Anda di halaman 1dari 32

TEKNIK SWITCHING &

REKAYASA TRAFIK
MODUL 05
Edi Soerjanto, Ir. MSi
MODUL 05
STORED PROGRAM CONTROL –
SPC
• CENTRALIZED CONTROL
• Standby Mode
• Synchronous Duplex Mode
• Load-sharing Mode
• DISTRIBUTED CONTROL
• Vertical Decomposition
• Horizontal Decomposition
Latar Belakang
• Karena menggunakan komponen elektromekanikal, sentral jenis
crossbar, call processing untuk common control subsystems dirasa
sangat lambat dan tidak praktis.

• Usaha-usaha untuk memperbaiki kecepatan control dan signaling


antar sentral sangat tergantung pada aplikasi elektronik dalam
subsistem control dan signaling.

• Dekade 1950an, dilakukan beberapa usaha pengembangan dengan


percobaan vacuum tubes, transistors, gas diodes, magnetic drums dan
cathode ray tube melakukan fungsi-fungsi control.
Latar Belakang
• Rangkaian dengan gas tube dikembangkan untuk timing, ring
translation dan selective ringing of party lines. Digunakan
vacuum tubes untuk single frequency signalling and
transistors dalam tes-tes rangkaian.

• Usaha-usaha tersebut mengawali penggunaan modem


electronic digital computer, sehingga akhirnya ditemu kenali
bahwa registrasi dan translator dari common control systems
dapat digantikan dengan sebuah komputer digital.
Switching Network
Stored Program Control
• Sentral-sentral yang menggunakan panel, rotary, dan crossbar switch
dibangun secara murni dengan komponen electro mechanical
switching melalui kontrol elektronik analog, sehingga mulai dirintis
penggunaan computer software control.
• Stored Program Control (SPC) adalah teknologi yang digunakan
Sentral Telepon untuk mengontrol program computer yang tersimpan
pada memori sistem Sentral. SPC merupakan teknologi Electronic
Switching Systems (ESS) yang dikembangkan oleh Bell System tahun
1950an.
• SPC dirintis oleh scientist Bell Labs bernama Erna Schneider Hoover di
tahun 1954 yang memperkenalkan bahwa computer software dapat
mengontrol koneksi panggilan telepon.
Stored Program Control
• SPC diperkenalkan pada industri electronic switching system
tahun 1960an. PBX tipe 101ESS merupakan transisi switching
system dari Bell System yang masih mengoperasikan
electromechanical central office switch. Western Electric 1ESS
switch dan AXE Telephone Exchange produk Ericsson merupakan
large-scale systems dalam Public Switch Telephone Network. SPC
memiliki calling features yang canggih pada saat itu.
• Begitu sentral SPC berkembang, kehandalan dan kelebihan
sentral makin meningkat. Ditambah dengan diperkenalkannya
Time Division Multiplexing (TDM) yang secara dramatis
memperbesar kapasitas jaringan telepon. Tahun 1980, teknologi
SPC mendominasi industri telekomunikasi.
Stored Program Control
• Prinsip fitur Stored Program Control adalah satu atau beberapa
digital processing units (stored-program computers) yang
melaksanakan suatu susunan instruksi komputer (program) yang
tersimpan di memory sistem sehingga dapat membentuk koneksi-
koneksi telepon, menjaga ketersambungan dan memutus rangkaian
elektronik tertentu. Penyambungan antar nomor-nomor pelanggan
dapat dilakukan secara otomatis oleh SPC.
• Suatu Sentral Telpon harus beroperasi terus sepanjang waktu tanpa
interupsi, dengan menerapkan suatu fault-tolerant design.
Percobaan awal sub system control electronics dan computers pada
suatu Sentral sukses dilakukan dan menghasilkan pengembangan
sistem full elektronik.
Stored Program Control
• Uji coba dengan stored program control dipasang di Morris, Illinois
tahun 1960. Sentral sistem elektronik pertama di dunia No.1 ESS,
digunakan AT&T di Succasunna, New Jersey, May 1965. Dan tahun
1974, AT&T telah memasang 475 unit sistem No. 1ESS.
• Tahun 1980an SPC menggantikan semua sentral elektromekanik di
industri telekomunikasi. Tetapi masih terdapat sentral ukuran
kapasitas kecil, seperti PABX yang menggunakan electromechanical
switching network dan belum semuanya full electronic switching
network.
Basic Control Struktur SPC
Stored Program Control
Main controller sudah menggunakan sistem komputer.

