Anda di halaman 1dari 133

Pelatihan Pemeliharaan

PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK


MESIN ROTASI
• PLTG
• GENERATOR
• PLTU
• COMPRESSOR GT
• POMPA-COMPRESSOR
• VANE/FAN
• AIR Heater
PT EMPU AGUNG SAKTI
Pusat Listrik Tenaga Gas

PLTG
Ga s
Ten aga
rik
t Li st
T G
PL
Pus a
INTRODUKSI
PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas) adalah instalasi
pembangkit listrik menggunakan turbin gas memutar
generator menghasilkan listrik arus bolak-balik AC
(alternating current) 3 fasa 50 Hz yang dapat
dihubungkan (synchronized) ke jaringan listrik yang ada
(existing grid).
PLTG digunakan sebagai:
• central station kapasitas rendah - besar
• stand-by plants pada power plants
• mobile power generating sets (genset)
• kombinasi dengan turbin uap (CCPP)
Prinsip Kerja Turbin Gas
Gas turbin bekerja sesuai siklus Brayton.

Heat
addition

Heat rejection
Prinsip Kerja Turbin Gas
1-2 Kompresi isentropik (beban kompresor Wc) di kompresor
2-3 Penambahan panas tekanan tetap (qin) di combustor
3-4 Expansi isentropik (kerja turbin Wt) di turbin
4-1 Pembuangan panas tekanan tetap (qout) di exhaust
Prinsip Kerja Turbin Gas
Proses Brayton dimulai dengan memutar kompresor oleh generator
yang difungsikan sebagai motor (SFC) untuk mengisap udara (air
intake) dan mencatunya ke combustor (aliran, tekanan, temperatur).
Bahan bakar disemprotkan (sprayed) ke combustor untuk proses
bakar dengan udara. Temperatur dan kecepatan (kinetik) partikel
udara (gas panas) naik sangat tinggi.
Gas panas mengalir keluar combustor dan berekspansi di turbin
melalui sudu stator dan mendorong/meniup sudu rotor untuk
memutar poros turbin (Wt). Setelah melalui tingkatan turbin, gas
keluar turbin kembali ke udara luar (exhaust) – sebagai gas buang
dengan temperatur masih tinggi.
Prinsip Kerja Turbin Gas
Prinsip Kerja Turbin Gas
Daya turbin wt dari gas panas mampu memutar poros kompresor,
sehingga motor start dapat dihentikan.
Turbin memutar poros hingga putaran tetap operasi (n = 3000
rpm); aliran, tekanan dan tempteratur udara kompresi tetap
konstan. Beban kompresor wc konstan selama operasi. Daya wt
untuk memutar beban wc dan wg tergantung jumlah bahan bakar,
sehingga:
wt = wc + wg ≈ āf = laju aliran bahan bakar
Perubahan beban Δwt = perubahan aliran Δā = perubahan temp.
pembakaran = perubahan temp. gas masuk turbin Δt, yang
berdampak thermal stress pada komponen HGP (hot gas path).
Prinsip Kerja Turbin Gas
Perubahan beban Δwt ≈ perubahan exhaust temp. Δtex
Proses Brayton pada turbin gas PLTG adalah kontinyu, tidak
berurutan seperti pada proses diesel PLTD.
Beban kompresor wc = āa (h2 – h1)/ηc
Daya turbin wt = āfg (h3 – h4).ηt
Beban Generator wg = Pg /ηg
Kalori bakaran Qb = āf.(LHV)
= āfg (h3 – h2)
Kalori buang Qb = āfg (h4 – h1)
Pg
Efisiensi PLTG ηtg Qb
= ----- x 100%
Prinsip Kerja Turbin Gas

Stator

t or
Ro
GE LM6000 - Aeroderevative
Jenis/type Gas Turbin
1. Single Shaft
2. Twin Shaft
(Aeroderevative)

Kapasitas Gas Turbin


1. Turbin gas kecil kapasitas P < 10 MW
2. Turbin gas sedang kapasitas P < 100 MW
3. Turbin gas besar kapasitas P ≥ 100 MW
Turbin Gas kecil P < 10 MW

MAN Gas Turbines Package Layout


Small Gas Turbines < MW

OPRA Gas Turbines 2 – 10 MW


Turbin
Kompresor
SGT 750 - Package layout
Medium capacity, twin-shaft, 37 MW
Turbin Gas besar P ≥ 100 MW

Gas turbine SGT5-8000H, single shaft


Bearing Turbin gas GE 7FA sisi exhaust
Advantages of gas turbine power plant 
1) Plant layout cukup simpel; pembangunan dan ereksi
serta komisioning lebih cepat.
2) durasi start-up sangat cepat, respons dan kenaikan
beban bisa sangat cepat.
3) Lokasi pembangkit bisa lebih dekat ke pusat beban.
4) Pengoperasian cukup mudah, sehingga tidak
memerlukan banyak operastor.
5) Sisa gas buang dapat dimanfaatkan di HRSG.
Advantages of gas turbine power plant 
6) Kapasitas daya cukup mampu untuk beban besar.
7) Fuel handling is easier and no problem of ash disposal
exists. Dapat menggunakan bahan bakar gas dan/atau
minyak
8) The plant is smaller in size than other power plant for
same capacity.
9) Gas turbine plants beroperasi dengan beban tinggi dan
efisiensi lebih tinggi.
Disadvantages of GT power plant 
1) Harga pembangkit turbin gas sangat tinggi,
menggunakan material khusus dan teknologi tinggi.
2) Kapasitas dan efisiensi operasi sangat dipengaruhi
kondisi udara luar (ambient).
3) Meskipun respons variasi beban sangat baik, efisiensi
turbin gas adalah rendah pada beban rendah.
4) Life-time komponen combustor dan turbine berkurang
karena temperatur pembakaran berubah sesuai
perubahan beban.
Komponen turbin gas

Turbine Exhaust
Combustion

Compressor

Casing

Generator
coupling Rotor
SGT5-4000F
Supports
Generator PLTG
Generator PLTG
Komponen turbin gas
Komponen utama turbin gas:
1. Compressor
2. Combustor
3. Turbine

Compressor dan turbine tersambung dalam satu poros,


merupakan bagian berputar di dalam casing, Sudu-sudu
rotor berputar di antara sudu-sudu stator. Posisi rotor
dijaga oleh journal dan thrust bearing. Rotor ini disambung
dengan rotor generator dan harus berputar dengan
kecepatan tetap untuk menjaga frekuensi stabil 50 Hz.
Kompresor (compressor)
Kompresor mencatu udara bakar ke combustor yang
memerlukan aliran masa udara āa (kg/dt).
Kompresor bekerja volumetrik (m3/dt) dengan putaran
tetap, volume produksi tetap, sehingga masa udara produksi
tergantung pada (masa jenis sesuai temperatur dan tekanan)
udara luar (kg/m3) dan pressure drop at air filter.
Akibatnya daya turbin wt = āfg (h3 – h4).ηt , dipengaruhi
kondisi cuaca udara luar (ambient) dan kebersihan filter
udara.

