Anda di halaman 1dari 39

Material

Komponen/Peralatan Turbin Gas

Oleh
D.N. Adnyana
RINGKASAN MATERIAL TURBIN GAS

 KOMPONEN KOMPRESOR
● Komponen kompresor seperti: sudu (blades), pengarah (vanes)
dan disk (disc) bekerja pada suhu yang relatif rendah (suhu ambient
s/d 425°C (800°F)), terutama pada bagian depan.
● Bagian-bagian yang berputar (seperti disk dan sudu) mengalami
gaya sentrifugal yang tinggi, sehingga membutuhkan material
dengan kekuatan tarik dan rasio kekuatan terhadap berat yang
tinggi.
● Karena semua komponen mengalami impuls aerodinamis, maka
material yang digunakan harus memiliki kekuatan lelah siklus tinggi
(high cycle fatigue strength).
● Ketahanan terhadap korosi dan keausan juga penting karena
komponen kompresor seringkali terekspos pada kondisi basah (wet)
atau berdebu (dusty).
RINGKASAN MATERIAL TURBIN GAS (LANJUTAN)
 KOMPONEN KOMPRESOR (LANJUTAN)
Material yang digunakan meliputi:
● Baja paduan kekuatan tinggi (high strength alloy steel) untuk disk (discs);
● Baja stainless seri 400 seperti baja stainless martensit (martensitic stainless
steel) dan baja stainless precipitation hardening (PH stainless steel) untuk
sudu (blades);
● Paduan titanium untuk sudu (blades) dan pengarah (vanes) pada bagian
depan kompresor mesin jet; dan
● Paduan super berbasis nikel-besi (Ni-Fe base superalloys) terutama untuk
bagian kompresor ditingkat terakhir atau pada rasio kompresi yang tinggi
dimana temperaturnya cukup tinggi sehingga membutuhkan paduan A 286
atau IN 718.
Compressor dan turbine rotor assy, L tie rod 10 mtr & dia. 4 mtr
RINGKASAN MATERIAL TURBIN GAS (LANJUTAN)

 DISK TURBIN (TURBINE DISCS)


● Disk turbin mengalami pembebanan yang tinggi pada hub
dan sambungan sudu (blade attachments).
● Temperatur cukup rendah pada hub tetapi bisa tinggi pada
rim tergantung pada sudu dan rancangan pendinginan.
● Disk juga mengalami beban lelah siklus tinggi (high cycle
fatigue) karena vibrasi pada sudu dan beban lelah siklus rendah
(low cycle fatigue) karena siklus start / stop.
● Material yang dibutuhkan adalah paduan yang memiliki
kombinasi kekuatan tarik dan ketahanan fatigue yang tinggi
dengan ketahanan creep yang cukup.
● Material yang digunakan: Baja tempa kekuatan tinggi, baja
stainless 12 Cr dan paduan super berbasis Fe-Ni seperti A 286 dan
Inconel 718 (untuk mesin jet).
Untuk disc rim yang dibuat dari baja paduan maka diperlukan
isolasi terhadap gas panas dan didinginkan sampai suhu 315°C
(600°F).
Sisi Turbine Blades Sisi Compressor

Foto rotor gas turbine sebuah PLTG


RINGKASAN MATERIAL TURBIN GAS (LANJUTAN)

 KOMPONEN RUANG BAKAR (COMBUSTION COMPONENTS)


● Komponen ruang bakar bekerja pada suhu tinggi dengan
pembebanan yang rendah sampai sedang (Temperatur nyala api
didalam burner umumnya melampaui 1650°C (3000°F), sementara
temperatur pada logam ruang bakar dapat mencapai 815°C (1500°F).
● Karenanya membutuhkan material dengan sifat-sifat yang tahan
terhadap: creep, thermal fatigue dan oxidation.
● Geometri bagian ruang bakar (combustion cans) cukup rumit,
sehingga paduan yang digunakan harus mudah dibentuk, dimesin
dan difabrikasi.
● Material yang digunakan: Pelat / lembaran paduan super
berbasis Ni-Fe atau Co yang memiliki kekuatan rendah, tetapi
dengan keuletan tinggi.
Contoh material: Hastelloy X, Nimonic C 263, dan Inconel 617.
Paduan ini memiliki sifat mampu las dan ketahanan oksidasi yang
baik.
Combustion Liner
Transition Piece
RINGKASAN MATERIAL TURBIN GAS (LANJUTAN)

 SUDU PENGARAH TURBIN (TURBINE VANES)


● Turbine vanes merupakan komponen stasioner yang berfungsi
untuk mengarahkan gas panas mengenai blade’s airfoil pada sudut
yang tepat dan dengan pressure loss yang minimal.
● Turbine vanes tingkat pertama (first stage) mengalami
temperatur ekspos yang sangat tinggi didalam mesin (bisa mencapai
1370°C (2500°F).
● Paduan yang digunakan harus mampu menahan beban thermal
fatigue dan oksidasi.
● Kekuatan creep yang tinggi juga harus dimiliki terutama akibat
gas bending loads terhadap kantilever vanes tingkat akhir.
● Geometri yang rumit memerlukan pembuatan dengan cara
pengecoran sehingga membutuhkan sifat mampu tuang yang baik.
RINGKASAN MATERIAL TURBIN GAS (LANJUTAN)

 SUDU PENGARAH TURBIN (TURBINE VANES) (LANJUTAN)


● Material yang digunakan: Paduan super tuang berbasis Co atau
Ni.
Contoh: FSX-414 dan X-45 (paduan super berbasis Co dengan
ketahanan oksidasi dan thermal shock yang tinggi, serta mudah
untuk dicor).
● Dalam desain mutakhir, vanes dibuat dengan dilengkapi lubang
pendingin yang dicor secara integral untuk mengurangi suhu logam.
Dalam beberapa desain paduan super berbasis Co telah diganti
dengan paduan super berbasis Ni untuk meningkatkan ketahanan
terhadap creep seperti: IN 738, Rene 80 dan IN 939 (tetapi agak sulit
untuk di weld repair).
First Stage Nozzle
Second Stage Nozzle
Third Stage Nozzle
Vane Row # 1
Vane Row # 2
RINGKASAN MATERIAL TURBIN GAS (LANJUTAN)

 SUDU TURBIN (TURBINE BLADES/BUCKETS)


● Sudu turbin mengalami kombinasi beban sentrifugal dan lentur
(bending) yang tinggi pada suhu tinggi.
● Rancangan dengan sistim pendingin juga mengalami tegangan
termal yang tinggi.
● Kekuatan dan ketahanan creep merupakan persyaratan yang
utama dalam pemilihan material yang digunakan.
● Paduan yang digunakan juga harus mampu menahan
pembebanan thermal-mechanical fatigue dan oksidasi.
RINGKASAN MATERIAL TURBIN GAS (LANJUTAN)

 SUDU TURBIN (TURBINE BLADES/BUCKETS) (LANJUTAN)


● Dalam desain mutakhir, sudu turbin diberi lubang pendingin
untuk meningkatkan umur pakai. Pembuatannya dapat dilakukan
dengan cara tempa (forging) atau pengecoran (casting) dengan
struktur equiaxed, DS (directionally solifidified) atau kristal tunggal /
single crystal.
● Material yang digunakan: Paduan super berbasis Ni yang telah
mengalami pengerasan endapan (precipitation-hardened Ni base
superalloys). Contoh material: Udimet 520, IN 738, Rene 80 dan Mar
M 247 (material ini memiliki sifat mampu las yang kurang baik).
Unheat-treated Heat-treated
section section TURBINE BLADE ROW-1

Trailing
Leading Edge
Edge
Trailing
Leading Edge
Edge

Christmas tree
at the root section

Christmas tree
at the root section
Cooling holes
at the root section
Cooling holes at the tip
(upper) section
Unheat-treated
section
Heat-treated
section

Leading
Edge

Trailing
Edge

TURBINE BLADE ROW-1 Trailing


Edge
Leading
Edge

Cooling holes at the tip


(upper) section

Christmas tree
at the root section
Unheat-treated Heat-treated
section section

Trailing
Edge Leading
Leading
Edge Leading
Edge Trailing
Edge
Edge
Trailing
Edge

Christmas tree
at the root section

Christmas tree
at the root section Trailing
Edge
Turbine blade row # 2 seperti pada Gambar 1a diatas,
tetapi diletakkan pada posisi menghadap keatas dan pada
posisi berdiri. Leading
Edge

TURBINE BLADE ROW-2 Cooling holes at the tip


(upper) section
TURBINE BLADE ROW-3
Leading
Leading
Edge Trailing
Edge
Edge
Trailing
Edge

Heat-treated
section

Unheat-treated
section Christmas tree
at the root section

Christmas tree
at the root section

Turbine blade row # 3 yang telah dipotong atau dibelah menjadi 2 (dua) bagian pada arah melintang dan
diletakkan pada posisi menghadap kebawah. Belahan pertama (dari bagian tengah kebawah) merupakan
bagian yang tidak diberi heat-treatment (unheat treated section), sedangkan belahan ke-dua (dari bagian
tengah keatas) merupakan bagian yang telah diberi heat treatment (heat treated section).
Shaped holes, turbulators, pin fins, and
other techniques used in turbine rotor
blade cooling

Directionally solidified turbine blade CM 247


DS Turbine blade with LC
Columnar Grains
SUPERALLOYS

ADA 3 JENIS SUPERALLOYS:


1. IRON (Fe) BASE SUPERALLOYS
2. NICKEL (Ni) BASE SUPERALLOYS
3. COBALT (Co) BASE SUPERALLOYS

ALLOYING ELEMENTS:
 Cr and Al FOR OXIDATION
RESISTANCE
 Al, Ti, Mo and W for STRENGTH
MEKANISME PENGUATAN SUPERALLOYS

 SOLID SOLUTION STRENGTHENING ALLOYING

 PRECIPITATION HARDENING

 GRAIN BOUNDARY HARDENING


ALLOY HEAT
 CARBIDES FORMATION TREATMENT
 COMPOSITION MODIFICATION AT GRAIN BOUNDARY
 SHAPE CHANGE OF GRAIN BOUNDARY
 GRAIN SIZE
EFEK UNSUR PEMADU PADA SUPERALLOYS

Range (%)
Element Fe-Ni and Effect
Co-base
Ni-base
Cr 5-25 19-30 Oxidation and hot corrosion resistance;
Carbides; Solution hardening
Mo, W 0-12 0-11 Carbides; Solution hardening
Al 0-6 0-4.5 Precipitation hardening; Oxidation
resistance
Ti 0-6 0-4 Precipitation hardening; Carbides
Ni Balance 0-22 Stabilizes austenite; Forms hardening
precipitates
Co 0-20 Balance Affects amount of precipitate
Cb 0-5 0-4 Carbides; Solution hardening;
Precipitation hardening (Ni; Fe-Ni
base)
Ta 0-12 0-9 Carbides; Solution hardening;
Oxidation resitance
STRUKTUR METALURGI SUPERALLOYS

 STRUKTUR MATRIK: Austenit ( = fasa gamma) yang diperkuat oleh


kelarutan unsur-unsur Cr, Mo dan W

 Presipitasi/endapan partikel halus:  (gamma prime) Ni3 (Al, Ti) yang


I

terbentuk diseluruh matrik austenit , dapat meningkatkan kestabilan


struktur metalugi pada suhu tinggi

 Pembentukan karbida pada batas butir (MC atau M23C6) dapat menahan
terjadinya pergeseran batas butir akibat creep

MC  grain boundary

 matrik

I

MC M23C6 MC
Austenite () –
I phase diagram

Ni
PERKEMBANGAN PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO PADUAN SUPER BERBASIS NIKEL (NI BASE
SUPERALLOYS) SEJAK DARI MANUFAKTUR/REPAIR HINGGA KE APLIKASI

