Staf – kredensial
Siapkan Daftar SDM
Elemen Penilaian AP.5.2
1. RS melakukan analisis pola ketenagaan staf lab yg adekuat utk memenuhi
kebutuhan pasien (lihat juga KKS 2 dan KKS 2.1). (D,W)
2. Staf lab yg membuat interpretasi, memenuhi persyaratan kredensial. (lihat
juga KPS.10). (D,W)
3. Staf lab dan staf lain yg melaksanakan tes termasuk yg mengerjakan Tes di
Ruang Rawat (TRR / Point of Care Testing) pasien, memenuhi persyaratan
kredensial (lihat juga KPS.4, EP 1). (D,W)
4. Ada pelaksanaan supervisi pelayanan lab di RS. (R,D)
AP.5.2
W • K3RS
• Kepala unit laboratorium
• Staf unit laboratorium
Dibawah ini diberikan daftar hal2 yg harus ditangani dan persyaratan yg harus
dilakukan,
a) Pengendalian paparan aerosol
b) Jas lab, jubah atau baju dinas harus dipakai utk perlindungan dan
mencegah kontaminasi, termasuk fasilitas “eye washer“ dan
dekontaminasi.
c) Almari bio-safety dipakai, jika perlu / sesuai kebutuhan
a) Pengendalian paparan aerosol
b) Jas lab, jubah atau baju dinas harus dipakai utk perlindungan dan mencegah
kontaminasi, termasuk fasilitas “eye washer“ dan dekontaminasi.
c) Almari bio-safety dipakai, jika perlu / sesuai kebutuhan
d) Terdapat regulasi ttg pembuangan bahan infeksius, luka tusuk, terpapar dgn
bahan infeksius. Dlm ketentuan juga diatur, prosedur dekontaminasi, siapa yg
harus dihubungi utk mendapat tindakan darurat, penempatan dan penggunaan
peralatan keamanan. Utk pengelolaan bahan berbahaya disertakan MSDS
(Material Safety Data Sheet) / LDP (Lembar Data Pengaman)
e) Terdapat prosedur pengumpulan, transpor, penanganan spesimen secara aman.
Juga diatur larangan utk makan, minum, pemakaian kosmetik, lensa kontak, pipet
dimulut di tempat staf bekerja melakukan kegiatannya
f) Staf diberi pelatihan ttg tindakan, cara penularan dan pencegahan penyakit yg
ditularkan melalui darah dan komponen darah
g) Terdapat prosedur untuk mencegah terpapar penyakit infeksi seperti tuberculosis,
MERS dll.
Bila teridentifikasi masalah praktek lab atau terjadi kecelakaan, maka ada tindakan korektif,
dicatat (dokumentasi), dilakukan evaluasi dan dilaporkan kpd Penangg-jawab / koordinator
K3 RS.
Risk management process overview
(Risk Register Development Process)
1. Identifikasi tujuan dan
1. Apa yang bisa salah?
sasaran manajemen yan RS
2. Bagaimana itu bisa terjadi?
dan manajemen risiko
3. Mengapa itu bisa terjadi?
2. Identifikasi faktor2 yg
TEGAKKAN KONTEKS 4. Sebrp sering kejadiannya?
mendukung atau melemahkan
5. Sebrp parah ?
kemampuan utk mengelola
6. Apa tindakan yg diperlukan?
risiko
7. …..