Note : āfg = āa + āf ( āa >> āf )


Compressor
Combustor
Combustor wadah proses bakar udara dengan bahan bakar
pada tekanan tetap. Pembakaran harus cepat, dan
temperatur naik sangat tinggi menyebabkan polusi NOx
yang besar. Guna mengurangi NOx, area bakar diinjeksi
dengan air atau uap agar temperatur turun.
Proses bakar harus selesai di combustor, tidak boleh ada
proses bakar di sudu masuk turbin. Gas panas proses bakar
dialirkan ke turbin.
Tabung bakar (combustion liner) didinginkan dari luar oleh
udara bakar sebelum proses bakar dalam tabung. Tabung ini
sangat kritikal rusak.
Combustor
fuel inlet
Tabung bakar
(combustion liner)

stator
blade
rotor
Ar blade
e
(f a b
lam ak
e a ar
rea
)

Compressor outlet
Turbin
Turbin wadah ekspansi gas panas isentropik. Sudu stator
merobah energi panas ke energi kinetik. Sudu rotor
merobah energi kinetik menjadi gaya dorong tangensial
memutar poros turbin (mechanical torque). Poros turbin
memutar kompresor dan generator.
Sudu stator dan rotor tingkat pertama dan kedua
didinginkan dengan udara kompresi untuk menghindari
overheating dari gas panas.
Lubang saluran udara pendingin pada sudu sangat penting,
harus bersih tidak boleh tersumbat.
Compressor
Turbine

Power
Turbine
rotor
blade

stator
blade
Komponen turbin gas
1. Casing - Horizontally split
2. Supports - Fixed at compressor end
- Flexible at turbine end
3. Rotor - Disk-type hollow shaft
- Combined thrust and journal bearing at compressor
end
- Journal bearing at turbine end
- Compressor and turbine disks interlocked via Hirth
serrations
- Compressor and turbine disks axially fixed via tie
bolt
4. Compressor - 15-Stage axial
- Variable-pitch inlet guide vanes
Komponen turbin gas
5. Combustion - Annular chamber with ceramic and metallic heat
shields
- 24 hybrid burners
- Dry low-NOX technology
- Operation with gaseous and liquid fuels
6. Turbine - 4-Stage
- Thermal barrier blade coatings
- Convection and impingement cooling of blade
interior
- Film cooling of blade airfoil surface
7. Exhaust - Axial flow
8. Generator coupling - At cold end drive
Auxiliary Systems
• Fuel
• Rotor turning
• Hydraulic Clearance Optimization
• Cleaning
• Start-up
• Valve actuation
• Lubrication
Auxiliary Systems
Fuel
Gas fuel system, memasok bahan bakar gas ke turbin gas.
Fuel oil system, memasok bahan bakar minyak ke turbin gas.
Dual-fuel system, menyediakan highest fuel flexibility.
Rotor turning
Turning device – rotor turbin gas diputar pada putaran rendah untuk
start-up, shutdown, dan standstills.
Hydraulic Clearance Optimization - HCO
The HCO (Jacking oil) power unit, memasok hydraulic oil untuk
mengangkat rotor turbine gas ke posisi clearances terbaik.
Auxiliary Systems
Auxiliary Systems
Cleaning
Mobile compressor cleaning system memasok air pencuci
kompresor untuk menjaga efisiensi kompresor
Start-up
Starting frequency converter (SFC) untuk start-up, meskipun
ada yang dengan motor listrik atau diesel
Valve actuation
Hydraulic oil system menyediakan high pressure hydraulic oil
untuk mengoperasikan control and stop valves fuel systems
dan NOx water system.
Instrument air system memasok compressed air ke pneumatic
actuators (e.g., blow-off valves).
Auxiliary Systems
Lubrication
Lube oil system – memasok lube oil ke turbin gas,
generator, dan HCO power unit dan mencatu lifting oil dan
ke pemutar rotor jenis hydraulic.
Radiator (air cooler)
Radiator untuk mendinginkan air pendingin.
Sistem udara kompresi
Sistem udara kompresi untuk mencatukan udara ke pembersih
filter udara masuk turbin
Konfigurasi
PLTG

PLTG Generator Set (Genset)


PLTG Sentral (Centralized)
PLTG Kontainer (Containerized)
Komponen struktural (stationary parts)
Turbine and compressor casing
Turbine support
Turbine Bedplate
Lube Oil Skid
Fuel Skid
Air Inlet System Structure
Exhaust Stack Structure
Cooling/Radiator Structure
Control and MCC Cabinet
Radiator
Generator

Generator AC 3 fasa (brushless, multi poles, Y


connection).
Tegangan : 3 - 23 kV (medium-voltage)
Frequency f : 50 Hz
Power factor : 0.8 (inductive/lagging)
Efficiency : 97 - 99 %.

