Anda di halaman 1dari 46

PT PLN (Persero)

Jasa Pendidikan dan Pelatihan

1.

Instrumentasi dan Pengukuran

PENDAHULUAN

1.1. Pemahaman Instrumentasi dan Pengukuran


Yang dimaksud dengan Instrumentasi adalah peralatan atau perlengkapan yang digunakan untuk
mendukung proses pengukuran besaran besaran listrik baik arus searah maupun bolak balik,
adapun pengertian dari Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan /
mengetahui hasil perbandingan antara suatu besaran / ukuran yang ingin diketahui dengan
standar yang dipakai.
Fungsi penting dari alat ukur baik alat ukur listrik maupun mekanik adalah untuk mengetahui nilai
yang telah ditentukan sebagai batasan laik atau tidaknya peralatan / jaringan akan dioperasikan..
Ketelitian hasil ukur ditentukan oleh 2 ( dua ) hal, yaitu :

Kondisi alat ukur, yaitu ketelitiannya harus sesuai dengan yang dipersyaratkan
untuk pengukuran pada pemeliharaan kubikel.
Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan antara lain, umur alat ukur yang memang
sudah melebihi yang direncanakan sehingga mengalami kerusakan atau sumber listrik yang
harusnya terpasang dengan kondisi tertentu, sudah tidak memenuhi seperti yang
dipersyaratkan.

Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami cara yang benar, sehingga
terjadi kesalahan pemakaian atau cara membaca skala salah padahal alat ukur pada kondisi
yang baik.

Alat ukur yang dimaksud disini selain merupakan alat yang menghasilkan nilai dengan satuan
listrik maupun mekanik, ada alat yang hanya menunjukkan indikasi benar atau tidaknya suatu
rangkaian / sirkit. Alat seperti ini disebut dengan indikator.
1.2. SYARAT SYARAT ALAT UKUR LISTRIK

Alat ukur tidak boleh membebani / mempengaruhi yang diukur atau disebut
mempunyai impedansi masuk yang besar

Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai ketepatan dan
ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan precision error yang tinggi)

Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input signal yang sekecilkecilnya sehingga mampu membedakan gejala-gejala yang kecil

Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam pembacaan dan tidak
terganggu karena keadaan yang tidak dikehendaki
1

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Kemampuan baca (readibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung dari skala dan alat

penunjuknya serta piranti untuk menghindari kesalahan paralak


Kemantapan (reliabilitas) alat yang tinggi, yaitu alat yang dapat dipercaya

kebenarannya untuk jangka waktu yang lama


1.3.

KESALAHAN PADA PENGUKURAN

1.3.1. Kesalahan sistem (systematic error) disebut pula kesalahan tetap :

Kesalahan kalibrasi, yaitu pada waktu peneraan semula, sehingga harga skalanya
tidak benar atau karena suatu hal misal temperatur, kelembaban yang tidak sesuai dengan
kondisi di kala peneraan

Kesalahan manusia (human error), yaitu si pengukur dapat menyebabkan kesalahan


tertentu, misalnya adanya paralak, optimisme atau pasimisme. Hal ini dapat ditanggulangi
dengan pengukuran ulang atau pengukur yang lain

Experimental error, yaitu kesalahan yang diakibatkan karena cara pengukuran yang
salah

Kesalahan teknik (error of technique), yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh


adanya bagian alat ukur yang bekerja tidak semestinya

Kesalahan statistik (random error), kesalahan ini disebabkan karena sesuatu hal
yang tidak diketahui dari luar dan timbulnya tidak menentu. Karena sumbernya tidak
diketahui, maka kesalahan jenis ini tidak dapat dihilangkan dan hanya dapat diperkirakan
dengan cara statistic

1.3.2. Kesalahan karena salah (illegitimate error)


Kesalahan ini adalah memang bersifat kesalahan dan sumbernya dapat diketahui :

Blunder : yaitu kesalahan yang bodoh dan sebetulnya tidak perlu terjadi

Computational error : yaitu kesalahan dalam cara menghitungnya

Chaotic error : yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh karena adanya gangguan
keadaan atau sarana / prasarana pengukuran misalnya gangguan listrik, halilintar, getaran
yang keras dan lain-lain dan cara mengatasinya adalah mengisolir alat ukur terhadap
gangguan

1.4. MACAM MACAM ALAT UKUR DAN PENGGUNAANYA


1.4.1. Menurut macam arus :
- Arus searah
2

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

- Arus bolak balik


- Arus searah dan arus bolak balik
1.4.2. Menurut tipe / jenis
-

Tipe Jarum Petunjuk


Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah yang ditunjuk oleh jarum petunjuk, harga
tersebut adalah harga sesaat pada waktu meter tersebut dialiri arus listrik

Tipe Recorder
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga yang ditulis / dicatat pada kertas, pencatat
ini dilakukan secara otomatis dan terus menerus selama meter tersebut dialiri arus listrik.

Tipe Integrator
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga dari hasil penjumlahan yang dicatat pada
selang waktu tertentu selama alat tersebut digunakan

Digital
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga sesaat

1.5. KETELITIAN PENGUKURAN


Ketelitian hasil ukur ditentukan oleh 2 ( dua ) hal, yaitu :
a. Kondisi alat ukur, yaitu ketelitiannya harus sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk
pengukuran pada pemeliharaan kubikel. Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan
antara lain, umur alat ukur yang memang sudah melebihi yang direncanakan sehingga
mengalami kerusakan atau sumber listrik yang harusnya terpasang dengan kondisi tertentu,
sudah tidak memenuhi seperti yang dipersyaratkan.
b. Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami cara yang benar, sehingga terjadi
kesalahan pemakaian atau cara membaca skala salah padahal alat ukur pada kondisi yang
baik.

1.6.