3. Definisikan kriteria evaluasi KOMUNIKASI DAN KONSULTASI
risiko Prioritas Risiko
IDENTIFIKASI RISIKO
ASESMEN RISIKO
ANALISA RISIKO
Prioritas Risiko
EVALUASI RISIKO
“Terapi” Risiko
KELOLA RISIKO
1. ACHS : Risk Management & Quality
Improvement Handbook, 2013
RISK REGISTER 2. Desktop Guide to Clinical Risk
Management, Department of Health
Westrn Australia, 2005
1. Identifikasi MEMBANGUN KONTEKS :
- FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN YANG MENGHAMBAT
tujuan dan - TENTUKAN TUJUAN DAN SASARAN
sasaran - STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO
manajemen yan
RS dan IDENTIFIKASI RISIKO :
manajemen -Apa yang bisa terjadi
risiko -Bagaimana kejadiannya
-Mengapa hal itu bisa terjadi
2. Identifikasi -Kapan hal itu bisa terjadi
faktor2 yg -Dimana hal itu bisa terjadi
mendukung -Siapa yang bisa tertimpa kejadian tersebut
Tingkatan
ASESMEN RISIKO
atau
melemahkan
Risiko
Analisa risiko
kemampuan utk -Dampak & probabilitas
- siapa yang terlibat
mengelola risiko -Tingkat risiko
3. Definisikan KOMUNIKASI -Kendali yang sudah ada dan yang diperlukan MONITOR
kriteria evaluasi
risiko DAN AUDIT
Prioritas
Prioritas Risiko Evaluasi risiko Risiko
4. Tetapkan KONSULTASI -Bandingkan tingkat risiko dg ktriteria
REVIEW
Struktur Proses/ -analisa untung rugi
-Risiko diterima atau tidak
Manajemen
Risiko
Risiko
Tdk diterima Risiko diterima
“Terapi”
Risiko
Pengelolaan risiko
I
M Share Mitigate & Control
P
A Low Risk Medium Risk
C
T
Accept Control
ACTION :
Can be Clinical Manager / Lead Detailed review & Immediate review
manage by Clinician should urgent treatment & action required
procedure assess the should be at Board level.
consequences againts undertaken by Director must be
Accept risk cost of treating the risk senior management informed
2/5
1/5
33
MSDS
4/5
3/5
34
Standar AP.5.3.2.
Ada prosedur melaporkan hasil laboratorium yg kritis.
Nilai/hasil Lab yg Kritis
Elemen Penilaian AP.5.3.2.
1. Ada regulasi yg disusun secara kolaboratif ttg hasil lab yg kritis,
pelaporan oleh siapa dan kpd siapa, dan tindak lanjutnya. (R)
2. Hasil lab yg kritis dicatat didalam rekam medis pasien (lihat juga SKP 2 .1
EP 2 ) (D,W)
3. Ada bukti tindak lanjut dari pelaporan hasil lab yg kritis secara kolaboratif.
(D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut thd seluruh proses, agar
memenuhi ketentuan serta dimodifikasi sesuai kebutuhan. (D,W)
AP.5.3.2
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. Ada regulasi yang disusun R 1) Regulasi tentang penetapan 10 TL
secara kolaboratif tentang hasil laboratorium yang kritis. - -
hasil laboratorium yang kritis, 2) Prosedur pelaporan dan tindak 0 TT
pelaporan oleh siapa dan lanjutnya, yang disusun secara
kepada siapa, dan tindak kolaboratif
lanjutnya. (R) 3) Bukti proses penyusunan
secara kolaboratif antara lain
rapat berbagai unsur (UMAN)
2. Hasil laboratorium yang D Bukti dalam RM tentang hasil 10 TL
kritis dicatat didalam rekam laboratorium yang kritis 5 TS
medis pasien (lihat juga SKP 2 0 TT
.1 EP 2 ) (D,W) W • DPJP
• PPJA
• Staf klinis
W • DPJP
• PPJA
• Staf unit laboratorium
4. Ada bukti pelaksanaan D Bukti pelaksanaan evaluasi dan 10 TL
evaluasi dan tindak lanjut tindak lanjut terhadap seluruh 5 TS
terhadap seluruh proses, agar proses 0 TT
memenuhi ketentuan serta
dimodifikasi sesuai W • DPJP
kebutuhan. (D,W) • PPJA
• Staf klinis
• Staf unit laboratorium
KARS, Nico A. Lumenta 37
Maksud dan Tujuan AP.5.3.2.
Pelaporan dari hasil laboratorium yg kritis adalah bgn dari risiko terkait keselamatan pasien.
Hasil lab yg secara signifikan diluar batas nilai normal dapat memberi indikasi risiko tinggi
atau kondisi yg mengancam kehidupan pasien.