Jumlah pasang kutub p: hanya satu pasang


n = 3000 rpm
Generator

Pendingin generator : Udara siklus tertutup


Pengaturan frekuensi dan beban oleh Governor turbin
gas.
Pengaturan tegangan : melalui pengaturan tegangan
eksitasi oleh AVR (Automatic
Voltage Regulator)
Generator protection : as per ISO 8528 must be
employed; absolutely essential and must be
provided in the switch gear:
 Protection in case of short-circuit
 Protection in case of overload
AVR = Automatic Voltage Regulator
Pengaturan (control) utama pada generator PLTG
adalah pengaturan tegangan melalui AVR yang
mengatur arus eksitasi ke rotor generator

1 Setpoint adjuster
2 Voltage regulator
3 Rotor
4 Stator
G1 Three-phase main
machine
G2 Three-phase exciter

G3 Auxiliary exciter
Pemeliharaan
Turbin Gas PLTG
J e n is J a m o p e ra s i
P e m e lih a -
e k iv a le n H e q
ra a n
Running Haria n
Ins pe c tio n Ming g ua n
Bula nan
Triwula n
S hutdo wn CI (Co mbus tio n 4000 (fue l o il)
Ins pe c tio n Ins pe c tio n) 8000 (fue l g a s )
HGPI (Ho t Ga s Pa th 12000 (fue l oil)
Ins pe c tio n) 16000 (fue l g a s )
Ove rha ul MO (Ma jo r Ove rhaul) 24000 (fue l oil)
32000 (fue l g a s )
Pemeliharaan Turbin Gas PLTG
Running Innspection
Pemeliharaan preventif berkala yang dapat dilakukan dalam
keadaan turbin beroperasi, seperti penggantian filter.
CI = Combustion Inspection
Pemeliharaan preventif berkala yang dilakukan ketika turbin
stop, terbatas pada pembongkaran dan pemeriksaan
komponen combustor.
HGPI = Hot Gas Path Inspection
Pemeliharaan preventif berkala yang dilakukan ketika turbin
stop, terbatas pada pembongkaran dan pemeriksaan
komponen combustor dan turbin.
Pemeliharaan Turbin
Gas PLTG
Pemeliharaan Turbin Gas PLTG

MO = Major Overhaul
Pemeliharaan preventif berkala yang dilakukan ketika turbin
stop, pemeliharaan menyeluruh pada pembongkaran dan
pemeriksaan seluruh komponen sistem turbin gas
(combustor, turbine dan compressor serta generator)
Pekerjaan Overhaul meliputi:
Disassembly (dismantling) - bongkar dan bersihkan
Inspection (pemeriksaan) - periksa, ukur, perbaiki, ganti,
modifikasi
Reassembly (mantling) - pasang kembali
Test and Commissioning - Uji dan komisioning
KEBUTUHAN SPARE PART
TURBINE GAS GT GE 13 E1 MAJOR INSPECTION
TURBIN-COMPRESSOR
ROTOR
Tula 1
Tula 2
Tula 3
Tula 4

STATOR
Tule 1
Tule 3
Tule 4
Tule 5

Heat shield stator row A


Heat shield stator row B
Heat shield stator row C

SEGMENTS
C - segment
Diffuser entry
Diffuser holding
Diffuser transition
KEBUTUHAN SPARE PART
TURBINE GAS GT GE 13 E1 MAJOR INSPECTION
COMBUSTION CHAMBER
Collar Inner Liner
Finned seg. row 1 to 6 (50 buah)
Outer swirler
Inner swirler

THERMAL BLOCK
Tension Spring for BSS
Hot gas Casing

Accessories
Damping Wire TULA 5
Profile segment (GMD5448543P0001)
Baffle segment (HTCZ200523P0001)
LINGKUP PEMELIHARAAN PLTU

SI = Simple inspection (Last LP


Turbine blade, Main Stop
Lingkup Pemeliharaan

Valve, Main Control Valve dan


Electro hydraulic Control)

ME = medium inspection (SI +


Open Upper Casing Turbine,
Bearing)

SE = Serious Inspection ( SE +
Dismantling & Inspection
Steam Turbine Rotor)

Kegiatan Pemeliharaan

Catatan : Untuk Pull out Generator setiap 15 tahun Sekali) dan kegiatan pemeliharaan boiler
pembersihan, hydrostatic test, pemeriksaan damper dan valve dsb jadwalnya mengikuti
kegiatan Turbin uap

57
LINGKUP PEMELIHARAAN PLTG

Pruduk General Eletric


CI = Combustion Inspection (Fuel nozzle,
Lingkup Pemeliharaan

combustor basket, transition piece,


IGV = Inlet Guide Vane
Compressor)
HGPI = Hot Gas Part Inspection (CI +
Guide Vane GT, Rotor GT, Plenum,
2 tingkat sudu Compressor
MI = Major Inspection (HGPI + membuka
dan memeriksa Casing Turbine dan
Compressor dan Rotor diangkat)

Kegiatan Pemeliharaan

Pruduk Mitsubishi Pruduk Alstom


CI = Combustion Inspection TA = Combustion Inspection
TI = Hot Gas Part Inspection TB = Hot Gas Part Inspection
MI = Major Inspection TC = Major Inspection
58
LINGKUP PEMELIHARAAN PLTGU

Pada pemeriksaan PLTGU merupakan


gabungan PLTG, Heat Recovery Steam
Lingkup Pemeliharaan

Genertator (HRSG) dan Steam Turbine


Untuk gas Turbin mengikuti pola
CI, TI dan MI sedangkan Turbine Uap
mengikuti pola SI, SE dan ME

Lingkup HRSG meliputi :


Pembersihan, Hydrostatic Test,
pemeriksaan dan pengujian alat bantu
seperti semua pompa dan katup serta
bypass damper dan khusus untuk MO
lingkup diatas ditambah dengan inspeksi
Kegiatan Pemeliharaan
drum uap. Jadwal inspeksi HRSG
mengikuti Turbin Gas.

59
LINGKUP PEMELIHARAAN PLTD

TO = Top Inspection (Pemeriksaan Cilider


head, 1 bearing, 1 piston dan 1
Lingkup Pemeliharaan

Cylinder liner)
SO = Turbine Inspection (TO +
Pemeriksaan seluruh Piston,
Connecting rod dan Liner
(pengukuran))
MO = Major Overhaul (TO + embersihan
seluruh liner, Silinder blok,
pemeriksaan seluruh bantalan dan
turbo charger).

Kegiatan Pemeliharaan

60
LINGKUP PEMELIHARAAN PLTA

AI = Annual Inspection Pengecekan Turbine


Guide Bearing, Trust bearing,
Lingkup Pemeliharaan

pemeriksaan visual spiral casing dan


runner)
GI = General Inspection (AI + Pengecekan
peralatan Bantu seperti uji kapasitas Lub
oil dan cooling water pump)
MO = Major Overhaul (Pemeriksaan
menyeluruh peralatan utama Turbin dan
Genertator dengan cara pull out turbin
generator.

