Disusun Oleh :
Kelompok : 1 (Satu)
Prodi : D-IV
Kelas : B
Semester :V (Lima)
Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Mataram
Jurusan Analis Kesehatan
Program Studi Diploma IV
Mataram
2016/2017
Nama Anggota Kelompok :
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada penulis website yang kami gunakan
sebagai referensi dalam pembuatan makalah ini.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan mengenai
instalasi laboratorium rumah sakit.
Kami menyadari bahwa makalah yang Kami buat belum sempurna. Oleh karena itu,
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar Kami dapat membuat makalah yang
lebih baik di kemudian hari.
Demikian, semoga makalah Kami nantinya dapat bermanfaat bagi kita semua.
Mataram, 19 Desember
2016
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dewasa ini laboratorium merupakan salah satu lingkungan yang paling dinamis dalam
pelayanan kesehatan. Masyarakat medis memberikan tekanan pada laboratorium untuk
memperluas jangkauan pelayanan karena persaingan terutama sector swasta yang semakin
tajam pada era globalisasi saat ini. Dalam menghadapi persaingan tersebut, laboratorium
scara terus menerus harus mengevaluasi dan memadukan teknologi yang berubah sangat
cepat kedalam kegiatan pelayanannya.
Komunikasi adalah suatu proses dalam menyampaikan pesan dari seseorang kepada
orang lain dengan bertujuan untuk memberitahu, mengeluarkan pendapat, mengubah pola
sikap atau prilaku baik langsung maupun tidak langsung (Onong Uchjana Effendy).
1. Membantu diagnosa suatu penyakit sehingga dokter dapat melayani suatu penyakit
dengan tepat, akurat, dan cepat.
2. Menentukan resiko terhadap suatu penyakit dengan harapan suatu penyakit dapat
terdeteksi secara dini.
3. Menentukan prognosis atau perjalanan penyakit sehingga dapat digunakan sebagai
pemantau perkembangan dan keberhasilan pengobatan suatu penyakit.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai instalasi laboratorium di rumah sakit.
Laboratorium merupakan tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Rumah sakit adalah gedung
tempat merawat orang sakit ; gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai macam masalah kesehatan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).Secara umum, rumah sakit bisa diartikan sebagai suatu tempat atau organisasi
yang melalui tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Instalasi
laboratorium di rumah sakit yang tepat sangat perlu diketahui untuk dapat memberikan
memberikan pelayanan yang terbaik dari rumah sakit tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Instalasi Laboratorium Rumah Sakit
15. Ruang Diskusi Ruang tempat diskusi Sesuai Meja, kursi, lemari, dll
dan Istirahat dan istirahat personil/ Kebutuhan
Personil. petugas lab.
16. Ruang Kepala Ruang tempat kepala Sesuai Kursi, meja, computer,
Laboratorium laboratorium bekerja Kebutuhan printer, dan peralatan
dan melakukan kantor lainnya.
kegiatan perencanaan
dan manajemen.
4. PERSYARATAN KHUSUS
1. Laboratorium skrining darah dilengkapi bak pencuci (sink) untuk membersihkan
peralatan laboratorium.
2. Ruangan harus mudah dibersihkan, tidak menggunakan warna-warna yang
menyilaukan.
3. Suhu ruangan harus dijaga antara 22 27oC dengan kelembaban 50 70 %.
4. Stop kontak pada ruang penyimpanan darah dilengkapi dengan Catu Daya
Pengganti Khusus.
5. Memiliki sistem pembuangan air yang baik.
5. INSTALASI PENUNJANG
6.1 INSTALASI LISTRIK
Suplai energi listrik harus cukup untuk menjamin kontinuitas kerja sebuah
laboratorium. Energi listrik tersebut dapat bersumber dari :
- Suplai listrik utama
- Generator
- Sistem suplai energi surya.
Laboratorium di daerah terpencil sering mengalami kesulitan dalam suplai
energy listrik secara kontinu dan, karena itu, memerlukan generator pembangkit
listrik lokal atau sistem suplai energi surya.
6.1.1 Sumber energi listrik
Generator
Energi listrik dapat dihasilkan oleh sebuah generator bahan
bakar (fuel generator). Generator semacam ini dapat dibuat dengan
memanfaatkan energi hasil pembakaran dari mesin kendaraan
bermotor atau generator yang sudah dirancang khusus. Generator
pembangkit listrik dapat menghasilkan arus bolak-balik sebesar 110
volt CV) atau 220 V dan umumnya dapat menghasilkan energi lebih
besar dibandingkan mesin mobil. Mesin mobil menghasilkan arus
searah sebesar 12 V atau 24 V, yang dapat disalurkan ke dalam baterai
yang dapat diisi ulang .
Jenis arus listrik yang tersedia akan memengaruhi pemilihan
peralatan laboratorium; sebagai contoh, suatu alat yang memerlukan
arus searah bisa mendapat suplai energi dari:
- Baterai
- Jaringan arus searah, menggunakan transformator
- Jaringan arus bolak-balik,menggunakan converter.