Switching Network
(Electronic Switch)
Rangkaian
(interface)

Saluran
pelanggan dan Sistem Komputer
ROM
Trunk

CPU RAM
Stored Program Control
SOFTWARE SPC JENIS SPC
Terdapat software di dalam
Exchange Controller (ROM) SPC Analog
◦ Switching Network dan Line
Main Software Interface analog, jadi
◦ Untuk pengaturan dan diperlukan interface antara
switchingn komunikasi exchange controlled dengan
Switching Network dan Line
◦ Charging/pembebanan Interface dalam hal :
◦ Routing
- Arus dan tegangan
◦ Pengaturan signalling
- A/D dan D/A
Software Tambahan
SPC Digital
◦ Untuk pengaturan feature-
feature (misal :Trimitra, ◦ Semua bagian di sentral adalah
call forward, lacak) menerapkan teknik digital
Jenis-jenis SPC
Implementasi Electronic Switching Systems (ESS) dengan Stored Program
Control terus berkembang, tahun 1960 sampai 1970an banyak digunakan
Centralized SPC, dengan microprocessor dan VLSI chip yang powerful dan low
cost seperti programmable logic array (PLA) dan programmable logic controllers
(PLC).
Berdasarkan fungsi prosessor yang digunakan, teknologi sentral ESS berbasis
Store Program Control (SPC) dikembangkan dalam beberapa jenis berikut :

Very Large Scale Integrated Circuit (VLSI) adalah proses


• CENTRALIZED CONTROL membuat Integrated Circuit (IC) dengan menggabungkan
- Standby Mode ribuan rangkaian berbasis transistor ke dalam sebuah
- Synchronous Duplex Mode chip.
- Load-sharing Mode Pengembangan VLSI dimulai tahun 1970-an ketika
• DISTRIBUTED CONTROL berkembangnya semikonduktor kompleks dan berbagai
teknologi komunikasi.
- Vertical Decomposition
- Horizontal Decomposition
Centralized Control
• Tipe ini yang ada pertama kali dan menggunakan single processor
untuk melakukan fungsi sentral. Kemudian berkembang
menggunakan dual processor sebagai fungsi sentral.
• Pada jenis ini, semua perangkat kontrol digantikan dengan unit
central processing, yang dapat memproses 10 sampai 100 calls per
second, tergantung beban dari sistem.
Konfigurasi multiprosessor banyak digunakan dan dapat dioperasikan
dalam beberapa variasi, seperti load-sharing, synchronous duplex-mode
atau satu prosessor pada jenis stand-by mode.
Centralized SPC

P – Processor
M - Memory
Centralized Control
Processor hanya ada di exchange controller sehingga tugas pengontrolan 100% dilakukan oleh Main controller
biasanya diperlukan tingkat security yang bagus (digunakan dua prosesor secara redundant).

incoming O/G
trunk outgoing
I/C
Switching trunk
Control LOC
Network
Access
Telepon A REG