Kegiatan Pemeliharaan

61
Interval Inspection Gas Turbine

INTERVAL INSPECTION GAS TURBINE


Rotor Blade Damage
GENERATOR
Common Generator Problems & Solutions
Categories of stresses
Problems by component
Risk assessment methods
Machine Life Cycle
Failure statistics
Aging of Generators
Solutions & case studies
Problems
Generator Aging Mechanisms
ELECTRICAL
MECHANICAL
THERMAL
ENVIRONMENTAL

ELECTRICAL
• Core ends overheating caused
by under-excitation operation.
• Voltage Spikes.
• Surface Contamination and
Moisture.
• Partial Discharge Activity.
• Core manufacturing or repair
defects.
• Core back-iron overheating
caused by over exitation operation
Generator Aging Mechanisms
MECHANICAL
• Stator winding slot looseness
and 120-Hertz vibration.
• Abrasive material contamination.
• Rotor component stresses due
to centrifugal forces.
• Stator end winding looseness
and vibration.
Generato
GENERATOR AGING MECHANISMS
THERMAL
• Core insulation damage.
• Thermal cycling.
• Differential of expansions
between components.
• Continuous operation at high
temperature or overload.
Generator
GENERATOR AGING MECHANISMS

INVIRONMENTAL
• Acidic or Alkaloid Atmospheres.
• Oil contamination.
• Water absorption.
• Carbon dust.
• Coal dust.
Generator
PLTU
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

69
T U R B I N.

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 70


PRINSIP KERJA TURBIN UAP
Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi mengalir melalui nosel sehingga
kecepatannya naik dan mengarah dengan tepat untuk mendorong sudu-sudu
turbin yang dipasang pada poros.
Akibatnya poros turbin bergerak menghasilkan putaran (energi mekanik).
Uap yang telah melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur turun hingga
kondisinya menjadi uap basah. Uap keluar turbin ini kemudian dialirkan
kedalam kondensor untuk didinginkan agar menjadi air kondensat.
tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 71


PRINSIP KERJA TURBIN

a) Kecepatan uap keluar nozzle Ct= Kecepatan relatif uap membentur


196,2m/det, maka besarnya gaya sudu oleh karena sudu bergerak
dorong P1=m(C1t-C2)=1/9,81(196,2- w1=C1t-U, dan jika U=98,1m/det maka
gaya dorong
0)=20kg.
a) P1’= 1/9,81(196,2-98,1)=10kg
b) P2= 1/9,81(196,2+196,2)=40kg
b) P2’= 2/9,81(196,2-98,1)=20kg
c) P3=1/9,81(196,2cos30 +0
c) P3’= 2/9,81(196,2cos300 -
196,2cos300)=34,7kg. 98,1cos300)=17,35kg.
HABIB ROCHANI E LEARNING 2012

HR/STT/AUG 2006
JENIS TURBIN UAP
- Berdasarkan proses transformasi energi:
- Turbin impulse
- Turbin reaksi
- Berdasarkan tekanan uap keluar turbin
- Back pressure
- Condensing.
- Berdasarkan tekanan uap masuk turbin
- Tekanan super kritis ( 225 bar )
- Tekanan sangat tinggi ( 170 bar keatas )
- Tekanan tinggi ( diatas 40 bar ).
- Tekanan menengah ( s/d 40 bar ).
- Tekanan rendah ( 1,2 – 2bar abs )
- Berdasarkan pengaturan uap masuk
- Constant pressure with throttle control.
- Constant pressure with Nozzle control.
- Sliding pressure
Berdasarkan jumlah silinder:
- Single cylinder
- Multi cylinder
- Berdasarkan jumlah aliran uap masuk :
- Single flow
- Double flow

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 74


HR/STT/AUG 2006
IMPULSE & REAKSI

Impulse Reaksi

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 75


PRINSIP TURBIN UAP

Turbin impuls atau turbin tekanan tetap, adalah turbin


yang ekspansi uapnya hanya terjadi pada sudu-sudu
tetap atau nosel. Ketika uap melewati sudu tetap,
maka tekanan turun dan uap mengalami
peningkatan ( energi kinetik ). Sudu-sudu tetap
berfungsi sebagai nosel (saluran pancar) dan
mengarahkan aliran uap ke sudu-sudu gerak.
Turbin reaksi penurunan tekanan terjadi pada sudu
tetap dan sudu gerak.

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 76


TURBIN IMPULSE & REAKSI
Impuls reaksi impuls bertingkat reaksi bertingkat

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 77


KARAKTERISTIK TURBIN UAP
Berdasarkan tingkatannya (stages), turbin impuls dapat dibedakan :
a. Turbin Impuls Bertingkat Tekanan
b. Turbin Impul Bertingkat Kecepatan
c. Turbin Impuls Bertingkat Tekanan dan Kecepatan

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 78


SINGLE FLOW, DOUBLE FLOW, MULTI SILINDER

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 79


BENTUK SUDU
Pada turbin High Pressure (Tekanan Tinggi) ukuran tinggi sudu relatif kecil
dibanding dengan diameter rotor, sehingga perbedaan kecepatan sudu
(tangential) dari pangkal hingga ujung sudu tidak besar. Karena itu profil
sudunya berbentuk yang sama dari pangkal sampai keujung.
Untuk sudu–sudu yang panjang, khususnya pada turbin L.P. (tekanan rendah),
variasi kecepatan dari pangkal hingga ujung menjadi besar. Variasi kecepatan
ini akan mempengaruhi efisiensi sudu.

Kecepatan
 Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa Sududari
nilai optimum
• Perbanding an kecepatan 
perbandingan kecepatan adalah : Impuls =Uap
Kecepatan 0,5 Reaksi
masuk= 0,9
ke sudu - sudu

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 80


CASING & ROTOR

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 81


KONSTRUKSI DAN BAGIAN UTAMA TURBIN UAP

Bantalan
Fungsi bantalan adalah untuk menopang dan menjaga rotor turbin agar tetap pada
posisi normalnya. Ada dua macam bantalan pada turbin, yaitu
Bantalan journal yang berfungsi untuk menopang dan mencegah poros turbin
dari pergeseran arah radial
Bantalan aksial (thrust bearing) yang berfungsi untuk mencegah turbin bergeser
kearah aksial.

