Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI DATA

Disusun Oleh :

ABDUL HALIM IFFA ROSALIA A.

NPM. 105101002 NPM. 105101012

PERGURUAN TINGGI MITRA LAMPUNG STMIK UMITRA LAMPUNG 2011 / 2012

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) UMITRA Lampung, telah menyelesaikan tugas Makalah Komunikasi Data.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ataupun tidak terhadap terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna, namun penulis sudah berusaha optimal dalam penyelesaiannya. Untuk itu kiranya kritik dan saran pembaca diharapkan sebagai pemicu perbaikan lebih baik lagi ke depannya bagi penulis.

Bandar Lampung, 22 Mei 2012

Penulis.

DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ..................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................................... i ii

BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................................... A. Latar Belakang......................................................................................... B. Rumusan Masalah ...................................................................................

1 1 1 2 2 16 21

BAB II

PEMBAHASAN ............................................................................................ A. Teknik Encoding Signal ......................................................................... B. Multiplexing ............................................................................................

BAB III

PENUTUP .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

23

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Maraknya transfer data dalam jumlah besar, seperti aplikasi multimedia, turut mendorong penggunaan teknologi serat optik sampai ke pengguna (end user). Aplikasi ini tentunya sangat membutuhkan media transmisi yang dapat diandalkan dari segi kualitas sinyal, waktu akses (no delay), keamanan data, daerah cakupan penerima yang luas, maupun harga jual yang kompetitif. Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier dengan frekuensi fc. Macam-macam teknik encoding itu sendiri yaitu: Data digital sinyal digital, Data analog sinyal digital, Data digital sinyal analog, Data analog sinyal analog. Dalam elektronik, telekomunikasi, dan jaringan komputer, multipleksing adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya, dalam elektronik, multipleksing mengijinkan beberapa sinyal analog untuk diproses oleh satu analog-to-digital converter (ADC), dan dalam telekomunikasi, beberapa panggilan telepon dapat disalurkan menggunakan satu kabel. Dalam komunikasi, sinyal yang telah dimultipleks disalurkan ke sebuah saluran komunikasi, yang mungkn juga merupakan medium transmisi fisik. Multipleksing membagi kapasitas saluran komunikasi tingkat-rendah menjadi beberapa saluran logik tingkat-tinggi, masing-masing satu untuk setiap sinyal pesan atau aliran data yang ingin disalurkan. Sebuah proses kebalikannya, dikenal dengan demultipleksing, dapat mengubah data asli di sisi penerima.

B. RUMUSAN MASALAH Dalam makalah ini penulis membatasi pembahasan hanya pada Teknik Encoding Signal dan Multiplexing.

BAB II PEMBAHASAN
A. TEKNIK ENCODING SIGNAL Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier dengan frekuensi fc. Macam macam teknik encoding : Data digital, sinyal digital Umumnya peralatan Untuk mengubah kode data digital menjadi sebuah sinyal digital tidak terlalu kompleks & tidak terlalu mahal dibanding peralatan modulasi digital ke analog Data analog, sinyal digital Perubahan data analog ke bentuk digital memungkinkan penggunaan peralatan transmisi digital & peralatan switching modern. Data digital, sinyal analog Beberapa media transmisi seperti serat optik & media unguided hanya akan menyebarkan sinyal-sinyal analog Data analog, sinyal analog Data analog dalam bentuk elektrik dpt ditransmisikan sbg sinyal baseband dengan mudah & murah DATA DIGITAL, SINYAL DIGITAL Sinyal digital adalah sinyal diskrit dengan pulsa tegangan diskontinyu. Tiap pulsa adalah elemen sinyal. Data biner ditransmisikan melalui pengkodean setiap bit data ke dlm elemenelemen sinyal Biner 0 ditunjukkan melalui level voltase yang lbh rendah & biner 1 melalui level voltase yang lebih tinggi.

