexidine 2% - 4%
2. Sabun
Bahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat dan
mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi tegangan
permukaan sehingga mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan
mudah dibawa oleh air. Jumlah mikroorganisme semakin berkurang dengan
meningkatnya frekuensi cuci tangan, namun dilain fihak dengan seringnya
menggunakan sabun atau detergen maka lapisan lemak kulit akan hilang dan
membuat kulit kering dan pecah-pecah
3. Larutan antiseptic
Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topical, dipakai pada kulit
atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh
mikroorganisme pada kulit, Anti septic memiliki bahan kimia yang
memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa. Antiseptik
memiliki keragaman dalam hal efektivitas, aktivitas, akibat dan rasa pada
kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptic tersebut dan
reaksi kulit masing-masing individu.
11
Kriteria memilih antiseptic adalah sebagai berikut :
a. Memiliki efek luas, menghambat/ merusak mikroorganisme
secara luas (gram positif dan gram negativ, virus lipofilik,
bacillus , tuberculosis, fungi, endospora )
b. Efektivitas
c. Kecepatan aktivitas awal
d. Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk
merendam pertumbuhan
e. Tidak menyebabkan iritasi kulit
f. Tidak menyebabkan alergi
g. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang
h. Dapat diterima secara visual maupun esthetic
4. Lap tangan yang bersih dan kering.
Langkah penting dalam proses kebersihan tangan adalah pengeringan tangan,
sehingga harus dilakukan dengan benar agar tangan tidak terkontaminasi lagi.
Pengeringan tangan dapat dilakukan dengan paper towel. Penggunaan paper
towel dilakukan dengan cara menepuk kulit secara perlahan, jangan
menggosoknya, agar tidak timbul lecet, karena adanya lecet dapat
menimbulkan kolonisasi dan penularan kuman lain yang ditularkan melalui
darah.
12
cairan tubuh
pasien
13
k. Keringkan dengan tisu towel sampai benar-benar kering.
l. Gunakan tisu untuk menutup kran.
m. Lama pelaksanaan cuci tangan 40-60 detik
14
15
2. Teknik Kebersihan Tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol
a. Lepaskan semua perhiasan yang ada (jam tangan, cincin, gelang).
b. Tuang larutan handrub pada telapak tangan secukupnya
c. Ratakan dengan kedua telapak tangan.
d. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya.
e. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
f. Jari –jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
g. Gosok ibu jari dengan gerakan memutar pada telapak tangan kiri
dan sebaliknya
h. Kelima jari tangan kiri menguncup digosok dan sebaliknya
i. Tangan bersih
j. Lama pelaksanaan kebersihan tangan 20-30 detik
16
3. Tehnik kebersihan tangan bedah
a. Cara melakukan kebersihan tangan bedah dengan sabun dan air mengalir
1) Sebelum cuci tangan pastikan baju, topi masker terpasang rapi.
2) Buka sikat, spon dan pembersih kuku dari tempatnya.
3) Petugas membuka kran air dengan siku sesuai dengan kebutuhan.
4) Basahi tangan dan lengan dengan air mengalir setinggi kira kira
10 cm diatas siku.
5) Membersihkan kuku dengan menggunakan pembersih kuku
dibawah air mengalir.
6) Ambil sikat dan spon kemudian taruh sabun antiseptik chlorheksidin
gluconat 4% yang telah disediakan kira-kira 5 cc diatas spon
7) Peras spon sampai mengeluarkan chlorheksidin gluconat 4 %
17
8) Lumuri dan gosok seluruh permukaan tangan dan lengan kanan dari
ujung jari sampai 5 cm diatas siku dengan chlorheksidin gluconat
4% menggunakan telapak tangan kiri memutar
9) Lumuri dan gosok seluruh permukaan tangan dan lengan kiri dari
ujung jari sampai 5cm diatas siku dengan chlorheksidin gluconat
4% menggunakan telapak tangan kanan secara memutar
10) Sikat kuku jari tangan kanan dan kiri secara bergantian pada
masing masing tangan selama 1 menit, lalu sikat dibuang, spon
tetap dipertahankan.
11) Bilas tangan dengan air mengalir dari ujung jari kelengan sampai
5 cm diatas siku hingga bersih, bila diulang tetap dari ujung jari
kelengan tidak boleh bolak balik.
12) Peras spon dan lumuri kembali tangan sampai ¾ lengan
dengan menggunakan chlorheksidin gluconat 4 %
13) Gunakan spon untuk membersihkan tangan kanan, mulailah
mengosok telapak tangan selama 15 detik, punggung tangan 15
detik, kemudian seluruh jari secara berurutan selama 30 detik,
setiap jari digosok seolah mempunyai 4 sisi.