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 82


BANTALAN JOURNAL DAN AXIAL

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 83


KONSTRUKSI DAN BAGIAN UTAMA TURBIN UAP

Katup Utama
Katup utama turbin terdiri dari Main Stop Valve (MSV) dan Governor Valve (GV).
Pada turbin dengan kapasitas > 100 MW dilengkapi dengan katup uap reheat, yaitu
Reheat Stop Valve (RSV) dan Interceptor Valve (ICV).
Main Stop Valve (MSV ), Katup ini berfungsi sebagai katup penutup cepat jika turbin
trip atau sebagai katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk. MSV bekerja dalam
dua posisi yaitu menutup penuh atau membuka penuh. Pada saat turbin beroperasi
maka MSV membuka penuh. Sebagai penggerak untuk membuka MSV digunakan
tekanan minyak hidrolik. Sedangkan untuk menutupnya digunakan kekuatan pegas.

Governor Valve (GV).Turbin harus dapat beroperasi dengan putaran yang konstan
pada beban yang berubah ubah. Untuk membuat agar putaran turbin selalu tetap
digunakan governor valve yang bertugas mengatur aliran uap masuk turbin sesuai
dengan bebannya. Sistem governor valve yang digunakan umumnya adalah
mechanic hydraulic (MH) atau electro hydraulic (EH).

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 84


KATUP UTAMA

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 85


TURNING GEAR
Rotor turbin yang berat dan panjang apabila dibiarkan dalam keadaan diam
dalam waktu yang lama dapat melendut. Pelendutan menjadi lebih nyata
apabila dari kondisi operasi yang panas langsung berhenti. Untuk mencegah
terjadinya pelendutan, maka rotor harus diputar perlahan secara kontinyu atau
berkala. Alat untuk memutar rotor turbin ini disebut turning gear atau bearing
gear. Turning gear digerakkan dengan motor listrik melalui roda gigi dengan
kecepatan putar antara 3 - 40 rpm. Turning gear juga memberikan torsi
pemutar awal ketika turbin start.

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 86


TURNING GEAR

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 87


SISTEM PERAPAT POROS
Celah diantara casing dan rotor turbin menyebabkan terjadinya
kebocoran uap keluar pada turbin sisi tekanan tinggi, atau
udara masuk pada sisi turbin tekanan rendah.
Untuk mencegah kebocoran pada celah tersebut dipasang perapat.
Perapat berbentuk labirin (sirip-sirip) pada casing maupun
rotor yang terpasang berderet. Namun labirin tidak bisa
membuat perapatan 100%,. Untuk itu pada labirin diberikan
aliran uap sebagai media perapat (gland seal steam).

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 88


SISTEM PERAPAT POROS

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 89


DETAIL PERAPATAN POROS

90
HR/STT/AUG 2006
SISTIM UAP EXTRACTION
Selama melintasi turbin hingga keluar ke kondensor, uap dicerat (diekstrak)
di beberapa titik dan pada umumnya uap ini dialirkan ke pemanas awal
air pengisi (Feed water Heater) untuk memanaskan air kondensat atau
air pengisi boiler. Uap tersebut dinamakan uap ekstraksi.
Gambar di bawah memperlihatkan sistem uap ekstraksi ( garis putus
putus ), sistem uap utama dan sistem uap reheat ( garis tebal.
Fungsi dari Sistem Ektraksi adalah meningkatkan efisiensi termal dengan
cara melakukan pemanasan awal pada air pengisi melalui proses “heat
transfer” dari uap ekstraksi yang dicerat dari turbin pada tingkat
tertentu. Dengan dinaikkannya temperatur air pengisi, maka jumlah
bahan bakar yang dibutuhkan untuk proses produksi uap akan lebih
kecil.

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 91


SISTIM UAP EXTRACTION

HABIB ROCHANI E LEARNING 2012 92


KERUGIAN KERUGIAN DIDALAM TURBIN

Kerugian karena throtling


Kerugian didalam nozzle atau sudu tetap.
Kerugian didalam sudu jalan.
Kerugian karena uap lolos pada celah antara poros
dan sudu tetap.
Kerugian karena uap bergerak membalik.
Kerugian karena kebasahan uap.
Kerugian karena kecepatan uap meninggalkan
sudu terakhir.
KERUGIAN THROTLING

Hi = nilai heat drop uap sebelum masuk


throtle valve.
Hi‘ = nilai heat drop uap setelah sebe-
lum masuk nozzle / sesudah throt-
tle dan governing valve.
ΔH= kerugian akibat throtling pada
throtle valve dan governing valve

94
KERUGIAN LABIRINT

Tekanan uap sebelum no-zel


yang lebih tinggi dari
tekanan sesudahnya me-
nyebabkan uap mengalir
melalui celah diantara ca-kra
nozel dan poros. Un-tuk
memperkecil kebocor-an ini
dipasang perapat yang
dikenal dengan na-ma
labirint seal, namun
demikian perapatan ini tidak
dapat menghilang-kan
sepenuhnya kebo-coran
tersebut
95
HR/STT/AUG 2006
KERUGIAN DLM SUDU

Ketebalan sudu baik pada sisi masuk maupun pada sisi keluar atau
kekasaran permukaan sudu akan menyebabkan uap mengalir
turbulen/ berpusar pusar

96
HR/STT/AUG 2006
KERUGIAN KARENA UAP BERGERAK
MEMBALIK.

Kecepatan uap keluar nozel


menyebabkan vakuum pada sela sela
antara sudu tetap ( nozel ) dan sudu
jalan. Akibatnya uap bekas keluar
sudu jalan kembali lagi tersedot oleh
aliran uap baru

97
HR/STT/AUG 2006
KEBUTUHAN OVERHAL STEAM TURBINE
SIMPLE INSPECTION
Pemeriksaan Sudu LP Turbine Last Blade, Pemeriksaan Beraring Turnibne
Part yang dibutuhkan Konsumable Material

MEAN INSPECTION
Lingkupnya
Pemeriksaan Bearing Turbine
Overhal Semua Katup Turbine