Ketentuan : 1. Unipolar: Semua elemen-elemen sinyal dalam bentuk yang sama yaitu positif semua atau negatif semua. 2

2. Polar :adalah elemen-elemen sinyal dimana salah satu state logic dinyatakan oleh level tegangan positif dan sebaliknya oleh tegangan negatif 3. Rating Data : Rating data transmisi data dalam bit per secon 4. Durasi atau panjang suatu bit: Waktu yang dibutuhkan pemancar untuk memancarkan bit 5. Rating modulasi Rating dimana level sinyal berubah Diukur dalam bentuk baud=elemen-elemen sinyal per detik

6. Tanda (Mark) dan ruang (Space) Biner 1 dan biner 0 berturut-turut

Menerjemahkan Sinyal Perlu diketahui oleh Receiver Waktu bit saat mulai dan berakhirnya Level sinyal apakah tinggi (1) atau rendah (0)

Faktor-faktor yang menentukan suksesnya receiver menerjemahkan sinyal yang datang : Perbandingan sinyal dengan noise(gangguan) Rating data Bandwidth

Dengan faktor-faktor lain yang tetap dan konstan, maka : Rate data meningkat berarti akan meningkatkan rate error bit (BER) SNR meningkat berarti akan mengurangi rate error bit Bandwidth meningkat membuat rate data meningkat

Perbandingan Pola-Pola Encoding Spektrum sinyal Berkurangnya komponen2 berfrekuensi tinggi mengurangi bandwidth yang dibutuhkan Untuk transmisi Kekurangan pada komponen arus searah (dc) menyebabkan pengkopelan ac melalui trafo menimbulkan isolasi yang sgt baik serta mampu mengurangi interferensi 3

Desain sinyal yang baik harus memusatkan kekuatan yang ditransmisi di tengah bandwidth transmisi. Clocking Untuk menentukan awal & akhir posisi setiap bit adalah dengann menyediakan clock terpisah Untuk sinkronisasi transmiter dan receiver Mekanisme sinkronisasi berdasarkan sinyal yang ditransmisikan Pendeteksian error Dengann skema pengkodean sinyal scr fisik dpt mendeteksi error dengann lbh cepat Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise Beberapa kode tertentu menunjukkan kinerja yang sgt baik dlm mengatasi noise Harga dan Kelengkapan Rating sinyal yang lebih tinggi(seperti kecepatan data) menyebabkan harga semakin tinggi Beberapa kode membutuhkan rate sinyal ternyata lbhbesar dibanding rate data aktual Pola Pola encoding Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L) Adalah kode-kode yang sering digunakan Untuk membangkitkan atau mengartikan data digital melalui terminal atau perangkat-perangkat lain Dua tegangan yang berbeda untuk 2 digit biner Tegangan konstan selama interval bit Tidak ada transisi yaitu tidak kembali ke level voltase nol

Contoh: Ketiadaan voltase dpt digunakan Untuk menampilkan biner 0 dan voltase positif konstan Untuk menampilkan nilai biner 1 Nonreturn to Zero Inverted (NRZI) Mempertahankan pulsa voltase konstan Untuk durasi waktu bit Data2 itu sendiri ditandai saat kehadiran atau ketidakhadiran transisi pada permulaan waktu bit Adanya transisi (dari rendah ke tinggi atau tinggi ke rendah) pada permulaan waktu bit menunjukkan biner 1 Untuk bit waktu tsb 4

Tidak ada transisi yang menunjukkan biner 0 Adalah contoh encoding differential, yakni informasi yang ditransmisikan lebih ditujukan pada pengertian susunan simbol-simbol data yang berurutan

dibandingkan dengan elemen-elemen sinyal itu sendiri

Bipolar-AMI Teknik ini diarahkan Untuk mengatasi ketidakefisienan kode-kode NRZ Digunakan lebih dari 2 level sinyal Contoh Untuk skema ini yakni Bipolar-AMI (Alternate Mark Inversion) & pseudoternary Sedangkan biner 1 ditampilkan melalui pulsa positif dan negatif Pulsa biner 1 harus berganti-ganti polaritasnya Bandwidth yang dihasilkan dari sinyal2 yang dihasilkan bandwidth Untuk NRZ Karena sinyal2 biner 1 berganti voltase dari positif ke negatif maka tidak ada dc komponen murni Sifat pulsa yang berganti-ganti memungkinkan hanya diperlukan alat yang sederhana Untuk mendeteksi error Pseudoternary Biner 1sesuai Untuk melalui No Line Signal Biner 0 melalui pulsa yang berganti-ganti negatif & positif sgt tipis dibanding