CARA PENGUKURAN

Untuk mengetahui dan bagaimana memilih alat ukur yang akan dipergunakan sesuai dengan
kebutuhan dilapangan, berikut dijelaskan tentang cara pembacaan dan pengertian simbol-simbol
maupun kode non teknis yang terdapat pada alat ukur.
3

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

1.6.1. Posisi pembacaan


Pembacaan harga pada alat ukur secara cermat harus dilakukan dengan melihat tepat diatas
jarum penunjuk. Dengan demikian dibaca harga pada garis skala yang tertulis tepat dibawah
runcing jarum.
Bila tidak melihat tepat diatas penunjuk akan terbaca harga sebelah kiri atau disebelah kanan
dari garis sebenarnya, kesalahan ini disebut paralaks.

Angka yang terlihat


Angka yang sebenarnya
Jarum penunjuk

Untuk menghindari paralaks tersebut runcing jarum dari alat cermat dibuat berupa sayap
tipis dan dipasang cermin kecil dibawah runcing jarum skala. Dalam posisi baca yang benar,
maka jarum runcing dan bayangannya pada cermin harus tepat satu garis tipis.
Contoh cara membaca skala pada alat ukur :
Ditelusuri mulai dari garis yang ada angka
sampai garis yang ada angka berikutnya,
0

5
Jarum

10

kemudian ditelusuri tersebut adalah garis yang


tidak ada angkanya dan jarum tersebut dibaca/
antara angka yang telah ditentukan tersebut.

1.6.2. Simbol-simbol alat ukur


1.6.2.1. Menurut prinsip kerja :

Besi putar, tanda ( S )

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Prinsip kerja : gaya elektromagnetik pada suatu inti besi dalam suatu medan magnet.
(kumparan tetap, besi yang berputar) penggunaan pada rangkaian
AC/DC.

Kumparan putar, tanda (M)


Prinsip kerja : gaya elektromagnetik antar medan magnet suatu tetap dan arus
(kumparan berputar magnit tetap), pengunaan pada rangkaian DC,
alat ukur yang menggunakan sistem ini VA/.

Elektrodinamik, tanda (D)


Prinsip kerja: gaya elektromagnetik antar arus-arus. (kumparan tetap & kumparan
berputar),

pemakaian

pada

rangkaian

AC/DC,

alat

yang

menggunakan system ini V / A / W / F.

Induksi, tanda (I)


Prinsip kerja : gaya elektromagnetik yang ditimbulkan oleh medan magnit bolakbalik dan arus yang terimbas oleh medan magnet, (arus induksi
dalam hantaran).

Kawat panas

Prinsip kerja : gerakan jarum diakibatkan oleh pemuaian panas dan tarikan
pegas, (pemakaian pada rangkaian AC/DC, alat yang menggunakan sistem
ini A/V/.

1.6.2.2. Menurut sumber tegangan :

Pengukuran untuk kebesaran-kebesaran


arus searah

DC

Pengukur untuk kebesaran arus bolak-balik

AC

Pengukur untuk kebesaran arus searah dan

DC/AC

bolak-balik
5

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Pengukur phasa tiga

AC 3

1.6.2.3. Menurut tegangan pengujiannya :

2
Tegangan uji 2 kv

3
Tegangan uji 3 kv

1.7.

Tegangan uji 4 kv

KELAS KETELITIAN

Salah satu sifat yang sangat diperlukan pada alat ukur listrik ialah ketelitian/kecermatan.
Tergantung dari besar kecilnya ketelitian tersebut alat-alat ukur dibagi menjadi :

Alat cermat atau alat presisi (< 0,5%).

Alat kerja

Alat ukur kasa (> 3 %).

( 1 2 %).

Ketelitian alat ukur tegantung dari besar atau kecilnya salah ukur pada alat tersebut dan
dinyatakan dalam prosen.
Jika sebuah ampere diumpamakan mengukur paling tinggi 5 ampere dan alat tersebut
mempunyai kecermatan + 5%, berarti angka maximum yang ditujukan ampere meter tersebut
5% lebih tinggi dari yang sebebnarnya. Jadi pada pengukuran 5 ampere harga sebenarnya,
adalah :
5 (5% x 5) = 4,75 ampere
1.7.1. Alat cermat / alat persisi :
6

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Alat ukur yang mempunyai salah ukur dibawah 0,5% termasuk golongan alat ccermat / alat
persisi. Alat ukur ini sangat mahal harganya dan hanya dipakai untuk pekerjaan yang
memerlukan kecermatan yang tinggi, umpamanya dilaboraturium.
Alat ukur ermat/alat persisi dibuat dlam bentuk transfortable dan untuk menjaga terhadap
perlakuan-perlakuan yang kasar, maka alat tesebut dimasukan dalam peti/kotak dan dibuat
dalam bentuk dan rupa yang bagus sekali, yang tujuannya untuk memperingatkan sipemakai
bahwa alat yang tersimpan dalam kotak yang bagus tersebut adalah alat berharga dan harus
diperlakukan secara hati-hati.
1.7.2. Alat kerja :
Alat ukur dengan kesalahan ukur diatas 0,5% termasuk golongan alat kerja. Untuk alat ukur
kerja yang mempunyai kesalahan ukur 1 2 % juga dibuat dalam bentuk transportable
dan dipakai dibengkel-bengkel, pabrik-pabrik dan lain-lain.
Untuk alat kerja dengan kesalahan ukur 2 -3 % dipakai untuk pengukuran pada papan
penghubung baik dipusat-pusat tenaga listrik, pabrik-pabrik dan lain-lain.
1.7.3. Alat Ukur Kasar :
Alat ukur yang mempunyai kesalahan ukur > 3% termasuk golongan alat kasar dan hanya
digunakan sebgai petunjuk umpama arah aliran untuk melihat apakah accumulator dari
sebuah mobil yang sedang diisi atau dikosongkan.
Pada beberapa alat ukur yang akan ditempatkan pada panel-panel maka untuk mengurangi
kesalahan membaca karena paralaks, jarum petunjuk dan skala pembacaan ditempatkan pada
bidang-bidang yang sama seperti yang diperlihatkan dalam gambar (b).

