DEFINISI
Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan membersihkan tangan, baik
dengan menggunakan sabun antiseptik di bawah air mengalir atau dengan
menggunakan handrub berbasis alkohol dengan langkah-langkah yang sistematik
sesuai urutan, sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri yang berada pada tangan.
Cuci Tangan Bedah ialah membersihkan tangan dengan sabun antiseptik atau
dengan bahan berbahan alkohol yang dilakukan oleh tim bedah sebelum melakukann
tindakan operasi dengan tujuan untuk menghilangkan flora transient dan
mengurangi flora residen pada tangan.
Flora Transien terdiri atas mikroorganisme non patogen atau potensial patogen
yang tinggal di kulit atau mukosa selama kurun waktu tertentu (jam, hari, atau
minggu), berasal dari lingkungan yang terkontaminasi atau pasien. Flora ini pada
umumnya tidak menimbulkan penyakit (mempunyai patogenisitas lebih rendah) dan
jumlahnya lebih sedikit dibandingkan flora tetap. Pada kondisi terjadi perubahan
keseimbangan, flora transien dapat menimbulkan penyakit
Flora Residen adalah flora yang menetap di kulit pada sebagian besar orang
sehat yang ditemukan di lapisan epidermis dan di celah kulit. Flora tetap terdiri atas
mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya dijumpai pada bagian tubuh tertentu
dan pada usia tertentu pula, jika terjadi perubahan lingkungan, mereka akan segera
kembali seperti semula.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kebersihan tangan (Hand Hygiene) pada panduan ini meliputi :
BAB III
TATA LAKSANA
A. TUJUAN
1. Membersihkan kotoran yang terlihat pada tangan
2. Mencegah perpindahan bakteri dari rumah ke Rumah Sakit
3. Mencegah bakteri dari Rumah Sakit terbawa pulang ke rumah
4. Mencegah penularan infeksi dari pasien ke pasien selama dirawat di Rumah
Sakit
B. INDIKASI
1. Bila terlihat kotoran pada tangan atau kita yakin tangan kita telah
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh atau bahan infeksius, lakukan cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir, baik dengan sabun biasa atau sabun
antiseptik
2. Pada pelaksanaan kebersihan tangan rutin gunakan handrub berbasis alkohol
sebagai alternatif
3. Dekontaminasi tangan sebelum kontak langsung dengan pasien
4. Dekontaminasi tangan sebelum memakai sarung tangan steril ketika
pemasangan kateter intravaskuler sentral
5. Dekontaminasi tangan sebelum memasang kateter urine, kateter vena perifer
atau pemasangan alat-alat invasif non pembedahan
6. Dekontaminasi tangan setelah kontak dengan kulit pasien (misalnya :
mengukur nadi dan tekanan darah serta mengangkat pasien)
7. Dekontaminasi tangan setelah kontak dengan cairan tubuh atau ekskresi,
membran mukosa, kulit tidak utuh dan mengganti balutan luka bila kotoran
tak terlihat
8. Dekontaminasi tangan saat berpindah pekerjaan/tindakan dari bagian tubuh
terkontaminasi ke area yang bersih selama perawatan pasien
9. Dekontaminasi tangan setelah kontak dengan benda-benda, termasuk
peralatan medis yang berada di dekat pasien
10.Dekontaminasi tangan setelah melepas sarung tangan
11.Sebelum makan dan sesudah ke kamar mandi, lakukan cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir
12.Tissu basah antimikroba bisa menjadi alternatif untuk cuci tangan dengan
sabun dan air. Walaupun tidak seefektif handrub berbasis alkohol atau cuci
tangan dengan sabun antimikroba dan air dalam mengurangi jumlah bakteri
di tangan petugas kesehatan dan bukan pengganti antiseptik berbasis alkohol
atau sabun antimikroba.
a. Jari tangan
Penelitian membuktikan bahwa daerah di bawah kuku (ruang
subungual) mengandung jumlah mikroba tertinggi (McGinley, Larson
dan Leydon 1988). Beberapa penelitian baru-baru ini telah
memperlihatkan kuku yang panjang dapat berperan sebagai reservoir
untuk bakteri Gram negatif (P. aeruginosa), jamur dan patogen lain
(Hedderwick et al.2000). Kuku panjang, baik yang alami maupun
buatan, lebih mudah melubangi sarung tangan (Olsen et al. 1993).