Bipolar-AMI and Pseudoternary

Pertukaran untuk biner multilevel Tiap elemen sinyal hanya menggambarkan satu bit Pada 3 level sistem dapat menggambarkan log23 = 1.58 bits informasi Receiver harus membedakan diantara 3 level (+A, -A, 0) Membutuhkan kira-kira lebih dari 3db kekuatan sinyal untuk kemungkinan yang sama dalam bit error

Dua fase (Bifase) Terdapat serangkaian teknik pengkodean lain yang dikelompokkan dlm istilah bifase. Dua dari teknik ini yaitu : Manchester Transisi di tengah untuk tiap periode bit Perpindahan transisi sebagai clock dan data Rendah ke tinggi menggambarkan 1 Tinggi ke rendah menggambarkan 0

Differential Manchester Transisi pertengahan bit hanya digunakan untuk clocking Transisi dimulai saat periode bit menggambarkan 0 Tidak ada transisi yang dimulai saat periode bit dalam menggambarkan nol Menggunakan differential encoding

Rate Modulasi Saat teknik pengkodean sinyal digunakan, perlu dibuat suatu perbedaan jelas antara rate data (dinyatakan dlm bit per detik) dan rate modulasi (dinyatakan dlm baud). Rate data atau rate bit adalah 1/tB, tB = durasi bit. Sedangkan rate modulasi adalah rate tempat elemen-elemen sinyal imunculkan D=R b D = rate modulasi, baud R = rate data, bps b = jumlah bit per elemen sinyal Kecepatan Modulasi

Scrambling Dalam skema ini, rangkaian yang akan menghasilkan level voltase konstan dijalurnya dan digantikan oleh rangkaian pengisi (yang menyediakan transisi yang cukup Untuk clock-receiver dlm memelihara singkronisasi) Rangkaian Pengisi (Filling) Harus cukup menghasilkan transisi untuk sinkronisasi Harus dapat diakui oleh receiver dan digantikan dengan yang asli Panjang sama dengan yang asli Tidak ada komponen dc Tidak ada rangkaian panjang pada saluran sinyal level zero Tidak ada penurunan pada kecepatan data Kemampuan pendeteksian error B8ZS Penggantian Bipolar With 8 Zeros Skema pengkodean didasarkan pada bipolar-AMI Kekurangan kode AMI adalah string panjang nol bisa menyebabkan hilangnya singkronisasi. Untuk itu terdapat aturan : Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode positif sebagai 000+-0-+ Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode negatif sebagai 000-+0+ Teknik ini memaksa dua kode pelanggaran pada kode AMI Receiver mendeteksi dan menerjemahkan seperti octed pada semua zero HDB3 Kepadatan tinggi Bipolar 3 Zeros Didasarkan pada bipolar-AMI String pada empat zero digantikan dengan satu atau dua pulsa B8ZS dan HDB3

DATA DIGITAL, SINYAL ANALOG Transmisi data digital melalui jaringan telepon umum. Jaringan telepon dirancang Untuk menerima, mengalihkan dan

mentransmisikan sinyal-sinyal analog dengan rentang frekuensi suara 300Hz sampai 3400Hz Menggunakan modem (modulator-demodulator) dpt mengubah data digital ke sinyal-sinyal analog Modulasi dipengaruhi oleh karakteristik sinya pembawa yaitu : amplitudo, frekuensi, fase Ada tiga teknik dasar pengkodean atau teknik modulasi yakni: - Amplitude shift keying (ASK) - Frequency shift keying (FSK) - Phase shift keying (PSK)

Amplitude Shift Keying (ASK) Dua nilai biner dilambangkan dua amplitudo berbeda dari frekuensi sinyal pembawa. Selalu, salah satu amplitudo adalah zero Yakni, satu digit biner yang ditunjukkan melalui keberadaan sinyal pd amplitudo yang konstan dr sinyal pembawa, sedangkan yang lain melalui ketidakadaan sinyak pembawa. Rentan untuk pergantian gain tiba-tiba Teknik Modulasi yang tidak terlalu efisien Sampai dengan 1200bps pada voice grade line Digunakan pada fiber optic