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

1.7.4.. BATAS UKUR


Setiap alat ukur mempunyai batas ukur tertentu, yang artinya alat ukur tersebut hanya mampu
mengukur sampai harga maksimal tertentu dimana jarum petunjuk akan menyimpang penuh
sampai pada batas maksimal dari skala.
Alat-alat ukur yang terpasang tetap pada panel pada umumnya mempunyai satu macam batas
ukur saja dikarenakan besaran yang akan diukur nilainya tidak akan berubah dari nilai yang ada
pada batas ukur meter tersebut, sedangkan alat ukur kerja menyediakan beberapa pilihan batas
ukur, karena besaran yang akan diukur belum diketahui sebelumnya.
Cara merubah batas ukur dilakukan dengan menambah atau mengurangi tahanan dari resistor
sebelum besaran listrik masuk ke komponen utama alat ukur dengan perbandingan nilai tertentu
terhadap nilai tahanan alat ukur, sehingga besaran sebenarnya yang masuk pada komponen
utama alat ukur tetap pada batas semula.
Perubahan batas ukur arus

dilakukan

dengan cara memasang

secara paralel Resistor,

sehingga arus yang terukur dibagi dengan perbandingan tertentu antara yang melewati resistor
dan yang melewati komponen utama alat ukur. Semakin kecil nilai resistor , maka batas ukur
menjadi lebih besar.
Sedangkan untuk merubah batas ukur tegangan dilakukan dengan cara memasang secara seri
resistor, sehingga nilai tegangan sebelum masuk ke dalam alat ukur dapat lebih besar .
Semakin besar nilai resistor, maka batas ukur menjadi semakin besar.

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Batas ukur yang dip[ilih


Petunjuk jarum petunjuk pada angka 7. skala maksimum 10. seandainya kita tentukan batas
ukur pada angka 5 maka harga sebenarnya yang ditunjuk oleh angka 7 adalah sebagai
berikut :

P
Hs = SM x BU

7
Jadi Hs = 10

x 5 V = 3,5 V

Hs = harga sebenarnya .
BU = batas ukur.
P = penunjuk jarum.
SM = skala maksimum
1.7.5. POSISI PENGOPERASIAN
Dipasang untuk posisi mendatar .

Di pasang dengan posisi tegak.

60o

Di pasang dengan posisi miring 60o


9

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

10

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

1.7.6. PRINSIP KERJA ALAT UKUR


Prinsip kerja yang paling banyak dari alat alat ukur tersebut adalah :

Kwh dan kvarh meter

: sistem induksi

Kw / kva maksimum meter

: sistem elektro dinamis

Volt meter

: sistem elektro magnit, kumparan putar, besi putar

Amper meter

: sistem elektro magnit, kumparan putar


11

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

1.7.7. Prinsip kerja besi putar


Alat ukur dengan prinsip kerja besi putar atau disebut juga sistem elektro magnet adalah
sesuatu alat ukur yang mempunyai kumparan tetap dan besi yang berputar.
Bila sebuah kumparan dan didalamnya terdapat besi, maka besi tersebut akan menjadi
magnet. Jika di dalam kumparan tersebut diletakkan dua batang besi maka kedua-duanya
akan menjadi magnet sehingga kedua batang besi tersebut akan saling tolak menolak, karena
ujung-ujung kedua batang besi tersebut mempunyai kutup yang senama.

Arah arus

Arah arus

Dua batang
besi yang
berdampingan

kumparan

Prinsip kerja tersebut diterapkan pada sistem elektro magnit dengan mengganti besi tersebut
dengan 2 buah plat besi yang satu dipasang tetap (diam) sedang yang lain bergerak dan
dihubungkan dengan jarum petunjuk.
Arus yang diukur melalui kumparan yang tetap dan menyebabkan terjadinya medan magnet.
Potongan besi ditempatkan dimedan magnet, magnet tersebut dan menerima gaya
elektromagnetis. Alat ukur dengan tipe besi putar ini adalah sederhana dan kuat dalam
konstruksi, murah dan dengan demikian mendapatkan penggunaan-penggunaan yang sangat
besar, sebagai alat pengukur untuk arus dan tegangan pada frekwensi-frekwensi yang dipakai
pada jaring-jaring distribusi yang didapat dikota-kota.
Suatu keuntungan lain bahwa alat pengukur ini dapat pula dibuat sebagai alat pengukur yang
mempunyai sudut yang sangat besar.
1.7.8. Prinsip kerja kumparan putar
12

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Alat ukur sistem kumparan putar ini adalah alat ukur yang mempunyai kutub magnet
permanent dan kumparan yang berputar.
Besi magnet adalah permanent berbentuk kaki kuda yang pada kutub-kutubnya dilengkapi
dengan lapis-lapis kutub, dan di dalam lapang magnetis antara lapisan kutub tersebut
dipasangkan sebuah kumparan yang dapat berkeliling poros.

Gulungan

+
S

U Magnit
Tetap

U
S

Arus yang dialirkan melalui kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut berputar. Alat
ukur kumparan putar adalah alat ukur penting yang dipakai untuk kumparan bermacam arus,
tidak hanya untuk arus searah, akan tetapi dengan alat pertolongan lainnya, dapat pula
dipakai untuk arus bolak-balik.
Pemakaian dari alat ukur kumparan putar adalah sangat luas, mulai dari alat-alat ukur yang
ada dilaboraturium sampai pada alat ukur didalam pusat-pusat pembangkit listrik.
Pada gambar berikut ini diperlihatkan adanya magnet yang permanen (1), yang mempunyai
kutub-kutub (2), dan diantara kutub-kutub tersebut ditempatkan suatu silinder inti besi (3).
Penempatan silinder initi besi (3), tersebut diatas ini, diantara kedua kutub magnet, utara
dan selatan, akan menyebabkan bahwa, dicelah udara antara kutub-kutub magnet dan
silinder inti besi akan berbentuk medan magnet yang rata, yang masuk melalui kutub-kutub
tersebut. Kedalam silinder, secara radial sesuai dengan arah-arah panah. Dalam selah udara
ini ditempatkan kumparan putar (4), yang dapat berputar melalui sumbu (8).
Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu
gaya elektromagnetis f yang mempunyai arah tertentu akan dikenakan pada kumparan putar
sebgai hasil interaksi antar arus dan medan magnit.
Arah dari gaya f dapat ditentukan menurut ketentuan tangan dari fleming (lihat gambar
berikutnya)
13