14) Gunakan spon untuk membersihkan tangan kiri, mulailah
menggosok telapak tangan selama 15 detik, punggung tangan 15
detik, kemudian seluruh jari secara berurutan selama 30 detik, setiap
jari digosok seolah mempunyai 4 sisi.
15) Buang spon, kemudian bilas tangan dibawah air mengalir dari
ujung jari hingga 5 cm diatas siku sampai bersih
16) Ambil chlorheksidin gluconat 4% dan lumuri kembali samppai
pergelangan tangan, gosok tangan selama 1 menit untuk
kedua tangan dengan tehnik cuci tangan prosedural kemudian
bilas dibawah air mengalir sampai bersih.
17) Biarkan air mengalir dari arah tangan sampai ke siku,
untuk mencegah kontaminasi
18) Pertahankan posisi tangan agar lebih tinggi dari siku
19) Matikan kran dengan siku atau kaki jika tidak menggunakan
kran otomatis
20) Pertahankan posisi tangan saat menuju kamar operasi
21) Gunakan punggung anda untuk membuka kamar bedah, jika tidak
tersedia pintu otomatis.
18
b. Cara melakukan kebersihan tangan bedah dengan handrub bedah
1) Tuangkan cairan hand rub sebanyak 5ml Ke telapak tangan
dengan menekan pompa handub menggunakan siku tangan
19
4) Lakukan langkah 1-7 pada tangan sebaliknya
5) Lakukan prosedur standar (gambar)
6) Saat tangan kering maka siap menggunakan pakaian operasi
maupun sarung tangan steril/ sarung tangan bedah
Rumah Sakit Pertamina Jaya dalam melakukan promosi kegiatan cuci tangan
menggunakan istilah TEPUNG SELACI PUPUT ( TElapak PUNGgung SELA-
sela jari kunCI jari PUtar ibu jari PUTar jari di telapak tangan) agar mudah diingat
dalam melaksanakan enam langkah cuci tangan. Hal-hal lain yang harus
diperhatikan saat melakukan hand hygiene
1. Kuku dijaga harus tetap pendek, tidak lebih dari 3mm melebihi ujung
jari, karena yang panjang baik yang alami maupun buatan dapat
berperan sebagai reservoir bakteri gram negative ( P. aeruginosa) dan
jamur pathogen lain serta lebih mudah melubangi sarung tangan.
2. Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung
protein , tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir.
3. Bila tangan tidak tampak kotor aau terakontaminasi harus
digunakan antiseptic dasar alcohol.
4. Pastikan tangan kering sebalum melakukan kegiatan.
Penetapan penggunaan antiseptic cuci tangan:
Penetapan penggunaan antiseptic cuci tangan di Rumah Sakit Pertamina Jaya
berdasarkan kriterio risiko, ruang pelayanan pasien yan berisiko tinggi (Ruang
Operasi,ICU, IGD, Kamar Bersalin, Haemodialisa, Laboratorium ) menggunakan
chlorheksidin 4% sebagai cairan antiseptic cuci tangan, ruang pelayanan lainnya
menggunakan chlorhexidine 2% sebaggai caira antiseptic cuci tangan dan untuk
petugas administrasi menggunakan sabun untuk cuci tangan yang ada disetiap
kantor ruang pelayanan. Koridor ruang perawatan baik di rawat inap maupun
rawat jalan, ruang tunggu pasien (rawat inap dan rawat jalan) dan public area
20
dilengkapi dengan handrub berbasis alcohol. Di setiap troly tindakan dilengkapi
dengan handrub berbasis alcohol dan chlorhexidine 0,5%.
Pendistribusian cairan antiseptic cuci tangan
Pendistribusian cairan antiseptic cuci tangan dan cairan berbasis alkohol oleh
instalasi farmasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rs Pertamina Jaya Perencanaan kebutuhan satuan kerja
diambil ke instalasi farmasi
Prosedur Audit Cuci Tangan
Dalam melakukan audit kepatuhan petugas melakukan kebersihan
tangan dibutuhkan:
21
Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan merupakan
kunci keberhasilan dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi rumah
sakit. Tindakan audit kebersihan tangan merupakan salah satu upaya untuk
mengevaluasi implementasi praktek kebersihan tangan. Audit kebersihan tangan
bertujuan untuk menilai kepatuhan petugas dan sebagai indikator keberhasilan
program kebersihan tangan di lingkungan rumah sakit. Pelaksanaan audit
diinformasikan ke semua bagian / ruangan sebelum dilakukan audit. Menentukan
kategori tingkat kepatuhan petugas, yaitu : 85%.
22
BAB IV
DOKUMENTASI
A. SPO
B. FORM
1. Audit Kebersihan Tangan
2. Monitoring kepatuhan kebersihan tangan
3. Supervisi IPCN
C. JUKNIS
Pengisian formulir kepatuhan kebersihan tangan
23
24