Frequency Shift Keying (FSK) Secara umum berbentuk binary FSK (BFSK) Dua hasil biner diwakili oleh dua frekuensi yang berbeda(carrier dekat) Tidak mudah error daripada ASK Sampai dengan 1200 bps pada voice grade line Frekuensi radio tinggi Tiap frekuensi tinggi pada LAN menggunakan koaksial

FSK pada Voice Grade Line

Phase Shift Keying (PSK) Fase pada sinyal carrier adalah perubahan untuk mewakili data Binary PSK Dua fase diwakili dua digit biner 10

Differential PSK Perubahan fase relatif untuk transmisi sebelumnya lebih dari beberapa sinyal referensi.

Differential PSK

Quadrature PSK Penggunaan lebih efisien oleh tiap elemen sinyal diwakili lebih dari satu bit Misalnya perubahan pada /2 (90o) Tiap elemen diwakili dua bit Dapat digunakan 8 sudut fase dan memiliki lebih dari satu amplitudo 9600bps modem menggunakan sudut 12, empat pada tiap dua amplitudo Offset QPSK (orthogonal QPSK) Delay dalam aliran Q

Performance pada Pola Modulasi Digital ke Analog Bandwidth Bandwidth ASK dan PSK berhubungan langsung pada kecepatan bit Bandwidth FSK berhubungan pada kecepatan data untuk frekuensi rendah tetapi pada offset frekuensi modulasi untuk frekuensi tinggi carrier (lihat Stallings pada math) Pada saat noise, kecepatan bit error pada PSK dan QPSK adalah kira-kira 3dB superior untuk ASK dan FSK DATA ANALOG, SINYAL DIGITAL Digitalisasi Adalah Konversi dari data analog ke data digital Data digital dapat ditransmisikan dengan menggunakan NRZ-L 11

Data digital dapat ditransmisikan dengan menggunakan code selain NRZ-L Data digital dapat dirubah menjadi sinyal analog Konversi analog ke digital menggunakan codec (Coder-Decoder) Dua teknik yang digunakan dlm Codec adalah Pulse Code Modulation dan Delta Modulation

Digitalisasi Data Analog

Pulse Code Modulation(PCM) Jika sinyal diambil pada interval regular dan pada rate yang lebih tinggi dua kali daripada frekuensi sinyal tertinggi, maka sample memuat banyak informasi dari sinyal original (Proof - Stallings appendix 4A)

Batas data voice(suara) sampai 4000Hz Membutuhkan 8000 sample tiap detik Untuk menggolongkan sinyal suara dengan lengkap Untuk mengubah menjadi digital, tiap sample harus ditandai dengan suatu kode biner Sistem 4 bit sample memberi 16 level Kualitas Kualitas error atau noise Kira-kira diartikan dimungkinkan untuk menutup kembali ketepatan original

8 bit sample memberi 256 level kuantisasi Mutu sinyal suara yang diwakili lbh baik dibandingkan kualitas dengan transmisi analog 8000 samples tiap detik pada tiap 8 bit memberi 64kbps

12

PCM Example

Nonlinear Encoding Skema PCM menggunakan Nonlinear Encoding yang artinya bhw level2 kuantisasi tidak diperlakukan sama. Mengurangi sinyal distorsi Pengurangan sinyal distorsi dpt dilakukan dengan menggunakan kuantisasi yang seragam dan companding yakni proses mempersingkat rentang intensitas sebuah sinyal dengan penambahan lbh banyak penguat Untuk sinyal2 yang lemah dibanding thd sinyal yang kuat pd input. Effect of Non-Linear Coding

Modulasi Delta (DM) Dengan DM, suatu input analog kira-kira seperti fungsi tangga yang bergerak naikturun dengan satu level kuantisasi pd tiap interval sampling

13

Output dari proses DM adalah tuntunan biner yang dpt digunakan receiver Untuk rekonstruksi fungsi tangga Modulasi Delta-Contoh

Modulasi Delta- operasi

Modulasi Delta - Performance Menghasilkan suara yang baik PCM - 128 levels (7 bit) Bandwidth suara 4khz Harus 8000 x 7 = 56kbps Untuk data digital PCM