Sangat penting bagi RS utk mengembangkan suatu sistem pelaporan formal yg jelas
menggambarkan bagaimana PPA mewaspadai hasil lab yg kritis dan bagaimana staf
mendokumentasikan komunikasi ini (lihat juga SKP 2, EP 3 dan 4,).
Proses ini dikembangkan RS utk pengelolaan hasil lab yg kritis sbg pedoman bagi PPA
ketika meminta dan menerima hasil lab pada keadaan GD.
Prosedur ini meliputi juga : penetapan hasil lab yg kritis dan ambang nilai kritis bagi
setiap tipe tes, utk setiap pelayanan lab yg ada (a.l. laboratorium Klinik, laboratorium
Patologi Anatomi, laboratorium Mikrobiologi seperti misalnya MRSA (Methicillin
Resistant Staphylococcus aureus), MRSE (Methicillin-Resistant Staphylococcus.
epidermidis), CRE (Carbapenem-resistant enterobacteriaceae), ESBL(Extended-
spectrum beta-lactamases), Keganasan dsb, oleh siapa dan kpd siapa hasil lab yg
kritis harus dilaporkan, termasuk waktu penyampaian hasil tsb, pencatatan dan
menetapkan metode monitoring yg memenuhi ketentuan.
NO JENIS PEMERIKSAAN LOW HIGH SATUAN
HEMATOLOGI
1 Hematocrit < 15 > 60 %
2 Hemoglobin <7 > 20 g/dL
3 Haptoglobin <40 mg/dL
4 Trombosit (PLT) Dewasa < 50 1000 10^3/µL
5 Trombosit (PLT) Anak-anak < 20 1000 10^3/µL
6 Leukosit (WBC) <2 > 30 10^3/µL
7 Methemoglobin >40 %
HEMOSTASIS
8 Fibrinogen < 100 > 700 mg/dL
9 APTT - > 100 Detik
> 30 atau Detik
10 PT - 3xcontrol
KIMIA DARAH
11 Ammonia - > 40 µmol/L
12 Amylase - > 200 U/L
13 Bilirubin Total - > 20 mg/dL
14 Calcium < 6.5 > 14.0 mg/dL
15 Carbon dioxida < 11 > 40 mEq/L
16 Bicarbonate < 10 > 40 mEq/L
17 Troponin T - >100 ng/L
18 Troponin I - Positif -
19 Cl (Chlorida) < 80 > 115 mEq/L
20 CK - 500 U/L
21 CKMB - > 50 U/L
22 Creatinin - > 4.0 mg/dL 39
23 Glucosa Dewasa laki-laki < 50 > 400 mg/dL
24 Glucose Dewasa perempuan < 50 > 400 mg/dL
25 Glucose Anak-anak <40 >300 mg/dL
26 Glucose bayi baru lahir <30 >300 mg/dL
27 Magnesium < 1.0 > 4.7 mg/dL
28 Osmolalyti < 250 > 320 mOsmol/kg
29 Phospor < 1.1 None mg/dL
30 Kalium Dewasa < 2.5 > 6.5 mEq/L
31 Kalium Anak-anak < 2.5 >8 mEq/L
32 Sodium (Na) <120 >160 mEq/L
33 Ureum <2 >80 mg/dL
34 Insulin >30 µU/mL
BLOOD GAS
35 pH < 7.10 > 7.55
36 Pco2 < 20 > 60 mmHg
37 HCO3 < 15 > 40 mmHg
38 Po2 (dewasa) < 40 None mmHg
2. Ada bukti staf yang D Bukti pelaksanaan uji fungsi oleh staf 10 TL
terlatih melaksanakan uji yang terlatih, dengan bukti sertifikat 5 TS
fungsi dan pelatihan/ kredensial di dalam file 0 TT
didokumentasikan. (D,W) kepegawaian
W
• Operator alat
• Kepala unit laboratorium
KARS, Nico A. Lumenta 46
AP.5.5
3. Ada bukti staf yang D Bukti inspeksi: 10 TL
terlatih melaksanakan 1) Bukti form ceklis 5 TS
inspeksi berkala dan 2) Bukti pelaksanaan inspeksi 0 TT
didokumentasikan. (D,W) oleh staf yang terlatih, dengan bukti
sertifikat pelatihan/kredensial di dalam
file kepegawaian
W • Operator alat
• Staf terlatih
• IPSRS
• Kepala unit laboratorium
4. Ada bukti staf yang D Bukti pelaksanaan pemeliharaan 10 TL
terlatih melaksanakan berkala oleh staf yang terlatih, dengan 5 TS
pemeliharaan berkala dan bukti sertifikat pelatihan/kredensial di 0 TT
didokumentasikan. (D,W) dalam file kepegawaian
W • Operator alat
• Staf terlatih
• IPSRS
KARS, Nico A. Lumenta 47
• Kepala unit laboratorium
AP.5.5
5. Ada bukti staf yang D Bukti pelaksanaan kalibrasi berkala oleh 10 TL
terlatih melaksanakan staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat 5 TS
kalibrasi berkala dan pelatihan / kredensial di dalam file 0 TT
didokumentasikan. kepegawaian dan/atau pihak ketiga yang
(D,W) sudah ditentukan.