Telepon B

Interface

SCAN
Processor
CENTRAL CONTROL
Scan Control
Menyebabkan seluruh saluran dan trunk incoming di scan secara reguler mencari
permintaan call yang baru
Register Control
- Menerima data dial dari register
- Menentukan exchange dan routing jaringan
- Melengkapi register dengan data routing untuk dikirimkan
Switch control
- Menentukan jalur yang akan dilewatkan ke jaringan
- Mendeteksi panggilan
Fungsi Kontrol SPC
• Komputer digital modern digital menggunakan konsep stored program. Suatu
program atau susunan instruksi disimpan dalam memori dan instruksi-instruksi
dilakukan secara otomatis satu demi satu oleh prosessor.
• Fungsi-fungsi kontrol pada sentral berupa program-program yang disimpan dalam
memori komputer dinamakan Stored Program Control (SPC). Fungsi kontrol
tersebut berupa layanan seperti :
 Common channel signalling (CCS),
 Centralised maintenance
 Automatic fault diagnosis,
 Interactive human-machine interface
• Menggunakan computer untuk melaksanakan fungsi kontrol sentral telepon tidak
semudah untuk keperluan pemroses data biasa. Karena harus beroperasi tiap hari
24 jam, dalam waktu misalkan 20-30 tahun. Hal ini berarti perangkat harus
mempunyai toleransi tinggi terhadap kesalahan-kesalahan, secara hardware
maupun software.
Konfigurasi Centralized SPC
• Suatu konfigurasi Centralized SPC menggunakan lebih dari satu prosessor untuk
tujuan redundancy. Setiap prosessor mempunyai akses ke semua resources
sentral, seperti scanner dan distribution point dan memungkinkan melakukan
eksekusi semua fungsi-fungsi kontrol.
• Redundancy juga dapat dibentuk pada tingkat resources (sumber-sumber) Sentral
dan program-program fungsi.
• Pada implementasi sesungguhnya, resources Sentral dan modul memori berisi
program-program untuk membawa bermacam fungsi kontrol yang terbagi oleh
prosessor atau setiap prosessor dapat memiliki jalur akses tertentu ke resources
Sentral dan copy dari program-program serta data pada modul memori tertentu.
Common Control Switching System
Synchronous Duplex Mode
• Pada pengoperasian jenis ini perangkat penghubung dibentuk antara 2 prosessor
yang melaksanakan susunan instruksi yang sama dan membandingkan hasilnya
secara kontinu. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka diidentifikasi adanya
prosessor yang salah dan akan diperbaiki dalam beberapa milidetik
• Jika sistem beroperasi normal, kedua prosessor memiliki data yang sama dalam
memori sepanjang waktu dan secara simultan menerima informasi dari lingkungan
sentral.
• Sesungguhnya salahsatu prosessor akan mengontrol sentral, sedang yang lain
dalam kondisi sinkron tetapi tidak ikut mengontrol sistem sentral. Jika dideteksi
adanya kesalahan, maka komparator akan terpisah dan memeriksa program
masing-masing untuk menemukan kesalahan prosessor. Proses tersebut berjalan
tanpa mengganggu proses calling yang dapat tertunda sesaat.
Synchronous Duplex Mode
• Jika salahsatu prosessor tidak berfungsi, maka prosessor yang lain beroperasi
secara terpisah. Dan saat prosessor yang tidak berfungsi tersebut diperbaiki, maka
akan beroperasi kembali setelah isi memori dari prosessor yang aktif dicopy dan
keduanya tersinkronisasi dan komparatornya berfungsi.
• Komparator juga memungkinkan akan salah hanya karena terjadi kesalahan
sesaat, meskipun program beroperasi. Dalam hal ini dapat terjadi 3 kemungkinan :
1. Tetap beroperasi dengan kedua prosessor,
2. Mengganti prosessor aktif dengan cadangannya,
3. Tetap beroperasi dengan prosessor yang aktif, tetapi mengganti prosessor
lain dari pengoperasian.
• Skema 1 berdasarkan asumsi bahwa kesalahan hanya terjadi sesaat dan tidak akan
muncul lagi. Skema 2 dan 3 prosessor diganti untuk mengidentifikasi kesalahan
lebih lanjut.
Load-sharing Mode
• Pada pengoperasian Load-sharing, suatu incoming call ditentukan secara random
atau diarahkan ke satu dari beberapa prosessor yang akan menangani panggilan
tersebut sampai selesai. Jadi kedua prosessor akan secara aktif bersama-sama
dan membagi beban ke semua resources secara dinamis.
• Kedua prosessor mempunyai akses ke seluruh perangkat sentral yang dikontrol
oleh kedua prosessor tersebut. Jika call-call dihandel secara terpisah oleh
prosessor maka akan mempunyai memori yang terpisah untuk disimpan
sementara. Meskipun program dan data semi permanen dapat dishare, tetapi
disimpan pada memori terpisah untuk keperluan redundancy.
• Terdapat inter processor link yang akan melakukan pertukaran untuk mutual
coordination dan menyatakan 'state of health’ masing-masing. Jika pertukaran
informasi gagal, salahsatu prosessor akan mengambil alih semua beban termasuk
call-call yang sudah terbentuk oleh prosessor yang gagal.
• Call yang sudah terlanjur dibentuk oleh prosessor yang gagal akan tetap hilang.
Mekanisme tersebut diaplikasikan pada software atau hardware, atau keduanya.
Synchronization & Load Sharing
1. Synchronization 2. Load Sharing

Synchronizing Link
Error Error
Control Control Error Detect Detect
A B Detect Control Control
A B

Interprocessor
link

• Kontrol bekerja secara sinkron


• Kedua kontrol bekerja
• Error terdeteksi bila control bekerja tidak
• Masing-masing membagi beban kerja dan saling
sinkron
menginformasikan melalui interprocessor link
• Diperlukan error detection
Standby Mode
• Pengoperasian Standby mode merupakan konfigurasi dual-processor paling
sederhana. Pada kondisi normal, satu prosessor dalam kondisi standby mode, dan
akan diaktifkan jika yang online mengalami kegagalan.
• Hal penting adalah, pada kondisi ini menuntut keandalan prosessor standby saat
menggantikan perangkat online, dalam arti menentukan pelanggan-pelanggan
mana saja yang sedang aktif. Yang berarti kanal pelanggan dan trunks mana saja
yang sedang aktif.
• Pada Sentral kecil, hal tsb dimungkinkan hanya dengan melakukan scanning
status signal saat prosessor standby mulai aktif. Karena hanya call-call yang
sedang terbentuk yang akan terganggu.
• Pada Sentral besar hal tsb tak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Prosessor
yang sedang aktif membuat copy status secara periodic ke penyimpan sekunder.
Saat switchover, status terakhir dari memory sekunder yang diupload. Sehingga
hanya call-call terakhir saat pergantian status yang terganggu. Contoh tipe ini
adalah 1ESS switch.
Standby Mode
3. Cold Standby Control 4. Hot Standby Control