DATA ANALOG,SINYAL ANALOG Mengapa modulasi sinyal analog? Frekuensi yang tinggi dapat memberikan efektifitas dalam transmisi Membolehkan frequency division multiplexing (Bab 8)

Tipe-tipe modulasi Amplitudo Modulation (AM) 14

Phase Modulation (PM) Frequency Modulation (FM)

Modulasi Analog

Quadrature Amplitude Modulation (QAM) QAM digunakan pada asymmetric digital subscriber line (ADSL) dan beberapa wireless Kombinasi dari ASK dan PSK Logical extension pada QPSK Dikirimkan dua sinyal simultan yang berbeda dalam frekuensi carrier yang sama Digunakan dua copy carrier,satu shifted 90 Tiap carrier adalah modulasi ASK Dua sinyal independen sama media Demodulasi dan kombinasi untuk output sinyal original

QAM Modulator

15

Level-level QAM Dua level ASK Setiap dua aliran dalam satu keadaan Empat sistem keadaan Essentially QPSK

Empat level ASK Kombinasi aliran menjadi satu pada 16 perubahan

64 dan 256 sistem keadaan memiliki implementasi Kecepatan data diperbaiki untuk bandwidth yang diberikan Ditambahkan potensial kecepatan error

B. MULTIPLEXING Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver), atau kabel optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara (wireless atau radio). Sebagai contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa dipakai untuk menyalurkan ribuan percakapan telepon. Idenya adalah bagaimana menggabungkan ribuan informasi percakapan (voice) yang berasal dari ribuan pelanggan telepon tanpa saling bercampur satu sama lain. Teknik multiplexing ada beberapa cara. Yang pertama, multiplexing dengan cara menata tiap informasi (suara percakapan 1 pelanggan) sedemikian rupa sehingga menempati satu alokasi frekuensi selebar sekitar 4 kHz. Teknik ini dinamakan Frequency Division Multiplexing (FDM). Teknologi ini digunakan di Indonesia hingga tahun 90-an pada jaringan telepon analog dan sistem satelit analog sebelum digantikan dengan teknologi digital. Pada tahun 2000-an ini, ide dasar FDM digunakan dalam teknologi saluran pelanggan digital yang dikenal dengan modem ADSL (asymetric digital subscriber loop). Yang kedua adalah multiplexing dengan cara tiap pelanggan menggunakan saluran secara bergantian. Teknik ini dinamakan Time Division Multiplexing (TDM). Tiap pelanggan diberi jatah waktu (time slot) tertentu sedemikian rupa sehingga semua informasi percakapan bisa dikirim melalui satu saluran secara bersama-sama tanpa disadari oleh 16

pelanggan bahwa mereka sebenarnya bergantian menggunakan saluran. Kenapa si pelanggan tidak merasakan pergantian itu? Karena pergantiannya terjadi setiap 125 microsecond; berapapun jumlah pelanggan atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap pelanggan akan mendapatkan giliran setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya semakin cepat. Teknik multiplexing yang ketiga adalah yang digunakan dalam saluran kabel optik yang disebut Wavelength Division Multiplexing (WDM), yaitu satu kabel optik dipakai untuk menyalurkan lebih dari satu sumber sinar dimana satu sinar dengan lamda tertentu mewakili satu sumber informasi. Pada pembahasan ini, digambarkan teknik-teknik yang efisien dalam penggunaan data link dengan beban yang sangat berat. Secara spesifik, dengan perangkat yang dihubungkan dengan jalur ujung-ke-ujung, umumnya diharapkan adanya frame multiple yang menonjol sehingga link data tidak macet di antara kedua station tersebut. Biasanya, dua station yang saling berkomunikasi tidak akan menggunakan link data berkapasitas penuh. Untuk efisiensinya, kaasitas tersebut harus dibagi. Istilah umum untuk pembagian semacam itu disebut multiplexing. Aplikasi multiplexing yang umum adalah dalam komunikasi long-haul. Media utama pada jaringan long-haul berupa jalur gelombang mikro, koaksial, atau serat optik berkapasitas tinggi. Jalur-jalur ini dapat memuat transmisi data dalam jumlah besar secara simultan dengan menggunakan multiplexing. Pada gambar dibawah ini menggambarkan fungsi multiplexing dalam bentuk yang paling sederhana. Terdapat input n untuk multiplexer. Multiplexer dihubungkan ke demultiplexer melalui sebuah jalur tunggal. Saluran tersebut mampu membawa n channel data yang terpisah.

