Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN

TIM PPI
RUMAH SAKIT SIAGA RAYA

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkah, karunia, dan anugrah yang
telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Kebersihan Tangan Rumah Sakit
Siaga Raya ini dapat selesai disusun.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam - dalamnya atas bantuan semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Buku Panduan ini, penyusun mengharapkan
semoga buku panduan ini dapat bermanfaat khususnya didalam lingkungan RS Siaga Raya dan
umumnya bagi khalayak orang yang membacanya.

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................


....................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................
...................................................................................................................................................ii
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

1
BAB I

DEFINISI

1. Pengertian kebersihan tangan adalah :

a. Membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, bila tangan

terlihat kotor atau terkena cairan tubuh

b. Membersihkan tangan dengan menggunakan cairan yang berbahan dasar alcohol

( alcohol base handrubs ), bila tangan tidak tampak kotor

c. Mencuci tangan bedah adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan

debris dari kulit tangan dan lengan sampai siku dengan menggunakan cairan

antiseptic dan air serta dikeringkan dengan handuk steril yang dilakukan oleh tim

bedah sebelum melakukan tindakan pembedahan.

Tangan yang terkontaminasi merupakan salah satu media penyebab penularan infeksi di fasilitas

pelayanan kesehatan. Bakteri patogen dipindahkan dari tangan petugas ke pasien dan / atau

sebaliknya atau dari lingkungan yang terkontaminasi. Kebersihan tangan bertujuan untuk

mencegah terjadinya kontaminasi silang dari petugas ke pasien atau pengguna layanan atau

sebaliknya.

Infeksi sebagian besar dapat dicegah melalui kebersihan tangan dengan cara yang benar dan

waktu yang tepat ( WHO, 2019 ).

2
BAB II

RUANG LINGKUP

1. Seluruh karyawan, pasien dan pengunjung Rumah Sakit.


2. Pelaksanaan kebersihan tangan
3. Penetapan penggunaan antiseptik cuci tangan dan Handrub.
4. Pendistribusian cairan antiseptik cuci tangan dan Handrub.
5. Monitoring dan evaluasi sarana dan prasarana hand hygine.
6. Monitoring kepatuhan pelaksanaan kebersihan tangan

3
BAB III

TATA LAKSANA

1. Pelaksanaan Kebersihan Tangan


Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir , bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh Atau menggunakan alcohol
( alcohol- based handrubs ) bila tangan tidak tampak kotor.
Kuku petugas harus selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa
meemakai perhiasan cincin

CARA MELAKUKAN KEBERSIHAN TANGAN DENGAN HANDRUB

4
CARA MELAKUKAN KEBERSIHAN TANGAN
DENGAN AIR MENGALIR DAN SABUN

WHO mengembangkan konsep “5 saat melakukan kebersihan tangan ” dengan tujuan


mempermudah pemahaman petugas kesehatan terhadap indikasi berisiko terjadinya transmisi
melalui mikroba tangan.

5
Indikasi melakukan kebersihan tangan tidak ditunjukkan pada awal dan akhir kegiatan
perawatan. Sebuah indikasi kebersihan tangan diperlukan kapanpun petugas kesehatan
melakukan perpindahan tangan dari satu area ke area lain (dari area perawatan ke zona pasien
dan sebaliknya), dari bagian tubuh seorang pasien ke bagian tubuh lainnya atau ke area
perawatan.

Indikasi melakukan kebersihan tangan :


1. Sebelum kontak dengan pasien.
2. Sebelum tindakan aseptik.
3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

GAMBAR IMPLEMENTASI 5 MOMENT KEBERSIHAN TANGAN

Indikasi 1: Sebelum kontak dengan pasien.


Kapan: saat mendekati pasien, sebelum menyentuh pasien, dilakukan di antara kontak dengan
area perawatan dan kontak dengan pasien.

6
Contoh:
a. Sebelum berjabat tangan dengan pasien, memegang dahi pasien.
b. Sebelum membantu pasien untuk pindah ke kamar mandi, makan, berpakaian, dan
sebagainya.
c. Sebelum melakukan perawatan non invasif: memakaikan masker oksigen, memberi
fisioterapi.
d. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik atau non invasif: mengukur nadi, tekanan darah,
merekam EKG.

Indikasi 2: Sebelum prosedur bersih / aseptik (pada bagian tubuh pasien yang beresiko infeksi).
Kapan: segera sebelum menyentuh bagian tubuh pasien yang beresiko infeksi. Dilakukan setelah
kontak dengan area perawatan dan zona pasien (termasuk pasien dan lingkungannya), dan
prosedur lain yang kontak (langsung maupun tidak langsung) dengan membrane mukosa, kulit
non intak atau alat invasif.
Contoh:
a. Sebelum menyikatkan gigi pasien, meneteskan obat tetes mata, pemeriksaan vaginal atau
rektal, pemeriksaan THT dengan atau tanpa menggunakan instrument, memberikan obat
supposutoria, melakukan suction mukosa.
b. Sebelum melakukan perawatan luka dengan atau tanpa menggunakan instrument,
memberikan krim, melakukan injeksi perkutan.
c. Sebelum memasang alat invasif (nasal kanul, NGT, ETT, kateter urin, drainase),
membuka sirkuit pada alat invasif (untuk makanan, drain, obat dan suction).
d. Sebelum menyiapkan makanan, obat-obatan, dan benda-benda steril.