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

14

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

1.7.9. Sistem induksi


Alat ukur dengan sistem induksi atau dikenal dengan system Ferraris ini mempunyai prinsip
kerja sebagai berikut :
Bila didalam medan magnet dengan garis gaya magnet dengan arah yang berputar, dipasang
sebuah tromol yang berbentuk silinder, tromol tersebut akan turut berputar menurut arah
putaran garis-garis gaya magnet tadi, medan magnet ini dinamakan alat ukur medan putar
atau alat ukur induksi, bisa juga disebut alat ukur Ferraris.

15

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Untuk membangkitkan medan putar dibuatlah konstruksi dari alat dynamo yang berbentuk
bulat dan dilengkapi dengan 4

buah lapisan kutub (lihat gambar) kutub A dan C

kumparannya tersambung serrie, demikian pula kutub B dan D.


Kumparan A dan C dialiri arus I, dan kumparan B dan D adalah I 2, dan arus tersebut berbeda
fase 90o sehingga medan magnet 1 yang dibangkitkan oleh I1 dan medan magnet 2 oleh
I2 juga berbeda fase 90o sedangkan didalam ruangan antar kutub

A, B, C, D kedua

medan tersebut menyilang satu sama lain, keadaan ini menyebabkan medan magnet total
secara vektoris yang arahnya berputar pada poros (a) menurut arah tertentu (lihat gambar).
Diatas digambarkan 1 dan 2 yang berbeda fase 90o diantara 1
digambar dengan garis penuh dan 2 dengan garis potong-potong.

16

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Gambar tengah menunjukan arah 1dan 2 dalam ruangan A, B, C, D, kedua medan itu
dilukiskan sebagai vektoris 1dan 2 pada suatu periode penuh. Dari gambar tersebut
tampak jelas bahwa medan magnet total mempunyai arah yang berputar pada poros (a)
dengan kecepatan sama dengan arus bolak balik dinding tromol aluminium terpotong. Oleh
garis gaya dari medan putar sehingga dalam tromol terbangkit tegangan dan arus induksi
atau arus pusar.
Menurut

hukum LENZ aliran induksi dengan arah sedemikian rupa sehingga selalu

melawan penyebabnya, karena induksi itu dibangkitkan oleh pemotong garis-garis gaya
yang berputar, maka tromol aluminium akan berputar dengan arah yang sama dengan arah
putaran garis-garis gaya tersebut.
Pada alat ukur jarum putaran tromol ditahan oleh pegas spiral, sehingga putarannya pada
jarak tertentu sesuai dengan garis skalanya.
Oleh karena sistem induksi ini bekerja dengan medan putar yang dibangkitkan oleh arus
bolak-balik, maka jika tanpa alat Bantu atau alat tambahan lainnya maka alat ukur ini hanya
dipergunakan pada sumber arus bolak-balik saja.

17

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

1.7.10. Sistem elektro dinamis


Alat ukur elektro dinamis adalah alat ukur yang mempunyai kumparan tetap dan kumparan
putar.
Sistem kerjanya sama dengan sistem kumparan berputar tetapi magnet tetap diganti dengan
magnet listrik.
Berdasarkan kaidah tangan kanan pada gambara jarum akan menyimpang kekanan, bila
arus dibalik arahnya pada gambarb maka jarum akan tetap menyimpang kekanan. Baik arah
arus berganti-ganti arah jarum tetap menyimpang ke satu arah.

Alat ukur tipe elektrodinamis ini, dapat dipergunakan untuk arus bolak-balik, atau arus
searah, dan dapat dibuat dengan persisi yang baik, dan telah pula banyak dipergunakan
dimasa masa yang lalu. Akan tetapi pemakaian daya sendirinya tinggi, sedangkan alat ukur
prinsip yang lain telah dapat pula dibuat dengan persisi tinggi, maka pada saat ini alat ukur
elektrodinamis kurang sekali dipergunakan sebagai alat ukut ampere maupun volt, akan
tetapi penggunaannya masih sangat luas sebgai alat pengukur daya atau lazim disebut
pengukur watt.

18

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Seperti diperlihatkan dalam gambar diatas suatu kumparan putar M

ditempatkan diantara

kumparan-kumparan putar F1 dan F2. bila arus i 1 melalui kumparan yang tetap dan arus i 2
melalui kumparan yang berputar, maka kepada kumparan yang berputar akan dikenakan gaya
elektromagnetis, yang berbanding lurus dengan hasil kali dari i1 dan i2. Misalkan sekarang, bahwa
kumparan yang berputar terdapat dalam medan magnet hampir-hampir rata yang dihasilkan oleh
kumparan-kumparan tetap.
1.7.11. Prinsip kawat panas
Jika sepotong kawat logam dialiri arus listrik yang cukup besar, kawat tersebut akan menjadi
panas, oleh sebab itu akan memuai (menjadi lebih panjang).
Pemuaian tersebut digunakan untuk mengerakkan jarum petunjuk. Pada gambar berikut terlihat
sepotong kawat logam campuran dari logam platina dan iridium yang direntangkan pada A-B,
pada waktu tiada arus ( I = 0 ) jarum petunjuk tepat ditengah-tengah (angka 0). Jika kita alirkan
arus searah dari A ke B sehingga kawat A B menjadi memuai dan lebih panjang, ternyata jarum
tidak menunjuk 0, tetapi menyimpang kearah kanan. Hal ini disebabkan karena kawat A B
menjadi lebih panjang dan ditarik oleh pegas sehingga memutar poros jarum.
Baik arus searah tersebut mengalir dari A B maupun dari B ke A jarum tetap menyimpang kearah
kanan ( lihat gambar bawah).
Kesimpulan :
Prinsip ini dapat dipakai untuk searah dan bolak-balik.