W • Operator alat
• Staf terlatih
• IPSRS
• Kepala unit laboratorium
6. Ada daftar inventaris D Bukti daftar inventaris peralatan 10 TL
peralatan laboratorium. 5 TS
laboratorium. (D) 0 TT
9. Terhadap kegiatan a) s/d D Bukti dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut 10 TL
g ) dalam Maksud dan terhadap masing2 kegiatan a) s/d g) dalam Maksud 5 TS
tujuan dilakukan evaluasi dan Tujuan 0 TT
berkala dan tindak lanjut
(D,W) W • Operator alat
• Staf terlatih
• IPSRS
• Kepala unit laboratorium 49
Maksud dan Tujuan AP.5.5
Staf lab harus memastikan semua peralatan lab berfungsi dgn baik dan aman bagi
penggunanya. Lab menetapkan dan melaksanakan program pengelolaan
peralatan lab termasuk peralatan yg merupakan kerjasama dgn pihak ketiga yg
meliputi,
a) Uji fungsi
b) Inspeksi berkala
c) Pemeliharaan berkala
d) Kalibrasi berkala
e) Identifikasi dan inventarisasi peralatan laboratorium
f) Monitoring & tindakan terhadap kegagalan fungsi alat
g) Proses penarikan (recall) oleh pabrik / vendor
h) Pendokumentasian
51
52
Standar AP.5.6
Reagensia essensial dan bahan lainnya tersedia secara teratur dan di evaluasi
akurasi dan presisi hasilnya
Pengelolaan logistik
Siapkan daftar bahan
Elemen Penilaian AP.5.6.
1. RS menetapkan pengelolaan logistik lab, reagensia esensial, bahan lain yg
diperlukan, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan sesuai peraturan
perundangan. (lihat juga MFK.5, EP 1). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan semua reagensia esensial disimpan dan diberi label,
serta didistribusi sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada
kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2). (D,O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua reagen. (D,W)
54
AP.5.6
2. Ada bukti pelaksanaan semua D 1) Bukti pelaksanaan semua 10 TL
reagensia esensial disimpan dan reagensia esensial disimpan dan 5 TS
diberi label, serta didistribusi sesuai diberi label 0 TT
pedoman dari pembuatnya atau 2) Bukti pelaksanaan distribusi
instruksi pada kemasannya (lihat sesuai pedoman dari pembuatnya
juga MFK.5, EP 2). (D,O,W) atau instruksi pada kemasannya
1 2 3 4
Reagensia Penyimpanan Label Kadaluarsa Fisik Ket
Aaaaa V V V V
Bbbbb V V V V
Cccccc V V V V
…
….
KARS,
KARS Nico
Nico A.