Spare Part Yajng dibutuhkan


Konsumblale Material Bearing
Konsumable Material Katup katp Turbine
Spare Part Katup Katup Turbine
Gaskaet Gasket
Oring, Oring, Nut etc
MAJOR INSPECTION STEAM TURBINE
LINGKUP NYA
1. BONGKAR TURBINE ROTOR DAN PEMBERSIHAM SEMUA INNER PART
TURBINE
2. BONGKAR SEMUA KATUP KATUP TURBINE DAN PEMERIKSAAN DAN
PEMBERSIHAN
3. BONGKAR DAN PEMERIKSAAN SEMUA BEARING TURBINE

4. SPARE PART YANG DIBUTUHKANE


• PART BERAING TURBINE ATAU REKONDISI
• KONSUMABLE PART BERAING TURBINE
• PART KATUP2 TURBINE
• LABYRINTH BILA RUSAK
• KOMSUMABLE PART KATUP KATUP TURBINE DAN KONSUMABLE PART
TURBINE
COMPRESSOR GAS
TURBINE

Compressor Cleanin
g Systems_Turbotect
.doc
SYSTEM
PERALATAN YANG
DIGUNAKAN
1. MATERIAL PEMBERSIH WATER DAN
BAHAN KIMIA WATER BASE OR SOLVENT
BASE
2. SYSTEM PIPNG
3. NOZLE
4. ALAT BANTU POMPA SYSTEM DAN
PERALATAN KONTROL
MATERIAL YANG DIPAKAI

Type Product Application


All purpose cleaner with high
TURBOTECT 2020
performance and high biodegradability
Water based or
TURBOTECT 950
For both ON LINE and OFF LINE use
All purpose cleaner, especially suited
for heavy compressor deposits
Solvent based TURBOTECT 927 containing oil and grease

For both ON LINE and OFF LINE use


SALURAN PIPING SYSTEM NOZLE
LOKASI INJECTION NOZLE
Pump cleaning system for compressor celaning
LOKASI INJECTION NOZLE
ON LINE injection System                                 OFF LINE injection System 
PEMELIHARAAN POMPA
PEMELIHARAAN POMPA
Dasar Pemeliharaan Pompa tergantung dari tingkat kekritisan
pompa, sebagai contoh
pemeliharaan pompa Close Cooling Water Pump berbeda
dengan pemeliharaan Pompa
Boiler Feed water ataupun dengan pompa Circulating Water
untuk Condenser.

Tingkat kekritisan pompa tergantung oleh beberapa kriteria


berikut :
1) Kerusakan pompa dapat berdampak langsung terhadap
pembangkit
2) Penting buat operasi pembangkit ketika pompa rusak akan
mempengaruhi output
pembangkit
3) Ada atau tidak adanya pompa cadangan atau standby
4) Mempunyai daya (kW) yang besar
5) Biaya yang tinggi dan lead time yang lama untuk
pemeliharaan
6) Jika pompa beroperasi dengan baik akan menghemat
energy
Pada saat ini tipe pemeliharaan berfokus pada Predictive dan Preventive
maintenance
(PPM). Terdapat 5 hal yang harus diperhatikan dalam PPM agar
menghasilkan informasi
yang detil tentang kondisi pompa, 5 hal tersebut adalah
1) Performance monitoring
2) Vibration Monitoring
3) Analisa panas (thermoscan)
4) Oil dan partikel analysis (tribology)
5) System analysi
a. Inspeksi Harian
Parameter operasi yang harus dilakukan
pemeriksaan secara harian adalah
1) Periksa kelainan suara
2) Periksa temperature bearing
3) Periksa kebocoran seal chamber
4) Periksa tekanan discharge dan suction
5) Periksa level vibrasi (jika ada)
6) Periksa arus motor
7) Periksa temperature winding motor
8) Periksa level dan tekanan minyak
pelumas
b. Preventive maintenance
Pemeliharaan yang harus dilakukan minimal 6 bulan
sekali
1) Pompa dengan gland packing, stuffing box harus
diperiksa, baut
stuffing box dibersihkan dan dilumasi. Gland packing
diganti apabila
perlu
2) Periksa alignment coupling
3) Pelumas dalam bearing housing perlu diganti
4) Apabila bearing menggunakan grease, periksa
jumlah grease masih
sesuai standard atau tidak
Pemeliharaan yang harus dilakukan minimal setahun sekali
1) Jika nilai vibrasi mengalami kenaikan maka perlu dilakukan tindakan
sesuai rekomendasi PdM, antara lain sebagai berikut :
a) Bearing perlu dilepas,dibersihkan dan periksa dari ke ausan
b) Bersihkan Bearing housing
c) Jika clearance bearing masih sesuai standard, sebelum
dipasang bearing wajib dilumasi terlebih dahulu
d) Jika clearance bearing sudah melebihi toleransi, maka ganti
baru
e) Periksa run out shaft , ganti jika sudah melebihi toleransi

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal3

2) Ganti gland packing, periksa bearing sleeve dari keausan ganti bila
perlu
3) Jika menggunakan mechanical seal, apabila terjadi kebocoran lakukan
perbaikan pada mechanical seal
4) Periksa alignment coupling
5) Bersihkan semua pipa drain, sealing water dan cooling water
6) Kalibrasi peralatan instrument
c. Predictive Maintenance
Jenis jenis Predictive Maintenance
1. Vibration Monitoring
Biasanya dilakukan untuk mengetahui kondisi pompa
berdasarkan nilai
vibrasinya, pengukuran dilakukan pada bearing pompa.