19

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Gambar - kawat panas

Keterangan :
A & B = baut terminal

m = kawat penarik

C = tempat pengikat

n = tali penarik

D = ikatan tali

x = kawat panas

P = pegas
a = poros penggulung
1.7.12. Alat ukur sistem elektronik
Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi khususnya dalam bidang elektronik
tak tertinggal pula kesertaan dari pada alat-alat ukur elektronik, pada laboraturium dan
industri-industri banyak menggunakan alat ukur tipe ini, karena memerlukan kecermatan
dalam petunjukan, untuk harga relative mahal dibandingkan dengan alat ukur yang bukan
elektronik, pada umumnya alat ukur elektronik adalah digital, karena penunjukannya berupa
nilai angka, maka penggunaan dalam pembacaan sangat sederhana, mudah dicerna.
Keuntungan alat ukur elektronik :
- Portable
- Kecermatan tinggi mencapai factor kesalahan 0,1 0,5 %
- Kedudukan atau posisi alat ukur tidak mempengaruhi penunjukan.
Kelemahannya.
- Dapat dipengaruhi oleh temperature ruangan yang tinggi
- Tidak boleh ditempatkan pada ruangan yang lembab / basah
20

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

- Harga relative mahal

2.

PENGGUNAAN ALAT UKUR


Penggunaan alat ukur listrik yang dimaksud disini adalah penggunaan alat ukur yang biasa
dan umum digunakan pada jaringan listrik PLN.

2.1.

Menurut sifat penggunaannya

Portable
Alat ini mudah dipergunakan dan dibawa pergi kemana-mana sesuai kehendak hati kita dalam
pengukuran.

Papan hubung/panel
Alat ini dipasang pada panel secara permanent atau tempat-tempat tertentu, sehingga tidak
dapat dibawa pergi untuk mengukur ditempat lain.

2.2.

Menurut besaran yang diukur

Nama Alat Ukur

Amper Meter

Besaran yang

Tanda

Rangkaian

diukur

Satuan

Penggunaan

Arus

AC & DC

Keterangan

U
R

21

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Volt Meter

Tegangan

AC & DC

I.R

Watt Meter

Daya

AC & DC

U.R
U.I.t cos

Kwh Meter

Energi

Kwh

AC & DC

U.I.t
U.I.t cos

Kvarh Meter

Energi

Kvarh

AC & DC

U.I.t
U.I.t sin

Frekwensi

Getaran/detik

2.3.

Menurut pengawatannya

Ampere-meter .

Hz

AC

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besarnya arus/aliran listrik baik berupa :
-

Arus listrik yang diproduksi mesin pembangkit

Arus listrik yang didistribusikan ke jaringan distribusi


Cara penyambungan dari ampere meter adalah dengan menghubungkan seri dengan
sumber daya lsitrik (power source).
A
V

P
sumber
daya

beban

Volt-meter Meter .
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besarnya tegangan
Cara penyambungan dari Volt-meter adalah dengan menghubungkan parallel dengan sumber
daya lsitrik (power source )

22

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

P
sumber
daya

beban

Cosphi meter (Cos ).


Alat ini digunakan untuk mengetahui, besarnya factor kerja (power factor) yang merupakan
beda fase antara tegangan dan arus. Cara penyambungan adalah tidak berbeda dengan watt
meter sebagaiman gambar dibawah ini :
Cos

P
sumber
daya

beban

P
sumber
daya

beban

Cos

Cos phi meter banyak digunakan dan terpasang pada :

Panel pengukuran mesin pembangkit

Panel gardu hubung gardu induk

Alat pengujian, alat penerangan, dan lain-lain.


Frekwensi Meter

Frekwensi meter digunakan untuk mengetahui frekwensi (berulang) gelombang sinusoidal


arus bolak-balik yang merupakan jumlah siklus sinusoidal tersebut perdetiknya (cycle /
second).
Cara penyambungannya adalah sebagai berikut :

P
sumber
daya

Hz

beban

23

P
sumber
daya

beban

Hz

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Frekwensi meter mempunyai peranan cukup penting khususnya dalam mensinkronisasikan


(memparalelkan) 2 unit mesin pembangkit dan stabilnya frekwensi merupakan petunjuk
kestabilan mesin pembangkit.

Watt Meter
Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif). Pada watt meter terdapat
spoel/belitan arus dan spoel / belitan tegangan, sehingga cara penyambungan watt pada
umumnya merupakan kombinasi cara penyambungan volt meter dan ampere meter
sebagaimana pada gambar dibawah ini :
W

P
sumber
daya

beban

P
sumber
daya

beban

W
Jenis lain dari watt meter berdasarkan besarannya adalah :

KW meter (kilo watt meter)

MW meter (mega watt meter)

KWH Meter
Kwh meter digunakan untuk mengukur energi arus bolak balik, merupakan alat ukur yang
sangat penting, untuk Kwh yang diproduksi, disalurkan ataupun Kwh yang dipakai
konsumen-konsumen listrik.
Alat ukur ini sangat popular dikalangan masyarakat umum, karena banyak terpasang pada
rumah-rumah penduduk (konsumen listrik A) dan menentukan besar kecilnya rekening
listrik si pemakai.
Mengingat sangat pentingnya arti kwh meter ini baik bagi PLN ataupun sipemakai, maka
agar diperhatikan benar cara penyambungan alat ukur ini.
Gambar penyambungan adalah sebagai berikut :
24