Multiplexer menggabungkan (melakukan multiplexing) data dari jalur input n dan mentransmisikannya melalui jalur berkapasitas tinggi. Demultiplexer menerima aliran data yang sudah dimultiplexkan, kemudian memisahkan (malakukan demultiplexing) data berdasarkan channel, lalu mengirimkannya ke saluran output yang tepat. 17

Penggunaan multiplexing secara luas dalam komunikasi data dapat dijelaskan melalui hal-hal berikut ini: Semakin tinggi rate data, semakin efektif biaya untuk fasilitas transmisi. Maksudnya, untuk suatu aplikasi dan pada jarak tertentu, biaya per kbps menurun bila rate data fasilitas transmisi meningkat. Hampir sama dengan itu, biaya transmisi dan peralatan penerima per kbps menurun, bila rate data meningkat. Sebagian besar perangkat komunikasi data individu memerlukan dukungan rate data yang relatif sedang-sedang saja. Sebagai contoh, untuk sebagian besar aplikasi komputer pribadi dan terminal, rate data diantara 9600 bps dan 64 kbps sudah cukup memadai. Pernyataan tersebut dimaksudkan sebagai syarat-syarat bagi perangkat komunikasi data. Pernyataan yang sama diterapkan untuk komunikasi suara. Maksudnya, semakin besar fasilitas transmisi sebagai syarat untuk channel suara, semakin berkurang biaya per channel suara individu. Kapasitas yang diperklukan untuk sebuah channel suara tunggal biasanya sedang-sedang saja. Pembahasan ini menitik beratkan pada tiga jenis teknik multiplexing. Pertama, Frequency-Division Multiplexing (FDM), yang paling banyak dilakukan dan cukup dikenal oleh siapa saja yang pernah menggunakan radio atau televisi. Kedua, kasus khusus dari time Division Multiplexing (TDM) atau disebut juga dengan TDM synchkronous. Jenis ini paling banyak dipergunakan untuk memultiplexingkan aliran suara dan aliran data yang didigitalkan. Jenis ketiga dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi synchronous dengan cara menambahkan rangkaian rumit ke multiplexer. Jenis ini memiliki beberapa sebutan, diantaranya statistical TDM, synchronous TDM, dan intellegence TDM. Buku ini menggunakan istilah statistical TDM, yang menyoroti salah satu sifat utamnya. Terakhir, kita mengamati jalur pelanggan digital, yang mengkombinasikan teknologi TDM synchronous dan FDM.

Teknik Multiplexing 1. Frequency Division Multiplexing (FDM). Gabungan banyak kanal input yang menjadi sebuah kanal output yang berdasarkan frekuensi, dimana gabungan ini digunakan ketika bandwidth dari medium melebihi bandwidth sinyal yang diperlukan untuk transmisi. Tiap sinyal dimodulasikan ke dalam 18

frekuensi carrier yang berbeda dan frekuensi carrier tersebut terpisah dimana bandwidth dari sinyal-sinyal tersebut tidak overlap. Contoh yang paling dikenal dari FDM adalah siaran radio dan televisi kabel. FDM disebut juga code transparent. Pada gambar di bawah , dapat dilihat enam sumber sinyal dimasukkan ke dalam suatu multiplexer, yang memodulasi tiap sinyal ke dalam frekuensi yang berbeda (f 1,...,f6). Tiap sinyal modulasi memerlukan bandwidth center tertentu disekitar frekuensi carriernya, dinyatakan sebagai suatu channel. Sinyal input baik analog maupun digital akan ditransmisikan melalui medium dengan sinyal analog.

2. Time Division Multiplexing (TDM). Digunakan ketika data rate dari medium melampaui data rate dari sinyal digital yang ditransmisi. Sinyal digital yang banyak (atau sinyal analog yang membawa data digital) melewati transmisi tunggal dengan cara pembagian porsi yang dapat berupa level bit atau dalam blok blok byte atau yang lebih besar dari tiap sinyal pada suatu waktu.