A. Lumenta
Lumenta 57
Standar AP.5.7
Ada regulasi ttg pengambilan, pengumpulan, identifikasi, pengerjaan,
pengiriman, penyimpanan, pembuangan spesimen dan dilaksanakan
Regulasi ini berlaku utk spesimen yg dikirim ke lab rujukan layanan lab utk
dilakukan pemeriksaan. Pada jaringan / cairan tubuh yg diambil dgn tindakan
invasif, sbg standar penetapan diagnosis dilakukan pemeriksaan patologi anatomi
(labinternal atau rujukan)
Nilai normal/rujukan
Standar AP.5.8
RS menetapkan nilai normal dan rentang nilai untuk interpretasi
dan pelaporan hasil laboratorium klinis.
Elemen Penilaian AP.5.8
1. Ada regulasi ttg penetapan dan evaluasi rentang nilai normal
utk interpretasi, pelaporan hasil lab klinis. (R)
2. Pemeriksaan lab harus dilengkapi dgn permintaan pemeriksaan
tertulis disertai dgn ringkasan klinis. (D,W) Link ke PAP 2.2.
3. Setiap hasil pemeriksaan lab dilengkapi dgn rentang nilai
normal. (D)
AP.5.8
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang penetapan 10 TL
penetapan dan evaluasi rentang dan evaluasi rentang nilai - -
nilai normal untuk interpretasi, normal 0 TT
pelaporan hasil laboratorium
klinis. (R)
2. Pemeriksaan laboratorium D Bukti permintaan pemeriksaan 10 TL
harus dilengkapi dengan laboratorium dilengkapi dengan 5 TS
permintaan pemeriksaan tertulis permintaan tertulis disertai 0 TT
disertai dengan ringkasan klinis. dengan ringkasan klinis
(D,W)
W • DPJP
• Staf unit laboratorium
3. Setiap hasil pemeriksaan D Bukti hasil pemeriksaan 10 TL
laboratorium dilengkapi dengan laboratorium dilengkapi 5 TS
rentang nilai normal. (D) denganrentang nilai normal 0 TT
KARS, Nico A. Lumenta 63
Maksud dan Tujuan AP.5.8
RS menetapkan rentang nilai normal/rujukan setiap jenis pemeriksaan.
Rentang nilai dilampirkan di dalam laporan klinik, baik sbg bgn dari
pemeriksaan atau melampirkan daftar terkini, nilai ini yg ditetapkan
pimpinan lab. Jika pemeriksaan dilakukan oleh lab rujukan, rentang
nilai diberikan. Selalu harus dievaluasi dan direvisi apabila metode
pemeriksaan berubah.
Standar AP. 5.9
RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan prosedur kendali mutu
pelayanan lab, di evaluasi dan dicatat sebagai dokumen.
PMI
Elemen Penilaian AP.5.9
1. RS menetapkan program mutu lab klinik meliputi a s/d e di Maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan validasi metoda tes. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan surveilans harian dan pencatatan hasil pemeriksaan.(D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan audit tes reagen. (D,W) (5.6 EP 3)
5. Ada bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat dan dokumentasinya terhadap
masalah yg timbul. (D,W)
Standar AP.5.9.1.
Ada proses untuk pemantapan mutu eksternal sebagai tes pembanding mutu.