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

P
sumber
daya

Instrumentasi dan Pengukuran

: Spoel Arus

beban

: Spoel Tegangan

Megger
Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik maupun instalasiintalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi arus searah, yang diputar
oleh tangan.
Besar tegangan tersebut pada umunya adalah : 500, 1000, 2000 atau 5000 volt dan batas
pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 meter ohm dan 5 sampai 5000 meter
ohm dan lain-lain sesuai dengan sumber tegangan dari megger tersebut.
Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya tergantung dari
batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja (system tegangan) dari peralatan
ataupun instansi yang akan diuji isolasinya.
Dewasa ini telah banyak pula megger yang mengeluarkan tegangan tinggi, yang
didapatkannya dari baterai sebesar 8 12 volt (megger dengan sistem elektronis).
Megger dengan bateri umumnya membangkitkan tegangan tinggi yang jauh lebih stabil
dibanding megger dengan generator yang diputar dengan tangan.
Gambar rangkaian dasar megger adalah sebagaimana dibawah ini :

25

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi pada :

Kabel instalasi pada rumah-rumah / bangunan

Kabel tegangan rendah

Kabel tegangan tinggi

Transformator, OCB dan peralatan listrik lainnya.

Phasa Squence

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui benar/tidaknya urutan phasa system tegangan
listrik-3 phasa. Alat ini sangat penting arti khususnya dalam melaksanakan penyambungan
gardu-gardu ataupun konsumen listrik, karena kesalahan urutan phasa dapat menimbulkan :

Kerusakan pada peralatan/mesin antara lain putaran motor listrik terbalik

Putaran piringan Kwh meter menjadi lambat ataupun terhenti sama sekali, dll

Cara penyambungannya adalah sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini :

Phasa Squence
R
S
T

RST

26

Sumber Daya/
tegangan

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Sesuai dengan keterangan diatas alat ukur ini sangat diperlukan petugas dalam
melaksanakan penyambungan listrik pada :
Pusat-pusat pembangkit, gardu hubung, Gardu induk, gardu distribusi, konsumen listrik
lainnya.
2.4.

ALAT UKUR DENGAN MENGGUNAKAN TRAFO-UKUR


Untuk mengukur satuan listrik dengan besaran yang lebih besar, maka alat ukur mempunyai
keterbatasan. Karena semakin tinggi besaran yang diukur secara langsung diperlukan
peralatan dengan ukuran fisik yang lebih besar. Hal ini tentu tidak dimungkinkan, maka
penggunaan alat bantu berupa trafo-ukur sangat diperlukan. Dengan demikian cara
pembacaannya menjadi tidak langsung, karena harus dikalikan dengan perbandingan
penurunan besaran listrik yang diakibatkan oleh trafo-ukur tersebut.
Ada 2 ( dua ) macam trafo ukur yang digunakan untuk pengukuran, yaitu trafo arus dan trafo
tegangan .
Trafo arus digunakan untuk menurunkan arus dengan perbandingan transformasi tertentu
dan sekaligus mengisolasi peralatan ukur dari tegangan sistem yang diukur
Trafo tegangan digunakan untuk menurunkan tegangan sistem dengan perbandingan
transformasi tertentu.

CT
220 V.Ip ~ = Max 400 A

IS = Max 5 A
S2

NS
a = NP =

IP
IS

S1

BE
BA
N
BEBAN

b = N S . IS = N P . IP

NS
NP

27

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

c.

d.

Instrumentasi dan Pengukuran

adalah perbandingan teoritis, dimana = a

IP
IS

400
= 5 = 80 (lihat

IP
adalah perbandingan praktis, dimana I
S

gambar)
karena NP = I

jadi a = 80

maka IP = NS . IS
sama juga

NS
NP

NS
I = NS =

IP
IS

= NS = 80

IP = 80 . 5 = 400 A (terbukti)

220 V.Ip ~ = Max 100 A

NS
a = NP =

CT
K

IP
IS

IS = Max 5 A
S2
S1

a = 1 : 20

BE
BA
N
BEBAN

atau NP . IP = NS . IS

karena

NP = 1

maka = IP = NS . IS
a
A

BE
BA
N

= Ratio perbandingan
= Ampere meter

28

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

29

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

30

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

2.5.

Instrumentasi dan Pengukuran

MACAM-MACAM ALAT UKUR UNTUK KEPERLUAN PEMELIHARAAN

Berdasarkan fungsinya pada kegiatan pemeliharaan distribusi alat ukur yang digunakan antara
lain :
Multi Tester

Biasa disebut juga dengan AVO meter digunakan :


o

Untuk mengukur tegangan sumber arus searah alat kontrol, proteksi,


kumparan pembuka / penutup alat hubung

Untuk mengukur sumber arus bolak balik tegangan rendah untuk pemanas

Untuk mengukur kontinyuitas sambungan kabel kabel kontrol

Meter Tahanan Isolasi


Biasa disebut Meger, untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan menengah maupun
tegangan rendah.
Untuk instalasi tegangan menengah digunakan Meger dengan batas ukur Mega sampai Giga
Ohm dan tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan 10.000 Volt arus searah.
Untuk instalasi tegangan rendah digunakan Meger dengan batas ukur sampai Mega Ohm
dan tegangan alat ukur antara 500 sampai 1.000 Volt arus searah.
Ketelitian hasil ukur dari meger juga ditentukan oleh cukup tegangan batere yang dipasang
pada alat ukur tersebut
31

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Meter Tahanan Pentanahan


Biasa disebut dengan Meger Tanah atau Earth Tester, digunakan untuk mengukur tahanan
pentanahan kerangka kubikel dan pentanahan kabel. Terminal alat ukur terdiri dari 3 ( tiga )
buah, 1 ( satu ) dihubungkan dengan elektroda yang akan diukur nilai tahanan pentanahannya
dan 2 ( dua ) dihubungkan dengan elektroda bantu yang merupakan bagian dari alat ukurnya.
Ketelitian hasil tergantung dari cukupnya energi yang ada pada batere.

32

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Meter Tahanan Kontak


Biasa disebut dengan Micro Ohm meter dan digunakan untuk mengukur tahanan antara
terminal masuk dan terminal keluar pada alat hubung utama kubikel. Nilai yang dihasilkan
adalah dalam besaran micro atau sepersatu juta ohm.
Dua terminal alat ukur yang dihubungkan ke terminal masuk dan keluar akan mengalirkan
arus searah dengan nilai minimal 200 Amper. Sebenarnya yang terukur pada alat ukurnya
adalah jatuh tegangan antara 2 ( dua ) terminal yang terhubung dengan alat ukur, tetapi
kemudian nilainya dikalibrasikan menjadi satuan micro ohm.

33

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Meter Urutan Fasa


Banyak nama yang dipakai untuk menyebutkan alat ini, misalnya : Phase Squence Indicator,
Drivelt meter, meter medan putar.
Gunanya untuk memeriksa urutan fasa pada saat tegangan sudah masuk ke kubikel. Ada 3
( tiga ) terminal yang masing dihubungkan ke terminal kontrol tegangan yang biasanya
menjadi satu dengan lampu indikator.
Diagram pengawatan

34

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Tester Tegangan Tinggi Arus Searah ( HVDC Test )


Test terhadap bagian yang bertegangan terhadap kerangka / body kubikel dengan tegangan
listrik arus searah 40 KV selama 1 menit. Kubikel dinyatakan laik operasi bila arus yang
mengalir tidak lebih dari 1 mili amper.

35

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Tester 20 KV
Untuk memeriksa adanya tegangan pada kabel masuk / keluar kubikel

Test Keserempakan Kontak Alat Hubung


Alatnya disebut Breaker Analizer , yaitu untuk mengukur waktu pembukaan atau
penutupan Kontak ketiga fasa Alat Hubung.

Test Tegangan Tembus ( Dielectricum Test )


Untuk menguji tegangan tembus minyak isolasi bagi PMT atau LBS yang menggunakan
media peredam berupa minyak.
Kemampuan Alat Test minimal sampai 60 KV arus searah dengan arus minimal 1 mA.

36

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

ALAT UKUR MEKANIK

Manometer
Untuk mengukur tekanan Gas SF 6 yang berada didalam tabung Alat Hubung LBS atau
PMT. Dapat dilakukan bila disediakan Klep / pentil dan indikator penunjuk tekanan tidak
ada.

37

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Kunci Momen ( Torque Wrench )


Alat ini merupakan alat untuk mengencangkan pengikatan mur baut yang sekaligus
mengukur momen yang terjadi. Ada beberapa macam bentuknya : antara lain
dikencangkan sambil dibaca momennya, disetel momennya terlebih dulu baru
dilakukan pengencangan.
Besarnya torsi yang dibutuhkan untuk pengencangan mur baut sebanding dengan
diameter ulir baut. Untuk mengukur diameter ulir digunakan jangka sorong ( sitmat )

Waterpas
Untuk mengukur dan mengatur posisi kubikel di atas manhole agar tegak lurus

38

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

3. ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)


3.1. Pemahaman APP
APP merupakan singkatan dari Alat Pengukur dan Pembatas, adalah alat yang digunakan
untuk keperluan transaksi energi listrik.

Pengukuran :
Yang dimaksud dengan pengukuran ialah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan
energi listrik
Alat pengukur : meter kwh, meter kvarh, meter kva maksimum, meter arus, meter tegangan

Pembatasan :
Yang dimaksud dengan pembatasan ialah untuk menentukan batas pemakaian daya sesuai
daya tersambung -.
Yang termasuk alat pembatas : MCB, MCCB, NFB, Fuse , OCR + PMT.
Pembatasan didasarkan pada arus yang besarnya adalah :
Arus nominal :
S
In = ------

Amper : untuk fasa tunggal

E
S
In = ---------

Amper : untuk fasa tiga

3 . E
Dimana
S = daya terpasang . VA
E = tegangan nominal Volt
3.2. Perlengkapan APP
Yang dimaksud dengan perlengkapan ialah barang-barang yang memungkinkan dipasangnya
alat pengukur dan pembatas, sehingga dapat berfungsi sesuai dengan yang disyaratkan.
Perlengkapan APP : kotak / lemari app, trafo arus (ct), trafo tegangan (pt) meter arus,
meter tegangan dan saklar waktu
Kotak / lemari APP : adalah suatu kotak atau lemari dengan ukuran / ukuran tertentu yang
didalamnya berisi app dan perlengkapannya
39

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Segel berfungsi sebagai pelindung untuk mencegah agar alat / komponen yang dilindungi
tidak dibuka oleh orang yang tidak berwenang.
3.3. Macam-macam APP sesuai standar PLN ( SPLN 55 - 90)
APP tipe I A : pengukuran TR kwh 1 fasa : 5/20 A

APP tipe I B : pengukuran TR kwh 1 fasa : 20/60 A, 50/100 A


APP tipe III A : pengukuran TR kwh 3 fasa tarif tunggal : 3x20/60 A ; 3x50/100 A
APP tipe III B : pengukuran TR kwh dan kvarh 3 fasa tarif ganda : 3x20/60 A ;3 x 50/100
A
APP tipe IA khusus : pengukuran TR 3 P-4 W menggunakan CT, tarif tunggal 100 - 300 A
APP tipe IB khusus : pengukuran TM-TR kwh dan kvarh 3 P-4 W menggunakan CT, tarif
tunggal 100-500 A, 600-1000 A
APP tipe IC khusus : pengukuran TM-TR kwh dan kvarh 3 P-4 W menggunakan CT, tarif
ganda 100-500 A, 600-1000 A
APP tipe IIA khusus : pengukuran TM kwh 3 P-3W menggunakan CT dan PT tarif tunggal
APP tipe IIB khusus : pengukuran TM kwh 3 P-4 W menggunakan CT dan PT tarif tunggal
APP tipe IIC khusus : pengukuran TM kwh dan kvarh 3 P-3 W menggunakan CTdan PT
tarif tunggal
APP tipe IID khusus : pengukuran TM kwh dan kvarh 3 P-4 W menggunakan CT dan PT
tarif tunggal
App tipe II E khusus : pengukuran TM kwh dan kvarh 3 P-3 W menggunakan CT dan PT
tarif ganda
APP tipe II F khusus : pengukuran TM kwh dan kvarah 3 P-4 W menggunakan CT dan PT
tarif ganda
3.4. Ketentuan peralatan Pengukuran
1. Trafo tegangan ( PT )
Kelas 0,5
2. Trafo arus ( CT )

