Load Cell adalah transduser gaya yang digunakan untuk mengukur gaya berdasarkan
hasil defleksi dari gaya tersebut. Transduser ini juga berfungsi sebagai pengukur perubahan
gaya berat dari suatu benda per satuan waktu, itu sebabnya Load Cell disebut juga alat uji
perangkat listrik yang mengubah suatu gaya menjadi sinyal listrik. Load Cell adalah jenis
sensor yang digunakan untuk mendeteksi tekanan atau berat sebuah beban. Load cell akan
menerjemahkan / merubah nilai dari tekanan (gaya tekan) kedalam sinyal elektrik. Terdapat
tiga tipe Load Cell berdasarkan prinsip kerja yang digunakan untuk dapat mengkonversi
besarnya gaya tekan menjadi sebuah nilai terukur.
Berikut adalah tipe dari Load cell berdasarkan prinsip kerja utamanya :
Pada batang Strain Gauge, sel diatur dalam formasi “Z” sehingga torsi akan diterapkan
pada batang, sehingga keempat Strain Gauge pada sel akan mengukur tekukan distorsi, yaitu
dua strain gauge mengukur kompresi dan dua lainnya mengukur ketegangan. Ketika keempat
Strain Gauge diatur sesuai prinsip jembatan Wheatstone, maka Strain Gauge akan mudah
untuk melakukan pengukuran secara akurat terhadap perubahan kecil dari resistansi,
sepertipada gambar 5 di atas.
Gambar 5 adalah gambar fisik dari sensor Load Cell beserta konfigurasi dan cara
kerjanya. Load biasa digunakan pada timbangan digital ataupun jembatan yang berfungsi
untuk menimbang berat dari truk pengangkut bahan baku, dimana pengukuranya
menggunakan prinsip tekanan.
Keterangan :
Vo = Tegangan Output
V1 = Tegangan input 1
V2 = Tegangan input 2
R = Resistansi Gain
R’ = Resistansi 1
R1 = Resistansi 2
R2 = Resistansi 3
Persamaan diatas adalah persamaan yang terdapat pada penguat instrumentasi. Output
dari penguat ini akan menjadi input pada penguat selanjutnya (penguat differensial). Fungsi
dari penguat instrumentasi adalah untuk mendapatkan penguatan tegangan yang langsung
berasal dari sensor. Berikut adalah penurunan rumus dari Penguat Instrumentasi.
Dari analisa rangkaian berdasarkan pada arah arus pada rangkaian, maka didapatkan
tegangan keluaran (Vout), sebagai berikut :
Pada dasrnya, penguat instrumentasi terdiri dari penguat penyangga (buffer) dan
penguat diferensial sederhana. Dimana penguat buffer akan menguatkan dan
mempertahankan output dari sensor Load Cell yang telah didapatkan, sedangakan penguat
diferensial akan menguatkan kembali output sensor menjadi lebih besar.
Pada rangkaian pengkondisi sinyal, rangkaian terdiri dari penguat instrumentasi dan
penguat diferensial. Berikut adalah rangkaian dan penurunan rumus dari penguat diferensial :
Gambar 11. Gambar Rangkaian Penguat Differensial
Penguat differensial adalah penguat yang tegangan outputnya didapatkan dari hasil
selisih antara kedua buah tegangan inputnya (pada terminal inverting dan non-inverting).
Keterangan :
Vin1 (Vin -) = Tegangan input 1 (Tegangan input Inverting)
Vin2 (Vin+) = Tegangan input 2 (Tegangan input non-Inverting)
Untuk mengetahui Tegangan output dan gain dari penguat differensial ini, maka berikut
adalah gambar beserta penurunan rumus dari penguat differensial :
V b=V 2 ( R 2+R 4R 4 )
Jika V2 = 0, maka :
V out ( a )=−V 1 ( RR13 )
Jika V1 = 0, maka :
V out= ( RR 31 ) ( V 2−V 1)
Berdasarkan persamaan pada penguatan instrumentasi dan penguat differensial, maka Vout
pada rangkaian pengkondisi sinyal adalah dengan menjumlahkan tegangan output pada kedua penguat
tersebut.
2. Rangkaian Analog to Digital Converter
Rangkaian Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah perangkat yang berfungsi
untuk merubah sinyal analog menjadi sinyal digital agar mudah dibaca oleh pengguna.
Perangkat ADC dapat berupa modul ataupun sebuah chip. Rangkaian ADC berfungsi untuk
menjambatani pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital. Berikut adalah rangkaian dari
ADC :
Rangkaian adc pada gambar 2.7 memanfaatkan rangkaian pembanding opamp sebagai
rangkaian dasar. Dimana perbedaan yang sedikit pada kedua terminal input op-amp akan
menghasilkan tegangan sebesar Vdd atau Vcc op-amp. Jika tegangan pada terminal positif
input lebih besar dari pada terminal negative input maka keluaran adalah 9 volt (sesuai
dengan Vdd), sedangkan jika tegangan pada terminal negative input lebih besar maka
tegangan keluarannya adalah 0 volt (sesuai dengan Vcc). Menggunakan 3 (tiga) buah op-amp
dengan tujuan setiap satu op-amp mewakili satu jangkah pembagian tegangan input. Pada
masing-masing terminal negative input op-amp mendapatkan tegangan referensi (penentuan)
yang ditentukan oleh pembagian tegangan antara R1, R2, R3 dan R4.
Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode –
kode digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses industri, komunikasi digital
dan rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara
sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/
berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital
(komputer).