Oleh karena itu, kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3
mm melebihi ujung jari.
b. Kuku buatan
Kuku buatan (pembungkus kuku, ujung kuku, pemanjang akrilik)
yang dipakai oleh petugas kesehatan dapat berperan dalam infeksi
HAIs (Hedderwick et al.2000). Selain itu, telah terbukti bahwa kuku
buatan dapat berperan sebagai reservoir untuk bakteri Geram
negative, pemakaiannya oleh petugas kesehatan harus dilarang.
c. Cat kuku
Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.
d. Perhiasan
Sebuah studi oleh Hoffman dan rekan menemukan bahwa 40% dari
perawat memendam gram-negatif basil seperti E.Cloacae, Klebsiella
spp dan Acinetobacter spp. Dalam satu penelitian yang melibatkan
lebih dari 60 perawat ICU, analisis multivariabel mengungkapkan
bahwa cincin adalah satu-satunya faktor risiko yang signifikan
dengan kolonisasi Gram-negatif dan S. aureus dan pada kulit
Cincin kawin atau perhiasan dalam bentuk lainnya yang ada di jari dan pergelangan
tangan pada saat bekerja dan melakukan tindakan tidak diperkenankan
Email : rsnurlima@gmail.com
Jl. Lintas Raya Pekanbaru-Teluk Kuantan Km 62, Kel. Lipat Kain Selatan, Kec. Kampar Kiri
kebersihan tangan dengan handrub antiseptik maupun kebersihan tangan dengan
sabun dan air mengalir menggunakan gerakan yang sama dalam 6 langkah
kebersihan tangan.
Email : rsnurlima@gmail.com
Jl. Lintas Raya Pekanbaru-Teluk Kuantan Km 62, Kel. Lipat Kain Selatan, Kec. Kampar Kiri
Gambar 3.2. Hand Hygiene dengan Hand rub
Email : rsnurlima@gmail.com
Jl. Lintas Raya Pekanbaru-Teluk Kuantan Km 62, Kel. Lipat Kain Selatan, Kec. Kampar Kiri
2. Teknik kebersihan tangan menggunakan sabun biasa atau sabun
antiseptik dan air mengalir (Hand Wash)
Cara kerja
Buka kran air, basahi kedua tangan secara merata dengan air mengalir,
tutup kembali kran air
Tuangkan sabun biasa atau sabun antiseptik secukupnya pada salah
satu telapak tangan atau jika menggunakan sabun batang, gosokkan
sabun dengan kedua telapak tangan sampai membentuk busa
Bersihkan secara seluruh permukaan tangan merata menggunakan
teknik 6 langkah kebersihan tangan
1) Gosokkan kedua telapak tangan secara memutar dari kelingking ke
arah ibu jari,
2) Telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri, gosok punggung
tangan dan sela-sela jari kiri, gerakan maju-mundur dan sebaliknya,
3) Kedua telapak tangan saling berhadapan dan jari-jari saling
menyilang, gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari dari bagian
pangkal jari ke arah luar (ujung),
4) Kedua tangan saling menggenggam, jari-jari saling mengunci,
punggung jari tangan satu pada telapak tangan lainnya saling
menggosok,
5) Telapak tangan kanan menggenggam ibu jari kiri, gosok secara
memutar ibu jari kiri dan sela ibu jari dan sela telunjuk
menggunakan ibu jari dan telapak tangan kanan, lakukan
sebaliknya,
6) Gosokkan secara memutar ujung jari tangan kanan di atas telapak
tangan kiri dari arah kelingking ke ibu jari, posisi jari dalam keadaan
rapat, lakukan sebaliknya.
Lakukan pembilasan dengan air mengalir secara merata pada seluruh
permukaan tangan,
Keringkan kedua tangan dengan tissu atau pengering sekali pakai,
Matikan kran air, putar kran dengan tissu atau kain pengering bekas
pakai. Buang tissu bekas pakai ke tempat sampah non medis/non
infeksius atau tempatkan kain pengering bekas pakai ke tempat linen
kotor untuk pemrosesan linen selanjutnya,
Tangan sudah aman dan siap untuk bekerja kembali.
Email : rsnurlima@gmail.com
Jl. Lintas Raya Pekanbaru-Teluk Kuantan Km 62, Kel. Lipat Kain Selatan, Kec. Kampar Kiri
Gambar 3.3. Hand Hygiene dengan Sabun dan air Mengalir
Catatan
Hindari penggunaan air hangat karena penggunaan air hangat yang
berulangkali dapat meningkatkan resiko dermatitis
Sabun cair, sabun batangan atau bubuk bisa dipakai untuk tindakan
cuci tangan dengan air dan sabun non anti mikroba. Jika menggunakan
sabun batangan, tempat sabun harus punya drainase dan sebaiknya
Email : rsnurlima@gmail.com
Jl. Lintas Raya Pekanbaru-Teluk Kuantan Km 62, Kel. Lipat Kain Selatan, Kec. Kampar Kiri
sabun batangan dalam ukuran potongan kecil sehingga dapat digunakan
sekali pakai
Penggunaan handuk pengering tangan berulang kali yang ditempatkan
tergantung pada standar handuk tidak dibenarkan. Sebaliknya gunakan
handuk bersih ukuran kecil-kecil sekali pakai lalu masukkan ke kotak
linen kotor untuk di daur ulang
a) Persiapan Personal
Persiapan sebelum melakukan cuci tangan
Rambut telah tertutup atau APD lengkap (topi, masker, kaca mata,
apron, dan sepatu khusus yang tertutup).