Elemen Penilaian AP.5.9.1
1. Ada bukti pelaksanaan PME (D) PME
2. Ada bukti tindak lanjut dari hasil PME (D)
AP.5.9
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. RS menetapkan program mutu R Program mutu laboratorium 10 TL
laboratorium klinik meliputi a) s/d e) di klinik,termasuk AP 5.9.1 sesuai dengan 5 TS
Maksud dan tujuan. (R) TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 0 TT
2. Ada bukti pelaksanaan validasi D Bukti pelaksanaan validasi metoda tes 10 TL
metoda tes. (D,W) W • Kepala unit laboratorium 5 TS
• Staf unit laboratorium 0 TT
3. Ada bukti pelaksanaan surveilans D Bukti pelaksanaan surveilans harian 10 TL
harian dan pencatatan hasil dan pencatatan hasil pemeriksaan 5 TS
pemeriksaan.(D,W) W • Kepala unit laboratorium 0 TT
• Staf unit laboratorium
Mengurangi/menekan RISIKO
AP.5.11
W • Staf klinis
• Penanggung jawab manajemen
risiko
• Tim KPRS
• Kepala/staf unit
laboratorium/unit BDRS (Bank
Darah
KARS, Nico A. Lumenta 80
Standar AP.5.11.1
RS menetapkan regulasi bhw seorang profesional yg kompeten dan
berwenang, bertangg-jawab utk penyelenggaraan pelayanan darah dan
menjamin pelayanan yg diberikan sesuai peraturan perundangan dan standar
pelayanan
Elemen Penilaian AP.5.11.1
1. Seorang profesional yg kompeten dan berwenang, ditetapkan bertangg-
jawab utk pelayanan darah dan tranfusi (lihat juga, PAP.3.3; TKRS.9) (R)
2. Ada supervisi meliputi a) s/d d) h) di maksud dan tujuan.(D,W)
Standar AP.5.11.2
RS menetapkan program dan pelaksanaan kendali mutu pelayanan
darah sesuai peraturan perundang-undangan.
Elemen Penilaian AP.5.11.2
1. Ditetapkan program kendali mutu. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan program kendali mutu. (D,W)
AP.5.11.1
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. Seorang profesional yang R Regulasi tentang penetapan 10 TL
kompeten dan berwenang, ditetapkan penanggung jawab pelayanan darah dan - -
bertanggungjawab untuk pelayanan transfusi yang kompeten dan berwenang 0 TT
darah dan tranfusi (lihat juga, PAP.3.3;
TKRS.9) (R)
2. Ada supervisi meliputi a) s/d h) di D Bukti supervisi : 10 TL
maksud dan tujuan.(D,W) • Bukti form check list (ceklis) 5 TS
• Bukti pelaksanaan supervisi 0 TT
W Kepala/staf unit laboratorium/unit BDRS
(Bank Darah
AP.5.11.2
1. Ditetapkan program kendali mutu. R Regulasi tentang program kendali mutu 10 TL
(R) sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 - -
EP 2 0 TT
2. Ada bukti pelaksanaan program D Bukti pelaksanaan program kendali mutu 10 TL
kendali mutu. (D,W) W • Kepala/staf unit laboratorium/unit 5 TS
BDRS (Bank Darah 0 TT
• Komite/tim PMKP
82
Maksud dan Tujuan AP.5.11, AP 5.11.1 dan AP 5.11.2
Pelayanan darah, yg diselenggarakan di RS, harus berada dibawah tangg-jawab seorang profesional
dgn pendidikan, keahlian, pengalaman yg memenuhi syarat dan berdasar peraturan perUUan d.h.i.
kerjasama dgn PMI (Palang Merah Indonesia). Staf tsb bertangg-jawab thd semua aspek pelayanan
darah di RS.
Lingkup pelayanan meliputi penetapan, pelaksanaan, dokumentasi dan proses untuk,
a) pemberian persetujuan (informed consent)
b) permintaan darah
c) tes kecocokan
d) pengadaan darah
e) penyimpanan darah
f) identifikasi pasien
g) distribusi dan pemberian darah
h) monitoring pasien dan respons
Proses kendali mutu dari semua jenis pelayanan dilaksanakan dan terdokumentasi utk memastikan
terselenggaranya pelayanan darah dan atau transfusi yg aman. Donor darah dan pelayanan transfusi
dilaksanakan sesuai peraturan perUUan dan standar praktek yg diakui.
Sebelum dilakukan pemberian darah harus ada penjelasan dari DPJPnya dan persetujuan dari pasien
atau keluarga.
Selama pemberian transfusi darah harus dilakukan monitoring dan evaluasi, dan dilaporkan bila ada
reaksi transfusi
PENDAHULUAN
Pemberian transfusi darah merupakan bagian dari yankes untuk penyembuhan
penyakit /pemulihan kesehatan
84
(dr.Putri Srihartaty, M.Biomed Keamanan Transfusi Darah di RS)
RISIKO TRANSFUSI
Reaksi transfusi darah terjadi pada sekitar 10% penerima transfusi
Transfusi hanya dilaksanakan jika keuntungan jelas melebihi risiko
Pasien harus diberitahu atas kemungkinan reaksi transfusi yang dapat terjadi, keuntungan,
alternatif dan konsekuensi dari penolakan transfusi.