Control Error Error


Detect Control Detect
A B Control Error Control Error
Detect Detect
A B

Interprocesssor Link
Backing Store
• Kontrol yang bekerja hanya satu, yang lain
standby. • Kedua kontrol bekerja, tetapi satu kontrol
• Bila terjadi error, maka kontrol standby akan dalam status standby.
bekerja setelah menerima data dari backing • Bila terjadi error, maka control standby
store. langsung bekerja.
• Butuh waktu transfer data dari kontrol A ke • Interprocessor link sangat kompleks.
kontrol B.
Distributed Control
Distributed SPC lebih handal dibandingkan Centralized SPC. Distributed SPC terdiri dari jenis
berikut :

Vertical Decomposition
• Keseluruhan Sentral dibagi menjadi beberapa blok, dan setiap blok dilengkapi dengan satu
prosessor. Prosessor tersebut melaksanakan semua tugas yang berhubungan dengan tujuan
spesifik blok-blok tersebut. Dengan demikian, semua kendali control sistem terdiri dari
beberapa kontrol unit secara bersama-sama.
• Untuk redundancy, prosessor akan mengerjakan hal yang sama untuk setiap blok.

Horizontal Decomposition
• Pada jenis ini, setiap prosessor hanya melaksanakan satu atau beberapa fungsi sentral
tertentu saja.
Distributed Control SPC
Distributed Control
Sentral EWSD (Siemen) Tugas pengontrolan tidak 100% dilakukan oleh
main controller, setiap bagian sentral merupakan
system computer (+ sebagian tugas control)
Telepon A LTG

SN • Pada sentral EWSD, setiap modul juga


Telepon B memiliki prosessor atau system control
masing-masing, sehingga sistem
pengontrolan/prosessor terdistribusi
Saluran Trunk LTG
sampai ke modul-modulnya.
• Tugas CP hanya pada saat komunikasi telah
CP
LTG = Line Trunk Group
berlangsung.
SN = Switching Network
CP = Coordination Prosecssor
• Tiap bagian sentral terdiri dari modul-
modul yang melaksanakan fungsi-fungsi
dari bagian sentral tersebut.
Availability of Exchange
• One of the main purposes of redundant
configuration is to increase the overall
availability of the system.
• A telephone exchange must show more
or less a continuous availability over a
period of perhaps 30 or 40 years.
• We now compare the availability figures
of a single processor and a dual
processor system.
• The availability of a single processor
system is given by:
Unavailability is given • For a dual processor system, the mean time
by : between failures, MTBFD, can be
computed from the MTBF and MTTR values
of the individual pmcessors.
• A dual processor system is said to have
failed only when both the processors fail
and the system is totally unavailable.
• Such a situation arises only when one of
the processors has failed and the second
If MTBF >> MTTR then processor also fails when the first one is
being repaired.
• In other words, this is related to the
conditional probability that the second
processor fails during the MTTR period of
the first processor when the first processor
has already failed.
SPC Exchanges
TUGAS TSRT 1
1. Rekomendasi ITU-T merupakan standard teknis yang menjadi acuan untuk
pengembangan teknologi telekomunikasi di dunia. Tugas TSRT 1 mempelajari dan
mendiskusikan rekomendasi-rekomendasi teknis yang berkaitan dengan teknologi
switching.
2. Bagi kelas menjadi 4 Kelompok, sesuai urutan absensi. Masing-masing Kelompok
menyusun paper mengenai Rekomendasi ITU-T berikut :
 Kelompok 1 : Rec. E.164 Numbering Plan.
 Kelompok 2 : Rec. Q.700 Signalling System No. 7.
 Kelompok 3 : Rec. E.171 Traffic Routing.
 Kelompok 4 : Rec. Q. 551 Transmission Characteristic of Digital Exchange.
3. Paper disusun dengan uraian Bab berikut : Judul dan Pengantar, Uraian Teknis, Aplikasi
dan Manfaat, Kesimpulan.
4. Paper disampaikan sbb :
 Paper disusun minimal 10 halaman.
 Printout dikumpulkan : Senin, 16 April 2018
 Presentasi kelompok : Senin, 16 & 23 April 2018

Anda mungkin juga menyukai