Kuku jari tangan pendek, bersih dan bebas dari cat kuku.
Cincin dan jam tangan telah dilepaskan, gulung lengan baju 10 cm
diatas siku.
Tidak ada luka di kulit atau kelainan di kulit yang sedang dalam proses
infeksi.
b) Persiapan Alat
Tempat cuci tangan yang cukup dalam dan lebar untuk mencegah
percikan air keluar dari area cuci tangan.
Air yang mengalir memenuhi syarat yang dapat dikendalikan dengan
siku atau kaki
Sikat halus atau spon yang menggunakan antiseptik.
Pembersih kuku.
Tempat sampah untuk membuang sikat bekas pakai.
c) Prosedur kerja :
1. Buka sikat, spon, dan pembersih kuku.
2. Buka keran air dengan tangan dan siku.
3. Basahi tangan dan lengan sampai dengan 5 cm di atas siku di bawah air
mengalir.
4. Membersihkan kuku dengan menggunakan pembersih kuku di bawah air
mengalir.
5. Ambil sikat, spon yang mengandung clorhexidine gluchonat 4 %.
6. Peras spon dan sikat sampai keluar busa clorhexidine Glukonat.
7. Lumuri dan gosok seluruh permukaan tangan dan lengan kanan dari
ujung jari sampai 5 cm diatas siku dengan telapak tangan kiri secara
memutar
Email : rsnurlima@gmail.com
Jl. Lintas Raya Pekanbaru-Teluk Kuantan Km 62, Kel. Lipat Kain Selatan, Kec. Kampar Kiri
8. Lumuri dan gosok seluruh permukaan tangan dan lengan kiri dari ujung
dari jari sampai 5 cm di atas siku dengan clorhexidine 4% menggunakan
telapak tangan kanan secara memutar.
9. Menyikat kuku jari pada masing masing tangan selama 1 menit atau 60
hitungan.
10.Lepaskan bagian sikat dari spon hingga keluar busa clorhexidine 4%.
11.Telapak tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri, gosok
secara memutar mulai dari pergelangan tangan kiri sampai ke siku,
lakukan sebaliknya.
12.Lumuri dan gosok seluruh permukaan tangan dengan lengkap hingga ¾
lengan bergantian dengan cara memutar
13.Gunakan spon untuk menggosok telapak tangan selama 15 detik,
punggung tangan selama 15 detik dan keempat sisi jari dan ulangi pada
sisi tangan lainnya.
14.Buang spon kedalam bak sampah.
15.Bilas tangan hingga bersih dari arah tangan kearah siku.
16.Tuangkan sabun clorhexidine 4% gosok pada tangan hingga berbusa.
17.Lumuri sabun pada tangan hingga pergelangan.
18.Lakukan cuci tangan 6 langkah:
1) Gosokkan kedua telapak tangan secara memutar dari kelingking ke
arah ibu jari,
2) Telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri, gosok punggung
tangan dan sela-sela jari kiri, gerakan maju-mundur dan sebaliknya,
3) Kedua telapak tangan saling berhadapan dan jari-jari saling
menyilang, gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari dari bagian
pangkal jari ke arah luar (ujung),
4) Kedua tangan saling menggenggam, jari-jari saling mengunci,
punggung jari tangan satu pada telapak tangan lainnya saling
menggosok,
5) Telapak tangan kanan menggenggam ibu jari kiri, gosok secara
memutar ibu jari kiri dan sela ibu jari dan sela telunjuk
menggunakan ibu jari dan telapak tangan kanan, lakukan
sebaliknya,
6) Gosokkan secara memutar ujung jari tangan kanan di atas telapak
tangan kiri dari arah kelingking ke ibu jari, posisi jari dalam keadaan
rapat, lakukan sebaliknya.
19.Bilas kedua tangan hingga bersih dari arah tangan ke arah siku di bawah
air mengalir.