Persetujuan pasien berupa penanda tanganan informed consent
Kebanyakan reaksi transfusi yang mengancam nyawa terjadi pada awal transfusi, oleh karena itu
pasien harus dimonitor dengan seksama selama transfusi
Setiap reaksi transfusi terjadi, perlu dilakukan penanganan dengan tepat dan pelacakan atas
darah dan komponen darah yang bersangkutan
85
(dr.Putri Srihartaty, M.Biomed Keamanan Transfusi Darah di RS)
Alur Pemeriksaan Pra Transfusi (PMK 91 Tahun 2015)
Permintaan darah
Form permintaan
Tidak Ya
& sampel pasien
lengkap ?
Tidak
Kompatibel ?
Ya
ALUR KERJA
Batalkan
Distribusi darah dari BDRS
PEMBERIAN DARAH
Tidak terpenuhi Terpenuhi
Suhu transportasi ?
Batalkan
Penyiapan pasien
Tidak Ada
Reaksi Transfusi?
Peraturan PMK
PMK No.
UU No. Pemerintah No. 83/2014 PMK No. 92/2015 Pedoman
91/2015
36/2009 No. 7/2011 Tentang UTD, Tentang Juknis CPOB
BDRS & Tentang Kerjasama PKM, untuk UTD
Tentang Tentang Standar UTD dan RS dalam dan Pusat
Kesehatan Pelayanan Jejaring
Pelayanan Pelayanan Darah Plasma-
Darah Pelayanan Darah untuk pheresis
Darah
menurunkan AKI
88
PERMENKES NO. 83 TAHUN 2014
TENTANG UTD, BDRS DAN JEJARING PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH
UTD
• Jenis, pengorganisasian, persyaratan, perijinan dan
penyelenggaraan UTD, serta pencatatan, pelaporan,
dan pembiayaan pelayanan darah
BDRS
• Penyelenggaraan, persyaratan, pengorganisasian,
pencatatan, pelaporan dan pembiayaan BDRS
90
Permenkes No. 83/2014 tentang UTD, BDRS dan Jejaring
91
TUGAS BDRS
Perencanaan kebutuhan darah dan menerima darah
yang sudah diuji saring dari UTD
92
TUGAS BDRS
93
PMK 83/2014 : UTD, BDRS, Jejaring Yan TD
PMK 83/2014 : UTD, BDRS, Jejaring Yan TD
PMK 83/2014 : UTD, BDRS, Jejaring Yan TD
INDIKATOR MUTU
PELAYANAN DARAH DI BDRS
• KPI Teknis, diantaranya:
– Permintaan darah
• Dokumen perencanaan kebutuhan darah
• Formulir permintaan darah
– Transportasi darah
• Fasilitas dan tenaga yang melakukan transportasi
• Jumlah darah yang rusak selama transportasi
– Penyimpanan darah
• Fasilitas dan tenaga yang melakukan penyimpanan
• Kendali mutu komponen darah
• % kerusakan komponen darah akibat penyimpanan
• Jumlah kejadian penyimpangan suhu penyimpanan
• % screen-hold
97
INDIKATOR MUTU
PELAYANAN DARAH DI BDRS
• KPI Teknis, diantaranya:
– Uji imunohematologi
• % perbedaan hasil uji gol darah di UTD vs BDRS
• Uji kecocokan
• Uji antibodi darah pasien
– Hemovigillance
• % reaksi transfusi
• % reaksi transfusi yang dirujuk ke BDRS dan UTD
• Pembahasan reaksi transfusi
– Distribusi Darah
• % pendistribusian darah melalui BDRS dan langsung ke pasien
• % pengembalian darah dari rungan karena kerusakan selama distribusi
• % penggunaan darah di ruangan sesuai intruksi penggunaan
98
Terima kasih AP – LABOR