Prinsip TDM adalah menerapkan prinsip penggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user). TDM biasanya digunakan untuk komunikasi point to point. Pada TDM, penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah dilakukan. TDM lebih efisien daripada FDM.

3. Statistical Time Division Multiplexing. TDM yang bekerja seperti FDM mengurangi/menghapus alokasi idle time pada Terminal yang tak aktif dan menghapus/mengurangi blok-blok kosong dalam Blok19

blok pesan campuran. Statistical TDM dikenal juga sebagai asynchronous TDM dan intelligent TDM, sebagai alternatif synchronous TDM. Efisiensi penggunaan saluran secara lebih baik dibandingkan FDM dan TDM. Memberikan kanal hanya pada terminal yang membutuhkannya dan memanfaatkan sifat lalu lintas yang mengikuti karakteristik statistik. STDM dapat mengidentifikasi terminal mana yang

mengganggur/ terminal mana yang membutuhkan transmisi dan mengalokasikan waktu pada jalur yang dibutuhkannya. Untuk input, fungsi multiplexer ini untuk men-scan bufferbuffer input, mengumpulkan data sampai penuh, dan kemudian mengirim frame tersebut. Dan untuk output, multiplexer menerima suatu frame dan mendistribusikan slot-slot data ke buffer output tertentu.

20

BAB III PENUTUP


Macam macam teknik encoding : Data digital, sinyal digital Data analog, sinyal digital Data analog, sinyal digital Data analog, sinyal analog

Faktor-faktor yg menentukan suksesnya receiver menerjemahkan sinyal yang datang : Perbandingan sinyal dengan noise(gangguan) Rating data Bandwidt

Ada tiga teknik dasar pengkodean atau teknik modulasi yakni: Amplitude shift keying (ASK) Frequency shift keying (FSK) Phase shift keying (PSK)

Level-level QAM Dua level ASK Empat level ASK 64 dan 256 sistem keadaan memiliki implementasi Kecepatan data diperbaiki untuk bandwidth yang diberikan

Tipe-tipe modulasi Amplitudo Modulation (AM) Phase Modulation (PM) Frequency Modulation (FM)

Agar penggunaan saluran telekomunikasi menjadi lebih efisien lagi, dipergunakan beberapa bentuk multiplexing. Multiplexing memungkinkan beberapa sumber transmisi membagi kapasitas transmisi menjadi lebih besar. Dua bentuk yang paling umum dari multiplexing adalah Frequency-Division Multiplexing (FDM) dan time Division Multiplexing (TDM). Frequency-Division Multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyalsinyal analog. Sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media yang sama 21

dengan cara mengalokasikan band frekuensi yang berlainan ke masing-masing sinyal. Diperlukan peralatan modulasi untuk memindah setiap sinyal ke band frekuensi yang diperlukan, sedangkan peralatan multiplexing diperlukan untuk mengkombinasikan sinyal-sinyal yang dimodulasikan. Synchronous time-division multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal digital atau sinyal-sinyal analog yang membawa data digital. Pada bentuk multiplexing yang seperti ini, data dari berbagai sumber dibawa dalam frame secara berulang-ulang. Setiap frame terdiri dari susunan jatah waktu, dan setiap sumber ditetapkan bahwa setiap framenya terdiri dari satu atau lebih jatah waktu. Efeknya akan tampak pada bit interleave dari data pada berbagai sumber. Statistical time-division multiplexing menyediakan layanan yang lebih efisien dibanding synchronous TDM sebagai pendukung terminal. Dengan statistical TDM, jatah waktu tidak ditetapkan terlebih dahulu untuk sumber-sumber data tertentu. Melainkan, data pengguna ditahan dan ditransmisikan secepat mungkin menggunakan jatah waktu yang tersedia.

22

DAFTAR PUSTAKA
deris.unsri.ac.id/materi/jarkom/multiplexing.pdf nryulia.staff.gunadarma.ac.id/.../Komdat3_pengkodean+data.doc nryulia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Komdat6_multiplexing.... http://dhiwie.blogspot.com/2010/06/pengertian-multiplexing.html

23

Anda mungkin juga menyukai