20.Matikan keran air, bila tidak ada pengunci keran otomatis, putar tuas
keran dengan siku atau menggunakan tissue.
21.Keringkan kedua telapak tangan dan punggung tangan secara bergantian
dengan lap steril.
22.Mempertahankan posisi tangan saat menuju kamar operasi.
23.Gunakan punggung anda untuk membuka kamar bedah jika tidak
tersedia pintu otomatis.
Email : rsnurlima@gmail.com
Jl. Lintas Raya Pekanbaru-Teluk Kuantan Km 62, Kel. Lipat Kain Selatan, Kec. Kampar Kiri
G. SARANA CUCI TANGAN
1. Handrub Antiseptik
a) Setiap ruangan kerja dan ruangan perawatan tersedia handrub berbasis
alkohol 70% dengan rasio minimal 1 handrub untuk 1 tempat tidur,
b) Handrub berbasis alkohol 70% ditempatkan pada tempat yang mudah
dijangkau dan lokasi dimana akses wastafel dan air bersih terbatas,
c) Kepala unit kerja terkait mengidentifikasi kebutuhan handrub di unit
kerjanya,
d) Kepala unit kerja terkait dengan penanggung jawab logistik mengajukan
permintaan barang farmasi ke instalasi Farmasi dengan mencantumkan
jumlah permintaan dispenser handrub yang dibutuhkan,
e) Instalasi farmasi melakukan cek/pencocokan data jumlah kebutuhan
dispenser handrub dengan data yang direkomendasikan oleh Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS),
f) Jika belum ada rekomendasi Komite PPIRS ungtuk unit kerja terkait,
maka buku permintaan dispenser handrub harus dibawa ke Komite
PPIRS untuk mendapatkan persetujuan/pengesahan terhadap jumlah
dispenser handrub yang dapat dikabulkan. Komite PPIRS melalui Tim
PPIRS akan mengunjungi ruangan terkait dan melakukan pengkajian
jumlah kebutuhan dan lokasi strategis untuk pemasangan dispenser
handrub.
g) Instalasi Farmasi memberikan dispenser handrub kepada unit kerja
sesuai dengan data yang direkomendasikan oleh komite PPIRS,
h) Petugas ruangan terkait/penanggung jawab logistik mengambil
dispenser handrub ke instalasi farmasi
i) Kepala unit kerja terkait dengan penanggung jawab logistik mengajukan
permintaan ke instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Non Medik
(IPS RS Non Medik) untuk melakukan pemasangan dispenser handrub
pada lokasi-lokasi yang direkomendasikan oleh Komite PPIRS,
j) Setelah handrub terpasang, tingkatkanlah kepatuhan dalam melakukan
kebersihan tangan,
k) Kepala unit kerja terkait wajib mengawasi dan menjamin kepatuhan
petugas dalam melakukan kebersihan tangan,
l) Kepala unit kerja terkait dengan penanggung jawab logistik wajib
mencatat jumlah pemakaian handrub dalam jangka waktu tertentu :
tiap bulan dan pertahun untuk menjamin ketersediaan bahan handrub
sesuai dengan kebutuhan.
Email : rsnurlima@gmail.com
Jl. Lintas Raya Pekanbaru-Teluk Kuantan Km 62, Kel. Lipat Kain Selatan, Kec. Kampar Kiri
2. Wastafel dengan aliran air bersih
a) Setiap ruangan perawatan, ruangan tindakan, ruangan scrub kamar
operasi, kamar mandi dilengkapi dengan minimal 1 wastafel dengan
aliran air bersih
b) Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat, tidak menimbulkan
bau, dilengkapi sabun biasa atau sabun antiseptik (sesuai indikasi) dan
dilengkapi tissu yang dapat dibuang (disposable tissues) atau kain
pengering sekali pakai yang dapat diproses kembali di instalasi laundry.
c) Setiap wastafel harus dijaga kebersihannya dengan melakukan
dekontaminasi menggunakan antiseptik klorin 0,05% setiap hari dan
bila perlu dilakukan pembersihan dengan cairan pembersih porselen
Email : rsnurlima@gmail.com
Jl. Lintas Raya Pekanbaru-Teluk Kuantan Km 62, Kel. Lipat Kain Selatan, Kec. Kampar Kiri
BAB IV
DOKUMENTASI
Email : rsnurlima@gmail.com
Jl. Lintas Raya Pekanbaru-Teluk Kuantan Km 62, Kel. Lipat Kain Selatan, Kec. Kampar Kiri
Email : rsnurlima@gmail.com
Jl. Lintas Raya Pekanbaru-Teluk Kuantan Km 62, Kel. Lipat Kain Selatan, Kec. Kampar Kiri