2. Thermoscanner
Di lakukan untuk memperkuat analisa dari pengukuran
vibrasi, apabila
bearing mempunyai nilai vbrasi yang tinggi maka
temperature pada
bearing tersebut juga tinggi
3. Flow Measurement
Untuk pompa dengan tingkat kekritisan yang tinggi
pada sisi discharge

tingkat kekritisan rendah tidak


menggunakan flowmeter yang
permanen untuk pengukuran
menggunakan flowmeter portable
CONTOH ik urutan pekerjaan

PEKERJAAN AUXILIARY OIL PUMP

1. Lakukan Isolasi / bebas dari


tegangan

2. Lepas kopling motor - pompa AOP

3. Bongkar pompa AOP


4. Bongkar Relief Valve AOP

5. Lakukan pembersihan &


pemeriksaan bagian2 pompa
6. Bersihkan Oil Filter
7. Ganti O-ring, dan packing
ALIGNMENT

BALANCING
Ada training khusus
Ik Instruksi Kerja POMPA
MELAKUKAN PEKERJAAN IK POMPA

Pendahulan
Check Aligmnegt lakukan dengan benar dan catat hasilnya lakukan evaluasi dengan
catatan alignment yag sebelumnya
Lepas Baut Kopling dengan menggunakan peralatan yang benar
 
Pembongkaran dan Pemasangan Pompa
 
Lakukan pelepasan baut pengikat flange sisi discharge dan disi suction dengan
menggunakan kunci yang benar dan pasang alat pengaman pipa agar pipa tidak jatuh
dengan diikuat menggunakan crane kecil
Letak kan baut baut tersebut dengan benar dan diberi tanda agar tdak ke;iru saat
pemasangan nanti nya
Bongkar baut pengikat dudukan pompa dan baut letakan dengan benar
Angkat Pompa bila pompa tersebut kecil dan letakan pada meja kerja
Lakukan pe;epasan mechanical seal atau gland packing denangan membuka turup
penahan gland packing letakan dengan benar
Bongkar casing penutup impeller
Bongkar Bearing Pompa dan gunakan alat yang benar
Lepas Impeller dari dudukan pompa
Bersihkan impeller, shaft dan casing dan lakukan pemeriksaan dengan NTD. Lakukan
perbaikan bila ada yang rusak atau abrasive
Lakukan pembersihan semua komponenkan pompa tersebut dengan
menggunakan gandkline dan pembersihan dengan majun dan udara
compressor
Lakukan Perbaikan secukupya pada part part pompa yang sekiranya
membutuhkan perbaikan dan bila sudah dinyatakan perbaikan sudah
cukup maka lakukan pemasangan
Periksa gland packing bila rusak di ganti baru, bila mechanical seal masih
layak dipakai lakukan ajusment saja dan hanya diganti pd carbon sealnya
saja
Lakukan perakitan pompa dengan urutan yang benar, lakukan penyetelan
shat, impeller dlll dengan benar, lakukan pemasangan tutup casing serta
mechanical seal atau gland pacingking dengan benar
Lakukan adjustment clearance shaft jang sampai terjadi gesekan
Bila pompa sudah terakit dengan benar lakukan pemasangan pada
dudukan pompa
Lakukan pemasangan flange suction dan outlet dengan menggunakan
kunci yang benar
Lakukan Aligmnet dengan menggunalakn Dial Indicator yang benar
Setalah hasil aligmnet dinyatakan cukup dari tolerancy yang baik maka
lakukan pengencangan baut baut kopling dengan benar
Pompa dinytakan siap Operasi
 
COMPRESSOR-
FAN/VANE
COMPRESSOR
PRINSIP KERJA KOMPRESOR
Kompresor adalah alat yang dapat menambahkan energi kepada uap
atau gassehingga dapat mengalir. Klasifikasi alat untuk mengalirkan
uap atau gas

menurut tekanan, yaitu:

Jenis Jenis Compressor


Dynamic dan Displecement

Dynamic
Dynamic Radial
Dynamic Axial

Displecemet
Reciprocating : Trunk, CrossHead, Free Piston, Labyrinth, Diaprgma

Rotary : Vane, Screw, Rolls


vane
compressor

FD Fan/ID Fan
Control air compressor
IK Jenis Compressor Vane
Pendahulan
Check Aligmnegt lakukan dengan benar dan catat hasilnya lakukan
evaluasi dengan catatan alignment yag sebelumnya
Lepas Baut Kopling dengan menggunakan peralatan yang benar
 
Pembongkaran dan Pemasangan Kompressor
 
Lakukan pelepasan baut pengikat flange sisi discharge dan disi suction
dengan menggunakan kunci yang benar dan pasang alat pengaman pipa
agar pipa tidak jatuh dengan diikuat menggunakan crane kecil
Letak kan baut baut tersebut dengan benar dan diberi tanda agar tdak
ke;iru saat pemasangan nanti nya
Bongkar baut pengikat dudukan Kompressor dan baut letakan dengan
benar
Angkat Kompressor bila Kompressor tersebut kecil dan letakan pada meja
kerja
Lakukan pe;epasan mechanical seal atau gland packing denangan
membuka turup penahan gland packing letakan dengan benar
Bongkar casing penutup impeller
Bongkar Bearing Kompressor dan gunakan alat yang benar
Lepas Impeller dari dudukan Kompressor
Bersihkan impeller, shaft dan casing dan lakukan pemeriksaan dengan NTD.
Lakukan perbaikan bila ada yang rusak atau abrasive,
Lakukan pembersihan semua komponenkan Kompressor tersebut dengan
menggunakan gandkline dan pembersihan dengan majun dan udara compressor
Lakukan Perbaikan secukupya pada part part Kompressor yang sekiranya
membutuhkan perbaikan dan bila sudah dinyatakan perbaikan sudah cukup maka
lakukan pemasangan
Periksa gland packing bila rusak di ganti baru, bila mechanical seal masih layak
dipakai lakukan ajusment saja dan hanya diganti pd carbon sealnya saja
Lakukan perakitan Kompressor dengan urutan yang benar, lakukan penyetelan
shaft impeller dlll dengan benar, lakukan pemasangan tutup casing serta
mechanical seal atau gland paciking dengan benar
Lakukan adjustment clearance shaft jangan sampai terjadi gesekan
Bila Kompressor sudah terakit dengan benar lakukan pemasangan pada dudukan
Kompressor
Lakukan pemasangan flange suction dan outlet dengan menggunakan kunci yang
benar
Lakukan Aligmnet dengan menggunalakn Dial Indicator yang benar
Setalah hasil aligmnet dinyatakan cukup dari tolerancy yang baik maka lakukan
pengencangan baut baut kopling dengan benar
Kompressor dinytakan siap Operasi
AIR HEATER
INSPEKSI AIR HEATER
SEBELUM AIR HEATER DILAKUKAN
PENGGANTIAN ELEMENT AH, MAKA PERLU
DILAKUKAN UJI – PENGUJUAN AIR HEATER SBB