Solution treatment
Overheating
Solves line

T
Aging (Precipitation Operating temperature
hardening) treatment

time
MC MC

MC MC

Supersaturated  I precipitation I - aging I - dissolution

REPAIR
NICKEL-BASE SUPERALLOYS
•Selama operasi jangka panjang, temperatur dan tegangan yang tinggi serta
paparan akibat lingkungan operasi dapat menimbulkan perubahan
struktur mikro dan komposisi permukaan pada paduan. Karena kondisi ini
mempengaruhi sifat-sifat material, maka terjadi perubahan pada kekuatan
dan ketahanan terhadap oksidasi/korosi. Pada paduan super berbasis
nickel (Ni-base superalloy), perubahan/degradasi metalurgi yang dapat
terjadi meliputi a.l.: gamma prime overaging, carbide overaging, creep
damage, oxidation/hot corrosion damage, dan coating degradation.
•Jenis Paduan Super dan Mekanisme Penguatan (Strengthening
Mechanism)
a) Precipitation hardened alloys (Gamma prime precipitation)
b) Non precipitation hardened alloys.
(Mekanisme penguatan lain: solid solution strengthening in the matrix,
carbide precipitation dan grain-boundary strengthening)
GAMMA-PRIME PRECIPITATION
• Merupakan mekanisme penguatan utama pada paduan super
berbasis nikel (terutama untuk GT blade)
• Fasa gamma prime adalah senyawa memiliki struktur kristal FCC
(face-centered cubic) dengan komposisi A3B, dimana A adalah
nikel (Ni) atau cobalt (Co). Sedangkan B adalah aluminium (Al)
atau titanium (Ti), niobium (Nb) dan tantalum (Ta)
• Presipitasi partikel gamma prime dapat bekerja menahan
gerakan dislokasi dan karenanya dapat memberikan ketahanan
terhadap deformasi
• Setelah heat treatment (aging treatment), fasa gamma prime
berada dalam keadaan setimbang (equilibrium) dengan matrik
fasa austenit. Dengan berjalannya waktu operasi pada suhu
tinggi, partikel gamma prime menjadi tidak stabil dan membesar
(overaging) mengakibatkan kekuatan paduan menurun.
CARBIDE PRECIPITATION AND OVERAGING
•Disamping fasa gama prime, semua paduan turbine blade membentuk
presipitasi carbide
•Ada 2 jenis carbide utama yang terbentuk yaitu:
 Primary carbide, yang terbentuk ketika unsur karbon (C) bereaksi
dengan unsur pembentuk carbide yang kuat seperti: Ta dan Ti selama
proses pembekuan (solidifikasi) saat proses pembuatan/pengecoran.
Primary carbide ini memiliki formula MC, dimana M adalah unsur logam.
Bentuk dan morfologinya menyerupai kotak (blocky), atau scriptlike
 Secondary carbide, yang terbentuk pada saat operasi pada suhu yang
tidak terlampau tinggi dari sisa karbon yang masih larut di dalam matrik
dan juga dari pecahan (breakdown) atau transformasi primary carbide
MC secondary carbide
•Perubahan/transformasi metastable MC carbide menjadi stable M23C6
pada grain boundary dan efek pertumbuhan (growth) carbide tersebut
dapat membentuk continuous carbide film, sehingga dapat menimbulkan
penggetasan pada grain boundary. Peristiwa ini disebut sebagai carbide
overaging
Land-based gas turbine alloys used for blades, vanes and nozzles
GER-4217B (06/2010) - MS6001B
PROTECTIVE COATINGS
•Protective coating diperlukan pada turbine blade/hot path yang
tingkat ketahanan material dasarnya terhadap oksidasi atau hot
corrosion kurang baik (unacceptable). Disamping itu protective
coating juga berguna untuk memperpanjang umur pakai
komponen tersebut.
•Ada 2 (dua) jenis tipe coating yang umum digunakan:
 Diffusion coatings
 Overlay coatings
Kedua tipe coatings dapat menghasilkan lapisan pada permukaan
(surface layer), diperkaya oleh unsur-unsur pembentuk oksida
yang dapat membantu pembentukan lapisan oksida yang protektif.
•Akan tetapi, dengan berjalannya waktu operasi pada suhu tinggi,
protective coatings tersebut juga akan dapat mengalami degradasi
dan karenanya mempunyai umur yang terbatas pula.
GT Coating Applications
Zones Burners & Lancers
• TBC • TBC
• Anti Fretting • Anti Fretting

GT Blading & Heat Shields


• Anti Oxidation / Corrosion
• TBC
• Abrasives
• Anti Fretting

Compressors
• Anti Corrosion
• Anti Erosion
• Abradables

Anda mungkin juga menyukai