ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
UNIPOLAR DAN BIPOLAR RZ SINYAL ENCODE
Disusun Oleh :
NPM : 062030331139
Kelas : 4 TD
2022
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
UNIPOLAR DAN BIPOLAR RZ SINYAL ENCODE
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Dosen Pembimbing
Sarjana, S.T.,M.Kom
BAB 2
UNIPOLAR DAN BIPOLAR RZ SINYAL ENCODE
Penggunaan kode ini memiliki sinkronisasi sempurna, untuk kode balik bit
dilakukan dengan perubahan 2 sinyal, kecepatan pulsa adalah 2x kecepatan
kode NRZ dan diperlukan bandwidth sekuensial bit yang lebih
lebar.Sebagai awal sebuah bit data dapat digunakan level non-zero.
❖ Manchester
Pada kode Manchester terjadi inversi level sinyal pada saat sinyal bit berada
di tengah interval, kondisi ini digunakan untuk dua hal yaitu sinkronisasi
dan bit representasi. Kondisi logika 0 merupakan representasi sinyal transisi
dari positip ke negatip dan kondisi logika 1 merupakan representasi sinyal
transisi dari negatip ke positip serta memiliki kesempurnaa sinkronisasi.
Selalu terjadi transisi pada setiap tengah (middle) bit, dan kemungkinan satu
transisi pada akhir setiap bit. Baik untuk sekuensial bit bergantian (10101),
tetapi terjadi pemborosan bandwidth untuk kondisi jalur berlogika 1 atau
berlogika 0 untuk waktu yang panjang, kodedigunakan untuk IEEE 802.3
(Ethernet)
❖ Diferensial Manchester
Pada kode Diferensial Manchester inversi level sinyal pada saat berada di
tengah interval sinyal bit digunakan untuk sinkronisasi, ada dan tidaknya
tambahan transisi pada awal interval bit berikutnya merupakan identifikasi
bit, dimana logika 0 jika terjadi transisi dan logika 1 jika tidak ada transisi,
memiliki kesempurnaan sinkronisasi. Baik untuk jalur berlogika 1 pada
waktu yang panjang, tetapi terjadi pemborosan bandwidth untuk kondisi
jalur berlogika 0 untuk waktu yang panjang, kodedigunakan untuk IEEE
802.5 (Token Ring).
2. Sinyal bipolar
Kode bipolar menggunakan dua level tegangan yaitu non-zero dan zero
guna menunjukan level dua jenis data, yaitu untuk logika 0 ditunjukan
dengan level nol, untuk logika 1 ditunjukan dengan pergantian level
tegangan positip dan negatip, jika bit pertama berlogika 1 maka akan
ditunjukan dengan amplitudo positip, bit kedua akan ditunjukan dengan
amplitudo negatip, bit ketiga akan ditunjukan dengan amplitudo positip dan
seterusnya.
Tugas-tugas ini dilaksanakan dengan men-sampling tiap posisi bit pada tengah-
tengah interval dan membandingkan nilainya dengan threshold.
Faktor yang menentukan sukses dari receiver dalam mengartikan sinyal yang
datang :
• Data rate (kecepatan data) : peningkatan data rate akan meningkatkan bit
error rate (kecepatan error dari bit).
• S/N : Peningkatan S/N akan menurunkan bit error rate.
• Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data rate.
Lima factor yang perlu dinilai atau dibandingkan dari berbagai teknik komunikasi:
• Spektrum sinyal : desain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan
kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi, untuk
mengatasi distrosi dalam penerimaan sinyal digunakan desain kode yang
sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi.
• Clocking : Menentukan awal dan akhir dari tiap posisi bit dengan
mekanisme synchronisasi yang berdasarkan pada sinyal transmisi.
• Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal.
• Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise
• Biaya dan kesulitan : Semakin tinggi kecepatan pensinyalan memenuhi
data rate yang ada, semakin besar biayanya.
• Kita sekarang akan membahas beberapa Teknik.
Unipolar Kembali-ke-nol Signal Encode
Aliran data unipolar Kembali-ke-nol (UNI-RZ) ditunjukkan pada Gambar
1-1 (c). Bila bit data ”1”, Amplitudo sinyal pada ½ waktu bit adalah tingkat
tegangan positif dan sisa waktu bit direpresentasikan sebagai 0 V. Bila bit data “0”,
tidak ada gelombang pulsa yang berarti amplitude sinyal 0 V. Sedikit waktu RZ
adalah setengah dari waktu bit NRZ, oleh karena itu bandwidth yang dibutuhkan
dari RZ adalah satu waktu lebih dari NRZ. Namun, RZ memiliki dua variasi fase
dalam waktu sedikit, yang mudah untuk disinkronisasikan penerima. Dari Angka
1-1, membandingkan sinyal data, sinyal clock dan data setelah encoding, kita tahu
bahwa untuk mendapatkan data pengkodean RZ, kita perlu “DAN” sinyal data dan
sinyal clock. Diagram rangkaian unipolar Kembali-ke-nol encoder ditunjukkan
pada Gambar 1-4
1. Bipolar Kembali ke-nol Signal Encode
Aliran data bipolar Kembali k enol-nol (BIP-RZ) ditunjukkan pada Gambar
1-1 (d). Bila bit data “1”, amplitude sinyal pada ½ waktu bit adalah tingkat
tegangan positif dan yang lainnya ½ waktu bit adalah tingkat tegangan negative.
Bila bit data “0”, amplitude sinyal waktu bit direpresentasikan sebagai level
tegangan negative. Gambar 1-5 adalah diagram sirkuit dari BIP-RZ. Dengan
membandingkan data stream dari RZ dan BIP-RZ pada gambar 1-1, kita hanya
perlu converter untuk mengkonversi sinyal encoding dari unipolar ke bipolar,
oleh karena itu, kami menggunakan komparator untuk merancang converter,
yang dapat mengkonversi sinyal RZ ke Sinyal BIP-RZ.
Return to zero (RZ)
a. Pada sinyal RZ, pulsa untuk menyatakan bit “1” Kembali k enol
(Return to Zero = Kembali ke Nol ).
b. 50 % unipolar.
2.2.3 Peralatan
1. Modul DCTI-17600-01
2. Power Supply
3. Osiloskop