Instalasi jaringan arus searah, mudah dan aman dalam
mengoperasikannya. Namun, untuk alat yang memerlukan arus searah
bertegangan rendah (6V, 12V atau 24V) tegangan tinggi yang
dihasilkan oleh jaringan arus searah perlu diubah dengan
menggunakan transformator. Sementara, untuk alat yang memerlukan
arus bolak-balik (110 V, 220 V atau 240 V) arus searah harus diubah
menjadi arus bolak-balik dengan menggunakan inverter. Inverter berat
dan mahal serta potensial untuk terjadi kehilangan energi secara
signifikan dalam proses konversinya. Karena itu, lebih baik memilih
peralatan yang menggunakan arus searah saja atau arus bolak-balik
saja, sesuai dengan sumber energi yang tersedia, sehingga
penggunaan converter dapat dihindari.
Panel surya
Ada dua tipe panel surya yang tersedia di pasaran:
- panel sel silikon kristal
- panel sel silikon amorf.
Panel sel silikon amorf lebih murah, tetapi menghasilkan
energi kurang efisien dibandingkan panel sel silikon kristal. Panel
surya harus dipasang sedemikian rupa sehingga terpapar cahaya
matahari secara langsung, karena terhalangnya cahaya dapat
mengurangi efisiensi produksi energi. Panel surya harus diletakkan
dengan sudut inklinasi sebesar 15.
Sisi bawah panel harus memiliki ventilasi yang bebas. Jarak
minimal antara si si bawah panel dan permukaan konstruksi
penyangga harus lebih dari 5cm untuk mencegah pemanasan panel,
yang dapat mengurangi efisiensi produksi energi.
Penyimpanan air
Bila persediaan air terbatas atau bersumber dari tangki atau sumur, air
sebaiknya disimpan sebanyak-banyaknya sebagai cadangan, dianjurkan dalam
wadah kaca atau plastik.
Air yang disimpan harus dituang terlebih dahulu sebelum disaring.
Sumber Air
Bila tidak tersedia air mengalir di laboratorium, dapat dibuat sistem
penyalur air sebagai berikut (lihat Gbr. 2.30).
1. Letakkan wadah air di atas rak tinggi.
2. Hubungkan sebuah selang karet ke dalam wadah sehingga air dapat
mengalir ke bawah.
3. Selang dijepit dengan klem Mohr atau penjepit-sekrup kecil.
- Air Suling
Air suling tidak mengandung senyawa nonvolatil (misalnya, berbagai
mineral), tetapi dapat mengandung senyawa organic volatil.
Pembuatan
Air suling dibuat menggunakan suatu penyuling, yaitu air biasa
dipanaskan sampai mendidih, kemudian uap yang dihasilkan didinginkan
dalam pipa pendingin sehingga terkondensasi menghasilkan air suling.
Kegunaan
Air suling digunakan dalam pembuatan reagen dan untuk
membilas berbagai peralatan gelas sebelum dikeringkan.
- Air bebas mineral
Air bebas-mineral (demineralized water) adalah air yang tidak
mengandung ion, tetapi mungkin saja masih mengandung senyawa organik.
Kegunaan
Air bebas-mineral dapat digunakan untuk:
- Membilas peralatan gelas sebelum dikeringkan menyiapkan
- Hampir seluruh reagen laboratorium medis, termasuk reagen pewarnaan.
- Air Dapar
Air suling biasanya bersifat asam dan air bebas-
mineral juga akan menjadi asam bila terpapar udara, Untuk
beberapa prosedur laboratorium (persiapan pewarnaan, dll,),
pH air harus berkisar 7,0 (pH neutral) dan harus tetap
dipertahankan neutral. Untuk menghasilkan pH neutral
tersebut, larutan garam pendapar (penyangga) dilarutkan
dalam air (dinamakan air dapar).
Oleh karena itu, kepuasan pasien seringkali didefinisikan dalam bentuk paradigm
kesenjangan antara persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan dengan pengharapan
pasien terhadap pelayanan yang ditawarkan. Sehingga dapat dijelaskan bahwa kualitas
pelayanan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kepuasan pasien, di mana
meningkatnya kualitas pelayanan berdampak pada meningkatnya kepuasan pasien.
Instalasi laboratorium yang ada di rumah sakit perlu disosialisasikan baik kepada pasien
maupun tenaga kesehatan, sehingga dengan adanya instalasi ini rumah sakit dapat
melayani pasien dan dapat mengukur baik atau tidaknya pelayanan yang diberikan
berdasarkan derajat kepuasan pasien.
Keberhasilan suatu pelayanan yang berkaitan dengan instalasi dengan tujuan memenuhi
kebutuhan pasien tidak lepas dari fungsi pelayanan yang dapat dijadikan sebagai sarana
komunikasi antar tenaga kesehatan dengan pasien. Dimana dalam hal ini pelayanan yang
diberikan dapat berupa informasi mengenai instalasi laboratorium yang terdapat dalam
rumah sakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/219172722/Instalasi-Laboratorium-SECARA-
umum
https://www.scribd.com/document/188115786/instalasi-laboratorium
https://irnien.files.wordpress.com/2016/02/fasilitas-laboratorium.pdf
https://petajalan.wordpress.com/2010/11/22/instalasi-laboratorium-rumah-
sakit-pusat-pertamina/
http://www.rsimanuellampung.com/index.php/fasilitas-dan-
pelayanan/instalasi-laboratorium