Untuk pengukuran tegangan rendah kelas 1

Untuk pengukuran tegangan menengah / tinggi kelas 0,5 bila digunakan untuk
pengukuran dan pembatasan daya harus mempunyai 2 kumparan skunder

3. Meter tegangan
40

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Mengukur tegangan fase-fase dan fase netral digunakan dari kelas 2 atau yang lebih teliti
4. Meter arus maksimum
Meter arus yang dapat menunjukkan arus terukur maksimum yang

digunakan selama interval 15 menit


Kelas 2 atau yang lebih teliti

o
5. Meter kWH

Pada sambungan tegangan rendah

Meter kwh fasa satu 2 kawat atau fasa tiga 4 kawat

Kelas 2 untuk pengukuran langsung

Kelas 1 untuk pengukuran menggunakan trafo arus

Pada sambungan tegangan menengah

Meter kwh fasa tiga 3 kawat untuk jtm fasa tiga 3 kawat

Meter kwh fasa tiga 4 kawat untuk jtm fasa tiga 4 kawat

Kelas 1 atau yang lebih teliti

Pada sambungan tegangan energi

Meter kwh fasa tiga 3 kawat

Kelas 1 atau yang lebih teliti

6. Meter kVARH
Digunakan dari kelas 3 atau yang lebih teliti
7. Meter kVA maksimum atau kW maksimum

Meter yang dapat menunjukkan daya maksimum dengan interval 15 menit (nilai
daya terukur maksimum untuk tiap-tiap bulan sama dengan 4 kali nilai tertinggi dari kvarh
atau kwh yang dipakai selama tiap 15 menit terus menerus dalam bulan tersebut)

Kva maksimum dapat juga digunakan meter arus maksimum berdasarkan rumus :
kVA maks x 3

A. I maks = --------------------- untuk sistem fasa tiga 4 kawat


E
kVA maks x 2
41

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

B. I maks = ------------------- untuk sistem fasa tiga - 3 kawat


E x 3
Dimana E - tegangan nominal
8. Pemutus arus
Harus memenuhi spesifikasi :
Prinsip kerja kurva gabungan termal dan tanpa waktu tunda
Karakteristik teknis

Frekuensi 40 - 60 hz

Kapasitas kerja : 6 kA pada 220V dan cos = 0,85

Tegangan kerja : dapat kerja s.d. 440 V ac

Jenis pemutus arus

Untuk pembatas s.d. 100 A dipakai MCB (mini circuit breaker)

Untuk pembatas diatas 100 Adipakai MCCB (moulded cast circuit breaker),
pelebur tr, pemutus tanpa pelebur (NFB = no fuse breaker) yang bisa di setel

3.5. Pengawatan APP

.1 .3 .44 .5
B
E
B
A
N

F
N

54.64.74
.1 .3 .4 .5

F
N

Gbr. 3.5.a
Diagram pengawatan kWh meter
fase tunggal, 2 kawat sambungan
langsung, tarip tungal

Gbr. 3.5.b
Diagram pengawatan kWh meter
fase tunggal, 2 kawat sambungan
langsung, tarip ganda

.1 .3 .4 .6 .7 .93 .10 .11


R
S
T
42

B
E
B
A
N

B
E
B
A
N

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

Gbr. 3.5.c
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan
langsung, tarip tungal

.1 .2.3 .4.5.6 .7 .83.93 .113

B
E
B
A
N

R
S
T
N

Gbr. 3.5.d
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan
tidak langsung, tarip tunggal

. .
M

. .. ... . .. . . .
1 2 3

4 5 6

7 83 93

123

13

153

.13.23.33 .43

. l. k. l. k. l.
CT
K. L. K. L. K. L.
k

B
E
B
A
N

R
TM S
T
N

Gbr. 3.5.e
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan
43 tarip ganda
melalui trafo arus dan trafo tegangan

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

. .
M

...

1 2 3

20000/100
PT =

V
100

.
K. L .

. . . .13 .153

73 83 93

.13.23.33 .43

. l.
CT
K. L.
k

B
E
B
A
N

R
TM S
T

Gbr. 3.5.f
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan
dengan trafo arus dan trafo tegangan, tarip ganda

.1 .2.3 .4.5.6 .7 .83.93 .113

B
E
B
A
N

R
S
T
N

Gbr. 3.5.g
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan melalui
transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip tungal

44

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

...

1 2 3

.
K. L .

20000/100
PT =

V
100

. .. . .
73 83 93

13

153

.13.23.33 .43

. l.
CT
K. L.
k

B
E
B
A
N

R
TM S
T

Gbr. 3.5.h
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui
transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip ganda

.1 .2 .3 .5 .73.83.93

20000/100
PT =

V
100

. l.
CT
K. L.

. .
K. L .

R
TM S
T

Gbr. 3.5.i
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui
transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip tungal

45

B
E
B
A
N

PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan

Instrumentasi dan Pengukuran

...

1 2 3

20000/100
PT =

V
100

.
K. L .

. . . .13 .153
73 83 93

.13.23.33 .43

. l.
CT
K. L.
k

B
E
B
A
N

R
TM S
T

Gbr. 3.5.j
Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui
transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip ganda

46

Anda mungkin juga menyukai