3. REFERENSI
3.1. ASME POWER TEST CODE PTC 4.1 – 1964 “
STEAM GENERATING UNIT “.
3.2. ASME POWER TEST CODE PTC 4.3 “ AIR
HEATER”
3.3. SPLN 85 : 1990 “ KOMISIONING KETEL UAP “
4. PERALATAN UJI
- Ampere Meter
- Tacho Meter
- Vibro Meter
- Thermometer
- Orsat

LANGKAH LANGKAHNYA

5.1.1 Periksa lokasi Air Heater sebagai berikut


5.1.2 Izin kerja (working permit) untuk pekerjaan di daerah
berbahaya.
5.1.3 Pelabelan (tagging)
5.1.4 Pemasangan tanda bahaya/ larangan/ peringatan, palang /
tirai .
5.1.5 Periksa penanggulangan bahaya kebakaran berikut telah
dipersiapkan :
5.1.6 Prosedure penanggulangan bahaya kebakaran.
5.1.7 Perlengkapan penanggulangan bahaya kebakaran
5.1.8 Periksa orang-orang yang bertugas di sekitar Air Heater
telah memakai ear protection (pelindung telinga), sarung t angan,
helmet dan safety shoes.
PERSIAPAN 1
5.2 PERSIAPAN
5.2.1 Rotor
Sebelum Air Heater dijalankan, khususnya dari jenis “Regenerative”,
kedua sisi dari rotor elemen diputar secara manual atau dengan bantuan
motor DC sebanyak 1 (satu) kali putaran, hal ini dilakukan untuk memastikan
bahwa tidak ada material asing yang dapat merusak element rotor tersebut.
5.2.2 Pengecekan jarak (clearance) antara rotor seal dengan rotor housing
disesuaikan dengan settingnya agar terhingdar dari kerusakan.
5.2.3 Pengecekan putaran motor, harus searah dengan putaran jarum jam
(clock wise), bila putaran dari motor terbalik dapat menyebabkan
kerusakan pada rotor seal.
5.2.4 Pengecekan sistem pemipaan dari pelumasan dan pendingin minyak
pelumas (pernah diflushing atau belum). Apabila belum pernah di f lushing
harus dilakukan flushing agar kotoran sisa pada waktu pembersihan
terkuras habis.
5.2.5 Pengecekan minyak pelumas pada level indicator tanki minyak
pelumas, hindari kekurangan minyak pelumas karena dapat mengakibatkan
bearing maupun Air Heater rusak.
5.2.6 Pengecekan kesiapan system pemadam kebakaran (fire fighting
system) agar dapat dipergunakan dengan baik pada saat dibutuhkan.
PERSIAPAN 2
5.2 PERSIAPAN
5.2.1 Rotor
Sebelum Air Heater dijalankan, khususnya dari jenis “Regenerative”, kedua
sisi dari rotor elemen diputar secara manual atau dengan bantuan motor DC
sebanyak 1 (satu) kali putaran, hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak
ada material asing yang dapat merusak element rotor tersebut.
5.2.2 Pengecekan jarak (clearance) antara rotor seal dengan rotor housing
disesuaikan dengan settingnya agar terhingdar dari kerusakan.
5.2.3 Pengecekan putaran motor, harus searah dengan putaran jarum jam
(clock wise), bila putaran dari motor terbalik dapat menyebabkan kerusakan pada
rotor seal.
5.2.4 Pengecekan sistem pemipaan dari pelumasan dan pendingin minyak
pelumas (pernah diflushing atau belum). Apabila belum pernah di flushing harus
dilakukan flushing agar kotoran sisa pada waktu pembersihan terkuras habis.
5.2.5 Pengecekan minyak pelumas pada level indicator tanki minyak pelumas,
hindari kekurangan minyak pelumas karena dapat mengakibatkan bearing
maupun Air Heater rusak.
5.2.6 Pengecekan kesiapan system pemadam kebakaran (fire fighting system)
agar dapat dipergunakan dengan baik pada saat dibutuhkan.
PERSIAPAN 3
5.2 PERSIAPAN
5.2.1 Rotor
Sebelum Air Heater dijalankan, khususnya dari jenis “Regenerative”,
kedua sisi dari rotor elemen diputar secara manual atau dengan bantuan
motor DC sebanyak 1 (satu) kali putaran, hal ini dilakukan untuk memastikan
bahwa tidak ada material asing yang dapat merusak element rotor tersebut.
5.2.2 Pengecekan jarak (clearance) antara rotor seal dengan rotor housing
disesuaikan dengan settingnya agar terhingdar dari kerusakan.
5.2.3 Pengecekan putaran motor, harus searah dengan putaran jarum jam
( clock wise), bila putaran dari motor terbalik dapat menyebabkan
kerusakan pada rotor seal.
5.2.4 Pengecekan sistem pemipaan dari pelumasan dan pendingin minyak
pelumas (pernah diflushing atau belum). Apabila belum pernah di
flushing harus dilakukan flushing agar kotoran sisa pada waktu
pembersihan terkuras habis.
5.2.5 Pengecekan minyak pelumas pada level indicator tanki minyak
pelumas, hindari kekurangan minyak pelumas karena dapat mengakibatkan
bearing maupun Air Heater rusak.
5.2.6 Pengecekan kesiapan system pemadam kebakaran (fire fighting
system) agar dapat dipergunakan dengan baik pada saat dibutuhkan.
PERSIAPAN 4

5.3.2.11 Air Heater Outlet gas test temperature ( tg 15 )


5.3.2.12 Air Heater Inlet gas test pressure ( Pg in )
5.3.2.13 Air Heater Outlet gas test pressure ( Pg out )
5.3.2.14 Dry bulb temperature ( ta )
5.3.2.15 Wet bulb temperature ( tw )
5.3.2.16 Fuel rate (Wfe)
5.3.2.17 Data analisa bahan baker yang dilakukan oleh laboratorium antara
lain :
- Carbon ( C )
- Hydrogen ( H )
- Oxygen ( O )
- Nitrogen ( N )
- Sulphur ( S )
- Moisture ( Mf )
- Ash ( A )
Thank You
For Attention
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai