Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNIK SWITCHING DAN REKAYASA TRAFIK

Transmission Characteristic of Digital Exchange


(ITU-T Rec Q.551)

Disusun Oleh :

Siti Fatimah
Tri Wahyu Setyo Bakti
Verro Herdiansyah
Wahyu Putra Rahmat 1631130082
Yuliana Putri 1631130104

Program Studi Teknik Telekomunikasi


POLITEKNIK NEGERI MALANG
JalanSoekarno-Hatta No. 9, PO Box04, Malang-65141
Tel. (0341) 404424, 404425, Fax. (0341) 404420
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Transmission Characteristic of Digital Exchange”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Teknik
Switching dan Rekayasa trafik.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya
miliki . Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini dan kepada
semua sumber yang telah memberikan materi

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian makalah ini, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah

Malang, 13 April 2018

Team Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rekomendasi ini terutama berlaku untuk PABX digital yang terhubung secara
digital ke jaringan internasional. PABX digital ikut berperan dalam tingginya presentase
panggilan internasional yang terjadi. Oleh karena itu, ITU-T Recs. Q.551-Q.554
membahas tentang parameter-parameter transmisi yang berpengaruh terhadap kualitas
transmisi panggilan internasional, seperti, Loudness, noise, talker dan listener sidetone,
echo dan stabilitas. Sehingga para operator jaringan dapat menemukan beberapa
spesifikasi yang berguna dari PABX digital yang terhubung dengan perangkat analog ke
jaringan internasional.
Adapun perangkat yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
- Interface A untuk sinyal digital utama dengan kecepatan 2048 kbit/s atau 1544 kbit/s.
- Interface B untuk sinyal digital sekunder dengan kecepatan 8448 kbit/s atau 6312 kbit/s
- Interface C meliputi 4-wire dan 2-wire interface analog. Masing masing C1 untuk 4-
wire dan C2 untuk 2-wire.
- Interface V untuk saluran akses pelanggan digital .
- Interface Z untuk saluran akses pelanggan analog.

Figure 1/Q.551 – Interfaces, transmission levels and test points at a digital exchange
Figure 2/Q.551 – Interfaces in possible network interconnections

Perlu dicatat bahwa ITU-T hanya merekomendasikan interface C dengan syarat tertentu
dikarenakan dapat mengurangi fleksibilitas dan penambahan terminal. Begitu juga untuk
interface Z, ada beberapa karakteristik yang belum bisa ditentukan . Untuk interface tipe
V dan Z mungkin tampak jauh dari exchange selama penggunaan fasilitas transmisi digital.
Ketika itu terjadi tidak ada pengaruh terhadap parameter transmisi selain delay. Parameter
transmisi pada interface Z juga merupakan efek dari peralatan yang digunakan pada
saluran pelanggan ke jaringan switching digital dari suatu exchange.

Maka dari itu penting untuk memastikan arus DC yang mengalir selama pengukuran dari
semua parameter transmisi. Arus DC tersebut dapat menyebabkan noise, distorsi,
crosstalk, variasi penguatan level input. Oleh karena itu harus ada batas yang diizinkan
dari hal ini.

Penjabaran yang lebih rinci untuk masing perangkat tersedia pada rekomendasi berikut:

- ITU-T Rec. Q.552 untuk perangkat analog 2-wire;


- ITU-T Rec. Q.553 untuk perangkat analog 4-wire;
- ITU-T Rec. Q.554 untuk perangkat digital.
BAB II
URAIAN TEKNIS

2.1 Karakteristik interface


2.1.1 Two-wire analog interfaces
2.1.1.1 Interface Z
Interface Z merupakan perangkat yang menyediakan koneksi saluran pelanggan analog
dan juga membawa sinyal seperti suara, voiceband analog data, dan sinyal multi-frequency
push button. Selain itu, Interface Z juga harus menyediakan pencatuan DC pada set
pelanggan dan fungsi umum seperti DC signalling, ringing, metering dan lain lain jika
deperlukan.

Seperti yang terlihat pada gambar 1, interface Z bukan termasuk bagian dari exchange
melainkan bagian dari saluran.Selama interface Z menjadi terminal saluran pelanggan maka
sangat penting untuk memperhatikan impedansi dan ketidakstabilan bumi.

2.1.1.2 Interface C2

Interface C2 menghubungkan 2-wire analogue circuits dengan exchange lain. Interface C2


terbagi menjadi subdivisi yang memiliki fungsi yang berbeda.

Interface C21 memiliki fungsi untuk menjadi terminal outgoing dan incoming dari koneksi
jarak jauh internasional dan juga dapat dimungkinkan koneksi nasional dengan exchange
yang berfungsi sebagai transit switch.

Sedangkan untuk Interface C22 berfungsi sebagai saluran trunk 2-wire. Pada umumnya
interface Z dan C22 melakukan interkoneksi dalam local exchange untuk melakukan routing
melalui jaringan trunk analog. Interface ini tidak bisa menjadi dari jaringan 4-wire
internasional.

2.1.2 Four-wire analog interfaces


2.1.2.1 Interface C1

Interface C1 menghubungkan 4-wire analogue circuits dengan exchange lain.Sesuai


dengan gambar 1 , interface C11 yang ada pada exchange digital dimaksudkan untuk koneksi
menuju channel translating equipment dari suatu system FDM. Interface C12 digunakan
untuk koneksi antara relay set dengan exchange analog 4-wire. Sedangkan untuk interface
C13 digunakan untuk switching pada exchange analog 4-wire .
2.1.3 Digital interfaces
2.1.3.1 Interface A
Interface A merupakan interface digital yang bekerja pada rate 1544 kbit/s atau 2048 kbit/s
yang menyediakan koneksi digital antara circuits dengan exchange lain.
2.1.3.2 Interface B
Interface A merupakan interface digital yang bekerja pada rate 6312 kbit/s atau 8448 kbit/s
yang menyediakan koneksi digital antara circuits dengan exchange lain.
2.1.3.3 Interface V
Interface tipe V merupakan saluran akses perlanggan digital. Interface tipe V
memungkinkan koneksi ke exchange dari saluran pelanggan digital yang mampu
menyediakan akses untuk ISDN disisi pelanggan. Terdapat beberapa variasi dari interface
ini seperti , V1 ,V2, V3. Sesuai yang dijelaskan pada rekomendasi Q.512 bahwa perbedaan
mendasarnya terletak pada system multiplexing yang digunakan dan fasilitas signalling
yang terkait , dan juga dari jumlah 64kbit/s B channel yang disediakan .

2.2 Parameter-parameter voice frekuensi pada suatu koneksi dua interface dalam
exchange yang sama
Pada bagian ini akan dibahas parameter parameter yang terjadi pada hubungan antara
dua perangkat dalam satu exchange yang sama. Parameter transmisi dibedakan berdasar dari
arahnya ,yang pertama dari perangkat exchange ke exchange test point disebut input
parameter , sedangkan yang mengarah dari exchange test point ke perangkat exchange
disebut output parameter.
2.2.1 Transmission Loss
Transmission Loss merupakan penuruan intensitas energi suatu gelombang yang
ditransmisikan dari sumber. Transmission Loss yang ada pada exchange merupakan
penjumlahan dari input transmission loss dan output transmission loss.

Karakteristik dari parameter ini bisa didapatkan dengan cara :

- Short-term variation of loss dengan menggunakan waktu


- Loss distortion dengan menggunakan frekuensi
- Variation of gain dengan menggunakan input level
2.2.2 Group delay
Group delay merupakan waktu propagasi gelombang antara dua titik tertentu. Untuk
frekuensi yang diberikan sama dengan turunan pertama dari pergeseran fasa yang diukur
dalam radian, antara titik pencatuan dan test point, dengan mengacu pada frekuensi sudut
yang diukur dalam radian per detik.

2.2.2.1 Absolute group delay


"Absolute group delay" mengacu pada group delay minimum yang diukur dalam pita
frekuensi 500-2800 Hz. Absolute group delay pada suatu exchange akan sangat tergantung
pada arsitektur exchange dan jenis koneksi yang terlibat. Tabel 1 memberikan perkiraan
rata-rata dan 0,95 kemungkinan tidak melebihi nilai delay round trip antara antarmuka yang
dicontohkan pada Gambar 3. Nilai-nilai ini mungkintidak berlaku untuk PABX digital.

Absolute group delay terjadi karena karena perangkat elektronik seperti bingkai pelurus
dan waktu tahapan matriks switching tetapi tidak termasuk penundaan karena fungsi
tambahan, seperti penekan echo atau pembatalan echo.

Table 1/Q.551 – Round trip delay between interfaces as depicted in Figure 3


Figure 3/Q.551 – Exchange configurations as used for estimation of

round trip absolute group delay

2.2.2.2 Group delay distortion


The total group delay distortion is equal to the sum of the input and the output group delay
distortions.

2.2.3 Noise dan total distorsi


Ketika mengevaluasi karakteristik pertukaran noise, perlu mempertimbangkan dua
komponen noise. Salah satunya muncul dari proses penerjemahan PCM, yang lain dari
sumber analog misalnya signaling circuits, exchange power supply, line power feeding pada
kedua sisi koneksi antara dua interface melalui exchange yang sama.

Noise yang timbul dari proses penerjemahan PCM dibatasi oleh ITU-T Rec. G.712, noise
dari sumber analog oleh ITU-T Rec. G.120. Ini berlaku untuk noise terukur dan distorsi
total. Nilai dari noise terukur dan distorsi total pada koneksi antara interface yang sama dan
melalui exchange yang sama digunakan untuk tujuan pengujian.

Dalam koneksi nyata pada jaringan, biasanya beberapa koneksi antara berbagai exchange
dengan tingkat yang berbeda dan antarmuka yang berbeda berlaku. Ini akan menghasilkan
perhitungan yang sangat rumit untuk kontribusi noise keseluruhan dan tidak dapat ditangani
dengan cara yang sederhana. Pertimbangan dari kontribusi noise dan distorsi total untuk
masing-masing half -connection, sebagaimana ditentukan dalam ITU-T Rek. Q.552 dan
Q.553 untuk kasus yang dimaksud.

Figure 4/Q.551 – Test configurations


2.2.4 Crosstalk
Pengukuran rasio signal-to-crosstalk antara dua koneksi lengkap (analog ke analog) pada
suatu exchange dianggap perlu, sinyal uji gelombang sinus pada frekuensi referensi 1020
Hz dan pada tingkat 0 dBm0 diterapkan pada antarmuka analog 2-kawat atau 4-kawat dari
satu koneksi. Sebuah sinyal pengaktifan tingkat rendah tambahan, misalnya gelombang
sinus pada tingkat dalam kisaran - 33 sampai - 40 dBm0, dimasukkan ke input dari koneksi
yang akan diukur. Tingkat yang dihasilkan dalam koneksi lain tidak boleh melebihi - 65
dBm0 (nilai untuk diteliti lebih lanjut).

Perawatan harus diambil pada pilihan frekuensi dan karakteristik penyaringan yang
selektif mengukur peralatan, untuk menghindari bahwa mengaktifkan sinyal dan kebisingan
mempengaruhi keakuratan pengukuran crosstalk. Pengaturan pengukuran ini ditunjukkan
pada Gambar 5.

Figure 5/Q.551 – Measurement of crosstalk between two connections


2.2.5 Echo dan stabilitas
Ketika koneksi lengkap, terdiri dari 2-wire half connection dan 4- wire half connection,
terhubung ke international chain, hilangnya stabilitas total dari ekstensi nasional disebabkan
oleh 2- wire analogue half connection. Lihat 3.1.8 / Q.552. Jika, dalam pertukaran digital
(termasuk PABX), 2- wire half connection (Z atau C 2 -interfaces) bekerja sama sedemikian
rupa sehingga tambahan 2-kawat-4-kawat-2-kawat konversi dimasukkan sebagai bagian
dari koneksi internasional, maka ITU-T Rec. G.122, tentang gema dan stabilitas, dan,
khususnya,ITU-T Rec. G.126, mengenai efek dari gema pendengar, harus dipenuhi.
Efek dari listener echo bergantung pada jumlah total loop maksimum dalam koneksi yang
lengkap.Sinyal echo pendengar:
- dapat menyebabkan "kekosongan" yang tidak semestinya dalam komunikasi suara; dan
- dapat merusak rasio kesalahan bit dari sinyal data voiceband yang diterima.
2.2.6 Exchange transfer function – Jitter dan wander
Fungsi transfer exchange menghubungkan wander pada output dari exchange dengan
wander di input digunakan untuk tujuan sinkronisasi. Diakui bahwa pendekatan
menggunakan transfer exchange berfungsi untuk menentukan kinerja exchange tidak
berlaku untuk semua implementasi (misalnya ketika metode sinkronisasi feedback
digunakan). Exchange exchange transfer mask mirip dengan low pass filter dengan gain
maksimum 0,2 dB, break point 0,1 Hz dan kemiringan 6 dB / oktaf seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 6.

Bagian frekuensi yang lebih tinggi (jitter) dari topeng tidak terdefinisi, tetapi harus
memberikan signifikan atenuasi di atas 100 Hz.

Figure 6/Q.551 – Exchange transfer function mask


BAB III
APLIKASI

3.1 Aplikasi dan evolusi ke ISDN (Integrated Service Digital Network)


Untuk membentuk suatu jaringan digital local,gabungan , transit atau international
exchange maka diperlukan pemilihan fitur , fungsi dan perangkat yang sesuai sehingga
didapatkan kinerja yang maksimal. Oleh karena itu seorang administrator jaringan
memerlukan suatu referensi yang terstandar, termasuk diagram, data, dan juga tipe
konfigurasi.
3.2 Penyesuaian antara desain persyaratan kinerja dan persyaratan kinerja operasional
Persyaratan kinerja sebagaimana didefinisikan dalam beberapa rekomendasi ini harus
dipertimbangkan dengan tujuan untuk mendesain suatu jaringan yang sesuai dengan
kondisi kondisi yang ada dalam rekomendasi ini, Seperti kondisi penempatan sirkuit rata-
rata , jam sibuk telepon dan lain lain. Para administrator harus mampu melihat kondisi
lingkungan sekitar saat akan membentuk suatu jaringan yang bekerja dalam ruang lingkup
lingkungan tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari rekomendasi ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat berbagai macam perangkat yang digunakan dalam digital exchange


2. Setiap perangkat memiliki fungsi yang berbeda beda
3. Perangkat terbagi menjadi 2 jenis , perangkat analog dan digital
4. Masing masing perangkat memiliki karakteristik khusus
5. Parameter transmisi dipengaruhi konfigurasi jaringan
6. Ada beberapa konfigurasi khusus untuk melakukan parameter transmisi

Anda mungkin juga menyukai