Indikasi 3: Setelah terkena cairan tubuh pasien.


Kapan: segera setelah terkena cairan tubuh dan setelah melepas sarung tangan.
a. Setelah kontak dengan membrane mukosa atau kulit non intak.
b. Setelah melakukan injeksi, setelah memasang alat invasif (akses vaskuler, kateter, tube,
drain, dan sebagainya), setelah membuka sirkuit pada alat invasif.
c. Setelah melepas alat invasif.
d. Setelah melakukan perawatan luka.

7
e. Setelah menangani sampel organik, setelah membersihkan ekskresi dan cairan tubuh
lainnya, setelah membersihkan permukaan yang terkontaminasi (linen, instrument, pispot,
dan sebagainya).

Indikasi 4: Setelah kontak dengan pasien.


Kapan: setelah menyentuh pasien, sebelum menyentuh lingkungan di area perawatan.
Contoh:
a. Setelah berjabat tangan dengan pasien, memegang dahi pasien.
b. Setelah membantu pasien untuk pindah ke kamar mandi, makan, berpakaian, dan
sebagainya.
c. Setelah melakukan perawatan non invasif: mengganti bed linen sementara pasien tidak
pindah, memakaikan masker oksigen, memberi fisioterapi.
d. Setelah melakukan pemeriksaaan fisik atau pemeriksaan non invasif: mengukur nadi,
tekanan darah, merekam EKG.

Indikasi 5: Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.


Kapan: setelah menyentuh objek apapun atau furniture di sekitar pasien (tanpa menyentuh
pasien) sebelum menyentuh objek di area perawatan.
Contoh:
a. Setelah aktifitas pemeliharaan, mengganti bed linen dan pasien pindah dari tempat tidur,
memegang roda tempat tidur, membersihkan meja pasien.
b. Setelah aktifitas perawatan, mengatur kecepatan perfusi, memberishkan alat monitoring
pasien.
c. Setelah kontak dengan objek lain (yang seharusnya dapat dihindari).

Hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan kebersihan tangan:


1) Kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm melebihi ujung jari karena kuku
yang panjang alami maupun buatan dapat berperan sebagai reservoir bakteri gram
negative (P. aeruginosa), jamur, dan pathogen lain, serta lebih mudah melubangi sarung
tangan
2) Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein, tangan
harus dicuci dengan sabun dan air yang mengalir

8
3) Bila tangan tidak tampak kotor atau terkontaminasi harus digunakan antiseptik berbahan
dasar alkohol.
4) Pastikan tangan kering sebelum melakukan kegiatan.

2. Penetapan penggunaan antiseptik tangan.


Penetapan penggunaan antiseptik tangan yang digunakan di RS Siaga Raya berdasarkan
kriteria resiko, ruang pelayanan pasien yang beresiko tinggi (kamar operasi)
menggunakan chlorheksidin 4% sebagai cairan antiseptik cuci tangan, ruang pelayanan
lainnya menggunakan chlorheksidin 2%, dan untuk petugas administrasi menggunakan
sabun cuci tangan. Wastafel cuci tangan ada di setiap kantor ruang pelayanan, koridor
ruang perawatan dan ruang tindakan yang dilengkapi dengan cairan antiseptik cuci
tangan chlorheksidin dan tissue towel. Cairan antiseptik berbasis alcohol 70-90 % dipakai
Handrub. Khususnya bagi pasien diare, petugas diharuskan mencuci tangan dengan
chlorheksidin 2% karena penggunaan antiseptik berbasis alcohol tidak dapat membunuh
spora Clostridium difficle.

3. Pendistribusian cairan antiseptik cuci tangan


Pendistribusian cairan antiseptik cuci tangan maupun cairan berbahan dasar alkohol oleh
bagian logistik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi. Permintaan alkohol Handrub sesuai dengan perencanaan
kebutuhan satuan kerja diambil ke bagian logistik. Sedangkan untuk cairan antiseptik
chlorheksidin dilakukan permintaan ke bagian farmasi oleh unit yang membutuhkan,
misalnya unit kamar bedah.

9
BAB IV
DOKUMENTASI

A. MONITORING

Aspek-aspek yang dimonitor mencakup:

1. Sarana, prasarana, peralatan.


2. Pelaksanaan Kebijakan Direktur Rumah Sakit / Pedoman / Panduan dan SPO
3. Pengamatan kepatuhan kebersihan tangan pada seluruh staf Rumah sakit dilakukan setiap
hari oleh IPCN dan IPCLN.

B. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


Evaluasi dilakukan setiap 1x seminggu dengan cara dilakukan audit dan dibuat pelaporan,
lalu setiap 3 bulan sekali dilakukan analisis atas pelaporan tersebut.

10
11

Anda mungkin juga menyukai